Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA PADA

TAMBANG BATUBARA PIT LTH PADA PT. LATIH TANJUNG


HARAPAN KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN
BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:
Erich Lamba Barung Tandirerung
Jurusan Teknik Pertambangan STTNAS, Yogyakarta

ABSTRAK
PT. Latih Tanjung Harapan merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di
bidang industri penambangan batubara. Sistem penyaliran yang digunakan pada lokasi
penambangan batubara Pit LTH adalah sistem penyaliran langsung (konvensional) / mine
dewatering, adapun kedua sistem tersebut adalah cara paritan (saluran) dan penyaliran
dengan sumuran (sump), maka faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain sistem
pengontrolan (curah hujan rata-rata, daerah tangkapan hujan, sump, pompa dan kolam
pengendapan harus di tanggani dengan baik. Berdasarkan parameter tersebut diharapkan dapat
diketahui air yang masuk ke dalam front kerja tambang, sehingga penangannya dapat dilakukan
dengan sebaik mungkin. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap parameter tersebut, sehingga
antisipasi terhadap debit air yang masuk ke front kerja tambang dapat dirancang sebuah sistem
penirisan tambang yang baik, guna mengoptimalisasi kecelakaan kerja dan sasaran produksi.
Dari hasil analisis perhitungan data curah hujan dan debit limpasan maka perlu adanya
rancangan ulang sistem penyaliran tambang baik saluran/paritan, sump serta adanya
penambahan jumlah pompa. Adapun hasil analisis memperlihatkan intensitas curah hujan 1,1
mm/jam (normal) dengan curah hujan rencana 150,90 mm, dengan nilai koefisien limpasan
0,75. luas daerah tangkapan hujan DTH 1 adalah 1,340 km² dan DTH 2 adalah 1,437 Km²
jumlah total debit yang masuk DTH 1 sebesar 0,369 m3/detik dan DTH 2 adalah 0,372
m3/detik. Debit total air yang akan masuk ke area penambangan akan dikumpulkan pada
sumuran/sump kemudian di pompakan menggunakan pompa MF 90 HV menuju settlingpond.

Pendahulun
Penerapan metode tambang terbuka tidak Tujuan Penelitian
terlepas dari masalah air yang masuk ke dalam Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
area penambangan. Beberapa parameter hidrologi 1. Membuat paritan di sisi jalan tambang
seperti curah hujan, penguapan, infiltrasi dan air 2. Mendesain sumuran (sump)
limpasan (run off) serta parameter hidrogeologi 3. Menghitung penggunaan pompa
yang berkaitan dengan air tanah merupakan 4. Mendesain kolam pengendapan (settling pound)
parameter-parameter yang sangat mendasar dalam
membuat suatu rancangan sistem penirisan Metode Penelitian
tambang, pada lokasi penelitian. Parameter yang Metode penelitian yang digunakan dalam
sangat mempengaruhi adalah curah hujan dengan penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode
besaran di atas rata-rata normal. penelitian kuantitatif yang meliputi tahap tahap
Pada umumnya sasaran penyaliran adalah sebagai berikut :
membuat area disekitar lokasi penambangan selalu 1. Studi Literatur
kering karena apabila tidak terkontrol maka akan Dalam metode ini, pengumpulan data
menimbulkan masalah di lokasi kerja, seperti: dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku
jalan tambang becek dan licin, stabilitas lereng yang mendukung (jurnal atau majalah ilmiah)
tambang rawan dan longsor, peralatan cepat rusak, Juga mempelajari dari sumber data yang
kesulitan mengambil sampling (contoh) dan lainnya seperti dari internet/komputer.
mengancam keselamatan dan kesehatan kerja.

2
2. Observasi yang berhubungan dengan masalah
Observasi merupakan pengamatan tersebut, ialah sebagai berikut:
langsung terhadap suatu objek yang akan a. Menghitung data curah hujan dengan
di teliti dalam waktu singkat dengan menggunakan metode Gumbel dan
bertujuan untuk mendapat gambaran intensitas hujan dengan persamaan
mengenai objek penelitian (Gorys Keraf, Mononobe. Dengan memanfaatkan
2001:162). Dalam tahap ini penulis sampel data curah hujan harian
mengumpulkan data dengan melihat maksimum.
/meninjau langsung ke lokasi penelitian b. Menghitung debit total air yang
terhadap proses yang sedang berlangsung masuk yang berasal dari debit
demi mendapat gambaran yang jelas limpasan ditambah dengan total air
mengenai obyek yang sebenarnya. hujan yang masuk ke area
Penelitian di lapangan di lakukan dalam penambangan. Mengetahui berapa
beberapa tahap, yaitu : jumlah debit air yang dapat dipompa
a. Observasi lapangan dengan meninjau berdasarkan spesifikasi pompa yang
proses penyaliran dan penanganan air ada. Jumlah pompa dan debit pompa.
tambang. c. Menghitung dimensi sump berdasarkan
b. Mengumpulkan data-data di lapangan volume air yang masuk per hari.
berupa dimensi settling pound, dimensi d. Merencanakan dimensi dan perawatan
puritan dan dokumentasi lapangan. settling pound
c. Menyimpulkan dan mengkaji hasil e. Kecepatan sedimentasi
yang di diperoleh selama kegiatan
berlangsung. 5. Kesimpulan
Menyimpulkan dan menganalisis semua
3. Pengumpulan Data hasil data yang diperoleh baik dari
Data-data yang dikumpulkan penulis lapangan dan literatur sehingga di peroleh
berupa : gambaran rancangan sistem penyaliran
a. Data primer, yaitu data yang tambang, sehingga dapat dijadikan acuan
dikumpulkan dengan melakukan bagi perusahaan, penulis serta pihak yang
pengamatan secara langsung di membaca.
lapangan berupa ukuran dimensi
settling pound, dimensi puritan dan Hasil Penelitian
dokumentasi lapangan, metode Kondisi Lokasi Penelitian
penyaliran yang digunakandi lapangan Daerah Penelitian Pit LTH
berupa metode dewatering untuk PT. Latih Tanjung Harapan merupakan
mengeluarkan air yang telah masuk ke perusahaan yang bergerak dibidang usaha
dalam front tambang, tipe saluran yang penambangan batubara yang mempunyai luas ±
digunakan dalam penggulangan air 309 Ha. Adapun ruang lingkup kegiatan yang
limpasan ini berupa paritan, dimensi dilakukan antara lain penanganan produksi seperti
kolam pengendapan dan jadwal pengambilan overburden (lapisan tanah penutup),
perawatan kolam pengendapan, batubara, dan pengontrolan penyaliran tambang.
panjang pipa, diameter pipa, jenis PT. Latih Tanjung Harapan di bagian utara
pompa, jumlah pompa yang ada berbatasan langsung dengan perkampungan warga,
dilapangang, debit outlet pipa HDPE bagian selatan Sungai Latih, bagian timur
(High Density Polyethylene). berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Batu dan di
b. Data sekunder, yaitu data yang bagian barat dibatasi oleh perkampungan warga.
dikumpulkan berdasarkan referensi
dari perusahaan seperti peta topografi Pemilihan Sistem Penyaliran Tambang
sebagai acuan untuk menghitung Salah satu faktor yang mempengaruhi
daerah tangkapan hujan (catchment terhambatnya proses produksi penambangan
area, peta lokasi kesampaian dareah, batubara adalah masuknya air limpasan kedalam
keadaan geologi umum daerah lokasi tambang, berdasarkan pengamatan
penelitian, data curah hujan harian di dilapangan PT. Latih Tanjung Harapan
gunakan untuk mendapatkan nilai menerapkan sistem penyaliran tambang untuk DTH
curah hujan rencana, spesifikasi dari 1 dan DTH 2 yaitu Mine Dewatering system,
pada pompa. Segala upaya dilakukan perusahaan untuk
mengalirkan air yang telah masuk kelokasi
4. Analisa Data penambangan dengan membuat saluran terbuka
Data-data yang telah diperoleh kemudian menuju sumuran (sump), selanjutnya dialirkan
dianalisis berdasarkan literatur-literatur menuju kolam penampungan (setlingpond) dengan

3
mengunakan pompa MF 90 HV, penggunaan Tr = 5 tahun

 1   1  8
pompa bertujuan karna elevasi sumuran lebih
rendah dari pada kolam penampungan Pr = 1 –
penampungan (setlingpond). 5
= 83,22 %
Perhitungan Curah Hujan Rencana 4. Perhitungan Curah Hujan rencana
Maximum Perhitungan curah hujan rencana menggunakan
Rainfall/d rusmus distribusi Gumbell, dengan memperhatikan
X (Xi-X) (Xi-X)^2
ay (Xi) rata-rata curah hujan, curah hujan rata-rata, standar
(mm/day) deviasi, reduced standar deviation, reduced
2006 103.1 113,16 78,84 6215,75 variate, dan reduced mean ( lampiran B). Dari hasil
2007 101.9 113,16 40,34 1627,32 analisis data, maka dapat diperoleh periode ulang 5
tahun dengan cura hujan rencana harian sebesar
2008 130.50 113,16 17,34 300,68 150,90 mm/hari
2009 119.8 113,16 6,64 44,09
 S 
2010 82 113,16 -10,06 101,20 Xt = X +   x Yt  Yn  
2011 92.6 113,16 -11,26 126,79
 Sn 
 37,59 
2012 192 113,16 -20,06 402,40 = 13,16 +   x  1,5  0,496 
2013 153.5 113,16 -20,56 422,71  1 
2014 93.1 113,16 -31,16 970,95 = 150,90 mm/hari
2015 63.1 113,16 -50,06 2506,00
Intensitas Curah Hujan
Total 1131,6 12717,89 Intensitas curah hujan merupakan curah
hujan jangka pendek yang menunjukan tingkat
1. Data Curah Hujan kederasan hujan. Intensitas curah hujan digunakan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di dalam menentukan debit air limpasan guna
permukaan tanah datar selama periode tertentu penentuan suatu dimensi saluran terbuka.
yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas Penentuan intensitas curah hujan dilakukan dengan
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, pengolahan data dengan pendekatan empiris
runoff dan infiltrasi. Satuan curah hujan adalah menggunakan metode manonobe.:
mm, inch. Data curah hujan yang penulis gunakan Berdasarkan perhitungan rumus) diperoleh
dalam penulisan tugas akhir ini merupakan data intensitas curah yaitu 1,1 mm (Hujan
curah hujan yang diperoleh dari Site Badan ringan/normal)
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kabupaten
Berau yaitu selama 10 tahun terhitung dari tahun Penentuan Nilai Koefisien Limpasan
2006 - 2015 Koefisien limpasan diperoleh dari
perbandingan antara jumlah hujan yang jatuh
2. Perhitungan Periode Ulang Hujan (PUH) dengan yang mengalir sebagai limpasan dari hujan
merupakan periode atau waktu dimana di permukaan tanah koefisein limpasan (c)
hujan dengan intensitas yang sama akan berulang tergantung dari pada sifat fisik batuan, kondisi
dalam jangka waktu tertentu. Penerapan periode topografi, daerah dan tata guna lahan.
ulang hujan sebenarnya lebih ditekankan kepada Berdasrkan pengamatan dilapangan serta
masalah kebijaksanaan dalam perencanaan peta topografi Daerah Tangkapan Hujan memiliki
tambang. penentuan periode ulang hujan ini nilai koefisien 0,75 karna sebagian besar daerah
berhubungan dengan faktor resiko dalam tambang berupa jalan angkut, dasar pit dan jenjang.
perencanaan tambang dalam sistem penyaliran ini
digunakan periode ulang 5 tahun Perhitungan Debit Air Hujan yang Masuk ke
Bukaan Tambang
3. Resiko Hidrologi Sumber air yang masuk pada bukaan
Resiko hidrologi adalah kemungkinan suatu tambang di antaranya, air hujan, air limpasan dan
kejadian akan terjadi minimal satu kali pada air tanah, namun pada penelitian di PT. Latih
periode ulang tertentu Dari data yang diperoleh dari Tanjung Harapan sumber air dari air tanah
Departemen Engineering and control, diketahui diabaikan karena di lokasi penelitian air tanah tidak
bahwa umur tambang adalah 8 tahun dan periode mempengaruhi bertambahnya jumlah volume debit.
ulang hujan yang digunakan 5 tahun, sehingga Perhitungan debit air hujan yang masuk langsung
resiko hidrologi didapat 83,22%. ke bukaan tambang adalah hasil perhitungan debit
air hujan yang masuk ke bukaan tambang, debit
DTH 1 sebesar 178,67 m3/jam dan debit DTH 2
sebesar 150,30 m3/jam.

