Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

(TAKS) : SESI 1 (KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI)


PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh:
PRIYO PURNOMO AS’HAB, S.Kep
A31600962

PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
HALAMAN PERI\TYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah Akhir Ners adaiah hasil kar,v-a saya sendiri dan semua sumher baik yang

dikutip maupun diru.iuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Priy'o Purnomo As'hab, S.Kep

NIM :.A31600962

'fanda tangan :

'fanggal : 15 Agustus20lT

ll
HALAMAN PE&SETUJUAN

Yang bertanda tangan dibalvah ini nren),atakan bahrva Karya llmiah Akhir Ners r,,ang
b*rjrxiul:

PENERAFAN TERAPI AKTIVITAS KEL(JMPOK SOSIAL,ISASi (TAKS) : SESI i


IKEMAMPUA}{ MEIVTPERKENALI{AJ{ DIRI) PANA PASIEN ISOLASI SOS{AI,:
MENARIK DIRI.

Dipersrapkan d*r disusrin oleh:

Pri-vo Purnnmo As'hab, S.Kep

Tel*h disetujui pada,

Hari : Selasa

Tanggal : l5 Agustr-rs 2017

:,''

{ fke &Iardiati Agustinn M.Kep., Sp.Kep"J)

Stufli S I Keperart'atan
,d^\$33'fl.%gf*\
*":..o'.,- , ..''or:i;
u"4

', $"Kep", *s., $I"it*p i

iii
I AL.&*{AN p}-t{CES,4r{A r{

Kana ll*riah Akhir Ners inj cliajukan *treh.

i.iarnc . Ilriv* Pi:momo As'hal;. S_I{ep

Nltu{ : A3 t60l9ti2

Pr*gram stridi . Ners Keperawatan

.ludul KIA-N PENERAPAN TI'RAPI AK"I'IVIT'AS KEI,OI\.iPd}K


SCSIALISASI (TAKSi SL*st I (KEMi\h,,tpLJAt,l
L'fE:1.\{]}}:RKLNALKA}\I D1Rt) PAI-]A IiASIIai{ ISOLASi
5{}SIAI-. MtrNARII{ L}lR I

Telah berhasil di Dew'an Penguji dan diterirna sebagai bagian

perslraratan yang di

DE1VAN P{NGUJtr, ,,:t

P*mbimbing

{ Ik* Marcliati Agustin. }'LI{ep,, Sp"Kep.J !

Pengqii

{ Arnika Drryi Ast M.kep )

Ilitetapkan di : Gomtrong, Kebuuren

'1'ar:gg*l
. 16 Agustus l*!?

:,Y
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PULIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademis STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang


bertandatangan dibawah ini:
NAMA : Priyo Purnomo As’hab, S.Kep
NIM : A31600962
Pogram Studi : Ners Keperawatan
Jenis karya : Karya Ilmiah Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “PENERAPAN TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) : SESI 1 (KEMAMPUAN
MEMPERKENALKAN DIRI) PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK
DIRI.”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak bebas Royalti Noneksklusif
ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,
mengolah dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Gombong, Kebumen
Pada tanggal: 16 Agustus 2017
Yang menyatakan,

(Priyo Purnomo As’hab, S.Kep)

v
Program Studi Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTA, Agustus 2017
Priyo Purnomo As’hab, S.Kep1, Ike Mardiati Agustin2,M.Kep.,Sp.Kep.,J

ABSTRAK
PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) : SESI 1
(KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI) PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL:
MENARIK DIRI

Latar belakang. Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan
perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang
mengancam. Pada pasien dengan isolasi sosial dapat dilakukan dengan terapi
modalitas, salah satunya yaitu terapi aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok
merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok
klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Jenis terapi aktivitas
kelompok salah satunya yaitu Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS).
Tujuan. Menguraikan hasil penerapan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS):
sesi 1.
Metode. Penulisan karya tulis ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan
studi kasus.
Hasil. Kemampuan kelima pasien rata-rata secara verbal meningkat sebesar 2,4 dan
kemampuan nonverbal meningkat sebesar 1,8.
Rekomendasi. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) diaplikasikan dalam
program terapi pasien dengan isolasi sosial: menarik diri.

Kata kunci: isolasi sosial: menarik diri, terapi aktivitas kelompok sosialisasi
1
Mahasiswa Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
2
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

vi
Ners of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
KTA, August 2017
Priyo Purnomo As’hab, S.Kep1, Ike Mardiati Agustin2,M.Kep.,Sp.Kep.,J

ABSTRACT
APPLICATION OF THE SOCIALIZATION ACTIVITY GROUP THERAPY:
SESSION 1 (CAPACITY INTRODUCTION) IN SOCIAL ISOLATION
PATIENTS: SELF-INTEREST

Background. Social isolation is a solitary experience of a person and feelings of


reluctance to others as something negative or a threatening situation. In patients with
social isolation can be done with modal therapy, one of which is group activity therapy.
Group Activity Therapy is one of the modalities of therapy performed by nurses to a
group of clients who have the same nursing problems. Type of group activity therapy
one of them is Socialization Activity Group Therapy.
Aim. Describe the results of the application of socialization activity group therapy:
session 1.
Method. Writing this paper is an analytical descriptive with case study approach.
Results. The five patient's average ability was verbally increased by 2.4 and the
nonverbal ability increased by 1.8.
Recommendation. Group Socialization Activity Therapy is applied in a patient
therapy program with social isolation: withdrawal.

Keywords: social isolation: withdrawal, socialization activity group therapy


1.
University Ners Student Of Nursing Muhammadiyah Health Sciece Institute Of
Gombong
2.
Lecturer of Nursing Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong.

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahkan untuk ilmu pengetahuan keperawatan.

viii
MOTTO

“ too much love will kill you”

ix
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan rahmat,
nikmat dan karunia yang tak pernah putus sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah Akhir Ners yang bejudul “PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) : SESI 1 (KEMAMPUAN
MEMPERKENALKAN DIRI) PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK
DIRI.”.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Profesi Ners pada STIKES Muhammadiyah
Gombong Kebumen. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir
Ners ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai
pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ahmad Sujangi selaku bapak dari penulis atas dukungan motivasi menyelesaikan
karta ilmiah akhir ners ini.
2. Sulastri selaku ibu dari penulis atas dukungan motivasi menyelesaikan karta ilmiah
akhir ners ini.
3. Herniyatun, M.Kep.,Sp. Mat selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong
Kebumen.
4. Isma Yuniar M. Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong Kebumen.
5. Dadi Santoso, M.Kep selaku Ketua Koordinator Program Ners Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen.
6. Ike Mardiyati Agustin, M.Kep,Sp.Kep.J selaku pembimbing atas bimbingan yang
diberikan sehingga terselesaikannya karya ilmiah akhir ners ini.
7. Arnika Dwi Asti, M.Kep selaku penguji yang telah meloloskan karya ilmiah akhir
ners ini.
8. Seluruh teman-teman di STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen atas
dukungan semangat sampai terselesaikannya karya ilmiah akhir ners ini.

x
9. Teman sejawat di UPT Puskesmas Kesugihan II Cilacap atas kerjasama selama
melakukan kegiatan penelitian.
10. Semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari karya Ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Tiada kesempurnaan dalam setiap
perubahan melainkan setiap langkah menuju perubahan merupakan awal dari jalan
menuju kesempurnaan. Akhir kata semoga karya Ilmiahakhir ners ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Amin
Wassalamualaikum wr.wb
Gombong, Agustus 2017

Priyo Purnomo As’hab, S.Kep

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSUTUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 5
C. Manfaat ............................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
A. Konsep dasar isolasi sosial: menarik diri ......................................................... 6
1. Pengertian .................................................................................................... 6
2. Tanda dan Gejala .......................................................................................... 7
3. Patofisiologi ................................................................................................. 8
B. Konsep dasar Terapi aktivitas kelompok sosialisasi ........................................ 13
C. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS): sesi 1 ...................................... 15
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN .............................. 19
A. Profil Lahan Praktik ......................................................................................... 19
1. Visi Misi ....................................................................................................... 19
2. Gambaran Wilayah ...................................................................................... 19
3. Jumlah Kasus ............................................................................................... 19
4. Upaya Pelayanan dan Penanganannya ........................................................ 20
B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan .......................................................... 20

xii
1. Pengkajian .................................................................................................... 20
2. Diagnosa keperawatan .................................................................................. 24
3. Intervensi ...................................................................................................... 26
4. Implementasi ................................................................................................ 27
5. Evaluasi ........................................................................................................ 27
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 30
A. Analisis Karakteristik Klien/Pasien ................................................................. 30
B. Analisis Masalah Keperawatan ....................................................................... 33
C. Analisis Intervensi dan implementasi............................................................... 34
D. Inovasi Tindakan Keperawatan ........................................................................ 36
E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 39
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 39
B. SARAN ............................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41
LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilaian kemampuan verbal TAKS: sesi 1 ....................................... 17


