Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN PENYAKIT DIFTERI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SAIFUL ANWAR MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SAIFUL ANWAR MALANG
2017-2018

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN PENYAKIT DIFTERI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh :

1.Nindar Oktavian
2.Indra Nurviadatul
3.Rida Khairul Nisa
4.Liyon Galra Saputra

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan PENATALAKSANAAN PENYAKIT DIFTERI

di Ruang 24C di RSUD Dr. Syaiful Anwar Malang

Nama Kelompok :
1.Nindar Oktavian
2.Indra Nurviadatul
3.Rida Khairul Nisa
4.Liyon Galra Saputra

Telah Disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Rumah Sakit

NPP. NIP.

3
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Difteri
Pokok Bahasan: Penatalaksanaan Penyakit Difteri
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Ruang 24c IRNA 1 RSSA Malang
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Mei 2019
Waktu : 09.00 – 09.30
Penyuluh : penatalaksanaan Penyakit Difteri

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pada akhir penyuluhan, diharapkan semua peserta penyuluhan mengerti
dan memahami difteri dan cara mengatasi penularan, pencegahan dan
cara mengobati
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
1) Memahami tentang pengertian difteri
2) Mengenal tentang penyebab difteri
3) Mengenal tentang tanda dan gejalanya
4) Mengetahui tentang cara penatalaksanaannya
Sub Pokok Bahasan
1) Pengertian difteri?
2) Penyebab difteri?
3) Tanda dan gejala difteri?
4) Penatalaksanaan difteri?
5) Pencegahan difteri?

B. Kegiatan Penyuluhan

4
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan
1 3 mnt Pembukaan :

1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri, dan menjelaskan topik
penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan tentang pencegahan
dan penanganan difteri
4. Mendengarkan dan memperhatikan

5. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh


penyaji
2 15 mnt Penyajian :
1. Pengertian difteri?
2. Penyebab difteri?
3. Tanda dan gejala difteri?
4. Penatalaksanaan difteri?
5. Pencegahan difteri?
1. Memberi kesempatan untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan
3. Mendengarkan dan memperhatikan

4. Mengajukan pertanyaan bila kurang


mengerti.
3 5 mnt Penutup :

1. Melakukan evaluasi dengan memberikan


pertanyaan
2. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya kembali jika kurang jelas
4. Mengucapkan salam penutup.

5. Memperhatikan dan menjawab pertanyaan

5
C. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Moderator
: Peserta penyuluhan
: Pemateri

D. Media Penyuluhan
1. Media
Leaflet dan LCD
2. Sarana
Ruang penyuluhan, meja dan kursi
E. Pengorganisasian
Moderator : Liyon Galra Saputra
Penyaji : Indra Nurviadatul
Observer : Rida Khoirul Nisa
Fasilitator : Nindar Oktavian

F. Metoda
1. Ceramah
2. Tanya jawab

6
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Peserta ( anggota keluarga pasien ) hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 25 IRNA 1 RSSA
Malang
 Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias dengan materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan tanpa ada
urusan penting
 Peserta mengajukan pertanyaan dan memahami pertanyaan dengan
baik
3. Evaluasi Hasil
 Peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang:
1) Pengertian difteri
2) Penyebab difteri
3) Tanda dan gejala difteri
4) Penatalaksanaan difteri
5) Penularan difteri
 Peserta penyuluhan memberikan pertanyaan tentang
difteripermasalahan yang di alami serta cara mengatasi.

MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN

7
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphetheria merangsang saluran pernafasan.
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular
( contagious disease). Penyakit ini disebabkan olaeh bakteri
Corynebacterium diphetheria yaitu kuman yang menyerang saluran
pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring ( bagian antara hidung dan
faring atau tenggorokan) dan laring.

2. PENYEBAB
Disebabkan oleh corynebakterium diptheriae , bakteri gram positif
yang bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Pewarna
sediaan langsung dengan biru metilen atau biru toluidin. Basil ini dapat
ditemukan dengan sediaan langsung dari lesi. Sifat basil polimorf , gram
positif, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, mati pada pemanasan 60
0C selama 10 menit, tahan sampai bebera[pa minggu dalam es, air susu, dan
lender yang telah mongering.