4
Debit Air Limpasan Dimensi dari sumuran (sump) perlu disesuaikan
Debit air limpasan didaerah penelitian dapat dengan debit air yang masuk kedalam bukaan
ditentukan dengan setelah diketahui luas masing- tambang, dan bila tidak segera ditangani maka akan
masing daerah tanggkapan hujan, nilai insensitas menggenangi sebagian area pit sehingga proses
curah hujan, nilai koefisien limpasan (c). Debit produksi akan berhenti, agar terhindar dari hal
limpasan DTH 1 sebesar 1.105,2 m3/Jam dan debit tersebut maka perlu adanya perhitungan yang tepat.
limpasan DTH 2 sebesar 1.188 m3/Jam. Dari hasil perhitungan didapat dimensi sump
sebagai berikut, untuk DTH 1 panjang permukaan
Debit Air Tambang sumuran 21 meter, lebar permukaan sumuran 21
Dalam menentukan perencanaan sistem meter, panjang dasar sumuran 15 meter, lebar dasar
penyaliran tambang maka dibutuhkan adanya sumuran 15 meter, kedalaman 5 meter, sedangkan
jumlah air yang akan masuk pada bukaan tambang. sump DTH 2 panjang permukaan sumuran 23
Secara teknis nilai ini akan menentukan dimensi meter, lebar permukaan sumuran 23 meter, panjang
dari sebuah saluran terbuka (paritan), sumuran dasar sumuran 17 meter, lebar dasar sumuran 17
(sump), jumlah pompa dan settlingpond (kolam meter , kedalaman 5 meter.
pengendapan). Berikut ini adalah hasil perhitungan
debit air hujan yang masuk ke bukaan Sistem Pemompaann
tambang,untuk DTH 1 sebesar 1.328,87 m3/jam dan a. Perhitungan Pompa MF 90 HV DTH 1.
DTH 2 sebesar 1.338,3 m3/jam. Data yang dipeoleh serta diamati dilapangan
menenjukan kedalaman lantai tambang mencapai –
Dimensi Saluran Terbuka 43 meter di bawah permukaan air laut. Pada
Saluran terbuka yang terdapat disekeliling kedalaman (elevasi) tersebut dibuat sumuran yang
DTH 1 dan 2 bertujuan untuk mencegah agar air berfungsi untuk menampung air tambang yang
limpasan dari daerah luar bukaan tambang, tidak kemudian dipompa keluar. Tempat pembuangan air
mengalir kedalam lokasi penambangan batubara. berada pada ketinggian 8 meter di atas permukaan
Perhitungan dimensi saluran terbuka berdasarkan air laut, sehingga julang statis adalah 51 meter.
atas nilai debit total air limpasan dan topografi Perhitungan jumlah pompa yang akan
daerah penelitian. digunakan di lokasi penambangan adalah pompa
sentrifugal MF 90 HV sebanyak 4 (empat) unit.
Berdasarkan spesifikasi pompa diketahui bahwa
debit maksimal pompa adalah 110 l/s atau 396
m3/jam, dengan julang total maksimum 62 meter.

b. Perhitungan Pompa MF 90 HV DTH 2.


Data yang dipeoleh serta diamati dilapangan
menenjukan kedalaman lantai tambang mencapai –
33 meter di bawah permukaan air laut. Pada
kedalaman (elevasi) tersebut dibuat sumuran yang
berfungsi untuk menampung air tambang yang
kemudian dipompa keluar. Tempat pembuangan air
berada pada ketinggian 43 meter di atas permukaan
Gambar 1. Saluran Terbuka Pada Lokasi Penelitian
air laut, sehingga julang statis adalah 62 meter.
Perhitungan jumlah pompa yang akan
Sesuai pengamatan dilokasi penelitian dimensi digunakan di lokasi penambangan adalah pompa
saluran atau paritan pada Pit sudah kurang baik sentrifugal MF 90 HV sebanyak 4 (empat) unit.
untuk digunakan, sehingga perlu ada perbaikan. Berdasarkan spesifikasi pompa diketahui bahwa
Berikut adalah hasil perhitungan untuk dimensi
debit maksimal pompa adalah 110 l/s atau 396
saluran pada DTH 1 dan 2 adalah sebagai berikut :
m3/jam, dengan julang total maksimum 90 meter.
Kemiringan dinding saluran 0,577 meter atau 0,58
meter, kedalaman saluran terbuka 0,663 meter atau
Lama Pemompaan
0,7 meter, lebar dari dasar saluran terbuka 0,30 Dari hasil perhitungan untuk waktu lama
meter atau 3 meter, lebar atas dari saluran terbuka pompa dengan jumlah pompa pada DTH 1 dan 2
90 m meter atau 1 meter, kedalaman air 0,257
sebanyak 4, diperoleh waktu yang dibutuhkan
meter atau 0,3 meter, tinggi jagaan saluran terbuka
untuk memompa air keluar dari sumuran adalah 5
0,256 meter atau 0,3 meter.
jam pada DTH 1 dan 5 jam pada DTH 2.
Dimensi Sumuran (sump) Kolam Pengendapan (Settling Pond)
Sump DTH 1 dan 2 Settling Pond berfungsi sebagai tempat
Sumuran (sump) merupakan tempat untuk
menampung air tambang sekaligus untuk
menampung air dari tambang untuk sementara
mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut
waktu sebelum dipompakan menuju settlingpond.

5
bersama air dari lokasi penambangan, sehingga air 2. Pengontrolan terhadap sump dan setlling
akan masuk ke settlingpond secara alami dan pond baik pada musim hujan atau pun
selanjutnya dialirkan ke sungai melalui saluran musim kemarau sehingga sistem
pembuangan. Dengan adanya settlingpond, penyaliran dapat berjalan dengan baik.
diharapkan air yang keluar dari daerah
penambangan sudah bersih dari partikel padatan
sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada Daftar Pustaka
sungai atau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Alan R, 2008. Australian Pipe Friction Hanbook
Selain itu juga tidak menimbulkan pendangkalan Third Edition, Pump Industry Australia
sungai akibat dari partikel padatan yang terbawa Incorporated. Australia
bersama air.
Dari hasil perhitungan persen padatan pada Bambang, S, 1985, “Perencanaan Drainase
DTH 1 adalah 0,008% dan persen air 99,992 %, Tambang Terbuka”, PT. Pradnya Paramita,
dengan volume padatan yang masuk Jakarta.
0,000032 m3/detik, DTH 2 adalah 0,008% dan
persen air 99,992 %, dengan volume padatan yang Bambang Triatmodjo. 2008. Hidrologi Terapan.
masuk 0,000029 m3/detik. Direncanakan memiliki Yogyakarta: Beta Offset.
4 kompartemen masing-masing kompartemen
dengan ukuran dimensinya 20 m x 17,5 m x 5 m, Ersin S, 1990. Dasar-Dasar Hidrologi, Gajah
nantinya tiap kompartemen akan difungsikan untuk Mada University Press. Yogyakarta.
menampung volume lumpur dengan persentase
padatan yang berbeda-beda. settling pound yang Gautama R. S, 1999. Sistem Penyaliran Tambang,
akan dibuat sebanyak 2 buah. Institute Teknologi Bandung.

Kesimpulan Hartono. 2013. Diktat Kuliah Sistem Penyaliran


1. Sistem penyaliran yang digunakan pada Tambang. Yogyakarta: Universitas
lokasi penambangan batubara Pit LTH PT. Pembangunan Nasional “veteran”
Latih Tanjung Harapan adalah sistem mine Yogyakarta.
dewatering. Adapun kedua sistem tersebut
adalah cara paritan (saluran) dan Prodjosumarto P, 1994. Rancangan Kolam
penyaliran dengan sumuran (sump). Pengendapan Sebagai Perlengkapan
2. Daerah Tangkapan Hujan DTH 1 dengan Sistem penyaliran Tambang. Bandung.
luas 1,340 km² dan Daerah Tangkapan
Hujan DTH 2 dengan luas 1,437 km². PT. Latih Tanjung Harapan. 2016. Peta
3. Dengan menggunakan rumus Monnonobe, Kesampaian Daerah. Berau.
diketahui bahwa debit air limpasan DTH 1
sebesar 0,307 m³/detik dan DTH 2 sebesar Rudy Sayoga, 1993. Pengantar Penirisan
0,330 m³/detik, dengan intensitas curah Tambang, Institut Teknologi Bandung.
hujan sebesar 1,1 mm/jam.
4. PT. Latih Tanjung Harapan direncanakan Sularso, 2000. Pompa Dan Kompresor. Pemilihan,
akan menggunakan jenis Pompa MF 90 Pemakaian dan pemeliharaan. Institute
HV dengan debit kedua pompa adalah 420 Teknologi Bandung.
l/s dan jumlah pompa pada setiap Daerah
Tangkapan Hujan sebanyak 4 unit pada Sosrodarsono., S., 1993, Hidrologi Untuk
DTH 1 dan 4 unit pada DTH 2. Pengaliran, Pradnya Paramita, Jakarta.
5. Kolam pengendapan yang direncanakan
akan dibuat 2 unit yang mana setiap unit Suwandhi A, 2004. Diklat Perencanaan Tambang
akan menampung debit air dari sump pada Terbuka. Universitas Islam. Bandung.
DTH 1dan DTH 2. Settling pond yang
direncanakan berbentuk zig – zag dengan
jumlah 4 kompartemen.

Saran
1. Pemeliharaan perlu dilakukan terhadap
saluran agar tidak tersumbat dan
mengalami pendangkalan hal ini
menyebabkan air limpasan masuk kearea
jalan yang mengakibatkan jalan licin dan
becek.

Anda mungkin juga menyukai