PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2000, sekitar 26,4% penduduk dewasa didunia atau sekitar 972
juta orang menderita hipertensi. Pada tahun 2010, prevalensi hipertensi pada
dewasa usia ≥20 tahun sebanyak 31,1% dengan proporsi 31,9% laki-laki dan
pada tahun 2010 meningkat 5,2% dibandingkan pada tahun 2000 (Mills dkk,
kejadian yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil Riset Kesehatan
pada usia ≥18 tahun berdasarkan pengukuran sebesar 26,5% dan berdasarkan
wawancara sebesar 9,5% (Kemenkes RI, 2013). Temuan ini tentu saja
1
2
pada semua jenis kelamin, usia, tinggi badan (Flynn dkk, 2017). Tekanan
darah dalam rentang antara persentil 90-95 dikenal sebagai prehipertensi dan
hipertensi klinis pada anak dan remaja mencapai 3,5% dan prevalensi tekanan
darah meningkat juga mencapai 2,2-3,5% dengan prevalensi lebih tinggi pada
anak dan remaja dengan overweight dan obesitas (Flynn dkk, 2017). Studi
nasional hipertensi pada remaja 15-17 tahun di Indonesia yaitu 5,3% dengan
diagnosis dini yang akurat masih belum bisa ditekankan sehingga berdampak
tertangani (Ewald dan Haldeman, 2016). Hipertensi pada anak jarang terjadi,
signifikan antara peningkatan tekanan darah pada anak dan remaja dengan
dimulai sejak masa anak-anak. Anak dengan tingkat tekanan darah diatas
persentil 90 memiliki risiko 2,4 kali lebih besar untuk mederita hipertensi
pada usia dewasa. Walaupun hipertensi esensial bukan fakor risiko penyakit
berkembang pada dekade kedua kehidupan atau bahkan lebih cepat (Flynn,
2017).
(Loscalzo, 2010; Falkner 2010). Secara khas, anak yang lebih tua dan remaja
lebih sering menderita hipertensi esensial, sedangkan anak yang lebih kecil
dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (Ewald
menderita hipertensi 7,67 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja tanpa
riwayat hipertensi (Fitriana dkk, 2013). Hal ini sebanding dengan penelitian
akibat kaitan antara aktivitas fisik dengan obesitas (Ewald dan Haldeman,
2016). Hal ini sejalan dengan penelitian Fitriana dkk (2013) yang
risiko 7,86 kali lebih besar, penelitian oleh Anjaswara (2016) yang
aktivitas fisik pada remaja akhir, serta penelitian oleh Mukti (2014) yang
Kepulauan Bangka Belitung sebesar 30,9% dan pada tahun 2007 prevalensi
2007; Kemenkes RI, 2013). Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada
22,5% dan berdasarkan wawancara mencapai 7,8%, lebih rendah dari angka
tahun 2016 setelah sebelumnya menempati urutan kedua setelah ISPA pada
tahun 2014. Pada tahun 2016 sebanyak 2,75% dari total penduduk Kota
Kendari dengan usia ≥18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah
Kota Kendari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kendari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi Institusi