Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

PREVALENSI PEROKOK DENGAN KEJADIAN NCD DAN


TREND DITIMOR LESTE

Oleh :

Denilay Richardo Rambing


101814305511

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER EPIDEMIOLOGI
SURABAYA
2018
DAFTAR ISI

Cover

Daftar Isi ......................................................................................................................... i

Daftar Gambar ................................................................................................................ ii

Daftar Tabel .................................................................................................................... iii

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5

1.3 Tujuan umum ............................................................................................................ 6

1.3.2 Tujuan khusus ........................................................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6

BAB 2 Pembahasan

2.1 Prevalensi perokok .................................................................................................... 7

2.2 Prevalensi perokok saat ini Berubah seiring waktu - 2006, 2009 dan 2013 ............. 8

2.3 Trend perokok diTimor Leste .................................................................................. 9

2.4 NCD diTimor Leste .................................................................................................. 10

2.5 Promosi dan Pencegahan Primer dan untuk mengurangi faktor risiko NCD ......... 13

2.6 Pengertian Pengetahuan ............................................................................................ 15

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .................................................... 15

2.8 Pengertian Perilaku ................................................................................................... 16

2.9 Pengertian Rokok ...................................................................................................... 24

BAB 3 Kesimpulan

3.1 Kesimpulan dan Saran ................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 37

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Prevalensi perokok saat ini Berubah seiring waktu - 2006, 2009 dan 2013

................................................................................................................................... 8

Gambar 2. Perilaku merokok pada anak laki dan anak perempuan ........................... 24

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 data mortalitas akibat NCD pada tahun 2010 .............................................. 12

Tabel 2 mortalitas akibat NCD tahun 2012 ............................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Negara kepulauan Timor-Leste terletak pada koordinat antara 8 ° 50

'Selatan dan 125 ° 55' Timur, dan negara ini mencakup area total 14 919 km2

(Direktorat Statistik Nasional, 2006). Iklim lokal adalah tropis dan umumnya

panas dan lembab, ditandai dengan musim hujan dan kemarau yang berbeda.

Timor-Leste dibagi menjadi 13 distrik administratif, 65 subdistrik, dan 442

Sucos dan 2225 aldeia. Ke-13 distrik itu adalah Ainaro, Alieu, Baucau,

Bobonaro, Covalima, Dili, Ermera, Lautem, Liquiçá, Manatuto, Manufahi,

Oecussi, dan Viqueque.

Tiga puluh persen dari populasi tinggal di daerah perkotaan, dan

sisanya tinggal di daerah pedesaan (NSD, 2010). Dili, ibukota adalah kota

terbesar dan pelabuhan utama. Kota terbesar kedua adalah kota timur Baucau.

Dili memiliki satu-satunya bandara internasional yang berfungsi, meskipun ada

juga lapangan terbang di Baucau yang digunakan untuk penerbangan

domestik. Beberapa bahasa digunakan di negara ini. Bahasa Tetum adalah

bahasa yang paling umum di TimorLeste dan merupakan bahasa nasional

resmi pertama. Bahasa Portugis, dituturkan oleh lebih sedikit orang, adalah

bahasa resmi lainnya. Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia adalah bahasa

yang digunakan.

1
Organisasi kesehatan Dunia (OKD) atau World Health Organisation

(WHO) menyatakan, tembakau membunuh lebih dari Lima juta orang per

tahun, dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari

jumlah itu, 70 persen korban berasal dari negara berkembang. Lembaga

demografi Universitas Indonesia mencatat, angka kematian akibat penyakit

yang disebabkan rokok, tahun 2004 adalah 427.948 jiwa, berarti 1.127 jiwa per

hari atau sekitar 22,5 persen dari total kematian disebabkan oleh penyakit yang

ditimbulkan oleh rokok (Istiqomah U. 2000).

Merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan sosialnya.

Menurut mahasiswa merokok merupakan lambang pergaulan bagi mereka.

Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali

kaitannya dengan kenikmatan yaitu rasa manis pada ujung rokok dan pada

saat diisap. Dalam pikiran remaja, rokok merupakan lambang kedewasaan.

Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat

dewasa.

Beberapa kecenderungan mengenai situasi rokok ini yang cukup

mencemaskan dalam pembengkakan merokok yaitu umur usia merokok makin

muda. Di temukan sekitar 30 persen perokok di AS (Amerika Serikat) adalah

golongan usia di bawah 20 tahun. Di Timor-Leste kepulan asap bukanlah hal

yang langka ditemukan disekolah menegah. Dan ternyata makin awal seorang

perokok makin sulit untuk berhenti merokok kelak. Rokok juga punya dose

2
response effect, artinya makin muda usia rokok, akan makin besar

pengaruhnya. Ancaman khusus rokok terhadap kelompok usia anak

merupakan suatu yang tidak bisa disepelekan. Hal ini telah mencemaskan

semua pihak, terutama kelompok perlindungan anak. Rokok mengancam

masa depan kesehatan dan keperibadian anak. Rokok harus dilihat juga

sebagai bahan adiktif buat anak (WHO 2004).