Tabel 2.2 Penilaian kemampuan non verbal TAKS: sesi 1 ................................ 17
Tabel 3.1 Analisa data pada pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas
Kesugihan II (n=5) ............................................................................. 24
Tabel 3.2 Penilaian kemampuan verbal sebelum kegiatan TAKS: sesi 1 di UPT
Puskesmas Kesugihan II (n=5) ........................................................... 27
Tabel 3.3 Penilaian kemampuan nonverbal sebelum kegiatan TAKS: sesi 1 di UPT
Puskesmas Kesugihan II (n=5) .......................................................... 28
Tabel 3.4 Penilaian kemampuan verbal sesudah kegiatan TAKS: sesi 1 di UPT
Puskesmas Kesugihan II (n=5) ........................................................... 28
Tabel 3.5 Penilaian kemampuan nonverbal sesudah kegiatan TAKS: sesi 1 di UPT
Puskesmas Kesugihan II (n=5) ........................................................... 28
Tabel 4.1 Distribusi pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas Kesugihan
II menurut jenis kelamin (n-5) ........................................................... 30
Tabel 4.2 Distribusi pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas Kesugihan
II menurut umur (n=5) ....................................................................... 30
Tabel 4.3 Distribusi pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas Kesugihan
II menurut pendidikan (n=5) .............................................................. 31
Tabel 4.4 Distribusi pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas Kesugihan
II menurut status perkawinan (n=5) ................................................... 31
Tabel 4.5 Distribusi pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas Kesugihan
II menurut riwayat keturunan (n=5) ................................................... 32
Tabel 4.6 Distribusi pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas Kesugihan
II menurut status kesehatan (n=5) ...................................................... 32
Tabel 4.7 Kemampuan verbal pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT Puskesmas
Kesugihan II pada pertemuan I dan II kegiatan TAKS: sesi 1 (n=5) . 35
Tabel 4.8 Kemampuan nonverbal pasien isolasi sosial: menarik diri di UPT
Puskesmas Kesugihan II sebelum dan sesudah kegiatan TAKS: sesi 1
(n=5) ................................................................................................... 35

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara global World Health Organization 2013-2020 mendefinisikan
kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang tidak hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan. UU Kesehatan No. 36 (2009) menyatakan
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
merupakan hak azasi setiap orang yang dijelaskan dalam UUD 1945, Pasal 28 H
ayat 1. NHS Confedaration Mental Health Network (2012) menyatakan bahwa No
health with mental health harus menjadi kerangka berpikir organisasi kesehatan
yang ada disetiap negara didunia. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan jiwa
merupakan bagian integral dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan. WHO
(2001) mendefinisikan kesehatan jiwa sebagai kondisi sejahtera dimana individu
menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress dalam
kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Menurut UU No 3 th 1966 yang dimaksud dengan kesehatan jiwa adalah
suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan
orang lain. Kesehatan jiwa adalah keadaan sejahtera yang ditandai dengan perasaan
bahagia, keseimbangan, merasa puas, pencapaian diri dan optimis (Stuart, 2009).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah
kemampuan seseorang untuk menampilkan perilaku yang sehat secara emosional,
psikologis, sosial dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang efektif
serta konsep diri yang positif.
Sekitar 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa (WHO,
2006). Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Badan
penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun
2

