Anda di halaman 1dari 60

TREMOR

Pembimbing: dr. Imam Suhada, Sp.S


TREMOR
“Gerakan involunter osilasi ritmis, yang timbul akibat kontraksi
otot-otot yang berlawanan secara bergantian atau ireguler
dengan frekuensi dan amplitudo tetap dalam periode waktu
yang lama.”
- Merupakan gangguan gerakan yang paling sering ditemukan.
- Secara klinis, tremor terbagi menjadi dua :

→ Resting tremor : terjadi pada bagian tubuh yang sedang berelaksasi dan
tidak sedang melawan gravitasi.

→ Action tremor : terjadi saat adanya kontraksi otot secara sadar, dan dapat
dibagi menjadi kinetic, postural, dan isometrik tremor.
EPIDEMIOLOGI
- Tremor fisiologi → dapat terjadi pada semua orang pada saat istirahat atau
bergerak dengan amplitudo rendah dan frekuensi tinggi sehingga tidak dapat
dilihat oleh kasat mata, dan tidak dirasakan adanya gangguan.
- Tremor patologis : yang paling sering adalah Tremor Esensial, yang mengenai
1% populasi dunia dan 5% terjadi pada usia 60 thn.
● Tremor fisiologis memiliki frekuensi 8-13 Hz, dengan nilai rerata yakni 10 Hz
pada dewasa.
● Tremor patologis diklasifikasi berdasarkan lokasi, frekuensi, ritmis, etiologi,
serta perubahan patologis, dapat terjadi unilateral maupun bilateral, paling
sering pada ekstremitas atas bagian distal jari jari dan tangan, namun bisa juga
pada lengan, kaki, lidah, bibir kelopak mata, rahang, kepala, suara, dll.
Frekuensi tremor bisa lambat ( 3-5 Hz), sedang ( 5-8 Hz), atau cepat ( 9-12 Hz).
● Amplitudo juga bisa kasar, sedang dan halus.
TREMOR ISTIRAHAT ( RESTING TREMOR)
→ terjadi pada bagian tubuh yang sepenuhnya ditopang melawan gravitasi dan
tidak ada kontraksi otot volunter.

→ amplitudo meningkat selama stress , berkurang dengan gerakan menunjuk


sasaran ( tes telunjuk hidung)

→ dapat ditemukan pada parkinsonism, alcohol withdrawal, dan neurosifilis.


TREMOR AKSI ( ACTION TREMOR)
● Tremor Postural
○ Terjadi pada bagian tubuh yang mempertahankan posisi melawan gravitasi,
misalnya menunjuk suatu objek, menjulurkan lidah, mengangkat kedua tangan di
sisi tubuh.
● Tremor kinetik : terjadi pada gerakan volunter, terbagi menjadi :
○ → simple kinetic tremor
○ → tremor intensional
○ → Task specific kinetic tremor

● Tremor isometrik
○ Terjadi pada kontraksi otot volunter melawan suatu tahanan konstan, seperti
mengepal bola, menekan telapak tangan pemeriksa.
DIAGNOSIS DIFERENSIAL TREMOR
ANATOMI YANG BERPERAN DALAM PATOFISIOLOGI TREMOR

- BASAL GANGLIA → bagian dari sistem motorik


→ memiliki fungsi inisiasi dan modulasi pergerakan serta
kontrol tonus otot.
→ nuklei utama terdiri dari nukleus kaudatus, putamen, dan
globus pallidus yang saling berhubungan satu sama lain
dengan korteks serebri bagian motorik.
→ lesi pada basal ganglia dapat menimbulkan impuls yang
berkaitan dengan pergerakan kurang atau berlebih dan
perubahan patologis pada otot.
→ gangguan basal ganglia → tremor pada penyakit parkinson
- SEREBELLUM
→ secara anatomis terdiri dari dua hemisfer dan
dipishakan oleh vermis.
→ secara fungsional, terbagi menjadi 3
komponen :
A. Vestibuloserebeum
Terdiri dari flokulus dan nodulus.
B. Spinocerebellum
Mengubah impuls propioseptif,
mengontrol postur serta gaya jalan.
C. Serebroserebelum
Berperan untuk kehalusan dan
ketepatan seluruh gerakan terkontrol
halus.
---dapat ditemukan pada orang normal
dan tidak menandakan adanya kelainan
atau suatu penyakit.
→ biasanya bersifat bilateral postural,
atau tremor aksi kinetik ringan
→ berfrekuensi 8-13 Hz
→ dapat terjadi pada kondisi stress,
TREMOR kecemasan, setelah kerja fisik berat,
olahraga, konsumsi kafein atau stimulan

