Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam

kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar

agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di

kelas. Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran

ini agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan

efisien.

Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru

harus terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode

pembelajaran. Tapi sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk

mengaplikasikan metode pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu

metode dapat diterapkan yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode

pembelajaran kooperative yaitu: Metode Group Investigation yang akan diuraikan

secara jelas dan terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk

menerapkan metode ini di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian model pembelajaran grup investigasi ?

2. Bagaimana prinsip penggunaan model pembelajaran grup investigasi?

3. Apa tujuan model pembelajaran grup investigasi?

4. Bagaimana Langkah-langkah model pembelajaran Grup Investigasi?

1
5. Bagaimana tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi?

6. Bagaimana kerangka pembelajaran grup investigasi?

7. Ciri-Ciri Model Group Investigation

8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran GI

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Grup Investigatisi

Height menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan

mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah

proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut

mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan

perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau

lebih hasil.

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

yang tersedia.

Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan

model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari

perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic

teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi,

yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan

persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik

(Budimansyah, 2007: 7).

Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan

mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk

3
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok

adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang

notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar

secara individual.

Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group

investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk

melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

2.2 Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigasi

Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model

pembelajaran Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:

1) Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh

melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan

pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung

kreativitas.

2) Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak

rasional lebih penting daripada yang irasioanl, dan untuk

meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan harus

lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.

4
2.3 Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi

Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling

terkait:

1) Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap

suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi

yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan

membentu mencapai tujuan.

2) Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui

investigasi.

3) Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam

memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa

dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan

bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat

mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan

belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

2.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Grup Investigasi

Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah

pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai berikut:

1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.

2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus

dikerjakan.

3) Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi tugas

secara kooperatif dalam kelompoknya.

5
4) Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif

dalam kelompoknya.

5) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua

kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil

pembahasannya.

6) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil

pembahasannya.

7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.

8) Evaluasi.

2.5 Tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi

` Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas tentunya harus

berdasarkan prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif

model Group Investigation. Dimana di dalam kelas yang menerapakan model GI,

pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang

bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan

mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:

1. Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab

pertanyaan, apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi

fokus masalah.

6
2. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan,

informasi apa yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan

kelompok untuk memperoleh informasi itu.

3. Tahap pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian

bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa

yeng membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut

(Thelen dalam Winataputra, 2001: 37)

2.6 Kerangka Model Pembelajaran Grup Investigasi

Dari kerangka operasional pembelajaran Group Investigation yang ditulis

oleh Joise & Weil ini dapat kita ketahui bahwa kerangka operasional model

pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut:

1. Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah

2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang

problematis.

3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan

mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian.

4. Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.

5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses

penelitian kelompok.

6. Siswa melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle Activities.

7
2.7 Ciri-Ciri Model Group Investigation

Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit

diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai

cirri-ciri, yakni sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat

pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan

sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

2. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan

berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar

belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan

pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu

pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi

kelompok.

3. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih

untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua

kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik

yang telah dipelajari.

4. semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif

yang luas mengenai topik tersebut.

5. adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

6. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana

belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini

8
dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam

mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya

dalam membahas materi pembelajaran.

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran GI

a) Kelebihan Pembelajaran GI

Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran

GI, yaitu sebagai berikut:

1) Secara Pribadi dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.

2) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.

3) rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

4) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah.

5) meningkatkan belajar bekerja sama.

6) belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.

7) belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.

8) belajar menghargai pendapat orang lain.

9) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

b) Kekurangan model belajar GI

1) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.

2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

3) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, meodel

pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang

9
menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman

yang dialami sendiri.

4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode pembelajaran

dengan siswa belajar secara kelompok, kelompok belajar terbentuk berdasarkan

topik yang dipilih siswa. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur yang

lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Dalam

pembelajaran koo[eratif GI siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan

anggota 2-6 orang siswa yang heterogen. Kelompok memilih topik untuk

diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih,

selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan di depan kelas.

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang

paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan (Trianto, 2012). Model ini

dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini

diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan

STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topic yang dipelajari dan

bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pembelajaran ini memerlukan norma

dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada

guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi

dan proses kelompok yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin, S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

12

Anda mungkin juga menyukai