DISUSUN OLEH:
TEGUH YUNIYANTO (N520184320)
MISNOVRIANA SAIFUL R. (N520184349)
RINI WIDYANINGSIH (N520184357)
NUR WIDI ASTUTI U. (N520184353)
SISWATI (N520184360)
MOCH TAUFIQ RISKI A. (N520184349)
DWI SETIAWATI (N520184331)
AHMAD MISBAKUL MUNIR (N520184320)
DWI ANITA KUSUMAWATI (N520184328)
MARGIYATI (N520184346)
ARI KURNIAWATI (N520184325)
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi adalah suatu keadaan
krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga anak harus
beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. (Wong, 2000). Hospitalisasi merupakan
perawatan yang dilakukan di rumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stres pada
anak. Anak akan mengalami masa sulit karena tidak dapat melakukan kebiasaan seperti
biasanya. Lingkungan dan orang-orang asing, perawatan dan berbagai prosedur yang
dijalani oleh anak merupakan sumber utama cemas, terutama untuk anak yang pertama
kali dirawat di rumah sakit (Nelson, 2000).
Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi anak
adalah dengan memberikan terapi bermain. Bermain merupakan aktivitas menyenangkan
bagi anak dan salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan kecemasan akibat
hospitalisasi. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak.
Kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau dirawat anak di rumah
sakit (Wong, 2008). Tujuan menerapkan terapi bermain pada anak di rumah sakit adalah
agar anak dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan, agar dapat
mengekspresikan pikiran anak, agar anak dapat mengembangkan kreatifitas melalui
pengalaman bermain yang tepat dan agar anak dapat beradaptasi secara efektif dengan
lingkungan yang baru yaitu rumah sakit sehingga kecemasan anak karena hospitalisasi
dapat berkurang (Adriana, 2011). Selain itu, terapi bermain akan mengurangi perasaan
takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri. Anak akan dapat mangalihkan rasa sakitnya pada
permainan (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya dalam bermain. Akibat adanya
distraksi dan relaksasi yang terjadi, anak yang mengalami cemas akhirnya menjadi tidak
cemas lagi (Supartini, 2004).
Prinsip permainan selama di RS yaitu tidak membutuhkan banyak energi,
waktunya singkat, mudah dilakukan, aman, sesuai kelompok umur, melibatkan orang tua,
dan tentunya tidak bertentangan dengan terapi. Pemilihan jenis permainan harus
3
disesuaikan dengan usia anak. Pada anak-anak yang belum dapat mengekspresikan
perasaan dan pikiran mereka misalnya anak usia prasekolah (3-6 tahun) permainan
menggambar, mewarnai atau melukis merupakan permainan yang sesuai (Supartini,
2004). Mewarnai memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
therapeutic, membuat anak mengekspresikan perasaannya, sebagai cara berkomunikasi
tanpa menggunakan kata (Suparto, 2003). Warna juga merupakan media terapi untuk
membaca emosi seseorang dan dapat meringankan stress pada anak (Farida, 2009).
Menggambar atau mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang dan anak masih
tetap dapat melanjutkan perkembangan kemampuan motorik halus dengan menggambar
meskipun sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharakapkan anak dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekitar dan kebutuhan bermainnya dapat terpernuhi sesuai tumbuh
kembangnya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi kecemasan, ketakutan dan trauma selama hospitalisasi
b. Meningkatkan perasaan senang dan nyaman anak selama hospitalisasi
c. Memenuhi kebutuhan rekreasi anak yang belum terpenuhi selama hospitalisasi
d. Mengembangkan motorik halus, motorik kasar dan sensori anak
e. Mengembangkan kreativitas anak
f. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
C. SASARAN
Anak-anak masa usia pra sekolah (3-6 tahun) yang dirawat di ruang anak Bougenvile
RSUD dr R. Soedjati Purwodadi
4
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Sasaran dari program bermain ini adalah anak-anak usia sekolah yang dirawat di
ruang anak Bougenvile RSUD dr R. Soedjati Purwodadi, dengan karakteristik sebagai
berikut:
1. Anak dengan usia prasekolah (3-6 tahun)
2. Anak yang kooperatif
3. Anak dengan mobilisasi secara aktif
B. ANALISA KASUS
Berdasarkan hasil observasi selama praktik di ruangan, sebagian besar anak
merasa takut dan bosan selama menjalani perawatan di rumah sakit. Anak terlihat
cemas dan rewel saat dilakukan tindakan keperawatan. Hal tersebut dapat
memberikan dampak negatif bagi anak dalam masa penyembuhannya, anak menjadi
tidak kooperatif dan akhirnya mempengaruhi lama perawatan. Oleh karena itu,
perawat perlu melakukan terapi bermain untuk mengurangi kecemasan dan kebosanan
selama hospitalisasi
b. Dramatic play
6
Permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa,
misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya, dan sebagainya yang ingin
ia tiru. Apabila anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di
antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini penting
untuk proses identifikasi anak terhadap peran tertentu .
c. Skill play
Permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak, khususnya
motorik kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil naik sepeda. Jadi,
keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan
yang dilakukan. Semakin sering melakukan latihan, anak akan semakin
terampil.
7
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
A. JUDUL PERMAINAN
Terapi Bermain Mewarnai Gambar
B. DESKRIPSI PERMAINAN
Mewarnai gambar adalah proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di
lakukan pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk diwarnai adalah
gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak usia pra
sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu mengenal objek-objek
yang pernah dilihatnya.
Sebelum terapi bermain mewarnai gambar dimulai, anak akan diberikan
petunjuk tentang aturan permainan. Anak dapat mewarnai gambar dengan warna
sesukanya ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan oleh perawat. Jika
anak-anak kesulitan dalam mewarnai, perawat akan membantu dan memfasilitasinya.
Orang tua anak akan dilibatkan untuk membantu proses bermain.
C. TUJUAN PERMAINAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kebutuhan rekreasi yaitu bermain selama di rumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi kecemasan, ketakutan dan trauma
b. Meningkatkan perasaan senang dan nyaman anak
c. Mengembangkan motorik halus, motorik kasar dan sensori anak
d. Mengembangkan kreativitas anak
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
8
E. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan yaitu skill play untuk meningkatkan ketrampilan anak dalam
mewarnai gambar.
G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Kamis, 16 Mei 2019
Waktu : 10.00 WIB - 10.30 WIB
Tempat: Ruang bermain anak RSUD dr R. Soedjati Purwodadi
H. PROSES BERMAIN
No Kegiatan Waktu Keterangan
9
4 Penutup 15 menit Pasien dan orang tua terlihat
senang
a. Memvalidasi perasaan pasien
terhadap terapi bermain yang Pasien dan orang tua
telah dilakukan mengungkapkan
b. Memvalidasi respon orang perasaannya
tua
c. Menutup dengan salam
10
terapi, jaga komunikasi dengan anak dan beri pujian positif atas tindakan yang telah
dilakukan serta beri semangat pada anak untuk melanjutkan permainan.
K. PENGORGANISASIAN
1. Struktur organisasi
Leader : Dwi Setiawati
Observer :
1. Misnovriana Saiful R.
2. Rini Widyaningsih
4. Siswati
Fasilitator :
1. Teguh Yuniyanto
4. Margiyati
5. Ari Kurniawati
= klien / pasien
= perawat leader
= keluarga
2. Uraian Tugas
Leader:
a) Menjelaskan tujuan bermain
b) Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
c) Menjelaskan aturan bermain pada anak
d) Mempertahankan kehadiran anak
e) Mencegah hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam
f) Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
Fasilitator:
11
a) Menyiapkan alat –alat bermain
b) Memfasilitasi klien yang kurang aktif.
c) Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.
d) Mempertahankan kehadiran peserta.
Observer:
a) Mengobservasi jalannya / proses kegiatan.
b) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan berlangsung.
Peserta / Keluarga:
a) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang dijelaskan.
b) Ikut berpartisipasi dalam mengawasi anak saat terapi bermain berlangsung.
L. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktual
a. Pre-planning telah disiapkan dua hari sebelum kegiatan.
b. Pre-planning terapi bermain telah disetujui oleh clinical instructor.
c. Persiapan alat, tempat, kontrak waktu sudah dilakukan satu hari sebelum
kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Rencana pelaksanaan kegiatan 30 menit.
b. Terapi bermain dapat dilakukan sesuai dengan rencana.
c. Perawat melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah direncanakan.
d. Anak aktif dan antusias mengikuti terapi bermain.
e. Pelaksanaan terapi bermain dapat berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa senang dan tidak bosan
b. Anak tidak merasa cemas dan tidak takut dengan perawat
c. Anak menyelesaikan terapi bermain mewarnai gambar
12
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
16