FISIOLOGIS lainnya.
→ biasanya gerakan tremor sulit dilihat
pada mata tleanjang.
→ instrumen khusus diperlukan untuk
mendeteksi seperti laser pointer pada
target jauh.
ENHANCED PHYSIOLOGIC TREMOR
→ kondisi dimana tremor fisiologis lebih jelas dan mudah terlihat.

→ memiliki amplitudo yang lebih besar dari tremor fisiologis.

→ biasanya terlihat pada posisi tangan yang direntnangkan pada sisi tubuh dengan
keadaan takut dan cemas, gangguan metabolik seperti hipertiroid, tirotoksikosis,
hiperkortisolism, hipoglikemi, feokromositoma, alkohol withdrawal, obat sedatif,
lithium, asam nikotinat, xanthines ( kopi, teh, aminofilin), kortikosteroid.

→ terjadi karena konsekuensi dari stimulasi otot oleh reseptor beta adrenergik
dengan peningkatan level katekolamin.

→ biasanya hilang jika faktor yang mendasari dihindari


ESSENTIAL TREMOR
DEFINISI EPIDEMIOLOGY
→ Merupakan tremor postural bilateral - Tremor patologis yang paling
atau kinetik ( >= 4 Hz biasanya 4-12 sering ditemukan, sekitar 1%
Hz) atau isolated head tremor tanpa pada prevalensi dunia, dan 5%
disertai dengan distonia. pada orang dewasa diatas 60
tahun.
→ dapat terjadi pada bagian tubuh
- Prevalensi pada wanita dan pria
seperti tangan, lengan, kepala, larynx,
sama.
lidah maupun dagu
- Tidak diasosiakan dengan
perubahan secara neurologis
- Dihipotesiskna menjadi faktor
risiko Parkinson.
PATHOGENESIS DAN GENETIK
→ genetik merupakan suatu → hiperaktivitas dari
komponen yang kuat. serebellothalamocortical circuit , dimana
disfungsi GABAergic pada nukleus dentata
→ diturunkan dalam pola autosomal
dominant. dan batang otak, yang kemungkinan
disebabkan neurodegenerasi pada daerah
→ 80% dari familial ET menunjukkan
ini
gejala sbelum 40 thn, namun juga
bisa muncul pada masa kanak-kanak.

