Anamnesis :
Patofisiologi : Patofisiologi : Kepatuhan, kebersihan dan pola makan. Cara penularan, Patofisiologi :
jika kelluarga lain mengalami gejala segera dibawa
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Rifampisin → air seni berwarna, Clofazimin → kulit
Gatal dan perih di mulut Bercak merah atau putih di kulit yang mati rasa berwarna, Dapson → anemia→ beri fe dan asam folat, Diare akut < 2 mnggu
Rasa metal, ↓ daya kecap Lepuh tidak nyeri masalah gi → minum bersamaan dengan maka Darah atau lendir → invasi mukosa usus/kolon
Imunodefisiensi Kontak dengan pasien lepra Nyeri perut, Kembung, Kram otot perut →
Imunodefisiensi Komplikasi hilangnya elektrolit
Pemeriksaan fisik : Tinggal di daerah endemik Riwayat makan minum tidak higienis
Athritis, sepsis, Reaksi kusta → prednisone
Rata – rata masa inkubasi 2.5 tahun Daging → salmonella, shigella, e. coli, c.
Lesi satelit
perfringens
Guam pseudomembran, dapat di cabut Pemeriksaan fisik : Daging laut → virus, vibrio, hepatitis
Pemeriksaan penunjang : Bercak bentuk plakat mengkilat atau kering Pemeriksaan fisik :
bersisik, tidak berkeringat dan berambut
KOH 10% → pseudohifa dan blastospora
Baal dan hilang sensasi pada lesi Hipotensi, takikardi, mulut kering, oligouria, ↓
Tatalaksana Penebalan nervus perifer, kelemahan anggota keringat
gerak atau wajah Nyeri tekan abd, bising usus ↑/↓
Gentian violet 1% 3x1 selama 3 hari Ulkus yang sulit sembuh
Pemeriksaan penunjang :
Larutan nystatin 100000 – 200000 IU/ml 3x1
selama 3 hari Pemeriksaan penunjang :
Feses lengkap
Edukasi Pemeriksaan BTA pada kerokan kulit Pewarnaan gram, Koch dan loefller
Kriteria rujukan
Gejala menetap 3-4 hari stlh tatalaksana →
Perbaiki status gizi dan kebersihan oral, skrining pada kultur
keluarga, kontrol kembali dalam 3 hari
Tatalaksana
Komplikasi
Rehidrasi
diare Kaopectate (bismuth subsalicylate) 120ml (d:
4-6 C)
Kriteria rujukan Tatalaksana
Alumunium hidroksida
Bila disertai HIV PB
Edukasi
Rifampisin kap 300 mg 1x2 / bulan selama 6
bulan Gaya hidup, kebersihan, gejala menetap 3- 4 hari balik
Dapson tab 100 mg 1x1 / hari selama 6 – 9 Kriteria rujukan
bulan
Anak → Rifampisin 450 mg, dapson 50 mg Menetap setelah 3-4 hari, mengalami perburukan
MB
Patofisiologi : Patofisiologi : Hematemesis melena, resusitasi cairan dosis > 15ml Patofisiologi :
belum membaik, kejang , penkes
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Kulit merah-merah Demam tinggi, mendadak, kontinu 2-7 hari Lemah letih lesu Lelah, ↓ konsentrasi, pusing
Bersin-bersin, hidung berair dan sesak Bintik merah kulit, mimisan, gusi berdarah Penglihatan berkunang-kunang
bibir merah dan bengkak Nyeri belakang mata, ulu hati, kepala, otot, Telinga berdenging
muntah kram dan diare sendi Sesak
Gejala Gi, lemah, penkes Ibu hamil, remaja putri, gizi ekonomi ↓, infeksi
Pemeriksaan fisik : Sanitasi buruk (genangan air), penderita Dbd kronik, vegetarian
disekitar
Eksim, eritema, urtikaria pada kulit Pemeriksaan fisik :
Rinitis dan asma Pemeriksaan fisik :
Angioedema Pucat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak
Distensi abd dan kram Febris > 37.5 tangan, bawah kuku
Rumple leed (+)/ peteki, ekimosis, purpura Disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,
Pemeriksaan penunjang : Perdarahan mukosa koilonikia
Hepatosplenomegali, asites, efusi pleura,
Skin prick test (kecuali pada riw alergi Pemeriksaan penunjang :
hematemesis melena → DBD
berat/anafilaksis) atau uji provokasi makanan
Pemeriksaan penunjang : Darah lengkap → hb L < 13, P < 12, Hamil < 11
Tatalaksana Serum iron, TIBC, ferritin serum
Trombositopeni < 100.000
G Tatalaksana
Leukopeni
Edukasi Ht > 20% dari nilai standar, ↓alb, ↓
Besi elemental 4-6 mg/kgBB/hari
proteinemia
Sulfas ferosus 200 mg mengandung 66 mg besi
Hindari makanan penyebab, perhatikan label makanan, NS1 (+) sampai hari ke 3, IgM dan IgG setelah
elemental
menyusui bayi sampai 6 bln hari ke 5
Komplikasi
Patofisiologi : Pemantauan CD4 setiap 6 bulan, pemantuan klinis mnggu Patofisiologi : Patofisiologi :
2,4,8, 12, 24 kemudian setiap 6 bulan setelah stabil
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
AZT pantau hb, NVP pantau transaminase, TDF pantau
Demam kontinu/intermiten > 1 bulan fungsi ginjal Rasa panas dan terbakar di dada, epigastric dan Nyeri/panas perut bagian atas mereda atau
Diare kontinu/intermiten > 1 bulan leher memburuk setelah makan, mual muntah
Flu dan batuk berulang, sariawan berulang, Komplikasi Rasa asam dalam mulut Kembung
kulit merah gatal (I) Muntah Waktu makan terlambat, makan pedas, porsi
TB, kandidiasis, leukoplakia, herpes, ensefalopati,
↓ berat badan > 10 % (II) Setelah makan makanan volume besar dan besar. Makan jajanan tidak terjamin, kopi, teh,
pneumonia
Batuk lama, putih di mulut (II) berlemak, saos tomat, peppermint, coklat dan analgesic, steroid, alcohol, kol
Prostitusi, NAPZA, riwayat IMS transfusi, alcohol Usia lanjut, stress, riw penyakit lain (refluks,
Kriteria rujukan
kontak dengan alat medis tdk steril, Diperparah dengan berbaring autoimun, HIV)
Pasangan HIV (+) Setelah dinyatakan terinfeksi dirujuk ke Pelayanan > 40 thn, obesitas, hamil, merokok, sering
Pemeriksaan fisik :
dukungan pengobatan mengangkat berat
Pemeriksaan fisik : Riw nitrat, teofilin dan verapamil Nyeri tekan epigastrium
Terdapat komplikasi
BB ↓ , febris Pemeriksaan fisik : Bising usus meningkat
Dermatitis Hematemesis Melena, Konjungtiva anemis →
Limfadenopati Pemeriksaan fisik umum (tidak ada tanda spesifik) berat dan kronis
Kandidiasis oral/ leukoplakia
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
Hepatosplenomegali
Tanda herpes, duh Kuosioner GERD dan PPI test Darah rutin
neuropati Endoskopi ditemukan mucosal break di Ureabreath test, feses lengkap, barium enema
esophagus → h.pylori
Pemeriksaan penunjang :
Endoskopi
Tatalaksana
Rapid test A1,2,3 Tatalaksana
Limfopenia, CD4 < 350 Omeprazol 2 x 20mg/hari dan lansoprazole 2 x
DPL 30 mg/hari selama 7-14 hari PPI
Foto thorax → Perbaikan →GERD→ diteruskan sampai 4 Omeprazol 1 x 20mg/hari atau lansoprazole 1
bln + domperidone 3 x 10 mg x 30 mg / hari selama 5 hari
Alt : H2 bloker (ranitidine, famotidine,
Tatalaksana Edukasi simetidin)
Antasida 3 x 500- 1000 mg per hari
Modifikasi gaya hidup, kurangi berat badan, berhenti
merokok, alcohol, kafein dan aspirin. Tidur 2-4 jam setelah Edukasi
makan, makan porsi kecil.
Makan tepat waktu, porsi kecil. Hindari faktor resiko
Komplikasi
Komplikasi
Esofagitis, ulkus esophagus, Striktur esophagus, barret
esophagus Perdarahan, ulkus, anemia
Tidak ada perbaikan setelah pengobatan atau relapse. Bila 5 hari belum ada perbaikan, alarm symptoms,
Berat badan menurun, hematemesis melena, disfagia, komplikasi
odinofagia, anemia
INTOLERANSI MAKANAN MALABSORBSI MAKANAN DEMAM TIFOID
Ceftriaxone serb inj 1 gr vial
Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Dewasa : 2 – 4 gr / hari dibagi 4 dosis selama 3-
5 hari
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Anak: 80 mg/kgbb/hari dosis tunggal selama 5
Tenggorokan gatal Sering BAB kronis Demam intermiten terutama sore hari. Demam hari
Nyeri perut, kembung Feses cair naik (step ladder) hingga minggu kedua Ciprofloxacin tab 500 mg KI : < 18 thn, gram (+)
Diare, mula muntah, kram perut Feses berminyak → malabsorpsi lemak Sakit kepala di area frontal 2 x 500 mg selama 1 mnggu
Makanan yang sering menyebabkan → Terigu Riwayat penyakit dan keluarga Ggn GI ; konstipasi, diare, meteorismus, mual Amoksisilin tab 500 mg dan ampisilin inj 250 mg
dan gandum yg mengandung gluten, protein muntah, nyeri, BAB berdarah per vial dan 1000 mg per vial → hamil
susu sapi, olahan jagung, MSG Pemeriksaan fisik : Hygiene dan sanitasi makanan buruk, ada 1.5 – 2 gr / hari selama 7-10 hari
penderita diselitar, imunodefisiensi
Pemeriksaan fisik : Konjungtiva anemis dan kulit pucat (def besi, Indikasi tatalaksana rumah : gejala ringan , sadar, makan
Ggn lain : nyeri otot, pegal, batuk, anoreksia
asam folat, b12) minum baik, keluarga mampu merawat dan mengerti
Penkes dan kejang → demam tifoid berat
Nyeri tekan abdomen, bising usus ↑, tanda Status gizi kurang tanda-tanda bahaya, system pembuangan memenuhi
dehidrasi syarat,
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang : Edukasi
Dapat kompos mentis hingga penkes
Darah perifer lengkap → anemia
Tidak ada yang spesifik Febris Konseling penyakit dan pengobatan, tanda-tanda gawat,
Pemeriksaan feses
Bradikardi relative sanitasi dan imunitas
Foto polos abdomen
Tatalaksana Ikterus
Tatalaksana Lidah kotor dan tremor, halitosis Komplikasi
Simptomatik Nyeri terutama epigastric, hepatosplenomegali
Pembatasan nutrisi tertentu, suplemen Pembatasan nutrisi, suplemen vitamin dan Tifoid toksik (tifoid ensefalopati), syok septik, perforasi,
vitamin, suplemen enzim pencernaan mineral, suplemen enzim pencernaan Pemeriksaan penunjang : peritonitis, Hepatitis tifosa (icterus, hepatomegaly, ggn
Setelah gejala menghilang makanan yang Ditemukan bakteri enterotoksigenik → Anti fungsi), Pankreatitis tifosa (↑amilase/lipase), Pneumonia
dicurigai diberikan kembali untuk mengetahui Darah lengkap : leukositosis, limfositosis,
penyebab Edukasi anemia, trombositopenia Kriteria rujukan
IgM (Tubex) dan (Typhidot) pada 4-5 hari
Edukasi Memabantu dalam pembatasan nutrisi dan mengamati Tifoid ensefalopati, komplikasi, komorbid berat, 5 hari dan
pertama demam
belum tampak perbaikan
keadaan pasien Tes widal tidak direkomendasikan → dilakukan
Konseling pada keluarga untuk membantu pembatasan
setelah 7 hari → minimal 1/320 atau kenaikan
nutrisi dan pengobatan Komplikasi 4x dengan interval 5-7 hari
Komplikasi Dehidrasi Kultur :
o darah minggu pertama
Dehidrasi Kriteria rujukan o Feses minggu kedua
o Urin minggu ketiga
Kriteria rujukan Konsultasi pada penyakit dalam untuk mengetahui etiologi o Empedu pada stadium lanjut atau
untuk carrier
Bila keluhan tidak menghilang walaupun tidak terpapar
Pemeriksaan lainnya sesuai indikasi medis mis : ot/pt,
lipase/amilase
Tatalaksana
Konseling pada keluarga untuk mendukung diet dan Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi :
pengobatan pasien. Konseling penyakit
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Komplikasi
Keluar darah segar melalui anus Demam Umumnya tidak menimbulkan gejala, terutama
Syok hipovolemik, aspirasi pneumonia, gagal ginjal akut, Tidak nyeri, merah marun, terhenti spontan, Mata dan kulit kuning pada anak
anemia, peritonitis tidak berulang (diverticulum) Urine seperti teh Timbul setelah 6 mnggu terinfeksi (prodromal)
Merah segar dan tidak bercampur dengan feses Tinja seperti dempul o Mual muntah malaise dan anoreksia
Kriteria rujukan (hemoroid/fisura ani) Riwayat makanan kotor o Batuk, fotofobia, sakit kepala,
Varises esophagus, perdarahan tidak berhenti setelah Bercampur dengan feses (colitis atau lesi Makan dan minum dari penderita hepatitis myalgia
proksimal rectum) Nyeri otot dan sendi, lemah leti lesu Urin seperti teh atau berwarna gelap
penanganan, anemia berat
Nyeri perut (colitis infeksi, iskemia mesenterial) Prodormal menghilang setelah timbul kuning,
Demam (tifoid, colitis infeksi) kelemahan dan anoreksia menetap
↓ BB, perubahan pola BAB (kanker) Pemeriksaan fisik : Pruritus
Nyeri perut kanan atas
Febris,
Pemeriksaan fisik : Riw hubungan tidak aman, jarum suntik,
Sklera ikterik transfuse/hemodialisa, ibu hep B
RT : darah segar Hepatomegali
Nilai tanda2 syok Pemeriksaan fisik :
Nyeri tekan (iskemia mesenterial) Pemeriksaan penunjang :
Rangsang peritoneal (diverticulitis) Ikterik
Urinalisis : bilirubin dalam urin
Massa intraabdomen (tumor, amuboma, Hepatosplenomegali
OT/PT 2x normal Nyeri tekan pada RUQ
penyakit chron)
IgM anti HAV
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
Tatalaksana
DL, feses rutin, tes darah samar Bilirubin dalam urin
Simptomatik dan tirah baring Ot/pt 2 x normal
Ibuprofen tab 200 mg, tab 400 mg : 2 x 1
Tatalaksana Hbsag
Mual: Metoklopramid tab 10mg 3 x 1 atau
Stabilisasi hemodinamik Domperidon tab 10 mg 3 x 1 Tatalaksana
o Iv line, oksigen, kateter, obs ttv dan Nyeri perut dan kembung : simetidin tab 200
saturasi mg 3 x 1 atau ranitidine tab 150 mg 2 x 1 atau Simptomatik (sama dengan hepatitis A
Bulk forming agent, sitz bath → hemoroid dan omeprazole tab 20 mg 1 x 1 Rujuk
fisura ani
Edukasi Edukasi
Sulfas ferrosus 3 x 325 mg → kehilangan darah
samar Konseling tentang penyakit dan mendukung pasien dalam
Sanitasi, vaksin pada orang yang beresiko tinggi. Keluarga
ikut menjaga asupan kalori cairan, dan membatasi aktivitas pengobatan karena pengobatan jangka panjang. Keluarga
Edukasi
pasien ikut menjaga asupan gizi pasien dan membatasi aktivitas
Diet tinggi serat dan hindari mengedan, NSAID dan pasien. Edukasi pencegahan dan modifikasi gaya hidup
makanan pedas atau berlemak Komplikasi
Komplikasi
Komplikasi Hepatitis a fulminan, ensefalopati hepatikum, koagulopati
Sirosis hepar, hepatoma
Syok hipovolemik, anemia, gagal ginjal akut Kriteria rujukan
Kriteria rujukan
Kriteria rujukan Untuk penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang,
penkes (ensefalopati hepatic), ikterik yang menetap Rujuk untuk penegakan diagnosis dan penanganan lanjut
Rujuk ke Pelayanan kesehatan sekundar jika diagnosis
definitive tidak bisa ditegakan (hemoroid 2,3,4 rujuk) atau
jika perdarahan terus menerus
INFLUENZA RINITIS AKUT RINITIS VASOMOTOR RINITIS ALERGI
Terjadi tiba-tiba Rinore dan hidung tersumbat Hidung tersumbat, bergantian posisi kiri dan Rinore
Demam Rasa panas atau gatal pada hidung kanan tergantung posisi tidur Bersin (5x pathologic → fase cepat), hidung
Batuk bersin, hidung berlendir, nyeri sendi Bersin bersin dan dapat disertai batuk Memburuk pada pagi hari perubahan suhu atau tersumbat, gatal pada hidung
badan kepala, lemah badan Imunokompromais kelembapan udara, asap rokok dan bau Mata gatal dan banyak air mata
Terdapat penyakit serupa di lingkungan Paparan debu dan polusi atau orang yang menyengat Ada riwayat atopi
Perubahan cuaca, tempat padat penduduk, terinfeksi Rinore serosa kadang jumlah yang banyak Kelembapan tinggi, debu, tungau pada seprei,
usia lanjut, daya tahan tubuh menurun, PPOK Lebih jarang bersin dibandingkan dengan rinitis suhu tinggi
Pemeriksaan fisik : alergika
Pemeriksaan fisik : Sering pada wanita, penggunaan obat Pemeriksaan fisik :
Hipertermia
ergotamine, klorpomazin, anti hipertensi,
Febris Rinoskopi anterior : kavum nasi sempit, secret Allergic salute
vasokonstriktor
Rinore serous dan mukopurulen, konka udem dan Nasal crease
Kehamilan, pubertas, kontrasepsi,
Mukosa hidung edema hiperemis
hipotiroidisme Facies adenoid
Pada rinitis difteri terdapat secret bercampur Faring: cobblestone appearance
Pemeriksaan penunjang : Rasa cemas, tegang, dan stres
darah Geographic tongue
membrane ke abu abuan bila di angkat mudah Pemeriksaan fisik : Rinoskopi anterior: mukosa edema, warna
Tidak ada yang spesifik
berdarah (rinitis bakteri) pucat atau kebiruan (livide), secret encer tipis
Tatalaksana Rinoskopi anterior : konka inferior membesar ( dan banyak, jika kental dan purulent sinusitis.
