Abstract
This study was conducted to prove whether the level of business risk and financial risk from
family firm significant lower than the average of the consumer goods industry Listed in
Indonesia Stock Exchange. This study uses secondary data, financial reports companies
listed on the Stock Exchange in the period 2010-2014. Data was collected using
documentation method. The sampling technique using purposive sampling method, the
number of samples i this study were 8 family companies . The result showed that there no
significant difference between DOL, DFL, DER, DAR, current ratio, quick ratio, cash ratio
from family companies and average of consumer goods industry that Listed in Indonesia
Stock Exchange in 2010-2014.
Keywords : Business Risk, Financial Risk, Family Firm
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan
dari perusahaan keluarga signifikan lebih rendah dari rata-rata industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder, laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek pada periode 2010-2014. Data
dikumpulkan menggunakan metode dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian ini adalah 8 perusahaan keluarga. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara DOL, DFL, DER,
DAR, current ratio, quick ratio, rasio kas dari perusahaan keluarga dan rata-rata industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
Kata kunci: Risiko Bisnis, Risiko Keuangan, Perusahaan Keluarga
keluarga yang cenderung memiliki
I. PENDAHULUAN risiko yang tinggi untuk pailit di masa
1. Latar Belakang Masalah depan.
Penelitian terbaru menunjukkan
Perusahaan keluarga merupakan bahwa perusahaan keluarga telah
perusahaan yang telah menguasai 80%-98% melalukan suksesi dan tata kelola
bisnis di dunia (PT. Bank Mandiri TBK, perusahaan dengan baik. Halim (2013)
2012). Biro Pusat Statistik mencatat, dan juga penelitian Lienardo, Mustamu,
perusahaan keluarga Indonesia merupakan & Wijaya (2014) yang menunjukkan
perusahaan swasta yang memiliki kontribusi bahwa suksesi kepemimpinan
yang besar terhadap PDB, yaitu mencapai perusahaan keluarga telah berjalan
82,44% (PT. Bank Mandiri TBK, 2012). Hal dengan baik. Sedangkan penelitian lain
ini membuktikan bahwa perusahaan keluarga mengenai tata kelola perusahaan
merupakan perusahaan yang vital dan penting keluarga oleh Octavia dan Praptiningsih
bagi perekonomian, dan terutama pada (2014) menunjukkan bahwa tata kelola
perekonomian Indonesia. perusahaan keluarga yang ditelitinya
Fenomena lain juga terjadi di telah menerapkan tata kelola
Indonesia dimana terdapat sektor perusahaan perusahaan (GCG atau Good Corporate
yang mengalami pertumbuhan yang sangat Governance) yang baik.
cepat dalam beberapa tahun ini, yaitu sektor Penelitian tersebut menunjukkan
manufaktur pada tahun 2013 sebesar 6,1% secara suksesi dan tata kelola
dan 5,49% pada awal semester 2014 perusahaan keluarga telah berjalan
(Antaranews.com, 2014). Daya tahan sektor dengan baik. Penelitian ini dilakukan
manufaktur terutama ditopang oleh sektor untuk melihat risiko perusahaan
barang konsumsi yang tumbuh 28% dan keluarga dari segi lainnya, yaitu risiko
kinerja sektor barang konsumsi juga kebih bisnis dan risiko keuangan. Menurut
tinggi dari dua sektor lain yang menjadi Sugiarto (2012) dalam UMN (2012),
bagian dari indeks manufaktur (Indonesia perusahaan keluarga cenderung
Finance Today, 2014). Selain bertumbuh menghindari risiko dibandingkan
dengan pesat, industri barang konsumsi dengan non-keluarga serta umumnya
sangat diminati oleh investor asing maupun perusahaan keluarga akan cenderung
domestik dikarenakan populasi Indonesia lebih fokus pada keberlanjutan
yang besar. Alasan lain investor untuk perusahaan dalam jangka panjang
berinvestasi juga dikarenakan oleh daripada mendapatkan keuntungan
pertumbuhan daya beli masyarakat yang jangka pendek (Mandl, 2008). Teori ini
meningkat dengan pesat serta saham industri mengindikasikan bahwa risiko bisnis
barang konsumsi yang telah terbukti mampu dan keuangan perusahaan keluarga
bertahan terhadap tekanan krisis (Purborini, seharusnya lebih rendah daripada
2011) perusahaan umum.
Perusahaan keluarga sendiri selama Risiko keuangan menunjukan
ini dianggap memiliki gaya manajemen kelas bahwa sejauh mana aktiva perusahaan
dua dibandingkan dengan perusahaan bukan telah dibiayai oleh penggunaan utang.
keluarga (The Jakarta Consulting Group, Tingkat leverage yang stagholder atau
2014), kenyataannya banyak perusahaan (kreditor) sering memperhatikan
keluarga yang berhasil. Disamping besarnya resiko perusahaan dengan
banyaknya perusahaan keluarga yang sukses, penggunaan utang yang tinggi sehingga
perusahaan keluarga yang gagal juga tidak akan diharapkan pada kewajiban yang
sedikit. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya tinggi pula. Pada saat kondisi
suksesi jabatan maupun tata kelola yang perusahaan rugi/ pada saat laba yang
cenderung bermasalah akibat benturan tidak terlalu tinggi, maka kreditor akan
dengan anggota keluarga itu sendiri, sehingga dihadapkan pada resiko
seringkali investor ragu untuk ketidakmampuan perusahaan dalam
menginvestasikan uangnya pada perusahaan membayar utangnya. Oleh karena itu,
manager perusahaan dengan rasio leverage II. METODE PENELITIAN DAN
yang tinggi akan cenderung melakukan PEMBAHASAN
managemen laba. (Muhammadinah, 2016) Penelitian ini menggunakan
Risiko bisnis diukur melalui rasio jenis penelitian komparatif. Menurut
DOL, sedangkan risiko keuangan diukur Saputra dan Kharlina (2012), penelitian
melalui rasio DFL, DER, DAR, rasio lancar, komparatif adalah suatu penelitian yang
rasio cepat, dan rasio kas. Untuk melihat baik bersifat membandingkan. Jenis data
tidaknya risiko perusahaan maka digunakan dalam penelitian ini merupakan data
rata-rata industri barang konsumsi sebagai interval, yaitu skala pengukuran yang
tolak ukur. Hal inilah yang menyebabkan memberikan jarak rentang yang sama
peneliti ingin melakukan “Analisis Risiko dari satu titik awal yang tidak tetap
Bisnis dan Risiko Keuangan Perusahaan (Priadana & Muis, 2009). Data interval
Keluarga Sektor Industri Barang Konsumsi” penelitian ini merupakan data laporan
keuangan yang telah dipublikasikan
2. Rumusan masalah oleh perusahaan keluarga industri
1. Bagaimanakah tingkat risiko bisnis barang konsumsi yang terdaftar di BEI
perusahaan keluarga sektor industri barang pada tahun 2010-2014. Sumber data
konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun yang digunakan dalam penelitian ini
2010-2014 dibandingkan dengan rata-rata adalah data sekunder yang diperoleh
industri barang konsumsi yang diproyeksikan dari laporan keuangan perusahaan
melalui DOL? keluarga industri barang konsumsi yang
2. Bagaimanakah tingkat risiko keuangan terdaftar di BEI
perusahaan keluarga sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 1. Metode Pengumpulan Data
2010-2014 dibandingkan dengan rata-rata Metode pengumpulan data yang
industri barang konsumsi yang diproyeksikan digunakan adalah dokumentasi yaitu
melalui DFL, DER, DAR, rasio lancar, rasio pengumpulan data yang didapat dari
cepat, dan rasio kas. dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain
yang sudah didokumentasikan dan
3. Tujuan penelitian metode ini relatif mudah untuk
1. Menganalisis tingkat risiko bisnis dilakukan dan sumber datanya tetap
perusahaan keluarga sektor industri barang (Djaelani, 2013). Data yang
konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun dikumpulkan berupa data perusahaan
2010-2014 yang diproyeksikan melalui DOL industri barang konsumsi yang terdaftar
2. Menganalisis tingkat risiko keuangan di BEI serta laporan keuangan
perusahaan keluarga sektor industri barang perusahaan keluarga industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun konsumsi.
2010-2014 yang diproyeksikan melalui DFL, 2. Populasi dan Sampel
DER, DAR, rasio lancar, rasio cepat, dan Populasi adalah sekelompok
rasio. elemen baik itu individual, obyek, atau
peristiwa yang menjadi target
4. Manfaat Penelitian generalisasi yang ditetapkan peneliti
1. Mengetahui tingkat risiko bisnis untuk dipelajari dan ditarik
perusahaan keluarga sektor industri barang kesimpulannya (Hamdi, 2014).
konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun Populasi penelitian ini adalah semua
2010-2014 yang diproyeksikan melalui DOL perusahaan industri barang konsumsi
2. Mengetahui tingkat risiko keuangan yang terdaftar di BEI.
perusahaan keluarga sektor industri barang Sampel sendiri merupakan bagian dari
konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun populasi (Hamdi, 2014). Sampel
2010-2014 yang diproyeksikan melalui DFL, penelitian ini adalah seluruh perusahaan
DER, DAR, rasio lancar, rasio cepat, dan perusahaan keluarga industri barang
rasio. konsumsi yang terdaftar di BEI pada
tahun 2010-2014.
3. Teknik Sampling jangka panjang yang menimbulkan
Teknik sampling yang digunakan biaya tetap ( utang dan saham preferen).
nonprobability sampling dengan Makin tinggi tingkat leverage
menggunakan teknik purposive sampling. keuangan, makin tinggi risiko
Nonprobability sampling merupakan sampel keuangannya (Mardiyanto, 2009).
yang dipilih secara arbitrer oleh peneliti Risiko keuangan diukur dengan rasio
(Kuncoro, 2009), sedangkan purposive DFL, DER, DAR, lancar, cepat dan
sampling merupakan suatu sampling dimana rasio kas.
pemilihan elemen-elemen untuk menjadi
anggota sampel berdasarkan pada 5. Analisis Data
pertimbangan yang tak acak, biasanya sangat Uji Normalitas
subjektif (Supranto, 2007). Kriteria pemilihan Uji untuk mengetahui ada tidaknya
sampling perusahaan industri konsumsi dalam variabel residual dalam bentuk normal
penelitian ini adalah: didalam regresi. Uji t memiliki asumsi
1. Memiliki laporan keuangan yang lengkap bahwa nilai residual mengikuti
pada tahun 2010-2014 distribusi normal. Untuk menguji
2. Terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014 normalitas data digunakan analisis
3. Merupakan perusahaan yang memiliki statistik uji Kolmogrov Smirnov
kepemilikan keluarga, yaitu perusahaan yang (Riandi & Siregar, 2011)
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh dewan Dasar pengambilan keputusan:
komisaris atau dewan direksi perusahaan itu a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
sendiri (Harijono & Tanewski, 2012) dan data terdistribusi normal
memiliki nama belakang yang sama pada b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka
jajaran dewan komisaris atau dewan direksi data tidak terdistribusi secara normal
(Machek, Kolouchova, & Hnilica, 2015)
Uji Homogenitas
4. Definisi Operasional Variabel dan Uji homogenitas adalah pengujian
Pengukuran Variabel varian dan digunakan untuk mengetahui
Definisi operasional merupakan apakah kedua kelompok sampel
definisi konstruktif dengan mengurangi mempunyai varian yang sama atau tidak
tingkat abstraksi melalui penggambaran (Hamdi & Bahruddin, 2014)
dimensi dan elemen sehingga dapat diukur Dasar pengambilan keputusan:
(Sekaran & Bougie, 2009). a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka
Variabel penelitian merupakan segala data homogen
sesuatu yang berbentuk apa saja yang b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari data tidak homogen
sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Uji Beda
(Lusiana, Andriyani, & Megasari, 2015) Uji beda yang digunakan dalam
Variabel penelitian ini adalah: penelitian ini adalah Independent
A. Risiko Bisnis: merupakan risiko yang Sample t-test yang bertujuan untuk
berkaitan dengan ketidakpastian dari mengetahui apakah terdapat suatu
keputusan investasi suatu perusahaan di masa perbedaan mean atau rata-rata yang
mendatang dan diukur melalui simpangan bermakna antara 2 kelompok bebas
baku dari laba sebelum bunga dan pajak atau yang berskala data interval/rasio nilai
disebut EBIT. Faktor yang mempengaruhi tertentu (Hidayat, 2012). Penggunaan
risiko bisnis adalah leverage operasinya, uji ini dapat digunakan apabila data
dimana semakin tinggi tingkat leverage penelitian terbukti terdistribusi normal
operasi makin tinggi risiko bisnisnya melalui uji normalitas. Apabila
(Mardiyanto, 2009). Risiko bisnis diukur diketahui dari uji normalitas bahwa data
dengan rasio DOL penelitian tidak terdistribusi secara
B. Risiko Keuangan: merupakan risiko yang normal, maka digunakan uji
timbul akibat penggunaan sumber dana nonparametrik Mann Whitney. Setelah
terbukti data berdistribusi secara normal,
maka dilakukan uji homogenitas yang
digunakan untuk melihat apakah data
memiliki varian yang sama atau tidak.
Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ha
ditolak
b. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ha
diterima
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan melihat
tingkat signifikansi yang ada. Hasil uji
normalitas data sebagai berikut:
Tabel 1
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LANCA CEPA
DOL DFL DER DAR R T KAS
N 175 175 175 175 175 175 175
.
Normal Mean 6.6365 .2893 .8883 .4855 2.3832 1.4377 5946
Paramete Std. .
rsa,b Deviation 73.267 64.487 1.2137 . 1.7057 1.2275 7190
14 43 7 44805 8 8
7
Most
Extreme Absolute .440 .433 .243 .285 .197 .154 .212
Differenc
es Positive .440 .388 .202 .285 .197 .154 .212
Negative -.395 -.433 -.243 -.211 -.156 -.138 -.204
Test
Statistic .440 .433 .243 .285 .197 .154 .212
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .000c .000c .000c .000c .000c .000c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors
Significance Correction.
Uji Homogenitas
Tabel 2
Uji Homogenitas