Anda di halaman 1dari 17

LATAR BELAKANG

Penyakit sendi/rematik/encok adalah suatu penyakit inflamasi sistemik


kronik pada sendi-sendi tubuh. Gejala klinik penyakit sendi/ rematik berupa
gangguan nyeri pada persendian yang disertai kekakuan, merah, dan
pembengkakan yang bukan disebabkan karena benturan/kecelakaan dan
berlangsung kronis. Rematik juga merupakan penyakit degeneratif yang
menyebabkan kerusakan tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya,
disertai proliferasi dari tulang dan jaringan lunak di dalam dan sekitar daerah yang
terkena (Priyanto, 2009). Gangguan terutama muncul pada waktu pagi hari.
Didefinisikan sebagai penyakit sendi/rematik/encok jika pernah didiagnosis
menderita penyakit sendi/rematik/encok oleh tenaga kesehatan
(dokter/perawat/bidan) atau ketika bangun tidur pagi hari pernah menderita salah
satu gejala: sakit/nyeri atau merah atau kaku atau bengkak di persendian yang
timbul bukan karena kecelakaan.
Prevalensi penyakit sendi pada umur ≥15 tahun menurut provinsi
berdasarkan diagnosis nakes di Indonesia (2013) 11,9 persen dan berdasarkan
diagnosis atau gejala 24,7 persen. Prevalensi berdasarkan diagnosis nakes
tertinggi di Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua
(15,4%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis nakes atau gejala
tertinggi di Nusa Tenggara Timur (33,1%), diikuti Jawa Barat (32,1%), dan Bali
(30%).
Menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi penyakit sendi pada umur ≥15
tahun menurut karakteristik berdasarkan wawancara yang didiagnosis nakes
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, demikian juga yang didiagnosis
nakes atau gejala.. Prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (33% dan 54,8%).
Prevalensi yang didiagnosis nakes lebih tinggi pada perempuan (13,4%)
dibanding laki-laki (10,3%) demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala
pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%). Prevalensi lebih
tinggi pada masyarakat tidak bersekolah baik yang didiagnosis nakes (24,1%)

1
maupun diagnosis nakes atau gejala (45,7%). Prevalensi tertinggi pada pekerjaan
petani/nelayan/buruh baik yang didiagnosis nakes (15,3%) maupun diagnosis
nakes atau gejala (31,2%). Prevalensi yang didiagnosis nakes di perdesaan
(13,8%) lebih tinggi dari perkotaan (10,0%), demikian juga yang diagnosis nakes
atau gejala di perdesaan (27,4%), di perkotaan (22,1%). Kelompok yang
didiagnosis nakes, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan terbawah
(15,4%) dan menengah bawah (14,5%). Demikian juga pada kelompok yang
terdiagnosis nakes atau gejala, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks
kepemilikan terbawah (32,1%) dan menengah bawah (29,0%).
Menurut hasil Riskesdas Bali 2013 prevalensi penyakit sendi di Bali
menurut kabupaten berdasarkan diagnosis dan gejala nakes yaitu (39,1%)
Prevalensi tertinggi terdapat di Jembrana (33,1%), Bangli (29,9%) Klungkung
(27,0%) dan Karangasem (25,9%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan
diagnosis nakes atau gejala tertinggi terdapat di Karangasem (52,1%), Klungkung
(49,1%), dan Bangli (48,0%). Di wilayah kerja Puskesmas Kubu II, Kecamatan
Kubu, Kabupaten Karangasem. dengan data bulan Januari - Juni 2013, kasus
penyakit rematik terbanyak terdapat di Desa Tianyar Tengah yaitu 537 kasus
(29,96%), Tianyar Timur 353 kasus (20,03%), Tianyar Barat 484 kasus (27,01%),
dan Desa Ban 412 kasus (22,99%).
Menurut hasil Riskesdas 2014 prevalensi penyakit sendi pada umur ≥15
tahun menurut provinsi berdasar diagnosis nakes di Indonesia 14,3 persen dan
berdasar diagnosis atau gejala 26,7 persen. Prevalensi berdasarkan diagnosis
nakes tertinggi di Bali (20,3%), diikuti Aceh (19,3%), Jawa Barat (18,5%) dan
Papua (16,4%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis nakes atau gejala
tertinggi di Nusa Tenggara Timur (35,1%), diikuti Jawa Barat (35,0%), dan Bali
(40%).
Menurut hasil Riskesdas 2014 prevalensi penyakit sendi pada umur ≥15
tahun menurut karakteristik berdasarkan wawancara yang didiagnosis nakes
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, demikian juga yang didiagnosis
nakes atau gejala. Prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (39% dan 57,8%).
Prevalensi yang didiagnosis nakes lebih tinggi pada perempuan (19,4%)

2
dibanding laki-laki (14,3%) demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala
pada perempuan (33,5%) lebih tinggi dari laki-laki (25,8%). Prevalensi lebih
tinggi pada masyarakat tidak bersekolah baik yang didiagnosis nakes (29,1%)
maupun diagnosis nakes atau gejala (49,7%). Prevalensi tertinggi pada pekerjaan
petani/nelayan/buruh baik yang didiagnosis nakes (18,3%) maupun diagnosis
nakes atau gejala (35,2%). Prevalensi yang didiagnosis nakes di perdesaan
(17,8%) lebih tinggi dari perkotaan (15,0%), demikian juga yang diagnosis nakes
atau gejala di perdesaan (29,4%), di perkotaan (25,1%). Kelompok yang
didiagnosis nakes, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan terbawah
(19,4%) dan menengah bawah (18,5%). Demikian juga pada kelompok yang
terdiagnosis nakes atau gejala, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks
kepemilikan terbawah (35,1%) dan menengah bawah (34,0%).
Menurut hasil Riskesdas Bali 2014 prevalensi penyakit sendi di Bali
menurut kabupaten berdasarkan diagnosis dan gejala nakes yaitu (40,1%)
Prevalensi tertinggi terdapat di Jembrana (35,1%), Bangli (30,9%) Klungkung
(28,2%) dan Karangasem (29,9%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan
diagnosis nakes atau gejala tertinggi terdapat di Karangasem (55,1%), Klungkung
(50,1%), dan Bangli (48,0%). Di wilayah kerja Puskesmas Kubu II, Kecamatan
Kubu, Kabupaten Karangasem. dengan data bulan Januari - Juni 2014, kasus
penyakit rematik terbanyak terdapat di Desa Tianyar Tengah yaitu 548 kasus
(31,92%), Tianyar Timur 363 kasus (22,03%), Tianyar Barat 483 kasus (28,01%),
dan Desa Ban 422 kasus (24,19%).
Menurut hasil Riskesdas 2015 prevalensi penyakit sendi pada umur ≥15
tahun menurut provinsi berdasar diagnosis nakes di Indonesia 16,3 persen dan
berdasar diagnosis atau gejala 28,7 persen. Prevalensi berdasarkan diagnosis
nakes tertinggi di Bali (22,3%), diikuti Aceh (20,3%), Jawa Barat (19,5%) dan
Papua (17,3%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis nakes atau gejala
tertinggi di Nusa Tenggara Timur (37,1%), diikuti Jawa Barat (36,1%), dan Bali
(45%).
Menurut hasil Riskesdas 2015 prevalensi penyakit sendi pada umur ≥15
tahun menurut karakteristik berdasarkan wawancara yang didiagnosis nakes