2007 menunjukkan data prevalensi nasional untuk gangguan jiwa berat pada usia
> 15 tahun adalah 0,46%. Berdasarkan temuan tersebut maka estimasi jumlah
penyandang gangguan jiwa berat di Indonesia adalah 772.800 orang (Keliat, 2013).
Prevalensi tertinggi untuk gangguan jiwa berat di Provinsi DKI Jakarta (2,03%), di
Jawa Barat (0,20%) dan kota Bogor (0,40%). Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa ada kecenderungan peningkatan masalah kesehatan jiwa
terutama gangguan jiwa berat dari tahun ke tahun. Gangguan jiwa berat dalam
diagnosis medis disebut Skizofrenia. Skizofrenia adalah sekumpulan sindroma
klinik yang ditandai dengan perubahan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari
perilaku (Kaplan; Sadock, 2007).
Skizofrenia sebagai suatu penyakit otak persisten dan serius yang dapat
mengakibatkan timbulnya perilaku psikotik, pemikiran konkrit dan kesulitan
memproses informasi. Gejala skizofrenia dibagi dalam dua kategori utama yaitu
gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif meliputi waham, halusinasi, gaduh
gelisah, perilaku aneh, sikap bermusuhan dan gangguan berpikir formal. Gejala
negatif meliputi sulit memulai pembicaraan, afek tumpul atau datar, berkurangnya
motivasi, berkurangnya atensi, pasif, apatis dan penarikan diri secara sosial dan
rasa tidak nyaman (Videbeck, 2008). Gejala negatif sebagian besar mengganggu
klien dalam penyesuaikan diri dan berdampak pada kemampuan memulai dan
mempertahankan hubungan, memulai dan mempertahankan percakapan,
mempertahankan pekerjaan, membuat keputusan, dan menjaga kebersihan diri
(Burbridge; Barch; Varcarolis, 2006). Uraian di atas memberikan gambaran bahwa
individu dengan skizofrenia mengalami perubahan – perubahan pada perasaan,
pikiran dan perilaku menjadi maladaptif.
Ketidak mampuan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan dapat
mempengaruhi kesehatan jiwa. Satu diantaranya adalah isolasi sosial, supaya dapat
mewujudkan jiwa yang sehat, maka perlu adanya peningkatan jiwa melalui
pendekatan secara promotif, preventif dan rehabilitatif agar individu dapat
senantiasa mempertahankan kelangsungan hidup terhadap perubahan – perubahan
yang terjadi pada dirinya maupun pada lingkungannya (Winddyasih, 2008). Isolasi
sosial juga merupakan masalah keperawatan yang banyak dialami oleh pasien
3

gangguan jiwa berat. NANDA (2012) mendefiniskan isolasi sosial sebagai suatu
pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain
sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam. Menurut Townsend
(2009) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya.
Sebesar 72% klien Skizofrenia mengalami isolasi sosial dan 64% mengalami
penurunan kemampuan pemeliharaan diri (Maramis, 2006). Bobes,et al (2011)
menyatakan 45,8% klien skizofrenia mengalami isolasi sosial. Sedangkan
penelitian yang dilakukan Keliat (2006) menunjukkan perilaku yang sering muncul
pada klien skizofrenia adalah isolasi sosial sebesar 72%. Kondisi klien sering
terabaikan karena tidak secara nyata mengganggu atau merusak lingkungan dan hal
ini akan semakin memperparah isolasi sosial.
Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosialnya, dan melatih klien
berinteraksi dengan orang lain secara bertahap dapat dilakukan pada pasien isolasi
sosial. Terapi generalis dalam bentuk kelompok yang dapat diberikan berupa
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi. Keliat dan Akemat, (2004) telah melakukan
penelitian pada diagnosis isolasi sosial dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi. Hasilnya menunjukkan kemampuan sosialisasi klien
meningkat secara bermakna. Berdasarkan penjelasan di atas, pemberian tindakan
generalis keperawatan baik untuk masalah halusinasi dan isolasi sosial sangat
membantu klien mengatasi masalah isolasi sosial baik dalam penurunan tanda
gejala maupun peningkatan kemampuannya. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi marupakan salah satu terapi modalitas terapi keperawatan dalam
bentuk permainan atau interaksi satu dengan yang lain, dimana orang balajar untuk
meningkatkan harga dirinya dengan menggali kemampuan positif individu, dan
membantu anggotanya berhubungan satu dengan yang lain. Serta mengubah
perilaku yang distruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi
dari setiap anggota, dan di dalam kelompok seseorang dapat berbagi pengalaman
dan saling menemukan hubungan interpersonal yang baik dan merasa diakui dan di
hargai (Rowlins dan Bock, 2009).
4