Menurut UU No pasal 18/20 mei 2002 tentang perlindugan anak dari

ayat 1 sampai dengan 3 di simpulkan bahwa pemerintah wajib dan

bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak.

Namun iklan rokok terus mempromosikan bahan yang sarat pelanggaran hak

anak, baik hak hidup, hak tumbuh dan berkembang maupun hak untuk

memperoleh perlindungan.

Perilaku tidak merokok penduduk usia 15 tahun ke atas selama 3 tahun

(2004-2007) memang mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,0 persen.

Apabila peningkatan perilaku tidak merokok ini konsisten, maka pada tahun

2010 akan meningkat sebesar sekitar 70.0 persen. Artinya tinggal sekitar 30,0

persen saja penduduk umur 15 tahun ke atas yang masih merokok. Perilaku

tidak merokok pada perempuan jelas lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki

(WHO 2004).

3
Penyakit tidak menular (NCD) - adalah sekelompok kondisi yang

termasuk kardiovaskular penyakit kanker, diabetes mellitus, penyakit

pernapasan kronis di antara banyak penyakit lainnya ditandai dengan

kronisitasnya dan tidak ditularkan dari orang ke orang. Besar proporsi NCD

dapat dicegah. Mereka berbagi faktor risiko perilaku yang dapat dimodifikasi

seperti penggunaan tembakau (perokok), diet yang tidak sehat, aktivitas fisik

yang kurang, dan penggunaan alkohol yang berbahaya. Ini mengarah ke

empat faktor risiko metabolik utama: kelebihan berat badan / obesitas, tekanan

darah tinggi, gula darah meningkat dan peningkatan lipid darah, yang pada

gilirannya bertanggung jawab untuk empat kelompok NCD utama –

kardiovaskular penyakit diabetes, penyakit pernapasan kronis dan kanker.

Terlepas dari empat penyakit ini, ada adalah kondisi kronis lainnya seperti

penyakit ginjal, hati dan gastroenterologis serta oral penyakit yang berbagi

beberapa faktor risiko ini, tetapi yang lebih penting, dapat berbagi platform

NCD kronis untuk strategi pencegahan dan pengendaliannya.

Terlepas dari faktor risiko tradisional yang tercantum di atas, faktor

infeksi dan lingkungan juga semakin berkontribusi pada risiko NCD. Infeksi

dengan Hepatitis B & C, Human Papilloma virus dan helicobacter pylori

mungkin bertanggung jawab atas hingga seperlima dari kanker pada negara

berkembang. Polusi udara rumah tangga akibat pembakaran bahan bakar

padat merupakan faktor risiko penting penyakit pernapasan kronis, yang

4
secara khusus relevan di negara-negara berkembang. Meningkat beban NCD

disebabkan oleh penuaan populasi, urbanisasi yang cepat dan tidak terencana,

serta praktik perdagangan dan pemasaran internasional. Globalisasi telah

membawa makanan olahan dan diet tinggi energi total, lemak, gula garam ke

dalam kehidupan sehari-hari orang-orang di negara-negara berkembang.

Agresif pemasaran oleh industri tembakau dan alkohol juga menghasilkan

peningkatan penggunaan produk-produk ini di negara berkembang. Sekitar

sepertiga populasi Timor Leste tinggal di daerah perkotaan.

Hal ini yang mendorong untuk menyusun makalah tentang prevalensi

perokok dan kejadian NCD dan trend diTimor Leste

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis merumuskan

bahwa :

1) Berapa besar prevalensi perokok diTimor Leste

2) Kejadian NCD ditimor Leste

3) Apakah pengetahuan orang memiliki pengaruh terhadap perilaku

merokok pada anak anak

4) Apakah perilaku merokok memiliki pengaruh terhadap kesehatan

remaja

5
1.3 Tujuan umum

Untuk mengetahui Prevalensi Perokok dengan kejadian NCD

diTimor Leste.

1.4 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Prevalensi Perokok dan trend DiTimor Leste

2. Untuk mengetahui NCD Tingkat pengguna tembakau /perokok diTimor

Leste

3. Untuk mengetahui factor factor Pengetahuan dan tingkat pengetahuan

4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku (terbuka) merokok terhadap

kesehatan remaja

1.5 Manfaat

a) Bagi Penyusun

Sebagai menyelesaikan Tugas mata Kuliah Global Health.

b) Bagi Penelitian lanjut

Bagi penelitian lanjutan berharap bahwa makalah ini bisa

bermanfaat.

6
BAB II

Pembahasan

2.1 Prevalensi perokok

Merokok dengan kelompok umur dapat di simpulkan tidak ada

hubungannya. Dilihat dari tempat pemukiman, perilaku tidak merokok

penduduk perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk

pedesaan. Hal ini berarti, penduduk pedesaan lebih banyak yang

merokok dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Dari segi

pendidikan, kelompok orang yang berpendidikan rendah justru lebih

tinggi persentase yang tidak merokok, di bandingkan dengan yang

berpendidikan tinggi. Hal ini bertantangan dengan teori, karena

semestinya orang yang berpendidikan tinggi lebih mengetahui bahaya-

bahaya merokok bagi kesehatan, sehingga lebih menghindari rokok.

Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling

memicu, sehingga seolah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari

segi kesehatan perilaku merokok seharusnya di hentikan karena dapat

menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang mengakibatkan

kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha

pencegahan sejak dini mungkin.

7
2.2 Prevalensi perokok saat ini Berubah seiring waktu - 2006, 2009 dan

2013

Prevalensi tembakau saat ini tidak berubah secara signifikan antara

tahun 2006, 2009 dan 2013 secara keseluruhan, namun meningkat

secara signifikan di antara anak laki-laki dari 39,7% pada tahun 2009

menjadi 65,5% pada tahun 2013. Namun, pada anak perempuan tidak

ada perubahan yang signifikan.

Berikut data dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

Prevalensi merokok saat ini tidak berubah secara signifikan antara

2006, 2009 dan 2013 secara keseluruhan maupun di antara anak laki-

laki dan perempuan

Berikut data dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

8
Prevalensi penggunaan produk tembakau saat ini selain rokok tidak

berubah secara signifikan antara tahun 2006, 2009 dan 2013 secara

keseluruhan maupun di antara anak laki-laki dan perempuan

Berikut data dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

2.3 Trend perokok diTimor Leste


Dewasa ini di Timor-Leste kegiatan merokok sering kali dilakukan

individu dimulai disekolah menengah pertama, bahkan mungkin

sebelumnya. Kita sering melihat dijalan atau tempat yang biasanya

9
dijadikan sebagai tempat “nongkrong” remaja tingkat sekolah

menengah banyak siswa yang merokok. Pada saat remaja pria duduk

disekolah menengah atas atau dibangku kuliah.

Kebiasaan merokok di Timor-Leste sangat memperihatinkan. Setiap

saat kita dapat menjumpai masyarakat merokok dari berbagai usia,

termasuk mahasiswa. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang

telah di lakukan menunjukkan bahwa rokok sangat membahayakan

kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok

juga sangat berbahaya apabila dihirup oleh orang-orang yang berada

disekitarnya (perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan

bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari

pada para perokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita

batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun

pasif. Kami menyadari bahwa informasi tentang bahaya rokok bagi

kesehatan sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas.

2.4 NCD di Timor Leste

Penyakit tidak menular saat ini merupakan penyebab kematian global

utama di seluruh dunia. WHO memperkirakan bahwa pada 2008 dari 57

juta kematian yang terjadi secara global, 36 juta - hampir dua pertiga -

disebabkan oleh NCD, yang sebagian besar terdiri dari penyakit

kardiovaskular, kanker, diabetes dan penyakit paru-paru kronis. Dari

10
perkiraan total 14,5 juta kematian pada 2008 di SEAR, 7,9 juta (55%)

disebabkan oleh NCD. Kematian NCD diperkirakan akan meningkat

sebesar 21% selama dekade berikutnya. Dari 7,9 juta kematian NCD

tahunan di SEAR, 34% terjadi sebelum usia 60 tahun dibandingkan

hingga 23% di seluruh dunia.

Timor Leste menghadapi beban ganda penyakit. Penyakit menular

seperti TB, Malaria dan Dengue terus menimbulkan tantangan

kesehatan masyarakat. Namun, karena tindakan yang efektif oleh

pemerintah, penyakit ini sedang turun. Di sisi lain, NCD seperti

kardiovaskular,penyakit paru obstruktif kronis telah muncul di antara

sepuluh penyebab kematian tertinggi.Otoritas rumah sakit sepakat

dalam pendapat mereka bahwa penerimaan karena penyakit ini aktif

peningkatan di rumah sakit dan juga semakin muda. Data penerimaan

dan kematian dari rumah sakit umum mengkonfirmasi tren ini. NCD,

yang setara dengan penyakit menular. Hampir setengah dari kematian

itu diklasifikasikan karena penyebab non-spesifik. Penderita karena

NCD lebih sedikit menunjukkan kemungkinan, tingkat fatalitas kasus

yang lebih tinggi dari NCD

berikut data tabel 1 data mortalitas akibat NCD pada tahun 2010 dan

tabel 2 mortalitas akibat NCD tahun 2012.

11
Tabel 1 Mortalitas pada dan morbiditas akibat NCD dirumah sakit Timor Leste

(jan-des 2010)

Penderita Meninggal
Penyakit
Numbers % Numbers %
Bronchopneumonia/Pneumonia 207 13.9 36
11.8
Semua bentuk TB 491 32.9 75 24.5
Malaria & Dengue 112 7.5 4 1.3
Penyakit kardiovaskular 222 14.9 21 6.9
Penyakit hati 72 4.8 19 6.2
Penyakit Serebrovaskular 106 7.1 20 6.5
Infeksi / gangguan ginjal 27 1.8 11 3.6
Penyakit Diare 60 4.0 1 0.3
Bronkitis / COPD 22 1.5 17 5.6
Cedera 126 8.4 9 2.9
Lainnya 49 3.3 93 30.4
TOTAL 1494 100.0 306 100
Source: Annual Health Statistics Report 2010

(Tabel 2). Tabel 2. Mortalitas dan Morbiditas akibat NCD di rumah sakit Timor

Leste (Jan-Des 2012)

Kategori penyakit Penderita Meninggal

Jumlah % jumlah %

17193 49.9 272 22.2

Penyakit menular

Penyakit Cardiovaskular dan Stroke 1307 3.8 147 12.0

12
Diabetes Militus 115 0.3 16 1.3

Penyakit Pernafasan Kronis 531 1.5 29 2.4

Penyakit Hati dan Ginjal 608 1.8 73 6.0

Penyakit Gizi 563 1.6 21 1.7

183 0.5 0 0.0

Gangguan mental dan neurologis

Cedera 1416 4.1 39 3.2

Penyebab tidak spesifik atau tidak jelas 12504 36.3 626 51.2

TOTAL 34420 100.0 1223* 100.0

Kematian janin intrauterin tidak termasuk

2.5 Promosi kesehatan dan Pencegahan Primer perokok dan untuk

mengurangi faktor risiko NCD

Pendekatan komprehensif untuk promosi kesehatan mencakup

tindakan yang diarahkan pada penguatan keterampilan dan

kemampuan individu untuk meningkatkan kesehatan mereka

bersamaan dengan tindakan yang diarahkan perubahan kondisi sosial,

lingkungan dan ekonomi yang berdampak pada kesehatan. Juga

membahas faktor penentu yang mendukung epidemi NCD di seluruh

populasi dengan mengubah lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya).

Strategi NCD yang efektif harus diatasi penentu sosial seperti

pendidikan, pekerjaan, perumahan, pendapatan, akses ke perawatan

13
kesehatan. Mayoritas NCD terjadi pada individu dengan peningkatan

sederhana dari beberapa faktor risiko daripada dengan peningkatan

signifikan dari faktor risiko tunggal. Ini menekankan perlunya mengatasi

semua risiko faktor secara simultan daripada fokus pada satu per satu.

Komponen strategi (Faktor risiko)

Menggurangi pengguna tembakau

➢ Memperkenalkan peraturan komprehensif terkait tembakau

sesuai dengan komitmen di bawah Kerangka Konvensi tentang

Pengendalian Tembakau (FCTC) dan menegakkan

implementasinya.

❖ Menaikkan pajak untuk produk tembakau termasuk bea masuk.

o Menyatakan semua tempat umum bebas tembakau

o Membuat peringatan kesehatan bergambar wajib untuk produk

tembakau

o Menerapkan larangan komprehensif terhadap iklan tembakau di

media massa

❖ Papan, sponsor dan promosi.

❖ Melarang penjualan tembakau ke dan oleh anak di bawah umur.

❖ Mengatur sistem pengawasan tembakau untuk memantau

penggunaannya termasuk di antara remaja.

• Menetapkan Layanan Penghentian Tembakau di fasilitas kesehatan.

14
• Melakukan kampanye media massa untuk melawan pengaruh industry

dan penggunaan tembakau

2.6 Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah suatu hasil tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor pengetahuan seseorang yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor sebagai berikut:

1. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan yang diperoleh dari data diri sendiri atau orang lain.

2. Pendidikan secara formal dan nonformal tingkat pendidikan seseorang

menggambarkan pengetahuan yang di miliki orang tersebut. Hal ini

disebabkan oleh semua karena semakin tinggi tingkat pengetahuan

seseorang akan mempermudah dalam menerima informasi yang ada.

3. Kepercayaan ialah sikap untuk menerima suatu kenyataan atau

pendirian. Pengetahuan seseorang dapat di peroleh dari informasi

lisan maupun tertulis dan pengalaman seseorang. Pengetahuan juga

di peroleh dari fakta atau kenyataan dengan melihat dan mendengar

radio, TV dan sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh dari

15
pengalaman berdasarkan dari pikiran kritis. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behaviour).

Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang dicakup didalam

domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu:

a. Tahu (know)

Mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah di terima “ tahu “ ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprenhension)

Kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi (real) sebenarnya.

2.8 Pengertian Perilaku

Menurut Skinner dalam Sunaryo (2004) perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari

16
luar. Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung.

Menurut Notoatmodjo (1993) perilaku manusia adalah suatu

aktivitas manusia itu sendiri. Secara operasional, perilaku dapat diartikan

suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar

subjek tersebut.

Menurut Blum yang di kutip oleh notoatmodjo (2007), perilaku

diartikan sebagai suatu reaksi-aksi organisme terhadap lingkungannya.

Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan

tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoatmodjo

2007).

Menurut Robert yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), perilaku

adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan

bahkan dapat dipelajari.

Secara umum, perilaku manusia timbul karena dorongan dalam

rangka pemenuhan berbagai macam kebutuhan dasar dan kebutuhan

tambahan (Purwanto1999).

17
Menurut Sunaryo (2004) perilaku manusia adalah aktivitas yang

timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara

langsung maupun tidak langsung.

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang atau

organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta

lingkungan (Notoatmodjo, 2009).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) menganalisis perilaku

manusia dari tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi

oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku.

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor

yaitu:

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka. Perilaku yang didasari pengetahuan

umumya bersifat langgeng.

b. Sikap

18
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga

manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap

secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap

stimulus tertentu.

c. Kepercayaan

Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau

nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan

dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Keyakinan

Keyakinan merupakan kepercayaan seseorang terhadap sesuatu

hal tanpa ada yang mempengaruhi.

e. Nilai

Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang

menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat.

f. Tradisi

Tradisi adalah suatu kebiasaan yang diyakini oleh masyarakat dan

menjadi suatu kebiasaan.

2. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

19
Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau yang

memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor

pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya

perilaku yang terwujud dalam lingkungan fisik. Contoh di dalam

terwujudnya perilaku kesehatan adalah tersedianya Puskesmas,

Posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan

sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya.

3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang

tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.

Faktor pendorong perilaku kesehatan terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan, atau orang lain yang merupakan kelompok referensi

dari perilaku masyarakat.

Menurut Jalaludin (2007) faktor-faktor situasional mempengaruhi

perilaku manusia sebagai berikut.

1. Faktor Ekologis

Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan

alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku.

2. Faktor Rancangan dan Arsiktektual

20
Peraturan ruangan juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola

perilaku yang terjadinya ditempat itu.

3. Faktor Temporal

Satu pesan komunikasi yang disampaikan pada pagi hari akan

memberikan makna yang lain bila disampaikan pada tengah malam.

4. Suasana Perilaku

Lingkungan dibaginya kedalam beberapa satuan yang terpisah,

yang disebut suasana perilaku. Pesta, ruang kelas, toko, rumah ibadat,

pemandian, bioskop adalah contoh-contoh suasana perilaku. Pada setiap

suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orang-

orang didalamnya.

5. Teknologi

Pengaruh teknologi sudah sering dibicarakan orang. Revolusi

teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial.

6. Faktor-Faktor Sosial

Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur

kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor

sosial yang menata perilaku manusia.

7. Lingkungan Psikososial

Studi penelitian tentang komunikasi organisasional menunjukkan

bagaimana iklim organisasi mempengaruhi hubungan komunikasi antara

21
bawahan dengan atasan, atau diantara orang-orang yang menduduki

diposisi yang sama.

Menurut Purwanto (1999) faktor yang mempengaruhi perilaku

manusia ada 3 (tiga) yaitu:

1. Keturunan

Keturunan diartikan pembawaan yang merupakan karunia dari

Tuhan Yang Maha Esa. Keturunan juga sering disebut pula dengan

pembawaan.

2. Lingkungan

Lingkungan sebagai faktor yang sangat berpengaruh bagi

pengembangan sifat dan perilaku individu yang mulai mengalami dan

mengecap alam dan sekitarnya.

