PENDAHULUAN
yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif baik sosial
menjadi penyakit tidak menular, hal ini di kenal dengan transisi epidemiologi.
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah dan memerlukan penanganan
mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien bukan hanya harus belajar
keterampilan untuk merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari penurunan
atau kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak, tetapi juga harus memiliki
perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi pada kaki
indra perasa di bagian kaki sehingga kaki menjadi mudah terluka, yang terjadi
mendapatkan masalah yang serius. Berjalan tanpa alas kaki dapat menyebabkan
1
2
luka kecil, dan menjadi jauh lebih buruk keadaannya jika tanda-tanda awal
diabaikan (Fox, 2010). Komplikasi ini paling sering dialami pengidap diabetes
yaitu komplikasi pada kaki yang kini disebut kaki diabetik atau ulkus tungkai
(Morison, 2004).
dunia terdapat 120 juta penderita Diabetes Melitus yang diperkirakan naik dua
kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur,
kelebihan berat badan (obesitas) dan gaya hidup. 50% hingga 75% amputasi
Sebanyak 50% dari kasus-kasus amputasi ini diperkirakan dapat dicegah bila
setiap hari.
sedangkan seperlima dari mereka menderita ulkus terbuka setidaknya sekali dalam
bahwa pada bulan Januari sampai November 2011 terdapat 195 pasien DM.
79(40,51%) pasien mengalami kaki diabetik, dan 116 (59,49%) pasien tidak
diabetik yaitu ROM (Range of motion), neuropati, penyakit vaskuler perifer dan
hingga mencapai rentangan penuh tanpa menimbulkan rasa nyeri atau bunyi
pada setiap persendian, mencegah kontraktur sendi dan atropi otot, memperlancar
dan meningkatkan kekuatan otot. ROM juga bermanfaat untuk membantu pasien
Namun tidak semua olahraga dianjurkan bagi pengidap Diabetes Melitus (bagi
orang normal juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diharapkan. Salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita
kaki diabetik adalah melakukan gerakan ROM (Range of motion). Karena salah
peredaran darah untuk mencegah dan memperbaiki jaringan pada kaki diabetik.
pembentukan fisura pada kulit (yang terjadi akibat perspirasi) (Morison, 2004).
Pada penyakit vaskuler perifer, sirkulasi ekstremitas bawah yang buruk turut
Dengan demikian, pada pasien diabetes yang tidak terkontrol akan terjadi
kurang dimengerti sehingga masih muncul konsep dasar yang kurang tepat pada
kakinya, padahal kaki tersebut masih bisa diselamatkan secara lebih dini, lebih
diabetik adalah tergantung dari peran perawat, yang dimaksud peran perawat oleh
akan lancar sehingga gangren dapat dicegah dan dapat memperbaiki jaringan pada
kaki diabetik, Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh ROM
(Range of motion) Pasif terhadap penyembuhan derajat ulkus diabetik pada pasien
derajat Ulkus diabetik pada pasien Diabetes Melitus di Ruang Bougenville RSUD
Ulkus diabetik pada pasien Diabetes Melitus di Ruang Bougenville RSUD Dr.
Soegiri Lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Praktis.
1) Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi
keperawatan pada pasien Diabetes Melitus yang mengalami kaki diabetik serta
penelitian lebih lanjut, serta memberikan sumbangan ilmu yang baru bagi dunia