Anda di halaman 1dari 26

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA Commented [H1]: Ganti menjadi pendahuluan


Commented [H2]: Ganti menjadi pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Perbedaan sifat zat cair salah satunya
adalah adanya perbedaan terhadap tingkat kekentaan dari zat cair tersebut.
Viskositas adalah sifat dari suatu fluida yang disebabkan adanya gesekan antar
molekul penyusun fluida dengan gaya kohesi fluida tersebut. Gaya kohesi adalah
gaya internal yang tarik-menarik antar partikel sejenis. Gesekan inilah yang
menghambat aliran fluida tersebut (Qomaruddin dan Prasetiyo, 2015).
Viskositas (kekentalan) sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida (fluida ialah zat yang dapat mengalir, dalam
hal ini zat cair dan zat gas). Dengan kata lain, viskositas ialah gaya gesekan internal
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Apriyanti dan
Fithriyah, 2013).
Mengukur viskositas fluida dengan metode bola jatuh merupakan metode yang
sering digunakan karena sederhana dan mudah memakainya. Prinsip pengukuran
viskositas metode bola jatuh ialah dengan cara mengukur kecepatan bola (pejal)
jatuh di dalam fluida uji. Dengan terlebih dulu diketahui data jari-jari bola, massa
jenis bola, massa jenis cairan dan percepatan gravitasi maka viskositas cairan dapat
dihitung. Mengukur kecepatan bola jatuh biasanya dilakukan dengan cara mencatat
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu (Surtono dan Suciyati,
2013).
1.2 Tujuan Praktikum
Pengukuran viskositas untuk menentukan jari-jari molekul.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan uji.
Kekentalan tak lain adalah sifat cairan yang sangat erat kaitannya dengan hambatan
dari suatu cairan uji dalam mengalir (Estien, 2005).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi
(Febrianto dkk., 2013).
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah
dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Suatu cairan yang mudah
mengalir dan dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah (Bird, 1993).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antar molekul sejenis). Sedangkan dalam
gas, viskositas disebabkan oleh tumbuhan antar molekul. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaiknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo,
2006).
Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara
satu bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk
menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat
memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan renggangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan
karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Cara membedakan zat yang kental

2
dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viscosimeter (Lutfy, 2007).
2.2 Metode Bola Jatuh
Ada beberapa metode dalam menentukan viskositas, salah satu diantaranya
adalah dengan metode bola jatuh. Prinsipnya adalah dengan mengukur kecepatan
bola pejal dalam cairan dan terlebih dahulu menentukan parameter-parameter yang
berhubungan dengan persamaan viskositas (Tissos dkk., 2014)
Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan
menggunakan percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut yang diperlihatkan
pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Gaya yang bekerja pada metode bola jatuh


Gambar 2.1 menunjukkan sistem gaya yang bekerja pada bola kelereng yakni
𝐹𝐴 = gaya Archimedes, 𝐹𝑆 = gaya Stokes, dan 𝑊 = 𝑚𝑔 = gaya berat kelereng
(Ardiansyah, 2017).
Berdasarkan Hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat Archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung
gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan Hukum Stoke yaitu pada saat
kecepatan bola maksimum, terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama
dengan gaya berat Archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan
tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada
regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan
juga disebut laju regangan (D. Young, 2009).

3
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu
hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam
suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola bola
menghadap ke arah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu sama dengan nol
(Sudarjo, 2008).

2.3 Metode Viskometer Ostwald


Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan viskometer Ostwald.
Viskosimeter Ostwald bekerja berdasar selang waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah larutan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler oleh gaya yang
disebabkan oleh berat larutan itu sendiri (Jati dan Rizkiana, 2015).
Desain yang paling umum dari viskometer adalah pipa U dan paling dikenal
sebagai Viskometer Ostwald. Menurut Viswanath dkk, (2007) Viskometer ostwald
terdiri dari dua bola yang berbentuk seperti umbi dan pipa kapiler seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Viskometer Ostwald


Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena
gravitasi melalui Viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).

