Anda di halaman 1dari 15

Kumpulan Puisi

Bahasa Indonesia

Nama : Amory Nauli Berliana


Kelas : X IPS 1

Tahun Ajaran 2016/2017


SMAN 4 Rejang Lebong
Permata Kekasihku, Kekasihku ialah Permata
Karya : Irfan Batara, Garut.

Permata kekasihku,kekasihku ialah permata


Gambaran secawan madu harum kesturi
Bersama harapan berakhir di pasutri
Permata kekasihku,kekasihku ialah permata

Dahaga pujangga raib kau siram benih kirana


Dermaga terakhir pelabuhan gelanggan angan
Permata kekasihku,kekasihku ialah permata
Ekspektasi ku cumbui kau selepas senja

Hanya berdua kita sahaja


Setelah berlabel halal itu
Lepas ku paten kan hak kepemilikan mu
Pada saatnya,pada saatnya..
Tak Henti Berharap
Karya : Sri Gusti Anggita, Bandar Lampung.

Waktu dalam ilusi


Tak henti detaknya
Bersatu dalam jiwa
Selalu tertembus tak pernah menghilang

Tak pasti mengapa


Bayang semakin memburu
Tak mampu bicara
Terpusat pada diam dan terus membekas
Memendam dalam doa

Haruskah aku menunggumu ?


Dimana langkah ku akan terhenti ?
Semoga kau selalu terjaga
Meski tak ada aku disini

.
AKU BERADA KEMBALI
Karya : Chairil Anwar

Aku berada kembali. Banyak yang asing:


air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang

serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;


rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya

Kelengangan tinggal tetap saja.


Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.

Telinga kiri masih terpaling


ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949
PADA SUATU HARI NANTI
Karya : Supardi Djoko Damono

Pada suatu hari nanti,


Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,


Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.

Kau akan tetap kusiasati,


Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
HANYA DALAM PUISI
karya : Ajip Rosidi

Dalam kereta api


Kubaca puisi: Willy dan
Mayakowsky
Namun kata-katamu
kudengar
Mengatasi derak-derik
deresi.

Kulempar pandang ke luar:


Sawah-sawah dan
gunung-gunung
Lalu sajak-sajak
tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang
terbungkuk sejak pagi

Melalui hari-hari keras dan sunyi.


Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit
dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari
mencari Hawa
Tidakkah telah menjadi takdir penyair
Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga
ditemuinya: Ragi hati
Yang tak mau
Menyerah pada
situasi?

Dalam lembah
menataplah wajahmu
yang sabar.
Dari lembah
mengulurlah tanganmu
yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi: turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari
besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur
Ke ruang mimpi yang kuatur
sia-sia.

Aku tahu.
Kau pun tahu. Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti.
SURAT DARI IBU
Karya : Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang


pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”
SEBELUM LAUT BERTEMU LANGIT
karya : Eka Budianta

Seekor penyu pulang ke laut


Setelah meletakkan telurnya di pantai
Malam ini kubenamkan butir-butir
Puisiku di pantai hatimu
Sebentar lagi aku akan balik ke laut.

Puisiku – telur-telur penyu itu-


mungkin bakal menetas
menjadi tukik-tukik perkasa
yang berenang beribu mil jauhnya
Mungkin juga mati
Pecah, terinjak begitu saja

Misalnya sebutir telur penyu


menetas di pantai hatimu
tukik kecilku juga kembali ke laut
Seperti penyair mudik ke sumber matahari
melalui desa dan kota, gunung dan hutan
yang menghabiskan usianya

Kalau ombak menyambutku kembali


Akan kusebut namamu pantai kasih
Tempat kutanamkan kata-kata
yang dulu melahirkan aku
bergenerasi yang lalu

Betul, suatu hari penyu itu


tak pernah datang lagi ke pantai
sebab ia tak bisa lagi bertelur
Ia hanya berenang dan menyelam
menuju laut bertemu langit
di cakrawala abadi
Nyanyian Jiwa
Karya; Fauzi Arifin

akulah hati yang bimbang


oleh petuah dan ajaran
akulah rindu yang melata
di bumi berkalung duka lara

akulah sepi yang mengaji


bertengger di keluasan jagat raya
akulah burung yang berkulik itu
berkabar tentang diri yang ada

akulah gelisah yang terjaga


mabuk dan menari separuh irama
akulah lirik dan lagunya
meratap menggemakan takbir di sudut-sudut dunia
DERAI DERAI CEMARA
Karya : Chairil Anwar
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan menjadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapu
Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orang nya bisa tahan


Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan suatu dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan


Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tau, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum akhirnya kita menyerah
SAJAK PUTIH
Karya : Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam mata mu kembang mawar dan meati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba


Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dada ku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka


Selama mata mu bagi ku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah
TERATAI
Karya: Sanusi Pane Kepada Ki Hajar Dewantar
Dalam kebun sekuntum bunga teratai
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat perang yang lalu

Akar nya tumbuh di hati dunia


Daun bersemi laksmi mengenang
Bair pun ia di abaikan orang
Semoga kembang gemilang mulia

Terus lah oh teratai indonesia


Biar sedikit penjaga taman
Biar pun engkau tidak terlihat
Bair pun engkau tidak diminati
Engkau pun turut menjaga zaman
PEJUANG SEJATI
Karya: Seysar Inggar Tofani
Pejuang sejati
Bukan lah orang yang berani mati
Melainkan orang yang berani hidup
Menghadapi tantangan ini

Aku ini kecil dan lemah


Aku tak menyerah
Aku rajin kesekolah
Aku belajar tak kenal lelah

Aku ingin berkualitas dan berdaya


Aku ingin bermanfaat dan berguna
Aku ingin hidupku penuh makna
Dan sesunggunya, sebaik-baiknya manusia
Adakah yang bermanfaat dan berguna bagi sesamanya

Anda mungkin juga menyukai