OLEH :
NAMA : LINDA SUKESI
NIM : 837605198
i
PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS III MATERI BANGUN DATAR SDN KANIGARAN 3
KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2018/2019
ii
NAMA : LINDA SUKESI
NIM : 837605198
iii
ABSTRAK
iv
I. PENDAHULUAN
5
Namun hasil belajar siswa yang diharapkan belum menunjukan hasil yang
memuaskan bagi guru.
Hal yang menyebabkan rendah hasil belajar menurut Chalijah Hasan
(2001:87) dipengaruhi oleh Faktor instrumental, Yang termasuk faktor
instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat
pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran
serta strategi pembelajaran
Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa maka harus ada model
pembelajaran yang baik, tepat, efektif dan efisien, Pembelajaran tidak lagi harus
berpusat pada guru seperti metode ceramah melainkan harus bisa membuat siswa
lebih aktif dan kreatif dalam belajar misalnya dengan metode kerja kelompok dan
tanya jawab. Untuk itu model pembelajaran Kerja kelompok yang lebih tepat
karena dalam model ini peran serta siswa lebih tinggi dalam pembelajaran.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi beberapa faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa mengikuti mata Pelajaran Matematika
diantaranya adalah :
1. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah sehingga
materi pelajaran sulit dipahami siswa.
2. Dalam menyajikan materi pelajaran, pembelajaran lebih terpusat pada
guru.
3. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diambil kesimpulan bahwa
dalam menyajikan materi pelajaran guru tidak menggunakan metode
pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa lebih aktif dan kreatif sehingga
berdampak terhadap hasil belajar siswa.
6
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Agar semua permasalahan dapat diatasi dengan baik, selanjutnya peneliti
berkeinginan untuk melakukan Penelitian dengan perbaikan upaya-upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode kerja kelompok
dalam menjelaskan konsep Matematika di kelas IIII pada materi Bangun Datar
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitimenetapkan judul Penelitian ini
adalah : “Penerapan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas III Materi Bangun Datar SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah ‘‘ Apakah dengan menggunakan
metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Materi
Bangun Datar siswa kelas IIII SDN Kanigaran 3 Kota Probolinggo Tahun
Pelajaran 2018/2019?’’
7
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Manfaat bagi peneliti yaitu:
a. Sebagai bahan untuk peningkatan profesionalisme guru.
b. Menambah pengetahuan serta wawasan dalam pendidikan di
masa yang akan datang.
8
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Proses belajar mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laku
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh
pengalaman belajarnya. Dan guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri
siswa.
Suciati (2005), dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum
fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas
menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap sudah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Menurut Nasution (1995), belajar merupakan tingkah laku siswa dari tidak
tahu menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan
menggunakan serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik
tingkah laku maupun sifat seseorang dapat dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak
hanya membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu
dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar.Penilaian tersebut dapat
dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes.
Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Ketrampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana 2004:22).
9
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemempuan ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh gurusehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar,
adalah untuk melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam
pengajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba
(1962;310) Bahwa kegiatan yang utama dalam evaluasi meliputi tujuan
pengajaran,jangkauan, perubahan-perubahan terhadap kualitas personal dan
kemampuan siswa. Evaluasi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar
dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu peristiwa belajar mengajar.
Proses juga berperan untuk melakukan perubahan terhadap tingkah laku dan sikap
anak didik, yang berupa aspek kognitif, yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek efektif yang menyangkut nilai-nilai,
norma-norma yang mencerminkan perilaku anak didik dalam kehidupan sehari-
hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang dimiliki anak didik
setelah mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.
Menurut Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil
tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk
menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
sangat besar.Hanya dengankeuletan, sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi
dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Biasanya lembaga yang lebih dikenal sebagai lembaga pembelajarana
adalah sekolah, dan dibimbing atau disusun oleh Guru. Menurut Jonassen (1991)
perpektif kontruktIIIesme juga mempunyai pemahaman tentang hasil. Tetapi
proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.
Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan
mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berfikir seseorang.
10
Hasil belajar merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan
menetapkan sesuatu yang menyangkut maslah belajar. Hasil belajar dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
Menurut teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam belajar adalah
penyesuian pertama yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar
yang terpenting adalah bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi
mengerti apa yang dipelajari. Jadi yang terpenting dalam belajar adalah mengerti
tetang apa yang dipelajari.
11
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampailan berdiskusi.
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
5. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
6. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat
orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam
usahanya mencapai tujuan bersama.
b. Kekurangan metode Kerja Kelompok
1. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang
mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang
kurang.
2. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula
3. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan
siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri
12
petunjuk mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang
mungkin dilakukan oleh setiap kelompok dalam rangka mewujudkan
hasil kerja kelompok sebagai suatu kesatuan.
3) Masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugasnya
Peserta didik-peserta didik bekerja sama secara gotong royong
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka
mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik
mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa
pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja
kelompok
4) Pendidik bersama peserta didik dilakukan penilaian bukan saja terhadap
hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja
sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya dan meliputi
penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu
kesatuan.
13
Guru menjelaskan materi Pelajaran: (20 menit)
Setelah mejelaskan kerja kelompok yang dilakukan guru, siswa
mengerjakan LKS yang sudah disediakan. (10 menit)
Guru menunjuk salah satu kelompok mempersentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas. (13 menit)
Kelompok lain menanggapi. (5 menit)
Siswa mengerjakan latihan individu. (10 menit)
14
Menurut S.Nasution (1991:45) belajar kelompok dapat mempertinggi
hasil belajar baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sedangkan Abu
Ahmadi, (2004:111) juga mengatakan Kerja kelompok sesungguhnya salah satu
cara untuk menumbuhkan rasa semangat siswa untuk belajar. Dikarenakan belajar
secara bersama-sama dengan teman-temannya. Menambah wawasan Ilmu
Pengetahuan siswa. Dengan kerja kelompok juga dapat memotivasi semangat
belajar antara teman satu dengan lainnya. Saling berbagi informasi dan
pengetahuan antara teman. Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya
diskusi. Denagn cara ini siswa lebih mudah menerima pembelajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Menurut Sugiyono (1991:121) mengayakan bahawa
dengan kerja kelompok dapat menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar.
Selain dari pendapat para ahli tersebut juga didukung oleh beberapa
penelian sebelumnya antara lain Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aflahah
mahasiswi Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang
berjudul “Penerapan Metode Kerja Kelompok Dan Pemberian Tugas Belajar
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Matematika di MTsN Malang III Gondanglegi” Dalam skripsi ini
menunjukkan aplikasi metode pembelajaran kelompok dan pemberian tugas
belajar terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada
mata pelajaran Matematika. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Mardo
Brema Ginting yang berjudul Pengaruh Metode Kerja Kelompok XI Terhadap
Minat Belajar Siswa SMA Negeri 1 Rantau Selatan 2011/2013 Mata Pelajaran
Matematika, Dalam skripsi ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara metode kerja kelompok terhadap minat belajar siswa SMA Negeri 1
Rantau Selatan 2011/2013 . Sementara berdasarkan penelitian yang dilakukan
Mundir (2011) Kerja kelompok dapat Menumbuhkan semangat persaingan yang
positif dan kostruktif, karena dalam kelompoknya masing masing anak-anak akan
lebih giat dan sungguh-sungguh bekerja, dengan begitu dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
15
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3. Waktu Penelitaian
Pra siklus : 5 April 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Siklus I : 26 April 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Siklus II : 17 Mei 2019
Alokasi waktu 2 x 35 Menit
Supervisor 2
Nama : Suhartini, S.Pd
NIP : 19600725 197907 2 005
16
Jabatan : Guru Kelas
Kepala Sekolah
Nama : Tri Sukeswati, S.Pd
NIP : 19631001 198303 2 012
Jabatan : Kepala sekolah
B. Desain Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Desain Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas beberapa siklus.
Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
SIKLUS I Refleksi I
Refleksi II SIKLUS II
Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2008)
17
2. Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun prosedur dalam penelitian perbaikan pembeljaran adalah:
a. Pra Siklus
Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019
Topik Bangun Datar
b. Siklus I
Siklus I terdiri atas tahap
1. Perencanaan
Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran
Merencanakan Penerapan Model Pembelajaran
Merencanakan pembentukan kelompok kecil siswa
Membuat Instrumen observasi
Membuat lembar penilian
Membuat lembar evaluasi Pembelajaran
2. Tindakan
Guru mengimplentasikan RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran yang ada
Siswa dalam kelompok kecil melakukan kegiatan belajar bersama
dikelas
3. Observasi
Tindakan guru mengamati siswa selama proses pembelajaran
Menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan alat ukur evaluasi
pembelajaran.
4. Refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi yang dikonsultasikandengam pembimbing penelitian.
Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan dalam
menyusun perencanaan siklus II
c. Siklus II
Siklus II terdiri atas tahap
18
1. Perencanaan
Mengumpulkan data yang diperlukan
Melakukan perbaikan pada RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kerja kelompok
Membentuk kelompok kecil siswa untuk melakuakan diskusi
Membuat Instrumen observasi
Membuat lembar penilian
Membuat lembar evaluasi Pembelajaran
2. Tindakan
Guru mengimplentasikan RPP dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kerja kelompok
Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan diskusi bersama
tentang bangun datar
3. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan selama siswa menjalankan proses
penerapan model pembelajaran kerja kelompok
Melakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan alat
ukur evaluasi pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi difokuskan kepada ada dan tidaknya peningkatan hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika tentang bidang datar. Selain itu juga pada tahap
refleksi ini dilihat efektivitas model pembelajaran yang telah dilakukan pada
siklus II.
Apabila pada siklus II sudah terjadi peningkatan dibandingkan dengan
siklus I, maka tujuan penguatan proses pembelajaran yang telah dilakukan
berhasil.
Dasar yang dipakai untuk mengetahui peningkatan khususnya hasil
belajar adalah sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
C. Teknik Analisa Data
Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah:
1. Metode dokumentasi untuk mengambil data siswa
19
2. Metode tes hasil belajar untuk mengambil data kemampuan siswa
3. Metode observasi untuk mengambil data proses belajar dan keterlaksanaan
pembelajaran
Data dalam penelitian ini berupa angka-angka dan presentase.
Selanjutnya data ini di analisis secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan
dari proses siklus I dan siklus II.
Peneliti mengambil data pada siswa Kelas III SDN Kanigaran 3 Kota
Probolinggo dengan jumlah siswa 42. Peneliti mengambil data penelitian pada
setiap pembelajaran dengan memeriksa hasil kerja siswa yang berupa tes tertulis
yang berbentuk isian singkat dengan skor penilai pada setiap soal yang dijawab
benar dikalikan bervariasi. Pengamatan dilakukan dengan observasi yang diamati
oleh supervisor 2 dengan bentuk lembar pengamatan terhadap siswa dan guru.
Teknik analisis data ini dilakukan dengan analisis deskriptif yaitu untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah melaksanakan ulangan harian.
20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Grafik 4.1
FREKUENSI
40
30
20
10 FREKUENSI
0
Tidak Tuntas Tuntas
0 – 69 70 – 100
21
Dalam Metode Kerja Kelompok untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo ini
peneliti mencoba untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran
dengan mengarahkan siswa mengerjakan latihan-latihan yang dibuat sendiri oleh
siswa dipandu oleh guru. Kemudian memberi tindak lanjut yaitu uji kemampuan
dengan permodelan, siswa sendiri menjadi model pelaksana kegiatan seperti
pembelajaran di materi.
Supervisor 2 yang merupakan mitra penulis dalam melakukan penelitian
untuk melakukan observasi dengan menggunakan lembaran observasi setiap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan
Metode Kerja Kelompok untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
Kelas III SD Negeri Kanigaran 3.
Sedangkan untuk melihat hasil belajar siswa, dengan melakukan tes
terhadap siswa dengan soal sesuai materi ajar. Pelaksanaan tindakan merupakan
implementasi dari perencanaan. Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus
di perbaiki agar tindakan mencapai tujuan. Refleksi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Aspek yang di amati adalah guru dan siswa.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika pada materi Bangun
Datar dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa Kelas III SD Negeri Kanigaran 3 Kota Probolinggo
dilaksanakan dua kali pertemuan, satu kali pertemuan siklus I, satu kali pertemuan
siklus II dan disetiap akhir pertemuan diadakan ulangan harian untuk mengukur
kemampuan siswa
.
Siklus
Proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan
dua kali ulangan harian.
1. Siklus I
a. Siklus I (Jumat, 26 April 2019)
22
Sebelum proses pembelajaran dimulai, masing-masing siswa telah
duduk dikelompoknya untuk menerima pelajaran. Pada pertemuan ini proses
pembelajaran dilaksanakan dengan materi yang berpedoman pada RPP 2 dan
LKS-2 yaitu mengingatkan kembali siswa tentang Bidang Datar yang akan
dipelajari. Awalnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengingatkan siswa kembali tentang Bidang Datar. Serta memotivasi siswa
tentang pentingnya materi yang diberikan dngan pengalaman siswa sehari-
hari untuk mempelajari materi ini dengan baik.
Dalam kegiatan inti, guru membagikan LKS-2 kepada masing-masing
kelompok untuk dikerjakan secara kelompok. Setelah pembagian LKS -2
siswa diperintahkan untuk memperhatikan alat peraga yang ada di depan
kelas. Kemudian guru memberikan konsep-konsep yang akan dipelajari.
Kelompok diperintahkan untuk mengerakan Tugas yang diberikan, Setelah
selesai mengerjakan maka siswa mendiskusikan soal-soal dengan mengikuti
langkah-langkah yang ada di LKS-2. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru melakukan kegiatan berkeliling sambil mengamati
kegiatan siswa dalam menyelesaian soal-soal yang tersedia dalam LKS-2.
Seluruh siswa dengan tenang dapat menyelesaikan soal-soal tentang Bidang
Datar. Mereka semua terlihat senang dan berpacu dalam menjawab soal-soal
yang terdapat dalam LKS-2 tersebut, terutama kelompok yang
berkemampuan tinggi. Mereka terlihat antusias untuk menyelesaikan soal-
soal di dalam LKS-2. Namun ada tiga kelompok yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal tersebut..
Secara umum dapat peneliti simpulkan pada pertemuan pertama ini
proses pembelajaran berjalan lancar walaupun ada sedikit kendala pada
kelompok yang kurang terampil dalam mengerjakan di depan
kelas.sedangkan proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dipersiapkan seperti yang tercantum dalam lembar
pengamatan.
Pada bagian akhir pembelajaran guru mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru
23
memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa sebagai latihan pemantapan
terhadap materi yang baru saja dipelajari serta mengadakan evaluasi pada
pertemuan pertama ini.
24
Dari tabel diatas dapat dituangkan kedalam grafik berikut:
Grafik 4.2,
Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
30
25
20
15
10
5 Frekuensi Pra Siklus
0 Frekuensi Siklus I
2. Siklus II
a. Siklus II (Jumat, 17 Meo 2019)
Pada pertemuan Kedua ini dimulainya siklus II. Dalam pertemuan ini
guru mengupayakan agar proses pembelajaran lebih terfokus lagi pada
metode Kerja Kelompok yang digunakan supaya proses pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pada pertemuan Kedua ini semua siswa duduk dikelompok yang telah
ditentukan. Terlihat mereka sudah siap untuk menerima pelajaran. Pada
pertemuan keempat ini materi pembelajaran berpedoman pada RPP-3 dan
LKS-3. Pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa dengan memberi
beberapa pertanyaan untuk mengingatkan siswa kembali tentang materi
sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti, peneliti membagikan LKS-3 kepada masing-
masing kelompok untuk dikerjakan perkelompok. Kemudian peneliti
memberikan konsep-konsep yang akan dipelajari. Secara bergiliran kelompok
mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dalam LKS-3. Guru
25
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas LKS-3. Semua siswa terlihat
sangat senang dalam bekerja sesuai dengan langkah-langkah kegiatan di
LKS-3. Gurupun tetap melakuakan kegiatan berkeliling sambil mengamati
kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal di LKS-3. Semua siswa dapat
menyelesaikan soal dengan baik.
Dibagian akhir, guru meminta kepada siswa untuk bersama-sama
menarik kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari tentang Bidang
Datar. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa dengan Evaluasi.
b. Evaluasi II (Jumat, 17 Mei 2019)
Pada kesempatan ini, guru t membagikan soal Evaluasi II kepada
masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu. Dengan memberikan
tes hasil belajar pada materi pembelajaran Bidang Datar.
Ulangan harian ke II dilaksanakan dalam waktu 15 menit dan soal-
soal telah disediakan oleh guru. Setelah berakhir semua kertas jawaban
dikumpulkan. Dalam dua kali pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa, penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Kerja
Kelompok terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam peneliti
ini yang bertindak sebagai pengajar adalah peneliti sendiri dan guru kelas III
sebagai pengamat dan melakukan pengisian lembar pengamatan yang peneliti
sediakan untuk tiap kali pertemuan.
c. Refleksi Siklus II
Dalam siklus kedua peneliti telah melakukan tindakan berupa
memotivasi siswa dalam meningkatkan pengetahuan mereka terhadap materi
yang telah dipelajari. Dalam Evaluasi II siswa dapat menjawab soal dengan
baik dan ada peningkatan hasil belajar sebagaimana tabel berikut
Tabel 4.3
Daftar Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas
Pra Siklus Siklus I Siklus II
30 – 40 9 3 -
26
41 – 50 4 5 -
51 – 60 6 5 -
61 – 70 10 4 6
71 – 80 12 15 20
81 – 90 1 9 14
91 – 100 - 1 2
Jumlah Siswa 42 42 42
Jumlah siswa yang
13 25 36
mencapai KKM 70
40
35
30
25
20
15
10 Frekuensi Pra Siklus
5
0 Frekuensi Siklus I
Frekuensi Siklus II
27
Tabel 4.4
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa
Siswa Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal
Siklus /
Yang Tidak
Skor Dasar Tuntas Presentase Kategori
Hadir Tuntas
Pra Siklus 42 13 29 69 % Tidak tuntas
Siklus I 42 25 17 60 % Tuntas
Siklus II 42 36 6 86% Tuntas
Jika tabel diatas dituangkan kedalam bentuk grafik maka akan dihasil sebagai
berikut:
Grafik 4.4
Ketuntasan belajar siswa
45
40
35
30
25 Pra Siklus
20 Siklus I
15 Siklus II
10
0
Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase
28
berlangsung. Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dianalisis
secara deskriptif.
Pengamatan pada siklus I, aktifitas guru masih banyak kekurangan
yaitu setelah melakukan kegiatan Kerja Kelompok guru tidak meminta siswa
untuk mempersentasikan di depan kelas, siswa yang berhasil mengerjakan
tugas dengan baik tidak diberi penghargaan, dan guru hanya menerima hasil
kerja kelompok siswa atau tanpad isimpulkan secara klasikal.
Pengamatan pada siklus I, aktifitas siswa juga masih banyak
kekurangan yaitu saat guru sedang memberikan penjelasan, siswa terlihat
kurang memperhatikan guru, saat guru memberi motivasi siswa terlihat pasif,
dan siswa masih sulit menanggapi hasil kerja kelompok lain.
Pengamatan pada siklus II, aktifitas guru telah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan seperti
yang terlihat didalam lembar pengamatan.
Pengamatan pada siklus II, aktifitas siswa tampak antusias dalam
pelaksanaan belajar mengajar, siswa juga sudah aktif, siswa melakukan
presentasi melalui perwakilan setiap kelompok, banyak siswa yang mau
bertanya atau mengkritik hasil kerja kelompok lain. Dan pada kegiatan akhir
pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang baru saja
dipelajari.
29
Tabel 4.5
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa
Siswa Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal
Siklus /
Yang Tidak
Skor Dasar Tuntas Presentase Kategori
Hadir Tuntas
Skor Dasar 42 13 29 69 % Tidak tuntas
Siklus I 42 25 17 60 % Tuntas
Siklus II 42 36 6 86% Tuntas
Grafik 4.5
Ketuntas belajar siswa per siklus
45
40
35
30
25 Pra Siklus
20 Siklus I
15 Siklus II
10
0
Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas Presentase
30
dilakukan oleh Nurul Aflahah mahasiswi Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Penerapan Metode Kerja Kelompok Dan
Pemberian Tugas Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika di MTsN Malang III Gondanglegi”
Dalam skripsi ini menunjukkan aplikasi metode pembelajaran kelompok dan
pemberian tugas belajar terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar pada mata pelajaran Matematika. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh
Mardo Brema Ginting yang berjudul Pengaruh Metode Kerja Kelompok XI
Terhadap Minat Belajar Siswa SMA Negeri 1 Rantau Selatan 2011/2013 Mata
Pelajaran Matematika, Dalam skripsi ini menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara metode kerja kelompok terhadap minat belajar siswa SMA
Negeri 1 Rantau Selatan 2011/2013 . Sementara berdasarkan penelitian yang
dilakukan Mundir (2011) Kerja kelompok dapat Menumbuhkan semangat
persaingan yang positif dan kostruktif, karena dalam kelompoknya masing masing
anak-anak akan lebih giat dan sungguh-sungguh bekerja, dengan begitu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari semua peneliti ini menyatakan bahwa
metode kerja kelompok dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dapat
berdampat terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
31
51 – 60 4 3 -
61 – 70 8 15 24
71 – 80 3 4 8
81 – 90 2 5 8
91 – 100 - 1 2
Jumlah Siswa 42 42 42
Jumlah siswa yang
13 25 36
mencapai KKM 70
32
7. Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah
8. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.
9. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampailan
berdiskusi.
10. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu serta kebutuhannya belajar.
11. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka
lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
Dari pernyataan ini sudah jelas bahwa metode kerja kelompok dapat meningktkan
hasil belajar siswa karena siswa dalam proses KBM lebih banyak terlibat.
Sedangkan pendapat S.Nasution (1991:45) belajar kelompok dapat
mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif karena
siswa lebih aktif dalam kelompok berdiskusi. juga Menurut Sugiyono (1991:121)
menyatakan bahwa dengan kerja kelompok dapat menumbuhkan semangat belajar
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang
diajukan dapat diterima kebenarannya.dengan kata lain penerapan model kerja
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IIISD Negeri
Kanigaran 3 Kota Probolinggo khususnya pada materi pokok Bangun Datar.
33
V. KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada proses
pembelajaran dan perbaikan proses pembelajaran, maka kesimpulan bahwa
metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilihat
dari tabel frekuensi perolehan hasil belajar berikut
Tabel 5.1
Daftar Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Interval Kelas
Pra Siklus Siklus I Siklus II
30 – 40 9 3 -
41 – 50 4 5 -
51 – 60 6 5 -
61 – 70 10 4 6
71 – 80 12 15 20
81 – 90 1 9 14
91 – 100 - 1 2
Jumlah Siswa 42 42 42
Jumlah siswa yang
13 25 36
mencapai KKM 70
Hal ini sejalan dengan pendapat S.Nasution (1991:45) belajar kelompok dapat
mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
karena siswa lebih aktif dalam kelompok berdiskusi. juga Menurut Sugiyono
(1991:121) menyatakan bahwa dengan kerja kelompok dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
34
dalam mengupayakan peningkatan keaktifan dan meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi pembelajaran yaitu:
1. Guru hendaknya selalu aktif, kreatif, dan bekerja sama dengan teman
sejawat dalam menemukan dan memecahkan masalah bersama.
2. Guru harus menguasai materi dan media belajar selama proses
pembelajaran.
3. Guru harus selalu memberi motivasi dan arahan selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
4. Siswa yang kurang berhasil harus mendapat perhatian dari guru.
Tindak lanjut dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah menerapkan Model
Kerja Kelompok pada pembelajaran – pembelajaran selanjutnya. Dan
mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan Model Kerja Kelompok
35
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
36
Agral. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Lingkungan Sekitar
dalam Pembelajaran IPS melalui Pemanfaatan Media Gambar di Kelas
SD Inpres Binangga. Skripsi pada FKIP Untad Palu: Tidak diterbitkan.
37
Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas
Maret
Wardani, IG.A.K., Julaeha, S., & Marsinah, N. (2005). Buku Materi Pokok:
Pemantapan Kemanpuan Profesional (Panduan). Jakarta: Universitas
Terbuka.
38
Tjokrodikaryo M., Soetjipto. R. (1974-1975) Metodologi Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk SPG. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (1997), Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka
39