Anda di halaman 1dari 23

TUBERKULOSIS Rifampisisin kapl 150mg, Isoniazid tab 75mg, Pirazinamid TUBERKULOSIS PADA ANAK

tab 400mg, Etambutol tab 275mg


Patofisiologi :

Inhalasi Mycobacterium Tuberkulosis → Paru – paru →


fagosit makrofag → inhibisi fusi lisosom → proliferasi →
caseous makrofag nekrosis → di kelilingi sel imun →
granuloma (ghon focus) →

Jika imunokompromais → menyebar ke apeks → mediasi


sitokin sel T → multiple granuloma (cavitas)

Selanjutnya TB dapat menyebar ke tempat lain


menyebabkan TB ekstra paru

Anamnesis :

 Batuk produktif lebih dari 2 minggu


o Gejala pernapasan (nyeri dada,
sesak, hemoptysis)
o Gejala sistemik ( Demam, keringat
malam, penurunan berat badan)
Bentuk kombipak :
o Riwayat paparan

Pemeriksaan Fisik :  Rifampisin kapl 450mg, Isoniazid tab 300mg,


Pirazinamid tab 500mg, Etambutol tab 250mg
 Auskultasi dan tab 500mg
o Suara napas bronkial/amforik/ronki
Kriteria Rujukan
basah Foto Toraks: Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal,
o Suara melemah di apex
 Tidak ada perbakian dalam jangka waktu atelektasis, konsolidasi segmental/lobar, tuberkuloma
o Tanda retraksi
tertentu (BTA maupun Klinis)
Pemeriksaan Penunjang  Komplikasi
 Suspek TB MDR Tatalaksana
 Darah rutin Kriteria Rujukan
o Limfositosis, LED ↑, Hb ↓
 BTA sewaktu – pagi – sewaktu, (klinis (+) BTA (-  Tidak ada perbakian dalam 2 bulan
) → Xpert/kultur sputum)  Efek samping obat berat
 Xpert MTB/RIF (uji diagnostic awal untuk risiko  Putus obat (berhenti > 2 minggu)
HIV, resistensi, sakit parah)
 Foto toraks PA – Lateral/ top lordotik
o bercak berawan pada apeks,
tuberkuloma, kavitas, efusi pleura

 Anak < 5kg dan > 33 kg di rujuk


Tatalaksana ;  OAT tidak boleh dibelah
 Profilaksis INH 10 mg/kgBB/hari 6 bulan
 Kategori 1 : 2RHZE/4H3R3
 Kategori 2 : 2RHZE/HRZE/5H3R3E3
MORBILI VARICELLA Malaria o Tetrasiklin (4-5 mg/kgbb/x) kaps 250, 500
mg → 4 x 1 slma 7 hari
Patofisiologi : Inhalasi droplet virus measles → infeksi Patofisiologi : Inhalasi / kontak langsung virus varisela Patofisiologi : Anopheles → Sporozoit→ vaskuler → o Primakuin
lapisan mukosa (mata, SPA) → paru – paru → lymph node zoster → infeksi sel epitel kulit/mukosa →sel imun → hepar → merozoit/hipnozoit(dormant) → eritrosit →
→ vaskuler → otak, GI, paru2 infeksi system retikuloendotel (hepar dan lien) → infeksi trofozoit → schizont/gametosit→ eritrosit rupture keluar
sel T → schizont, / gametosit matur masuk ke anopeheles
Anamnesis :
Anamnesis :  Vivax dan ovale
 Gejala Prodormal (Demam, Malaise), Gejala Infected eritrtosit→ sitoaderen→rosseting → Lini pertama :
ISPA (Batuk, Pilek), Konjungtivitis  Gejala Sistemik (demam, malaise, nyeri kepala) sequestrasi→ iskemik → gagal organ o DHP 3 hari + Primakuin (0.25 mg/kgbb)
 Demam H4 muncul merah dari belakang telinga  Lepuh kemerahan disertai gatal 14 hari
Anamnesis : Lini kedua :
→ wajah → ekstremitas  Masa inkubasi 14 – 21 hari
  Demam hilang timbul o Kina 7 hari + Primakuin 14 hari
Diare  FR : anak, imunodefisiensi, riwayat kontak
 Masa inkubasi 10 – 15 hari  Menggigil o Relapse ( + kembali dlm 3 mngg-3bln) →
 Riwayat imunisasi Pemeriksaan fisik :  Berkeringat primakuin ↑ 0.5 mg/kgbb/hari
 Sakit kepala, nyeri otot, gejala GI
 Erupsi papul eritematous → vesikel (tear drop) 
Pemeriksaan fisik : Riwayat malaria, 1- 4 mnggu lalu di daerah  Malariae
→ krusta → gambaran polimorf sentrifugal endemis, transfuse DHP 3 hari
 Konjungtivitis, Limfadenopati Komplikasi
 Koplik Spot Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan fisik :  Malaria serebral, Anemia beraat, GGA, Edema
 Macula papul eritem dari belakang telinga →  Periode demam :
 Tzanck test : paru/ARDS Hipoglikemi, Syok, Kejang, Asidosis,
wajah → ekstremitas o Kulit merah kering, pucat, takipneu,
 sel datia berinti banyak Hemoglobinuria
dispneu
Pemeriksaan penunjang :
Tatalaksana  Periode dingin berkeringat : Pada ibu hamil
o Kulit dingin, penkes  DHP 3 hari
 Sitologi sekret :
 Losio kalamin  Kepala :
 sel datia berinti banyak
 Antivirus o Konj An (+/+), sklera Ikterik (+/+), Profilkasis
 IgM anti-rubella
o Asiklovir 5 x 800mg/hari kaku kuduk → malaria serebral  Doksisiklin 2 x 100mg/ hari, 2 mnggu sblm – 4
Tatalaksana o Anak→ Asiklovir 4 x 20mg/kgbb  Abdomen : Hepatosplenomegali, asites mnggu setelah pulang
(max 800mg)  Uro : urin coklat kehitaman, oligouri, anuri
 Resusitasi Cairan Sediaan : tab 200mg dan tab 400
 Extr : dingin/sianosis → Syok Kriteria Rujukan
 Antipiretik mg  Malaria dengan komplikasi
o Parasetamol 10-15 mg/kgBB o Valasiklovir 3 x 1000 mg/hri\
Pemeriksaan penunjang :  Malaria berat, tx awal Artemisisn/Artesunat
Sediaan : tab 500mg, sir 120mg/ 5  Pemeriksaan hapusan darah IM/IV 3.2 mg/kgbb
Pengobatan selama 7 – 10 hari,
ml, tts 60mg/0.6ml  Rapid diagnostic test
 Vitamin A Edukasi
o < 6bln 50.000 IU/hari 2 dosis (2 x ¼ Tatalaksana
pil biru) Cegah pecah vesikel dengan hindari kontak kulit. Hindari  Falsiparum :
o 6 – 11 bln 100.000 IU/hari (2 dosis aspirin resiko sindrom reye Lini pertama :
2 x 1/2 pil biru) o Dihidroartemisin (2-4 mg/kgbb) tab 40
o > 1 thn 200.000 IU/ hari 2 dosis (2 x Komplikasi
mg + Piperakuin (16 – 32 mg/kgbb) tab
½ pil merah)
Pneumonia, otitis media, ensefalitis, diare, croup 320 mg → > 59 kg 1 x 4, < 59 kg 1 x 3
Edukasi o Primakuin (0.75 mg/kgbb) tab 15 mg → >
59 kg 1 x 3, < 59kg 1 x 2
Vaksin diberikan pada bulan ke 9. Vaksin efektif dalam 3
hari terpapar. Hig → imunokompromais, bayi 6 – 1 thn, < Lini kedua
6bln dari ibu tanpa imunitas o Kina (10 mg/kgbb/x) tab 200,222, 250 mg
→ 3 x 1 slma 7 hari
Komplikasi o Doksisiklin (3.5 mg/kgbb/hr) kaps 100mg
Pneumonia, otitis media, ensefalitis, diare, croup → rujuk → 2 x 1 slma 7 hari atau
LEPTOSPIROSIS Edukasi FILARIASIS INFEKSI PADA UMBILIKUS

Patofisiologi : Hindari kontak dengan bahan tekontaminasi, sanitasi, Patofisiologi : Patofisiologi :


hindari tikus
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Komplikasi
 Demam menggigil  Demam 3 – 5 hari, hilang istirahat timbul saat  Demam, rewel, tidak mau menyusui
 Nyeri pada betis, paha ,pinggang Meningitis, Distress respirasi, Gagal ginjal/hati/jantung kerja  Riwayat pemotongan tali pusar yang tidak steril
 Gejala GI, fotofobia, penkes  Bengkak di paha, ketiak, buah zakar, payudara,  Kulit tipis
Kriteria rujukan
 Riwayat paparan (banjir, kencing tikus dll) panas dan nyeri  Luka di perut
 Nyeri dari pangkal kaki/lengan dan naik
Rujuk setelah penanganan awal
Pemeriksaan fisik : (retrograde limfadenitis) Pemeriksaan fisik :
 Masa inkubasi 8 – 16 bulan
 Ikterus, Konjungtiva suffusion (merah tanpa  Hiperemis, panas bengkak di umbilicus
eksudat) Pemeriksaan fisik :  Pus dan bau busuk
 Nyeri tekan otot
 Hepatosplenomegali, limfadenopati  Limfadenopati hiperemis inguinal/aksila Pemeriksaan penunjang : -
 Bradikardi relative, Ruam, Ggn Perdarahan (limfadenitis}
Tatalaksana
(epistaksis, peteki, gusi dll)  Limphedema ekstremitas/mammae/skrotum
(khas w. bancrofti)  Pembersihan dengan antiseptic 8x1 / sampai
Pemeriksaan penunjang :  Abses → pus, darah tidak ada nanah
 Kronik → elephantiasis, chyluria  Salep antibiotic 3-4x1
 Darah rutin
o Leukositosis  Kloksasilin 15-25 mg/kg/hari selama 5 hari
Pemeriksaan penunjang :
o Trombositopenia → ggn ginjal Sediaan kap 125, 250 dan 500 mg
 Urinalisis  Hapusan darah tipis dan tebal, pengambilan
Edukasi
o Leukosituria, proteinuria, sedimen pada 22.00 – 02.00, giemsa/wright
eritrosit  Diethylcarbamazine provocative test Kontrol bila tidak ada perbaikan atau ada tanda – tanda
 Microscopic Agglutination test perluasan infeksi
o Titer > 1:200 single/ > 1:100 Tatalaksana
serial/>4x Komplikasi
 DEC 3 x 6 mg/kgBB per hari selama 12 hari
 Kultur darah dan csf (10 hari prtama), urin stlh
Sediaan tab 100 mg Necrotizing fasciitis (edema, kulit seperti peau d’orange),
hari ke 7
 Ivermektin 150 ug/kgBB KI: hamil peritonitis, abses, thrombosis vena porta
Tatalaksana  Antihistamin, kortikosteroid, analgetik untuk
efek samping Kriteria rujukan
 Resusitasi cairan  Hidrokel kronik, chyluria → operatif
Dehidrasi, sepsis, low intake
 Doksisiklin kaps 100mg
o 2x1 slma 7 haro Edukasi
 Ampisilin
Efek samping obat berupa demam, nyeri kepala, pusing
o 4 x 500-750 slma 7 hari
muntah - muntah, abses dan limfedema, limfadenitis.
 Amoxicillin
Pemberantasan nyamuk dan cegah gigitan, pengobatan
o 4 x 500 mg slma 7 hari
dapat di ulang 6 bulan jika msh ada gejala,
 Injeksi penisilin → well’s disease
o Penisilin G 1,5 juta U/ 6jam IV 7 hari Komplikasi

Profilaksis Limfedema extremitas, skrotum dll

Doksisiklin 200mg/minggu 1 – 2 hari sblm periode paparan Kriteria rujukan

Rujuk bila dibutuhkan operasi atau tidak ada perbaikan


setelah pengobatan konservatif
KANDIDIASIS MULUT LEPRA Edukasi FOOD INTOXICATION

Patofisiologi : Patofisiologi : Kepatuhan, kebersihan dan pola makan. Cara penularan, Patofisiologi :
jika kelluarga lain mengalami gejala segera dibawa
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Rifampisin → air seni berwarna, Clofazimin → kulit
 Gatal dan perih di mulut  Bercak merah atau putih di kulit yang mati rasa berwarna, Dapson → anemia→ beri fe dan asam folat,  Diare akut < 2 mnggu
 Rasa metal, ↓ daya kecap  Lepuh tidak nyeri masalah gi → minum bersamaan dengan maka Darah atau lendir → invasi mukosa usus/kolon
 Imunodefisiensi  Kontak dengan pasien lepra  Nyeri perut, Kembung, Kram otot perut →
 Imunodefisiensi Komplikasi hilangnya elektrolit
Pemeriksaan fisik :  Tinggal di daerah endemik  Riwayat makan minum tidak higienis
Athritis, sepsis, Reaksi kusta → prednisone
 Rata – rata masa inkubasi 2.5 tahun Daging → salmonella, shigella, e. coli, c.
 Lesi satelit
perfringens
 Guam pseudomembran, dapat di cabut Pemeriksaan fisik : Daging laut → virus, vibrio, hepatitis
Pemeriksaan penunjang :  Bercak bentuk plakat mengkilat atau kering Pemeriksaan fisik :
bersisik, tidak berkeringat dan berambut
 KOH 10% → pseudohifa dan blastospora
 Baal dan hilang sensasi pada lesi  Hipotensi, takikardi, mulut kering, oligouria, ↓
Tatalaksana  Penebalan nervus perifer, kelemahan anggota keringat
gerak atau wajah  Nyeri tekan abd, bising usus ↑/↓
 Gentian violet 1% 3x1 selama 3 hari  Ulkus yang sulit sembuh
Pemeriksaan penunjang :
 Larutan nystatin 100000 – 200000 IU/ml 3x1
selama 3 hari Pemeriksaan penunjang :
 Feses lengkap
Edukasi  Pemeriksaan BTA pada kerokan kulit  Pewarnaan gram, Koch dan loefller
Kriteria rujukan
 Gejala menetap 3-4 hari stlh tatalaksana →
Perbaiki status gizi dan kebersihan oral, skrining pada kultur
keluarga, kontrol kembali dalam 3 hari
Tatalaksana
Komplikasi
 Rehidrasi
diare  Kaopectate (bismuth subsalicylate) 120ml (d:
4-6 C)
Kriteria rujukan Tatalaksana
 Alumunium hidroksida
Bila disertai HIV PB
Edukasi
 Rifampisin kap 300 mg 1x2 / bulan selama 6
bulan Gaya hidup, kebersihan, gejala menetap 3- 4 hari balik
 Dapson tab 100 mg 1x1 / hari selama 6 – 9 Kriteria rujukan
bulan
Anak → Rifampisin 450 mg, dapson 50 mg Menetap setelah 3-4 hari, mengalami perburukan

MB

 Rifampisin kap 300 mg 1x2 / bulan selama 12 –


18 bulan
 Lampren tab 100mg 1x3/ bulan selama 12 – 18
bulan (anak 150 mg) → selanjutnya /hari 50 mg
 Dapson tab 100mg 1x1/ hari selama 12 – 18
bulan
 Vitamin b1, b6, b12
ALERGI MAKANAN DEMAM DENGUE DAN DBD Kriteria rujukan ANEMIA DEFISIENSI BESI

Patofisiologi : Patofisiologi : Hematemesis melena, resusitasi cairan dosis > 15ml Patofisiologi :
belum membaik, kejang , penkes
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :

 Kulit merah-merah  Demam tinggi, mendadak, kontinu 2-7 hari  Lemah letih lesu Lelah, ↓ konsentrasi, pusing
 Bersin-bersin, hidung berair dan sesak  Bintik merah kulit, mimisan, gusi berdarah  Penglihatan berkunang-kunang
 bibir merah dan bengkak  Nyeri belakang mata, ulu hati, kepala, otot,  Telinga berdenging
 muntah kram dan diare sendi  Sesak
 Gejala Gi, lemah, penkes  Ibu hamil, remaja putri, gizi ekonomi ↓, infeksi
Pemeriksaan fisik :  Sanitasi buruk (genangan air), penderita Dbd kronik, vegetarian
disekitar
 Eksim, eritema, urtikaria pada kulit Pemeriksaan fisik :
 Rinitis dan asma Pemeriksaan fisik :
 Angioedema  Pucat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak
 Distensi abd dan kram  Febris > 37.5 tangan, bawah kuku
 Rumple leed (+)/ peteki, ekimosis, purpura  Disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,
Pemeriksaan penunjang :  Perdarahan mukosa koilonikia
 Hepatosplenomegali, asites, efusi pleura,
 Skin prick test (kecuali pada riw alergi Pemeriksaan penunjang :
hematemesis melena → DBD
berat/anafilaksis) atau uji provokasi makanan
Pemeriksaan penunjang :  Darah lengkap → hb L < 13, P < 12, Hamil < 11
Tatalaksana  Serum iron, TIBC, ferritin serum
 Trombositopeni < 100.000
 G Tatalaksana
 Leukopeni
Edukasi  Ht > 20% dari nilai standar, ↓alb, ↓
 Besi elemental 4-6 mg/kgBB/hari
proteinemia
Sulfas ferosus 200 mg mengandung 66 mg besi
Hindari makanan penyebab, perhatikan label makanan,  NS1 (+) sampai hari ke 3, IgM dan IgG setelah
elemental
menyusui bayi sampai 6 bln hari ke 5

Kriteria rujukan Tatalaksana


Edukasi
Bila terjadi anafilaksis saat skin prick/uji provokasi  Parasetamol 3x500-1000 mg Konseling penyakit dan kepatuhan berobat,
makanan  IV kristaloid
o Gr I-II 6-7 ml/KgBB/jam Efek samping obat → mual muntah, heartburn, konstipasi,
Membaik → turun 2 ml sampai 3 ml → diare, BAB kehitaman → balik
hentikan dlm 24 – 48 jam setelah
perbaikan Komplikasi
Memburuk → naik 5ml sampai 15 ml →
Penyakit jantung anemia, hamil : BBLR, IUFD , anak : ggn
protocol syok
pertumbuhan dan perkembangan
o Gr III- IV 10 – 20 ml/kgbb/jam
Kriteria rujukan
Edukasi
Hb < 8, tidak bisa melihat, etiologi di luar kompetensi,
Konseling mengenai penyakit, 3M, makan bergizi olahraga
perdarahan massif, distress pernapasan
teratur

Komplikasi

Dengue shock syndrome, ensefalopati, gagal ginjal dan


hati
HIV/AIDS TANPA KOMPLIKASI Edukasi GERD GASTRITIS

Patofisiologi : Pemantauan CD4 setiap 6 bulan, pemantuan klinis mnggu Patofisiologi : Patofisiologi :
2,4,8, 12, 24 kemudian setiap 6 bulan setelah stabil
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
AZT pantau hb, NVP pantau transaminase, TDF pantau
 Demam kontinu/intermiten > 1 bulan fungsi ginjal  Rasa panas dan terbakar di dada, epigastric dan  Nyeri/panas perut bagian atas mereda atau
 Diare kontinu/intermiten > 1 bulan leher memburuk setelah makan, mual muntah
 Flu dan batuk berulang, sariawan berulang, Komplikasi  Rasa asam dalam mulut  Kembung
kulit merah gatal (I)  Muntah  Waktu makan terlambat, makan pedas, porsi
TB, kandidiasis, leukoplakia, herpes, ensefalopati,
 ↓ berat badan > 10 % (II)  Setelah makan makanan volume besar dan besar. Makan jajanan tidak terjamin, kopi, teh,
pneumonia
 Batuk lama, putih di mulut (II) berlemak, saos tomat, peppermint, coklat dan analgesic, steroid, alcohol, kol
 Prostitusi, NAPZA, riwayat IMS transfusi, alcohol  Usia lanjut, stress, riw penyakit lain (refluks,
Kriteria rujukan
kontak dengan alat medis tdk steril,  Diperparah dengan berbaring autoimun, HIV)
 Pasangan HIV (+) Setelah dinyatakan terinfeksi dirujuk ke Pelayanan  > 40 thn, obesitas, hamil, merokok, sering
Pemeriksaan fisik :
dukungan pengobatan mengangkat berat
Pemeriksaan fisik :  Riw nitrat, teofilin dan verapamil  Nyeri tekan epigastrium
Terdapat komplikasi
 BB ↓ , febris Pemeriksaan fisik :  Bising usus meningkat
 Dermatitis  Hematemesis Melena, Konjungtiva anemis →
 Limfadenopati Pemeriksaan fisik umum (tidak ada tanda spesifik) berat dan kronis
 Kandidiasis oral/ leukoplakia
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
 Hepatosplenomegali
 Tanda herpes, duh  Kuosioner GERD dan PPI test  Darah rutin
 neuropati  Endoskopi ditemukan mucosal break di  Ureabreath test, feses lengkap, barium enema
esophagus → h.pylori
Pemeriksaan penunjang :
 Endoskopi
Tatalaksana
 Rapid test A1,2,3 Tatalaksana
 Limfopenia, CD4 < 350  Omeprazol 2 x 20mg/hari dan lansoprazole 2 x
 DPL 30 mg/hari selama 7-14 hari  PPI
 Foto thorax → Perbaikan →GERD→ diteruskan sampai 4 Omeprazol 1 x 20mg/hari atau lansoprazole 1
bln + domperidone 3 x 10 mg x 30 mg / hari selama 5 hari
Alt : H2 bloker (ranitidine, famotidine,
Tatalaksana Edukasi simetidin)
 Antasida 3 x 500- 1000 mg per hari
Modifikasi gaya hidup, kurangi berat badan, berhenti
merokok, alcohol, kafein dan aspirin. Tidur 2-4 jam setelah Edukasi
makan, makan porsi kecil.
Makan tepat waktu, porsi kecil. Hindari faktor resiko
Komplikasi
Komplikasi
Esofagitis, ulkus esophagus, Striktur esophagus, barret
esophagus Perdarahan, ulkus, anemia

Kriteria rujukan Kriteria rujukan

Tidak ada perbaikan setelah pengobatan atau relapse. Bila 5 hari belum ada perbaikan, alarm symptoms,
Berat badan menurun, hematemesis melena, disfagia, komplikasi
odinofagia, anemia
INTOLERANSI MAKANAN MALABSORBSI MAKANAN DEMAM TIFOID
 Ceftriaxone serb inj 1 gr vial
Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Dewasa : 2 – 4 gr / hari dibagi 4 dosis selama 3-
5 hari
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Anak: 80 mg/kgbb/hari dosis tunggal selama 5
 Tenggorokan gatal  Sering BAB kronis  Demam intermiten terutama sore hari. Demam hari
 Nyeri perut, kembung  Feses cair naik (step ladder) hingga minggu kedua  Ciprofloxacin tab 500 mg KI : < 18 thn, gram (+)
 Diare, mula muntah, kram perut  Feses berminyak → malabsorpsi lemak  Sakit kepala di area frontal 2 x 500 mg selama 1 mnggu
 Makanan yang sering menyebabkan → Terigu  Riwayat penyakit dan keluarga  Ggn GI ; konstipasi, diare, meteorismus, mual  Amoksisilin tab 500 mg dan ampisilin inj 250 mg
dan gandum yg mengandung gluten, protein muntah, nyeri, BAB berdarah per vial dan 1000 mg per vial → hamil
susu sapi, olahan jagung, MSG Pemeriksaan fisik :  Hygiene dan sanitasi makanan buruk, ada 1.5 – 2 gr / hari selama 7-10 hari
penderita diselitar, imunodefisiensi
Pemeriksaan fisik :  Konjungtiva anemis dan kulit pucat (def besi, Indikasi tatalaksana rumah : gejala ringan , sadar, makan
 Ggn lain : nyeri otot, pegal, batuk, anoreksia
asam folat, b12) minum baik, keluarga mampu merawat dan mengerti
 Penkes dan kejang → demam tifoid berat
 Nyeri tekan abdomen, bising usus ↑, tanda  Status gizi kurang tanda-tanda bahaya, system pembuangan memenuhi
dehidrasi syarat,
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang : Edukasi
 Dapat kompos mentis hingga penkes
 Darah perifer lengkap → anemia
Tidak ada yang spesifik  Febris Konseling penyakit dan pengobatan, tanda-tanda gawat,
 Pemeriksaan feses
 Bradikardi relative sanitasi dan imunitas
 Foto polos abdomen
Tatalaksana  Ikterus
Tatalaksana  Lidah kotor dan tremor, halitosis Komplikasi
 Simptomatik  Nyeri terutama epigastric, hepatosplenomegali
 Pembatasan nutrisi tertentu, suplemen  Pembatasan nutrisi, suplemen vitamin dan Tifoid toksik (tifoid ensefalopati), syok septik, perforasi,
vitamin, suplemen enzim pencernaan mineral, suplemen enzim pencernaan Pemeriksaan penunjang : peritonitis, Hepatitis tifosa (icterus, hepatomegaly, ggn
 Setelah gejala menghilang makanan yang  Ditemukan bakteri enterotoksigenik → Anti fungsi), Pankreatitis tifosa (↑amilase/lipase), Pneumonia
dicurigai diberikan kembali untuk mengetahui  Darah lengkap : leukositosis, limfositosis,
penyebab Edukasi anemia, trombositopenia Kriteria rujukan
 IgM (Tubex) dan (Typhidot) pada 4-5 hari
Edukasi Memabantu dalam pembatasan nutrisi dan mengamati Tifoid ensefalopati, komplikasi, komorbid berat, 5 hari dan
pertama demam
belum tampak perbaikan
keadaan pasien  Tes widal tidak direkomendasikan → dilakukan
Konseling pada keluarga untuk membantu pembatasan
setelah 7 hari → minimal 1/320 atau kenaikan
nutrisi dan pengobatan Komplikasi 4x dengan interval 5-7 hari
Komplikasi Dehidrasi  Kultur :
o darah minggu pertama
Dehidrasi Kriteria rujukan o Feses minggu kedua
o Urin minggu ketiga
Kriteria rujukan Konsultasi pada penyakit dalam untuk mengetahui etiologi o Empedu pada stadium lanjut atau
untuk carrier
Bila keluhan tidak menghilang walaupun tidak terpapar
Pemeriksaan lainnya sesuai indikasi medis mis : ot/pt,
lipase/amilase

Tatalaksana

 Antipiretik dan tirah baring dan diet lunak


rendah serat
 Kloramfenikol kaps 250 mg, susp 125 mg / 5 mL
Dewasa : 4 x 500 mg 10 hari
Anak : 100 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis selama
10 – 14 hari
GASTROENTERITIS Tatalaksana DISENTRI PERDARAHAN GASTROINTESTINAL

Patofisiologi : Anak Patofisiologi : Patofisiologi :

Anamnesis :  Terapi A → < 1thn : oralit 50-100/bb Anamnesis : Anamnesis :


> 1 thn : oralit 100 – 200 /bb
 BAB lembek atau cair > 3x per hari, volume  Terapi B → 75 ml/kgbb oralit  BAB encer terus menerus bercampur lendir dan  Muntah darah berwarna hitam (seperti bubuk
besar (usus kecil), volume kecil (usus besar)  Terapi C → darah kopi) atau BAB berwarna hitam (seperti ter
Feses cucian beras → kolera o < 1 thn : 30 cc/kgbb 1 jam →  Nyeri perut sebelah kiri, muntah muntah atau aspal)
Feses berminyak → Giardiasis 70/kgbb cc dalam 5 jam  Sakit kepala  Demam
 Demam o > 1 thn : 30 cc/kgbb 30 menit → 70  Demam tinggi (Shigella) , sumer2 (amoeba)  Riw penyakit hati, ginjal, jantung, paru
 Mual muntah, kembung, tenesmus cc/kgbb dalam 2,5 jam  Dapat berjalan (amoeba), terbaring (shigella)  Riw konsumsi NSAID, obat rematik, alcohol,
 Makanan dan minuman tidak higienis atau  Zinc tab 20 mg : < 6 bln ½ tab, > 6 bln 1 tab  Terjadi tiba2 ( shigella) jamu-jamuan, obat jantung stroke, dan
iritatif ( jamu, cola, kafein dll) dan intoleransi  Higienitas pribadi, lingkungan dan makanan makanan tidak higienis
laktosa, Dewasa  Riwayat muntah2 sebelumnya (Mallory Weiss
 Obat-obatan ( quinidine, kolkisin, diuretic, Pemeriksaan fisik : syndrome)
misoprostol, xanthine, antikolinesterase),  Loperamid tab 2 mg → 4 mg setelah bab
Antibiotik spektrum luas → C. Difficile pertama , 2 mg setelah bab selanjutnya (KI  Febris Pemeriksaan fisik :
 Riwayat bepergian disentri saat demam)  Nyeri tekan sebelah kiri
 Attapulgit 4 x 2  Tenesmus dan tanda dehidrasi  Nilai tanda – tanda syok
 Imunokompromais
 Evaluasi jumlah perdarahan
Pemeriksaan fisik : Antibiotik Pemeriksaan penunjang :  Tanda sirosis (Ikterus, spider nevi, asites,
splenomegaly, eritema palmaris, edema
 Kolera → Tetrasiklin kaps 250 mg, kaps 500 mg Pemeriksaan feses lengkap tungkai)
4 x 500 mg selama 3 hari (alt  Massa abdomen, rangsang peritoneum
doksisiklin) Tatalaksana
 Rectal toucher
 Giardiasis, C difficile → Metronidazole tab 250  Aspirasi NGT : Putih keruh (perdarahan tidak
 Tirah baring
mg, tab 500 mg, sir 125 mg/ 5 mL, infus 5 aktif), merah ( perdarahan massif mungkin
 Resusitasi cairan
mg/mL arteri)
 Shigella : Ciprofloxacin tab 500 mg 2 x 1 selama
3 x 500 mg selama 7 hari
3 hari / Azitromisin 1 gr dosis tunggal dan
 E. Coli → Ciprofloxasin tab 500 mg Pemeriksaan penunjang :
sefiksim tab 100 mg 400 mg/hari selama 5 hari
2 x 500 mg selama 7 hari
 Amoeba : Metronidazole tab 500 mg 3x1  DL, elektrolit, fungsi hati jika perlu, urea breath
selama 3-5 hari test
Edukasi  Foto thoraks
Edukasi
 Endoskopi
Lanjutkan pemberian ASI/makanan, sebaiknya mudah
Sanitasi dan penyakit, menjaga diet lunak sampai BAB <
dicerna, hindari susu sapi, alcohol, kafein dan
5x/hari, kemudian lanjut makanan ringan
mengandung gas. Edukasi sanitasi, penyakit dan cara
 Pernapasan cepat → asidosis metabolic Tatalaksana
pengobatan. Komplikasi
 Bising usus ↓ : ↓ kalium
Komplikasi  Stabilisasi hemodinamik
HUS, Hiponatremia, hipoglikemia, perforasi, peritonitis,
o Iv line, oksigen, kateter, obs ttv dan
prolapse, toksik megakolon
Syok hipovolemik, septik saturasi
Pemeriksaan penunjang :
Kriteria rujukan  Pasang NGT untuk bilas lambung
Kriteria rujukan  Puasa
 Darah lengkap
 Elektrolit Tanda – tanda syok atau kasus berat rujuk ke spesialis  Injeksi PPI : Omeprazol 40 mg / 10 ml
Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, dehidrasi,
 Feses lengkap
penyakit dalam  Sukralfat 3 x 1 gram, Antasida
tidak dapat minum oralit, tanda toksik, disentri, usia lanjut
, muntah persisten, penkes, imunokompromais, outbreak  Injeksi Vit K untuk sirosis
Edukasi HEMATOKEZIA HEPATITIS A HEPATITIS B

Konseling pada keluarga untuk mendukung diet dan Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi :
pengobatan pasien. Konseling penyakit
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :
Komplikasi
 Keluar darah segar melalui anus  Demam  Umumnya tidak menimbulkan gejala, terutama
Syok hipovolemik, aspirasi pneumonia, gagal ginjal akut,  Tidak nyeri, merah marun, terhenti spontan,  Mata dan kulit kuning pada anak
anemia, peritonitis tidak berulang (diverticulum)  Urine seperti teh  Timbul setelah 6 mnggu terinfeksi (prodromal)
 Merah segar dan tidak bercampur dengan feses  Tinja seperti dempul o Mual muntah malaise dan anoreksia
Kriteria rujukan (hemoroid/fisura ani)  Riwayat makanan kotor o Batuk, fotofobia, sakit kepala,
Varises esophagus, perdarahan tidak berhenti setelah  Bercampur dengan feses (colitis atau lesi  Makan dan minum dari penderita hepatitis myalgia
proksimal rectum)  Nyeri otot dan sendi, lemah leti lesu  Urin seperti teh atau berwarna gelap
penanganan, anemia berat
 Nyeri perut (colitis infeksi, iskemia mesenterial)  Prodormal menghilang setelah timbul kuning,
 Demam (tifoid, colitis infeksi) kelemahan dan anoreksia menetap
 ↓ BB, perubahan pola BAB (kanker) Pemeriksaan fisik :  Pruritus
 Nyeri perut kanan atas
 Febris,
Pemeriksaan fisik :  Riw hubungan tidak aman, jarum suntik,
 Sklera ikterik transfuse/hemodialisa, ibu hep B
 RT : darah segar  Hepatomegali
 Nilai tanda2 syok Pemeriksaan fisik :
 Nyeri tekan (iskemia mesenterial) Pemeriksaan penunjang :
 Rangsang peritoneal (diverticulitis)  Ikterik
 Urinalisis : bilirubin dalam urin
 Massa intraabdomen (tumor, amuboma,  Hepatosplenomegali
 OT/PT 2x normal  Nyeri tekan pada RUQ
penyakit chron)
 IgM anti HAV
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
Tatalaksana
DL, feses rutin, tes darah samar  Bilirubin dalam urin
 Simptomatik dan tirah baring  Ot/pt 2 x normal
 Ibuprofen tab 200 mg, tab 400 mg : 2 x 1
Tatalaksana  Hbsag
 Mual: Metoklopramid tab 10mg 3 x 1 atau
 Stabilisasi hemodinamik Domperidon tab 10 mg 3 x 1 Tatalaksana
o Iv line, oksigen, kateter, obs ttv dan  Nyeri perut dan kembung : simetidin tab 200
saturasi mg 3 x 1 atau ranitidine tab 150 mg 2 x 1 atau  Simptomatik (sama dengan hepatitis A
 Bulk forming agent, sitz bath → hemoroid dan omeprazole tab 20 mg 1 x 1  Rujuk
fisura ani
Edukasi Edukasi
 Sulfas ferrosus 3 x 325 mg → kehilangan darah
samar Konseling tentang penyakit dan mendukung pasien dalam
Sanitasi, vaksin pada orang yang beresiko tinggi. Keluarga
ikut menjaga asupan kalori cairan, dan membatasi aktivitas pengobatan karena pengobatan jangka panjang. Keluarga
Edukasi
pasien ikut menjaga asupan gizi pasien dan membatasi aktivitas
Diet tinggi serat dan hindari mengedan, NSAID dan pasien. Edukasi pencegahan dan modifikasi gaya hidup
makanan pedas atau berlemak Komplikasi
Komplikasi
Komplikasi Hepatitis a fulminan, ensefalopati hepatikum, koagulopati
Sirosis hepar, hepatoma
Syok hipovolemik, anemia, gagal ginjal akut Kriteria rujukan
Kriteria rujukan
Kriteria rujukan Untuk penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang,
penkes (ensefalopati hepatic), ikterik yang menetap Rujuk untuk penegakan diagnosis dan penanganan lanjut
Rujuk ke Pelayanan kesehatan sekundar jika diagnosis
definitive tidak bisa ditegakan (hemoroid 2,3,4 rujuk) atau
jika perdarahan terus menerus
INFLUENZA RINITIS AKUT RINITIS VASOMOTOR RINITIS ALERGI

Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi :

Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :

 Terjadi tiba-tiba  Rinore dan hidung tersumbat  Hidung tersumbat, bergantian posisi kiri dan  Rinore
 Demam  Rasa panas atau gatal pada hidung kanan tergantung posisi tidur  Bersin (5x pathologic → fase cepat), hidung
 Batuk bersin, hidung berlendir, nyeri sendi  Bersin bersin dan dapat disertai batuk  Memburuk pada pagi hari perubahan suhu atau tersumbat, gatal pada hidung
badan kepala, lemah badan  Imunokompromais kelembapan udara, asap rokok dan bau  Mata gatal dan banyak air mata
 Terdapat penyakit serupa di lingkungan  Paparan debu dan polusi atau orang yang menyengat  Ada riwayat atopi
 Perubahan cuaca, tempat padat penduduk, terinfeksi  Rinore serosa kadang jumlah yang banyak  Kelembapan tinggi, debu, tungau pada seprei,
usia lanjut, daya tahan tubuh menurun, PPOK  Lebih jarang bersin dibandingkan dengan rinitis suhu tinggi
Pemeriksaan fisik : alergika
Pemeriksaan fisik :  Sering pada wanita, penggunaan obat Pemeriksaan fisik :
 Hipertermia
ergotamine, klorpomazin, anti hipertensi,
 Febris  Rinoskopi anterior : kavum nasi sempit, secret  Allergic salute
vasokonstriktor
 Rinore serous dan mukopurulen, konka udem dan  Nasal crease
 Kehamilan, pubertas, kontrasepsi,
 Mukosa hidung edema hiperemis
hipotiroidisme  Facies adenoid
 Pada rinitis difteri terdapat secret bercampur  Faring: cobblestone appearance
Pemeriksaan penunjang :  Rasa cemas, tegang, dan stres
darah  Geographic tongue
 membrane ke abu abuan bila di angkat mudah Pemeriksaan fisik :  Rinoskopi anterior: mukosa edema, warna
Tidak ada yang spesifik
berdarah (rinitis bakteri) pucat atau kebiruan (livide), secret encer tipis
Tatalaksana  Rinoskopi anterior : konka inferior membesar ( dan banyak, jika kental dan purulent sinusitis.
Pemeriksaan penunjang : edema atau hipertrofi), secret serosa dengan Konka edema/hipertrofi/polip
 Parasetamol tab 500 mg 3 x 1 (alt ibuprofen) konka licin atau berbenjol benjol  Rinitis kronis → deviasi atau perforasi septum
 Tidak ada yang spesifik
 Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam  Dermatitis atopi pada kulit
Pemeriksaan penunjang :
 Klorfeniramin tab 4 mg 3 x 1 / loratadine tab 10 Tatalaksana
mg 1 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1 Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan untuk menyingkirkan rinitis alergi
 Antitusif : Kodein tab 10 mg 3 x1/ ekspektoran  Parasetamol tab 500 mg 3 x 1 (alt ibuprofen) (kadar eosinophil, skin prick, kadar igE spesifik)  Hitung eosinophil darah tepi
: N acetilsistein kaps 200 mg 3 x 1  Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam
 Skin prick test
 Klorfeniramin tab 4 mg 3 x 1 / loratadine tab 10 Tatalaksana
Edukasi  Pemeriksaan IgE total serum
mg 1 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1
  Foto sinus dan paranasal
 Rinitis bakteri → amoksisilin tab 500 mg 3 x 1 Budesonide ih 100 – 200 mcg 1-2 x 1 selama
Penyebaran melalui udara, ventilasi dan pencahayaan
 Rinitis difteri → ADS 20.000-100.000, dua minggu
Tatalaksana
harus bagus, etika batuk dan memakai masker. Hygiene  Flucitasone propionate ih 200 mcg 1 x 1 selama
eritromisin kaps 250 mg 25-50mg/kgbb dan
dan sanitasi. imunisasi
lapor ke dinas 1 – 2 bulan  Fase akut : oxymetazolin 0.05% 1 – 2 spray
Komplikasi  Rinore berat → antikolinergik (Ipratropium each nostril selama max 3 hari
Edukasi Bromide ih 40 mcg 2-3 x 1)  Fase lambat dan tidak berhasil dengan
Infeksi sekunder dari bakteri, pneumonia  Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam oxymetazolin → Budesonide ih 100 – 200 mcg
Menjaga tubuh dalam keadaan sehat, sanitasi, hindari
kontak dengan orang terinfeksi, menutup mulut ketika 1-2 x 1 selama dua minggu/ Flucitasone
Kriteria rujukan Edukasi
bersin, mengikuti program imunisasi lengkap, menghindari propionate ih 200 mcg 1 x 1 selama 1 – 2 bulan
pajanan allergen dan melakukan bilas hidung secara rutin Mengidentifikasi dan menghindari factor pencetus dan  Rinore berat → antikolinergik (Ipratropium
Bila ada tanda pneumonia ( panas tidak turun selama 5 hari
berhenti merokok Bromide ih 40 mcg 2-3 x 1)
disertai batuk purulent dan sesak napas)
 Klorfeniramin tab 4 mg 3 x 1 / loratadine tab 10
Kriteria rujukan mg 1 x 1/ cetirizine tab 10 mg 1 x 1
 Pseudoefedrin 60 mg setiap 4- 6 jam
Jika diperlukan tindakan operatif

Edukasi
Mengidentifikasi dan menghindari factor pemicu, SINUSITIS Kriteria rujukan FARINGITIS AKUT
menghindari suhu ekstrim dingin atau panas. Menjaga
kesehatan jasmani Patofisiologi : Viral → evaluasi setelah 10 hari, tidak membaik Patofisiologi :
ditambahkan kosrtikosteroid intranasal → evaluasi 14 hari,
Komplikasi Anamnesis : tidak membaik rujuk Anamnesis :

Polip nasi, Deviasi atau perforasi septum  Hidung tersumbat Bakterial → evaluasi 48 jam setelah pemberian antibiotic  Nyeri tenggorokan, terutama saat menelan
 Keluar cairan dari hidung atau post nasal drip dan kortikosteroid, bila tidak ada perbaikan rujuk  Demam
Kriteria rujukan yang purulent (purulent bacterial)  Didahului hidung berlendir (viral)
 Nyeri pada wajah (berat terlokalisasi → Terdapat komplikasi  Nyeri kepala hebat, demam tinggi, pembesaran
Bila perlu dilakukan skin prick test, bila perlu dilakukan bacterial) kgb (bakteri)
tindakan operatif  Hiposmia/anosmia  Tenggorokan kering tebal dan bau (atrofi
 Demam, malaise, nyeri atau rasa penuh kronik)
ditelinga, nyeri gigi, batuk  Mual muntah, rasa lemah, nafsu makan
 Sinusitis dentogenik : salah satu hidung bau berkurang
busuk, gigi berlubang atau rusak  Riw oral seks ( gonorea)
 Riw deviasi, rinitis, polip, ispa berulang  Riw merokok, alcohol, gerd, uap iritatif, udara
imunodefisiensi, penggunaan kokain, polusi dingin
berhari-hari
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik :
 Faring hiperemis, eksudat (influenza tidak
 Febris (>38 bakterial) menghasilkan eksudat)
 Karies profunda  Eksudat di permukaan, peteki pada palatum,
 Rinitis anterior: edema mukosa meatus kelenjar limfa anterior membesar, kenyal, nyeri
medius, secret mukopurulen pada meautus pada penekanan ( bakteri) → centor criteria for
medius (maksila, forntal, etmoid), deviasi strepto A
septum, polip atau hipertrofi konka  Plak putih di orofaring dan pangkal lidah
 Rinitis posterior: secret di depan muara tuba (fungal)
eustachius (sfenoid, etmoid posterior)  Mukosa dinding posterior tidak rata dan
 Otoskopi: untuk mendeteksi komplikasi bergranul (faringitis kronik hiperplastik)
 Foto polos sinus paranasalis (tidak  Mukosa dengan lendir kental, jika di angkat
direkomendasikan pada anak usia di bawah 6 tampak mukosa kering (kronik atrofi)
tahun  Granuloma perkejuan ( tuberculosis)

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :

 Darah lengkap: ↑ LED/CRP (baketrial)  Pemeriksaan darah lengakap


 Pemeriksaan gram/KOH (curiga jamur)
Tatalaksana
Tatalaksana
 Algoritma tatalaksana RSA
 Viral → Isoprinosine tab 500mg sir 250mg /
Edukasi 5ml 60-100mg/kgBB 4- 6x/hari
< 5 thn 50 mg/kgBB
Konseling mengenai penyakit dan obat, hentikan merokok,
 Bakteri → Amoksisilin tab 500 mg 3 x 1 10 hari
pakai masker bila ada polusi, istirahat dan jaga hidrasi
(pada anak curiga strepto A) 4-6 hari ( pada
Komplikasi dewasa) atau eritromisin tab 250 mg 500mg
4x1
Edema periorbital, selulitis orbita, meningitis, abses,  Fungal → nystatin susp 100.000 iu
thrombosis sinus kavernosus, osteomyelitis 100.000 – 400.000 IU 2x1
 Deksametsone tab 0.5 mg 3x1 selama 3 hari
Anak 0.01mg/kgbb terbagi 3x1 selama 3 hari
 Antipiretik /analgesik LARINGITIS AKUT TONSILITIS AKUT Kriteria rujukan

Edukasi Patofisiologi : Patofisiologi : Kompllikasi (abses, sepsis, rematik, difteri), indikasi


tonsilektomi
Istirahat cukup, minum air hangat, pakai obat kumur anti Anamnesis : Anamnesis :
septik, makan makanan bergizi dan jaga daya tahan tubuh,
berhenti merokok, sanitasi, hindari makanan iritatif  Suara serak atau hilang (afonia)  Rasa kering di tenggorokan (awal)
Afonia persisten dan nyeri tenggorokan  Nyeri pada tenggorokan, nyeri semakin
Komplikasi memburuk pada pagi hari, membaik pada suhu bertambah, menyebar ke telinga
hangat → laryngitis kronis  Demam yang sangat tinggi
Tonsilitis, abses peritonsillar, gangguan fungsi tuba  Nyeri tenggorokan ketika bicara atau menelan  Halitosis, ptialismus
eustaschius, demam rematik  Demam, malaise, sakit kepala, batuk bersin  Sakit kepala, badan lesu, tidak mau makan
Kriteria rujukan  Gelisah sesak, nafas berbunyi (edema
subglotis) Pemeriksaan fisik :
Faringitis luetika, komplikasi  Riw penggunaan suara berlebihan, asap rokok,
 Tonsil > T2, Hiperemis dan detritus di dalam
alcohol, gerd, perubahan suhu tiba2,
kripta
malnutrisi, imunokompromise
 Pseudomembran (tonsilits difteri)
Pemeriksaan fisik :  Kripta melebar (kronis)
 Pembesaran kelenjar limfe
 Laringoskopi indirek : mukosa hiperemis dan
bengkak Pemeriksaan penunjang :
 Nodul dan penebalan mukosa pita suara (kronis
 Darah lengkap
Pemeriksaan penunjang :  Swab tonsil untuk pemeriksaan gram

 Foto rontgen leher AP lateral : pembengkakan Tatalaksana


jaringan subglotis
 Kultur, DL  Parasetamol tab 500 mg 3x1
 Foto thoraks AP  Viral : Metisoprinol 60-100mg/kgbb dibagi 4-6
dosis ( anak 50 mg/kgbb)
Tatalaksana  Bakteri : Amoksisilin tab 500 mg 3 x1 selama 10
hari/ eritromisin kaps 250 mg 4x 500 mg
 Parasetamol tab 500 mg 3x1 / ibuprofen tab  Strepto A → Penisilin G benzatin 50.000
400 mg 2 x 1 u/kgbb/im dosis tunggal
 Etiologi gerd : omeprazole tab 20 mg 2 x 1  Deksametason tab 0.5 mg 3x1 selama 3 hari
 Laryngitis berat : deksametasone tab 0.5 mg (anak 0.01 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis)
3x1  Difteri : ADS 20.000-100.000, eritromisin kaps
 Antibiotic menggunakan golongan penisilin 250 mg 25-50mg/kgbb → lapor ke dinas
setempat
Edukasi  Obstruksi, abses peritonsil, kejang demam,
Vocal rest, voice terapi, asupan cairan ↑, menjaga daya butuh biopsy → tonsilektomi
tahan, dan menghindari makanan yang mengiritasi Edukasi
kambung
Istirahat cukup, makan lunak hindari iritatif, jaga
Komplikasi kebersihan mulut, obat kumur antiseptic, berhenti
merokok, cuci tangan secara teratur
Obstruksi jalan nafas, pneumonia, bronchitis
Komplikasi
Kriteria rujukan
Abses peritonsil, abses parafangeal, oma, rhinosinusitis,
Tanda sumbatan jalan nafas, dibawah 3 thn, sianosis,
gnaps, miokarditis, demam rematik
dehidrasi, curiga tumor laring
BRONKITIS AKUT ASMA PADA DEWASA Kriteria rujukan ASMA
PADA
Patofisiologi : Patofisiologi : Sering terjadi eksaserbasi, serangan asma akut sedang dan ANAK
berat, asma dengan komplikasi
Anamnesis : Anamnesis :

 Batuk 2-3 minggu (berdahak maupun tidak  Sesak, nafas berbunyi, dada terasa berat
berdahak) dan sering ditemukan ngik atau  Memburuk di malam hari atau pada pagi hari
mengi setelah batuk  Di picu oleh infeksi virus, latihan, allergen,
 Demam ( biasanya ringan) perubahan cuaca, tertawa, atau iritan (rokok,
 Rasa berat atau tudak nyaman di dada asap, bau sangat tajam)

Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :

 Dapat ditemukan barrel chest  Wheezing saat ekspirasi


 Fremiltus normal
 Perkusi sonor, batas paru hati lebih randah Pemeriksaan penunjang :
 Ekspirasi Panjang, dapat ditemukan ronki
 Asiprasi puncak ekspirasi dengan peak flow
basah, wheezing atau krepitasi
meter → kenaikan ≥15% APE sebelum dan
Pemeriksaan penunjang : sesudah pemberian salbutamol
 Pemeriksaan eosinophil dalam darah
 Pemeriksaan sputum dengan pengecatan gram  Foto toraks
 Foto thoraks → tubular shadow  UJi sensitifitas kulit, spirometry, uji provokasi
 Tes fungsi paru → terlihat obstruksi reversible bronkus
dengan bronkodilator
Tatalaksana
Tatalaksana
 Salbutamol inhalasi 100 mcg/dosis
 Oksigen  Asma persisten ringan: steroid inhalasi 200 –
 Kodein tab 10 mg 3x1 (tidak dianjurkan pada 400 ug BB/hari (Budesonid ih 100mcg/dosis
kehamilan dan ibu menyusui, < 6 thn 200mcg/dosis)
 Ambroxol tab 30 mg 3x1  Persisten sedang: steroid inhalasi 400-800 ug
 Parasetamol tab 500 mg 3x1 BB/hari + LABA
 Sesak nafas atau rasa berat → Bronkodilator  Persisten berat: steroid inhalasi >800 ug
Salbutamol inhalasi 100 mcg/dosis BB/hari + LABA + (teofilin lepas lambat, steroid
 Antibiotik jika perlu (ampisilin, eritromisin, oral, leukotriene modifiers)
spiramisin)
Asma serangan sedang atau berat tx awal sebelum rujuk
Edukasi
 Oksigen + salbutamol inhalasi +steroid sistemik
Istirahat yang cukup, modifikasi gaya hidup, hindari injeksi/inhalasi
merokok, iritan lain yang dapat terhirup  Pasien didampingi dokter selama perjalanan

Efek samping bronkodilator : berdebar, lemas, gemetar, Edukasi


keringat dingin
Konseling tentang penyakit dan fungsi obat, control, pola
Komplikasi hidup sehat, hindari pencetus, gunakan obat sebelum
olahraga
Bronkopneumoni, pneumoni, pleuritis, bronkiektasis
Komplikasi
Kriteria rujukan
Pneumotoraks, pneumomediastinum, gagal napas,
Kedaan umum buruk, sesak berat resisten steroid
PNEUMONIA Komplikasi BRONKOPNEUMONIA

Patofisiologi : Sepsis, efusi pleura, gagal nafas Patofisiologi :

Anamnesis : Kriteria rujukan Anamnesis :

 Demam tinggi ( >38) CURB > 2  Gejala infeksi umum, demam, sakit kepala,
 Batuk dengan dahak mucoid purulent kadang malaise, ↓ nafsu makan, keluhan gi mual
disertai darah muntah
 Sesak nafas dan nyeri dada  Gejala respiratori, batuk, sesak nafas
(pneumonia berat)
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan paru
I: dapat terlihat bagian yang tertinggal  Takipneu 2 bln- 1 thn > 50x/menit
P: fremitus mengeras < 2 bln >60x/menit
P: redup pada bagian yang sakit  Retraksi dada, sianosis, cuping hidung
A: suara napas broncovesikuler – bronkial dan pekak, ronki
ronki basah halus menjadi basah kasar pada
resolusi Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan penunjang :  Pemeriksaan gram, darah lengkap, kultur


sputum dan darah, foto toraks
 Pemeriksaan gram
 Darah lengkap → leukosit >10.000 atau < 4500 Tatalaksana
 Pemeriksaan foto toraks
 Oksigen, iv line
 Kultur sputum dan darah
 Parasetamol 10-15 mg/kg bb
Tatalaksana  Amoksisilin 25 mg/kgbb atau kotrimoksazol 4
mg/kgbb
Indikasi rawat jalan CURB – 65 (Confusion, BUN ≥ 20, R ≥
30, BP < 90/60, >65 tahun → 0 -1 outpatient, 2-5 inpatient) Rawat inap

 Pasien sehat dan tidak ada resiko resisten  Ampisilin inj 250 mg/vial 1000mg/vial
Makrolid : 50 mg/kgbb
Azitromisin tab 500 mg 1 x 1 selama 3 hari  Gentamisin inj 10 mg/ml 40 mg/ml
Eritromisin kaps 250 mg 4 x 1 7.5 mg /kgbb
 Terdapat komorbid (jantung, paru, dm,
Edukasi
imunosupresif, alcohol, resiko resisten) atau
rawat jalan Konseling tentang penyakit dan obat, pemberian imunisasi
Florokuinolon respirasi : dan vitamin A, menghindari paparan gas iritatif, isolasi,
Levofloksasin tab 250 mg 500 mg tab 750 mg pemberian asi
1x1
Beta lactam + makrolid Komplikasi
Amoksisilin tab 500 mg 3 x 1 + Azitromisin tab
500 mg 1 x 1 Sepsis, efusi pleura, gagal nafas

Edukasi Kriteria rujukan

Konseling tentang penyakit dan fungsi obat, pencegahan Pneumonia berat atau rawat inap
(vaksinasi influenza dan pneumokokal), gaya hidup dan
sanitasi
PPOK Edukasi INFEKSI SALURAN KEMIH TENSION HEADACHE

Patofisiologi : Konseling penyakit dan obat, membatasi aktivitas, Patofisiologi : Patofisiologi :


pengurangan pajanan factor resiko, berhenti merokok,
Anamnesis : rehabilitasi ( latihan bernapas, latihan ekspetorasi, latihan Anamnesis : Anamnesis :
otot pernapasan dan ekstremitas), terapi oksigen jangka
 Sesak nafas panjang  Demam, tinggi dan gejala GI (pielonefritis)  Nyeri tersebar secara difus, dari bagian
 Batuk kering atau berdahak selama 3 bulan  Susah buang air kecil, nyeri saat di akhir belakang menjalar ke bagian depan
atau lebih Komplikasi (dysuria terminal)  Nyeri seperti diiikat di sekeliling kepala, tidak
 Kadang disertai mengi  Sering BAK (frequency), Nokturia berdenyut
 Merokok Cor pulmonale, edema paru, gagal nafas  Nyeri perut bagian bawah (sistitis)  Tidak disertai mual ataupun muntah
 Debu dan polusi  Nyeri pinggang (pielonefritis)  Cemas dan depresi
Kriteria rujukan
 COPD assessment test (CAT)  Riw DM, kencing batu, sanitasi buruk,
keputihan, kehamilan, isk sblmnya, menahan Pemeriksaan fisik :
Untuk memastikan diagnosis dan derajat PPOK,
Pemeriksaan fisik : kencing, kontrasepsi diafragma, striktur,
eksaserbasi sedang berat, rujukan penatalaksanaan jangka  Tidak ada pemeriksaan spesifik
panjang hubungan seksual
 Takipneu  Pemeriksaan neurologi umum dilakukan untuk
 I: sianosis, iga horizontal, barrel chest, Pemeriksaan fisik : menyingkirkan tumor, aneurisme dll
hemidiafragma mendatar, pursed lips
breathing, denyut vena jugularis dan edema  Febris Pemeriksaan penunjang :
tungkai  Nyeri CVA (pielonefritis)
 Tidak ada pemeriksaan yang spesifik
 P: hiperinflasi → hati letak rendah dan  Nyeri tekan suprapubic (sistitis)
palpable, irama apeks jantung sulit ditemukan Tatalaksana
 A: Wheezing atau ronkhi (+), suara jantung Pemeriksaan penunjang :
keras di area xiphoideus  Parasetamol tab 500 mg 3 x 1
 DL, ureum dan kreatinine
 Alt : Ibuprofen tab 200 mg 400 mg
Pemeriksaan penunjang :  Urinalisis → pyuria, leukosit esterase,
400 mg 3 x 1
hematuria (pielonefritis)
Natrium Diklofenak tab 25 mg, 50 mg, dosis
 Spirometri  Foto polos abdomen → untuk menyingkirkan
50 mg 2 x 1
 APE obstruksi atau batu
 Pulse oxymetri  GDS
 Depresi atau untuk preventif → Amitriptilin tab
 Analisis gas darah dan DL  Relapse → kultur urine 25 mg
 Foto toraks 50 – 75 mg/ hari
Tatalaksana
Tatalaksana
 Ciprofloxacin tab 500 mg 2 x 1 selama 3 hari
Edukasi
 Oksigen (pelonefritis 7 hari)
 Salbutamol inhalasi 100 mcg/dosis  Parasetamol tab 500 mg 3 x 1 Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan
 Steroid inhalasi 200 – 400 ug BB/hari  Mual muntah : Domperidon tab 10 mg 3 x 1 kelainan fisik, keluarga ikut membantu mengurangi
(Budesonid ih 100mcg/dosis 200mcg/dosis) kecemasan atau depresi pada pasien
 N acetilsistein kaps 200 mg 3 x 1 atau Ambroxol Edukasi
tab 30 mg 3x1 Kriteria rujukan
Konseling penyakit dan obat. Selama pengobatan tidak
Eksaserbasi akut berhubungan seksual, minum air putih minimal 2 liter per Nyeri kepala tidak membaik, terdapat depresi berat
hari bila fungsi ginjal normal, menjaga higienitas normal.
 Oksigen Waspada gejala berulang, isk dapat berulang atau kronis
 Salbutamol inhalasi 100 mcg/dosis
Komplikasi
 Deksametsone tab 0.5 mg 3x1 selama 3 hari
 Antibiotik yang tersedia Prostatitis, urosepsis, AKI, Relapse, striktur
 Kor pulmonale → diuretic → furosemide tab 40
mg inj 10 mg/mL 1 x 1 Kriteria rujukan

Komplikasi, gejala menetap


MIGRAINE Awal 50 mg, diulang setiap 2 jam jika VERTIGO
perlu max 200mg/hari
Patofisiologi :  Pengobatan preventif: Patofisiologi : Edukasi
o Propanolol tab 10 mg, 20 mg, 40 mg, 60
Anamnesis : Anamnesis : Konseling penyakit dan obat, keluarga turut mendukung
mg, 80 mg
dan memotivasi pasien dalam pengobatan vertigo.
 Nyeri moderat sampai berat pada satu sisi Dosis awal 40 – 80 mg. biasanya 160-320 /  Sensasi berputar, episodic (vestibular), di Lakukan vestibular exercise dirumah (metode
kepala hari, max 640 mg/hari provokasi oleh gerakan kepala dan perubahan branddaroff) untuk bppv
 Nyeri berdenyut atau seperti ditusuk-tusuk o Amitriptilin tab 25 mg posisi kepala (bppv)
 Diperburuk dengan aktivitas fisik, fotofobia dan 50 – 75 mg/ hari  Sensasi melayang, goyang, konstan dan Kriteria rujukan
Alt: asam valproate, verapamil kontinu, di provokasi situasi keramaian (non
fonofobia
Vertigo vestibular tipe sentral, tidak terdapat perbaikan
 Mual muntah, perubahan mood dan tingkah Edukasi
vestibular)
 Mendadak, mual muntah dan gangguan setelah terapi farmakologik dan non farmakologik
laku
 Faktor: menstruasi, puasa, alcohol, coklat, keju, Di anjurkan untuk menghindari stimulus sensori pendengaran, tinntus (perifer)
susu, kurang tidur/banyak tidur, herediter, berlebihan, istirahat di tempat gelap dan tenang dengan  Gejala lambat, hemiparesis, diplopia atau
kepribadian kompres dingin. Hindari makanan pemicu, olahraga deficit neurologis lain ( sentral)
teratur, mengurangi obat yang mengandung esterogen,  Riw streptomisin, gentamisin, kemoterapi,
Pemeriksaan fisik : berhenti merokok. Libatkan keluarga operasi temporal bone, transtympanal

 Tidak ada yang spesifik, dilakukan untuk Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi
menyingkirkan diagnosis lain sakit kepala Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan penunjang : Komplikasi  Pemeriksaan tekanan darah saat berbaring
duduk dan berdiri
 Tidak ada yang spesifik, dilakukan untuk Migren komplikata dapat menyebabkan hemiparesis  Pemeriksaan neurologis
menyingkirkan diagnosis lain jika perlu
 Manuver dix-halpike (bppv)
 Radiologi jika : Kriteria rujukan
 Tes nystagmus: vertical (sentral), horizontal
o Sakit kepala pertama dan terparah
Migren berlanjut setelah penggunaan analgesic non rotatoar (perifer)
seumur hidup
spesifik  Tes Romberg : (+) → kelaianan vestibular
o Perubahan frekuensi progresif
Dipertajam : (+) mata terbuka
persisten
(cerebellum), (+) mata tertutup
o Pemeriksaan neurologis abnormal
vestibuler
o Respon tidak adekuat terhadap
terapi  Tes tandem : tidak dapat (serebelar), deviasi
(vestibular)
Tatalaksana  Test past pointing : deviasi ke arah lesi
(vestibuler), hipermetri/hipometri (serebelar)
 Parasetamol tab 500 mg 3 x 1
 Alt : Ibuprofen tab 200 mg 400 mg Pemeriksaan penunjang :
400 mg 3 x 1
 Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai
 Mual muntah: Domperidone tab 10 mg 3 x 1
etiologi
 Pengobatan abortif setelah analgesic non
spesifik : Tatalaksana
o Ergotamin tab 1 mg + kafein 50 mg
Awal 2 tab saat serangan, jika perlu  Dimenhidrinat tab 50 mg 4 x 1
1 tab setiap 30 menit. Max 6  Difenhidramin hcl tab 25 mg, dosis 25 – 50 mg
tab/hari, 10 tab/ mnggu 4x1
KI: hamil, hipertensi uncontrolled,  Betahistin mesylate tab 6 mg, 12 mg, dosis 12
serebrovasluler, ginjal mg 3 x 1
 Betahistin HCl 8 -24 mg 3 x 1
o Sumtriptan tab 25 mg, 50 mg, 100  Flunarizin tag 5 mg, 5 – 10 mg 1 x 1
mg  Manuver epley (bppv)
TETANUS Edukasi RABIES Komplikasi

Patofisiologi : Pengulangan TT 8 mnggu kemudian dengan dosis yang Patofisiologi : Diabetes insipidus, disfungsi otonom, kejang, distress
sama, booster 6 – 12 bulan kemudian kemudian 5 tahun pernapasan
Anamnesis : berikutnya Anamnesis :
Kriteria rujukan
 Lokal (rasa sakit/spasme pada otot sekitar atau Komplikasi  Gejala awal : demam, malaise, mual, nyeri
proksimal luka tenggorokan Sudah menunjukan gejala rabies
 Sefalik (inkubasi 1-2 hari, luka daerah kepala, Asfiksia, pneumonia aspirasi, aritmia, hipertensi, fraktur,  Nyeri panas kesemutan ditempat luka
trismus, risus sardonikus, disfagia, disfungsi miosistis ossifikans sirkumskripta, infeksi sekunder kemudian cemas dan reaksi berlebihan
n.kranial) terhadap rangsang sensoris
 Umum (trismus, kekauan leher, disfagia, Kriteria rujukan  Kaku, berlendir, banyak air mata, keringat,
kekauan otot dada dan perut, kejang. Di picu nyeri pada faring seperti tercekik
Bila tidak terjadi perbaikan setelah penganan pertama,
sinar suara dan sentuhan)  Takut air dan tiupan angin, kejang, tidak
distress pernapasan
 Riwayat luka 1 mggu yang lalu rasional dan maniak
 Lumpuh otot
Pemeriksaan fisik :  Riw gigitan, tercakar atau kontak dengan
anjing, kucing atau binatang lain 1 – 3 bulan lalu
 Spasme otot menetap dan febris
Hewan mati dalam 10 hari
 Disfungsi nervus kranialis, opistotonus
 I: trismus ringan, spastisitas umum Pemeriksaan fisik :
II: trismus sedang, rigid jelas, takipneu, kejang
rangsang  Gigitan sudah sembuh atau dilupakan
III: trismus berat, serangan apneu, disfagia  Sekitar luka ada paresthesia atau gatal dan
berat, takipneu, takikardia, kejang spontan mioedema
IV: otonom tidak stabil, syok, hipotensi  Hiperventilasi, hipersalivasi, kejang
hipertensi, bradikardi, takikardi  Agitasi, kesadaran fluktuatif, inspiratory
spasme

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :

 Tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik  Pemeriksaan tidak ada yang bermakna

Tatalaksana Tatalaksana

 Oksigen, iv line, cuci dan debridemen luka,  Oksigen, iv line, cuci dan debridemen luka,
masuk ruang isolasi masuk ruang isolasi
 Kejang: diazepam: 0.5 mg/kgbb/kejang  Tidak ada penanganan berarti jika sudah gejala
 Penisilin prokain 1.2 juta unit IM setiap 6 jam rabies
selama 10 hari  Pencegahan
Alt: Tetrasiklin kaps 250 mg, 500 mg, dosis 30- o SAR heterlog 40 IU/kgBB,
50 mg/kgbb/ hari dalam 4 dosis/eritromisin 50 disuntikan infiltrasi pada luka,
mg/kg /metronidazole 15mg/kg sisanya IM
 ATS 50.000 unit IM, dilanjutkan 5000 unti iv o Homolog 20 IU/kgbb
lambat o VAR 0.5 IM deltoid pada hari 0, 3, 7,
 Booster > 10 thn imunisasi tidak diketahui → 14, 21
TT 0.5 ml IM  Lapor ke dinas kesehatan
 Lapor ke dinas kesehatan
Edukasi

Keluarga ikut membantu penderita dalam penanganan.


Jika masih tersangka rabies, keluarga ikut membantu
dalam pemberian vaksinasi
STROKE ANGINA PEKTORIS STABIL INFARK MIOKARD GAGAL JANTUNG

Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi :

Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :

 Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi  Nyeri dada di daerah sternum atau di bawah  Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau  Dyspnea d’effort, ortopneu, Nocturnal
wajah, lengan, atau tungkai sternum atau di epigastrium, menjalar ke tertindih benda berat dyspnea (mayor)
 Gejala sensorik pada salah satu sisi tubuh lengan, rahang, leher, punggung  Menjalar ke dagu, leher, tangan, punggung dan  Batuk, Lemas, mual muntah dan gangguan
 Gangguan bicara dan berbahasa  Nyeri seperti tertekan benda berat, atau epigastrium, paling ke tangan kiri mental
 Jalan sempoyongan, pusing, sulit menelan, diperas, atau terasa panas. Tidak dapat  Sesak, mual, muntah, nyeri epigastrium,  Riw hipertensi, dyslipidemia, obesitas,
melihat ganda, penyempitan lapang pandang dijelaskan dengan baik keringat dingin, dan cemas merokok, DM, penyakit jantung sebelumnya
 Nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran  Timbul saat aktivitas, hilang setelah aktivitas  Usai lanjut, laki – laki, riwayat penyakit
(iskemik)  Nyeri di bawah 20 menit keluarga, hipertensi, lipid, merokok, alcohol, Pemeriksaan fisik :
 Riw hipertensi, merokok, diabetes,  Dapat disertai keringat dingin, mual, muntah, DM, leisure life style, stress
 Dyspneu, ↑ JVP (mayor)
dyslipidemia, atrial fibrilasi, obesitas, terapi sesak dan pucat
Pemeriksaan fisik :  Kardiomegali, gallop S3 (mayor)
hormone  Usia > 45 thn pria > 55 thn wanita, riwayat
 Ronki, edema (mayor), asites
 Riwayat keluarga penyakit jantung keluarga dini (p < 55 htn ibu
 Pemeriksaan tanda vital  Hepatomegali
 Pada TIA gejala menghilang cepat, tidak < 65 thn)
 Murmur dan gallop s3  Takikardia
melebihi 24 jam  Hipertensi, lipid, merokok, alcohol, DM, leisure
 Ronki dan peningkatan jvp → edema paru
life style Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan fisik :  aritmia
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan penunjang :  Foto toraks: menilai kardiomegali dan edema
 Pemeriksaan tanda vital (TD tinggi → iskemik)
paru
dan kesadaran ↓ (iskemik)  Dapat ditemukan murmur sistolik, aritmia,
 EKG  EKG: hipertrofi ventrikel, atrial
 Pemeriksaan umum pembesaran jantung
 Pemeriksaan enzim jantung : Myoglobin 1 – 4  Darah perifer lengkap
 Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan penunjang : jam, CKMB 2 – 6 jam, Troponin 3 – 12 jam
 Kesadaran menurun→ pemeriksaan batang Tatalaksana
 Foto toraks
otak
 EKG: depresi segmen ST, dan gelombang T
negative Tatalaksana  Oksigen 2 – 4 L/menit
Pemeriksaan penunjang :  IV line untuk akses furosemide
 Pemeriksaan enzim jantung
 Oksigen 2L/menit  Furosemid inj 10mg/mL, dosis 20 – 50 mg slow
 CT scan, EKG, GDS, DL  Foto thoraks
 ISDN 5 – 10 mg sublingual max 3 kali IV/IM, tingkatkan 20 mg/ 2jam, >50 mg iv slow
Tatalaksana Tatalaksana  Aspirin tab 80 mg, dosis 320 mg 1 x 4, Tidak ada respon dlm 24 jam→ rujuk
maintenance 160 mg  Captopril tab 12.5 mg, 25 mg, dosis 6.25 – 12.5
 Oksigen, iv line (RL 500ml/12 jam), elevasi 30  Oksigen 2 L/menit  Rujuk mg 2 x 1/ 3 x 1. Maintenance 25 mg/kg/hari.
derajat  ISDN tab sublingual 5 mg Max 50 mg 3 x 1. Tidak ada respon saat dosis
 Rujuk o + Diltiazem tab 30 mg 3- 4 x 1/ Edukasi max → rujuk
propranolol tab 10 mg tab 10 mg, 20 Anak 0.25 mg/kg/hari.
Edukasi tentang kondisi kegawatdaruratan pasien dan
mg, 40 mg, 60 mg, 80 mg  Takikardi → Digoksin tab 0.25 mg, 0.25 mg/mL
Edukasi akan dirujuk. Modifikasi gaya hidup
20 – 80 mg dosis terbagi , dosis iv 0.5 - 1 mg single dose
 Aspirin 160 – 320 mg sekali minum Komplikasi  Rujuk untuk ekokardiografi
Edukasi mengenai penyakit dan obat, edukasi gejala klinis
 Rujuk  Perburukan dalam waktu cepat → rujuk
agar keluarga waspada. Edukasi pada keluarga untuk
Gagal jantung, aritmia letal, rupture miokard
membantu kepatuhan pengobatan pada pasien. Edukasi Edukasi
Menghindari factor resiko
Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat, ↓ Edukasi tentang penyebab dan factor resiko, tanda-tanda
Komplikasi konsumsi makanan berlemak, rokok dan alcohol, olahraga kegawatdaruratan, pentingnya control, pola aktifitas dan
teratur, mengontrol tekanan darah dan profil lipid. gaya hidup. Libatkan keluarga
Pneumonia aspirasi, decubitus, thrombosis vena dalam,
sepsis, edema otak, kejang, transformasi perdarahan Komplikasi Komplikasi

Sindrom coroner akut Syok kardiogenik, gangguan keseimbangan elektrolit


GOUT ATRITIS OSTEOARTRITIS ARTRITIS REUMATOID Komplikasi

Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Deformitas sendi, karpal tunnel sindrom, sindrom felty
(RA, splenomegaly, leukopenia, ulkus tungkai,
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis : limfadenopati, trombositopenia)

 Bengkak pada sendi, rasa panas dan  Nyeri sendi, hambatan gerakan sendi  Prodormal: lelah, anoreksia, lemah seluruh Kriteria rujukan
kemerahan, tersering pada jempol kaki  Bunyi saat menggerakan sendi, perubahan gaya tubuh selama berminggu minggu atau berbulan
 Nyeri sendi mendadak, biasanya pada malam berjalan bulan Tidak membaik dengan NSAID dan steroid dosis rendah,
hari  Pembesaran sendi  Gejala pada banyak sendi terutama antar jari komplikasi, deformitas
 Demam dan nyeri badan  Kaku pagi tangan atau jari kaki
 Riw alcohol, ggn fungsi ginjal, aspirin dosis  Usia tua > 60 thn, wanita > 50 thn atau  Bengkak dan nyeri, kaki pagi hari lebih dari 30
rendah, diuretic, obat tbc menopause menit atau 1 jam
 Obesitas  Mata merah, nyeri pada dada, anemia
Pemeriksaan fisik :  Pekerjaan berat yang menggunakan sendi terus  Wanita, genetic, infeksi, merokok
menerus
 Podagra biasanya pada metatarsophalang 1 Pemeriksaan fisik :
atau sendi tarsal lainnya Pemeriksaan fisik :
 Nyeri tekan sendi, sendi teraba hangat, swan
Pemeriksaan penunjang :  ROM terbatas neck, boutonniere, deviasi ulnar
 Krepitasi
 X-ray: pembengkakan asimetris dan kista Pemeriksaan penunjang :
 Pembengkakan asimetris, tanda radang
subkortikal tanpa erosi
 Asam urat > 7  Deformitas sendi  LED atau CPR
Pemeriksaan penunjang :  Pemeriksaan factor rheumatoid (RF), ACPA,
Tatalaksana anti-CCP
 Pemeriksaan x - ray  Radiologi tangan dan kaki
 Kolkisin tab 500 mcg (0.5 mg), dosis 0.5 mg/ 2
 Analisis cairan sendi
jam. Max 6 mg/ Natrium Diklofenak tab 25 mg, Tatalaksana
50 mg Tatalaksana
 NSAID/kolkisin tidak merespon → Prednisone  NSAID non selektiven:
tab 5 mg, dosis 2 – 3 x 1 selama 3 hari o Asam mefenamat tab 500 mg 3 x 1  Proteksi dengan decker
 Menurunkan hiperurisemia dan mencegah o Ibuprofen tab 200 mg, tab 400 mg :  NSAID non selektiven:
komplikasi lain → Allupurinol tab 100 mg, 300 2x1 o Asam mefenamat tab 500 mg 3 x 1
mg, dosis awal 100 mg per hari max 800  selective o Ibuprofen tab 200 mg, tab 400 mg :
mg/hari. Target < 6 o celecoxib tab 200 mg, dosis 1 x 1 2x1
o Meloxicam tab 7.5 mg, 15 mg, dosis  selective
Edukasi o celecoxib tab 200 mg, dosis 1 x 1
7.5 mg 1 x 1
Minum cukup ( 8-10 gelas per hari), mengelola obesitas,  Rehabilitasi medik/ fisioterapi o Meloxicam tab 7.5 mg, 15 mg, dosis
7.5 mg 1 x 1
hindari konsumsi alcohol, pola diet sehat ( rendah purin)
 Prednisone tab 5 mg, dosis 2 – 3 x 1 selama 3
Komplikasi Edukasi hari
 Metilprednisolone tab 2 mg, 4 mg, 8 mg, dosis
Batu ginjal dan gagal ginjal Menurunkan berat badan, melatih pasien untuk tetap
3 mg 3 x 1
menggunakan sendinya dan melindungi sendi yang sakit
 Fisioterapi, tatalaksana okupasi, ortosis
Kriteria rujukan
Komplikasi
Edukasi
Komplikasi atau nyeri tidak teratasi
Deformitas permanen
Konseling tentang penyakit dan pengobatan dan efek
Kriteria rujukan samping pengobatan, memproteksi sendi

Komplikasi, komplikasi NSAID, komorbiditas


APENDISITIS AKUT PAROTITIS Kriteria rujukan ASKARIASIS (CACING GELANG)

Patofisiologi : Patofisiologi : Parotitis dengan komplikasi, atau akibat kelainan sistemik Patofisiologi :
seperti HIV, tuberculosis, sjorgen sindrom
Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :

 Nyeri perut kanan bawah, mula- mula daerah  Bengkak pada daerah depan telinga dan rahang  Nafsu makan menurun, berat badan menurun
epigastrium menjalar ke mcburney bawah, tiba – tiba dan nyeri, < 7 hari  Perut membuncit, rasa tidak enak di perut,
 Anoreksia – aseton  Malaise, demam mual, muntah, diare atau konstipasi
 Mual muntah  Nyeri saat mengunyah (bacterial)  Lemah, pucat, demam
 Demam  Anak 2 – 12 thn, belum imunisasi MMR (viral)  Batuk (curiga sindrom loeffler)
 Dysuria (radang dekat vesika urinaria),  Tidak nyeri (HIV, TB, sjorgen), mata dan mulut  Urtikaria, asma, konjungtivitis (alergi
obstipasi/nyeri suprapubik (apendiks pelvikal kering (sjorgen) metabolism cacing)
merangsang rectum), nyeri punggung  Kebiasaan tidak mencuci tangan, kurang
(retrosekal) Pemeriksaan fisik : menggunakan jamban, tidak menutup
makanan, tinja sebagai pupuk
 Febris
Pemeriksaan fisik :  Edema, eritema, nyeri tekan ( negative pada TB, Pemeriksaan fisik :
HIV, autoimun)
 Febris  Masase dari arah posterior ke anterior,  Pemeriksaan tanda vital
 I: Berjalan membungkuk sambil memegang Nampak saliva purulent dari ductus parotis  Konjungtiva anemis, tanda malnutrisi, nyeri
perut, kembung (curiga perforasi), penonjolan (bacterial) abdomen
(abses)
 Nyeri lepas, rovsing sign palpasi kontralateral), Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :
psoas dan obturatoar sign
 Pemeriksaan sesuai etiologi  Pemeriksaan feses langsung
 Nyeri ketok positif
 Pemeriksaan DL dan hapusan darah tepi jika
 Bunyi usus menurun (ileus paralitik pada Tatalaksana perlu
perforate)
 Viral: simptomatik Tatalaksana
Pemeriksaan penunjang : Parasetamol tab 500 mg, dosis 10 – 15
mg/kgbb (anak)  Albendazol tab 400 mg 1 x 1 dosis tunggal. KI:
 Pemeriksaan DL → leukositosis (> 18.000 curiga
Ibuprofen tab 400 mg, dosis 2 x 1, 6 bln – 12 hamil
peritonitis/perforasi, ↑ neutrophil
thn 4 – 10 mg/kgbb 3 x 1  Mebendazol tab 100 mg, 500 mg, dosis 100 mg
 Shift to the left
 Bakterial : 2 x 1 selama 3 hari
 Urinalisis untuk exclude penyebab urologi, Hcg
antibakteri  Pirantel palmoat tab 250 mg, dosis 10
pada wanita untuk exclude kehamilan ektopik
Parasetamol tab 500 mg, dosis 10 – 15 mg/kgbb mg/kgbb/hari dosis tunggal
 Foto polos abdomen tiga posisi
(anak)
Ibuprofen tab 400 mg, dosis 2 x 1, 6 bln – 12 thn Edukasi
Tatalaksana
4 – 10 mg/kgbb 3 x 1
Edukasi tentang penyakit, penyebab dan pengobatan.
 Oksigen, iv line, bed rest posisi fowler (anti
Sanitasi, menutup makanan, penggunaan jamban, tidak
trandelenburg)
Edukasi menggunakan tinja sebagai pupuk, kondisi lingkungan
 NGT (Mengosongkan lambung dan mencegah
dijaga tetap bersih, hindari kontak dengan tanah tercemar,
muntah) Konseling mengenai penyakit dan pengobatan, istirahat menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola limbah
 Rujuk cukup, hidrasi dan asupan nutrisi yang bergizi. Hygiene
oral. Pentingnya Imunisasi MMR Komplikasi
Edukasi
Komplikasi Sindrome loeffler, anemia defisiensi besi
Edukasi penyakit dan penanganan, pentingnya rujukan
Viral → orkitis, atrofi testis, oovaritis, ensefalitis,
Komplikasi
miokarditis. Gangguan fungsi saliva → infeksi dan karies
Perforasi, peritonitis, sepsis gigi. Autoimun → peningkatan insidensi limfoma
ANKILOSTOMIASIS (CACING TAMBANG) TAENIASIS STRONGILOIDASIS

Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi :

Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :

 Rasa gatal pada kulit atau merah2 (creeping  Penurunan nafsu makan, berat badan  Rasa gatal pada kulit
eruption) menurun, lemah, pusing  Gejala seperti ditusuk di daerah epigastrium,
 Penurunan berat badan, mual, muntah, diare,  Rasa tidak enak pada lambung, mual muntah, mual muntah, diare
nyeri disekitar usus halus diare, konstipasi  Riw sanitasi buruk, kurang penggunaan
 Pada anak dapat terjadi penurunan kecerdasan  Riw konsumsi daging yang tidask dimasak jamban, penggunaan tinja sebagai pupuk, tidak
 Kurangnya penggunaan jamban, menggunakan dengan baik menggunakan alas kaki
tinja sebagai pupuk, tidak menggunakan alas  Hygiene rendash dalam pengolahan daging
kaki, kurang sanitasi  Ternak yang tidak di jaga kebersihan kandang Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :  Papul eritema linear menjalar dan berkelok –
kelok di daerah telapak kaki, bokong, genital
 Konjungitva anemis  Nyeri epigastrium dan tangan
 Eritema serpiginosa pada dorsum manus  Gejala ileus  Nyeri epigastrium

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :

 Pemeriksaan mikroskopik tinja  Pemeriksaan mikroskopik tinja  Pemeriksaan mikroskopik tinja segar
 Pemeriksaan DL dan hapusan darah tepi jika  Secara makroskopik ditemukan proglotid  DL → eosinophilia
perlu  DL: eosinophilia,leukositosis, LED↑
Tatalaksana
Tatalaksana Tatalaksana
 Albendazol tab 400 mg 1 – 2 x 1 selama 3 hari
 Albendazol tab 400 mg 1 x 1 dosis tunggal. KI:  Albendazol tab 400 mg, dosis 1 x 1 selama 3  Mebendazol 100 mg, 3 x 1 selama 2 – 4 minggu
hamil hari
 Mebendazol tab 100 mg, 500 mg, dosis 100 mg  Sistiserkosis → albendazol tab 400 mg, dosis 2 Edukasi
2 x 1 selama 3 hari x 1 selama 8 – 30 hari
Menggunakan jamban keluarga, cuci tangan sebelum dan
 Pirantel palmoat tab 250 mg, dosis 10  Praziquantel tab 300 mg, tab 600 mg, dosis 10 sesudah melakukan aktivitas, menggunakan alas kaki,
mg/kgbb/hari dosis tunggal mg/kgbb hindari penggunaan pupuk dengan tinja
 Creeping eruption→ tiabendazol topical,  Mebendazol tab 100 mg, 500 mg, dosis 100 mg
albendazol 400 mg selama 5 hari berturut turut 3 x 1 selama 2 – 4 minggu Kriteria rujukan

Edukasi Edukasi Keadaan imunokompromais

Masing – masing keluarga memiliki jamban, tidak Menjaga kebersihan lingkungan dan diri, mengolah daging
menggunakan tinja sebagai pupuk, menghindari kontak sampai matang. Menggunakan jamban keluarga
langsung dengan tanah, menggunakan sarung tangan saat
mengelola tinja, sanitasi Komplikasi

Komplikasi Sistiserkosis

Pneumonitis, anemia defisiensi besi Kriteria rujukan

Bila ditemukan tanda – tanda mengarah ke sistisekosis


OTITIS EKSTERNA OTITIS MEDIA AKUT OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK DRY EYE

Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi : Patofisiologi :

Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis : Anamnesis :

 Rasa nyeri pada telinga dari ringan sampai  Oklusi: telinga penuh, nyeri, ↓ pendengaran  Keluhan cairan dari liang telinga ≥ 2 bln  Mata terasa gatal dan berpasir. Dapat disertai
hebat, Biasanya hanya pada satu telinga  Hiperemis dan supurasi: demam, nyeri ↑,  Riwayat pernah keluar cairan sebelumnya sensai tebakar, merah, perih dan silau.
 Diperburuk jika daun telinga disentuh atau dering memegang telinga, muntah, nafsu  Gangguan pendengaran  Memberat di sore atau malam hari
mengunyah makan ↓  Higienitas kurang, ispa berulang,  > 40 thn, menopause, penggunaan lensa kontak
 Rasa penuh pada telinga, ↓ pendengaran,  Perforasi: keluar cairan dari telinga, nyeri ↓ imunokompromais, penyelam dan computer dalam waktu lama,penyakit
tinnitus, Demam, meriang, telinga terasa basah  Resoluso: suhu turun, nyeri mereda. Perforasi sistemik (sjorgen), hemokromatosis
 Riw aktifitas di air, masukkan cotton bud, DM, permanen → pendengaran ↓ Pemeriksaan fisik :
dermatitits atopic, sle, hiv  Riw ispa berulang, asap alergi, minum dalam Pemeriksaan fisik dan Penunjang
 Tipe aman: perforasi sentral atau pars tensa,
posisi terlentang, sumbing langit2 dan sindrom
Pemeriksaan fisik : mucoid secret tidak berbau,  Visus normal
down
 Tipe bahaya: perforasi atik atau marginal, total,  Foamy tears pada konjungtiva forniks
 Nyeri tekan tragus, nyeri Tarik daun telinga Pemeriksaan fisik : purulent sangat berbau, kolesteatoma  Schirmer < 10 mm (normal ≥ 20 mm)
 Otoskop
o Difus: liang telinga sempit, Oklusi: MT suram, retraksi, reflex cahaya (-) Pemeriksaan penunjang : Tatalaksana
hiperemis edem, batas tidak jelas, Hiperemis: MT hiperemis dan edema
 Tes garputala untuk mengetahui jenis ketulian  Lyteers
secret minimal Supurasi: Bombans, berwarna kekuningan
o Sirkumskripta: furunkel pada telinga Perforasi: perforasi MT, secret  Audiometri nada murni
Edukasi
luar Resolusi: tetap perforasi atau utuh, secret  Foto mastoid
 Tes garputala: normal atau tuli konduksi mongering atau hilang Mata kering adalah penyakit menahun dan pemulihan
Tatalaksana
 Tes plana: tuli konduksi total sukar terjadi, saat kornea dan epitel masih reversibel
Pemeriksaan penunjang :
 Bersihkan telinga dengan H2O2 3 % dengan
Pemeriksaan penunjang : Komplikasi
 Tidak diperlukan kapas lidi atau cotton bud
 Audiometri nada murni bila tersedia  Ofloxacin 2 x 4 gtt per hari Keratitis, penipisan kornea, infeksi sekunder,
Tatalaksana  Amoxicillin tab 500mg 3 x 1 selama 7 hari neovaskularisasi kornea
Tatalaksana
 Ear toilet, bersihkan dengan kapas Edukasi Kriteria rujukan
mengandung H2O2 3% → betadin  Oklusi: pseudoefedrin untuk membuka tuba
 Abses→ insisi drainase  Hiperemis: demacolin 3 x 1 + Amoxicilin tab Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek – ngorek Jika keluhan tidak berkurang atau terjadi komplikasi
telinga, menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
 Salep ikhtiol, salep antibiotic: Polimixin B, 500 mg 3 x 1, anak 20 -50 mg/kgbb/hari
/Amoxiclav, Eritromisin tab 500 mg 4 x 1 anak Menjelaskan bahwa ini merupakan penyakit infeksi dapat
basitrasin
disembuhkan dan jangan dibiarkan untuk menghindari
 Otopain 4 x 4 gtt 25 – 50 mg/kgbb/hari →Supurasi: Miringotomi
komplikasi
 Parasetamol tab 500 mg 3 x 1/ ibuprofen tab Perforasi: Cuci H2O2 3 % 1 x 1, 4 tetes di yang
400 mg 2 x 1 sakit + ofloxacin 2 x 5 tetes di telinga yang sakit
Komplikasi
Edukasi Edukasi
Labirinitis, paresis nervus fasialism petrositis, meningitis,
Untuk bayi di anjurkan tetap memberikan asi, menghindar abses, hidrosefalus otik
Tidak mengorek liang telinga dengan cotton bud, tidak
bole berenang, jaga telinga dalam kondisi kering dan tidak dari paparan asap rokok. Imunisasi Hib dan PCV
Kriteria rujukan
lembab
Komplikasi
OMSK tipe bahaya, tidak ada perbaikan setelah 7 hari,
Komplikasi perforasi menetap setelah 2 bulan kering, komplikasi
Labirinitis, paresis nervus fasialism petrositis, meningitis,
abses, hidrosefalus otik intrakranial
Abses, infeksi kronik, jaringan parut, stenosis liang telinga

Kriteria rujukan Kriteria rujukan

Otitis ekterna komplikasi dan otitis eksterna maligna Indikasi miringotomi dan komplikasi
HORDEOLUM KONJUNGTIVITIS

Patofisiologi : Patofisiologi :

Anamnesis : Anamnesis :

 Kelopak mata bengkak disertai rasa sakit  Keluhan mata merah, rasa mengganjal, gatal
 Mata terasa tidak nyaman dan sensasi terasa dan berair
seperti terbakar  Tidak disertai penurunan ketajaman
penglihatan
Pemeriksaan fisik :  Daya tahan tubuh menurun, riwayat atopi,
penggunaan kontak lens, hygiene buruk
 Palpebra hiperemis, bengkak, nyeri tekan
 Pus keluar pada pangkal rambut (eksternum) Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan Penunjang :  Visus normal


 Injeksi konjungtiva
 Tidak diperlukan
 Eksudat purulen/mukopurulen (bakteri),
Tatalaksana serous dan reaksi folikular (viral), purulent dan
sangat banyak (gonore)
 Kompres Hangat 4 – 6 kali selama 15 menit per
hari untuk membantu drainase Pemeriksaan Penunjang :
 Salep oxytetrasiklin atau kloramfenikol 3 x 1
 Swab konjungtiva dengan pemeriksaan gram
 Eritromisin tab 500 mg 4 x 1, anak 25 – 50
atau giemsa
mg/kgbb/hari
 Pemeriksaan secret dengan pewarnaan metilen
Edukasi blue untuk gonore

Kelopak jangan ditekan, hindari pemakaian make up, Tatalaksana


jangan memakai lensa kontak, kelopak dibersihkan dengan
 Bakteri: Tetes kloramfenikol 6 x 1/ salep 3 x 1
air bersih atau sabun dalam mata tertutup. Jika tidak
 alergi: Flumetolon tetes mata 2 x 1 selama 2
merespon maka akan dilakukan proses pembedahan
minggu
Komplikasi  Gonore: Kloramfenikol tetes / jam tiap hari
sampai tidak ditemukan kuman GO pada
Selulitis palpebral dan abses palpebra sediaan hapusan

Kriteria rujukan Edukasi

Jika keluhan tidak berkurang dengan pengobatan Konjungtivitis mudah menular, sebelum dan sesudah
konservatif atau hordeolum berulang pemberian obat, penderita harus mencuci tangan bersih,
jangan menggunakan alat pribadi dengan penderita,
menjaga kebersihan lingkungan sekitar

Komplikasi

Keratokonjungtivitis

Kriteria rujukan

Jika terdapat komplikasi pada kornea atau tidak ada


respon terhadap pengobatan

Anda mungkin juga menyukai