Anda di halaman 1dari 39

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA


KELAS III MATERI BANGUN DATAR SDN KANIGARAN 3
KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2018/2019

OLEH :
NAMA : LINDA SUKESI
NIM : 837605198

SEMESTER VIII ( DELAPAN )


UNIVERSITAS TERBUKA UPJJ JEMBER
POKJAR KOTA PROBOLINGGO
2019

i
PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS III MATERI BANGUN DATAR SDN KANIGARAN 3
KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2018/2019

NAMA : LINDA SUKESI


NIM : 837605198

ii
NAMA : LINDA SUKESI
NIM : 837605198

iii
ABSTRAK

LindaSukesi, 2019: “Penerapan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Materi Bangun Datar
SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2018/2109”

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan


Metode Kerja Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika Pada
Materi Bangun Datar siswa kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo ?
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada Materi
Bangun Datar siswa kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2018/2019 di SD Negeri Kanigaran 3 dengan jumlah siswa yang menjadi subjek
penelitian sebanyak 42 siswa
Prosedur perbaikan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Desain
prosedur perbaikan pembelajaran meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) obserfasi dan evaluasi (4) refleksi.
Dalam memperoleh data pada kegiatan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, peneliti mengunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan lembar observer
sedangkan data kuantitatif dianalisis secara deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil
tes siswa.
Hasil penelitian menunjukan penggunaan Metode Kerja Kelompok dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo. Hal ini terlihat
dari Siklus I penggunaan metode Kerja Kelompok terjadi peningkatan yaitu dari
42 siswa sebanyak 15 siswa ( 60% ) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Dan terjadi peningkatan yang signivikan pada siklus II yaitu sebanyak 36
siswa (86% ) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Kerja
Kelompok dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar
Melalui Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota
Probolinggo.

Kata kunci: metode Kerja Kelompok, pembelajaran Matematik

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Sumadi Suryabrata (1998:121) Hasil Belajar adalah nilai
sebagai rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau Hasil
Belajar selama masa tertentu. Sedangkan menurut Siti Pratini (2005: 85) Prestasi
Belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan
belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut
Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan
yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan
bahwa “hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang”. Hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar
atau proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari belajar”.
Menurut pendapat diatas hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh peserta didik sebagai hasil
belajarnya yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan.
Dari hasil pra penelitian yang dilakukan sebelumnya di SDN Kanigaran 3
Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo Hasil Belajar yang diperoleh
berdasarkan ulangan harian pada pokok bahasan bangun datar masih banyak siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM. KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70
Dengan KKM tersebut siswa yang dapat mencapai nilai diatas KKM hanya 13
Orang sedangkan 29 orang siswa memperoleh nilai dibawah KKM. Meskipun
guru telah berupaya melaksanakan pendidikan bagi siswa secara maksimal.

5
Namun hasil belajar siswa yang diharapkan belum menunjukan hasil yang
memuaskan bagi guru.
Hal yang menyebabkan rendah hasil belajar menurut Chalijah Hasan
(2001:87) dipengaruhi oleh Faktor instrumental, Yang termasuk faktor
instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat
pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran
serta strategi pembelajaran
Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa maka harus ada model
pembelajaran yang baik, tepat, efektif dan efisien, Pembelajaran tidak lagi harus
berpusat pada guru seperti metode ceramah melainkan harus bisa membuat siswa
lebih aktif dan kreatif dalam belajar misalnya dengan metode kerja kelompok dan
tanya jawab. Untuk itu model pembelajaran Kerja kelompok yang lebih tepat
karena dalam model ini peran serta siswa lebih tinggi dalam pembelajaran.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa mengikuti mata Pelajaran Matematika
diantaranya adalah :
1. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah sehingga
materi pelajaran sulit dipahami siswa.
2. Dalam menyajikan materi pelajaran, pembelajaran lebih terpusat pada
guru.
3. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diambil kesimpulan bahwa
dalam menyajikan materi pelajaran guru tidak menggunakan metode
pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa lebih aktif dan kreatif sehingga
berdampak terhadap hasil belajar siswa.

6
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Agar semua permasalahan dapat diatasi dengan baik, selanjutnya peneliti
berkeinginan untuk melakukan Penelitian dengan perbaikan upaya-upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode kerja kelompok
dalam menjelaskan konsep Matematika di kelas IIII pada materi Bangun Datar
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitimenetapkan judul Penelitian ini
adalah : “Penerapan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas III Materi Bangun Datar SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah ‘‘ Apakah dengan menggunakan
metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi
Bangun Datar siswa kelas IIII SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo Tahun
Pelajaran 2018/2019?’’

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa kelas IIII SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan Metode kerja kelompok.

D. Manfaat Penelitian Pebaikan Pembelajaran


1. Manfaat bagi guru sebagai peneliti yaitu:
a. Menumbuhkan rasa percaya diri guru dan kreatifitasnya.
b. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa yaitu:
a. Siswa tertarik dengan pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah yaitu:
a. Membantu tercapainya visi dan misi sekolah.

7
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Manfaat bagi peneliti yaitu:
a. Sebagai bahan untuk peningkatan profesionalisme guru.
b. Menambah pengetahuan serta wawasan dalam pendidikan di
masa yang akan datang.

8
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
Proses belajar mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laku
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh
pengalaman belajarnya. Dan guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri
siswa.
Suciati (2005), dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum
fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap sudah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Menurut Nasution (1995), belajar merupakan tingkah laku siswa dari tidak
tahu menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan
menggunakan serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik
tingkah laku maupun sifat seseorang dapat dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak
hanya membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu
dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar.Penilaian tersebut dapat
dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes.
Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Ketrampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana 2004:22).

9
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemempuan ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh gurusehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar,
adalah untuk melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam
pengajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba
(1962;310) Bahwa kegiatan yang utama dalam evaluasi meliputi tujuan
pengajaran,jangkauan, perubahan-perubahan terhadap kualitas personal dan
kemampuan siswa. Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar
dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu peristiwa belajar mengajar.
Proses juga berperan untuk melakukan perubahan terhadap tingkah laku dan sikap
anak didik, yang berupa aspek kognitif, yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek efektif yang menyangkut nilai-nilai,
norma-norma yang mencerminkan perilaku anak didik dalam kehidupan sehari-
hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki anak didik
setelah mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.
Menurut Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil
tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk
menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
sangat besar.Hanya dengankeuletan, sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi
dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Biasanya lembaga yang lebih dikenal sebagai lembaga pembelajarana
adalah sekolah, dan dibimbing atau disusun oleh Guru. Menurut Jonassen (1991)
perpektif kontruktIIIesme juga mempunyai pemahaman tentang hasil. Tetapi
proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.
Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan
mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.

10
Hasil belajar merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan
menetapkan sesuatu yang menyangkut maslah belajar. Hasil belajar dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
Menurut teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam belajar adalah
penyesuian pertama yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar
yang terpenting adalah bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi
mengerti apa yang dipelajari. Jadi yang terpenting dalam belajar adalah mengerti
tetang apa yang dipelajari.

B. Metode kerja kelompok


Menurut Modjiono (199/1992) : 61) mengemukakan metode kerja
kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatpan
kepada aianteraksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu
kelopk guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Robert L. Cilstrap (dalam Roestiyah N.K (1998 : 15) menyatakan bahwa
akerja kelompok meruakan suatu kegiatan kelompok siswa yang baiasanya
berjumlah kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas.
H. Udin S. Winaputra, dkk (2001) menyimpulkan keunggulan dari metode
kerja kelompok yaitu, siswa dapat memahami suatu objek sebenarnya,
mengembangkan rasa ingin tahu, membiasakan kerja secara proses, siswa dapat
mengetahui hubugan srtuktural atau urutan objek dan dapat membandingkan pada
beberapa objek.

1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kerja Kelompok


Roestiyah N.K (1998 : 17 menyebutkan berapa keuntungan dan
kelemahan metode kerja kelompok.
a. Kelebihan metode Kerja Kelompok
1. Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah
2. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

11
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampailan berdiskusi.
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
5. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
6. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat
orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam
usahanya mencapai tujuan bersama.
b. Kekurangan metode Kerja Kelompok
1. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang
mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang
kurang.
2. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula
3. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan
siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode kerja kelompok


1) Membentuk kelompok
Pendidik atau peserta didik, atau pendidik bersama peserta didik
membentuk kelompok-kelompok belajar. Berapa jumlah kelompok dan
berapa jumlah anggota setiap kelompok disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik
menjelaskan tujuan, kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-
kegiatan yang harus dikerjakan oleh kelompok, sehingga peserta didik
menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok-kelompok.
2) Pemberian tugas-tugas kepada kelompok
Pendidik memberikan tugas-tugas peserta didik menurut kelompoknya
masing-masing. Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-

12
petunjuk mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang
mungkin dilakukan oleh setiap kelompok dalam rangka mewujudkan
hasil kerja kelompok sebagai suatu kesatuan.
3) Masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugasnya
Peserta didik-peserta didik bekerja sama secara gotong royong
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka
mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik
mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa
pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja
kelompok
4) Pendidik bersama peserta didik dilakukan penilaian bukan saja terhadap
hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja
sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya dan meliputi
penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu
kesatuan.

C. Penerapan Metode Kerja Kelompok Dalam Pembelajaran


Metode Kelompok adalah metode penyajian pelajaran dengan
mengelompokkan siswa dan memberikan materi tentang Bangun Datar, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, kerja
kelompok tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses pelaksanaan peran siswa tidak hanya sekedar memperhatikan,
akan tetapi mendiskusikan materi pelajaran lebih konkret.
 KEGIATAN AWAL (5 menit)
 Guru memberikan apersepsi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 KEGIATAN INTI (55 menit)


 Guru mengajak siswa untuk fokus (2 menit)
 Siswa berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. (5 menit)

13
 Guru menjelaskan materi Pelajaran: (20 menit)
 Setelah mejelaskan kerja kelompok yang dilakukan guru, siswa
mengerjakan LKS yang sudah disediakan. (10 menit)
 Guru menunjuk salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas. (13 menit)
 Kelompok lain menanggapi. (5 menit)
 Siswa mengerjakan latihan individu. (10 menit)

 KEGIATAN PENUTUP (10 menit)


 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
 Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.
 Guru melakukan evaluasi.
-
D. Hubungan Antara Hasil Belajar Dengan Metode Mengajar materi
Bangun Datar
Metode belajar kelompok atau Kerja Kelompok mempunyai peranan
yang amat penting dalam menumbuhkan kedewasaan dan meningkatkan
kemampuan anak dalam menguasai materi apa pun yang mereka kehendaki secara
belajar bersama-sama. Metode ini, memberikan kesempatan yang lebih besar
kepada anak untuk mengeksplor bakat yang mereka miliki, serta memilih teman
yang mereka anggap baik dan tepat untuk belajar secara bersama-sama, sehingga
mereka dapat dengan mudah menguasai semua pengetahuan yang mereka
harapkan. Di samping itu, metode ini pun dapat melatih anak untuk berpikir dan
bekerja berkelompok, sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan akan lebih
banyak dan lebih luas dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan
pengetahuan sendiri.
Berdasarkan Pernyataan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dengan metode belajar kelompok atau Kerja Kelompok yang diterapkan oleh guru
dalam rangka menciptakan situasi belajar yang di dalamnya para pelajar dapat
belajar bersama-sama, sehingga mereka dapat mencapai hasil yang maksimal.

14
Menurut S.Nasution (1991:45) belajar kelompok dapat mempertinggi
hasil belajar baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sedangkan Abu
Ahmadi, (2004:111) juga mengatakan Kerja kelompok sesungguhnya salah satu
cara untuk menumbuhkan rasa semangat siswa untuk belajar. Dikarenakan belajar
secara bersama-sama dengan teman-temannya. Menambah wawasan Ilmu
Pengetahuan siswa. Dengan kerja kelompok juga dapat memotivasi semangat
belajar antara teman satu dengan lainnya. Saling berbagi informasi dan
pengetahuan antara teman. Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya
diskusi. Denagn cara ini siswa lebih mudah menerima pembelajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Menurut Sugiyono (1991:121) mengayakan bahawa
dengan kerja kelompok dapat menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar.
Selain dari pendapat para ahli tersebut juga didukung oleh beberapa
penelian sebelumnya antara lain Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aflahah
mahasiswi Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang
berjudul “Penerapan Metode Kerja Kelompok Dan Pemberian Tugas Belajar
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Matematika di MTsN Malang III Gondanglegi” Dalam skripsi ini
menunjukkan aplikasi metode pembelajaran kelompok dan pemberian tugas
belajar terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada
mata pelajaran Matematika. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Mardo
Brema Ginting yang berjudul Pengaruh Metode Kerja Kelompok XI Terhadap
Minat Belajar Siswa SMA Negeri 1 Rantau Selatan 2011/2013 Mata Pelajaran
Matematika, Dalam skripsi ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara metode kerja kelompok terhadap minat belajar siswa SMA Negeri 1
Rantau Selatan 2011/2013 . Sementara berdasarkan penelitian yang dilakukan
Mundir (2011) Kerja kelompok dapat Menumbuhkan semangat persaingan yang
positif dan kostruktif, karena dalam kelompoknya masing masing anak-anak akan
lebih giat dan sungguh-sungguh bekerja, dengan begitu dapat meningkatkan hasil
belajar siswa

15
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Bidang Datar
Jumlah Siswa : 42 Siswa
L = 18 siswa
P = 24 Siswa
2. Tempat Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo.
Yang terletak di Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran Kota
Probolinggo.

3. Waktu Penelitaian
Pra siklus : 5 April 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Siklus I : 26 April 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Siklus II : 17 Mei 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit

4. Pihak yang Membantu Dalam Penelitian


Supervisor 1
Nama : Ali Usman, S.Pd, M.Pd
NIP :
Jabatan : Dosen

Supervisor 2
Nama : Suhartini, S.Pd
NIP : 19600725 197907 2 005

16
Jabatan : Guru Kelas
Kepala Sekolah
Nama : Tri Sukeswati, S.Pd
NIP : 19631001 198303 2 012
Jabatan : Kepala sekolah
B. Desain Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Desain Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas beberapa siklus.
Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:

Permasalahan Perencanaan I Pelaksanaan Pengamatan /


Tindakan I pengumpulan
data

SIKLUS I Refleksi I

Pengamatan / Pelaksanaan Perencanaan


pengumpulan Permasalahan
Tindakan II II
data

Refleksi II SIKLUS II

Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2008)

17
2. Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun prosedur dalam penelitian perbaikan pembeljaran adalah:
a. Pra Siklus
Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019
Topik Bangun Datar
b. Siklus I
Siklus I terdiri atas tahap
1. Perencanaan
 Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran
 Merencanakan Penerapan Model Pembelajaran
 Merencanakan pembentukan kelompok kecil siswa
 Membuat Instrumen observasi
 Membuat lembar penilian
 Membuat lembar evaluasi Pembelajaran
2. Tindakan
 Guru mengimplentasikan RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran yang ada
 Siswa dalam kelompok kecil melakukan kegiatan belajar bersama
dikelas
3. Observasi
 Tindakan guru mengamati siswa selama proses pembelajaran
 Menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan alat ukur evaluasi
pembelajaran.
4. Refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikonsultasikandengam pembimbing penelitian.
Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan dalam
menyusun perencanaan siklus II
c. Siklus II
Siklus II terdiri atas tahap

18
1. Perencanaan
 Mengumpulkan data yang diperlukan
 Melakukan perbaikan pada RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kerja kelompok
 Membentuk kelompok kecil siswa untuk melakuakan diskusi
 Membuat Instrumen observasi
 Membuat lembar penilian
 Membuat lembar evaluasi Pembelajaran
2. Tindakan
 Guru mengimplentasikan RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kerja kelompok
 Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan diskusi bersama
tentang bangun datar
3. Observasi
 Peneliti melakukan pengamatan selama siswa menjalankan proses
penerapan model pembelajaran kerja kelompok
 Melakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
ukur evaluasi pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi difokuskan kepada ada dan tidaknya peningkatan hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika tentang bidang datar. Selain itu juga pada tahap
refleksi ini dilihat efektivitas model pembelajaran yang telah dilakukan pada
siklus II.
Apabila pada siklus II sudah terjadi peningkatan dibandingkan dengan
siklus I, maka tujuan penguatan proses pembelajaran yang telah dilakukan
berhasil.
Dasar yang dipakai untuk mengetahui peningkatan khususnya hasil
belajar adalah sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
C. Teknik Analisa Data
Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah:
1. Metode dokumentasi untuk mengambil data siswa

19
2. Metode tes hasil belajar untuk mengambil data kemampuan siswa
3. Metode observasi untuk mengambil data proses belajar dan keterlaksanaan
pembelajaran
Data dalam penelitian ini berupa angka-angka dan presentase.
Selanjutnya data ini di analisis secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan
dari proses siklus I dan siklus II.
Peneliti mengambil data pada siswa Kelas III SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo dengan jumlah siswa 42. Peneliti mengambil data penelitian pada
setiap pembelajaran dengan memeriksa hasil kerja siswa yang berupa tes tertulis
yang berbentuk isian singkat dengan skor penilai pada setiap soal yang dijawab
benar dikalikan bervariasi. Pengamatan dilakukan dengan observasi yang diamati
oleh supervisor 2 dengan bentuk lembar pengamatan terhadap siswa dan guru.
Teknik analisis data ini dilakukan dengan analisis deskriptif yaitu untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah melaksanakan ulangan harian.

20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan tindakan kelas dengan pembelajaran menggunakan metode
Kerja Kelompok dilakukan dengan dua siklus. Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah Upaya meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang
Bidang Datar Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo melalui Metode
Kerja Kelompok.
Pada pembelajaran pra siklus, peneliti tidak menerapkan Metode Kerja
Kelompok. Pada data pra siklus hanya 13 siswa yang mencapai KKM dengan rata
– rata hasil belajar siswa hanya 55,75. Maka perlu memberikan perhatian yang
lebih terhadap siswa dengan menerapkan Metode Kerja Kelompok. sehingga
siswa dapat memahami, mengaplikasikan, dan mengevaluasi.
Untuk lebih jelasnya, Distribusi, Frekuensi dan Presentase Kategori
Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Kategori Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus
PRA SIKLUS
SKOR KATEGORI
FREKUENSI PRESENTASE
0 – 69 Tidak Tuntas 29 69 %
70 – 100 Tuntas 13 31 %
JUMLAH 42 100 %

Grafik 4.1

FREKUENSI
40
30
20
10 FREKUENSI
0
Tidak Tuntas Tuntas
0 – 69 70 – 100

21
Dalam Metode Kerja Kelompok untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo ini
peneliti mencoba untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran
dengan mengarahkan siswa mengerjakan latihan-latihan yang dibuat sendiri oleh
siswa dipandu oleh guru. Kemudian memberi tindak lanjut yaitu uji kemampuan
dengan permodelan, siswa sendiri menjadi model pelaksana kegiatan seperti
pembelajaran di materi.
Supervisor 2 yang merupakan mitra penulis dalam melakukan penelitian
untuk melakukan observasi dengan menggunakan lembaran observasi setiap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan
Metode Kerja Kelompok untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
Kelas III SD Negeri Kanigaran 3.
Sedangkan untuk melihat hasil belajar siswa, dengan melakukan tes
terhadap siswa dengan soal sesuai materi ajar. Pelaksanaan tindakan merupakan
implementasi dari perencanaan. Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus
di perbaiki agar tindakan mencapai tujuan. Refleksi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Aspek yang di amati adalah guru dan siswa.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika pada materi Bangun
Datar dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo
dilaksanakan dua kali pertemuan, satu kali pertemuan siklus I, satu kali pertemuan
siklus II dan disetiap akhir pertemuan diadakan ulangan harian untuk mengukur
kemampuan siswa
.
Siklus
Proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan
dua kali ulangan harian.
1. Siklus I
a. Siklus I (Jumat, 26 April 2019)

22
Sebelum proses pembelajaran dimulai, masing-masing siswa telah
duduk dikelompoknya untuk menerima pelajaran. Pada pertemuan ini proses
pembelajaran dilaksanakan dengan materi yang berpedoman pada RPP 2 dan
LKS-2 yaitu mengingatkan kembali siswa tentang Bidang Datar yang akan
dipelajari. Awalnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengingatkan siswa kembali tentang Bidang Datar. Serta memotivasi siswa
tentang pentingnya materi yang diberikan dngan pengalaman siswa sehari-
hari untuk mempelajari materi ini dengan baik.
Dalam kegiatan inti, guru membagikan LKS-2 kepada masing-masing
kelompok untuk dikerjakan secara kelompok. Setelah pembagian LKS -2
siswa diperintahkan untuk memperhatikan alat peraga yang ada di depan
kelas. Kemudian guru memberikan konsep-konsep yang akan dipelajari.
Kelompok diperintahkan untuk mengerakan Tugas yang diberikan, Setelah
selesai mengerjakan maka siswa mendiskusikan soal-soal dengan mengikuti
langkah-langkah yang ada di LKS-2. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru melakukan kegiatan berkeliling sambil mengamati
kegiatan siswa dalam menyelesaian soal-soal yang tersedia dalam LKS-2.
Seluruh siswa dengan tenang dapat menyelesaikan soal-soal tentang Bidang
Datar. Mereka semua terlihat senang dan berpacu dalam menjawab soal-soal
yang terdapat dalam LKS-2 tersebut, terutama kelompok yang
berkemampuan tinggi. Mereka terlihat antusias untuk menyelesaikan soal-
soal di dalam LKS-2. Namun ada tiga kelompok yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal tersebut..
Secara umum dapat peneliti simpulkan pada pertemuan pertama ini
proses pembelajaran berjalan lancar walaupun ada sedikit kendala pada
kelompok yang kurang terampil dalam mengerjakan di depan
kelas.sedangkan proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dipersiapkan seperti yang tercantum dalam lembar
pengamatan.
Pada bagian akhir pembelajaran guru mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru

23
memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa sebagai latihan pemantapan
terhadap materi yang baru saja dipelajari serta mengadakan evaluasi pada
pertemuan pertama ini.

b. Evaluasi I (Rabu, 26 April 2019)


Evaluasi I dilaksanakan selama 15 menit, soal disediakan oleh
peneliti. Dalam Evaluasi I ini siswa hadir semua. Setelah Evaluasi I berakhir
semua lembar jawaban dikumpulkan. Kemudian peneliti mengingatkan
materi berikutnya pada pertemuan yang akan datang.
c. Refleksi Siklus I:
Dalam pelaksanaan siklus pertama dari pertemuan pertama sampai
Evaluasi I peneliti menemukan kelemahan-kelemahan yaitu 17 orang siswa
pada Evaluasi I tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau
hanya 60% siswa yang tuntas. Sebagai tindak lanjut, peneliti mengupayakan
perbaikan untuk pertemuan berikutnya siswa agar lebih banyak mengerjakan
latihan-latihan mengenai Bidang Datar.
Tabel 4.2
Daftar Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas
Pra Siklus Siklus I
30 – 40 9 3
41 – 50 4 5
51 – 60 6 5
61 – 70 10 4
71 – 80 12 15
81 – 90 1 9
91 – 100 - 1
Jumlah Siswa 42 42
Jumlah siswa yang
13 25
mencapai KKM 70

24
Dari tabel diatas dapat dituangkan kedalam grafik berikut:
Grafik 4.2,
Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

30
25
20
15
10
5 Frekuensi Pra Siklus
0 Frekuensi Siklus I

2. Siklus II
a. Siklus II (Jumat, 17 Meo 2019)
Pada pertemuan Kedua ini dimulainya siklus II. Dalam pertemuan ini
guru mengupayakan agar proses pembelajaran lebih terfokus lagi pada
metode Kerja Kelompok yang digunakan supaya proses pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pada pertemuan Kedua ini semua siswa duduk dikelompok yang telah
ditentukan. Terlihat mereka sudah siap untuk menerima pelajaran. Pada
pertemuan keempat ini materi pembelajaran berpedoman pada RPP-3 dan
LKS-3. Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa dengan memberi
beberapa pertanyaan untuk mengingatkan siswa kembali tentang materi
sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti, peneliti membagikan LKS-3 kepada masing-
masing kelompok untuk dikerjakan perkelompok. Kemudian peneliti
memberikan konsep-konsep yang akan dipelajari. Secara bergiliran kelompok
mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dalam LKS-3. Guru

25
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas LKS-3. Semua siswa terlihat
sangat senang dalam bekerja sesuai dengan langkah-langkah kegiatan di
LKS-3. Gurupun tetap melakuakan kegiatan berkeliling sambil mengamati
kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal di LKS-3. Semua siswa dapat
menyelesaikan soal dengan baik.
Dibagian akhir, guru meminta kepada siswa untuk bersama-sama
menarik kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari tentang Bidang
Datar. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa dengan Evaluasi.
b. Evaluasi II (Jumat, 17 Mei 2019)
Pada kesempatan ini, guru t membagikan soal Evaluasi II kepada
masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu. Dengan memberikan
tes hasil belajar pada materi pembelajaran Bidang Datar.
Ulangan harian ke II dilaksanakan dalam waktu 15 menit dan soal-
soal telah disediakan oleh guru. Setelah berakhir semua kertas jawaban
dikumpulkan. Dalam dua kali pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa, penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Kerja
Kelompok terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam peneliti
ini yang bertindak sebagai pengajar adalah peneliti sendiri dan guru kelas III
sebagai pengamat dan melakukan pengisian lembar pengamatan yang peneliti
sediakan untuk tiap kali pertemuan.
c. Refleksi Siklus II
Dalam siklus kedua peneliti telah melakukan tindakan berupa
memotivasi siswa dalam meningkatkan pengetahuan mereka terhadap materi
yang telah dipelajari. Dalam Evaluasi II siswa dapat menjawab soal dengan
baik dan ada peningkatan hasil belajar sebagaimana tabel berikut
Tabel 4.3
Daftar Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas
Pra Siklus Siklus I Siklus II
30 – 40 9 3 -

26
41 – 50 4 5 -
51 – 60 6 5 -
61 – 70 10 4 6
71 – 80 12 15 20
81 – 90 1 9 14
91 – 100 - 1 2
Jumlah Siswa 42 42 42
Jumlah siswa yang
13 25 36
mencapai KKM 70

Berikut ini adalah grafik dari tabel diatas:


Grafik 4.3
Perolehan hasil belajar siklus II

40
35
30
25
20
15
10 Frekuensi Pra Siklus
5
0 Frekuensi Siklus I
Frekuensi Siklus II

d. Analisis Hasil Penelitian


Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran, ketercapaian KKM hasil belajar
Matematika untuk materi Bidang Datar. Dalam hal setelah diterapkan metode
kerja kelompok maka diperoleh hasil pembelajaran yang meningkat seperti
yang terdapat pada tabel berikut ini

27
Tabel 4.4
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa
Siswa Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal
Siklus /
Yang Tidak
Skor Dasar Tuntas Presentase Kategori
Hadir Tuntas
Pra Siklus 42 13 29 69 % Tidak tuntas
Siklus I 42 25 17 60 % Tuntas
Siklus II 42 36 6 86% Tuntas

Jika tabel diatas dituangkan kedalam bentuk grafik maka akan dihasil sebagai
berikut:
Grafik 4.4
Ketuntasan belajar siswa

45

40

35

30

25 Pra Siklus

20 Siklus I

15 Siklus II

10

0
Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase

e. Analisis Aktifitas Guru dan Siswa


Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dengan penerapan
pembelajaran menggunakan metode Kerja Kelompok dilakukan dengan
pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

28
berlangsung. Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dianalisis
secara deskriptif.
Pengamatan pada siklus I, aktifitas guru masih banyak kekurangan
yaitu setelah melakukan kegiatan Kerja Kelompok guru tidak meminta siswa
untuk mempersentasikan di depan kelas, siswa yang berhasil mengerjakan
tugas dengan baik tidak diberi penghargaan, dan guru hanya menerima hasil
kerja kelompok siswa atau tanpad isimpulkan secara klasikal.
Pengamatan pada siklus I, aktifitas siswa juga masih banyak
kekurangan yaitu saat guru sedang memberikan penjelasan, siswa terlihat
kurang memperhatikan guru, saat guru memberi motivasi siswa terlihat pasif,
dan siswa masih sulit menanggapi hasil kerja kelompok lain.
Pengamatan pada siklus II, aktifitas guru telah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan seperti
yang terlihat didalam lembar pengamatan.
Pengamatan pada siklus II, aktifitas siswa tampak antusias dalam
pelaksanaan belajar mengajar, siswa juga sudah aktif, siswa melakukan
presentasi melalui perwakilan setiap kelompok, banyak siswa yang mau
bertanya atau mengkritik hasil kerja kelompok lain. Dan pada kegiatan akhir
pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa Mata Pelajaran
Matematika Kelas III SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo dengan
menggunakan metode Kerja Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar dan
pemahaman pembelajaran siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Semua
ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa persiklus. Pada siklus I
hasil belajar siswa yang tuntas dalam belajar pada siklus I adalah 60 % atau
25 Siswa dan Siswa yang tuntas pada siklus II adalah 86 % atau 36 Siswa dari
42 Siswa dalam kelas tersebut. Seperti Tabel Berikut:

29
Tabel 4.5
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa
Siswa Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal
Siklus /
Yang Tidak
Skor Dasar Tuntas Presentase Kategori
Hadir Tuntas
Skor Dasar 42 13 29 69 % Tidak tuntas
Siklus I 42 25 17 60 % Tuntas
Siklus II 42 36 6 86% Tuntas

Inilah grafik ketuntasan siswa persiklus kegiatan

Grafik 4.5
Ketuntas belajar siswa per siklus

45

40

35

30

25 Pra Siklus

20 Siklus I

15 Siklus II

10

0
Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase

Dampak penggunaan metode kerja kelompok terhadap hasil belajar siswa


ini juga telah dibuktikan oleh beberapa peneliti sebelumnya seperti Sri Kayatun
(2013) dalam penelitian dengan judul Penggunaan Metode kerja kelompok untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 01 Puaje, dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa dengan kerja kelompok siswa lebih cepat
dalam menyelesaikan malasah dan mudah menyerpa materi, juga Penelitian yang

30
dilakukan oleh Nurul Aflahah mahasiswi Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Penerapan Metode Kerja Kelompok Dan
Pemberian Tugas Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika di MTsN Malang III Gondanglegi”
Dalam skripsi ini menunjukkan aplikasi metode pembelajaran kelompok dan
pemberian tugas belajar terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar pada mata pelajaran Matematika. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh
Mardo Brema Ginting yang berjudul Pengaruh Metode Kerja Kelompok XI
Terhadap Minat Belajar Siswa SMA Negeri 1 Rantau Selatan 2011/2013 Mata
Pelajaran Matematika, Dalam skripsi ini menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara metode kerja kelompok terhadap minat belajar siswa SMA
Negeri 1 Rantau Selatan 2011/2013 . Sementara berdasarkan penelitian yang
dilakukan Mundir (2011) Kerja kelompok dapat Menumbuhkan semangat
persaingan yang positif dan kostruktif, karena dalam kelompoknya masing masing
anak-anak akan lebih giat dan sungguh-sungguh bekerja, dengan begitu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari semua peneliti ini menyatakan bahwa
metode kerja kelompok dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dapat
berdampat terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

1. Analisis Keberhasilan Tindakan


Peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota
Probolinggo dari 42 siswa dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai hasil
belajar siswa berikut :
Tabel 4.3
Daftar distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas Skor Ulangan Ulangan
Dasar Harian I Harian II
30 – 40 16 9 -
41 – 50 9 5 -

31
51 – 60 4 3 -
61 – 70 8 15 24
71 – 80 3 4 8
81 – 90 2 5 8
91 – 100 - 1 2
Jumlah Siswa 42 42 42
Jumlah siswa yang
13 25 36
mencapai KKM 70

Peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang


digunakan yaitu model Kerja Kelompok. Hal itu sesuai dengan pendapat
Muhibbinsyah (Sugihartono dkk, 2008:77) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar yang merupakan
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut juga sejalan dengan tujuan pokok
belajar kooperatif yang dikemukakan oleh Johnson (Trianto, 2011:57) yaitu
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Pembahasan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil pratindakan, penelitian siklus I dan siklus II yang
dilakukan di SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo dapat diketahui bahwa
penggunaan model Kerja Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa terutama pada materi Bidang Datar. Peningkatan ini dapat diketahui dari
hasil Ulangan Harian yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II serta dari
hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Kerja
Kelompok. Berdasarkan hasil Ulangan Harian matematika, terjadi peningkatan
dari hasil Ulangan Harian I, dan Ulangan Harian II. Nilai rata rata siswa
meningkat dan mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. .
Roestiyah N.K (1998 : 17) menyebutkan berapa keuntungan metode
kerja kelompok. Antara lain:

32
7. Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah
8. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.
9. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampailan
berdiskusi.
10. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
11. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Dari pernyataan ini sudah jelas bahwa metode kerja kelompok dapat meningktkan
hasil belajar siswa karena siswa dalam proses KBM lebih banyak terlibat.
Sedangkan pendapat S.Nasution (1991:45) belajar kelompok dapat
mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif karena
siswa lebih aktif dalam kelompok berdiskusi. juga Menurut Sugiyono (1991:121)
menyatakan bahwa dengan kerja kelompok dapat menumbuhkan semangat belajar
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang
diajukan dapat diterima kebenarannya.dengan kata lain penerapan model kerja
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IIISD Negeri
Kanigaran 3 Kota Probolinggo khususnya pada materi pokok Bangun Datar.

33
V. KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada proses
pembelajaran dan perbaikan proses pembelajaran, maka kesimpulan bahwa
metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat
dari tabel frekuensi perolehan hasil belajar berikut
Tabel 5.1
Daftar Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas
Pra Siklus Siklus I Siklus II
30 – 40 9 3 -
41 – 50 4 5 -
51 – 60 6 5 -
61 – 70 10 4 6
71 – 80 12 15 20
81 – 90 1 9 14
91 – 100 - 1 2
Jumlah Siswa 42 42 42
Jumlah siswa yang
13 25 36
mencapai KKM 70

Hal ini sejalan dengan pendapat S.Nasution (1991:45) belajar kelompok dapat
mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
karena siswa lebih aktif dalam kelompok berdiskusi. juga Menurut Sugiyono
(1991:121) menyatakan bahwa dengan kerja kelompok dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasrkan pengalaman melaksanakan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas (PTK). Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru

34
dalam mengupayakan peningkatan keaktifan dan meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi pembelajaran yaitu:
1. Guru hendaknya selalu aktif, kreatif, dan bekerja sama dengan teman
sejawat dalam menemukan dan memecahkan masalah bersama.
2. Guru harus menguasai materi dan media belajar selama proses
pembelajaran.
3. Guru harus selalu memberi motivasi dan arahan selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
4. Siswa yang kurang berhasil harus mendapat perhatian dari guru.
Tindak lanjut dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah menerapkan Model
Kerja Kelompok pada pembelajaran – pembelajaran selanjutnya. Dan
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan Model Kerja Kelompok

35
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, (2008), Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan),Jakarta:


UnIIIersitas Terbuka.

Djamarah, http://Makalah, Blogspot.com.

Hilda Taba,http://Madrasah. Utama. Blogspot.com

Sudjana,Nana (2005). Metode pembelajaran. Jakarta:UnIIIersitas Terbuka.

Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil


Belajar Siswa. Skripsi.Medan : FT. UNIMED.

Bahri, Syaiful & Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.

Sagala, Syaiful (2006).Konsep dan Makna Pembelajaran.Jakarta : Alfabeta.

Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Haryanto, (2007).Matematika. Jakarta: Erlangga.

Rachmat, (2004).Matematika.Jakarta: Ganeca exact.

Abdurrahman, M. dan Totok. 2000. Memahami dan Menangani siswa dengan


Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta: Depdiknas.

36
Agral. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Lingkungan Sekitar
dalam Pembelajaran IPS melalui Pemanfaatan Media Gambar di Kelas
SD Inpres Binangga. Skripsi pada FKIP Untad Palu: Tidak diterbitkan.

Depdikbud. (2001). Penerapan Model Konstruktivisme Pada pembelajaran IPS.


Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.

Kasbollah, K.E.S. (1998). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta.

Purwati, R. (2013). Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education


(RME) pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VA SDN 3 Cibodas. Jurnal.
[Online]. Tersedia: http//www.repository.upi.edu/134/. [12/03/2014].

Andersen, L. (1981). Assessing affective characteristic in the schools. Boston:


llyn and Bacon.

Bloom, B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1,


Cognitive Domain. New York: David McKay.

Rachmadiarti, F. (2003). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa


University Press.

Sadiati, D. (2006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model


Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok Pada Pokok Bahasan
Gaya dan Percepatan Kelas VII SMP Negeri 2 Bukateja Tahun Ajaran
2005/2006. Semarang.

Tim PEKE TI-AA PPSP LPP Universitas SebelasMaret. (2007). Panduan


Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Pusat PengembanganSistem

37
Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas
Maret

Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. (2005). Buku Materi Pokok:
Pemantapan Kemanpuan Profesional (Panduan). Jakarta: Universitas
Terbuka.

Tim FKIP-UT. (2007). Pemantapan Kemanpuan Profesional. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Dahar, R. W. (1989). Teori – teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Nasution. S. (1982). Belajar dan mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sudiarto. (1990). Strategi Pembelajaran., Dirjen. Dikti, Jakarta.

Winarno Surachmad. (1980). Metodologi Pengajaran Nasional. Jemmars.

Anitah S.W; dkk. (2009) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Hamalik O. (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara


Purwati D. (2009) Model Pembelajaran Kelompok.
http://gurupkn3smp.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-
kelompok_9776.html (diakses pada tanggal 8 Maret 2011)
Sardjiyo, Sugandi, Ischak (2009) Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Satori D. ; dkk.(2008) Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka

Mikarsa H L, Taufik A, Prianto P L. (2009) Pendidikan Anak di SD. Jakarta:


Universitas Terbuka

38
Tjokrodikaryo M., Soetjipto. R. (1974-1975) Metodologi Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk SPG. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (1997), Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka

Wardhani, I G A K; dkk. (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta :


Universitas Terbuka

Winataputra U S; dkk. (2007) Teori Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta: Universitas Terbuka

39

Anda mungkin juga menyukai