→ beberapa gen yang menjadi faktor


risiko terbentuknya ET, seperti LINGO,
SLCIA2, STK32B, PPARGC1A
MANIFESTASI KLINIK
→ Biasanya timbul pada lengan dan → dapat mengenai rahang, bibir, ldah,
tangan simetris. larynx sehingga timbul suara bergetar
(voice tremor).
→ 15% timbul pertama kali pada
tangan yang dominan. → Karateristik tremor yaitu postural
dan kinetik tremor.
→ bisa terjadi pada kepala berupa
mengangguk dan menggeleng,
bersifat postural dan menghilang
ketika disanggah.
Karakteristik Essential Tremor
● adanya keparahan yang bervariasi tiap gejala tersebut muncul
● adanya kecenderungan gejala tremor untuk memburuk saat ada stress emosional dan
fisikal
● kecenderungan untuk memburuknya gejala seiring dengan pertambahan usia
● muncul pada umur yang bervariasi, termasuk pada masa kanak-kanak
● Biasanya ada kecenderungan essential tremor untuk muncul pada keluarga
● Essential tremor dapat timbul secara sporadis, adanya beberapa kasus dimana essential
tremor muncul tanpa adanya riwayat pada keluarga. Hal ini menunjukkan kemungkinan
adanya faktor lingkungan yang mungkin berperan.
● Memiliki frekuensi yang tinggi, yaitu 4-12 Hz.
DIAGNOSIS
1. Mentukan apakah pasien mengalami tremor atau gangguan gerak lainnya.
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisik generalis dan neurologis.
4. Manuever seperti finger to nose, menggambar spiral, menulis,
5. Pemeriksaan penunjang :
a. Lab : mengeksluksian penyebab dari EPT, seperti elektrolit ( terutama kalsium),
fungsii tiroid, BUN, kreatnin, fungsi hati.
b. EMG : menilai frekuensi, ritme, amplitudo
c. Brain imaging : MRI atau CT jika adanya focal neurological deficit.
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Isolated tremor consisting of bilateral upper limb action ( kinetic and postural)
without other motoric abnormalities.
2. At least three years in duration.
3. With or without tremor in other location (leg, head, voice, etc)
4. Absence of other neurologic sign such as dystonia, ataxia or parkinsonism.
Diagnosis Diferensial
1. Enhanced Physiologic Tremor
2. Parkinsonian Tremor
3. Dystonic Head Tremor (Cervical Dystonia)
4. Spasmodic Dysphonia
TERAPI FARMAKO
1. PROPRANOLOL
→ golongan Beta-blocker.

→ American Academy of Neurology merekomendasikan dosis penggunaan


propranolol yaitu 60-320 mg/hari.

→ mekanisme dalam menekan ET masih belum jelas.

→ Efek dari obat baru dapat dilihat setelah beberapa hari hingga minggu.

→ efek samping kelelahan, disfungsi ereksi, bradikardia, dan bronkospasme.

→ kontraindikasi pada pasien dengan heart block, asma, DM tipe I.


● Atenolol → selective beta adrenergic blocker, mungkin dapat menurunkan
gejala tremor pada anggota gerak karena ET. Atenolol dapat digunakan pada
pasien dengan asma dan bronkospasme. Namun masih terdapat pro dan
kontra. Efektivitas dalam menurunkan gejala tremor masih belum dapat
dibuktikan.
● Sotalol → non-selective beta adrenergic receptor blocker mungkin dapat
menurunkan gejala tremor pada ET.
● Nadolol → nonselective beta adrenergic receptor blocker, mungkin dapat
menurunkan gejala tremor pada ET.
● Metoprolol → selective beta adrenergic receptor blocker. Efektifitas obat ini
masih belum terbukti.
2. PRIMIDONE/BARBITURAT
● Digunakan untuk pasien yang tidak dapat merespon atau mentoleransi
medikasi beta blocker
● Efek samping: sedation, drowsiness, kelelahan, depresi, mual, muntah, ataksia,
malaise, pusing, unsteadiness, bingung, vertigo, dan acute toxic reaction
● 25mg sehari, ditingkatkan setiap harinya sampai 75 mg sehari → minimalisir
efek samping
● Efek samping lebih parah saat pemulaan penggunaan obat
● American Academy of Neurology merekomendasikan dosis penggunaan
Primidone yaitu 750 mg/hari.
3. GABAPENTIN
● Gabapentin sebagai monoterapi kemungkinan dapat mengurangi tremor
karena ET
● Penelitian → gabapentin 1200 mg/ hari mengurangi tremor daripada placebo,
dan menurunkan magnitude tremor pada hari ke 15 sebesar 77%
● Memiliki efek samping lebih rendah dibandingkan primidone
● Efek samping: rasa kantuk, dizziness, gait unsteadiness terutama pada orang
tua
● Dosis awal 300 mg/hari (dibagi 3 dosis) lebih dipilih dibandingkan dengan
900mg/hari pada orang tua
4. TOPIRAMATE
● Dapat mengurangi tremor pada anggota gerak karena ET dan memperbaiki
disabilitas fungsional
● Efek samping: paresthesia, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan,
somnolens, gangguan konsentrasi dan gangguan memori
● Dosis: 25 mg 1-2 kali perhari, diikuti peningkatan 25-50 mg/hari setiap minggu
nya hingga dosis maksimal 400 mg per hari.
5. NIMODIPINE 7. TOKSIN BOTULINUM
● Calcium channel blocker ● Injeksi toksin botulinum tipe A ( BoNT-A)
● Mungkin efektif untuk menangani ET secara lokal pada ekstremitas → mengurangi
● Dosis: 30 mg, 4x sehari keparahan dari essential tremor secara lokal
○ Efek samping: lemas pada lengan dan
tangan
6. ALKOHOL ● Injeksi pada pita suara untuk mengurangi

● Telah dikenal lama untuk tremor pada suara


memperbaiki ET ○ efek samping seperti breathiness, serak
● Mekanisme belum diketahui dan gangguan menelan.
● Cenderung lebih buruk ketika efek ○ Dosis: 1 U toxin diinjeksi pada
dari alkohol sudah habis
masing-masing pita suara.
TERAPI BEDAH
● Terapi: Thalamic VIM nucleus deep brain stimulation (DBS) atau talamotomi
● Indikasi: gagal dengan terapi farmakologis; tremor persisten
● Kontraindikasi: demensia atau adanya gangguan kognitif signifikan → dapat
menyebabkan delirium pada perioperatif dan dapat memburuk setelah operasi
● DBS lebih direkomendasi karena:
○ Tidak menyebabkan destruksi dari jaringan otak, sementara thalamotomi menyebabkan lesi
permanen yang irreversibel.
○ DBS dapat dilakukan secara bilateral bila dibutuhkan, sedangkan bilateral thalamotomi hampir
selalu menyebabkan gangguan artikulasi berbicara.
DEEP BRAIN STIMULATION
● implantasi elektroda (lead) dengan ≥4
kontak pada nukleus ventral intermediate
(VIM) dengan metode stereotaktik
● Lead dihubungkan dengan wayar ke pulse
generator yang diimplantasi pada dinding
dada dibawah clavicula
● Komplikasi:
○ Surgikal: sakit kepala, iskemia, dan kejang.
○ Alat: malfungsi, infeksi, migrasi dari lead.
○ Stimulasi: disarthira, pareshtesia pada
wajah atau anggota gerak kontralateral,
dystonia, gait instability.
THALAMOTOMI
● menyebabkan lesi permanen pada nukleus VIM pada thalamus untuk mengobati tremor anggota
gerak kontralateral
● Bilateral talamotomi sudah tidak lagi dilakukan pada ET → menyebabkan gangguan artikulasi
berbicara.
● Thalatomi konvensional unilateral: menggunakan stereotactic surgical dan electrophysiologic
techniques untuk menentukan lokasi dari nukleus VIM. Sebuah probe diarahkan ke thalamus dan
menggunakan radiofrequency untuk membentuk lesi. Metode ini sudah digantikan dengan DBS
karena menyebabkan lesi permanen.
● MRI-guided focused ultrasound thalamotomy : menggunakan high energy ultrasound beams
untuk membentuk lesi pada VIM nukleus di thalamus. Walaupun tidak membutuhkan kraniotomi,
namun termasuk dalam tindakan invasif karena merusak jaringan otak.
● Thalamotomi Gamma Knife unilateral: menggunakan radiasi dosis tinggi dan ditargetkan ke VIM
nukleus di thalamus. Komplikasi: hemiparesis transien atau permanen, disphagia, transien/sustained
facial sensory loss.
PARKINSONIAN
TREMOR
● Disebut sebagai tremor “istirahat”
● Parkinsonian tremor merupakan tremor ritmik dengan frekuensi 3-5 HZ
● Biasanya terjadi pada salah satu atau kedua tangan dan lengan
● dapat juga mengenai daerah kaki, rahang, bibir, atau lidah
PATOFISIOLOGI
Kerusakan pada traktus nigro-striatum yang bersifat dopaminergik →
penurunan kadar dopamin dalam ganglia basalis → rigiditas,
bradikinesia atau akinesia, dan tremor yang merupakan gambaran
utama penyakit tersebut
TANDA DAN GEJALA
- tremor istirahat
- muncul pada satu tangan atau dapat juga pada satu kaki (namun lebih
jarang)
- jarang mengenai daerah wajah, bibir, dan rahang
- dapat terjadi bersamaan dengan tremor postural
Pasien dapat bertahan selama
“TREMOR-DOMINANT bertahun-tahun dengan penyakit ini
dengan hanya gejala tremor yang
PARKINSON DISEASE” dominan
TERAPI
● Levodopa
● Agonis Dopamin
○ Agonis dopamin derivatif ergot (adalah bromokriptin, pergolide,
lisuride, cabergoline)
○ Agonis dopamin non-ergot (ropinirole, pramipexole)
● Antikolinergik (benztropine, trihexyphenidyl)
LEVODOPA
● mengendalikan kadar dopamin substansia nigra

● levodopa akan berkonversi menjadi dopamin sehingga menggantikan

dopamin striatal yang hilang.


AGONIS DOPAMIN
● Bekerja pada reseptor dopamin
● 2 subkelas agonis dopamin: agonis ergoline &non-ergoline.
● Kedua subkelas ini menargetkan reseptor tipe-D2 dopamin
● Pada awalnya, obat ini diperkenalkan sebagai tambahan untuk pengobatan
levodopa pada pasien yang menunjukkan fluktuasi respons motorik dan
diskinesia yang terkait dengan penggunaan kronisnya
● tidak dimetabolisme oleh jalur oksidatif → tidak menyebabkan pembentukan
radikal bebas sitotoksik yang mungkin terkait dengan metabolisme dopamin →
efek samping minimal
● “Tremor dengan gerakan kasar
dan berada pada frekuensi
TREMOR rendah, dibawah 5 Hz”

INTENSIONAL
● Bertambah buruk saat melakukan
“target-directed movement” →
menyebabkan dismetria
INTENTIONAL TREMOR
● Terjadi saat pergerakan aktif
● Disebabkan karena disfungsi pada serebelum, ipsilateral dengan tremor, yang
mengontrol gerakan yang diarahkan oleh stimulasi visual
● Bisa unilateral atau bilateral, tergantung lokasi lesi
● Adanya kerusakan terutama pada nukleus dentata, tetapi pada penyakit saraf
tepi juga dapat menyebabkan tremor intensional
● Penyebab tersering → multiple sclerosis
PENYEBAB
● multiple sclerosis → pertanda awal lesi ● insulinoma

cerebellar ● cedera kepala

● stroke ● Infeksi → rubella, H. influenza, rabies dan

● alcoholism varicella

● Creutzfeldt-Jakob disease ● obat antiaritmik, anti-epileptik,

● Guillain-Barre syndrome cyclosoporin, lithium, neuroleptic, dan

● fragile X syndrome stimulants

● tumor otak ● kafein, penggunaan rokok, dan alkohol

● gula darah rendah ● stress, kecemasan, kelelahan

● hyperthyroidism, hypoparathyroidism
TANDA DAN GEJALA
● Tremor tipe ini tidak muncul saat anggota gerak berada dalam keadaan inaktif dan
selama bagian awal dari pergerakan volunter, tetapi terjadi ketika adanya gerakan aktif.
● Tremor dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari
● Tremor dapat disertai dengan tremor postural dan tanda-tanda serebral lainnya:
· Nistagmus
· Disartia
· Dismertria
· Disdiadokinesia
· Ataxic gait
DIAGNOSIS
● Anamnesis:
○ Usia saat muncul gejala
○ Munculnya secara mendadak atau perlahan-lahan
○ Anatomical affected sites
○ Progresifitas
○ Faktor yang memperparah dan memperingan
○ Ada alcohol abuse
○ Riwayat tremor pada keluarga
○ Obat obat yang dikonsumsi
● Pemeriksaan fisik → finger to nose test dan heel to shin test
● Pemeriksaan penunjang → MRI, EMG, dimana frekuensi tremor < 5 Hz.49
TERAPI
● isoniazid, buspirone hydrochloride, glutethimide, carbamazepine, clonazepam,
topiramate, propanolol, dan primidone
● Isoniazid → menginhibisi gamma-aminobutyric acid-aminotransferase → memecahkan
GABA → , sehingga GABA akan meningkat → mereduksi ataksia cerebellar
● Serotonin : Buspirone hydrochloride
● teknik relaksasi : meditasi, yoga, hipnosis
● Deep brain stimulation
● Thalamotomy
● jenis tremor yang timbul
berbeda sesuai dengan
pemakaian obat pasien

DRUG ● Penyebab paling sering: kafein


dan B-adrenergik agonis, SSRI,
INDUCED Tricyclic antidepressant

TREMOR ● Biasanya bersifat simetris,


terkecuali drug-induced
Parkinsonism (DIP)
menimbulkan tremor istirahat
unilateral
DIAGNOSIS
1. Eksklusi penyebab medis lain yang dapat menimbulkan tremor (misalnya
hipertiroidism, atau hipoglikemia)
2. Adanya relasi antara kejadian tremor dan awal pengobatan
3. Adanya relasi antara dosis dan kejadian tremor (misalnya adanya perburukan
dari tremor seiring dengan menambahnya dosis obat ataupun penurunan dosis
obat menghentikan gejala tremor)
4. Tidak adanya progresi dari tremor (lain daripada tremor pada Parkinson
ataupun tremor esensial)
FAKTOR RISIKO
● Usia yang bertambah tua
● Interaksi antara penyakit pasien dan obat
○ Penyakit ginjal kronis → gejala parkinsonism karena obat metoclopramide akan lebih parah
○ Liver failure
○ Masalah metabolik
○ Lesi pada SSP → misalnya stroke atau multiple sclerosis
● Mood dan tingkat kecemasan
● Penggunaan obat yang beragam
● Interaksi antara obat anti-epilepsi dapat menimbulkan peningkatan konsentrasi
obat (misalnya asam valproate) dan menimbulkan tremor
TATALAKSANA UMUM
● Jika tidak mempengaruhi fungsi sosial dan okupasi → monitor pasien
● Mempertimbangkan keuntungan obat dengan komplikasi obat
● Jika tremor terlalu mengganggu, dapat menurunkan dosis obat,
memberhentikan pemberian obat sementara, atau mengganti obat dengan
obat lain yang tidak terlalu bersifat tremorogenik
● Jika obat tidak dapat dihentikan → Propanolol / antikolinergik dapat diberikan
TREMOR INDUCING DRUGS
● Pergerakan wing-beating (kasar,
irregular dan paling jelas

RUBRAL diobservasi ketika anggota gerak


dijulurkan.)

TREMOR ● Penyebab : kerusakan pada


midbrain (lesi pada superior
(HOLMES cerebellar peduncle, substantia

TREMOR) nigra, dan red nucleus) yang


menyebabkan gangguan pada
jaras outflow dari serebelum ke
bagian motorik dari thalamus.
● tremor yang muncul saat istirahat, namun dengan frekuensi yang lebih lambat, yaitu 3 – 5
hz
● kombinasi tremor istirahat, postural, aksi, dan intensi atau kinetic. Tremor Holmes juga
diasosiasikan dengan adanya ataxia, bradykinesia dan opthalmoplegia.
● muncul 1 – 24 bulan setelah lesi terbentuk akibat neuronal plastic changes atau
neuroplasticity yang memungkinkan kemampuan otak untuk berubah sepanjang kehidupan
seseorang, dan kemampuan otak untuk melakukan sesuatu dapat dipindahkan ke bagian
otak lain.
● Sehingga, jika ada kerusakan pada sistem dopaminergik dan cerebellothalamik, akan
menyebabkan fungsi otak dialihkan ke bagian otak lain dan hal ini menjelaskan
keterlambatan munculnya gejala setelah adanya lesi.
FAKTOR RISIKO
● Paparan berlebihan terhadap logam berat (merkuri, timbal)
● Konsumsi obat dan toksin yang berlebih (antidepressant, antipsikotik)
● Konsumsi kopi dan teh yang berlebih
● Kondisi hipertiroid dan juga hiperglikemi
DIAGNOSIS
1. Diagnosis dapat dibuat dari gejala fisik yang mengarahkan kepada diagnosis tremor Holmes. Melihat
apakah tremor muncul ketika istirahat atau ketika adanya kontraksi otot volunter, serta frekuensi dari
tremor tersebut. Tremor holmes secara general akan memperburuk ketika berdiri dan ketika ada
gerakan yang bersifat intensional, selain itu, tremor Holmes juga tidak terlalu bersifat ritmis, jika
dibandingkan dengan jenis tremor lainnya.
2. EMG
3. Dilakukan pemeriksaan thyroid stimulating hormone untuk mengeksklusi hipertiroidisme
4. MRI juga dapat dilakukan untuk melihat jika ada lesi struktural pada thalamus, midbrain, dan
substantia nigra.
TANDA DAN GEJALA
● Hemiparesa → kelemahan otot pada satu sisi tubuh
● Ataksia → berkurangnya kontrol dari gerakan atau koordinasi gerakan volunter, seperti pada saat berjalan ataupun
mengambil barang
● Hypesthesia → berkurangnya sensasi yang dirasakan akan rangsangan taktil
● Distonia → adanya kontraksi otot yang konstan dan repetitif sehingga menyebabkan adanya gerakan seperti berputar
ataupun postur abnormal yang konstan
● Disatria → artikulasi yang sulit ataupun tidak jelas pada pasien dengan kemampuan linguistik yang normal
● Cranial nerve palsies
● Vertical gaze palsies and alteration
● BradIkinesia → merupakan gejala yang timbul saat gerakan sulit dilakukan ataupun memiliki kelambatan pergerakan
ketika akan memulai suatu gerakan, merupakan gejala dari parkinson
● Gangguan psikiatri
● Kejang
TATALAKSANA
● Levodopa → obat yang terutama digunakan pada parkinson, levodopa merupakan komponen yang dibutuhkan tubuh
untuk diubah menjadi dopamin. Kekurangan dopamin diketahui untuk menyebabkan terjadinya tremor. Diketahui
bahwa F-dopa uptake pada bagian dengan lesi sangat berkurang jika dibandingkan pasien yang normal ataupun pada
sisi kontralateralnya. Namun, beberapa pasien ditemukan tidak berespon terhadap levodopa dan ada beberapa
dugaan adanya variasi dalam patofisiologi tremor ini sehingga masing-masing pasien dapat menunjukkan respon yang
berbeda terhadap pengobatannya.
● Injeksi botoks → bekerja dengan cara menyebabkan hambatan antara neuromuscular junction sehingga memperlemah
otot yang diinjeksi oleh toksin botulinum dan mengurangi gejala tremor, adapun terapi ini hanya dianjurkan ketika
terapi oral sudah tidak dapat bekerja.
● Dompaminergic agonist, ach drugs, clonazepam, levetiracetam, carbamazepine → munculnya tremor diduga
disebabkan karena kekurangan daripada dopamin sehingga dapat diberikan agonis dopamine yang diharapkan dapat
menurunkan gejala tremor
● Thalamotomi atau phallidotomy or DBS → hasil menunjukkan adanya kontrol tremor yang paling baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai