Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN 0854-0675

Artikel Penelitian
Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

M. Azam1, F. Shoufika Hilyana1, Evi Setiawati1


1
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Diponegoro

ABSTRAK---Telah dilakukan penentuan nilai effisiensi pencacah beta terhadap gamma pada tiga jenis
detektor Geiger Muller yang memiliki jari-jari yang berbeda. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan
Cobalt-60 sebagai sumber radiasi dan aluminium foil sebagai absorber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
efisiensi pencacah beta terhadap gamma untuk ketiga jenis detektor berbeda, detektor jenis 3 memiliki efisiensi
paling besar. Adapun nilai efisiensi pencacah beta terhadap gamma untuk ketiga jenis detektor sebagai berikut:
untuk detektor 1 adalah 0,40 %, detektor 2 adalah 3,31 %, dan detektor 3 adalah 0,53 %.

Kata kunci : Sumber radiasi Cobalt-60, Detektor Geiger Muller, Aluminium foil, effisiensi pencacah beta
terhadap gamma.

PENDAHULUAN 1928. Detektor GM berbeda dengan detektor


Ada sejumlah peralatan yang dapat proporsional dalam beberapa hal. Proses
digunakan untuk mendeteksi efek-efek pada penggandaan ionisasi (avalanche) tidak hanya
partikel dan foton (sinar gamma) yang terjadi di dekat anoda saja melainkan hampir di
dipancarkan ketika inti radioaktif meluruh [1]. seluruh ruangan. Selain itu avalanche juga
Untuk mengamati radioaktivitas diperlukan disebabkan oleh Efek fotolistrik akibat eksitasi
suatu peralatan yaitu detektor. Alat ini dapat atom-atom molekul isian gas. Dengan
berinteraksi cukup efisien dengan sinar demikian penggandaan ionisasi cepat menjalar
radioaktif. Pada umumnya detektor radiasi ke seluruh isi tabung detektor dan berkelan-
dibagi dalam 3 golongan: jutan. Hal ini mengakibatkan tinggi pulsa
a. Detektor Isian Gas: Geiger-Muller, Kamar hanya dibatasi oleh pemadaman mendadak
pengionan, detektor proporsional (quenching), misalnya karena terjadinya awan
b. Detektor Sintilasi: NaI(Tl), LSC, Sintasi ion yang menebal sehingga kuat medan listrik
plastik turun drastis. Dengan demikian tinggi pulsa
c. Detektor semikonduktor: GeLi, HPGe, tidak lagi bergantung pada tenaga radiasi
SiLi partikel pengion, sehingga cocok untuk
pencacahan radiasi partikel beta () [2].
Detektor Geiger Muller Seperti terlihat dalam gambar 1, detektor
Detektor atau pencacah untuk mendeteksi Geiger terdiri dari sebuah silinder logam dan
radiasi  dan diciptakan oleh Geiger- sebuah kawat di sepanjang sumbunya [3].
Muller, peneliti dari Jerman Barat pada tahun

Gambar 1. Diagram skema detektor Geiger Muller. [4]

M. Azam, F. Shoufika Hilyana, Evi Setiawati: Penentuan Efisiensi Beta 73


Artikel Penelitian

Tegangan diberikan antara anoda dan Dari nilai Log R’ terhadap A, nilai
katoda diatur sesuai dengan jenis gas dan cacahan R’A untuk partikel , dan foton 
aktivitas unsur yang diukur. Tegangan ini dapat diperoleh dari perhitungan pada grafik
harus lebih tinggi daripada nilai ambang, yang BC untuk B’, nilai cacahan RB’ untuk foton 
didasarkan pada gas dan geometri tabung [4]. dapat ditemukan. Jadi, nilai cacahan untuk
Partikel-partikel radiasi akan menembus partikel  sendiri adalah R’A - R’B.
jendela tipis pada salah satu ujung detektor dan Dari pola disintegrasi pada Co-60
masuk ke dalamnya. Partikel radioaktif ini lalu (yang ditunjukkan dalam gambar 3, dengan
menumbuk atom-atom gas sehingga atom- melepaskan energi) dapat dilihat bahwa untuk
atom gas akan mengeluarkan elektron- masing-masing partikel  yang dipancarkan
elektron. Elektron yang terlepas saat tumbukan ada 2 foton . Faktor angaka 2 ini harus
itu ditarik ke anoda. Karena melepaskan diperhitungkan di dalam cacahan ketika
elektron, atom-atom gas berubah menjadi ion- memperoleh efisiensi relatif pencacah beta
ion positif. Ion-ion ini kemudian tertarik ke terhadap gamma (/) pada detektor, sehingga
arah katoda. Peristiwa ini berlangsung dalam diperoleh perbandingan:
waktu singkat. Jadi bila ada radiasi yang
masuk ke dalam tabung tersebut, maka
 2R'   R' 
terjadilah ionisasi atom-atom atau molekul-  100% (1)
molekul gas dalam tabung itu. Ion positif akan  R' 
bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan
bergerak ke anoda [2]. Dengan / menyatakan nilai efisiensi
Detektor Geiger Muller hanya relatif pencacah beta terhadap gamma, R’A
mendeteksi partikel bermuatan, karena foton menyatakan nilai Logaritmik cacah pulsa pada
tidak bermuatan dan karena tidak A (mula-mula), dan R’B menyatakan nilai
menghasilkan ion di dalam gas, maka tidak Logaritmik cacah pulsa hasil ekstrapolasi garis
dideteksi. Efisiensi detektor Geiger sebesar BC (titik B’) [6].
99% untuk elektron (beta), tetapi kurang dari
1% untuk sinar X atau sinar gamma [5].
Bagaimanapun, efisiensi untuk mendeteksi
sinar X dan gamma rendah [4]. Pola disintegrasi Co60
Co60
Efisiensi Relatif Pencacah / Pada Detektor
 = 0,3 MeV
Ni60exitasi

Log (R’/c.p.m)
 = 1,17 MeV Ni60exitasi
A
 = 1,33 MeV
Ni60dasar

Gambar 3 Diagram tingkat energi Cobalt 60 [7]
B’

B
METODE PENELITIAN
C
Penelitian dilakukan di laboratorium Fisika
Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP
Nomor foil Semarang, pada bulan Oktober – November
2006.
Sebelum digunakan untuk mencacah
Gambar 2. Nilai hubungan Log R’ terhadap terlebih dahulu ditentukan tegangan
Nomor foil untuk partikel  dan foton  [6] operasional dari Padadetektor
gambar 2GM. Tegangan
terlihat kurva yang terdiri dari dua b
operasional yang didapatkan akan digunakan

J. Sains & Mat. Vol. 15, No.2 April 2007: 73-77 74


Artikel Penelitian

sebagai tegangan untuk menentukan nilai pada masing-masing partikel beta () ada 2
efisiensi pencacah beta terhadap gamma pada foton gamma () yang dipancarkan.
detektor Geiger Muller. .
Pada jarak yang di tentukan yaitu 5cm HASIL DAN PEMBAHASAN
dan menaruh aluminium foil diatas sumber Dalam penelitian ini digunakan tiga
radiasi yang terletak dibawah detektor, dan jenis detektor yang berbeda jari-jari end
dengan memvariasi ketebalannya. Maka akan windownya, yaitu detektor 1 dengan jari-jari
diperoleh efisiensi relatif pencacah beta 17,80±0,03 mm, detektor 2 dengan jari-jari
terhadap gamma (/) pada detektor. Efisiensi 12,60±0,03 mm, dan detektor 3 dengan jari-jari
untuk mendeteksi sinar gamma dapat diketahui 20,05±0,03 mm.
dengan proses disintegrasi dari pada Co60 yang

DETEKTOR

ALUMINIUM

SKALER
SUM,BER
RADIASI

Gambar 4. susunan eksperimantal untuk menentukan pengaruh hubungan antara jarak sumber ke
detektor terhadap hasil pencacahannya dan pengukuran efisiensi pencacah beta terhadap gamma pada
tabung Geiger Muller

Penentuan Efisiensi Pencacah Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller
Hasil pencacahan untuk tiga jenis detektor yang berbeda dapat dilihat pada gambar 5.

10000
Cacah per sekon (cps)

8000

6000 detektor1 (r=17,8mm)


detektor2(r=12,6mm)
4000 detektor3 (r=20,05mm)

2000

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Lapisan Al.Foil

Gambar 5. Hubungan antara jumlah lapisan Aluminium foil terhadap hasil pencacahan (cps)

M. Azam, F. Shoufika Hilyana, Evi Setiawati: Penentuan Efisiensi Beta 75


Artikel Penelitian

4,1

Log Cacah per sekon(cps) 3,9

3,7 detektor1 (r=17,8mm)


3,5
detektor2(r=12,6mm)
detektor3 (r=20,05mm)
3,3

3,1

2,9
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Lapisan Al.Foil

Gambar 6. hubungan antara jumlah lapisan Aluminium foil terhadap nilai Log hasil pencacahan (Cps)

Pada gamabr 4 terlihat bahwa pada Dari ketiga jenis detektor tersebut
detektor 3 dengan jari-jari 20,05±0,03 mm, banyak terdapat perbedaan-perbedaan, hal ini
mempunyai hasil pencacahan lebih tinggi disebabkan karena adanya beberapa faktor,
dibanding dengan dua detektor lainnya, hal ini diantaranya adalah:1)Efek kerapatan bahan
dikarenakan detektor ini masih baru dan jari- detector. Kemungkinan interaksi yang terjadi
jari end windownya paling besar. semakin tebal pada jarak lintasan tertentu itu sebanding
lapisan aluminium maka nilai cacahannya akan dengan kerapatan bahan. Karena kerapatan
semakin kecil. Hal ini dikarenakan aluminium untuk masing-masing bahan itu berbeda,
menyerap sebagian energi dari pancaran seperti zat padat dan cair mempunyai
sumber radiasi cobalt-60 yang melewati kerapatan kira-kira seribu kali lebih besar
detektor tersebut. daripada kerapatan gas pada tekanan dan suhu
Untuk menentukan nilai efisiensi normal.2)Efek ukuran dari detektor
pencacah beta terhadap gamma digunakan nilai Seperti yang terlihat dalam lampiran,
Logaritma dari nilai cacahan yang didapatkan bahwa nilai efisiensi pencacah beta terhadap
tersebut (Gambar 6). gamma berhubungan juga dengan ukuran dari
Dengan menggunakan nilai logaritma detektor, yaitu luas permukaan dari windownya
tersebut dapat ditentukan nilai efisiensi terutama pada ukuran diameternya. Semakin
pencacah beta terhadap gamma dan hasilnya lebar luas permukaannya maka semakin
dapat dilihat pada tabel 1. banyak pancaran sumber radiasi yang dapat
terdeteksi.
Tabel 1. Nilai efisiensi pencacah beta terhadap
gamma KESIMPULAN
Hasil yang dapat diambil dari penelitian
yaitui diperoleh nilai efisiensi pencacah beta
Jenis detektor Efisiensi terhadap gamma sebagai berikut: Deteketor 1
β/γ (%) adalah 0,40 %, detektor 2 adalah 3,31 %, dan
Detektor 1 (r = 17,80±0,03 mm) 0,40 detektor 3 adalah 0,53 %. Dan detektor 2
mempunyai nilai efisiensi pencacah beta
Detektor 2 (r = 12,60±0,03 mm) 3,31 terhadap gamma paling besar.
Detektor 3 (r = 20,05±0,03 mm) 0,53

J. Sains & Mat. Vol. 15, No.2 April 2007: 73-77 76


Artikel Penelitian

DAFTAR PUSTAKA 3. Sears, and Zemansky, 1994, “Fisika untuk


1. Cutnell, and Johnson, 1955, “Physics”, Universitas 3, Optika–Fisika Atom”, Bina
volume II, John Wiley & Sons,Inc. Cipta, Bandung
NewYork 4. Jones, E., and Childers, R., 1999,
2. Reynaldo, M.F., 2001, “Radioaktivitas”, “Contemporary College Physics”, Mc
Departemen Fisika Fakultas Matematika Graw-Hill Companies,Inc., New York
dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB., 5. Miller, F., and Schroeer, D., 1987,
Bandung,http://Radioaktivitas.pdf, 3 “College Physics”, sixth editision, Harcout
Oktober 2006 Brace Jovanovich Publisher, Orlando
Florida

M. Azam, F. Shoufika Hilyana, Evi Setiawati: Penentuan Efisiensi Beta 77

Anda mungkin juga menyukai