3. PENULARAN
Penyakit difteri menular melalui tetes udara atau percikan ludah
yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk atau bersin. Selain itu, dari
jari – jari, handuk, dan susu yang terkontaminasi juga bisa menularkan
penyakit difteri kepada orang lain.Penularan juga dapat terjadi melalui
tissue/ sapu tangan atau gelas bekas minum penderita atau menyentuh luka
penderita.

4. MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum yang timbul berupa :


a. Demam tinggi
b. Lesu dan lemah

8
c. Pucat
d. Anoreksia
e. pusing

Gejala khas yang menyertai:


a. Nyeri menelan
b. Sesak nafas
c. Serak
d. Kelenjar getah bening di leher atau leher membengkak
e. Selaput berwarna putih
Tanda dan gejalanya umumnya muncul 2 – 5 hari setelah terinfeksi, namun
mungkin juga baru muncul 10 hari kemudian.

6. KOMPLIKASI
a) Nafas berhenti atau apnea
b) Neuritis
Neuritis merupakan peradangan pada saraf
c) Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan atau inflamasi pada miokardium
d) Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi
kuman umumnya bakteri streptococcus
e) Paralisis
Kelumpuhan (paralisis) adalah hilangnya gerakan sukarela (fungsi
motorik).
Sehingga hampir setiap satu dari sepuluh orang yang menderita penyakit
difteri akan meninggal karenanya.
Anak –anak yang berumur kurang dari 5 tahun sangat beresiko tertular
penyakit difteri demikian pula mereka yang tinggal dilingkungan padat
penduduk atau lingkungan yang kurang bersih dan juga mereka yang kurang
gizi dan tidak diimunisasi DPT.

7. PENCEGAHAN
Seorang dapat terinfeksi oleh difteri, tetapi kerentanan terhadap infeksi
bergantung dari pernah tidaknya ia terinfeksi oleh difteri dan pada juga
kekebalannya. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kebal akan mendapatkan
kekebalan pasif, tetapi tak akan lebih dari 6 bulan dan pada umur 1 tahun
kekebalannya habis sama sekali. Seseorang yang sembuh dari penyakit

9
difteri tidak selalu mempunyai kekebalan abadi. Paling baik adalah
kekebalan yang didapat secara aktif dengan imunisasi.
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan
tetanus dan pertusis ( DPT ) sebanyak tiga kali sejak bayi berumur 2 bulan
dengan selang penyuntikan satu dua bulan. Pemberian imunisasi akan
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus
dalam waktu bersamaan . Efek samping yang mungkin akan timbul adalah
demam, nyeri, dan bengkak pada permukaan kulit, dan mengatakannya
cukup diberikan obat penurun panas.
Pencegahan penyakit difteri adalah dengan memberikan imunisai DPT
( difteri pertusis tetanus) saat anak berumur 2, 4, 6, 18 bulan dan 5 tahun.
Sedangkan pada usia 10 tahun sampai 18 tahun diberikan imunisasi TT
( Toxoid Tetanus ) saja. Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak
yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam
kompleks. Juga tidak boleh diberikan pada anak batuk yang diduga mungkin
sedang menderita batuk rejan. Bila pada suntikan DPT pertama terjadi
reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikutnya jangan diberikan
DPT lagi melainkan DT saja ( tanpa P )

10
DAFTAR HADIR PESERTA PENCEGAHAN PENYAKIT DIFTERI DI
RUANG 25 IRNA 1 RSUD DR SAIFUL ANWAR
MALANG

NO NAMA TTD
1. 1. 2.
2.
3. 3. 4.
4.
5. 5. 6.
6.
7. 7. 8.
8.
9. 9. 10.
10.
11. 11. 12.
12.
13. 13. 14.
14.
15. 15. 16.
16.
17. 17. 18.
18.
19. 19. 20.
20.

Mengetahui, Malang 2017

Pembimbing Praktek Ketua Kelompok

………………………… ………………………

11

Anda mungkin juga menyukai