Anda di halaman 1dari 24

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki salah satu masalah yangsangat
penting yaitu ledakan penduduk. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana. Keluarga berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (UU
No.10,1992). Menurut WHO (World Healt Organitation) keluarga berencana
adalahtindakan yang membantu individu atau pasangan suami-isteri untuk
mengaturinterval diantara kelahiran, menentukan jumlah anak dalam keluarga,
sertamendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
Pemilihan kontrasepsi yang digunakan oleh wanita perlumempertimbangkan
pengaruh metode tersebut terhadap fungsi reproduksi sekaligus kesejahteraan
umum.Salah satu alasan penghentian atau bergantikontrasepsi adalah efek samping yang
dirasakan.Sampai saat ini tidak adasatupun alat kontrasepsi yang bebas dari kegagalan,
efek samping sertakomplikasi (Hartanto, 2004).Proporsi akseptor Keluarga Berencana
yang memakai kontrasepsi hormonallebih banyak mengemukakan masalah kesehatan dari
pada peserta KB non-hormonal. Masalah kesehatan yang banyak dialami oleh pengguna
kontrasepsi hormonal yaitu obesitas, tulang rapuh, sakit kepala, jerawat, kulit
berminyak,tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, resistensi insulin, sembelit, perut
kembung,haid tidak teratur, penurunan sistem imun, serangan jantung (jarang terjadi)
danpertumbuhan tumor payudara (jarang terjadi).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi ?
2. Bagaimana pengobatan kontrasepsi?
3. Bagaimana interaksi obat kontrasepsi dengan obat lain?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kontrasepsi.
2. Untum mengetahui pengobatan kontrasepsi.
3. Untuk mengetahui interaksi obat kontrasepsi dengan obat lan.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kontrasepsi
Kontasepsi berasal dari kata kontra yaitu mencegah dan konsepsi yang berarti
penemuaanantara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau mencegah penemuan sel
telur dan sel sperma. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sel sperma laki-
laki mencapai dan membuahi sel telur wanita atau mencegah sel telur yang telah dibuahi
untuk berimplantasi dan berkembang didalam Rahim. Kontasepsi dapat bersifat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang bersifat reversible adalah metode
kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan kembali untuk memiliki anak. Sedangkan metode kontasepsi
permanen atau sterilisasi adalah metode kontasepsi yang tidak dapat mengembalikan
kesuburan karena telah melibatkan tindakan operasi.

o Prinsip kerja kontrasepsi


Prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel telur dan sel sperma.
Ada tiga cara untuk mencapai tujuan ini, baik yang bekerja sendiri maupun
bersamaan. Pertama adalah menekan keluarnya sel telur (ovulasi), kedua menahan
masuknya sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum dan ketiga
adalah menghalangi nidasi. Contoh pertama adalah kontrasepsi hormonal steroid, baik
pil, suntikan maupun implant. Contoh kedua terdiri atas kondom, mangkok vagina,
spermisida, dan ligasi tuba dan vas deferens. Khusus diterapkan pada laki-laki adalah
sanggama terputus dan vasektomi, dimana pada kedua cara tersebut, sperma tersebut
tidak pernah mencapai saluran kelamin wanita. Contoh ketiga adalah IUD atau
AKDR. Cara kontrasepsi tersebut mempunyai efektifitas yang berbeda-beda dalam
memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Namun perlu
diingat adanya 3 azas kontrsasepsi, yaitu:
a. Cara apapun yang dipakai lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali
b. Cara terbaik hasilnya (efektifitas) adalah cara yang digunakan oleh pasangan
dengan terus-menerus.
c. Penerimaan pasangan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting untuk
berhasilnya suatu cara kontrasepsi.

2
o Tujuan Kontrasepsi
a. Untuk menunda kehamilan
b. Untuk menjarangkan kehamilan
c. Untuk menghentikan kehamilan / mengakhiri kehamilan / kesuburan.

2.2 Pengobatan Kontrasepsi


2.2.1 Farmakologi
1. Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif
dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad,2008). Kontrasepsi
hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron memberikan umpan
balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap folikel dan proses ovulasi(Manuaba, 2010).
Berbagai pabrik farmasi telah memasarkan pil KB dengan kelebihan dan
kekurangannya, sehingga dapat memilih sesuai keberadaan wanita itu.Pada setiap pil
terdapat perbandingan kekuatan estrogenic (lebih dominan estrogen) atau
progesterogenik (dominan progesteron) melalui penilaian patrun menstruasi. Sifat khas
kontrasepsi hormonal adalah sebagai berikut:
a. Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan
bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi,
menimbulkan perlunakan serviks.
b. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, akne (jerawat), kulit dan
rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama
kering (Manuaba, 2010).
Jenis kontrasepsi hormonal yaitu pil KB, suntik KB dan susuk KB. Kontrasepsi
hormonal yang sering digunakan adalah kombinasi estrogen sintetik seperti etinil
estradiol dengan progesteron sintetik seperti noretindron yangterdapat pada
kontrasepsi oral.Progestin saja dapat digunakan untuk kontrasepsi,walaupun obat ini
lebih efektif bila dikombinasikan dengan estrogen seperti pada kontrasepsi suntik
(Ganong, 2003). Metode kontrasepsi pada dasarnya bekerja mencegah sel sperma laki-
laki mencapai dan membuahi sel telur wanita (fertilisasi) atau mencegah sel telur yang
sudah dibuahi (zigot) untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.

3
1. Kontrasepsi pil
Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium.
Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga
menekan releasing factors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral
bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo
pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual,muntah, payudara membesar, dan terasa
nyeri (Hartanto, 2002).
a. Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon
aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis
hormon bervariasi.
3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
b. Cara kerja pil KB
Cara kerja pil KB menurut Saifuddin (2010) yaitu:
1) Menekan ovulasi
2) Mencegah implantasi
3) Mengentalkan lendir serviks
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akanterganggu.
c. Efek Samping pil KB
Efek samping KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu: Amenorhea,Perdarahan
haid yang berat, Perdarahan diantara siklus haid, Depresi, Kenaikan berat badan,
Mual dan muntah, Perubahan libido, Hipertensi, Jerawat, Nyeri tekan payudara,
Pusing, Sakit kepala, Perubahan lemak, Infeksi pernafasan
d. Kontraindikasi
Kontraindikasi kontrasepsi oral adalah kehamilan, penyakit kardio dan
serebrovaskular, penyakit hati, tumor ganas saluran kelamin dan payudara, sakit

4
kepala berat, umur lebih dari 40 tahun, perokok berat, hipertensi (>160/90mmHg),
diabetes melitus, perdarahan vagina, menyusui (Siswosudarmo dkk, 2001).
e. Keuntungan dan kerugian
Keuntungan memakai pil KB adalah bila minum pil sesuai denganaturan
dijamin berhasil 100%, mudah digunakan, mengur angi rasa sakitpada waktu
menstruasi, mengurangi infeksi panggul serta mengurangiresiko kanker ovarium
(Saifuddin, 2003).
Kerugian pil KB adalah Mahal dan membosankan karena harus
menggunakannya setiap hari, Mual terutama pada 3 bulan pertama, Perdarahan
bercak, Pusing, Nyeri payudara, Berat badan naik, Meningkatkan tekanan darah,
retensi cairan sehingga resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena
dalam sedikit meningkat. Pada usia>35 tahun dan merokok perlu hati-hati
(Saifuddin, 2003).
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegahan kehamilan yang pemakaiannya
dilakukan dengan jalan penyuntikan obat tersebut pada ibu yang subur.
a. Mekanisme kerja
Mekanisme kontrasepsi dalam pencegahan kehamilan yaitu :
1. Menekan ovulasi
Kadar progestin di dalam sirkulasi cukup tinggi sehingga kadar FSH (follicle
stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) menurun dan tidak terjadi
lonjakan LH, maka tidak akan terjadi lonjakan folikel dan produksi sel telurakan
berkurang sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan kecil (Hartanto, 2004).
2. Membuat lendir serviks kental sehingga penetrasi sperma terganggu
Kontrasepsi suntik progestin bekerja menghambat terjadinya pembuahan dengan
cara menghalangi naiknya sperma ke dalam kavum uteri dengan membuat lendir
servik menjadi kental sehingga sperma tidak mampu untuk menembus servik dan
pembuahan tidak akan terjadi (Siswosudarmo dkk,2001).
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) dan selaput rahim tipis
Hormon progesteron mengganggu perubahan fisiologis endometrium sehingga
mengganggu proses nidasi (proses menempelnya hasil pertemuan antara sperma
dan sel telur di dalam rahim), endometrium menjadi kurang layak atau kurang

5
baik untuk proses implantasi (proses ovum menempel pada lapisan endometrium)
dari ovum yang telah dibuahi (Siswosudarmodkk, 2001).
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Kontrasepsi suntik progestin menyebabkan perubahan peristaltik tuba falopi
sehingga pergerakan gamet dihambat dan konsepsi (pertemuan antara sel telur
dan sperma) akan dihambat maka kemungkinan terjadinya pembuahan kecil
(Hartanto, 2004).
b. Jenis kontrasepsi yang beredar di Indonesia :
1. DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat), mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
2. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200mg
noretisteron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
3. Cyclofem, yang mengandung 25 mg depo medroksi asetat dan 5 mg estradiol
sipionat yang diberikan injeksi intramuskular sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
c. Indikasi
Kontrasepsi suntik dapat diberikan pada wanita yang sedang menyusui,bahkan
terdapat banyak bukti mengatakan bahwa kontrasepsi suntik menaikkan volume
ASI dan memperpanjang masa laktasi.Jumlah hormon yang terekskresi lewat ASI
sangat kecil (Siswosudarmo dkk, 2001).
d. Kontraindikasi
Kontraindikasi pemakai kontrasepsi suntik antara lain kehamilan,penyakit hati,
tumor hati, penyakit kuning, hipertensi (> 160/90 mmHg),kelainan tromboembolik,
penyakit kardiovaskular, pedarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya, tumor
payudara, kanker genital, diabetes dan hiperlipidemia. Pada wanita yang sedang
dalam pengobatan rifampisin atau fenitoin, keefektifan KB suntik menurun
(Siswosudarmo dkk, 2001).
e. Efek samping
1. Gangguan siklus haid
Gangguan siklus haid bisa disebabkan ketidakseimbangan hormon sehingga
endometrium mengalami perubahan histologi.
2. Keputihan Penyebabnya yaitu efek progesteron merubah flora dan pH vagina,
sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.

6
3. Pertambahan berat badan
Biasanya disebabkan hormon progesteron yang menyebabkan nafsu makan
bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, selain itu dengan mudah terjadi
perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak di bawah kulit
akan bertambah (Glasier et al, 2005).
f. Keuntungan dan kerugian
Keuntungan menggunakan suntikan KB adalah pemberiannya sederhana setiap 8
sampai 12 minggu, tingkat efektivitasnya tinggi,pengawasan medis ringan, dapat
dipakai atau diberikan pasca persalinan,pasca keguguran, atau pasca menstruasi,
tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi. Kerugian
suntikan KB adalah pendarahan tidak menentu, terjadi amenorea (tidak datang
bulan)berkepanjangan, masih terjadi kemungkinan hamil.
3. Kontrasepsi implant
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari
sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani,
2010:116).
Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang pemakaiannya yaitu dengan cara
memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh
petugas kesehatan. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit,
sehingga mencegah kehamilan (Proverawati, 2009:51).
a. Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
1. Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
2. Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

b. Cara Kerja
Cara kerja implant menurut Saifuddin (2006:MK:54) adalah sebagai berikut:

7
1) Mengentalkan lendir serviks.
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus
serviks.Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar
untuk penetrasi sperma.
2) Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol dan akhirnya menyebabkan atrofi.Perubahan ini dapat
mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi.Meskipun demikian, tidak ada
bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implant.
3) Mengurangi transportasi sprema.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
4) Menekan ovulasi.
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan luteinizing hormone
(LH).Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan LH, baik pada
hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
c. Indikasi
Indikasi Implant menurut Varney (2004:485) adalah sebagai berikut:
1) Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam minggu masa
nifas).
2) Wanita pasca keguguran.
3) Wanita usia reproduksi.
4) Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat
penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen.
5) Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal meminum pil atau
enggan melakukan manipulasi yang diperlukan pada metode sawar.
6) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemia bulan sabit.
7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
8) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.

8
9) Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (mis. Wanita yang
masa usianya suburnya telah berakhir, tetapi tidak menginginkan strelisasi).
10) Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.
d. Kontraindikasi
Kontra indikasi menurut Noviawati Setya (2009:139) antara lain:
1) Hamil atau diduga hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara atau riwayat
kanker payudara.
4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5) Menderita mioma uterus dan kanker payudara.
6) Penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus.
7) Penyakit tromboemboli.
8) Gangguan toleransi glukosa.
e. Efek samping
Menurut Handayani (2010:114) efek samping implant yaitu: Amenorea,
Perdarahan bercak (spotting) ringan, ekspulasi, Infeksi pada daerah insersi, Berat
badan naik / turun.
f. Keuntungan
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5. Bebas dari pengaruh estrogen.
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7. Tidak mengganggu ASI.
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
g. Kerugian
Kerugian implant menurut Anggraini (2011:200) antara lain:
1. Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit Menular Seksual,
termasuk AIDS.

9
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
3. Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
4. Dapat mempengaruhi baik penurunan maupun kenaikan berat badan.

2.2.2 Non Farmakologi


1. Kontrasepsi Teknik
Kontrasepsi ini merupakan kontrasepsi tanpa alat dan bisa dibilang tidak mudah,
kontrasepsi teknik pada dasarnya merupakan suatu teknik untuk mencegah
kehamilan.
 Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan
biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi,
organisme berulang atau terlambat menarik penis keluar.
Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi.
Meskipun keefektifan metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan
kontrol yang baik dari pria. Metoda ini mengurangi kepuasan pasangan. Meskipun
ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang juga mengandung
sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi.
Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama
terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100
perempuan per tahun). Dan efektivitasnya akan jauh menurun jika sperma dalam
24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
a. Cara Kerja
Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak masuk ke dalam vagina
dan kehamilan dapat dicegah.
b. Keuntungan
1) Alamiah
2) Efektif bila dilakukan dengan benar
3) Tidak mengganggu produksi ASI
4) Tak ada efek samping
5) Dapat dikombinasikan dengan berbagai metode KB alamiah yang lain

10
6) Tidak butuh biaya dan persiapan khusus
c. Kerugian
1) Efektivitas tergantung kesediaan pasangan melakukan senggama terputus
2) Efektivitas menurun bila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi melekat pada
penis
3) Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual
d. Efek Samping
Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologist, kejiwaan seperti
neurasteni, keluhan prostate.
 Sistem kalender (pantang berkala)
Tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan
pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu
bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor
kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid
tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
Masa subur yang disebut “Fase Ovulasi” mulai 48 jam sebelum ovulasi dan
berakhir 27 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, wanita tersebut
berada dalam masa tidak subur.
Keuntungan dari sistem kalender ini yaitu tidak ada efek samping dan gratis.
Sedangkan kerugian dari sistem kalender ini yaitu gagal karena salah menghitung
masa subur, siklus haid tidak teratur
 Prolonged lactation (Menyusui)
Selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan
menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya
menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
Sepanjang sejarah para wanita mengetahui bahwa kemungkinan untuk menjadi
hamil lebih kecil apabila mereka menyusui anaknya segera setelah melahirkan.
Menyusui secara eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang
cukup efektif,selama ibu belum mendapat haid, dan waktunya kurang dari 6 bulan
pascapersalinan.Efektivitasnya dapat mencapai 98 %. Hal ini dapat efektif bila ibu
menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi; ibu
belum mendapat haid, dan atau dalam 6 bulan pasca persalinan.