Pasien harga diri rendah perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dapat
kembali ke masyarakat dengan memiliki konsep diri yang positif sehingga dapat
memudahkan mereka untuk bersosialisasi kepada orang lain dengan meningkatkan
harga diri mereka terlebih dahulu. Salah satu upaya untuk dapat mengembalikan
harga diri klien menarik diri dengan memberikan terapi modalitas yaitu terapi
aktivitas kelompok (Keliat, 2009). Pengaruh TAK pernah diteliti sebelumnya
terhadap peningkatan harga diri, komunikasi maupun penurunan perilaku menarik
diri, depresi dan halusinasi pada pasien. Hasil penelitian mengenai pengaruh TAK
terhadap peningkatan harga diri pada pasien menarik diri di RS. Jiwa DR. Radjiman
Wediodiningrat Lawang, menunjukkan adanya penurunan tanda gejala harga diri
rendah setelah dilakukan TAK (Widowati, dkk. 2010).
Penelitian mengenai TAKS (terapi aktifitas kelompok sosialisasi) oleh Arip
(2010) dengan judul “Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap
kemampuan komunikasi pada klien menarik diri di rumah sakit jiwa propinsi NTB”
menunjukkan adanya kemampuan berkomunikasi pada pasien menarik diri.
Penelitian Pribadi (2012) mengenai “Pengaruh terapi aktivitas kelompok :
sosialisasi sesi 1-3 terhadap kemampuan komunikasi verbal pada klien menarik diri
di rumah sakit jiwa provinsi Jawa Barat” menunjukkan adanya ada pengaruh antara
Terapi Aktivitas Kelompok : Sosialisasi (TAKS) sesi 1-3 dengan kemampuan
komunikasi verbal pada klien menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat. Pandeirot (2015) melakukan penelitian “Pengaruh terapi aktivitas kelompok
sosialisasi terhadap kemampuan bersosialisasi pasien isolasi sosial diagnosa
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya”. Hasil dari penelitian ini semua
responden tidak memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik sebelum
dilakukan TAKS sebanyak 7 orang (100%), sedangkan setelah dilakukan TAKS
sebagian responden mampu untuk bersosialisasi dengan baik sebanyak 5 orang
(0,8%) dan ada pengaruh TAKS terhadap kemampuan bersosialisasi.
TAKS terdiri atas 7 sesi, dalam penelitian ini TAKS yang dilakukan TAKS
sesi 1 karena sesuai dengan tujuan dari TAKS sesi 1 yaitu pasien mampu
menyebutkan jati diri yang meliputi nama lengkap , nama panggilan, asal dan hobi.
Setelah klien melakukan TAKS sesi 1 kemampuan komunikasi verbal pasien akan
5

meningkat dan ini merupakan dasar klien untuk mampu melakukan komunikasi
verbal. Walaupun penelitian mengenai TAKS telah terbukti banyak memberikan
manfaat dalam mengatasi berbagai masalah gangguan jiwa, namun TAKS masih
sangat jarang dilakukan di Puskesmas, sehingga penulis tertarik melakukan
penerapan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) : sesi 1 (kemampuan
memperkenalkan diri) di Puskesmas Kesugihan II. pelaksanaan kegiatan tersebut
dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk penulisan karya ilmiah akhir ners
“Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) : Sesi 1 (Kemampuan
Memperkenalkan Diri) Pada Pasien Isolasi Sosial: Menarik Diri”.
B. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menguraikan hasil
penerapan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS): sesi 1.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik pasien isolasi sosial: menarik diri.
b. Mengetahui kemampuan pasien sebelum mengikuti kegiatanTAKS: sesi 1.
c. Mengetahui kemampuan pasien setelah mengikuti kegiatan TAKS: sesi 1.
d. Mengetahui peningkatan kemampuan pasien setelah mengikuti kegiatan
TAKS: sesi 1.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini telah dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
informasi bagi perawat mengenai pentingnya manfaat terapi aktivitas kelompok
sosialisasi dan bagaimana memberikan terapi aktivitas kelompok yang tepat
dan benar sehingga dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi pada pasien
gangguan jiwa dan mempercepat proses penyembuhan penyakit pasien.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu keperawatan, khususnya
ilmu keperawatan jiwa, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan jiwa selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arip,M. (2010). Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan


komunikasi pada klien menarik diri di rumah sakit jiwa propinsi NTB.
Mataram: Poltekkes Kemenkes Mataram.

Dalami, Ermawati dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta : Trans Media.

Efendi, Surya. (2012). Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Terhadap Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial. Padang: Universitas Andalas

Eko Prabowo. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Medikal Book.

Fitria, Nita. (2009). Perinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kaplan, H.I & Saddock, B.J. (2007). Sinopsis Psikiatri Ilmu pengetahuan Perilaku
Psikiatri klinis. Jilid 1. 10th ed. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Keliat, B.A., (2003). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta: EGC

Keliat, B.A., & Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC

Keliat, B.A. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B.A., & Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta:
EGC

Kustaryono, A. (2007). Efektivitas terapi kelompok untuk mengurangi kecemasan pada


orang lanjut usia. Yogyakarta: Tesis: Yogyakarta Pascasarjana Universitas
Gajah Mada

Majnun, D. (2009). Terapy Modalitas Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Pandeirot. (2015). Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan


bersosialisasi pasien isolasi sosial diagnosa skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth.
42

Pribadi, M. Sugeng.dkk. (2012). Pengaruh terapi aktivitas kelompok : sosialisasi sesi


1-3 terhadap kemampuan komunikasi verbal pada klien menarik diri di rumah
sakit jiwa provinsi jawa barat. Tasikmalaya: Bakti kencana medika.

Purwaningsih, W. (2009). Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika Purba,


dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press

Purba, John Edison. (2009). Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap


Ketidakmampuan Bersosialisasi pada Penderita Skizofrenia yang Dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Tesis (tidak diterbitkan)
Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Rawlins, William & Beck (2009). Mental Health Psychiatric Nursing A Holistic Life
Cycle Approach, Third Edition, USA: Mosby Years Books. Riyadi, S. (2009).
Asuhan keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rahayuningsih, A., Hamid, A.Y., Mulyono, S. (2007). Pengaruh Terapi Kognitif


terhadap tingkat harga diri dan kemandirian pasien dengan Kanker Payudaradi
RS Kanker Dharmais Jakarta. Tidak dipublikasikan

Rawlins, William & Beck (2009). Mental Health Psychiatric Nursing A Holistic Life
Cycle Approach, Third Edition, USA: Mosby Years Books.

Stuart, G. W, (2008). Keperwatan psikitrik: Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi


5.Jakarta : EGC.

Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in


Evidence-Based Practice. 6th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company

Varcarolis, E.M. (2003), Psychiatric Nursing Clinical Guide; Assesment Tools and
Diagnosis . Philadelphia: W.B Saunders Co

Varcarolis, E.M., Carson, V.B. & Shoemaker, N.C., (2006). Foundations of Psychiatric
Mental Health Nursing, 5th Edition. Saunders Elsevier, USA.

Veenu. (2007). Pelatihan keterampilan sosial dasar untuk pasien dengan gangguan
skizofrenia. Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gajah Mada

Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wardani, I.Y., Hamid, A.Y., Wiarsih, W. (2010). Manajemen kasus spesialis


kperawatan jiwa pada pasien dengan diagnosa keperawatan risiko perilaku
kekerasan di ruang Dewi Amba dan Antareja RSMM Bogor. KTI. Jakarta. FIK
UI. Tidak dipublikasikan
43

Widowati dkk. (2010). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok terhadap Harga Diri
Klien Menarik Diri Di Ruang Seruni Rs Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat
Lawang. Diunduh dari info@ppni-ngawi.org,purwanton@gmail.com

Winddyasih. (2008). Manajemen Stres, National Safety Councli. Jakarta : EGC

WHO. (2001). The world health report: 2001: mental health: new Understanding, new
hope. www.who.int/whr/2001/en/ diperoleh 30 Juli 2017

WHO. (2009). Improving health systems and services for mental health (Mental health
policy and service guidance package). Geneva 27, Switzerland: WHO Press

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Adi


PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI DI UPT


PUSKESMAS KESUGIHAN II

Penyusun :

PRIYO PURNOMO AS’HAB


NIM. A31600962

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2017
BAB I

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

A. TOPIK
SESI 1 : TAKS (Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi) Memperkenalkan Diri
B. TUJUAN

1. Tujuan umum:
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi
2. Tujuan khusus:
a. Klien mampu menyebutkan nama lengkap
b. Klien mampu menyebutkan nama panggilan
c. Klien mampu menyebutkan asal
d. Klien mampu menyebutkan hobby
e. Klien mampu melakukan kontak mata
f. Klien mampu duduk tegak
g. Klien mampu menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

h. Klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir


C. LANDASAN TEORI
Sosilaisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain (Gail W Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang
menarik diri, yaitu percobaan untukmenghindari interaksi dengan orang lain.
Individu yang mempunyai mekanisme koping maladaptive bila tidak segera
melibatkan terapi baik yang menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan
buruk.Hampir diseluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang
mengalami skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey kesehatan
Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan 185 orang per 1000 penduduk
Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di
Rumah Sakit masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik
diri (17,91%), halusinasi (26,39%), perilaku kekerasan (17,41%), dan harga diri
rendah (16,92%). (Pikiran Rakyat Bandung, 2007). Penatalaksaan klien dengan
riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian intervensi
Terapi Aktktivitas Kelompok Sosialisasi, yang merupakan terapi modalitas
keperawatan jiwa dalam sebuah aktivitas secara kolektif dalaqm rangka pencapaian
penyesuaian psikologis , perilaku dan pencapaian adaptif optimal pasien.
a. Tujuan Dan Manfaat TAK Sosialisasi memperkenalkan diri:
1) Mempunyai banyak teman
2) Menambah Pengetahuan
3) Mudah mendapat bantuan orang lain
4) Dapat membagi pengalaman dengan orang lain
5) Dapat membagi perasaan dengan orang lain 6) Dapat mengetahui perasaan
orang lain

b. Kerugian Tidak Bersosialisasi

1) Tidak mempunyai teman

2) Kurang pengetahuan

3) Susah mendapatkan bantuan dari orang lain

4) Dikucilkan dari orang lain

5) Tidak dapat berbagi perasaan dengan orang lain

c. Teknik Sosialisasi yang Baik

1) Memberikan ucapan salam

2) Bersosialisasi dengan orang lain secara bertahap dengan cara :


memperkenalkan diri (tatap muka, tersenyum dan membalas senyum)
3) Ikut dalam kegiatan kelompok di lingkungan : senam pagi, mengikuti
kegiatan jahit menjahit (untuk perempuan), menonton TV bersama teman.
4) Mengikuti aturan/ etika di lingkungan (sopan santun)

5) Apabila meninggalkan teman bicara sebaiknya mengucapkan salam


perpisahan sesuai situasi
D. KLIEN
1. Kriteria

a. Pasien yang sehat fisik


b. Pasien yang sudah diintervensi oleh perawat
c. Pasien isolasi social yang sudah dapat bersosialisasi
d. Pasien yang dapat membaca dan menulis
e. Pasien yang menyetujui kontrak
f. Pasien yang belum mengikuti TAKS
2. Proses Seleksi

Klien diseleksi berdasarkan pengkajian dari perawat. Penyeleksian masalah


berdasarkan masalah keperawatan. Selanjutnya dilakukan kontrak dengan
klien.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu

a. Hari / tanggal : Jumat, 3 Maret 2017

b. Jam : 13.30 – 14.15 WIB

c. Acara : 45 menit

- Fase Orientasi : 10 menit

- Fase Kerja : 20 menit

- Fase Terminasi : 15 menit +


45 menit
d. Tempat : Ruang pertemuan UPT Puskesmas
Kesugihan II
e. Jumlah pasien : 8 orang

2. Tim terapis

a. Leader : Priyo Purnomo As’hab


1) Melakukan validasi perasaan pasien hari ini
2) Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok
3) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
4) Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
5) Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
6) Memberi reinforcement positif
b. Co leader : Budi Hartoyo

1) Membantu tugas leader


2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
4) Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
5) Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator : Yuniarti, Waniti, Titin indriany

1) Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok


2) Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama
TAK berlangsung
3) Menyiapkan alat/media
4) Mengantisipasi hal – hal diluar rencana
3. Metode dan media

a. Metode

1) Dinamika Kelompok
2) Diskusi dan Tanya jawab
3) Bermain Peran dan Simulasi
b. Media

1) Laptop
2) Speeker
3) Jadwal Kegiatan Harian
4) Bola Tenis
5) Buku catatan dan pulpen
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan:


a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien

2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis

b. Evaluasi/ validasi:
1) Menyakan perasaan klien saat ini
c. Pelaksanaan tujuan dan aturan main
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.

2) Menjelaskan aturan main berikut:

- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta


ijin kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.


