Anda di halaman 1dari 7

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

RSUD SALATIGA

Novianti Mandasari1, Wiharyanto Oktiawan2, Sudarno3

ABSTRAK
RSUD Salatiga adalah salah satu rumah sakit yang sudah memiliki instalasi pengolah limbah
cair, namun belum dapat mengolah semua limbah yang dihasilkan. Instalasi pengolahan limbah
yang akan dirancang akan mengolah limbah yang berasal dari instalasi gizi, laundry, PONEK,
paviliun dan ruang kelas III. Kapasitas IPAL yang akan dibuat sebesar 120,4 m3/hari dengan
jenis pengolahan biofilter anaerob-aerob. Pengolahan yang akan digunakan terdiri dari bak
kontrol, bak pemisah lemak, bak equalisasi, bak pengurai anaerob, bak pengendapan awal,
biofilter anoksik, biofilter aerob, bak pengendap akhir dan bak indikator dengan proses
desinfeksi. Nantinya, apabila IPAL yang baru sudah dibuat, IPAL yang sudah ada akan tetap
dipergunakan sehingga RSUD Salatiga akan memiliki dua IPAL.

Kata kunci: air limbah, biofilter, anaerob-aerob

ABSTRACT
RSUD Salatiga is a hospital that already has a wastewater treatment plant, but has not been
able to process all the waste generated. Wastewater treatment plant will be designed to process
wastewater from the installation of nutrition, laundry, PONEK, pavilion and classroom III. WWTP
capacity will be made at 120.4 m3/day with the type of anaerobic-aerobic biofilter treatment.
Processing to be used consists of control boxes, tubs fat separator, equalization basin, tub
anaerobic decomposition, initial deposition basin, anoxic biofilter, biofilter aerobic, final settling
basin and bath indicators with the disinfection process. Later, when the new WWTP has been
made, the existing WWTP will be retained so that the hospital will have two WWTP Salatiga.

Key words: wastewater, biofilter, anaerob-aerob

PENDAHULUAN sakit menghasilkan air buangan yang


Rumah sakit merupakan salah satu berpotensi menimbulkan gangguan
sarana kesehatan yang digunakan sebagai kesehatan bagi lingkungan di sekitarnya.
upaya untuk memelihara dan meningkatkan Dengan kata lain, selain berfungsi sebagai
kesehatan. Orang yang datang ke rumah pelayan jasa sosial, rumah sakit juga
sakit tidak hanya yang sakit, tetapi juga berpotensi untuk menularkan penyakit
yang sehat. Resiko pencemaran dan seperti yang dihasilkan dari limbah cair
penularan penyakit sangat mungkin terjadi rumah sakit itu sendiri.
di tempat ini. Dalam kegiatannya, rumah
RSUD Salatiga merupakan sarana 3. Tahap evaluasi kondisi eksisting IPAL
kesehatan yang dalam seluruh kegiatannya Pada tahap ini dilakukan evaluasi
menghasilkan limbah cair yang perlu diolah terhadap kinerja IPAL RSUD Salatiga.
agar tidak mencemari lingkungan. RSUD Evaluasi unit operasi dilakukan dengan
Salatiga merupakan salah satu rumah sakit membandingkan desain eksisting
yang sudah memiliki IPAL sendiri dengan dengan kriteria desain yang ada yang
kapasitas 200 TT. Namun, instalasi disesuaikan dengan tinjauan pustaka.
pengolahan limbah yang sudah ada tidak Selain itu, dilakukan juga evaluasi
untuk menampung limbah cair dari gedung terhadap debit air limbah yang masuk ke
paviliun, PONEK, ruang rawat kelas III, IPAL RSUD Salatiga.
instalasi gizi dan instalasi laundry, sehingga 4. Tahap penyusunan dan penentuan
diperlukan instalasi pengolahan limbah alternatif pengolahan
yang akan dipergunakan untuk mengolah Pada tahap ini akan dilakukan analisis
limbah tersebut. proses pengolahan apa saja yang
mungkin diterapkan dan sesuai dengan
METODOLOGI karakteristik air limbah yang ada di
Dalam pelaksanaan Desain Instalasi RSUD Salatiga. Pada tahap
Pengolahan Air Limbah RSUD Salatiga perancangan ini akan menghasilkan 3
diperlukan tahapan pekerjaan yang alternatif pengolahan yang mungkin
sistematis mulai dari tahap awal hingga diterapkan di RSUD Salatiga dan pada
selesai, sehingga diperoleh hasil yang akhirnya akan menghasilkan sistem
optimal. pengolahan air limbah RSUD Salatiga
Tahap perancangan Desain Instalasi yang paling tepat diterapkan dengan
Pengolahan Air Limbah RSUD Salatiga beberapa aspek pertimbangan.
meliputi : 5. Tahap perancangan
1. Tahap persiapan Pada tahap ini akan dilakukan
Dalam tahap persiapan ini dilakukan perhitungan masing-masing unit
identifikasi permasalahan yang ada di pengolahan dari alternatif yang telah
RSUD Salatiga. Setelah itu, dilakukan terpilih. Tahap perancangan ini
proses perijinan kepada instansi-instansi menghasilkan dimensi masing-masing
terkait untuk pengambilan data primer unit pengolahan serta gambar teknis
dan sekunder. dari setiap unit pengolahan.
2. Tahap pengumpulan data
Data-data yang diperlukan antara lain
data jumlah tempat tidur RSUD Salatiga,
data-data IPAL eksisting RSUD
Salatiga, data hasil uji air limbah. Selain
itu, juga diperlukan data-data penunjang
berupa profil perusahaan.

2
L/bed.hari (diambil 500 L/bed.hari) dan
untuk pegawai 120 L/org.hari. Berdasarkan
ketentuan tersebut dapat dihitung
kebutuhan air bersih dan limbah cair yang
dihasilkan jika semua kapasitas tempat
tidur terpenuhi adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Prediksi Limbah Cair yang


Dihasilkan

Limbah Cair
Kebutuhan
Jenis yang
Jml Air Bersih
Penggunaan Air Dihasilkan
L/hari L/hari
IGD + ponex + 175 TT 87500
paviliun + kelas III 70000
Pegawai 525 org 63000 50400
Total 150500 120400
Sumber : Analisa, 2012

Sedangkan untuk data kualitas air


limbah yang akan diolah dari hasil uji
laboratorium pada tanggal 2 Mei 2012, data
kualitas yang dihasilkan terlalu spesifik dan
tidak umum digunakan acuan dalam desain
pengolahan limbah cair rumah sakit. Oleh
Gambar 1 Diagram Alir Metodologi
karena itu, yang digunakan sebagai acuan
Perancangan
untuk membuat IPAL RSUD Salatiga
Sumber : Perencanaan, 2012
sebagai berikut.

ANALISA DAN PEMBAHASAN


IPAL RSUD Salatiga yang akan
dirancang ini hanya menampung limbah
cair yang dihasilkan dari IGD, PONEX,
instalasi laundry, instalasi gizi, paviliun dan
ruang kelas III. Menurut Soufyan M.
Noerbambang & Takeo Morimura (1993),
bahwa estimasi penggunaan air bersih
untuk rumah sakit umum adalah 350-500

3
Tabel 2 Parameter Pencemar yang Akan dengan aliran dari bawah ke atas (upflow).
Diolah Di dalam biofilter anaerob ini, polutan-
polutan yang terkandung dalam air limbah
Rencana Effluent akan diuraikan oleh mikroorganisme yang
Parameter Satuan Masuk (Perda Jateng No. melekat di media yang terbuat dari bahan
10 Tahun 2004) plastik berbentuk sarang tawaon secara
COD mg/L 650 80 anaerob.
BOD5 mg/L 300 30 Setelah itu, air limbah mengalir menuju
TSS mg/L 270 30 bak pengolahan lanjut. Bak pengolahan
pH - 7,5 6-9 lanjut ini terdiri dari beberapa bagian yakni
Fosfat mg/L 3 2 bak pengendap awal, biofilter anoksik,
Ammonia mg/L 2 0,1 biofilter aerob dan bak pengendap akhir. Air

Sumber : Analisa, 2012 limbah dari hasil pengolahan di biofilter


anaerob masuk ke dalam bak

Sedangkan, sistem limbah cair yang pengendapan untuk mengendapkan lumpur

akan direncanakan sebagai berikut. Air dan padatan lain yang terkandung dalam

limbah yang berasal dari instalasi laundry, air limbah. Setelah itu, air masuk ke biofilter

gizi, IGD, PONEX, ruang perawatan kelas anoksik dengan arah aliran dari atas ke

III dan paviliun dialirkan menuju bak bawah dan bawah ke atas. Di dalam

kontrol. Bak kontrol disini berfungsi untuk biofilter anoksik ini diisi dengan media

mencegah sampah padat misalnya plastik, plastik berbentuk sarang tawon yang akan

kaleng dan sampah kasar lainnya agar menjadi tempat melekatnya

tidak masuk ke dalam unit pengolahan mikroorganisme yang akan menguraikan

limbah serta mencegah padatan yang tidak polutan-polutan yang masih terkandung

bisa terurai misalnya pasir, abu gosok dan dalam air limbah.