Pemeriksaan penunjang : edema atau hipertrofi), secret serosa dengan Konka edema/hipertrofi/polip
Parasetamol tab 500 mg 3 x 1 (alt ibuprofen) konka licin atau berbenjol benjol Rinitis kronis → deviasi atau perforasi septum
Tidak ada yang spesifik
Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam Dermatitis atopi pada kulit
Pemeriksaan penunjang :
Klorfeniramin tab 4 mg 3 x 1 / loratadine tab 10 Tatalaksana
mg 1 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1 Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan untuk menyingkirkan rinitis alergi
Antitusif : Kodein tab 10 mg 3 x1/ ekspektoran Parasetamol tab 500 mg 3 x 1 (alt ibuprofen) (kadar eosinophil, skin prick, kadar igE spesifik) Hitung eosinophil darah tepi
: N acetilsistein kaps 200 mg 3 x 1 Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam
Skin prick test
Klorfeniramin tab 4 mg 3 x 1 / loratadine tab 10 Tatalaksana
Edukasi Pemeriksaan IgE total serum
mg 1 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1
Foto sinus dan paranasal
Rinitis bakteri → amoksisilin tab 500 mg 3 x 1 Budesonide ih 100 – 200 mcg 1-2 x 1 selama
Penyebaran melalui udara, ventilasi dan pencahayaan
Rinitis difteri → ADS 20.000-100.000, dua minggu
Tatalaksana
harus bagus, etika batuk dan memakai masker. Hygiene Flucitasone propionate ih 200 mcg 1 x 1 selama
eritromisin kaps 250 mg 25-50mg/kgbb dan
dan sanitasi. imunisasi
lapor ke dinas 1 – 2 bulan Fase akut : oxymetazolin 0.05% 1 – 2 spray
Komplikasi Rinore berat → antikolinergik (Ipratropium each nostril selama max 3 hari
Edukasi Bromide ih 40 mcg 2-3 x 1) Fase lambat dan tidak berhasil dengan
Infeksi sekunder dari bakteri, pneumonia Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam oxymetazolin → Budesonide ih 100 – 200 mcg
Menjaga tubuh dalam keadaan sehat, sanitasi, hindari
kontak dengan orang terinfeksi, menutup mulut ketika 1-2 x 1 selama dua minggu/ Flucitasone
Kriteria rujukan Edukasi
bersin, mengikuti program imunisasi lengkap, menghindari propionate ih 200 mcg 1 x 1 selama 1 – 2 bulan
pajanan allergen dan melakukan bilas hidung secara rutin Mengidentifikasi dan menghindari factor pencetus dan Rinore berat → antikolinergik (Ipratropium
Bila ada tanda pneumonia ( panas tidak turun selama 5 hari
berhenti merokok Bromide ih 40 mcg 2-3 x 1)
disertai batuk purulent dan sesak napas)
Klorfeniramin tab 4 mg 3 x 1 / loratadine tab 10
Kriteria rujukan mg 1 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1
Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam
Jika diperlukan tindakan operatif
Edukasi
Mengidentifikasi dan menghindari factor pemicu, SINUSITIS Kriteria rujukan FARINGITIS AKUT
menghindari suhu ekstrim dingin atau panas. Menjaga
kesehatan jasmani Patofisiologi : Viral → evaluasi setelah 10 hari, tidak membaik Patofisiologi :
ditambahkan kosrtikosteroid intranasal → evaluasi 14 hari,
Komplikasi Anamnesis : tidak membaik rujuk Anamnesis :
Polip nasi, Deviasi atau perforasi septum Hidung tersumbat Bakterial → evaluasi 48 jam setelah pemberian antibiotic Nyeri tenggorokan, terutama saat menelan
Keluar cairan dari hidung atau post nasal drip dan kortikosteroid, bila tidak ada perbaikan rujuk Demam
Kriteria rujukan yang purulent (purulent bacterial) Didahului hidung berlendir (viral)
Nyeri pada wajah (berat terlokalisasi → Terdapat komplikasi Nyeri kepala hebat, demam tinggi, pembesaran
Bila perlu dilakukan skin prick test, bila perlu dilakukan bacterial) kgb (bakteri)
tindakan operatif Hiposmia/anosmia Tenggorokan kering tebal dan bau (atrofi
Demam, malaise, nyeri atau rasa penuh kronik)
ditelinga, nyeri gigi, batuk Mual muntah, rasa lemah, nafsu makan
Sinusitis dentogenik : salah satu hidung bau berkurang
busuk, gigi berlubang atau rusak Riw oral seks ( gonorea)
Riw deviasi, rinitis, polip, ispa berulang Riw merokok, alcohol, gerd, uap iritatif, udara
imunodefisiensi, penggunaan kokain, polusi dingin
berhari-hari
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik :
Faring hiperemis, eksudat (influenza tidak
Febris (>38 bakterial) menghasilkan eksudat)
Karies profunda Eksudat di permukaan, peteki pada palatum,
Rinitis anterior: edema mukosa meatus kelenjar limfa anterior membesar, kenyal, nyeri
medius, secret mukopurulen pada meautus pada penekanan ( bakteri) → centor criteria for
medius (maksila, forntal, etmoid), deviasi strepto A
septum, polip atau hipertrofi konka Plak putih di orofaring dan pangkal lidah
Rinitis posterior: secret di depan muara tuba (fungal)
eustachius (sfenoid, etmoid posterior) Mukosa dinding posterior tidak rata dan
Otoskopi: untuk mendeteksi komplikasi bergranul (faringitis kronik hiperplastik)
Foto polos sinus paranasalis (tidak Mukosa dengan lendir kental, jika di angkat
direkomendasikan pada anak usia di bawah 6 tampak mukosa kering (kronik atrofi)
tahun Granuloma perkejuan ( tuberculosis)
Batuk 2-3 minggu (berdahak maupun tidak Sesak, nafas berbunyi, dada terasa berat
berdahak) dan sering ditemukan ngik atau Memburuk di malam hari atau pada pagi hari
mengi setelah batuk Di picu oleh infeksi virus, latihan, allergen,
Demam ( biasanya ringan) perubahan cuaca, tertawa, atau iritan (rokok,
Rasa berat atau tudak nyaman di dada asap, bau sangat tajam)
Demam tinggi ( >38) CURB > 2 Gejala infeksi umum, demam, sakit kepala,
Batuk dengan dahak mucoid purulent kadang malaise, ↓ nafsu makan, keluhan gi mual
disertai darah muntah
Sesak nafas dan nyeri dada Gejala respiratori, batuk, sesak nafas
(pneumonia berat)
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan paru
I: dapat terlihat bagian yang tertinggal Takipneu 2 bln- 1 thn > 50x/menit
P: fremitus mengeras < 2 bln >60x/menit
P: redup pada bagian yang sakit Retraksi dada, sianosis, cuping hidung
A: suara napas broncovesikuler – bronkial dan pekak, ronki
ronki basah halus menjadi basah kasar pada
resolusi Pemeriksaan penunjang :
Pasien sehat dan tidak ada resiko resisten Ampisilin inj 250 mg/vial 1000mg/vial
Makrolid : 50 mg/kgbb
Azitromisin tab 500 mg 1 x 1 selama 3 hari Gentamisin inj 10 mg/ml 40 mg/ml
Eritromisin kaps 250 mg 4 x 1 7.5 mg /kgbb
Terdapat komorbid (jantung, paru, dm,
Edukasi
imunosupresif, alcohol, resiko resisten) atau
rawat jalan Konseling tentang penyakit dan obat, pemberian imunisasi
Florokuinolon respirasi : dan vitamin A, menghindari paparan gas iritatif, isolasi,
Levofloksasin tab 250 mg 500 mg tab 750 mg pemberian asi
1x1
Beta lactam + makrolid Komplikasi
Amoksisilin tab 500 mg 3 x 1 + Azitromisin tab
500 mg 1 x 1 Sepsis, efusi pleura, gagal nafas
Konseling tentang penyakit dan fungsi obat, pencegahan Pneumonia berat atau rawat inap
(vaksinasi influenza dan pneumokokal), gaya hidup dan
sanitasi
PPOK Edukasi INFEKSI SALURAN KEMIH TENSION HEADACHE
Patofisiologi : Pengulangan TT 8 mnggu kemudian dengan dosis yang Patofisiologi : Diabetes insipidus, disfungsi otonom, kejang, distress
sama, booster 6 – 12 bulan kemudian kemudian 5 tahun pernapasan
Anamnesis : berikutnya Anamnesis :
Kriteria rujukan
Lokal (rasa sakit/spasme pada otot sekitar atau Komplikasi Gejala awal : demam, malaise, mual, nyeri
proksimal luka tenggorokan Sudah menunjukan gejala rabies
Sefalik (inkubasi 1-2 hari, luka daerah kepala, Asfiksia, pneumonia aspirasi, aritmia, hipertensi, fraktur, Nyeri panas kesemutan ditempat luka
trismus, risus sardonikus, disfagia, disfungsi miosistis ossifikans sirkumskripta, infeksi sekunder kemudian cemas dan reaksi berlebihan
n.kranial) terhadap rangsang sensoris
Umum (trismus, kekauan leher, disfagia, Kriteria rujukan Kaku, berlendir, banyak air mata, keringat,
kekauan otot dada dan perut, kejang. Di picu nyeri pada faring seperti tercekik
Bila tidak terjadi perbaikan setelah penganan pertama,
sinar suara dan sentuhan) Takut air dan tiupan angin, kejang, tidak
distress pernapasan
Riwayat luka 1 mggu yang lalu rasional dan maniak
Lumpuh otot
Pemeriksaan fisik : Riw gigitan, tercakar atau kontak dengan
anjing, kucing atau binatang lain 1 – 3 bulan lalu
Spasme otot menetap dan febris
Hewan mati dalam 10 hari
Disfungsi nervus kranialis, opistotonus
I: trismus ringan, spastisitas umum Pemeriksaan fisik :
II: trismus sedang, rigid jelas, takipneu, kejang
rangsang Gigitan sudah sembuh atau dilupakan
III: trismus berat, serangan apneu, disfagia Sekitar luka ada paresthesia atau gatal dan
berat, takipneu, takikardia, kejang spontan mioedema
IV: otonom tidak stabil, syok, hipotensi Hiperventilasi, hipersalivasi, kejang
hipertensi, bradikardi, takikardi Agitasi, kesadaran fluktuatif, inspiratory
spasme
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik Pemeriksaan tidak ada yang bermakna
Tatalaksana Tatalaksana
Oksigen, iv line, cuci dan debridemen luka, Oksigen, iv line, cuci dan debridemen luka,
masuk ruang isolasi masuk ruang isolasi
Kejang: diazepam: 0.5 mg/kgbb/kejang Tidak ada penanganan berarti jika sudah gejala
Penisilin prokain 1.2 juta unit IM setiap 6 jam rabies
selama 10 hari Pencegahan
Alt: Tetrasiklin kaps 250 mg, 500 mg, dosis 30- o SAR heterlog 40 IU/kgBB,
50 mg/kgbb/ hari dalam 4 dosis/eritromisin 50 disuntikan infiltrasi pada luka,
mg/kg /metronidazole 15mg/kg sisanya IM
ATS 50.000 unit IM, dilanjutkan 5000 unti iv o Homolog 20 IU/kgbb
lambat o VAR 0.5 IM deltoid pada hari 0, 3, 7,
Booster > 10 thn imunisasi tidak diketahui → 14, 21
TT 0.5 ml IM Lapor ke dinas kesehatan
Lapor ke dinas kesehatan
Edukasi
Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi Nyeri dada di daerah sternum atau di bawah Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau Dyspnea d’effort, ortopneu, Nocturnal
wajah, lengan, atau tungkai sternum atau di epigastrium, menjalar ke tertindih benda berat dyspnea (mayor)
Gejala sensorik pada salah satu sisi tubuh lengan, rahang, leher, punggung Menjalar ke dagu, leher, tangan, punggung dan Batuk, Lemas, mual muntah dan gangguan
Gangguan bicara dan berbahasa Nyeri seperti tertekan benda berat, atau epigastrium, paling ke tangan kiri mental
Jalan sempoyongan, pusing, sulit menelan, diperas, atau terasa panas. Tidak dapat Sesak, mual, muntah, nyeri epigastrium, Riw hipertensi, dyslipidemia, obesitas,
melihat ganda, penyempitan lapang pandang dijelaskan dengan baik keringat dingin, dan cemas merokok, DM, penyakit jantung sebelumnya
Nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran Timbul saat aktivitas, hilang setelah aktivitas Usai lanjut, laki – laki, riwayat penyakit
(iskemik) Nyeri di bawah 20 menit keluarga, hipertensi, lipid, merokok, alcohol, Pemeriksaan fisik :
Riw hipertensi, merokok, diabetes, Dapat disertai keringat dingin, mual, muntah, DM, leisure life style, stress
Dyspneu, ↑ JVP (mayor)
dyslipidemia, atrial fibrilasi, obesitas, terapi sesak dan pucat
Pemeriksaan fisik : Kardiomegali, gallop S3 (mayor)
hormone Usia > 45 thn pria > 55 thn wanita, riwayat
Ronki, edema (mayor), asites
Riwayat keluarga penyakit jantung keluarga dini (p < 55 htn ibu
Pemeriksaan tanda vital Hepatomegali
Pada TIA gejala menghilang cepat, tidak < 65 thn)
Murmur dan gallop s3 Takikardia
melebihi 24 jam Hipertensi, lipid, merokok, alcohol, DM, leisure
Ronki dan peningkatan jvp → edema paru
life style Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan fisik : aritmia
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan penunjang : Foto toraks: menilai kardiomegali dan edema
Pemeriksaan tanda vital (TD tinggi → iskemik)
paru
dan kesadaran ↓ (iskemik) Dapat ditemukan murmur sistolik, aritmia,
EKG EKG: hipertrofi ventrikel, atrial
Pemeriksaan umum pembesaran jantung
Pemeriksaan enzim jantung : Myoglobin 1 – 4 Darah perifer lengkap
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan penunjang : jam, CKMB 2 – 6 jam, Troponin 3 – 12 jam
Kesadaran menurun→ pemeriksaan batang Tatalaksana
Foto toraks
otak
EKG: depresi segmen ST, dan gelombang T
negative Tatalaksana Oksigen 2 – 4 L/menit
Pemeriksaan penunjang : IV line untuk akses furosemide
Pemeriksaan enzim jantung
Oksigen 2L/menit Furosemid inj 10mg/mL, dosis 20 – 50 mg slow
CT scan, EKG, GDS, DL Foto thoraks
ISDN 5 – 10 mg sublingual max 3 kali IV/IM, tingkatkan 20 mg/ 2jam, >50 mg iv slow
Tatalaksana Tatalaksana Aspirin tab 80 mg, dosis 320 mg 1 x 4, Tidak ada respon dlm 24 jam→ rujuk
maintenance 160 mg Captopril tab 12.5 mg, 25 mg, dosis 6.25 – 12.5
Oksigen, iv line (RL 500ml/12 jam), elevasi 30 Oksigen 2 L/menit Rujuk mg 2 x 1/ 3 x 1. Maintenance 25 mg/kg/hari.
derajat ISDN tab sublingual 5 mg Max 50 mg 3 x 1. Tidak ada respon saat dosis
Rujuk o + Diltiazem tab 30 mg 3- 4 x 1/ Edukasi max → rujuk
propranolol tab 10 mg tab 10 mg, 20 Anak 0.25 mg/kg/hari.
Edukasi tentang kondisi kegawatdaruratan pasien dan
mg, 40 mg, 60 mg, 80 mg Takikardi → Digoksin tab 0.25 mg, 0.25 mg/mL
Edukasi akan dirujuk. Modifikasi gaya hidup
20 – 80 mg dosis terbagi , dosis iv 0.5 - 1 mg single dose
Aspirin 160 – 320 mg sekali minum Komplikasi Rujuk untuk ekokardiografi
Edukasi mengenai penyakit dan obat, edukasi gejala klinis
Rujuk Perburukan dalam waktu cepat → rujuk
agar keluarga waspada. Edukasi pada keluarga untuk
Gagal jantung, aritmia letal, rupture miokard
membantu kepatuhan pengobatan pada pasien. Edukasi Edukasi
Menghindari factor resiko
Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat, ↓ Edukasi tentang penyebab dan factor resiko, tanda-tanda
Komplikasi konsumsi makanan berlemak, rokok dan alcohol, olahraga kegawatdaruratan, pentingnya control, pola aktifitas dan
teratur, mengontrol tekanan darah dan profil lipid. gaya hidup. Libatkan keluarga
Pneumonia aspirasi, decubitus, thrombosis vena dalam,
sepsis, edema otak, kejang, transformasi perdarahan Komplikasi Komplikasi
Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Deformitas sendi, karpal tunnel sindrom, sindrom felty
(RA, splenomegaly, leukopenia, ulkus tungkai,
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis : limfadenopati, trombositopenia)
Bengkak pada sendi, rasa panas dan Nyeri sendi, hambatan gerakan sendi Prodormal: lelah, anoreksia, lemah seluruh Kriteria rujukan
kemerahan, tersering pada jempol kaki Bunyi saat menggerakan sendi, perubahan gaya tubuh selama berminggu minggu atau berbulan
Nyeri sendi mendadak, biasanya pada malam berjalan bulan Tidak membaik dengan NSAID dan steroid dosis rendah,
hari Pembesaran sendi Gejala pada banyak sendi terutama antar jari komplikasi, deformitas
Demam dan nyeri badan Kaku pagi tangan atau jari kaki
Riw alcohol, ggn fungsi ginjal, aspirin dosis Usia tua > 60 thn, wanita > 50 thn atau Bengkak dan nyeri, kaki pagi hari lebih dari 30
rendah, diuretic, obat tbc menopause menit atau 1 jam
Obesitas Mata merah, nyeri pada dada, anemia
Pemeriksaan fisik : Pekerjaan berat yang menggunakan sendi terus Wanita, genetic, infeksi, merokok
menerus
Podagra biasanya pada metatarsophalang 1 Pemeriksaan fisik :
atau sendi tarsal lainnya Pemeriksaan fisik :
Nyeri tekan sendi, sendi teraba hangat, swan
Pemeriksaan penunjang : ROM terbatas neck, boutonniere, deviasi ulnar
Krepitasi
X-ray: pembengkakan asimetris dan kista Pemeriksaan penunjang :
Pembengkakan asimetris, tanda radang
subkortikal tanpa erosi
Asam urat > 7 Deformitas sendi LED atau CPR
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan factor rheumatoid (RF), ACPA,
Tatalaksana anti-CCP
Pemeriksaan x - ray Radiologi tangan dan kaki
Kolkisin tab 500 mcg (0.5 mg), dosis 0.5 mg/ 2
Analisis cairan sendi
jam. Max 6 mg/ Natrium Diklofenak tab 25 mg, Tatalaksana
50 mg Tatalaksana
NSAID/kolkisin tidak merespon → Prednisone NSAID non selektiven:
tab 5 mg, dosis 2 – 3 x 1 selama 3 hari o Asam mefenamat tab 500 mg 3 x 1 Proteksi dengan decker
Menurunkan hiperurisemia dan mencegah o Ibuprofen tab 200 mg, tab 400 mg : NSAID non selektiven:
komplikasi lain → Allupurinol tab 100 mg, 300 2x1 o Asam mefenamat tab 500 mg 3 x 1
mg, dosis awal 100 mg per hari max 800 selective o Ibuprofen tab 200 mg, tab 400 mg :
mg/hari. Target < 6 o celecoxib tab 200 mg, dosis 1 x 1 2x1
o Meloxicam tab 7.5 mg, 15 mg, dosis selective
Edukasi o celecoxib tab 200 mg, dosis 1 x 1
7.5 mg 1 x 1
Minum cukup ( 8-10 gelas per hari), mengelola obesitas, Rehabilitasi medik/ fisioterapi o Meloxicam tab 7.5 mg, 15 mg, dosis
7.5 mg 1 x 1
hindari konsumsi alcohol, pola diet sehat ( rendah purin)
Prednisone tab 5 mg, dosis 2 – 3 x 1 selama 3
Komplikasi Edukasi hari
Metilprednisolone tab 2 mg, 4 mg, 8 mg, dosis
Batu ginjal dan gagal ginjal Menurunkan berat badan, melatih pasien untuk tetap
3 mg 3 x 1
menggunakan sendinya dan melindungi sendi yang sakit
Fisioterapi, tatalaksana okupasi, ortosis
Kriteria rujukan
Komplikasi
Edukasi
Komplikasi atau nyeri tidak teratasi
Deformitas permanen
Konseling tentang penyakit dan pengobatan dan efek
Kriteria rujukan samping pengobatan, memproteksi sendi
Patofisiologi : Patofisiologi : Parotitis dengan komplikasi, atau akibat kelainan sistemik Patofisiologi :
seperti HIV, tuberculosis, sjorgen sindrom
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Nyeri perut kanan bawah, mula- mula daerah Bengkak pada daerah depan telinga dan rahang Nafsu makan menurun, berat badan menurun
epigastrium menjalar ke mcburney bawah, tiba – tiba dan nyeri, < 7 hari Perut membuncit, rasa tidak enak di perut,
Anoreksia – aseton Malaise, demam mual, muntah, diare atau konstipasi
Mual muntah Nyeri saat mengunyah (bacterial) Lemah, pucat, demam
Demam Anak 2 – 12 thn, belum imunisasi MMR (viral) Batuk (curiga sindrom loeffler)
Dysuria (radang dekat vesika urinaria), Tidak nyeri (HIV, TB, sjorgen), mata dan mulut Urtikaria, asma, konjungtivitis (alergi
obstipasi/nyeri suprapubik (apendiks pelvikal kering (sjorgen) metabolism cacing)
merangsang rectum), nyeri punggung Kebiasaan tidak mencuci tangan, kurang
(retrosekal) Pemeriksaan fisik : menggunakan jamban, tidak menutup
makanan, tinja sebagai pupuk
Febris
Pemeriksaan fisik : Edema, eritema, nyeri tekan ( negative pada TB, Pemeriksaan fisik :
HIV, autoimun)
Febris Masase dari arah posterior ke anterior, Pemeriksaan tanda vital
I: Berjalan membungkuk sambil memegang Nampak saliva purulent dari ductus parotis Konjungtiva anemis, tanda malnutrisi, nyeri
perut, kembung (curiga perforasi), penonjolan (bacterial) abdomen
(abses)
Nyeri lepas, rovsing sign palpasi kontralateral), Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
psoas dan obturatoar sign
Pemeriksaan sesuai etiologi Pemeriksaan feses langsung
Nyeri ketok positif
Pemeriksaan DL dan hapusan darah tepi jika
Bunyi usus menurun (ileus paralitik pada Tatalaksana perlu
perforate)
Viral: simptomatik Tatalaksana
Pemeriksaan penunjang : Parasetamol tab 500 mg, dosis 10 – 15
mg/kgbb (anak) Albendazol tab 400 mg 1 x 1 dosis tunggal. KI:
Pemeriksaan DL → leukositosis (> 18.000 curiga
Ibuprofen tab 400 mg, dosis 2 x 1, 6 bln – 12 hamil
peritonitis/perforasi, ↑ neutrophil
thn 4 – 10 mg/kgbb 3 x 1 Mebendazol tab 100 mg, 500 mg, dosis 100 mg
Shift to the left
Bakterial : 2 x 1 selama 3 hari
Urinalisis untuk exclude penyebab urologi, Hcg
antibakteri Pirantel palmoat tab 250 mg, dosis 10
pada wanita untuk exclude kehamilan ektopik
Parasetamol tab 500 mg, dosis 10 – 15 mg/kgbb mg/kgbb/hari dosis tunggal
Foto polos abdomen tiga posisi
(anak)
Ibuprofen tab 400 mg, dosis 2 x 1, 6 bln – 12 thn Edukasi
Tatalaksana
4 – 10 mg/kgbb 3 x 1
Edukasi tentang penyakit, penyebab dan pengobatan.
Oksigen, iv line, bed rest posisi fowler (anti
Sanitasi, menutup makanan, penggunaan jamban, tidak
trandelenburg)
Edukasi menggunakan tinja sebagai pupuk, kondisi lingkungan
NGT (Mengosongkan lambung dan mencegah
dijaga tetap bersih, hindari kontak dengan tanah tercemar,
muntah) Konseling mengenai penyakit dan pengobatan, istirahat menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola limbah
Rujuk cukup, hidrasi dan asupan nutrisi yang bergizi. Hygiene
oral. Pentingnya Imunisasi MMR Komplikasi
Edukasi
Komplikasi Sindrome loeffler, anemia defisiensi besi
Edukasi penyakit dan penanganan, pentingnya rujukan
Viral → orkitis, atrofi testis, oovaritis, ensefalitis,
Komplikasi
miokarditis. Gangguan fungsi saliva → infeksi dan karies
Perforasi, peritonitis, sepsis gigi. Autoimun → peningkatan insidensi limfoma
ANKILOSTOMIASIS (CACING TAMBANG) TAENIASIS STRONGILOIDASIS
Rasa gatal pada kulit atau merah2 (creeping Penurunan nafsu makan, berat badan Rasa gatal pada kulit
eruption) menurun, lemah, pusing Gejala seperti ditusuk di daerah epigastrium,
Penurunan berat badan, mual, muntah, diare, Rasa tidak enak pada lambung, mual muntah, mual muntah, diare
nyeri disekitar usus halus diare, konstipasi Riw sanitasi buruk, kurang penggunaan
Pada anak dapat terjadi penurunan kecerdasan Riw konsumsi daging yang tidask dimasak jamban, penggunaan tinja sebagai pupuk, tidak
Kurangnya penggunaan jamban, menggunakan dengan baik menggunakan alas kaki
tinja sebagai pupuk, tidak menggunakan alas Hygiene rendash dalam pengolahan daging
kaki, kurang sanitasi Ternak yang tidak di jaga kebersihan kandang Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik : Papul eritema linear menjalar dan berkelok –
kelok di daerah telapak kaki, bokong, genital
Konjungitva anemis Nyeri epigastrium dan tangan
Eritema serpiginosa pada dorsum manus Gejala ileus Nyeri epigastrium
Pemeriksaan mikroskopik tinja Pemeriksaan mikroskopik tinja Pemeriksaan mikroskopik tinja segar
Pemeriksaan DL dan hapusan darah tepi jika Secara makroskopik ditemukan proglotid DL → eosinophilia
perlu DL: eosinophilia,leukositosis, LED↑
Tatalaksana
Tatalaksana Tatalaksana
Albendazol tab 400 mg 1 – 2 x 1 selama 3 hari
Albendazol tab 400 mg 1 x 1 dosis tunggal. KI: Albendazol tab 400 mg, dosis 1 x 1 selama 3 Mebendazol 100 mg, 3 x 1 selama 2 – 4 minggu
hamil hari
Mebendazol tab 100 mg, 500 mg, dosis 100 mg Sistiserkosis → albendazol tab 400 mg, dosis 2 Edukasi
2 x 1 selama 3 hari x 1 selama 8 – 30 hari
Menggunakan jamban keluarga, cuci tangan sebelum dan
Pirantel palmoat tab 250 mg, dosis 10 Praziquantel tab 300 mg, tab 600 mg, dosis 10 sesudah melakukan aktivitas, menggunakan alas kaki,
mg/kgbb/hari dosis tunggal mg/kgbb hindari penggunaan pupuk dengan tinja
Creeping eruption→ tiabendazol topical, Mebendazol tab 100 mg, 500 mg, dosis 100 mg
albendazol 400 mg selama 5 hari berturut turut 3 x 1 selama 2 – 4 minggu Kriteria rujukan
Masing – masing keluarga memiliki jamban, tidak Menjaga kebersihan lingkungan dan diri, mengolah daging
menggunakan tinja sebagai pupuk, menghindari kontak sampai matang. Menggunakan jamban keluarga
langsung dengan tanah, menggunakan sarung tangan saat
mengelola tinja, sanitasi Komplikasi
Komplikasi Sistiserkosis
Rasa nyeri pada telinga dari ringan sampai Oklusi: telinga penuh, nyeri, ↓ pendengaran Keluhan cairan dari liang telinga ≥ 2 bln Mata terasa gatal dan berpasir. Dapat disertai
hebat, Biasanya hanya pada satu telinga Hiperemis dan supurasi: demam, nyeri ↑, Riwayat pernah keluar cairan sebelumnya sensai tebakar, merah, perih dan silau.