3. Tahap kerja

a. Laptop yang beriisi lagu-lagu akan dihidupkan serta bola diedarkan


berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kanan yang sedang
memgang bola) dan pada saat music dihentikan maka anggota kelompok
yang memegang bola memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan kembali music dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah
jarum jam
c. Pada saat music dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi dan asal. Dimulai dari terapis sebagai contoh
d. Tulis nama panggilan pada papan nama / kertas dan tempel / pakai

e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapatkan giliran


f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member
tepuk tangan
4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi Respon Subjektif

1) Terapis menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

3) Kemampuan Verbal
No Aspek yang dinilai Nama pasien

1. Menyebutkan nama lengkap


2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
JUMLAH

b. Evaluasi Respon Obyektif

No Aspek yang dinilai Nama pasien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Mengunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
JUMLAH
Petunjuk :
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan pasien yang ikut
TAKS.
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 pasien
mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 pasien belum mampu.

c. Rencana Tindak Lanjut

1) Terapis menganjurkan tiap anggota kelompok melatih


memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Terapis menganjurkan memasukan kegiatan memperkenalkan diri
pada jadwal kegiatan harian.
d. Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati kegiatan berikut yaitu berkenalan dengan anggota


kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat

G. SUMBER
Keliat, Budi Anna. (2015). Keperawatanh Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC
KEMAMPUAN PASIEN SETELAH MENGIKUTI TAKS: SESI 1

a. Evaluasi kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama pasien

[, [,. fr f" (r
1 Menyebutkan nama lengkap L, U
2. Men,vebutkarl nama panggii an t- a-/ \.,.'
- Menyebutkan asal lr/ w l-/
4. Menyebutkan hobi t-/ (-/ l-. (./'
ruMLAH q q ,l (t I
b. Evaluasi kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama pasien

I, rL (7 {v Vr
1 Kontak mata
Y x \C
Y
2. Duduk tegak l-
1
1 Mengunakan bahasa tubuh yang sesuai Y x X
Mengikuti kegiatan dari awal
4.
akhir
sampai
w '(./
N]MLAH
3 Z ,l 7 L
Petuniuk :

1) Dibawah judul nama klien. tulis nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2) Untul< tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tancla (ri) iit<a
ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlah kemampuan yang ditemukan. jika nilai 3 atau 4 pasien mampu. rlan
jika nilai 0, I, atau 2 pasien belum mampu.
KEMAMPUAN PASIEN SEBELUM MENGIKUTI TAKS: SESI 1

a. Evaluasi kemampuan verbal

Ncr Aspek yang diniiai Nama pasien

f, f^_ $ (u (r
1 Menyebutkan nanla lengkap V x X x x
2. Menyebutkan nama panggilan l-. tL/ t-. l-- (-
Menyebutkan asal
l( x C/
4. Menyebutkan hobi )\ X K x X
JUMLAH l I L L .,1*

b. Evaiuasi kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama pasien

Kontak mata
r, 0- (5
x x x
Y" k
1
X X
2. I)tiduk tegak x X K x Y
J. Mengunakan bahasa tubuh yang sesuai Y X K K x
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
V t-/ (/
akhir
JUMLAH {
t I (

Petunjuk:
1) Dibaw-ah judul nama klien, tulis nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2) Llntuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (x) iifa
ditemukan pada klien atau tanda (x).iika tidak ditemukan.
3) Jumlah kemampuan yang ditemukan. jika niiai 3 atau 4 pasien mampu, dan
iika nilai 0, 1. atau 2 pasien belum mampu.
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Priyo Purnomo As'hab, S"Kep


NIM : 431600962
Dosen pembimbing : Ike Mardiati Agustin, M.Kep, Sp.Kep.J

No Tanssal Catatan 'ftd.l)osen Ttd}/f1svt


\. \Ys/tr ('tr"'t^ bap |,rr\
'un' ,-
Ll"e
f-ti \
7. \4ra r\\ I'b;t,n 04'tb
-k
^ll
\ta-- - rr.\.n
I 15
pltt fi- 5- l'r-+ I
U ['o -.1.^
+
l,Qn\"Ya ' ^
0f/ )'
I
_t
q_
(r"w"rt- W;
4, frltrpo
<6{1'"Y
'u- l
It

\w ' ""-'"
LElIBAR [iE\,'I:.I

ILA}L{SISWA ?trtYo PuRnzor-ro AS' H*9


NTM htt600g(L
JIJDLTi

PEI{GUJi , h:v (: bF;


BAB HAI, SAR{N PARAF

V-^^6fu*"-
I
Wlr-
f* 1",t nTit
a,tn[tt'
lwrY \

t-*
P
I
t
I

Y
1

I
i

I
{

I
I
I

I
I

-Lo'nfo^^
l
I
I
I

- Frf*l^1*"- y*'a|*^--

Anda mungkin juga menyukai