3
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, demikian juga yang didiagnosis
nakes atau gejala. Prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (40% dan 58,8%).
Prevalensi yang didiagnosis nakes lebih tinggi pada perempuan (20,4%)
dibanding laki-laki (17,3%) demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala
pada perempuan (39,5%) lebih tinggi dari laki-laki (28,8%). Prevalensi lebih
tinggi pada masyarakat tidak bersekolah baik yang didiagnosis nakes (30,1%)
maupun diagnosis nakes atau gejala (50,7%). Prevalensi tertinggi pada pekerjaan
petani/nelayan/buruh baik yang didiagnosis nakes (20,3%) maupun diagnosis
nakes atau gejala (38,2%). Prevalensi yang didiagnosis nakes di perdesaan
(20,8%) lebih tinggi dari perkotaan (18,0%), demikian juga yang diagnosis nakes
atau gejala di perdesaan (30,4%), di perkotaan (28,1%). Kelompok yang
didiagnosis nakes, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan terbawah
(20,4%) dan menengah bawah (19,5%). Demikian juga pada kelompok yang
terdiagnosis nakes atau gejala, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks
kepemilikan terbawah (39,1%) dan menengah bawah (37,0%).
Menurut hasil Riskesdas Bali 2015 prevalensi penyakit sendi di Bali
menurut kabupaten berdasarkan diagnosis dan gejala nakes yaitu (44,3%)
Prevalensi tertinggi terdapat di Jembrana (38,1%), Bangli (34,9%) Klungkung
(33,0%) dan Karangasem (31,9%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan
diagnosis nakes atau gejala tertinggi terdapat di Karangasem (58,1%), Klungkung
(53,4%), dan Bangli (51,0%). Di wilayah kerja Puskesmas Kubu II, Kecamatan
Kubu, Kabupaten Karangasem. dengan data bulan Januari - Juni 2015, kasus
penyakit rematik terbanyak terdapat di Desa Tianyar Tengah yaitu 567 kasus
(37,86%), Tianyar Timur 375 kasus (26,03%), Tianyar Barat 496 kasus (29,01%),
dan Desa Ban 453 kasus (27,99%).
Hasil observasi atau wawancara dari penyuluhan yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa awalnya sebelum diadakan penyuluhan warga disekitaran
wilayah kerja Puskesmas Kubu II, yaitu di Desa Tianyar Tangah, menganggap
bahwa penyakit sendi atau rematik tersebut merupakan penyakit yang wajar
terjadi karena kelelahan dan dapat disembuhkan dengan berobat ke panti pijat dan
menggunakan obat tradisional mereka menganggap tidak berdampak serius bagi

4
kesehatan mereka. Akan tetapi, ketika sudah diberikan penyuluhan baik dengan
ceramah, demontrasi, tanya jawab, leaflet dan poster, masyakarat menjadi paham
dan lebih mengerti bahwa penyakit sendi atau reumatik tersebut haruslah
ditangani dengan benar agar tidak menimbulkan dampak yang semakin buruk
untuk kesehatan mereka.

5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
REMATIK

1. Pokuk Bahasan : Rematik


2. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian
b. Penyebab terjadinya
c. Tanda dan Gejala
d. Dampak dari rematik
e. Cara pencegahan rematik
f. Cara pengobatan rematik
3. Sasaran : Masyarakat usia dewasa dan lansia yang ada di
Desa Padangkerta, Karangasem
4. Waktu : 08.30 – 09.20 WITA
5. Tempat : Balai Masyarakat, Desa Padangkerta Kec.
Karangasem, Kab. Karangasem
6. Hari / tanggal : Minggu, 9 Oktober 2019
7. Tujuan penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan “Rematik”, diharapkan lansia yang
menderita penyakit rematik memahami tentang penanganan “Rematik”.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x50 menit, diharapkan masyarakat
mampu:
1. Menjelaskan pengertian tentang rematik dengan benar dan tepat
2. Menyebutkan tentang penyebab dari rematik dengan benar dan
tepat
3. Menyebutkan 3 dari 7 tanda dan gejala dari rematik dengan benar
dan tepat
4. Menyebutkan 2 dari 5 dampak dari rematik dengan benar dan tepat

6
5. Menyebutkan 5 dari 10 cara pencegahan dari rematik dengan benar
dan tepat
6. Menyebutkan cara pengobatan dari rematik dengan benar dan tepat
7. Mampu meredemonstrasikan pengobatan tradisional

8. Kegiatan
No. Langkah – Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah
1 Pendahuluan 10 a. Memberi salam a. Menjawab
menit b. Memperkenalkan salam
diri b. Menjawab
c. Menjelaskan pertanyaan
maksud dan tujuan c. Mendengarkan
d. Kontrak waktu d. Mencatat
e. Apersepsi
f. Memberi pre test
2 Penyajian 20 a. Menjelaskan a. Mendengarkan
menit tentang pengertian dengan seksama
rematik dengan
benar dan tepat
b. Menyabutkan
tentang penyebab
rematik
c. Menyebutkan tanda
dan gejala dari
rematik
d. Menyebutkan
dampak dari
rematik
e. Menyebutkan

7
tentang cara
pencegahan
rematik
f. Menyebutkan cara
pengobatan rematik
3 Evaluasi 15 a. Kesimpulan a. Partisipasi aktif
menit b. Tanya jawab
c. Menanyakan
kembali
d. Post test
4 Penutup 5 a. Meminta/memberi a. Memberikan
menit pesan dan kesan pesan dan
b. Memberi salam kesan
b. Menjawab
salam

9. Metode : Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi


10. Media : Leaflet dan power point
11. Alat dan Bahan : Kursi, meja, 1 sound, cuk roll, 2 mic, cobekan,
sendok, mangkok, pisau, kain atau alat saring, air,
gelas, handscon,
12. Materi : Terlampir I
13. Evaluasi :
a. Struktur
Satuan acara penyuluhan ini sudah direncanakan dari satu bulan
yang lalu, sudah disusun sejak 3 minggu yang lalu, media yang
digunakan sudah disiapkan 2 minggu lalu diantaranya leafleat power
point, dan bahan-bahan untuk demonstrasi.

8
b. Proses
Dari 60 undangan yang disebar hanya 40 orang saja yang dapat
menghadiri undangan ini.

c. Hasil
Dari 40 undangan yang menghadiri penyuluhan 50% yang sudah
mengerti, 27% yang belum mengerti, 13% yang bertanya dan 10%
meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.

14. Daftar Pustaka

Chang, E. 2009. Patofisiologi : Aplikasi pada Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC

Lukman dan Nura Ningsih. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Maderic.2012. Penejelasan Rematik (Online). Dalam :


http://asamuratrematik.com/2015/03/04/penjelasan-rematik/. Diakses pada
tanggal 7 oktober 2016. Pukul 20.03 Wita.

Prince. Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Ed. 4, Jakarta: EGC.

9
LAMPIRAN I
MATERI REMATIK

A. Pengertian Rematik
Rematik merupakan penyakit yang mempengaruhi atau menimbulkan
sakit pada anggota gerak seperti persendian , otot , tulang dan jaringan sekitar
sendi. Keluhan atau dampak yang sering timbul antara lain nyeri , bengkak ,
kaku dan keterbatasan gerak tubuh. Ada dua macam rematik, yakni rematik
artikuler dan rematik non-artikuler. Rematik artikuler terjadi di bagian sendi,
atau sering disebut radang sendi. Rematik non artikuler disebut juga extra
articular rheumatism terjadi di bagian jaringan lunak di luar sendi.
Lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan
Osteoartritis. Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya
menyerang pada sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin
bertambah berat sakitnya. Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang
disebabkan rapuhnya kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan
yang menutup permukaan ujung ujung tulang. Umumnya menyerang sendi
sendi penopang tubuh seperti lutut pinggul, tulang belakang.Osteoartritis
umumnya menyerang usia lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai parah.
Penyakit Rematik lama kelamaan akan mengakibatkan kerusakan sendi
dan menimbulkan arthritis gout kronis. Kasus seperti ini akan menimbulkan
sakit nyeri yang hebat yang biasanya timbul pada pagi hari pada waktu bangun
pagi, padahal mungkin malam harinya tidak merasakan apa-apa.

B. Penyebab Penyakit Rematik


Rematik, hakikatnya manifestasi dari penyakit mental seperti depresi,
stres, dan sebagainya. Dalam kondisi mental terganggu, otot tubuh mengalami
gangguan dan ketegangan. Bila berlangsung secara terus menerus akan
berakibat terbentuknya serat-serat jaringan di antara serat-serat otot. Darah
yang alirannya kurang lancarpun dapat memicu terjadinya rematik, karena
fungsi sebagian darah yang mengangkut sisa-sisa makanan dan kotoran tubuh

10
menjadi berdesak-desakan sehingga menjadi kekurangan oksigen. Zat-zat
polutan yang tersebar melalui udara juga dapat mengakibatkan rematik.
Selain itu penyakit rematik dapat disebabkan oleh factor usia, keturunan,
factor lingkungan, gaya hidup yang tidak teratur, sering mengonsumsi makan
yang tinggi purin, sering mengonsumsi minuman berahkohol.

C. Tanda dan Gejala Penyakit Rematik


1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di
pagi hari.
2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri
pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan.
5. Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendian pergelangan
jari, tangan, kaki, bahu, lutut (dengkul), pinggang, punggung dan sekitar
leher.
6. Sakit rematik dapat berpindah-pindah tempat dan bergantian bahkan
sekaligus di berbagai persendian.
7. Sakit rematik biasanya kambuh pada saat cuaca mendung saat mau hujan
atau setelah mengkonsumsi makanan pantangan seperti : sayur bayam,
kangkung, kelapa, santan.

D. Dampak dari rematik


Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh tidak diatasinya rematik
diantaranya :
1. Perubahan bentuk sendi dan tulang
2. Berat badan turun, anemia dan demam
3. Pengeroposan tulang
4. Kecacatan
5. Nyeri yang semakin meningkat

11
E. Pencegahan Rematik
Ada beberapa hal untuk mencegah penyakit rematik :
1. Hindari makanan yang banyak mengandung banyak purin antara lain
daging, telur, kaldu, kacang-kacangan, tauge, jeroan hewan, cumi,
kepiting, udang, kerang.
2. Kurangi mengkonsumsi sayur yang berwana hijau seperti kangkung,
bayam, kembang kol, daun singkong, asparagus, dan buncis.
3. Kurangi konsumsi buah buahan seperti durian, alpukat, dan nanas.
4. Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol seperti
bir, wiski, anggur, tuak, tape.
5. Konsumsi makanan rendah kalori seperti apel, semangka.
6. Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C
7. Lebih banyak meminum air putih
8. Kurangi berat badan yang berlebihan agar terhindar resiko serangan
rematik
9. Lakukan olahraga ringan setiap pagi hari dengan teratur
10. Istirahat yang cukup

F. Pengobatan Rematik
a. Pengobtan Pada Penyakit Rematik Secara Kimia
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit rematik. Obat-obatan yang dipakai adalah obat
untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba
mengubah perjalanan penyakit.
Penanganan medis dimulai dengan pemberian salisilat NSAID dalam dosis
terapeutik. Kelompok obat ini mengurangi peradangan dengan
menghalangi proses produksi mediator peradangan. Tepatnya, obat-obat
ini menghambat sintetase prostaglandin atau siklooksigenase. Enzim-
enzim ini mengubah asam lemak sistemik endogen, yaitu asam
arakidonatmenjadi prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan radikal-

12
radikal oksigen. Obat standar yang sudah dipakai sejak lama dalam
kelompok ini adalah aspirin dan piroksikam.
1. Aspirin (analgetik antipiretik) PO (Dewasa) : 325 – 1000 mg tiap 4
– 6 jam sesuai kebutuhan (tidak lebih dari 4 g/hari).
2. Aspirin (antiinflamasi) PO (Dewasa) : 2,6 – 6,2 g/hari dalam dosis
terbagi.
3. Piroksikam PO (Dewasa) : 20 mg/hari dapat diberikan sebagai dosis
tunggal atau dalam 2 dosis terbagi dengan sediaan kapsul : 10 mg,
20 mg supositoria : 10 mg, 20 mg.
b. Obat tradisional untuk penyakit rematik
a. Kulit Manggis
Buah manggis yang dagingnya memiliki rasa manis dengan sedikit
asam ini ternyata dapat digunakan sebagai ramuan untuk membuat
obat herbal untuk mengobati penyakit rematik. Akan tetapi, bukan
bagian dagingnya yang akan digunakan. Melainkan bagian kulitnya
yang umumnya diabaikan. Jadi saat memakan buah manggis,
janganlah membuang kulitnya karena bisa digunakan untuk
membuat ramuan obat herbal.
Caranya yaitu dengan menyiapkan kulit manggis secukupnya. Cuci
sampai bersih terlebih dahulu sebelumnya. Kemudian, potonglah
kulit manggis ini dengan irisan yang tipis-tipis. Setelah itu,
jemurlah irisan kulit manggis tersebut di bawah sinar mentari
sampai benar-benar kering. Proses ini belum selesai, irisan buah
manggis yang telah kering harus direbus terlebih dahulu barulah
bisa dikonsumsi sebagai obat alami. Cara merebusnya pun tidak
merepotkan, hanya perlu memasukkan irisan kulit manggis yang
telah kering ke dalam air mendidih. Lalu menunggu air tersebut
sampai berubah warnanya menjadi lebih pekat. Air rebusan irisan
kulit manggis yang telah matang dapat dikonsumsi setiap hari.

13
b. Jahe
Bukan hanya sekedar efektif untuk menghangatkan tubuh, jahe ini
juga berperan dengan sangat baik di dalam mengobati rematik.
Kita dapat menggunakan jahe guna meredakan rematik, kita dapat
membuat salad, saus maupun sup dengan menambahkan jahe ke
dalamnya. Setelah mengonsumsinya rasa nyeri pada bagian sendi
tentu akan semakin mereda dan membaik atau dengan cara cuci
bersih jahe, parut atau haluskan jahe dan balurkan untuk
menghangatkan bagian yang terasa nyeri.
c. Daun Seledri
Seledri yang kerap kali digunakan sebagai bumbu masakan ini
ternyata banyak mengandung khasiatnya, salah satunya untuk
mengobati asam urat dan rematik. Seledri mengandung banyak zat
yang diperlukan tubuh diantaranya klorin, asam lemak esensial,
inositol, sulfur, folat, potasium , mangan , fosfor , selenium, seng.
vitamin B1 dan vitamin A. Sehingga cukup ampuh untuk
mengatasi nyeri sendi karena asam urat. cara membuatnya
 Siapkan seledri sebanyak 2 gram yang sudah dicuci bersih
 Kemudian rebus dengan 110 ml air bersih hingga mendidih
atau selama 15 menit
 Saring ramuan tersebut, lalu minum airnya sebagai obat
tradisional
 Minum ramuan tersebut sebanyak 1 kali dalam sehari
d. Lengkuas
Bumbu dapur ini jangan pernah diremehkan karena begitu luar
biasa dalam mengobati rematik secara tradisional. Caranya mudah
karena Anda hanya tinggal mengambil sejumlah jari rimpang
lengkuas secukupnya yang masih segar untuk dicuci sampai bersih
dulu sebelum akhirnya boleh diparut. Airnya cukup diperas dengan
kain yang kemudian bisa digosokkan ke tubuh yang sakit seperti
ketika Anda memakai atau mengoleskan minyak urut. Ampasnya

14
juga jangan dibuang dulu karena Anda dapat menjadikannya
sebagai obat gosok.

15
LAMPIRAN II
EVALUASI TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan rematik ?
2. Apa saja yang menjadi penyebab rematik ?
3. Sebutkan 3 dari 7 tanda dan gejala dari rematik?
4. Sebutkan 2 dari 5 dampak dari rematik?
5. Sebutkan 5 dari 10 cara pencegahan dari rematik?
6. Bagaimana cara pengobatan dari rematik ?

Jawab :

1. Rematik merupakan penyakit yang mempengaruhi atau menimbulkan sakit


pada anggota gerak seperti persendian , otot , tulang dan jaringan sekitar
sendi, keluhan atau dampak yang sering timbul antara lain nyeri.
2. Stress, factor usia, gaya hidup yang tidak teratur, sering mengonsumsi
makan yang tinggi purin, sering mengonsumsi minuman berahkohol.
3. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di
pagi hari, Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan,
Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendian pergelangan
jari, tangan, kaki, bahu, lutut (dengkul), pinggang, punggung dan sekitar
leher.
4. Perubahan bentuk sendi dan tulang dan Pengeroposan tulang
5. Hindari makanan yang banyak mengandung banyak purin antara lain daging,
telur, kaldu, kacang-kacangan, tauge, jeroan hewan, cumi, kepiting, udang,
kerang, Kurangi mengkonsumsi sayur yang berwana hijau seperti kangkun,
bayam, kembang kol, daun singkong, asparagus, dan buncis., Hindari
makanan dan minuman yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur,
tuak, tape, Lakukan olahraga ringan setiap pagi hari dengan teratur, Istirahat
yang cukup

16
6. Pengobatan rematik dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pengobatan
kimia dan pengobatan tradisional.
1) Pengobatan kimia dengan mengonsumsi obat untuk menghilangkan
rasa nyeri.
2) Pengobatan tradisional
Sejumlah bahan herbal yang berguna meringankan nyeri sendi atau
rematik, yaitu :
a) Kulit Manggis
b) Jahe
c) Daun seledri
d) Lengkuas

17

Anda mungkin juga menyukai