3. Pengaruh Keturunan dan Lingkungan

Kedua aliran ada benarnya, baik faktor pembawaan maupun faktor

lingkungan, keduanya ada pengaruhnya terhadap perkembangan

manusia. Yang tidak dapat diterima adalah pembawaan atau faktor

lingkungan jadi salah satu mutlak menentukan perkembangan hidup

manusia.

Domain Perilaku

Menurut Blum yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (2007), perilaku

manusia dapat dibagi menjadi tiga domain, yaitu: cognitive domain (ranah

22
kognitif), affective domain (ranah afektif) dan psychomotor domain (ranah

psikimotor).

23,6% secara keseluruhan, 20,9% laki-laki, dan 26,5% perempuan

pasti berpikir sulit untuk berhenti begitu seseorang mulai merokok

tembakau. Secara keseluruhan 19,8%, 19,4% anak laki-laki, dan 20,4%

anak perempuan berpikir merokok tembakau membantu orang merasa

lebih nyaman dalam perayaan, pesta, dan pertemuan sosial. 34,9%

secara keseluruhan, 29,1% anak laki-laki, dan 41,1% anak perempuan

pasti berpikir bahwa merokok orang lain berbahaya bagi mereka. Secara

keseluruhan 19,6%, 24,1% anak laki-laki, dan 14,9% anak perempuan

suka melarang merokok di tempat umum tertutup. 24,2% secara

keseluruhan, 28,2% anak laki-laki, dan 19,9% anak perempuan suka

melarang merokok di tempat umum.

Uraian data diatas dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

23
other people's

2.9 Pengertian Rokok

Menurut Tendra (2003) rokok adalah salah satu zat adiktif yang

bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan

masyarakat. Kemudian ada juga menyebutkan bahwa rokok adalah hasil

olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang di

hasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies

lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau

tanpa bahan tambahan.

1. Bahan Baku Rokok

Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman

Nicotiana tabacum. Tembakau di pergunakan sebagai bahan untuk

sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Timor–Leste,

tembakau di tambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk di

24
buat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai

rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa.

2. Kandungan Dalam Rokok

Menurut Sitopoe (2000) merokok adalah membakar tembakau

yang kemudian dihisap asapnya, baik manggunakan rokok maupun

menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang tengah

dibakar 900 derajat Celsius untuk ujung rokok yang dibakar dan 30

derajat Celsius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok.

Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua

komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang

bersama gas terkondensasi menjadi partikel. Dengan demikian, asap

rokok yang dihisap dapat berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya

berupa partikel.

Menurut Sitepoe (2000) asap rokok yang dihisap melalui mulut

disebut mainstream smoke, dan asap rokok yang terbentuk pada ujung

rokok yang terbakar serta asap rokok dihembuskan ke udara oleh

perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke menyebabkan

seseorang menjadi perokok pasif. Asap rokok mainstream mengandung

4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai

mekanisme kerja terhadap tubuh. Dibedakan atas fase partikel dan fase

gas. Fase partikel terdiri dari pada nikotin, nitrosamine, nitrosonorktokin,

25
poliskiklik hidro karbon, logam berat dan karsinogenik amin. Fase yang

dapat menguap atau seperti gas adalah karbon monoksida (CO),

benzena, amonia, formaldehid, hidrosianiada dan lain-lain.

Menurut Sitepoe (2000) beberapa bahan kimia yang terdapat

didalam rokok dan mampu memberikan efek yang menggangu kesehatan

antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan berbagai logam berat.

Seseorang akan terganggu kesehatan bila merokok secara terus

menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin didalam asap rokok yang di

hisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa menyebabkan seseorang

menghisap rokok secara terus-menerus. sebagai contoh, seseorang

yang menghisap rokok sebanyak sepuluh kali isapan dan menghabiskan

20 batang rokok sehari, berarti jumlah hisapan rokok per tahun mencapai

70.000 kali. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf juga

menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Denyut jantung

bertambah kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen

bertambah, aliran darah pada pembuluh darah koroner bertambah dan

vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula

darah, kadar asam lemak bebas, kolestrol LDL (low density lipoprotein)

dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah.

Menurut Sitepoe (2000) tar mempunyai bahan kimia yang beracun

yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru dan

26
menyebabkan kanker. Rokok juga mengandung gas karbon monoksida

(CO) yang bisa membuat berkurangnya kemampuan darah untuk

membawa oksigen. Gas ini bersifat toksis yang bertentangan dengan gas

oksigen dalam transport hemoglobin.

3 Efek Merokok

Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu

suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak

menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong

munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai

jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai dari penyakit dikepala

sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh

merokok adalah seperti sakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner

dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus

dan lain-lain (Sitepoe 2000).

Faktor yang mempengaruhi tinggi risiko terkena kanker paru

adalah usia perokok, usia perokok itu mulai merokok dan jumlah rokok

yang diisap dalam satu hari. Risiko terkena kanker paru meningkat 3.62

kali lipat dengan peningkatan usia perokok sebanyak 10 tahun. Risiko

terkena kanker paru meningkat 2.82 kali lipat dengan peningkatan jumlah

rokok yang diisap dalam sehari. Risiko terkena kanker paru menurun

27
0.332 kali lipat dengan peningkatan usia sebanyak 10 tahun perokok

mulai merokok.

Menurut Situmeang (2001) sekitar 85% penderita penyakit paru-

paru yang bersifat kronis dan obstruktif misalnya bronchitis dan emfisema

ini adalah perokok. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit paru dan

obstruktif berupa batuk kronis, berdahak dan gangguan pernafasan.

Apabila diadakan uji fungsi paru maka pada perokok, fungsi parunya jauh

lebih jelek dibandingkan dengan bukan perokok (Sitepoe 2000).

Rokok merupakan faktor risiko penyakit paru obstruktif menahun

yang utama. Asap rokok dapat menganggu aktifitas saluran pernapasan

dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Mekanisme kerusakan

paru akibat merokok melalui dua tahap yaitu peradangan yang disertai

kerusakan pada matriks ekstrasel dan menghambat proses perbaikan

matriks ekstrasel. Mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah

melalui radikal bebas yang dikeluarkan oleh asap rokok.

Pada wanita hamil yang perokok, akan terjadi efek pada janin

dalam kandungannya. Merokok pada wanita hamil memberi risiko yang

tinggi untuk terjadinya keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah

lahir dan kematian mendadak pada bayi (Sitepoe 2000).

28
Menurut Chanoine yang di kutip Sitepoe (2000) mengatakan

wanita hamil perokok juga akan mengganggu perkembangan kesehatan

fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh.

Menurut Chainoine yang di kutip Sitepoe (2000) mengatakan

merokok bisa mengurangi peluang seseorang untuk memiliki anak.

Fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan

dibandingkan dengan bukan perokok.

Pandemi Merokok

Selain Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) maka rokok

boleh di katakan sudah mencapai tingkat pandemitas.

a. Merokok sudah menjalari seluruh penduduk dunia.

b. Prevalensi yang cukup tinggi.

c. Kecenderungan peningkatan penanggulangannya, terutama di

negara-negara berkembang.

Negara yang paling menonjol dalam hal merokok adalah Cina di

mana prevalensi pemakai atau perokok yang tinggi dan merata ke

seluruh negara. Jenis rokok yang di pakai, kebanyakan kretek. Tampak

merupakan bagian budaya atau kehidupan masyarakat karena menjadi

“hobby“ semua orang, terutama lelaki (61 persen dari penduduknya).

Tanda-tanda pandemis secara rinci dapat di tuliskan seperti berikut ini. Di

perkirakan sejumlah 1, 1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas,

29
sepertiga dari total penduduk dunia. 800 juta perokok berada di negara-

negara sedang berkembang, di dominasi oleh kaum lelaki (700), dan

terutama di Asia. Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7

juta ton, dengan peningkatan 1, 4 persen pertahun. Rata-rata rokok yang

di isap perhari 24 gr perhari di negara-negara maju dan 14 gr perhari di

negara-negara sedang berkembang. Menjelang tahun 2020 kematian

yang di sebabkan oleh rokok akan meningkatkan sampai 10 juta, di mana

70 persen terjadi di negara-negara berkembang.

Faktor Alasan Seseorang Mulai Merokok

Alasan seorang mulai pertama kali merokok dari berbagai

penelitian antara lain rasa ingin coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu

enaknya rokok, sekedar ingin merasakan, agar terlihat macho, meniru

orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, kebiasaan saja untuk

pergaulan, lambang kedewasaan, mencari ispirasi. Dan alasan lainya

adalah sebagai penghilang stress, penghilang jenuh, sukar melepaskan

diri, pengaruh lingkungan, iseng, anti mulut asam, pencuci mulut,

kenikmatan.

Bagi kebanyakan mahasiswa mulai merokok disebabkan oleh

dorongan lingkungan. Contohnya saja mahasiswa tersebut mulai

merokok karena malu hati kepada teman-temanya yang merokok,

sehingga ia pun mulai merokok dan akhirnya kebiasaan atau kecanduan

30
dengan rokok. Kebanyakan mahasiswa juga beranggapan bahwa

dengan merokok dirinya merasa hebat atau macho, gaya, dan diakui.

Ciri-Ciri Seorang Perokok

1. Bibir dan gusih menjadi hitam

2. Kulit jadi hitam

3. Mata merah

4. Kuku membiru

5. Pipih perokok terlihat kempot

6. Mudah terserang penyakit batuk

7. Nafas bau

8. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok

Efek dari Rokok

1. Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin

2. Mengganggu penciuman

3. Mengganggu pengecapan

4. Infeksi pada tenggorokan

5. Kanker paru-paru

6. Borok pada usus

7. Impotensi

8. Gangguan kehamilan dan janin

Pengertian Kesehatan

31
Pengertian Kesehatan menurut Suyono dan Budiman (2011)

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai

“suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya

ketiadaann penyakit atau kelemahan”.

Pada tahun WHO 1986 dalam Piagam Ottawa untuk Promosi

Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber

daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah

konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi,

serta kemampuan fisik.

Menurut undang-undang RDTL pasal 57 ayat 1 sampai 2

menyatakan bahwa “negara mengakui hak setiap warga negara atas

kesehatan pelayanan medis dan sanitaris. Negara mengembangkan

suatu sistem kesehatan nasional yang universal, umum dan dalam batas

kemampuan negara, gratis berdasarkan undang-undang. Undang-

Undang ini yang pengertian kesehatan adalah; Kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya

32
kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna. Pemeliharaan

kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang,

dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk

membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang

memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan

lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang

menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman

belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi suka rela terhadap

perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Dari data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen

dari masyarakat Asia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari

lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan seperti:

Akses, Taspen, dan, Jamsostek.

Golongan masyarakat yang dianggap “teranaktirikan“ dalam hal

jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan

33
pedagang. Dalam pelayanan kesehatan masalah ini menjadi lebih pelik,

berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait

34
BAB III

Kesimpulan dan saran

3.1 Kesimpulan

Asap rokok merupakan masalah panting karena berdampak buruk

terhadap kesehatan. Asap rokok dengan segala zat yang dikandungnya

akan memberikan efek yang merugikan kesehatan, terutama pada sistem

pernafasan dan kardiovaskuler .

Beberapa bahan kimia dalam rokok yang memberikan efek terbesar

dalam kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbonmonoksid, serta

timah hitam.

Besarnya pajanan asap rokok yang terhisap ini bersifat kompleks dan

dipengaruhi oleh kuantiti rokok yang dihisap serta pola penghisapan

rokok tersebut. Faktor lain yang turut mempengaruhi antara lain usia

mulai merokok, lama merokok,dalamnya hisapan dan lain-lain.

Pajanan asap rokok ini dapat menyebabkan kelainan pada mukosa

saluran napas, diameter saluran napas, kapasiti ventilasi serta fungsi

saluran alveolar/kapiler. Akibat pajanan asap rokok ini tidak hanya terjadi

pada perokok aktif saja tetapi juga pada perokok pasif

Pada paru kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan terjadinya kanker

paru, penyakit bronchitis kronik, serta emfisema yang tergolong dalam

penyakit paru obstruktif menahun (PPOM).

35
Berhenti merokok merupakan cara terbaik menghindari dan mengurangi

dampak buruk akibat asap rokok.

3.2 Saran dan Rekomendasi

Rekomendasi untuk pemerintah Timor leste

➢ Penyuluhan tentang pengetahuan hubungan rokok dan

kesehatan dilakukan dari tingkat pendidikan sekolah dasar

➢ Adanya pelarangan secara bijaksana dan manusiawi tetapi tegas

bagi anakanak dibawah umur yang menjajakan rokok misalnya

dengan pengalihan jenis barang yang dijual

➢ Promosi rokok termasuk iklan hendaknya tidak dibiarkan

berkembang Melarang merokok di sekolah atau tempat/sarana

umum yang sering dikunjungi remaja

➢ Mencantumkan peringatan pada bungkus rokok, bahwa rokok

berbahaya bagi kesehatan

36
DAFTAR PUSTAKA

www.searo.who.int/entity/ncd_tobacco.../tls_ncd_action_plan_2014-

2018.pdf?ua.

Dedi Alamsyah-Ratna Muliawati (2013). Pilar dasar ilmu kesehatan

Hurlock, Elizabeth B; Istiwidayanti; Soedjarwo (1992). Psikologi

perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan

Development psychology: a life spans approach. Jakarta: Erlangga.

Istiqomah U. (2000). Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok. Surakarta:

Setiaji

Komasari dan Helmi (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada

Remaja. Jurnal Psikologi.

Notoatmodjo (1993). Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku.

Binaman Pressindo, Jakarta

Notoatmodjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta : Rineka cipta.

GYTS, Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Timor-Leste Report, 2013

37

Anda mungkin juga menyukai