Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Seperti yang kita ketahui bahwa ingatan mengenai informasi dan pengetahuan sangat penting
dalam kehidupan manusia. Dengan ingatan atau memori dalam kehidupan kita mampu membandingkan
kehidupan dimasa lalu dan mampu menalar kehidupan dimasa depan. Ingatan informasi dan pengetahuan
manusia mempengaruhi proses belajar dalam hidupnya.
Oleh karena itu penting untuk mempelajari pengorganisasian informasi dan pengetahuan dalam
ingatan manusia.

2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengorganisasian Informasi dan pengetahuan dalam ingatan manusia ?

3. TUJUAN

Selain untuk memenuhi tugas akhir modul 3, tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untu
mengetahui bagaimana cara ingatan manusia mengorganisasi informasi dan pengetahuan yang didapat.
BAB II
PEMBAHASAN

1. TEORI PENGOLAHAN INFORMASI

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari
lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat dikatakan
sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Dimana dalam
ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang (Anderson, 1980). Dalam teori pengolahan informasi memiliki sutu perbedaan dengan
teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak
memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya,
seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.

Adapun tokoh lain yang menjelaskan teori ini “Robert Gagne”. Robert M. Gagne, Menurut gagne
belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi, Gagne adalah seorang psikolog pendidikan
berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor
dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian
mengembangkan konsep Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky
merupakan tokoh-tokoh penting yang telah mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi
sumbangan yang besar dalam dunia pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan
modifikasi dari teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan
penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secaara
langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan
pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif.

Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori
jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa untuk memecahkan masalah.
Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training Adalah Edgar Dale dan
James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran modern.
Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience). Kolaborasi Robert Gagne
dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain
sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup dan berkembang sesuai
harapan. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar
adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali
informasi yang dikontrol oleh otak. (Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman
filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind.

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa
dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-
kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar
yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik).

2. PENGORGANISASIAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat
penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi potongan-potongan kecil
informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.
Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu adalah sebuah
wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling berkaitan.

Konsepsi awal tentang memori manusia menganggap bahwa memori hanya sekedar tempat
penyimpanan atau kolektor informasi yang pasif selama periode waktu yang lama. Tetapi, pada tahun 1960-
an periset mulai memandang memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan
mengorganisasikan semua pengetahuan kita.

Cara kerja memori manusia meliputi tiga macam sistem penyimpanan ingatan, yaitu memori
sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-
term memory). Sensory memory atau sensory register merupakan komponen pertama dalam sistem
memori. Sensori memori menerima stimulus atau informasi dari lingkungan (seperti sinar, suara, bau, dan
lain sebagainya) secara terus menerus melalui alat penerima (receptor) kita. Reseptor disebut juga dengan
alat-alat indera. Informasi yang diterima disimpan dalam sensory memory kurang lebih dua detik.
Keberadaan sensory memory memiliki dua implikasi dalam proses belajar. Pertama, orang harus
memberikan perhatian pada informasi yang ingin diingatnya. Kedua, waktu mendapatkan atau mengambil
informasi harus dalam keadaan sadar. Setelah respon diterima oleh sensory memory, otak mulai bekerja
untuk memberikan makna terhadap informasi atau rangsangan tersebut..

Memori deklaratif sendiri terdiri atas episodik dan semantik. Memori episodik (episodic memory)
adalah ingatan mengenai informasi tentang waktu dan tempat terjadinya peristiwa dalam kehidupan.
Memori semantik (semantic memory) adalah pengetahuan umum tentang dunia ini. Memori semantik
mencakup tentang jenis pengetahuan yang dipelajari di sekolah; pengetahuan dalam bidang keahlian yang
berbeda; dan pengetahuan “sehari-hari” tentang makna kata, orang-orang terkenal, tempat-tempat penting,
dan hal-hal biasa.

Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran adalah (a)
membimbing siswa untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean dan (c) memperlancar
penyimpanan dan retrieval.

a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus


Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan diperhatikannya,
ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu aplikasi filtrasi terhadap stimulus-
stimulus yang diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan
bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus.

b. Memperlancar pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan ke dalam memori jangka
panjang. Proses ini menghendaki adanya transformasi informasi menjadi kode ringkasan guna
memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut. Ada dua rancangan
yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi,
dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam
proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik.

c. Memperlancar penyimpanan dan retrieval


Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan
kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama
bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan
untuk maksud retrieval bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan
peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali
terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori manusia. Proses pemunculan kembali apa yang
telah tersimpan atau disimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran.
Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrieval dikatakan sebagai suatu proses pemunculan
informasi yang tersimpan dalam Long-term Memori (ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan
penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
BAB III
SIMPULAN

Dari pemaparan di atas bisa disimpulkan beberapa hal :


1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu melakukan
persepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari
lingkungan.
2. Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus,
pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrieval).

Anda mungkin juga menyukai