BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang 1) Konsep dasar ROM, 2) Konsep
Menurut Potter & Perry (2005), ROM adalah latihan yang dilakukan
otot dan tonus otot. ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan
masing persendianya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif
(Yusiko, 2010).
1) ROM aktif: Menurut Yusiko (2010), ROM aktif adalah dimana perawat
sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif),
kekuatan otot 75%. ROM merupakan latihan gerak isotonik (terjadi kontraksi dan
2) ROM Pasif: Menurut Yusiko (2010), ROM pasif adalah dimana perawat
melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal
(klien pasif), kekuatan otot 50%. ROM merupakan latihan pergerakan perawat
atau petugas lain yang menggerakkan persendian klien sesuai dengan rentang
1. Prosedur umum
1) Cuci tangan
3) Beri penjelasan pada klien mengenai apa yang akan anda kerjakan dan
4) Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan perawat dalam
bekerja sama.
5) Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat dan buka
6) Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing-masing sisi
tubuh.
9
tiga kali.
bersangkutan.
9) Setelah latihan pergerakan kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh terhadap
latihan.
10) Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapakan atau perubahan
2. Prosedur Khusus
(1) Mulai masing-masing gerakan dari lengan disisi klien, pegang lengan
(2) Fleksi dan ekstensikan bahu, gerakkan lengan keatas menuju kepala
disebelahnya.
(5) Rotasikan bahu internal dan eksternal, dengan cara letakkan lengan
disamping tubuh klien sejajar dengan bahu ,siku membentuk sudut 900
(1) Fleksi dan ekstensikan siku dengan cara, bengkokkan siku hingga jari-
semula.
(2) Pronasi dan supinasikan siku dengan cara, genggam tangan klien
(1) Fleksi pergelangan tangan dengan cara, genggam telapak dengan satu
(4) Fleksi ulnar, bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah jari
kelima.
1) Fleksi, bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kearah telapak tangan
(tangan menggenggam).
12
genggaman tangan).
1) Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul dengan cara, angkat kaki dan
pada kasur.
13
2) Fleksi plantar telapak kaki dengan cara letakkan satu tangan pada
punggung dan tangan yang lainya berada pada tumit kemudian dorong
bawah tumit, dan tangan yang lainya di atas dagu klien kemudian putar
1) Fleksi dan ekstensi leher dengan cara letakkan satu tangan di bawah
kepala klien, dan tangan yang lainya diatas dagu klien kemudian
2) Fleksi lateral leher dengan cara, letakkan kedua tangan pada pipi klien
belakang
2) Hiperektensi bahu dengan cara, letakan satu tangan diatas bahu klien
dan tangan yang lainya dibawah siku klien kemudian tarik lengan atas
tangan yang lainya menyangga kaki bagian bawah kemudian gerakan kaki ke
akan lebih matang, dasar berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang telah dewasa akan lebih dipercaya dari orang
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
koping terhadap masalah yang dihadapi (Pariani, 2001). Orang tua akan lebih
termotivasi untuk melakukan senam kaki, karena pada umumnya orang tua
tindakan yang dilakukan klien apakah sesuai atau tidak dengan prosedur, dan
(Hayens, 2003) salah satunya pada organ kaki. Normal sirkulasi darah pada
kaki menurut (Vowden, 2001) adalah 1,0 yang diperoleh dari rumus ABPI(An
ankle Brachial Pressure Index). Sedangkan keadaan yang tidak normal dapat
diperoleh bila nilai APBI < 0,9 diindikasikan ada resiko tinggi luka di kaki,
APBI > 0,5 dan < 0,9 pasien perlu perawatan tindak lanjut, dan APBI < 0,5
diabetes adalah adanya suatu kelainan pada saraf, kelainan pembuluh darah
dan kemudian adanya infeksi. Dari ketiga hal tersebut, yang paling berperan
Keadaan kelainan saraf dapat mengenai saraf sensorik, saraf motorik, dan
Akibatnya, kaki lebih rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil.
Bila sudah terjadi luka, akan memudahkan kuman masuk yang menyebabkan
infeksi. Bila infeksi ini tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut
Gangguan pada serabut saraf motorik (serabut saraf yang menuju otot)
lanjut dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot kaki, terjadi perubahan
bentuk deformitas pada kaki seperti jari menekuk cock up toes, bergesernya
sendi luksasi pada sendi kaki depan metatarsofalangeal dan terjadi penipisan
bantalan lemak di bawah daerah pangkal jari kaki kaput metatarsal. Hal ini
menjadi kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi perubahan bentuk kaki Charchot,
yang menyebabkan perubahan daerah tekanan kaki yang baru dan berisiko
pembusukan gangren. Gangren yang luas dapat pula terjadi akibat sumbatan
terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha,
terus” dan mellitus yang berarti “manis”. Disebut diabetes karena selalu
minum dan dalam jumlah yang banyak (polidipsia) yang kemudian mengalir
karbohidrat, lemak, dan protein. Insufisiensi relatif atau absolut dalam respon
2.2.2 Etiologi
Menurut Smeltzer (2001), faktor-faktor predisposisi terjadinya antara
lain:
1. Faktor genetik:
gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun
lainnya. Sembilan puluh lima persen pasien berkulit putih (caucasian) dengan
diabetes memperlihatkan tipe HLA yang spesifik (DR3 atau DR4). Risiko
terjadi diabetes meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu yang
memiliki salah satu dari kedua tipe HLA ini. Risiko tersebut meningkat
sampai 10 hingga 20 kali lipat pada individu yang memilki tipe HLA DR3
1) Faktor imunologi
20
Respon ini merupkan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
sel pulau Langerhans dan insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat
2) Faktor lingkungan
eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagi contoh, hasil
3) Usia
1. Penurunan jumlah masa otot dari 19% menjadi 12 % dan peningkatan jumlah
4) Obesitas
yaitu lemak dan otot menurun (walaupun tidak terdapat diabetes), dan kadar
meningkatkan produksi insulin. Karena itu obesitas adalah salah satu factor
risiko yang penting dalam pathogenesis diabetes tipe II. (Robbins, 2007)
5) Riwayat keluarga
6) Kelompok etnis
penduduk asli Amerika tetentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
1. Keluhan Klasik
1) Banyak kencing (poliuri)
22
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang
lapar.
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus
darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar
diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita
2. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi / kesemutan
Penderita mengeluh kesemutan terutama pada kaki di waktu malam
2) Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah
lipatan kulit seperti ketiak dan payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya
bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat timbul akibat hal yang
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati dan tetap berada dalam
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat
glukosa baru dari asam-asam amino serta substansi lain), namun pada
penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih
napas berbau aseton, dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan
Diet dan latihan disertai pemantauan kadar glukosa darah yang sering
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak
diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat
2.2.5 Klasifikasi
yaitu :
1) DM Tipe I
26
Infeksi virus atau kelainan autoimun dapat menyebabkan kerusakan sel beta
tahun, oleh sebab itu diabetes ini sering disebut Diabetes Melitus juvenils.
Diabetes Melitus tipe I dapat timbul tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau
minggu, dengan tiga gejala sisa yang utama: naiknya kadar glukosa darah,
tubuh.
2) DM Tipe II
tipe I, dan kira-kira ditemukan sebanyak 90 persen dari seluruh kasus . Pada
tahun, sering kali di antara umur 50 dan 60 tahun, dan penyakit ini timbul
secara perlahan-lahan. Oleh karena itu, sindrom ini sering disebut sebagai
kasus yang terjadi pada individu yang lebih muda, sebagian berusia kurang
27
dari 20 tahun dengan Diabetes Melitus tipe II. Trend tersebut agaknya
terjadi sebagai upaya kompensasi oleh sel beta pancreas terhadap penurunan
2.2.6 Diagnosis
kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar glukosuria
saja. Dalam menentukan diagnosis harus diperhatikan asal bahan darah yang
setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh (whole blood), vena ataupun
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan diagnosis
Diabetes Melitus Menurut WHO
berupa poliuri, polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan yang tidak
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥126 mg/dl juga digunakan untuk
patokan diagnosis, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja
pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal, baik
kadar glukosa darah puasa maupun kadar glukosa darah sewaktu pada hari
yang lain, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar
anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit
5) Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
6) Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
Keluhan klinis
diabetes
2.2.7 Terapi
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima
1) Penatalaksanaan diet
2) Latihan jasmani
efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko
juga akan merubah kadar lemak darah, yaitu meningkatkan kadar HDL-
lebih dari 250 mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam urin tidak boleh
negative dan kadar glukosa darah telah mendekati normal. Latihan dengan
1. Dosis harus selalu dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaikkan
secara bertahap.
2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja dan efek samping
obat-obatan tersebut.
3. Bila memberikannya bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya
interaksi obat.
4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemi oral, usahakan
menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal baru beralih kepada insulin.
5. Usahakan agar harga obat terjangkau oleh pasien.
5) Edukasi atau penyuluhan
diabetes, yang diperlukan untuk dapat merawat diri sendiri, mengatasi krisis,
2.2.8 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
Menurut Smeltzer (2001), ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa darah turun di bawah 60
hingga 50 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebih, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Pada
akibat dari kekurangan insulin. Badan keton bersifat asam, dan bila
metabolik.
perubahan tingkat kesadaran (sense of awareness). Pada saat yang sama tidak
osmolaritas.
2. Komplikasi Jangka Panjang
organ dalam tubuh. Kategori komplikasi kronis yang lazim digunakan adalah:
1) Komplikasi makrovaskuler
Berbagai tipe komplikasi makrovaskuler dapat terjadi, tergantung
Salah satu ciri unik pada penyakit arteri koroner yang diderita oleh pasien
diabetes adalah tidak terdapatnya gejala iskemik yang khas. Pasien mungkin
oklusif arteri perifer pada pasien diabetes. Tanda dan gejala penyakit vaskuler
(nyeri pada pantat atau betis ketika berjalan). Bentuk penyakit oklusif arteri
sekali pembuluh darah dari berbagai jenis pembuluh darah arteri serta vena
pasien-pasien diabetes.
b. Perubahan lensa
Lensa mata dapat membengkak ketika kadar glukosa darah naik.
kembali.
c. Kelumpuhan otot ekstraokuler
Kelumpuhan ini dapat terjadi akibat neuropati diabetik. Kelainan yang
populasi diabetik.
c) Nefropati
Bukti menunjukkan bahwa setelah terjadi diabetes, khususnya bila
terjadinya nefropati.
3) Neuropati diabetes
dan spinal. Penebalan membran basalis kapiler dan penutupan kapiler dapat
bagian tubuh manapun, tetapi biasanya berefek pada kuku kaki dan jari-jari
(Fox, 2010).
37
2.3.2 Etiologi
1) Genetik
dengan kadar gula darah rendah, sudah cukup untuk menimbulkan mikro
angiopathy diabetik yang luas serta memacu timbulnya mikro trombus yang
2) Kepatuhan Diet
3) Angiopati
4) Neuropati
38
Kelainan saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang dapat
merusak urat saraf penderita dan menurunya rasa nyeri pada kaki, sehingga
5) Trauma
pada kaki dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki atau didaerah kulit
6) Infeksi
akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan
7) Obat
2001).
nekrosis, daerah akral tampak merah dan terasa hangat akibat peradangan.
Biasanya pulsasi arteri di bagian distal masih tetap teraba. Pada iskhemik
apabila di bagian distal dari kelainan vaskuler tersebut luka maka proses
1) Asimtomatis atau gejala tidak khas dengan hanya berupa kesemutan ringan.
istirahat.
sebagai berikut :
1) Kaki neuropati
maupun motorik serta saraf otonom, tetapi sirkulasi masih utuh. Neuropati
deformitas ibu jari dan sulit mengatur keseimbangan tubuh. Pada kaki
neuropati kaki masih teraba hangat, denyut nadi teraba, reflek fisiologi
menurun dan kulit jadi kering. Bila terjadi luka, sembuhnya lama ( Soetjahjo,
2004)
2) Kaki iskhemia
40
ini sudah ada kelainan neuropati pada berbagai stadium. Pasien mengeluh
nyeri tungkai bila berdiri, berjalan atau saat melaksanakan aktivitas fisik
lain. Kesakitan juga dapat terjadi pada arkus pedis saat istirahat atau malam
hari. Pada pemeriksaan terlihat perobahan warna kulit jadi pucat, tipis dan
berkilat atau warna kebiruan. Kaki teraba dingin dan nadi poplitea atau
tibialis posterior sulit di raba. Dapat ditemukan ulkus akibat tekanan lokal.
5) Derajat IV (gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan / tanpa selulitis.
bedah mayor).
41
kolateral dari sistim arteri yang diperlukan untuk menentukan jenis operasi
dan prognosis yang biasanya berbeda untuk setiap penderita (Yadi , 2005).
2.3.4 Patofisiologi
Kaki Diabetik adalah segala bentuk kelainan yang terjadi pada kaki
daya imunitas. Penderita kaki diabetik yang masuk rumah sakit umumnya
disebabkan oleh trauma kecil yang tidak dirasakan oleh penderita. Banyak
1) Faktor predisposisi
seperti kelainan makro vaskuler dan mikro vaskuler, jenis kelamin, merokok
dan komplikasi Diabetus Mellitus (DM) yang lain (seperti mata kabur).
2) Faktor presipitasi
orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi
42
2011).
antara lain derajat luka, perawatan luka, pengendalian kadar gula darah.
trombus. Pada stadium lanjut seluruh lumen arteri akan tersumbat dan mana
kala aliran kolateral tidak cukup, akan terjadi ganggren yang luas (Jusi,
2003).
perifer yang terutama sering terjadi pada tungkai bawah. Pada penderita
muda, pembuluh darah yang paling awal mengalami angiopati adalah arteri
tibialis. Kelainan arteri akibat diabetes juga sering mengenai bagian distal
dari arteri femoralis, profunda, arteri poplitea, arteri tibialis dan arteri
digitalis pedis.
Akibatnya perfusi jaringan distal dari tungkai jadi kurang baik dan
yang sangat sulit di atasi dan tidak jarang memerlukan amputasi (Yadi,
2001).
43
Infeksi di mulai dari kulit celah jari kaki dan dengan cepat
kapsul / sarung tendon dan otot, baik pada kaki maupun pada tungkai hingga
terdapat kalus yang tebal dan kemudian menyebar lebih dalam dan dapat
multi bakterial yaitu gram negatif, gram positif dan anaerob yang bekerja
Di samping itu, 50% dari kasus ulkus / gangren diabetes akan mengalami
Jika kadar gula darah tidak terkontrol maka infeksi akan jadi lebih
serius. Hal ini disebabkan pada infeksi akan disekresi hormon kontra
44
gula darah juga menyebabkan gagalnya fungsi netrofil dan gangguan sistem
aktifitasnya. Dengan bantuan insulin yang melekat erat pada sel PMN,
glukosa ekstrasel dapat di pakai sebagai sumber energi. Sumber energi ini
(Astrawinata, 2004).
Ada tiga faktor yang berperan pada penyembuhan luka dan infeksi
jadi tidak efektif. Faktor kedua adalah lingkungan gula darah yang subur
untuk perkembangan bakteri patogen dan faktor ketiga ialah karena adanya
pintas arterio venosa di subkutis yang terbuka hingga aliran nutrien tidak
Selain faktor di atas, masih banyak faktor lain yang ikut berpengaruh
faktor pendidikan, sosio ekonomi dan gizi juga punya andil cukup besar.
yang dideritanya dan status gizi yang rendah punya keterkaitan dengan
45
2004).
menurunkan indra perasa pada kaki, serta meningkatkan resiko luka dan
penyakit borok (gangren diabetik). Jika gula darah terkontrol dengan baik,
penderita tidak akan kehilangan rasa pada kaki dan sirkulasi darah akan
walaupun cuaca sangat panas, dan dapat menyebabkan kram atau kejang
pada betis pada saat sedang berjalan. Sirkulasi darah yang buruk tidak hanya
sehingga rasa peka terhadap rasa sakit dan suhu udara yang sangat tinggi
46
berkurang. Jika kaki tidak sensitif, kaki sangat mudah terluka tanpa terasa,
misalnya karena memakai alas kaki yang tidak pas atau terlalu ketat.
Neuropati sulit dideteksi kecuali jika kaki diperiksa oleh seorang ahli.
darah atau kerusakan saraf. Hal ini sangat penting, terutama bagi penderita
yang sudah mengalami kerusakan saraf. Adanya luka kecil pada kaki dapat
menjadi bahaya besar. Luka akan mudah meluas dan terinfeksi karena
mereka yang mempunyai suplai darah yang buruk atau kerusakan saraf. Cara
ringan.
4) Kutil, kapalan, atau kuku yang tumbuh kedalam harus selalu dirawat.
5) Ketika kuku anda perlu dipotong, lakukan setelah mandi.
6) Potong ujung kuku mengikuti ujung jari.
7) Jangan memotong kuku hingga menjadi sudut jari kaki.
8) Hindari menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan atau alur kuku.
9) Jika kulit terlalu kerting, gunakan sedikit krim pelembap.
10) Periksa dan cuci kaki setiap hari, kemudian keringkan dengan lembut,
14) Berhati-hatilah untuk tidak duduk terlalu dekat dengan radiator atau api.
15) Hindari mandi dengan air yang sangat panas.
16) Selalu keringkan kaki dengan hati-hati setelah mandi.
17) Pilih sepatu yang baik. Sepatu harus nyaman, luas, panjang, dan cukup dalam.
Diabetes Melitus
Yang
Mempengaruhi
penyembuhan
Ulkus Diabetik:
- Genetik
- Trauma
- Infeksi
- Obat
48
ROM
Penyembuhan
Senam Kaki Derajat Ulkus
Diebetik
Diet
Keterangan
: Diteliti
: Tidak ditelit
dan obat, kemudian dapat dilakukan intervensi ROM, Senam Kaki dan Diet.