1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan uji.
Kekentalan tak lain adalah sifat cairan yang sangat erat kaitannya dengan hambatan
dari suatu cairan uji dalam mengalir (Estien, 2005).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi
(Febrianto dkk., 2013).
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah
dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Suatu cairan yang mudah
mengalir dan dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah (Bird, 1993).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antar molekul sejenis). Sedangkan dalam
gas, viskositas disebabkan oleh tumbuhan antar molekul. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaiknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo,
2006).
Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara
satu bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk
menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat
memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan renggangan pada benda padat.
Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan
karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Cara membedakan zat yang kental
2
dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viscosimeter (Lutfy, 2007).
2.2 Metode Bola Jatuh
Ada beberapa metode dalam menentukan viskositas, salah satu diantaranya
adalah dengan metode bola jatuh. Prinsipnya adalah dengan mengukur kecepatan
bola pejal dalam cairan dan terlebih dahulu menentukan parameter-parameter yang
berhubungan dengan persamaan viskositas (Tissos dkk., 2014)
Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan
menggunakan percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut yang diperlihatkan
pada Gambar 2.1 berikut.
3
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu
hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam
suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola bola
menghadap ke arah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu sama dengan nol
(Sudarjo, 2008).
4
Pada pengukuran viskositas dengan viskometer ostwald, sejumlah tertentu
cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viskometer) dipipet kedalam Commented [H3]: Ganti menjadi sejumlah cairan tertentu
5
BAB III
METODOLOGI
3.1.2 Bahan
Jumlah
Gula Secukupnya Commented [H4]: Emang sampelnya gula? Bukan kecap?
Aquadest Secukupnya
6
3.2.2 Metode Viskometer Ostwald
1. Disiapkan larutan gula dengan konsentrasi 100 g/L, 200 g/L dan Commented [H5]: Sampel kalian gula atau kecap?
300g/L. Masing-masing konsentrasi larutan gula dibuat sebanyak 1000 Commented [H6]: check
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2 Hubungan antara konsentrasi sampel larutan Kecap pada µ/µo dan µ
µ
µ/µo
Suhu Konsentrasi (cp)
(ᵒC) (g/L) Viskometer Bola Viskometer Bola
ostwald Jatuh ostwald Jatuh
100 1,081 0,808 0,866 0,5962
30 200 1,549 1,027 1,549 0,7576
300 2,506 1,15 2,007 0,854
100 1,06 0,808 0,785 0,5962
35 200 1,945 1,027 1,434 0,7576
300 2,49 1,15 1,837 0,854
8
100 0,419 0,342 0,6034 0,487
40 200 1,92 1,15 1,266 0,760
300 2,38 1,086 1,5675 0,713
4.2 Pembahasan
Percobaaan ini bertujuan untuk melakukan pengukuran viskositas dalam
menetukan jari-jari molekul. Sampel yang digunakan adalah larutan kecap dengan
konsentrasi berbeda, yakni 100 g/L, 200 g/L dan 300 g/L, dimana suhu yang
digunakan pada ketiga sampel ialah pada suhu 30ᵒC, 35ᵒC, dan 40ᵒC. Pengukuran
viskositas pada percobaan ini menggunakan dua metode, yaitu metode viskometer
ostwald dan metode bola jatuh.
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menunjukan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Faktor yang
mempengaruhi viskositas ialah suhu, konsentrasi, larutan, berat molekul terlarut
dan tekanan. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka
viskositasnya akan turun. Sedangkan konsentrasi larutan berbanding lurus dengan
viskositas, suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat terlarut
tiap satuan volume. Tekanan juga mempengaruhi viskositas suatu larutan dimana
semakin tinggi tekanan juga maka viskositas akan naik (Turuan dan Erislah, 2016).
Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang
berbeda-beda. Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya
tumbukan antar molekul. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul
bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Fluida yang lebih cair akan
9
lebih mudah mengalir. Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan
viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang menyatakan
kekentalan suatu zat lain. Apabila zat cair tidak kental maka koefisiennya sama
dengan nol, sedangkan pada zat cair tidak kental bagian yang menempel di dinding
mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding (Ningrum dan Toifur,2014).
Viskositas dapat ditentukan dengan viskometer dan metode bola jatuh, pipa
kapiler dan rotasi. Viskoometer dengan kapiler membutuhkan jumlah sampel relatif
lebih kecil dari metode lainnya. Viskometer jenis kapiler (microostwald)
membutuhkan sampel berkisar 2 ml. Penetuan viskositas dengan menentukan
waktu alir larutan dalam viskometer, dari tanda batas atas hingga batas bawah.
Penentuan waktu alir larutan dilakukan secara manual menggunakan mata dan
stopwach (Mulyono dkk., 2013).
10
2.5
1.5
µ
Suhu 30°C
1 Suhu 35°C
0.5 Suhu 40°C
0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)
Gambar 2.1 Hubungan antara konsentrasi terhadap viskositas pada sampel larutan
kecap menggunakan viskometer ostwald
11
2.2 Metode Bola Jatuh
Viskositas cairan dapat ditentukan dengan metode bola jatuh berdasarkan
hukum stokes. Penetapannya diperlukan bola kelereng dari logam dan alat gelas
silinder berupa tabung. Bola kelereng dengan rapat (ρ) dan jari-jari (r) dijatuhkan
kedalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya. Waktu yang
diperlukan bola untuk jatuh dari ketinggian tertentu melalui cairan kemudian dicatat
waktunya dengan stopwatch (Apriani dkk., 2013).
Suatu benda akan jatuh karena adanya gaya gravitasi melalui medium yang
berviskositas dengan kecepatan semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannya menurut Dogra (1990),yaitu:
µ (𝑑𝑏 − 𝑑) 𝑡
= × ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2)
µ0 (𝑑𝑏 − 𝑑0) 𝑡𝑜
Prinsip-prinsip metode bola jatuh berdasarkan pada hukum stokes, yaitu
mengenai jatuhnya benda melalui zat cair. Benda yang jatuh kedalam fluida akan
mengalami gesekan dengan molekul zat cair tersebut. Gaya gesek dapat
mempengaruhi kecepatan benda dalam medium (Yazid,2015). Pada percobaan
dengan metode bola jatuh ini digunakan sebuah kelereng yang dijatuhkan pda
sebuah gelas ukur yang berisi fluida berupa larutan gula dengan konsentrasi 100
g/L, 200 g/L dan 300 g/L, dan kemudian dicatat waktu yang diperlukan oleh
kelerang untuk jatuh dari permukaan fluida menuju dasar fluida.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hubungan antara
konsentrasi dengan nilai viskositas pada metode bola jatuh seperti pada Gambar 2.2
berikut ini:
12
1.2
1
0.8
0.6 Suhu 30°C
µ
Gambar 2.2 Hubungan antara konsentrasi terhadap viskositas pada sampel larutan
Kecap menggunakan metode bola jatuh
Dari Gambar 2.2 viskositas yang didapatkan berbeda-beda dimana pada
konsentrasi 100 g/L dengan suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C memiliki nilai viskositas
berturut-turut yaitu 0,735cp; 0,5962cp dan 0,487cp. Pada konsentrasi 200 g/L
dengan suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C memiliki nilai viskositas berturut-turut yaitu
0,928cp; 0,7876cp dan 0,760cp. Pada konsentrasi 300 g/L dengan suhu 30˚C, 35˚C,
dan 40˚C memiliki nilai viskositas berturut-turut yaitu 1,103cp; 0,854cp dan
0,713cp, hal ini membuktikan bahwa semakin besar konsentrasi suatu fluida, maka
viskositasnya juga akan meningkat sehingga waktu yang dibutuhkan kelereng untuk
mencapai dasar fluida juga relatif bertambah seiring dengan meningkatnya
konsentrasi. Menurut Lumbatoruan dan Erislah (2013) semakin besar viskositas
fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan
semakin sulit suatu benda untuk bergerak di dalam fluida tersebut.