4
Pada pengukuran viskositas dengan viskometer ostwald, sejumlah tertentu
cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viskometer) dipipet kedalam Commented [H3]: Ganti menjadi sejumlah cairan tertentu

viskometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer


sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan
turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan
dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ
merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan
sebanding dengan berat jenis cairan (Respati, 1981).

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Jumlah
 Viskometer Ostwald 1 buah
 Stopwatch 1 buah
 Gelas ukur 1000 ml 1 buah
 Gelas Kimia 1000 ml 1 buah
 Piknometer 25 ml 1 buah
 Kelereng 2 buah
 Spatula 1 buah
 Bola Hisap 1 buah

3.1.2 Bahan
Jumlah
 Gula Secukupnya Commented [H4]: Emang sampelnya gula? Bukan kecap?

 Aquadest Secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Metode Bola Jatuh
1. Sampel dimasukkan kedalam tabung (gelas ukur).
2. Diukur waktu yang diperlukan oleh larutan dalam tabung tersebut.
Dengan cara menjatuhkan sebuah bola (kelereng) dari permukaan
larutan sampai bola jatuh ke dasar tabung (gelas ukur). Dicatat waktu
yang dibutuhkan oleh larutan tersebut saat bola jatuh dari permukaan
larutan sampai kedasar tabung. Langkah ini diulang tiga kali untuk satu
larutan.

6
3.2.2 Metode Viskometer Ostwald
1. Disiapkan larutan gula dengan konsentrasi 100 g/L, 200 g/L dan Commented [H5]: Sampel kalian gula atau kecap?

300g/L. Masing-masing konsentrasi larutan gula dibuat sebanyak 1000 Commented [H6]: check

ml dan ditempatkan di gelas ukur 1000 ml. Masing-masing sampel


ditentukan densitasnya dengan menggunakan piknometer dan densitas
pelarut (air) sebagai larutan pembanding.
2. Dimasukkan 5 ml larutan kecap ke dalam viskometer Ostwald dengan
menggunakan pipet volume.
3. Diukur waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati dua tanda
yang terdapat pada viskometer atau waktu alirnya. Caranya dengan
menghisap larutan menggunakan bola hisap sampai cairan berada di
atas tanda pada bagian atas viskometer. Kemudian cairan itu dibiarkan
turun, dicatat waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk melewati jarak
antara dua tanda yang terdapat pada viskometer. Langkah ini diulangi
tiga kali untuk satu konsentrasi larutan pada sampel.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.1 Hubungan antara konsentrasi sampel kecap dan pada t/t0 dan d/do
Rata-rata waktu alir Rata-rata waktu alir
Suhu Konsentrasi (s) (t/to) 𝑑
(ᵒC) (g/L) Viskometer Bola Viskometer Bola 𝑑𝑜
ostwald Jatuh ostwald Jatuh
100 12,72 0,42 0,991 1,166 1,091
30 200 22,56 0,53 1,758 1,472 1,104
300 27,73 0,63 2,161 1,75 1,160
100 12,54 0,37 0,977 1,027 1,091
35 200 22,69 0,47 1,765 1,303 1,004
300 27,58 0,53 2,149 1,472 1,160
100 12,26 0,54 0,955 0,944 1,091
40 200 22,52 0,53 1,472 1,472 1,004
300 26,43 05 1,38 1,38 1,160

Tabel 4.2 Hubungan antara konsentrasi sampel larutan Kecap pada µ/µo dan µ
µ
µ/µo
Suhu Konsentrasi (cp)
(ᵒC) (g/L) Viskometer Bola Viskometer Bola
ostwald Jatuh ostwald Jatuh
100 1,081 0,808 0,866 0,5962
30 200 1,549 1,027 1,549 0,7576
300 2,506 1,15 2,007 0,854
100 1,06 0,808 0,785 0,5962
35 200 1,945 1,027 1,434 0,7576
300 2,49 1,15 1,837 0,854

8
100 0,419 0,342 0,6034 0,487
40 200 1,92 1,15 1,266 0,760
300 2,38 1,086 1,5675 0,713

Tabel 4.3 Nilai densitas kelereng, pelarut, dan sampel kecap


Densitas (gram/mL)
Kecap (g/L)
Kelereng Pelarut (air)
100 200 300
3,1281 0,9640 1,0524 1,0608 1,1184

4.2 Pembahasan
Percobaaan ini bertujuan untuk melakukan pengukuran viskositas dalam
menetukan jari-jari molekul. Sampel yang digunakan adalah larutan kecap dengan
konsentrasi berbeda, yakni 100 g/L, 200 g/L dan 300 g/L, dimana suhu yang
digunakan pada ketiga sampel ialah pada suhu 30ᵒC, 35ᵒC, dan 40ᵒC. Pengukuran
viskositas pada percobaan ini menggunakan dua metode, yaitu metode viskometer
ostwald dan metode bola jatuh.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menunjukan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Faktor yang
mempengaruhi viskositas ialah suhu, konsentrasi, larutan, berat molekul terlarut
dan tekanan. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka
viskositasnya akan turun. Sedangkan konsentrasi larutan berbanding lurus dengan
viskositas, suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat terlarut
tiap satuan volume. Tekanan juga mempengaruhi viskositas suatu larutan dimana
semakin tinggi tekanan juga maka viskositas akan naik (Turuan dan Erislah, 2016).
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang
berbeda-beda. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya
tumbukan antar molekul. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul
bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Fluida yang lebih cair akan

9
lebih mudah mengalir. Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan
viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang menyatakan
kekentalan suatu zat lain. Apabila zat cair tidak kental maka koefisiennya sama
dengan nol, sedangkan pada zat cair tidak kental bagian yang menempel di dinding
mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding (Ningrum dan Toifur,2014).
Viskositas dapat ditentukan dengan viskometer dan metode bola jatuh, pipa
kapiler dan rotasi. Viskoometer dengan kapiler membutuhkan jumlah sampel relatif
lebih kecil dari metode lainnya. Viskometer jenis kapiler (microostwald)
membutuhkan sampel berkisar 2 ml. Penetuan viskositas dengan menentukan
waktu alir larutan dalam viskometer, dari tanda batas atas hingga batas bawah.
Penentuan waktu alir larutan dilakukan secara manual menggunakan mata dan
stopwach (Mulyono dkk., 2013).

2.2.1 Metode Viskometer Ostwald


Metode ini ditentukan berdasarkan hukum poisefille menggunakan alat
viskometer ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengalirnya cairan dari pipa A ke pipa B. Cara penggunaan
viskometer ostwald yaitu sejumlah cairan yang akan dihitung viskositasnya
dimasukkan kedalam viskometer ostwald melewati tabung P, lalu dihisap ke tabung
Q sampai melewati tanda a dan biarkan melalu batas, saat melewati tanda batas b
(batas bawah) stopwatch dimatikan. Kemudian dicatat waktu yang diperlukan.
Menurut Apriani dkk., (2013) Untuk menentukan viskositas suatu larutan
menggunakan viskometer ostwald, digunakan persamaan
µ 𝜌 . 𝑡1
= ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (1)
µ2 𝜌 . 𝑡2
Pada percobaan ini adapun pelarut yang digunakan ialah aquadest, dimana
densitas air yang didapat yaitu 0,9640 gram/mL . Berdasarkan percobaan dan
perhitungan yang telah dilakukan untuk menentukan viskositas larutan kecap
menggunakan viskometer ostwald diperoleh hasil pada Gambar 2.1.

10
2.5

1.5
µ

Suhu 30°C
1 Suhu 35°C
0.5 Suhu 40°C

0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)

Gambar 2.1 Hubungan antara konsentrasi terhadap viskositas pada sampel larutan
kecap menggunakan viskometer ostwald

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi


maka nilai viskositasnya akan semakin meningkat. Pada larutan kecap dengan
konsentrasi 100 g/L dengan suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C memiliki nilai viskositas
berturut-turut yaitu 0,866cp; 0,785cp dan 0,24cp. Pada konsentrasi 200 g/L dengan
suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C memiliki nilai viskositas berturut-turut yaitu 1,549cp;
1,434cp dan 1,266cp. Pada konsentrasi 300 g/L dengan suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C
memiliki nilai viskositas berturut-turut yaitu 2,007cp; 1,837cp dan 1,5675cp
dimana viskositas pelarut (µ0) yang digunakan ialah berdasarkan ketetapan
viskositan air menurut C.J Geankoplis (1978).
Berdasarkan nilai viskositas yang diperoleh pada sampel membuktikan
bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi. Menurut Lombanturuan dan
Erislah (2013) konsentrasi larutan berbanding lurus dengan vikositas karena jika
suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang lebih tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut
tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang zat yang terlarut, gesekan antar
partikel semakin tinggi sehingga viskositasnya meningkat. Hal ini juga berpengaruh
terhadap waktu alir larutan, dimana jika viskositasnya tinggi maka waktu alir yang
dibutuhkan juga akan relatif lama.

11
2.2 Metode Bola Jatuh
Viskositas cairan dapat ditentukan dengan metode bola jatuh berdasarkan
hukum stokes. Penetapannya diperlukan bola kelereng dari logam dan alat gelas
silinder berupa tabung. Bola kelereng dengan rapat (ρ) dan jari-jari (r) dijatuhkan
kedalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya. Waktu yang
diperlukan bola untuk jatuh dari ketinggian tertentu melalui cairan kemudian dicatat
waktunya dengan stopwatch (Apriani dkk., 2013).
Suatu benda akan jatuh karena adanya gaya gravitasi melalui medium yang
berviskositas dengan kecepatan semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannya menurut Dogra (1990),yaitu:
µ (𝑑𝑏 − 𝑑) 𝑡
= × ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2)
µ0 (𝑑𝑏 − 𝑑0) 𝑡𝑜
Prinsip-prinsip metode bola jatuh berdasarkan pada hukum stokes, yaitu
mengenai jatuhnya benda melalui zat cair. Benda yang jatuh kedalam fluida akan
mengalami gesekan dengan molekul zat cair tersebut. Gaya gesek dapat
mempengaruhi kecepatan benda dalam medium (Yazid,2015). Pada percobaan
dengan metode bola jatuh ini digunakan sebuah kelereng yang dijatuhkan pda
sebuah gelas ukur yang berisi fluida berupa larutan gula dengan konsentrasi 100
g/L, 200 g/L dan 300 g/L, dan kemudian dicatat waktu yang diperlukan oleh
kelerang untuk jatuh dari permukaan fluida menuju dasar fluida.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hubungan antara
konsentrasi dengan nilai viskositas pada metode bola jatuh seperti pada Gambar 2.2
berikut ini:

12
1.2
1
0.8
0.6 Suhu 30°C
µ

0.4 Suhu 35°C


Suhu 40°C
0.2
0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)

Gambar 2.2 Hubungan antara konsentrasi terhadap viskositas pada sampel larutan
Kecap menggunakan metode bola jatuh
Dari Gambar 2.2 viskositas yang didapatkan berbeda-beda dimana pada
konsentrasi 100 g/L dengan suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C memiliki nilai viskositas
berturut-turut yaitu 0,735cp; 0,5962cp dan 0,487cp. Pada konsentrasi 200 g/L
dengan suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C memiliki nilai viskositas berturut-turut yaitu
0,928cp; 0,7876cp dan 0,760cp. Pada konsentrasi 300 g/L dengan suhu 30˚C, 35˚C,
dan 40˚C memiliki nilai viskositas berturut-turut yaitu 1,103cp; 0,854cp dan
0,713cp, hal ini membuktikan bahwa semakin besar konsentrasi suatu fluida, maka
viskositasnya juga akan meningkat sehingga waktu yang dibutuhkan kelereng untuk
mencapai dasar fluida juga relatif bertambah seiring dengan meningkatnya
konsentrasi. Menurut Lumbatoruan dan Erislah (2013) semakin besar viskositas
fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan
semakin sulit suatu benda untuk bergerak di dalam fluida tersebut.

2.2.3 Jari-jari Molekul


Pengukuran koefisien viskositas menggunakan metode viscometer Ostwald
dan bola jatuh menghasilkan grafik dengan persamaan yang dapat dilihat pada
Gambar 2.6 dan Gambar 2.7

13
3 y = 0.7125x + 0.287
R² = 0.9622 y = 0.715x + 0.4017
2.5 R² = 0.9815
2
µ/µo

1.5 Suhu 30ºc


y = 0.9805x - 0.388
1 R² = 0.9141 Suhu 35ºc
Suhu 40ºc
0.5

0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)

Gambar 2.3 Hubungan µ/µo dengan konsentrasi larutan kecap pada metode
Ostwald
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa semkain besar konsentrasi maka
µ/µo akan semakin besar juga. Pada konsentrasi 100 g/L di peroleh persamaan y =
0.9805x + 0,338. Pada konsentrasi 200 g/L di peroleh persamaan y = 0.715x +
0,4017. Pada konsentrasi 300 g/L di peroleh persamaan y = 0.7125x + 0,287. Dari
persamaan berikut diperoleh nilai jari jari molekul secara berturut-turut yaitu 4,48
× 10-8 ,4,31 × 10-8 , dan 4,03 × 10-8.

1.6 y = 0.171x + 0.653


1.4 R² = 0.9744 y = 0.23x + 0.688
1.2 R² = 0.9999
1
μ/μo

0.8 Suhu 30ºc


y = 0,472x - 0,0847
0.6 Suhu 35ºc
R² = 0,9786
0.4
0.2 Suhu 40ºc
0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)

Gambar 2.4 Hubungan µ/µo dengan konsentrasi larutan kecap pada metode Bola
Jatuh
Dari Gambar 2.7 dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi maka µ/µo
akan semakin besar juga. Pada konsentrasi 100 g/L di peroleh persamaan y = 0.472x

14
+ 0,847. Pada konsentrasi 200 g/L di peroleh persamaan y = 0.23x + 0,688. Pada
konsentrasi 300 g/L di peroleh persamaan y = 0.171x + 0,653. Dari persamaan
berikut diperoleh nilai jari jari molekul secara berturut-turut yaitu 5,69 × 10-8 ,5,46
× 10-8, 2,71 × 10-8.

15
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Konsentrasi larutan berbanding lurus terhadap viskositas, dimana semakin
besar konsentrasi maka viskositasnya semakin besar.
2. Semakin tinggi suhu suatu larutan maka nilai viskositas nya semakin rendah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, D., Gusnedi, dan Yenni, D. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu
Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas
Madu. Jurnal Pillar of Physics. Vol. 2(1): 91-92.
Apriyanti, D. dan Fithriyah, N. H. 2013. Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap
Viskositas Lem Rokok dari Tepung Kentang. Jurnal Konversi. Vol. 2(2):
23-34.
Bird, T. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia.
D. Young, H. 2009. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
Dogra, S. K. 1990. Kimia Dasar : Kimia Fisika dan Soal-soal. Jakarta : Erlangga.
Eisten, Y. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Febrianto, T., Sukiswo, S. dan Sunarno. Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan
Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physics
Journal. Vol. 2(1): 30-34.
Jati, B. M. E. dan Rizkiana, A. P. 2015. Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam
dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum
Poisson. Jurnal Fisika Indonesia. Vol. 19(57): 43-47
Lumbantoruan, P. dan Yulianti, E. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas
Minyak Pelumas (oli). Jurnal Sainmatika. Vol. 13(2): 26-34.
Lutfy, S. 2007. Fisika Dasar I. Jakarta : Erlangga.
Mulyono, T., Adrian, S dan Neran. 2013. Desain Viuskometer Kapiler
Terkomputerasi (The Disign of Computerized Cappliary
Viscometer).Jurnal Sain dan Teknologi Kimia.4(2):169-173.
Ningrum,K dan M.,Toifur.2014.Penentuan Viskositas Larutan Guls Menggunakan
Metode Vessel Terhubung viskometer berbasis Video Based Laboratory
dangan Software Tracker.JHRKFE UAD.1(2):57-59.
Qomaruddin dan Prasetiyo. 2015. Rancang Bangun Alat Ukur Viskositas Oli Motor
Bebek 4 Tak Menggunakan Laser. Prosiding LINOF. Vol. 1(1): 1-8
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
Sarojo dan Ganijanti, A. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba

17
Teknika.
Sudarjo, R. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Inderalaya : Universitas
Sriwijaya.
Surtono, A. dan Suciyati, S. W. 2013. Sistem Pengukur Kecepatan pada Viskometer
Bola Jatuh Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535. Proseding SATEK.
Vol. 1(1): 1-10.
Tissos, N. P, Yulkifli dan Zulhendri, K. 2014. Pembuatan Sistem Pengukuran
Viskositas Fluida secara Digital Menggunakan Sensor Efek Hall
UGN3503 Berbasis Arduino UNO328. Jurnal Sainstek. Vol. 6(1): 71-83.
Viswanath, D., Ghosh, T., Prasad, D., Dutt, N. dan Rani, K. 2007. Viscosity of
Liquids. Netherland : Springer.
Yazid,A.2005.Kimia Fisika.Jakarta:Rineka Cipta.

18
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel A.1 Waktu Alir Pelarut (air) pada Metode Viskometer Ostwald dan Bola
jatuh
Viskometer Ostwald Bola Jatuh
t1 t2 t3 t̅ (s) t1 t2 t3 t̅ (s)
13,2 13,22 12,07 12,83 0,4 0,4 0,4 0,367

Tabel A.2 Waktu Alir Sampel Gula pada Bola Jatuh


Suhu Konsentrasi Waktu (s)
(°c) (%) Viskometer Ostwald Bola jatuh
100 13,37 12,66 12,13 0,4 0,35 0,5
30°c 200 23 22 22,7 0,5 0,5 0,6
300 27 27,7 28,5 0,6 0,6 0,7
100 12,72 12,75 12,15 0,33 0,4 0,4
35°c 200 23,70 22,22 22,15 0,5 0,4 0,5
300 27,42 28,20 27,12 0,6 0,5 0,5
100 12,35 12,33 12,12 0,37 0,35 0,30
40°c 200 23,13 22,27 22,17 0,6 0,4 0,5
300 26,70 26,36 26,25 0,5 0,6 0,4

Tabel A.3 Nilai massa kelereng, jari-jari dan densitas kelereng


Massa Piknometer+Massa sampel
Konsentrasi(g/L)
(gram)
100 54,83
200 53,39
300 54,83
Massa Piknometer Kosong 26,87

19
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Menghitung densitas kecap


(Massa Piknometer + massa sampel)-(Massa Piknometer kosong)
ρ=
Volume Piknometer
(62,56-26,87)gram
=
25 ml

= 1.4236 gram/ml

B.2 Menghitung densitas aquadest


(Massa Piknometer+massa Aquadest)-(Massa Piknometer kosong)
ρ=
Volume Piknometer
(50,97-26,87)gram
=
25 ml
= 0,9640 gram/ml

B.3 Menghitung densitas kelereng


𝑚
𝜌=
𝑉
5,18 gram
=4
×π×r
3

5,18 gram
=4
3
× 3,14 × (0,735 cm)3
= 3,12 gram/cm3

B.4 Menghitung Koefisien Viskositas (µ/µ0) pada Kecap dengan metode


viskometer ostwald
Berdasarkan ketapan vikositas pelarut (air) atau menurut J.C Geankoplis suhu
30⁰C, maka digunakan µ0 = 0,08007 cp
μ t d
= x
μ˳ t˳ d˳

20
t d
µ = μ˳ x
t˳ d˳

B.4.1 Pada Suhu 30°c


B.4.1.1 Konsentrasi 100 g/L
12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp

B.4.1.2 Konsentrasi 200 g/L


12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml

= 0,866 cp Commented [H7]: kenapa bisa sama nilainya untuk setiap


konsentrasi sedangkan grafik yang anda buat semakin bertambah
B.4.1.3 Konsentrasi 300 g/L konsentrasi maka viskositas semakin tinggi

12,723 s 1,0524 g/ml


µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp

B.4.1 Pada Suhu 35°c


B.4.1.1 Konsentrasi 100 g/L
12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp Commented [H8]: Tolong check secara keseluruhan!

B.4.1.2 Konsentrasi 200 g/L


12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp Commented [H9]: cek

B.4.1.3 Konsentrasi 300 g/L


12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp

21
B.4.1 Pada Suhu 40°c
B.4.1.1 Konsentrasi 100 g/L
12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp Commented [H10]: asal copast

B.4.1.2 Konsentrasi 200 g/L


12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp
B.4.1.3 Konsentrasi 300 g/L
12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp Commented [H11]: kok bisa gini ya? Asal copas aja ya?

B.5 Menghitung koefisien viskositas (µ/µ0) pada sunlight dengan metode Bola
Jatuh
𝜇 𝑑𝑏 − 𝑑 𝑡
= ×
𝜇˳ 𝑑𝑏 − 𝑑˳ 𝑡˳
𝑑𝑏 − 𝑑 𝑡
µ = 𝜇˳ ×
𝑑𝑏 − 𝑑˳ 𝑡˳

B.5.1 Pada Suhu 30°c


B.5.1.1 Konsentrasi 100 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp
B.5.1.2 Konsentrasi 200 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp Commented [H12]: Kok sama lagi? Tolong dibuat betul betul
sebelum kirim ke aku
B.5.1.3 Konsentrasi 300 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp
B.5.1 Pada Suhu 35%

22
B.5.1.1 Konsentrasi 100 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp Commented [H13]: cek

B.5.1.2 Konsentrasi 200 (g/L)


3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp 3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml × 12,84 s

= 0,735 cp Commented [H14]: cek

B.5.1.3 Konsentrasi 300 (g/L)


3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp Commented [H15]: ceck

B.5.1 Pada Suhu 35°c


B.5.1.1 Konsentrasi 100 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp Commented [H16]: ceck

B.5.1.2 Konsentrasi 200 (g/L)


3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s

= 0,735 cp
B.5.1.3 Konsentrasi 300 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp 3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml × 12,84 s

= 0,735 cp
B.6 Menghitung jari-jari molekul larutan kecap berdasarkan persamaan linear
viskositas sampel

23
3 y = 0.7125x + 0.287
R² = 0.9622 y = 0.715x + 0.4017
2.5 R² = 0.9815
2
µ/µo

1.5 Suhu 30ºc


y = 0.9805x - 0.388
1 R² = 0.9141 Suhu 35ºc
Suhu 40ºc
0.5

0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)

Gambar 6.1 Perbandingtan antaran konsentrasi Larutan kecap dengan nilai


menggunakan Viskometer Ostwald
a.Konsentrasi 100 g/L
y=0,805x-0,388 Commented [H17]: ini persamaan yang mana? Tidak tertera
pada grafik
3 slope Commented [H18]: apa ni? Buat yang jelas
𝑟=√
6,3 x 1021

3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021

=4,48 x10-8
b.Konsentrasi 200 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope Commented [H19]: check
𝑟=√
6,3 x 1021

3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021

=4,48 x10-8
c.Konsentrasi 300 g/L
y=0,805x-0,388 Commented [H20]: ngasal buat ya? Yang penting siap?

3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021

3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021

=4,48 x10-8

24
B.7 Menghitung jari-jari molekul larutan kecap berdasarkan persamaan linear
viskositas sampel
3 y = 0.7125x + 0.287
R² = 0.9622 y = 0.715x + 0.4017
2.5 R² = 0.9815
2
µ/µo

1.5 Suhu 30ºc


y = 0.9805x - 0.388
1 R² = 0.9141 Suhu 35ºc
Suhu 40ºc
0.5

0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)

Gambar 6.2 Perbandingtan antara konsentrasi larutan kecap dengan nilai


menggunakan Bola Jatuh
a.Konsentrasi 100 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021

3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021

=4,48 x10-8
b.Konsentrasi 200 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021

3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021

=4,48 x10-8
c.Konsentrasi 300 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021

25
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021

=4,48 x10-8

26

Anda mungkin juga menyukai