11
Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemia dan prolaktin menekan adanya
ovulasi. Tetapi ovulasi pada suatu saat akan terjadi dan dapat mendahului haid
pertama sehinggaapabila hanya mengandalkan pemberian ASI saja dapat
memberikan resiko kehamilan untuk itu dapat dipertimbangan pemakaian
kontrasepsi lain.

2. Kontrasepsi Mekanik
Kontrasepsi mekanik adalah kontrasepsi dalam bentuk alat yang bisa digunakan
untuk mencegah kehamilan dengan cara mencegah masuknya sperma ke dalam
rahim.
 Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis selama hubungan seksual. Prinsip kerja
kondom adalah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris
dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu
berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5
mm dan panjang lebih kurang 19mm. Kondom dilapisi dengan pelicin yang
bersifat spermatisid.
Keuntungan kondom selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit
kelamin, dapat juga sebagai kontrasepsi. Kekurangannya ialah adakalanya
pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai
peghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Kegagalan memakai
kondom ialah bocor atau koyaknya alat tersebut atau tumpahnya seperma akibat
tidak dikeluarkannya penis setelah terjadiejakulasi. Efek samping penggunaan
kondom tidak ada, kecuali ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet.
Efektivitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian
dalam penggunaannya. Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal
berikut :
1) Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.

12
2) Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria
yang tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu.
3) Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma.
Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya, keluarkanlah
udara terlebih dahulu sebelum kondom dipasang.
4) Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk
mencegah terjadinya robekan.
5) Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi
dantahanlah kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagina,
supaya sperma tidak tumpah.
 Femindom
Alat ini seperti kondom, tapi dipakai oleh perempuan. Bentuknya seperti topi
yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Fungsinya
sama dengan kondom laki-laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan
fleksibel sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa dipakai
beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual. Berbentuk silinder,
panjangnya 17 cm dan diameter sekitar 7 cm.
 Spermatisida
Spermatisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non
oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.
Bentuknya : Aerosol (busa), tablet vaginal, suppositoria, dan krim
Efek Samping : Menyebabkan alergi
Cara kerja : Spermisida menyebabkan sel membran sperma terpecah,
memperlambat gerakan sperma, dan menurunkan kemampuan sperma untuk
membuahi sel telur.
 Vaginal Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila
dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat
kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas

13
80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama,
atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam) setelah senggama.
Dewasa ini diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk
mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari
logamtipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang
tergulungsebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per. Diafragma dimasukkan
kedalam vagina sebelum koitus untuk menjagasperma tidak masuk ke uterus.
Untuk memperkuat efek diafragma, obat spermatisida dimasukkan ke dalam
mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya.
Jenisnya : Flat spring (flat metal band), coil spring ( coiled wire), arching spring
(kombinasi metal spring)
Cara Kerja : menaham sperma agar tidak mendapat akses mencapai alat reproduksi
bagian atas (uterus & tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Diafragma vaginal sering dianjurkan dalam hal:
1) Keadaan dimana tidak tersedia cara lebih baik.
2) Jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak
dibutuhkan perlindungan terus menerus
3) Jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk
sementara waktu oleh karena sesuatu sebab.
 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Device)
AKDR atau IUD bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang
terbaik.Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.
Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun
kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat
menggunakan sarana kontrasepsi ini.Karena itu, setiap calon pemakai AKDR
perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
a. Mekanisme Kerja
1) Menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan
leukosityang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.
2) Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR seringkali dijumpai pula
sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
3) Pemadatan endometriosis oleh lekosit.

14
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
5) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, dengan membuat
spermasulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan spermauntuk fertilisasi
b. Kontraindikasi
Relatif :
1) Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
2) Insufisiensi serviks uteri
3) Uterus dengan parut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea,
enukleasimioma dan sebagainya
4) Kelainan yang jinak serviks uteri seperti erosio porsiones uteri
Mutlak :
1) Kehamilan
2) Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis
3) Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
4) Adanya metroragia yag belum disembuhkan
c. Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi :
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
1) Haid lebih lama dan banyak
2) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
3) Saat haid lebih sakit
d. Keuntungan
1) Keuntungan Sangat efektif 0,9-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka
panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun.
2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
3) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman
karena rasa aman terhadap risiko kehamilan.
4) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui,
tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI

15
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
6) Dapat digunakan sampai menopause
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
8) Membantu mencegah kehamilan ektopik
9) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
e. Kekurangan
Bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa
menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.

 Jenis alat kontrasepsi dalam rahim / IUD yang sering digunakan di Indonesia antara
lain :
1) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6
cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2
atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu
standar, small (kecil), dan mini.
4) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loopterdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C

16
berukuran 30mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loopmempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
spiral jenis ini ialah bilaterjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

2.3 Interaksi Obat


Sejumlah obat yang diberikan bersamaan dengan pil mengurangi keamanannya
dengan jalan induksi enzim (mikrosomal hati) hingga hormon-hormon dalam pil
dipercepat penguraiannya. Hal ini terutama berlaku bagi pil sub-50. Karena itu, risiko
akan perdarahan break-through(perdarahan antara dua periode menstruasi) dan spotting
(perdarahan ringan berupa bercak-bercak) juga lebih besar.
1. Inteaksi Obat Kontrasepsi Dengan Antelmintik.
Sebuah studi pada 25 wanita dengan penyakit schistosomiasis aktif tanpa tanda-
tanda penyakit hati, penggunaan obat kontrasepsi bersamaan dengan
antischistosomal memiliki efek pada kadar plasma steroid dari obat kontrasepsi
oral, selain itu studi lain terdapat bukti bahwa wanita dengan schistosomiasis aktif
tanpa tanda-tanda penyakit hari dapat meningkatkan resiko kerusakan hati saat
menggunakan obat kontrasepsi.
2. Interaksi Obat Kontrasepsi Dengan Antibakteri (sepalosporin)
Beberapa kasus kegagalan dari kombinasi obat kontrasepsi oral telah dilaporkan
saat penggunzaan bersamaan dengan cefalexin, cefalexin dan clindamisin dan
sefalosporin lain. Interaksi yang terjadi dari mulai ringan sampai sangat
berbahaya.Mekanisme interaksi yang terjadi adalah penurunan bakteri di saluran
intestinal akan menghasilkan penurunan resirkulasi enterohepatic dari
ethinylestradiol danmenurunkan kadarnya dalam serum.
3. Interaksi Obat Kontrasepsi Dengan Obat yang Meningkatkan Metabolisme dan
Klirens.
Penggunaan obat kontrasepsi kurang dapat diandalkan selama penggunaan
barbiturate dan fenitoin.Studi terkontrol menunjukan bahwa fenitoin dan
fenobarbital dapat mengurangi tingkat steroid dari kontrasepsi.Mekanisme interaksi
yang terjadi adalah meningkatkan metabolisme dan kliren obat kontrasepsi dari

17
tubuh, sehingga mengurangi efek obat kontrasepsi, dan dalam beberapa kasus,
memungkinkan terjadinya ovulasi.
4. Interaksi Obat Kontrasepsi Dengan Penghambat Enzim Sulfontransferase
Penggunaan etoricoxib dapat meningkatkan kadar etinilestradiol 50% sampai 60%
dan meningkatkan kadar estrogen terkonjugasi di HRT.Hal ini terjadi dikarenakan
terjadinya penghambatan sulfotranferase.
5. Interaksi Obat Kontrasepsi Dengan Inhibitor CYP3A4
Seorang wanita yang menggunakan kombinasi obat kontrasepsi oral dengan
nefazodone mengalami peningkatan efek samping obat kontrasepsi. Hal ini
dikarenakan terjadinya inhibisi enzim CYP3A4
6. Interaksi Obat Kontrasepsi (Medroxyprogesteron atau Megestrol) dengan
Aminoglutethimide.
Penggunaan aminoglutethimide 250 mg empat kali sehari dapat mengurangi tingkat
medroxyprogesteron atau magestrol 160 mg setiap hari pada wanita
pascamenopause.Interaksi mungkin terjadi karena aminoglutethimide menginduksi
enzim, meningkatkan metabolism progesteron, dan menurunkan efek dari kedua
obat

