Karya ilmiah merupakan sebuah tulisan yang berisi suatu permasalahan yang ditulis dan
diungkapkan dengan metode-metode ilmiah yang sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis
ilmiah tertentu. karya tulis ilmiah berisi data dan fakta maupun hasil penelitian seseorang yang
ditulis secara runut dan sistematis.
Karya tulis ilmiah disusun harus berdasarkan fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional
dan personal, dan tersusun secara sistematis dan logis. Bahasa yang digunakan di dalam
suatu karya tulis ilmiah ialah bahasa Indonesia yang baku yang sesuai dengan kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
Untuk mencapai tingkat kelogisan tertentu dalam karya tulis ilmiah, seorang peneliti haruslah
memiliki landasan teori yang kuat. landasan teori yang kuat akan membantu peneliti dalam
menyusun dan mempertahankan hasil penulisannya, karena dari landasan teori tersebut,
suatu karya tulis ilmiah tidak menyimpang dari disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Pertanggung jawaban ilmiah yang dimaksud bukan hanya sekedar teknik sistematika
penulisannya saja. Lebih lanjut, suatu karya ilmiah haruslah memenuhi kaidah :
Penyebutan sumber yang jelas, artinya jika suatu peneliti mengutip pernyataan ataupun hasil
penelitian orang lain, maka haruslah disebutkan sumber kutipan tersebut
Memenuhi kaidah penulisan frasa, kata, dan kalimat yang sesuai dengan bahasa yang baik dan
benar.
Karya ilmiah haruslah menggunakan bahasa keilmuan, yaitu suatu ragam bahasa yang
digunakan di dalam suatu bidang ilmu tertentu. ragam bahasa tersebut hanyalah dipahami
oleh para peminat bidang ilmu tersebut. Oleh karena itu, para peneliti haruslah menulis karya
ilmiah sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
1. Reproduktif
Artinya ialah suatu karya ilmiah tersebut ditulis oleh peneliti harus diterima dan dimaknai oleh
para pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan oleh penulisnya.
2. Tidak Ambigu
Artinya suatu karya ilmiah haruslah dikarang berdasarkan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Penulis harus menguasai materi atau harus mampu untuk menyusun kalimat dengan subjek
dan predikat yang jelas.
3. Tidak Emotif
Artinya karya tulis harus disusun tidak dengan melibatkan aspek perasaan penulisnya. Hal-hal
yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pada subjektifitas penulisnya.
Karya tulis ilmiah harus memuat kaidah berbahasa yang benar, baik dalam ejaan, kata,
kalimat, dan paragrafnya.
Artinya penulis dalam karyanya harus menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki
satu makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan kerunutan pikiran yang logis, lancer,
dan kecermatan penulisannya.
Artinya harus ada kohesi atau kebergantungan antar kalimatnya pada setiap paragraph dalam
setiap bab. Bersifat straight forward artinya langsung ke sasaran. Tulisan ilmiah tidak berbelit-
belit, tetapi langsung ke penjelasan.
Artinya kalimat itu padat berisi, tidak bertele-tele, sehingga makna yang ingin disampaikan
kepada pembaca tepat mengenai sasaran.
Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
1. Makalah, yaitu karya ilmiah yang memerlukan studi, baik langsung maupun tidak
langsung. Dapat berupa kajian pustaka atau buku, kajian suatu masalah, atau analisis
fakta hasil observasi.
2. Laporan Penelitian, merupakan karya ilmiah yang dibuat setelah seseorang melakukan
penelitian, pengamatan, wawancara, percobaan, dan lain sebagainya.
3. Skripsi, merupakan karya ilmiah yang karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa tingkat
strata-1 untuk memperoleh gelar sarjana.
4. Tesis, yaitu karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata-2 untuk memperoleh gelar
magister.
5. Disertasi, yaitu karya ilmiah yang dibuat dan disusun oleh mahasiswa strata-3 untuk
memperoleh gelar doktor.
1. Dapat menjadi transformasi pengetahuan bagi sekolah atau institusi perguruan tinggi
dengan masyarakat, atau bagi para peminatnya
2. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian secara benar dan teratur
3. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dari keilmuannya
5. Sebagai wahana melatih pengungkapan pikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis
Merupakan alasan mengapa peneliti harus mengambil penelitian ini untuk diteliti olehnya.
Suatu gejala atau peristiwa tertentu yang tampak dapat dijadikan suatu latara belakang
permasalahan.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang muncul tersebut, kemudian dapat diidentikasi
berbagai macam masalah lain yang timbul. Hal ini sangat penting dilakukan guna memilih dan
menetapkan masalah yang akan ditulis.
3. Pembatasan Masalah
Kualitas suatu karya ilmiah tidak terletak pada banyaknya masalah yang diambil, akan tetapi
lebih kepada sebarapa dalam karya tersebut mengupas permasalahan yang ada. Oleh karena
itu, masalah haruslah dibatasi agar penulis dapat merumuskan masalahnya dengan jelas
4. Perumusan Masalah
Merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang
akan diteliti. Perumusan masalah biasanya menggunakan kalimat tanya.
5. Tujuan Penelitian
Haruslah karya ilmiah mengungkapkan tujuan penelitiannya secara lengkap, operasional, dan
konsisten dengan perumusan masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya. Tujuan
penelitian memperoleh jawaban atas masalah yang telah dirumuskan
6. Manfaat Penelitiaan
Bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan penelitian lebih lanjut. Manfaat praktis
menyangkut kegunaan praktis penelitian tersebut
7. Landasan Teoritis
Merupakan pengkajian ilmiah terhadap pengetahuan yang telah ada. Kajian tersebut
berbentuk hukum, konsep, dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Teori yang
dikutip haruslah bersumber dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam landasan teori, juga harus pula dikaji mengenai penelitian yang rleevan atau
berhubungan dengan pernelitian saat ini. Penelitiaan yang relevan tersebut diperlukan untuk
melihat bahwa penelitian yang sebelumnya memiliki unsur-unsur yang dapat mendukung
penelitian saat ini.
8. Kerangka Pemikiran
Merupakan arahan penalaran saat penulis menyusun penelitiannya. Kerangka pemikiran ini
berguna untuk mewadahi teori-teori yang dikutip menjadi rangkaian yang utuh yang
mengarah pada hasil sementara. Menyusun kerangka pemikiran berarti menyusun argumen
yang raisonal didasarkan atas teori-teori yang telah diungkapkan. Jawaban sementara atas
masalah disebut dengan hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yeng sedang diteliti. Hipotesis disusun
berdasarkan teori yang sudah dikaji dengan kerangka pemikiran tertentu. hipotesis dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan.
Tempat peneilitan harus disampaikan secara jelas. Waktu penelitian harus disampaikan dari
pengajuan judul sampai dengan penulisan laporan penelitian.
Merupakan cara untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian
Populasi ialah besarnya cakupan responden penelitian yang ingin diteliti. Sedangkan sampel
penelitian ialah segelintir responden yang dianggap sudah mewakili populasi penelitian,
sehingga penelitian menjadi tidak memakan waktu dan biaya yang terlalu banyak.
Sebelum data dilakukan analisis, maka ada perlunya data tersebut diuji terlebih dahulu. Hal
tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan uji asumsi dan uji statistik.
Dibahas dengan menggunakan bahasa ilmiah sesuai dengan bidang studi yang diminati
berdasarkan konsep-konsep yang telah diutarakan.
Merupakan perangkuman atas semua yang telah ditulis dalam suatu karya tulis ilmiah.
Rangkuman bersifat sistetis dan sistematisuntuk menarik simpulan yang bersifat umum dari
variabel-variabel yang diteliti.
Dibuat berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah ditulis sebelumnya. Saran berisi
pemecahan masalah yang diteliti atau tindak lanjut penelitian sehingga lebih operatif.
1. Utuh dan tuntas: ketelitian dalam tulis menulis ilmu yang menyangkut data, penerapan
rumus, nama orang nama tempat, dan alat hingga ejaan dan tanda baca, juga penulisan
lambang dan satuan
2. Lengkap: tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pertanyaan.
Data yang diperlukan harus dikemukakan sesuai dengan proporsinya.
3. Lugas/ jelas: ungkapan yang dipakai sedapat mungkin sederhana tanpa basa-basi.
4. Ringkas: uraian yang padat, tetapi tidak dengan cara pemendekan, atau penggunaan
akronim apalagi yang bersifat umum, pengulangan kata/ ungkapan dihindari.
5. Kuat/ mengesankan: pemikiran bersistem akan menghasilkan penuturan/ pengungkapan
yang bersistem
6. Padu/ menyatu: semua uraian tertuju ke sasaran tanpa ada pencampuran pokok atau
unsur di luar masalah
Tahap penulisan karya ilmiah