Anda di halaman 1dari 2

Berikut ini adalah Cara mengatasi perilaku Prasangka, Diskriminasi

dan Entosentrisme

Cara untuk mengatasi prasangka :

1. Memutuskan siklus prasangka: belajar tidak membenci karena dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain. Dengan cara mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya untuk
melatih anak menjadi fanatic.
2. Berinteraksi langsung dengan kelompok berbeda: i) contact hypothesis—pandangan bahwa
peningkatan kontak antara anggota dari berbagai kelompok sosial dapat efektif mengurangi
prasangka diantara mereka. Usaha-usaha tersebut tampaknya berhasil hanya ketika kontak
tersebut terjadi di bawah kondisi-kondisi tertentu. ii) extended contact hypothesis—sebuah
pandangan yang menyatakan bahwa hanya dengan mengetahui bahwa anggota
kelompoknya sendiri telah membentuk persahabatan dengan anggota kelompok out-
groupdapat mengurangi prasangka terhadap kelompok tersebut.
3. Kategorisasi ulang batas antara “kita” dan “mereka” hasil dari kategorisasi ulang ini, orang
yang sebelumnya dipandang sebagai anggota out-group sekarang dapat dipandang sebagai
bagian dari in-group.
4. Intervensi kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak berprasangka, pelatihan (belajar
untuk mengatakan “tidak” pada stereotype).
5. Pengaruh social untuk mengurangi prasangka.

Cara mengatasi sikap diskriminasi :

1. Belajar tidak membenci, karna dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain.
2. Mencoba berinteraksi dengan kelompok lain yang berbeda.
3. Mengkaji ulang antara “kita” dan “mereka”. Pengkategorian ulang ini akan menimbulkan
pandangan yang berbeda dengan sebelumnya.
4. Pelajaran multiculturalisme harus dimasukkan kedalam pendidikan nasional dan dimulai
sejak kecil.

Cara mengatasi sikap Etnosentrisme :

1. Memberikan Toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan
kita.
2. Menghargai suku,agama,dan ras yang berbeda.
3. Jika permasalahnnya karena miss communication bisa dengan mengadakan mediasi antar
kepala suku atau kepala daerah.
4. Pemerintah harus lebih telaten dalam mengurusi masalah-masalah yang ada di sudut-sudut
Negara, jangan hanya terpaku pada ibu kota saja.
5. Pemerintah harus lebih peka dan adil dalam pembuatan peraturan-peraturan agar tidak ada
yang merasa di anak tirikan dan merasa tidak di perdulikan oleh pemerintah.
6. Perbaikan pada manajemen konflik agar mampu mengurangi konflik yang terjadi antara
kelompok minoritas dengan minoritas maupun antara kelompok minoritas dengan mayoritas.
Misalnya di adakan manajemen konflik pada suku dayak dan suku Madura yang merupakan
kelompok mayoritas, sehingga suku dayak tidak merasa di diskriminasikan.

Anda mungkin juga menyukai