DISUSUN OLEH:
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayah dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan laporan pendahuluan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada An. J Dengan Diagnosa Medis Gastroenteritis Akut
(GEA) Di Ruang Flamboyant RSUD Dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya”
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan ini.
Meskipun demikian, penulis berharap semoga proposal ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak.
Penulis
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE
Gangguan Pertukaran
Gas
1.1.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dialami anak saat terkena diare, antara lain:
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi
dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah
turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan
kesadaran menurun.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
1.1.7 Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan.
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan harus dipilih berdasarkan
prioritas diagnosis yang paling mungkin, yaitu:
1. Tes darah : secara umum dilakukan hitung darah lengkap, LED,
biokimiawi darah, tes khusus dilakukan untuk mengukur albumin
serum, vitamin B12 dan folat
2. Mikroskopik dan kultur tinja (x3) : hasil kultur negatif melum
menyingkirkan giardiasis
3. Lemak dan tinja : cara paling sederhana aalah pewarnaan sampel
tinja dengan Sudan Black kemudian diperiksa dibawah mikroskop
4. Foto polos abdomen : dapat terlihat klasifikasi pankreas sebaiknya
diperiksa dengan endoscopic retrograde cholangiopancreatography
(ERCP) atau Pankreas
5. Endoskopi,aspirasi duodenum dan biopsi : untuk menyingkirkan
penyakit Selliaka dan Giardiasis
6. Kolonoskopi dan biopsi : endoskopi saluran pecernaan bagian bawah
lebih menguntungkan daripada pencitraan radiologi dengan kontras
karena ketika mukosa terlihat normal pada biopsi bisa ditemukan
kolitis mikroskopik.
7. Hyrogen breath test : untuk hipolaktasia dan pertumbuhan
berlebihan bakteri pada usus halus
8. Pencitraan usus halus : bisa menunjukkan divertikulum jejuni,
penyakit Crohn atau bahkan struktur usus halus
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
1.1.9.1 Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi
yang cepat dan akurat, yaitu:
a. Jenis cairan yang hendak digunakan. Pada saat ini cairan Ringer
Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan
dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn
NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul
Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan
diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk
mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
b. Jumlah cairan yang hendak diberikan. Pada prinsipnya jumlah
cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Menilai tingkat dehidrasi ringan
sedang berat dengan menggunakan Skor Maurice King, sebagai
berikut :
Bagian Tubuh Nilai Untuk Gejala Yang Diperiksa
Yang Diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau,
apatis, ngantuk koma, syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering dan
sianosis
Denyut nadi dan Cepat Sedang Lemas
nafas
Keterangan:
1. Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
2. Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
3. Nilai 7-12: dehidrasi berat
c. Dietetik. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun
dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh.
2. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
3. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
d. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
1. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
2. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
3. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
1.2 Kebutuhan Dasar Manusia
1.2.1 Kebutuhan Oksigenasi
Meningkatnya frekuensi buang air besar memungkinkan terjadinya
kekurangan cairan dan elektrolit yang berat sehingga menimbulkan
intoleransi metabolisme dalam tubuh dan tubuh menjadi asidosis
metabolic untuk mempertahankan tubuh tetap seimbang maka nafas
menjadi lebih cepat (sesak).
1.2.2 Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Diare mengakibatkan pengeluaran air dan elektrolit berlebih, dengan
adanya hipokalemi, hiponatremi dan sebagainya, meka perlu adanya
koreksi dengan rehidrasi cairan elektrolit secara instan.
1.2.3 Kebutuhan Sirkulasi
Pada keadaan hipovolemia menyebabkan penurunan tekanan darah,
tachycardia sebagai respon untuk meningkatakan perfusi jaringan.
Adanya deklasi kalium dapat menimbulkan disritmia jantung.
1.2.4 Kebutuhan Eliminasi
Peningkatan frekuensi BAB menyebabkan dehidrasi, maka ginjal
menahan Na+ dan air sehingga urin menjadi pekat dan produksinya
menurun.
1.2.5 Kebutuhan Nutrisi
Diare dapat menyebabkan anorexia dan peningkatan rasa haus.
Penurunan berat badan 2% pada diare ringan, 5% pada diare sedang ,dan
8% pada diare berat sebagai akibat menurunya absorbsi usus terhadap
nutrient.
BAB 2
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN