Anda di halaman 1dari 4

Elan Yogatama

1605511102

SEJARAH PERKEMBANGAN BETON PRATEGANG

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi
sebaliknya mempunyai kekuatan relatif sangat rendah terhadap tarik. Beton tidak selamanya
bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian
tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik
tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang
menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur
beton bertulang dengan bentang yang panjang secara
ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak
efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan
bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat
meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan
sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.

Untuk mengatasi hal tersebut pada tahun 1886 PH. Jackson dari California, Amerika
Serikat mencoba menerapkan sistem beton prategang saat membuat konstruksi pelat atap.
Kemudian pada tahun 1888, CEW Doehring mendapatkan hak paten untuk penegangan pelat
beton dengan kawat baja. Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat
menjadi hilang, karena rendahnya mutu dan kekuatan baja.

Untuk mengatasi hilangnya gaya prategang dalam waktu singkat, G.R. Steiner pada tahun
1908 mengusulkan untuk melakukan penegangan kembali (USA). Sedangkan J. Mandl dan M.
Koenen dari Jerman, menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang. Pada tahun
1928, Eugene Freyssinet seorang Insinyur dari Perancis berhasil menemukan pentingnya
kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Dan ia berhasil memberikan pratekan
terhadap struktur beton sehingga dimungkinkan untuk membuat desain dengan penampang yang
lebih kecil untuk bentang yang relatif panjang.

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang insinyur
Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi dan slip pada jangkar
kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia
juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang
hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet. Dengan demikian, Freyssinet
telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton
bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat
dimanfaatkan seluruhnya dan dengan sistem ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-struktur
yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.

Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh
Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai
bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih
lanjut jenis struktur ini,seperti:

a. YvesGunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku Masterpiecenya “
Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan kesulitan dalam segi
perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan
oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon
dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
b. T.Y.Lin

T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang


merupakan guru besar di California University, Merkovoy.
Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan gaya-gaya parast
yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963
tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau kabel
prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga
sebagian dari beban rencana yang telah ditetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban
seimbang ini.. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan horizontal)
merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya pada struktur dapat dihitung dengan mudah
dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir dalam penampang didapat
dengan menggunakan tegangan merata akibat “Balanced” dan tegangan lentur akibat
“Unbalanced Load”. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat.
Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang,
yaitu dimana baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced Load.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman
dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap
sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi
dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga
dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

c.P.W.Abeles

P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak aliran” Full
Prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap penggunaan beton bertulang biasa
dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan Full Prestessing ini tidak
ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton pratekan dan Full
Prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari
beton bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan demikian
timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk mengkombinasikan prinsip
pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau dikenal dengan nama “Partial
Prestressing”. Yang mana didalam penampang diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak
dapat dikombinasikan dengan baik. “Partial Prestrssing” telah disetujui oleh Chief Engineer’s
Departement untuk digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan
tarik boleh terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan memasang
baja tulangan biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa
“Partial Prestressing” mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori “Load
Balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya “Partial Prestressing” karena
pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

Bangunan pertama yang dibangun dengan sistem beton prategang adalah jembatan Walnut
Lane Bridge di Philadelphia dengan bentang 47 m, pada tahun 1940/1950. Sekarang telah banyak
dikembangkan sistem dan teknik prategang. Dan beton prategang sekarang telah diterima dan
banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen struktur
ataupun sistem bangunan. Dengan beton prategang dapat dibuat bentang yang besar tetapi langsing.

Anda mungkin juga menyukai