18
 Interaksi Obat KB

OBAT A OBAT B MEKANISME


Efek antikoagulan dapat berkurang.
Antikoagulan digunakan untuk
mengencerkan darah dan mencegah
pembekuan.
Antikoagulan
Akibatnya darah akan membeku walaupun
pasien menggunakan antikoagulan.
Antikoagulan yg palig sering dipai adalah
Coumadin.
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya
ririko hamil meningkat sampai 25 kali,
kecuali kalau digunakan metode kontrasepsi
lain. Perdarahan merupakan simptom
kemungkinan adanya interaksi.
Antikonvulsan Efek antikonvulsif dapat berkurang.
Antikonvulsan digunakan untuk
PIL KB
mengendalikan kejang seperti ayan.
Akibatnya kejang tak terkendali dengan
baik. Dilantin adalah antikonvulsan yg
paling banyak digunakan.
Efek antidepresan dapat meningkat atau
berkurang. Antidepresan digunakan untuk
mengurangi depresi mental dan memperbaiki
suasana hati. Akibatnya jika terjadi
peningkatan kerja antidepresan , dapat
Antidepresan
terjadi efek samping merugikan akibat
(Jenis Siklik)
terlalu banyak anti depresan. Gejala yg
dilaporkan antara lain penglihatan kabur,
mulut kering, sulit kencing, sembelit,
takhikardia, simptom psikosis toksik (agitasi,
19
disorientasi, meracau), aritmia jantung,
nanar, mungkin terjadi konvulsi. Jika efek
antidepresan menurun, depresi tak terkendali
dengan baik, antidepresan yg paling banyak
digunakan adalah Elavil dan Sinequan.
Catatan : antidepresan trazadon (Desyrel)
tidak berinteraksi.
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya
risiko hamil meningkat sampai 25 kali
kecuali digunakan metode kontrasepsi lain.
Barbiturat
Perdarahan menunjukkan kemungkinan
adanya interaksi. Barbiturat digunakan
sebagai sedativa atau pil tidur.
Efek kortikosteroida dapat meningkat.
Kortikosteroida digunakan untuk artritis,
alergi berat, asma, kelainan endokrin,
leukemia, kolitis dan enteritis (radang sal.
Usus), serta berbagai penyakit kulit, paru-
paru dan mata. Akibatnya terjadi efek
Kortikosteroid
samping merugikan akibat terlalu banyak
kortikosteroida. Gejala yg dilaporkan antara
lain berat badan meningkat, bengkak, haus
dan kencing berlebihan, nyeri dalam,
PIL KB
turunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi,
tak bertenaga.
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya
risiko hamil dapat meningkat kecuali jika
digunakan metode kontrasepsi lain.
Perdarahan menunjukkan kemungkinan
Trankuilansia
adanya interaksi.
Efek trankuilansia tertentu dapat meningkat
(Librium, Limbitrol, SK-Lygen, valium);
efek trankuilansia lain dapat berkurang.

20
Trankuilansia digunakan untuk mengurangi
rasa gelisah dan cemas. Dapat juga
digunakan untuk insomnia. Trankuilansia yg
berinteraksi disini adalah dari kelompok
benzodiazepin. Valium adalah trankuilansia
yg paling banyak digunakan.
Efek kafein dapat meningkat. Kafein adalah
stimulan yg terdapat dalam kopi, teh,
minuman kola, dan dalam pil pelangsing yg
dijual bebas, sediaan flu/batuk, nyeri, dan
Kafein sediaan untuk rasa tak enak pada saat haid.
Akibatnya kemungkinan terjadi efek
samping merugikan akibat “kafeinisme”.
Gejala gelisah, agitasi, mudah terangsang,
insomnia, sakit kepala.
Efek asam folat dapat berkurang. Asam folat
adalah salah satu unsur vitamin B kompleks.
Akibatnya mungkin terjadi kekurangan asam
folat. Waspadalah terhadap gejala seperti tak
Asam Folat bertenaga, mudah lupa, pucat, gelisah,
(Vit B9) mudah terangsang, dan gejala saluran cerna.
Untuk menanggulangi efek akibat interaksi
ini, gunakan tambahan vitamin yg
mengandung asam folat atau makanlah buah
segar dan sayuran hijau setiap hari.
Efek piridoksin dapat berkurang. Piridoksin
adalah salah satu unsur vit B kompleks.
Akibatnya kemungkinan terjadi kekurangan
Piridoksin
PIL KB piridoksin. Amati gejala seperti mati rasa
(vitamin B6)
atau kesemutan pada kaki atau betis bagian
bawah, lemah, lesi pada kulit, anemia. Untuk
menanggulangi efek akibat interaksi ini,

21
gunakan tambahan yg mengandung
piridoksin. Makanan yg mengandung
piridoksin antara lain bebijian utuh dan
polong-polongan (kapri, buncis).

Kombinasi ini dapat menyebabkan sakit


kuning kolestatik. Gejala sakit kuning antara
lain kulit dan mata berwarna kuning.
Troleandomisin
Troleandomisin adalah suatu antibiotika.
(TAO)
Dokter hendaknya menghindari pemberian
antibiotika ini pada wanita pemakai pil KB.

Efek pil KB dapat meningkat. Jika vitamin


digunakan sewaktu-waktu resiko hamil
meningkat pada saat vitamin tak digunakan.
Ini disebabkan adanya efek balik karena
kadar hormon pil KB dalam darah turun.
Kemungkinan terjadinya interaksi terlihat
Vitamin C
jika terjadi perdarahan. Interaksi ini terjadi
pada kadar vitamin C yg tinggi, yaitu 1000
mg atau lebih per hari. Interaksi dapat
dicegah jika kadar vit C yg digunakan hanya
250-500 mg.

22
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kontasepsi berasal dari kata kontra yaitu mencegah dan konsepsi yang berarti
penemuaanantara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau
mencegah penemuan sel telur dan sel sperma.
2. Dalam pengobatan kontrasepsi dapat dilakukan dengan pengobatan farmakologi dan
non farmakologi: pengobatan farmakologi meliputi metode kontrasepsi hormonal
yaitu: pil KB, KB suntik dan KB implant. Sedangkan pengobatan non farmakologi
kontrasepsi yaitu kontrasepsi teknik yang meliputi coitus interruptus, sistem kalender
serta prolonged lactation dan kontrasepsi mekanik yang meliputi kondom, femindom,
spermatisida, vaginal diafragma serta AKDR/IUD.
3. Salah satu contoh interaksi obat Kontrasepsi yaitu: Interaksi Obat Kontrasepsi
Dengan Antibakteri (sepalosporin). Beberapa kasus kegagalan dari kombinasi obat
kontrasepsi oral telah dilaporkan saat penggunzaan bersamaan dengan cefalexin,
cefalexin dan clindamisin dan sefalosporin lain. Interaksi yang terjadi dari mulai
ringan sampai sangat berbahaya.Mekanisme interaksi yang terjadi adalah
penurunan bakteri di saluran intestinal akan menghasilkan penurunan resirkulasi
enterohepatic dari ethinylestradiol danmenurunkan kadarnya dalam serum.
3.2 Saran
Penyusun berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca terutama materi
tentang “Obat KB”.Kami penyusun juga berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih
baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 Tentang
Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunanan Keluarga Sejahtera. BKKBN,
Jakarta.

Baziad, A. 2008. Kontrasepsi Hormonal. Pt Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Ganong, William F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.

Hartono,H. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Manuaba, Iac.I Bagus, Dan Ib Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Edisi Kedua. EGC, Jakarta.

Saifuddin, A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi Kedua. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Suratun, S. Heryani & Manurung, S. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan
Kontrasepsi. Trans Info Media, Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai