PEMBAHASAN
SIFAT MEKANIKA DAN METALURGI FISIK PADA
PEMBUATAN LOGAM BAJA
Karya Tulis ini Disusun sebagai salah satu tugas Mata kuliah
“STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAJA”
Pendidikan Strata 1 program studi arsitektur
Disusun Oleh :
HERDIANTO MENDILA
45 14 043 016
1
ABSTRAK
Perkembangan teknologi pada masa kini berkembang dengan pesatnya seiring dengan ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin meningkat pula.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dibidang industri yang merupakan sektor sentral
dalam pemenuhan kebutuhan manusia dituntut bergerak untuk semakin kuantitatif dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut.
bidang perancangan bangunan khususnya baja secara tidak langsung juga dituntut untuk
berkembang pula untuk mengimbangi kebutuhan manusia yang semakin maju. Hal ini tidak lepas
dari tujuan utama yaitu menghasilkan barang berkualitas seefisien mungkin untuk pemenuhan
kebutuhan manusia.
Dalam penerapannya dikenal istilah metalurgi logam baja. Dari sinilah diketahui cara
pengembangan struktur baja mulai dari pembuatan hingga pencampurannya dengan logam lain
untuk mendapatkan hasil sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita berdasar pada sifat-sifat baja
itu sendiri. Kebutuhan akan material baja yang semakin tinggi dikarenakan fungsi, kelebihan dan
kepraktisan dibanding material struktur lainnya seperti beton menjadi salah satu alasan pemilihan
tema kajian ini pada karya ilmiah ini.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat pertolongan-Nya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah di rencanakan
sebelumnya. Tak lupa Sholawat dan Salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya, semoga selalu menuntun penulis di ruang dan waktu yang lain.
Karya Tulis ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah STRUKTUR
DAN KONSTRUKSI BAJA Program Studi Strata 1 Teknik Arsitektur Universitas Bosowa Makassar,
dengan judul :
“SIFAT-SIFAT MEKANIKA DAN METALURGI BAJA STRUKTUR”.
Untuk menyelesaikan Karya Tulis ini adalah suatu hal yang mustahil jika penulis tidak
mendapatkan bantuan dari sumber-sumber yang penulis ambil, untuk itu terima kasih juga penulis
ucapkan kepada sumber yng telah penulis rangkum datanya pada Karya Tulis ini, daftar Sumber-
sumber pada Karya Ilmiah ini dapat dilihat pada Daftar Pustaka.
Penulis berharap semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan dan penulisan laporan ini penulis mohon maaf karena penulis sadari
masih banyak kekurangan dari karya ilmiah ini dan masih jauh dari kata sempurna, karena
kesmpurnaan hanya milik Allah semata.
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .................................................................................................................... 11
Gambar 2 ................................................................................................................... 12
Gambar 3 ................................................................................................................... 13
Gambar 4 ................................................................................................................... 15
Gambar 5 ................................................................................................................... 16
Gambar 6 ................................................................................................................... 19
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja merupakan salah satu material bangunan yang banyak digunakan pada bangunan era
modern ini, utamanya bangunan yang menerapkan struktur bentang lebar pada desainnya
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan Utama dari Karya Tulis ini adalah :
a) Sebagai Syarat memenuhi tugas mata kuliah “Struktur dan Konstruksi Baja” Program
Studi Teknik Arsitektur Universitas Bosowa Makassar
b) Untuk mengetahui dan memahami tentang Metalurgi pada baja
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari Karya Tulis ini adalah :
a) Mengetahui dan memahami proses metalurgi pada logam baja
b) Mengetahui sifat-sifat baja
c) Untuk menambah pengetahuan mengenai proses pembuatan baja
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya peleberan masalah yang dapat terjadi penulis hanya
akan berfokus pada proses metalurgi fisik pada Logam baja dengan penerapannya bersama
dengan sifat-sifatnya.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalaha pada Karya Ilmiah ini adalah :
a) Kurangnya pemahaman mengenai proses ekstrasi logam besi menjadi baja
b) Kurangnya kesadaran akan pentingnya pengetahuan dalam proses metalurgi logam baja
c) Pengesampingan sifat-sifat baja dalam proses pemilihannya sebagai material bangunan.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu.
1.6 Metode Pengumpulan data
Sesuai dengan sumber sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan tugas akhir ini maka
dalam pengumpulan datanya penulis hanya menggunakanakan metode Kepustakaan, yaitu
metode pengumpulan data dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku,internet
atau media lainnya yang memiliki hubungan dengan materi yang sedan dikaji, nmun dalam
penyusunan Karya Ilmiah penulis kali ini hanya mengambil data dari sumber internet saja.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis memberikan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya tulis secara
keseluruhan sehingga pembaca dapat memperoleh informasi singkat dan tertarik untuk
membaca lebih lanjut. Didalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
6
BAB II PEMBAHASAN
Dalam hal ini penulis mengemukakan tentang pembahasan mengenai sifat-sifat baja dan
defenisi metalurgi dan prosesnya pada logam baja.
BAB III PENUTUP
Isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban terhadap masalah
serta berisi tentang saran-saran penulis yang didasarkan pada hasil pembahasan sehingga
dapat dikembangkan dengan lebih baik.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Kemampuan bahan dalam mengalami sjumlah deformasi permanen sebelum terjadi patah,
hal ini setelah masuk wilayah plastis.
7. Mulur (creep)
Meyatakan kecenderunngan logam mengalami deformasi plastis apabila diberi gaya dalam
jangka waktu tertentu.
8. Kelelahan(fatigue)
Merupakan kemampuan material dalam menahan beban secara terus menerus
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sifat material, yaitu :
1. Ukuran Butir.
Ukuran butir mempengaruhi faktor kekerasan , keuletan, kege-tasan material, semakin
kecil material semakin keras dan getas material, semakin besar butiran material makin
ulet material.
2. Tegangan Dalam
Tegangan dalam merupakan tegangan yang ada pada material karena desakan antar
butiran material untuk memperkeras material hendaknya memperbesar tegangan dalam
material
3. Heat Treatment
Perlakuan panas berfungsi mendapatkan struktur Kristal dan fasa material yang diinginkan
baik untuk mengeraskan maupun mengu-letkan material.
4. Unsur paduan
Penambahan unsur paduan ialah untuk menutupi kekurangan suatu material dengan sifat
yang dimiliki oleh unsur paduan, dian-taranya unsur paduan yang biasa dipakai adalah:
a. Karbon (C)
Karbon berfungsi untuk mengeraskan material
b. Silicon(Si)
Berfungsi untuk menambah keuletan material
c. Nikel(Ni)
Meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus
d. Crommium(cr)
Meningkatkan kekerasan dan ketahanan korosi
e. Molybdenum(Mb)
Meningkatkan kekuatan dalam
f. Vanadium (Vn)
Fungsinya menaikkan kekerasan dan kekuatan baja, bila dicampur Cr menjadi baja
tahan aus.
g. Cobalt(Co)
Fungsinya meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus.
h. Boron(Br)
Fungsinya menaikkan kekerasan bila kadar karbon kurang 0,6% dapat menyebabkan
rapuh
i. Titanium(Ti)
Fungsinya sebagai deoksidasi elektrik dalam menambah partum-buhan butiran, serta
meningkatkan kekerasan baja.
5. Cacat pada material Baja
9
Cacat pada material berpengaruh pada sifat – sifat mekanik dari material. Jenis-jenis dari
cacat diantaranya: cacat titik, cacat garis, dislokasi, twinning dll.
2.3 Ekstraksi Logam Besi
Besi dan tembaga termasuk logam transisi yang sangat luas penggunaannya di industri.
Keberadaannya di alam dalam bentuk senyawanya sehingga untuk memperoleh kedua logam
tersebut, diperlukan proses ekstraksi. Simak penjelasannya berikut ini:
Besi diekstrak dari bijih besi yang mengandung senyawa seperti hematite yaitu senyawa
(Fe2O3), limonit (2Fe2O3 3H2O), magnetit (Fe3O4), dan siderit (FeCO3). Proses ekstraksi dilakukan
dalam tungku yang disebut tanur tiup (blast furnace) dengan menggunakan metode reduksi.
Simak proses ekstraksinya berikut ini. Berikut tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi:
a) Bijih besi, batu kapur (CaCO3), dan kokas (C) dimasukkan dari bagian atas tanur.
b) Kemudian, udara panas ditiupkan ke bagian bawah tungku agar C bereaksi dengan OZ
membentuk :
CO2.
C(s) +O2(S)
CO2(S)
Gas CO2 yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dar lebih lanjut dengan C untuk
membentuk CO. Reaksi ini bersifi endotermik, sehingga terjadi sedikit penurunan suhu proses.
CO2(g) + C(s)
2CO(S)
Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai mereduksi senyawa-senyawa
besi pada bijih besi.
3Fe2O3(5) + CO(g)4
2Fe3O4(s) + CO2(g)
Fe3O4(s) + CO(g)
3FeO(6) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g)
Fe(s) + CO2(g)
10
Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan bersifat cukup
rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal (pig iron). Besi gubal mengandung sekitar 3 – 4% C, 2% Si,
dan sejumlah pengotor lain seperti P dan S. Besi gubal dapat dicetak langsung menjadi besi
tuang (cast iron) atau diproses lebih lanjut menjadi baja, tergantung dari aplikasinya.
Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi baja :
2.4.1 Dapur Tinggi
Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang diperkuat dengan tiang-tiang
baja. Dalam dapur tinggi akan terjadi proses reduksi bijih besi menjadi besi kasar (besi -
mentah). Selain itu, juga terjadi reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses reduksi
tersebut. Berikut adalah gambar dapur tinggi beserta bagian-bagiannya.
Dapur tinggi didirikan diatas fondasi yang diperkuat oleh tiang-tiang baja. Bagian
dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang mempunyai sifat tahan terhadap suhu
tinggi dan dan merupakan penyekat panas. Pada bagian atas dapur terdapat corot pengisi
yang bekerja secara bergantiansehingga kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah sekecil
11
mungkin. Dapur tinggi ini dilengkapi dengan alat pemanas udara (pesawat Cowper), alat
pemisah debu dan sebagainya.
12
Dalam pembakaran ini akan dihasilkan panas sehingga mampu untuk meleburkan bijih
besi dan juga dapat mempercepat reaksi-reaksi yang lain. Selanjutnya gas CO2 yang
terjadi akan naik ke atas bersinggungan dengan lapisan kokas diatasnya dan bereaksi
menurut reaksi sebagai berikut :
CO2 + C ------- 2CO
Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi berikut :
Fe3O4 + CO ----------- 3FeO + CO2
Fe2O3 + CO ---------- 2FeO + CO2
Kedua reaksi di atas disebut reaksi reduksi tidak langsung.
Pada daerah reduksi juga terjadi peruraian batu kapur dan mungkin juga peruraian
MgCO3 ataupun FeCO3 yang mungkin terdapat dalam batu kapur tersenut menurut
reaksi berikut :
CaCO3 ---------- CaO + CO2
MgCO3 ---------- MgO + CO2
FeCO3 ---------------- FeO + CO2
Gas CO2 hasil dari peruraian ini akan bersinggungan dan bereaksi dengan lapisan kokas
menurut reaksi berikut : CO2 + C --------- 2CO
3. Proses Peleburan
Pada daerah hentian suhu mencapai 1400oC – 1600oC. Disini akan terjadi peleburan
hasil reduksi tak langsung dan juga terjadi pembentukan terak . Disamping itu juga
akan terjadi reduksi langsung FeO oleh kokas. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada
daerah ini adalah sebagai berikut :
Reduksi langsung FeO + C ---- Fe + CO
Pembentukan terak CaO + SiO2 ---- CaSiO3
Kalau bijih besi mengandung Mangan MnO + SiO2 ---- MnSiO3
Karena berat jenis terak lebih ringan daripada berat jenis besi, maka terak akan
mengapung pada bagian atas.
Besi mentah yang dihasilkan bukan merupakan besi murni tetapi masih mengandung
unsure yang lain seperti karbon (C) yang berasal dari kokas, silisium (Si), mangan (Mn)
dan Phospor (P) yang berasal dari bijih besi.
13
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap ke-
samping. Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan
mengurangi kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses oksidasi
peleburan.
Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”. Besi kasar dari
tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas melalui pipa
sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm.
Reaksi yang terjadi:
O2 + C --> CO2
Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu
penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.
Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya
dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi
dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal Konvertor.
Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer)sebagai saluran udara
penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk lapisan bagian dalam
Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
14
asam Bessemer, dimana ada rendah fosfor dalam bahan baku. Dolomit digunakan
ketika kandungan fosfor tinggi di dasar Bessemer (kapur atau magnesit pelapis juga
kadang-kadang digunakan sebagai pengganti dolomit).Dalam rangka memberikan baja
sifat yang diinginkan, zat lainnya dapat ditambahkan ke baja cair saat konversi selesai
adalah spiegeleisen (karbon-mangan paduan besi).
c. Mengelola proses
Ketika baja yang diperlukan sudah terbentuk, itu dicurahkan ke dalam ladle dan
kemudian ditransfer ke dalam cetakan dan terak ringan yang tertinggal. Proses
konversi yang disebut "pukulan" dilakukan dalam waktu sekitar dua puluh menit.
Selama periode ini kemajuan oksidasi kotoran dapat dilihat atau dinilai oleh
penampilan dari api yang keluar dari mulut konverter. Penggunaan metode modern
fotolistrik pencatatan karakteristik nyala api telah sangat membantu blower dalam
pengendalian kualitas akhir produk. Setelah pukulan, logam cair recarburized ke titik
yang dikehendaki dan bahan paduan lainnya ditambahkan, tergantung pada produk
yang diinginkan.
15
memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur sebagai Fundamen/
landasan dapur menghemat pemakaian tempat Bisa digunakan baik besi kelabu maupun
putih, Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2), besi putih dilapisi dengan
batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3) Pada proses Open-Hearth ( dapur Siemens
Martin ) digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja bekas
(steel scrap) sebagai bahan isian (charge). Pada proses ini temperatur yang dihasilkan
oleh nyala api dapat mencapai 1800oC. Bahan bakar (fuel) dan udara sebelum
dimasukkan ke dalam dapur terlebih dahulu dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari
renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan cairan logam isian.
c. Periode membersihkan/memurnikan (refining) dan deoksidasi
d. Bahan bakar yang dipakai adalah: campuran blast furnace gas dan cokes oven gas.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam heart
lewat puntu pengisian.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth furnace ini dapat dalam keadaan basa
atau asam (basic or acid open-hearth). Pada basic open-hearth furnace, dinding bagaian
dalam dapur dilapisi dengan magnesite brick.Bagian bawah untuk tempat logam cair dan
terak dari bahan magnesite brick atau dolomite harus diganti setiap kali peleburan
selesai.Terak basa yang dihasilkan + 40 - 50 % CaO.
Pada acid open-hearth furnace, dinding bagian dalam dapur dilapisi dengan dinas-
brick.Bagian bawah dinding dapur harus diganti setiap kali peleburan selesai.Terak yang
dihasilkan mengandung silica yang cukup tinggi yaitu 50 - 55 % SiO2. Pada proses basic
ataupun acid dapat menggunakan bahan isian padat ataupun cair.
Proses yang menggunakan isian padat biasa disebut “Scarp and pig process” yaitu proses
yang isian padatnya terdiri dari besi mentah (pig iron), baja bekas (Scrap steel) dan sedikit
bijih besi (iron ore). Proses yang mengggunakan besi mentah cair terdiri dari besi mentah
16
cari + 60 % dan baja bekas kira-kira 40 % dan sedikit bijih besi dan bahan tambah. Cara ini
biasa dikerjakan pada perusahaan dapur tinggi (blast furnace) dimana besi mentah cair
dari dapur tinggi tersebut langsung diproses pada open-hearth furnace.
17
Pada prakteknya diperlukan panas 700 - 1400 Kcal untuk setiap kg baja.Untuk
keperluan ini biasa digunakan bahan bakar + 10 -25 % dari berat baja yang dihasilkan.
Untuk bahan isian cair akan memerlukan bahan bakar yang sedikit dibandingkan
dengan bila bahan isian padat. Produksi baja dalam ton tiap m2 luasan tungku
dihitung berdasarkan produksi out put dapur dalam ton berat dibagi luasan tungku
Q/m2.
Cara untuk menaikkan efisiensi ekonomis adalah dengan cara menggunakan udara
yang banyak mengandung Oksigen untuk membakar bahan bakar. Dengan cara ini,
temperatur nyala api (flame) dapat naik sehingga radiasi dari nyala api dapat
bertambah dan pembakaran dapat lebih sempurna.
Dengan penambah Oksigen ini akan dapat pula mengurangi kadar Carbon ( C ) dalam
baja. Dengan cara ini produksi dapat naik + 25 - 30 %. Dengan memakai “Auotmatic
control”, akan menaikan efisiensi bb (5%); output (8%); umur lapisan dalam (9%)
Proses Pembuatan Baja dengan Tanur Oksigen Basa (Basic Oxygen Furnace)
18
Gambar 6 Proses Basic Oxygen
Sumber Pembuatan Baja oleh Reynaldi Prasetya tahun 2015
Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu tahan api basa.
Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang
didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas permukaan
logam cair. Unsur-unsur karbon, mangan dan silicon akan teroksidasi. Batu kapur dan
kalsium fluor ditambahkan untuk mengikat kotoran-kotoran seperti fosfor dan belerang
dan membentuk terak.
19
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang dengan tahapan
beberapa proses
pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 –
800 mm dari dasar tungku.
besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur
(CaCO3).Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit mesin-mesin lain.
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig iron) dengan
kandungan karbon yang cukup tinggi (4% C) beserta pengotor-pengotor lain seperti
silkon, mangan, sulfur, dan fosfor .Besi mentah ini belum dapat dimanfaatkan secara
langsung untuk aplikasi rekayasa karena sifat-sifat (mekanis)-nya belum sesuai dengan
yang dibutuhkan karena pengotor-pengotor tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau
coran selanjutnya dikirim menuju converter yang akan mengkonversinya menjadi baja.
Proses pembuatan baja karbon umumnya berlangsung di tungku oksigen-basa (basic-
oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi mentah cair dicampur dengan 30% besi tua
(scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur.Selanjutnya, oksigen murni
ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi dengan Fe membentuk oksida besi
FeO.Beberapa saat sebelum reaksi dengan oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk
slag dimasukkan dalam jumlah tertentu.
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon di dalam besi mentah
sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon lebih rendah dan gas karbon monoksida.
Reaksi penting yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai berikut:
FeO + C àFe + CO
20
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan kadar karbon dan
unsur-unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam jumlah yang signifikan.
Baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Cara kerjanya :
a) Proses open-hearth furnace secara basa dan asam.
Mula-mula bahan isian diproses pada open-hearth secara basa, kemudian baja
cair dari proses open-hearth secara basa diproses lagi pada open-hearth furnace
secara asam sampai selesai, barulah baja yang dihasilkan dituang.
b) Proses open-hearth furnace secara basa dan electric furnace secara basa.
Mula-mula bahan isian diproses dahulu dalam open-hearth secara basa kemudian
baja cair hasil proses open-hearth secara basa diproses lagi dalam electric furnace
basa sampai selesai.
c) Proses Bessemer Converter dan Open-Hearth furnace secara basa
Mula-mula bahan isian diproses dalam Bessemer Converter dan hasil Bessemer
Converter ini diproses lagi dalam Open-Hearth furnace secara basa sampai
selesai.
21
BAB III
PENUTUP
Pada bab ini penulis memaparkan beberapa kesimpulan dan saran – saran penulis dapatkan dalam
proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
3.1 Kesimpulan
Baja merupakan salah satu material bangunan yang saat ini menjadi salah satu primadona
utamanya di sektor konstruksi bangunan, oleh karena itu pemahaman mengenai sifat dan
metalurgi fisik dalam ekstraksi,pemurnian dan produksinya diperlukan agar dapat diketahui
campuran dalam proses metalurgi yang baik dan cocok dengan desain. Dimana dalam
prosesnya sendiri memiliki beberapa macam cara pemanasan diantaranya dengan proses dapur
tinggi yang mempunyai beberapa tahap yaitu :
a) Pemanasan pendahuluan
b) Proses reduksi
c) Proses peleburan
Sementara proses lainnya adalah proses converter, dan beberapa proses lainnya yaitu :
a) Proses bassemer
b) Proses Siemens martin
c) Proses basic oxygen furnace
d) Proses dapur listrik
e) Proses dapur kopel
f) Proses dapur cawan
g) Proses secara duplex
3.2 Saran
Penulis menyadari pembahasan mengenai metalurgi fisik dalam proses ekstraksi dan
pembuatan baja masih jauh dari sempurna.untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
untuk pengembangan leih lanjut, adapaun saran dari penulis yaitu pada saat proses pencarian
data dan penulisan diperlukan ketelitian dan kesabaran agar susunan dan kerelatifitas materi
yang dikaji dapat mengarah dan tersusun dengan baik dan benar agar memudahkan pembaca
memamahi isi Karya Tulis itu sendiri nantinya.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/3024023/Sejarah-baja
http://yefrichan.wordpress.com/2010/10/26/proses-pembuatan-baja-dengan-tanur-oksigen-
basa-basic-oxygen-furnace/
http://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/24/proses-pembuatan-baja-karbon/
www.geogle.com
http://sonicwitcha.multiply.com/photos/album/8/Diagram_Alir_pembuatan_Baja_FLow_Cha
rt_Steel_Making
http://metfish.blogspot.co.id/
23