TUJUAN
a. Mempelajari penggunaan alat ukur dan peralatan komunikasi.
b. Mempelajari bentuk gelombang dari sinyal dasar.
c. Mempelajari cara pengunaan dan keterbatasan kemampuan oscilloscope.
d. Dapat menggunakan oscilloscope sebagai pengukur tegangan (AC dan DC)
frekuensi dan beda fasa dari berbagai bentuk gelombang yang dapat
tergambar pada layer.
PEMBANGKIT SINYAL
Mengukur beda fasa antara dua buah sinyal dapat dilakukan dengan cara yaitu:
∆𝑡
Beda fasa = 𝜑 = 𝑥 360°
𝑇
2. Metoda lissajous
a. Hubungkan sinyal pertama pada input Y dan sinyal kedua
dihubungkan pada input X dari oscilloscope. tekan tombil X-Y pada
oscilloscope.
b. Fasa layar akan terlihat suatu lintasan elips, dimana dapat langsung
menentukan beda fasa antara kedua sinyal tersebut.
𝐵
𝜑 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝐴
MENGUKUR FREQUENSI
1. Metoda langsung
2. Metoda oscilloscope dual trace
3. Metoda lissajous.
1. Metoda Langsung
a. Hubungkan sinyal yang akan diukur dengan input oscilloscope.
b. Tentukan frequensi sinyal dapat langsung dari gambar dimana :
1
𝑓= ; f dalam Hertz, T dalam sekon.
𝑇
𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑇=( 𝑥 𝑑𝑖𝑣)
𝑑𝑖𝑣
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 100 Hz, dengan
tegangan 1 volt peak to peak. Serta nilai periode 10 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Gambar 2 (sinyal 3 volt p-p, 1 chanel)
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 100 Hz, dengan
tegangan 3 volt peak to peak. Serta nilai periode 10 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Gambar 3 (sinyal 5 volt p-p, 1 chanel)
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 100, dengan
tegangan 5 volt peak to peak. Serta nilai periode 10 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Frekuensi 1k Hz
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 1000 Hz, dengan
tegangan 1 volt peak to peak. Serta nilai periode 1 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Gambar 5 (sinyal 3 volt p-p, 1 chanel)
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 1000 Hz, dengan
tegangan 3 volt peak to peak. Serta nilai periode 1 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 1000 Hz, dengan
tegangan 5 volt peak to peak. Serta nilai periode 1 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Frekuensi 10k Hz
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 10 kHz, dengan
tegangan 1 volt peak to peak. Serta nilai periode 0,1 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Gambar 8 (sinyal 3 volt p-p, 1 chanel)
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 10 kHz, dengan
tegangan 3 volt peak to peak. Serta nilai periode 0,1 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Gambar 9 (sinyal 5 volt p-p, 1 chanel)
Analisa : Gambar diatas menunjukan sinyal sinus dengan frekuensi 10 kHz, dengan
tegangan 5 volt peak to peak. Serta nilai periode 0,1 ms, nilai frekuensi sangat
berpengaruh terhadap kerapatan suatu sinyal.
Gambar 1, 2, dan 3
Pada gambar 1 (A=1Vpp), gambar 2 (A=3Vpp) dan gambar 3 (A=5Vpp), dengan
frekuensi masing-masing 100 Hz dan periode 10ms (1/f). Terlihat pada gambar sinyal
ketiganya hampir sama hanya saja berbeda amplitude gelombangnya.
𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑇=( 𝑥 𝑑𝑖𝑣)
𝑑𝑖𝑣
𝑇 = (5𝑚𝑠 𝑥 2)= 10 ms
1
𝑓= = 0,1 𝑚𝐻𝑧
10𝑚𝑠
= 100 𝐻𝑧
Gambar 4, 5, 6
𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑇=( 𝑥 𝑑𝑖𝑣)
𝑑𝑖𝑣
𝑇 = (5𝑚𝑠 𝑥 0,2)= 1 ms
1
𝑓= = 1 𝐻𝑧
1𝑚𝑠
= 1 𝑘𝐻𝑧
𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑇=( 𝑥 𝑑𝑖𝑣)
𝑑𝑖𝑣
1
𝑓= = 10𝐻𝑧
0,1𝑚𝑠
= 10 𝑘𝐻𝑧
MENGUKUR BEDA FASA
Gambar 10 (sinyal pulsa dual sinyal CH1 : 5 v p-p , 100 Hz. CH2 : 5 v
p-p ,100 Hz
mengukur beda fasa dengan metode Oscilloscope Dual Trace ini yaitu dengan
memperagakan dua sinyal sekaligus pada saat yang bersamaan. Cara ini biasa
digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu
rangkaian elektronik. Dengan nilai amplitudonya 5Vpp, T = 2 ms x 5 = 10ms
∆𝑡
𝜑= 𝑥 360°
𝑇
1𝑚𝑠
𝜑= 𝑥 360° = 36°
10𝑚𝑠
2. Dengan metoda lissajous.
Analisis :
𝐵
∅ = sin−1 ( )
𝐴
5
∅ = sin−1 ( ) = 20°
15
MENGUKUR FREKUENSI
Dalam hal ini frekuensi CH1=CH2 maka nilai frekuensi keduanya ada di 100
Hz
2. Metoda lissajous.
2
𝑓𝐼 = 𝑓𝐼𝐼 = 2 𝑓𝐼 : 𝑓𝐼𝐼 = 2: 2
Gambar 14 (mengukur frekuensi menggunakan metode lissajous 2:1)
Gambar diatas adalah gambar lintasan dari hasil pengturan frekuensi 2 sinyal
2
𝑓𝐼 = 𝑓𝐼𝐼 = 1 𝑓𝐼 : 𝑓𝐼𝐼 = 2: 1
VI . TUGAS AKHIR
Question 1 :
1. Dari percobaan yang telah anda lakukan jelaskan apa pengaruh perubahan
seting ampltudo pada pembangkit sinyal (function generator)?
Question 2 :
1. Tentukan Amplitudo, Veff, perioda dan frekuensi dari setiap percobaan ini!
Pada setiap range
a. Amplitudo untuk :
𝑉𝑝𝑝
𝐴=
2
1 volt peak to peak = 0,5 v
3 volt peak to peak = 1,5 v
5 volt peak to peak = 2,5 v
b. Veff untuk :
2. Bandingkan besarnya nilai beda fasa dengan metode dua trace dan
lissajous! Jelaskan!
Pada metode Dual Trace nilai beda fasanya adalah 60º, sedangkan dengan
metode Lissajous nilai beda fasanya adalah 20º.
Pada prinsip nya oscilloscope adalah suatu alat yang dapat melihat
bentuk sinyal dari suatu rangkaian, dan dapat membedakan antara AC dan
DC dengan hanya melihat bentuk sinyal yang ditampilkan pada layer.
Pada percobaan dual trace kita dapat mengetahui perbedaan dua buah
sinyal , sedangkan metoda lissajous untuk mengetahui perbedaan dua buah
sinyal , beberapa frekuensi dan perbedaan fasa pada saat yang sama.
𝑇 = (5𝑚𝑠 𝑥 2)= 10 ms
1
𝑓= = 0,1 𝑚𝐻𝑧
10𝑚𝑠
= 100 𝐻𝑧
VIII . DAFTAR PUSTAKA
1. Hsu, Hwei P. 1993. Analog and Digital Communications : Schaum's.
2. Trisapto, Poernomo. Ir. 1993. Diktat Kuliah Dasar Telekomunikasi.
Laboratorium Telekomunikasi : Bandung.
3. Team Asisten, 2005. Modul Praktikum Dasar Telekomunikasi, Lab.
Telkom ITENAS Bandung.
4. "Modul Praktikum Dasar teknik Elektro". 2007. Institu Teknologi
Nasional Bandung.