lainnya agar tidak masuk dalam unit Kemudian, air limbah masuk ke

pengolahan limbah. Setelah itu, limbah cair biofilter aerob. Di biofilter aerob ini juga diisi

yang berasal dari instalasi gizi dialirkan dengan media plastik berbentuk sarang

menuju bak penangkap lemak. Bak tawon sambil diaerasi atau dihembus

penangkap lemak disini berfungsi untuk udara. Setelah dari biofilter aerob ini air

memisahkan antara air limbah itu sendiri limbah masuk ke bak pengendapan akhir.

dengan lemak yang terkandung di dalam air Di dalam bak ini lumpur yang terkandung

limbah. dalam air limbah diendapkan dan air

Kemudian, limbah dialirkan menuju limbahnya dialirkan ke bak indikator. Di

bak ekualisasi yang berfungsi untuk dalam bak indikator ini dilakukan juga

meratakan kualitas dan kuantitas air limbah proses desinfeksi menggunakan kaporit

serta mencegah terjadinya beban kejut untuk membunuh mikroorganisme patogen.

(shock loading). Dari bak equalisasi, air Setelah itu, air hasil olahan dapat langsung

limbah dialirkan menuju biofilter anaerob

4
dibuang ke saluran umum maupun badan Jenis Dimensi
Pengolahan
air.
Biofilter P=4m
Anaerob L = 3,5 m
Kedalaman = 1,6 m
Freeboard = 0,2 m
Pengolahan Lanjut
Bak P = 2,6 m
Pengendap L = 2,0 m
Awal Kedalaman = 2,0 m
Freeboard = 0,2 m
Biofilter P = 4,6 m
Anoksik L = 2,0 m
Kedalaman = 2,0 m
Freeboard = 0,2 m
Biofilter Aerob P = 2,2 m
L = 2,0 m
Kedalaman = 2,0 m
Freeboard = 0,2 m
Blower Efisiensi = 60 %
Jumlah = 2
Spesifikasi = 0,129
m3/menit
Bak P = 2,6 m
Pengendap L = 2,0 m
Akhir Kedalaman = 2,0 m
Freeboard = 0,2 m
Media Tipe = sarang tawon
Pembiakan Material = PVC
Gambar 2 Sistem Pengolahan Limbah Mikroba
Cair yang Direncanakan Kolam P = 1,5 m
Indikator L = 1,0 m
Sumber : Perencanaan, 2012 Kedalaman = 1,0 m
Freeboard = 0,2 m
Pengolahan P = 1,0 m
HASIL DESAIN IPAL Lumpur L = 1,0 m
Hasil perhitungan pada desain Freeboard = 0,1 m
Sumber : Analisa, 2012
instalasi pengolahan air limbah RSUD
Salatiga disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 5 Kualitas Air Limbah Setelah
Pengolahan
Tabel 3 Hasil Perhitungan Desain IPAL
Air Baku Mutu
RSUD Salatiga
Parameter Olahan (Perda Ket.
Jenis Dimensi
Pengolahan (mg/L) Jateng)
Bak Ekualisasi P=4m COD 64,821 80 Memenuhi
L=4m
Kedalaman = 1,6 m BOD5 17,784 30 Memenuhi
Freeboard = 0,2 m
TSS 19,7 30 Memenuhi
Pompa Tipe = submersible
Jumlah pompa = 2 Fosfat 1,931 2 Memenuhi
Efisiensi pompa = 80 %
Ammonia 0,074 0,1 Memenuhi
Kapasitas pompa =
52,257 liter/menit Sumber : Analisa, 2012

