Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN TUSUKAN JARUM ATAU

BENDA TAJAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/4


0
RAHMAH MEDIKA

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDARPROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) terhadap petugas yang tertutusuk jarum dan benda
tajam lainnya(seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau,
PENGERTIAN
skalpel, gunting)ataupun terkontaminasi darah dan cairan
tubuh lainnya.

Melindungi petugas ataupu non medis dari perlukaan dan


TUJUAN tertular penyakit infeksius seperti hepatitis B, Hepatitis C
dan HIV.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika


Nomor : 09/RSUP/SK-DIR/I/2016 Tentang kebijakan
KEBIJAKAN
penyelenggaraan komite Rumah Sakit Jabal Rahmah
Medika
1. PertolonganPertama
a. Petugas segera mencuci bagian yang terpapar dengan
sabun anti septic dan air mengalir.
b. Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membrane

PROSEDUR mukosa.
c. Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada
daerah mata.
2. Penanganan Lanjutan
Segera ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk
penatalaksanaan selanjutnya.
3. Laporan dan Pendokumentasian
a. Segera melaporkan kepada unit dengan mengisi
formulir laporan tertusuk jarum dan benda tajam
lainnya
b. Menentukan status pasien dengan sumber jarum dan
benda tajam (pasien dengan riwayat sakit apa)
c. Menentukan status petugas yang terpapar:apakah
menderita Hepatitis B, apakah pernah mendapat kan
imunisasi Hepatitis B, apakah sedang
hamil/menyusui
d. Jika tidak diketahui sumber paparannya, petugas
yang terpapar diperiksa status HIV, GBV,HCV.
e. Bila status pasien bebas HIV,HBV,HCV dan bukan
dalam masa inkubasi , tidak perlu tindakan khusus
untuk petugas, tetapi bila diragukan dapat dilakukan
konseling.
4. Pemberian profilaksis pasca pajanan
a. Pasca pajanan HIV
1) Apabila status pasien HIV, maka petugas yang
terpapar harus diberikan profilaksis pasca pajanan
berupa obat ARV 4 jam setelah paparan,
maksimal 48-72 jm diberikan selama 28 hari.
2) Tes HIV diulang setelah 6 minggu , 3 bulan dan 6
bulan.
b. Pasca pajanan Hepatitis B
1) Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs
a) Anti HBs (+), titer <10, dilakukan booster
b) Anti HBs (+), titer >10, lakukan observasi
2) Jika belum pernah vaksinasi
a) Segera vaksinasi sesuai standar
b) Cek HbsAg bulan ke 1, bulan ke 3, bulan ke 6
c) Jika HbsAg (+), rujuk ke gastrohepatologi
penyakit dalam untuk penanganan lebih lanjut.
5. Evaluasi pencemaran berdasarkan mode, rute dan
beratnya yang terpapar:
a. Cairan risiko tinggi yang perlu diwaspadai dan dapat
menimbulkan pencemaran adalah : darah, cairan
sperma, sekret vagina, cairan cerebrospinal
b. Cairan tubuh yang tidak menimbulkan pencemaran:
urine, sputum non porulen, ingus, air mata, keringat,
feses.
c. Evaluasi yang terpapar pasien terinfeksi Hepatitis B
dan HIV yang perlu di follow up, dengan indikasi:
1) Tertusuk jarum
2) Terpapar cairan tubuh pada mukosa
3) Terpapar pada kulit yang tidak utuh/bekas luka
4) Terpapar serangga yang bekas menggigit pasien
dengan kasus HIV, Hepatitis B.
6. Kepala unit tempat terjadinya accident (kejadian)
melaporkan kepada K3RS dan komite PPI Rumah sakit
Ibu Dan Anak(RSIA)Al-Ihsan.

PEMERIKSAAN HDL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

4/4
0
RUMAH SAKIT JABAL
RAHMAH MEDIKA
1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Kamar Bersalin
5. Unit Perinatologi
6. Unit Kamar Operasi
7. Laboratorium
8. Unit House Keeping
9. Unit General Affair
10. UPSRS
11. Unit Rekam Medis
12. Unit Farmasi

Anda mungkin juga menyukai