13
3 y = 0.7125x + 0.287
R² = 0.9622 y = 0.715x + 0.4017
2.5 R² = 0.9815
2
µ/µo
0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)
Gambar 2.3 Hubungan µ/µo dengan konsentrasi larutan kecap pada metode
Ostwald
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa semkain besar konsentrasi maka
µ/µo akan semakin besar juga. Pada konsentrasi 100 g/L di peroleh persamaan y =
0.9805x + 0,338. Pada konsentrasi 200 g/L di peroleh persamaan y = 0.715x +
0,4017. Pada konsentrasi 300 g/L di peroleh persamaan y = 0.7125x + 0,287. Dari
persamaan berikut diperoleh nilai jari jari molekul secara berturut-turut yaitu 4,48
× 10-8 ,4,31 × 10-8 , dan 4,03 × 10-8.
Gambar 2.4 Hubungan µ/µo dengan konsentrasi larutan kecap pada metode Bola
Jatuh
Dari Gambar 2.7 dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi maka µ/µo
akan semakin besar juga. Pada konsentrasi 100 g/L di peroleh persamaan y = 0.472x
14
+ 0,847. Pada konsentrasi 200 g/L di peroleh persamaan y = 0.23x + 0,688. Pada
konsentrasi 300 g/L di peroleh persamaan y = 0.171x + 0,653. Dari persamaan
berikut diperoleh nilai jari jari molekul secara berturut-turut yaitu 5,69 × 10-8 ,5,46
× 10-8, 2,71 × 10-8.
15
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Konsentrasi larutan berbanding lurus terhadap viskositas, dimana semakin
besar konsentrasi maka viskositasnya semakin besar.
2. Semakin tinggi suhu suatu larutan maka nilai viskositas nya semakin rendah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, D., Gusnedi, dan Yenni, D. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu
Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas
Madu. Jurnal Pillar of Physics. Vol. 2(1): 91-92.
Apriyanti, D. dan Fithriyah, N. H. 2013. Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap
Viskositas Lem Rokok dari Tepung Kentang. Jurnal Konversi. Vol. 2(2):
23-34.
Bird, T. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia.
D. Young, H. 2009. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
Dogra, S. K. 1990. Kimia Dasar : Kimia Fisika dan Soal-soal. Jakarta : Erlangga.
Eisten, Y. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Febrianto, T., Sukiswo, S. dan Sunarno. Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan
Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis Mikrokontroler. Unnes Physics
Journal. Vol. 2(1): 30-34.
Jati, B. M. E. dan Rizkiana, A. P. 2015. Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam
dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum
Poisson. Jurnal Fisika Indonesia. Vol. 19(57): 43-47
Lumbantoruan, P. dan Yulianti, E. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas
Minyak Pelumas (oli). Jurnal Sainmatika. Vol. 13(2): 26-34.
Lutfy, S. 2007. Fisika Dasar I. Jakarta : Erlangga.
Mulyono, T., Adrian, S dan Neran. 2013. Desain Viuskometer Kapiler
Terkomputerasi (The Disign of Computerized Cappliary
Viscometer).Jurnal Sain dan Teknologi Kimia.4(2):169-173.
Ningrum,K dan M.,Toifur.2014.Penentuan Viskositas Larutan Guls Menggunakan
Metode Vessel Terhubung viskometer berbasis Video Based Laboratory
dangan Software Tracker.JHRKFE UAD.1(2):57-59.
Qomaruddin dan Prasetiyo. 2015. Rancang Bangun Alat Ukur Viskositas Oli Motor
Bebek 4 Tak Menggunakan Laser. Prosiding LINOF. Vol. 1(1): 1-8
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
Sarojo dan Ganijanti, A. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba
17
Teknika.
Sudarjo, R. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Inderalaya : Universitas
Sriwijaya.
Surtono, A. dan Suciyati, S. W. 2013. Sistem Pengukur Kecepatan pada Viskometer
Bola Jatuh Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535. Proseding SATEK.
Vol. 1(1): 1-10.
Tissos, N. P, Yulkifli dan Zulhendri, K. 2014. Pembuatan Sistem Pengukuran
Viskositas Fluida secara Digital Menggunakan Sensor Efek Hall
UGN3503 Berbasis Arduino UNO328. Jurnal Sainstek. Vol. 6(1): 71-83.
Viswanath, D., Ghosh, T., Prasad, D., Dutt, N. dan Rani, K. 2007. Viscosity of
Liquids. Netherland : Springer.
Yazid,A.2005.Kimia Fisika.Jakarta:Rineka Cipta.
18
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel A.1 Waktu Alir Pelarut (air) pada Metode Viskometer Ostwald dan Bola
jatuh
Viskometer Ostwald Bola Jatuh
t1 t2 t3 t̅ (s) t1 t2 t3 t̅ (s)
13,2 13,22 12,07 12,83 0,4 0,4 0,4 0,367
19
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
= 1.4236 gram/ml
5,18 gram
=4
3
× 3,14 × (0,735 cm)3
= 3,12 gram/cm3
20
t d
µ = μ˳ x
t˳ d˳
21
B.4.1 Pada Suhu 40°c
B.4.1.1 Konsentrasi 100 g/L
12,723 s 1,0524 g/ml
µ = 0,08007 cp ×
12,84s 0,9640 g/ml
= 0,866 cp Commented [H10]: asal copast
B.5 Menghitung koefisien viskositas (µ/µ0) pada sunlight dengan metode Bola
Jatuh
𝜇 𝑑𝑏 − 𝑑 𝑡
= ×
𝜇˳ 𝑑𝑏 − 𝑑˳ 𝑡˳
𝑑𝑏 − 𝑑 𝑡
µ = 𝜇˳ ×
𝑑𝑏 − 𝑑˳ 𝑡˳
= 0,735 cp
B.5.1.2 Konsentrasi 200 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s
= 0,735 cp Commented [H12]: Kok sama lagi? Tolong dibuat betul betul
sebelum kirim ke aku
B.5.1.3 Konsentrasi 300 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s
= 0,735 cp
B.5.1 Pada Suhu 35%
22
B.5.1.1 Konsentrasi 100 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp ×
3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml 12,84 s
= 0,735 cp
B.5.1.3 Konsentrasi 300 (g/L)
3,1281 g/ml - 1,4236 g/ml 12,72 s
µ = 0.08007 cp 3,1281 g/ml – 0,9640 g/ml × 12,84 s
= 0,735 cp
B.6 Menghitung jari-jari molekul larutan kecap berdasarkan persamaan linear
viskositas sampel
23
3 y = 0.7125x + 0.287
R² = 0.9622 y = 0.715x + 0.4017
2.5 R² = 0.9815
2
µ/µo
0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021
=4,48 x10-8
b.Konsentrasi 200 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope Commented [H19]: check
𝑟=√
6,3 x 1021
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021
=4,48 x10-8
c.Konsentrasi 300 g/L
y=0,805x-0,388 Commented [H20]: ngasal buat ya? Yang penting siap?
3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021
=4,48 x10-8
24
B.7 Menghitung jari-jari molekul larutan kecap berdasarkan persamaan linear
viskositas sampel
3 y = 0.7125x + 0.287
R² = 0.9622 y = 0.715x + 0.4017
2.5 R² = 0.9815
2
µ/µo
0
100 200 300
Konsentrasi (g/L)
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021
=4,48 x10-8
b.Konsentrasi 200 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021
=4,48 x10-8
c.Konsentrasi 300 g/L
y=0,805x-0,388
3 slope
𝑟=√
6,3 x 1021
25
3 0,9805
𝑟=√
6,3 x 1021
=4,48 x10-8
26