Diperburuk jika daun telinga disentuh atau dering memegang telinga, muntah, nafsu Gangguan pendengaran Memberat di sore atau malam hari
mengunyah makan ↓ Higienitas kurang, ispa berulang, > 40 thn, menopause, penggunaan lensa kontak
Rasa penuh pada telinga, ↓ pendengaran, Perforasi: keluar cairan dari telinga, nyeri ↓ imunokompromais, penyelam dan computer dalam waktu lama,penyakit
tinnitus, Demam, meriang, telinga terasa basah Resoluso: suhu turun, nyeri mereda. Perforasi sistemik (sjorgen), hemokromatosis
Riw aktifitas di air, masukkan cotton bud, DM, permanen → pendengaran ↓ Pemeriksaan fisik :
dermatitits atopic, sle, hiv Riw ispa berulang, asap alergi, minum dalam Pemeriksaan fisik dan Penunjang
Tipe aman: perforasi sentral atau pars tensa,
posisi terlentang, sumbing langit2 dan sindrom
Pemeriksaan fisik : mucoid secret tidak berbau, Visus normal
down
Tipe bahaya: perforasi atik atau marginal, total, Foamy tears pada konjungtiva forniks
Nyeri tekan tragus, nyeri Tarik daun telinga Pemeriksaan fisik : purulent sangat berbau, kolesteatoma Schirmer < 10 mm (normal ≥ 20 mm)
Otoskop
o Difus: liang telinga sempit, Oklusi: MT suram, retraksi, reflex cahaya (-) Pemeriksaan penunjang : Tatalaksana
hiperemis edem, batas tidak jelas, Hiperemis: MT hiperemis dan edema
Tes garputala untuk mengetahui jenis ketulian Lyteers
secret minimal Supurasi: Bombans, berwarna kekuningan
o Sirkumskripta: furunkel pada telinga Perforasi: perforasi MT, secret Audiometri nada murni
Edukasi
luar Resolusi: tetap perforasi atau utuh, secret Foto mastoid
Tes garputala: normal atau tuli konduksi mongering atau hilang Mata kering adalah penyakit menahun dan pemulihan
Tatalaksana
Tes plana: tuli konduksi total sukar terjadi, saat kornea dan epitel masih reversibel
Pemeriksaan penunjang :
Bersihkan telinga dengan H2O2 3 % dengan
Pemeriksaan penunjang : Komplikasi
Tidak diperlukan kapas lidi atau cotton bud
Audiometri nada murni bila tersedia Ofloxacin 2 x 4 gtt per hari Keratitis, penipisan kornea, infeksi sekunder,
Tatalaksana Amoxicillin tab 500mg 3 x 1 selama 7 hari neovaskularisasi kornea
Tatalaksana
Ear toilet, bersihkan dengan kapas Edukasi Kriteria rujukan
mengandung H2O2 3% → betadin Oklusi: pseudoefedrin untuk membuka tuba
Abses→ insisi drainase Hiperemis: demacolin 3 x 1 + Amoxicilin tab Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek – ngorek Jika keluhan tidak berkurang atau terjadi komplikasi
telinga, menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
Salep ikhtiol, salep antibiotic: Polimixin B, 500 mg 3 x 1, anak 20 -50 mg/kgbb/hari
/Amoxiclav, Eritromisin tab 500 mg 4 x 1 anak Menjelaskan bahwa ini merupakan penyakit infeksi dapat
basitrasin
disembuhkan dan jangan dibiarkan untuk menghindari
Otopain 4 x 4 gtt 25 – 50 mg/kgbb/hari →Supurasi: Miringotomi
komplikasi
Parasetamol tab 500 mg 3 x 1/ ibuprofen tab Perforasi: Cuci H2O2 3 % 1 x 1, 4 tetes di yang
400 mg 2 x 1 sakit + ofloxacin 2 x 5 tetes di telinga yang sakit
Komplikasi
Edukasi Edukasi
Labirinitis, paresis nervus fasialism petrositis, meningitis,
Untuk bayi di anjurkan tetap memberikan asi, menghindar abses, hidrosefalus otik
Tidak mengorek liang telinga dengan cotton bud, tidak
bole berenang, jaga telinga dalam kondisi kering dan tidak dari paparan asap rokok. Imunisasi Hib dan PCV
Kriteria rujukan
lembab
Komplikasi
OMSK tipe bahaya, tidak ada perbaikan setelah 7 hari,
Komplikasi perforasi menetap setelah 2 bulan kering, komplikasi
Labirinitis, paresis nervus fasialism petrositis, meningitis,
abses, hidrosefalus otik intrakranial
Abses, infeksi kronik, jaringan parut, stenosis liang telinga
Otitis ekterna komplikasi dan otitis eksterna maligna Indikasi miringotomi dan komplikasi
HORDEOLUM KONJUNGTIVITIS
Patofisiologi : Patofisiologi :
Anamnesis : Anamnesis :
Kelopak mata bengkak disertai rasa sakit Keluhan mata merah, rasa mengganjal, gatal
Mata terasa tidak nyaman dan sensasi terasa dan berair
seperti terbakar Tidak disertai penurunan ketajaman
penglihatan
Pemeriksaan fisik : Daya tahan tubuh menurun, riwayat atopi,
penggunaan kontak lens, hygiene buruk
Palpebra hiperemis, bengkak, nyeri tekan
Pus keluar pada pangkal rambut (eksternum) Pemeriksaan fisik :
Jika keluhan tidak berkurang dengan pengobatan Konjungtivitis mudah menular, sebelum dan sesudah
konservatif atau hordeolum berulang pemberian obat, penderita harus mencuci tangan bersih,
jangan menggunakan alat pribadi dengan penderita,
menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Komplikasi
Keratokonjungtivitis
Kriteria rujukan