5
RENCANA ANGGARAN BIAYA DESAIN dan perawatan, maka digunakan
IPAL RSUD Salatiga alternatif terpilih yaitu biofilter anaerob-
Anggaran yang dibutuhkan dalam aerob.
pembuatan IPAL RSUD Salatiga dengan 4. Sistem pengolahan limbah cair RSUD
sistem biofilter anaerob-aerob ini adalah Salatiga terdiri dari bak kontrol, bak
Rp. 989.581.514,00. ekualisasi, biofilter anaerob, bak
pengolahan lanjut (bak pengendap awal,
KESIMPULAN biofilter anoksik, biofilter aerob, bak
1. Sumber limbah cair yang akan diolah pengendap akhir) dan kolam indikator
dalam instalasi pengolahan air limbah disertai dengan proses desinfeksi.
yang akan dibuat ini berasal dari 5. Kebutuhan biaya untuk investasi IPAL
instalasi gizi, laundry, ruang perawatan RSUD Salatiga ini berdasarkan RAB
kelas III, ruang paviliun, IGD dan yang disusun mencapai
PONEX. Jumlah air limbah tersebut Rp.989.581.514,00.
adalah 120,4 m3 sedangkan untuk
karakteristik yang akan digunakan SARAN
dalam desain ini berasal dari data 1. Perlu adanya perawatan IPAL secara
sekunder rumah sakit lain yaitu berkala agar kerusakan alat dapat
a. COD = 650 mg/L diminimalisir.
b. TSS = 270 mg/L 2. Perlu adanya pemeriksaan effluent
c. BOD5 = 300 mg/L secara berkala walaupun sudah
d. Fosfat = 3 mg/L dilengkapi dengan kolam indikator.
e. Ammonia = 2 mg/L
f. pH = 7,5 DAFTAR PUSTAKA
2. IPAL eksisting RSUD Salatiga terdiri dari
_______. 1995. Keputusan Menteri Negara
bak penyaring, bak prasedimentasi,
Lingkungan Hidup Nomor KEP-
tabung aerasi dan kolam indikator serta
58/MENLH/12/1995 Mengenai Baku
bak pengering lumpur. IPAL RSUD
Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Salatiga yang sudah ada melayani
Rumah Sakit.
seluruh bagian di rumah sakit kecuali
_______. 2002. Peraturan Pemerintah
instalasi gizi, laundry, ruang perawatan
Nomor 74 Tahun 2001 Mengenai
kelas III, ruang paviliun, IGD dan
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
PONEX.
Beracun.
3. Alternatif pengolahan limbah cair untuk
_______. 2002. Peraturan Pemerintah
RSUD Salatiga ada 3 alternatif yaitu
Nomor 27 Tahun 2002 Mengenai
dengan proses lumpur aktif, proses RBC
Pengelolaan Limbah Radioaktif.
dan proses biofilter anaerob-aerob.
_______. 2004. Surat Keputusan Menteri
Dilihat dari segi teknis, ekonomis,
Kesehatan No.
lingkungan dan kemudahan operasional

6
1204/MENKES/SK/X/2004 Mengenai Tchobanoglous, George, Burton, Frankin
Persyaratan Kesehatan Lingkungan L., dan Stensel, H.David. 2003.
Rumah Sakit. Wastewater Engineering Treatment
_______. 2004. Peraturan Daerah Jawa and Reuse 4th Ed. California : Mc
Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Graw Hill, Inc.
Mengenai Baku Mutu Air Limbah. Turovskiy, Izrail S. Wastewater Sludge
Lin, Shun Dar. 2007. Water and Processing. 2006. New Jersey : John
Wastewater Calculation Manual Willey & Sons, Inc., Hoboken.
Second Edition. Singapore : McGraw Wangsaatmaja, Setiawan. 1997.
Hill. Environmental Action Plan For a
Medawaty, Ida. 2009. Sanitasi Taman Hospital, Thesis; Asian Institute of
Salah Satu Alternatif Sistem Technology School of Environment,
Pengolahan Air Limbah Rumah Resources and Development Bangkok,
Tangga. Bandung : Litbang Thailand.
Pemukiman.
Reynolds, Tom D. 1982. Unit Operation and
Processes in Environmental
Engineering. California : Brooks/Cole
Engineering Division Monterey.

Said, Nusa Idaman. 2001. Pengolahan Air


Limbah Rumah Sakit dengan Proses
Biologis Biakan Melekat menggunakan
Media Plastik Sarang Tawon dalam
Jurnal Teknik Lingkungan Volume 2
Nomor 3 : Jakarta.
Said, Nusa Idaman. 2002. Teknologi
Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
dalam Teknologi Pengolahan Limbah
Cair Industri. Jakarta : BPPT.
Said, Nusa Idaman dan Wahyu Widayat.
2005. Rancang Bangun Paket IPAL
Rumah Sakit dengan Proses Biofilter
Anaerob-Aerob, Kapasitas 20-30 m3
per hari. Jakarta : BPPT.
Sofyan, M, Noerbambang & Takeo
Morimura. 1993. Perencanaan dan
Pemeliharaan Sistem Plumbing.
Jakarta : PT. Pradya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai