PENDAHULUAN
1
Dari hasil assessment evaluasi program sebelumnya mengenai Kegiatan
Kelurahan Siaga Aktif di Kelurahan Menteng Dalam, didapatkan PHBS
terakhir dilakukan di Menteng Dalam tahun 2018 dengan pencapaian 0% dari
target pencapaian 100%, sehingga setelah diskusi dengan pihak terkait,
tercapai sebuah kesepakatan dilakukan pelaksanaan kembali program
kelurahan siaga aktif pada kelurahan Menteng Dalam, dimana yang akan
digunakan sebagai percontohan adalah RW 13, yang merupakan salah satu
RW di Kelurahan Menteng Dalam yang paling padat penduduk dan kumuh,
serta lingkungan dekat dengan kali yang kotor.
Berdasarkan hasil assessment evaluasi program yang sebelumnya
terhadap kader dan warga RW 13. PHBS sebagai salah satu indikator
kelurahan siaga aktif di Kelurahan Menteng Dalam masih sangat rendah dan
paling tidak dilakukan dibandingkan dengan indikator kelurahan siaga
lainnya. Selain itu, PHBS memiliki 10 indikator didalamnya sehingga
masalah PHBS dapat dinilai sebagai suatu masalah yang besar dalam
terlaksananya kelurahan siaga aktif. Hasil assessment evaluasi, data yang
didapat dengan hasil pencapaian terendah yaitu 3M plus. Maka dari itu kami
akan melakukan intervensi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku 3M PLUS di tatanan Rumah Tangga di RW 13 Kelurahan Menteng
Dalam.
2
1.3 Tujuan Evaluasi Program
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pencapaian PSN 3M plus dalam tatanan Rumah
Tangga di wilayah RW 13 Kelurahan Menteng Dalam sebagai salah satu
indikator PHBS.
3
d. Meningkatkan pemahaman pentingnya upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang komprehensif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PHBS
2.1.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah Sekumpulan perilaku yang
dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya(2).
5
Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4737)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum
Pengaturan Mengenai Desa dan Kelurahan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan
9. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34
Tahun 2005 dan Nomor 1138/MENKES/PB/VIII/2005 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten/ Kota kepada Desa
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa/Kelurahan
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggung Jawaban Penyelengaraan
Pemerintahan Desa
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan
Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Lurah
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Desa
6
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
21. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 25
Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/I13/2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
26. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/II/2010 tentang
Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat
27. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 53 Tahun
2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
28. Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan RI dengan Tim
Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Nomor:
1260/MENKES/SK/13II/2009 dan Nomor: 10/SKEP/PKK PUSAT/13II/2009
tentang Peningkatan Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat dalam
Pembangunan Kesehatan
7
tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan – sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dijumpai.
8
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
2.1.5 Tujuan
2.1.5.1 Tujuan umum
Meningkatnya rumah tangga ber-PHBS di kabupaten/kota di
seluruh Indonesia.(2)
2.1.5.2 Tujuan Khusus
9
a. Memberdayakan keluarga untuk tahu, mau dan mampu
melaksanakan PHBS dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat
b. Meningkatkan dukungan dan peran aktif Tim Penggerak PKK
secara berjenjang dalam pembinaan PHBS di rumah tangga.
c. Meningkatkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan
pembinaan PHBS di rumah tangga
d. Meningkatkan mutu penilaian pelaksana terbaik PHBS di rumah
tangga tingkat desa
e. Memberikan penghargaan kepada pelaksana terbaik PHBS di
rumah tangga tingkat desa.(2)
2.1.6 Sasaran
a. Sasaran Pembinaan
Sasaran pembinaan PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota
rumah tangga, yaitu (2) :
Pasangan usia subur
Ibu hamil dan ibu menyusui
Anak, remaja dan dewasa
Usia lanjut
Pengasuh anak
b. Sasaran Penilaian
Sasaran penilaian PHBS di rumah tangga adalah seluruh
desa/kelurahan yang telah melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di rumah
tangga minimal satu tahun. (2)
2.1.7 Manfaat
Dengan melaksanakan PHBS di rumah tangga akan diperoleh beberapa
manfaat secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut(2):
a) Bagi rumah tangga
10
- Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit
- Pertumbuhan dan perkembangan anak lebih baik
- Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
- Pengeluaran biaya rumah tangga yang semula untuk biaya
lain yang tidak bermanfaat bagi kesehatan, dapat dialihkan
untuk pemenuhan gizi keluarga, biaya pendidikan, dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga
- Mengurangi atau meniadakan biaya pengobatan dalam
keluarga.
b) Bagi masyarakat
- Masyarakat mampu mengupayakan terciptanya lingkungan
yang tertata rapi dan sehat
- Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya
- Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
untuk penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatannya
- Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) untuk pencapaian
PHBS di rumah tangga, seperti penyelenggaraan posyandu,
jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu bersalin
(tubulin), dana sosial ibu bersalin (dasolin), ambulan desa,
kelompok pemakai air (pokmair) dan arisan jamban.
c) Bagi tim penggerak PKK
- Mempercepat tercapainya cakupan program-program
kesehatan
- Meningkatkan kemampuan dan kinerja Tim Penggerak PKK
dalam memberdayakan keluarga untuk mewujudkan rumah
tangga ber-PHBS
d) Bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
11
- Peningkatan presentasi rumah tangga ber-PHBS
menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota yang baik
- Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dapat dialihkan untuk
pengembangan lingkungan yang tertata rapi dan sehat serta
penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau
- Provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
rumah tangga.
12
2. Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke
Poskesdes/Pustu/Puskesmas bila terserang penyakit.
3. Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan.
4. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas (bagi ibu).
5. Makan-makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang (terutama
bagi perempuan termasuk pada saat hamil dan menyusui).
6. Mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.
7. Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
8. Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan.
9. Mengonsumsi Kapsul Vitamin A bagi ibu nifas.
10. Memberi ASI eksklusif kepada bayinya (0-6 bulan).
11. Memberi Makanan Pendamping ASI.
12. Memberi Kapsul Vitamin A untuk bayi dan balita setiap bulan
Februari dan Agustus.
13. Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA untuk
memantau pertumbuhannya.
14. Membawa bayi/anak, ibu, dan wanita usia subur untuk diimunisasi.
15. Tersedianya oralit dan zinc untuk penanggulangan Diare.
16. Menyediakan rumah dan atau kendaraannya untuk pertolongan dalam
keadaan darurat (misalnya untuk rumah tunggu ibu bersalin, ambulan,
dan lain-lain).
17. Menghimpun dana masyarakat RW untuk kepentingan kesehatan,
termasuk bantuan bagi pengobatan dan persalinan.
18. Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga berencana.
19. Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari
20. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
21. Menggunakan jamban sehat
22. Mengupayakan tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan
menggunakannya.
23. Memberantas jentik-jentik nyamuk.
13
24. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah, RW
maupun di lingkungan pemukiman.
25. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
26. Tidak merokok, minum minuman keras, madat, dan
menyalahgunakan napza serta bahan berbahaya lain.
27. Memanfaatkan UKBM, Poskesdes, Pustu, Puskesmas atau sarana
kesehatan lain.
28. Pemanfaatan pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan
Warung Hidup di halaman masing-masing rumah atau secara bersama-
sama (kolektif).
29. Melaporkan kematian.
30. Mempraktikkan PHBS lain yang dianjurkan.
31. Saling mengingatkan untuk mempraktikkan PHBS.
14
harus menjadi panutan dan mendorong para pekerja/karyawan dan
pengunjungnya dalam mempraktikkan PHBS. Mereka juga bertanggung
jawab untuk menyediakan sarana dan kemudahan bagi dipraktikkannya
PHBS di Tempat-tempat Umum.
Di tatanan institusi kesehatan seperti Pustu, Puskesmas, klinik, rumah
sakit, dan lain-lain, pemilik/pengelola dan para petugasnya merupakan
panutan dan mendorong pasien dan pengunjung lain dalam mempraktikkan
PHBS. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengupayakan sarana dan
kemudahan bagi dipraktikkannya PHBS di Institusi Kesehatan.
15
7. Persentase rumah tangga yang memberantas jentik di rumah seminggu
sekali
8. Persentase rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari
16
dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan
sabun
6. Menggunakan jamban sehat adalah anggota rumah tangga yang
menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang
penampungan kotoroan sebagai pembuangan akhir dan terpelihara
kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban
cemplung, jamban plengsengan.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga
melakukan pemberantasan jentik nyamuk di dalam dan atau diluar rumah
seminggu sekali dengan cara 3M plus/abatisasi/ikanisasi atau cara lain
yang dianjurkan
8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur
10 tahun ke atas yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi
buah atau setidaknya tiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk anggota keluarga
umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap
hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk anggota rumah tangga
umur 10 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika berada
bersama anggota keluarga lainnya. (2)
17
C. Pusat promosi kesehatan bersama lintas program, lintas sektor terkait dan
tim penggerak PKK Pusat mengadvokasi Gubernur/DPRD/TP-PKK
provinsi untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan
PHBS di rumah tangga
D. Melatih tim penggerak PKK Provinsi tentang pembinaan PHBS di rumah
tangga dan penyelenggaraan lomba pelaksana terbaik PHBS di rumah
tangga secara berjenjang
E. Pusat promosi kesehatan bersama lintas program, lintas sektor terkait dan
tim penggerak PKK pusat menyusun panduan, media, dan kriteria penilaian
pembinaan PHBS di rumah tangga
F. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di rumah tangga dan
pencapaian rumah tangga ber-PHBS di seluruh provinsi
G. Melaksanakan penilaian lomba pelaksana terbaik PHBS di rumah tangga
tingkat nasional
H. Memberikan penghargaan terhadap pelaksana terbaik PHBS di rumah
tangga tingkat nasional
I. Memanfaatkan sistem informasi kesehatan nasional (Siknas) untuk
pencatatan dalam pelaporan PHBS.
Di Provinsi
A. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di rumah tangga yang
ditindaklanjuti oleh tim penggerak PKK di seluruh kabupaten/kota
B. Sosialisasi pembinaan PHBS di rumah tangga kepada tim penggerak PKK
Kabupaten/kota
C. Dinas kesehatan provinsi bersama lintas sektor terkait dan tim penggerak
PKK provinsi mengadvokasi bupati/walikota/DPRD/TP-KK
Kabupaten/kota untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi
pembinaan PHBS di rumah tangga
D. Melatih tim penggerak PKK Kabupaten/kota tentang pembinaan PHBS di
rumah tangga dan penyelenggaraan lomba pelaksana terbaik PHBS di
rumah tangga secara berjenjang
18
E. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di rumah tangga dan
pencapaian rumah tangga ber-PHBS di seluruh kabupaten/kota
F. Melaksanakan penilaian PHBS di rumah tangga tingkat provinsi
G. Memberikan penghargaan terhadap pelaksana terbaik PHBS di rumah
tangga tingkat provinsi
H. Memanfaatkan sistem informasi kesehatan nasional (Siknas) untuk
pencatatan dalam pelaporan PHBS.
Di kabupaten/kota
A. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di rumah tangga yang
ditindaklanjuti oleh tim penggerak PKK di seluruh kecamatan dan
desa/kelurahan
B. Sosialisasi pembinaan PHBS di rumah tangga kepada tim penggerak
PKK Kecamatan
C. Dinas kesehatan kabupaten/kota bersama lintas sektor terakit dan tim
penggerak PKK Kabupaten/kota mengadvokasi bupati/walikota untuk
memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan Phbs di
rumah tangga di seluruh kecamatan dan desa/kelurahan.
D. Melatih tim penggerak PKK Kecamatan tentang pembinaan PHBS di
rumah tangga dan penyelenggaraan lomba pelaksana terbaik PHBS di
rumah tangga secara berjenjang.
E. Dinas kesehatan kabupaten/kota bersama lintas sektor terkait dan tim
penggerak PKK Kabupaten/kota memantau kemajuan pelaksanaan
pembinaan PHBS di rumah tangga dan pencapaian Rumah tangga ber-
PHBS di seluruh kecamatan.
F. Melaksanakan penilaian lomba pelaksana terbaik PHBS di rumah tangga
tingkat kabupaten/kota.
G. Memberikan penghargaan terhadap pelaksana terbaik PHBS di rumah
tangga tingkat kabupaten/kota.
H. Memanfaatkan sistem informasi kesehatan nasional (Siknas) untuk
pencatatan dalam pelaporan PHBS.
19
I. Dinas kesehatan kab/kota melalui musyawarah perencanaan
pembangunan mengusulkan: anggaran untuk intervensi masalah PHBS.
Di kecamatan
A. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di rumah tangga yang
ditindaklanjuti oleh tim penggerak PKK di seluruh desa/kelurahan.
B. Sosialisasi pembinaan PHBS di rumah tangga kepada tim penggerak PKK
Desa/kelurahan.
C. Puskesmas beserta lintas sektor terkait dan tim penggerak PKK Kecamatan
mengadvokasi camat dan lintas sektor terkait untuk memperoleh dukungan
kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di rumah tangga di seluruh
desa/keluruhan.
D. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di rumah
tangga berdasarkan prioritas masalah PHBS yang ada di desa/kelurahan.
E. Melatih TP-PKK Desa/kelurahan dalam melaksanakan pembinaan PHBS
di rumah tangga tentang:
- Cara pengumpulan, pengolahan dan pemetaan data PHBS
- Cara melaksanakan promosi kesehatan melalui penyuluhan
perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan
pengorganisasian masyarakat.
- Cara pencatatan kegiatan pembinaan PHBS di rumah tangga.
F. Puskesmas bersama lintas terkait dan tim penggerak PKK kecamatan
memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di rumah tangga dan
pencapain rumah tangga ber-PHBS di seluruh desa.
G. Puskesmas bersama TP-PKK kecamatan mengirimkan hasil pengumpulan
data PHBS di seluruh desa/kelurahan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
untuk diolah lebih lanjut melalui sistem informasi manajemen PHBS.
H. Melaksanakan penilaian lomba pelakana terbaik PHBS di rumah tangga
tingkat desa/kelurahan.
I. Memberikan penghargaan terhadap pelaksana terbaik PHBS di rumah
tangga tingkat desa/kelurahan.
20
J. Memanfaatkan sistem informasi kesehatan nasional untuk pencatatan dan
pelaporan PHBS.
Di desa/kelurahan
A. Sosialisasi PHBS di rumah tangga
Melakukan sosialisasi di desa kepada kader PKK dusun dan kelompok
dasawisma, sedangkan di kelurahan kepada kader PKK RW dan kader
PKK RT
B. Pengumpulan data PHBS di rumah tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga diawali dengan kegaiatan pengumpulan
data oleh kader PKK Kel/desa pada saat pertemuan bulanan di kelompok
masing-masing dengan cara:
- Menyiapkan tenaga pengumpul data, disarankan menggunakan
ketua kelompok Dasawisma atau kader PKK desa/kelurahan yang
telah dilatih PHBS di rumah tangga
- Mendata jumlah rumh tangga yang ada di desa/kelurahan
- Menyiapkan formulir/kartu PHBS di rumah tangga sesuai jumlah
rumah tangga yang ada
- Memberi penjelasan singkat bagi para ketua kelompok Dasawisma
atau kader PKK desa/kelurahan yang telah dilatih PHBS di rumah
tangga tentang cara pengumpulan data di rumah tangga
- Ketua kelompok dasawisma atau kader PKK/desa kelurahan yang
telah dilatih PHBS di rumah tangga, mengumpulkan data rumah
tangga ber-PHBS berdasarkan 10 indikator PHBS di masing-
masing rumah tangga yang ada di desa/kelurahan dengan
menggunakan formulir/kartu PHBS di rumah tangga.
C. Pengolahan data dan pemetaan PHBS
Hasil pengumpulan data dari kelompok PKK selanjutnya diolah secara
manual oleh TP-PKK desa/kelurahan.
1. Setiap rumah tangga akan dikelompokkan menjadi Rumah
Tangga ber-PHBS atau Rumah Tangga Tidak ber-PHBS.
21
2. Kelompok rumah tangga ber-PHBS, apabila rumah tangga telah
memenuhi 10 indikator PHBS. Namun, bila dalam rumah tangga
tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita,
maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga
yang memenuhi hanya 7 indikator.
3. Untuk menghitung presentase rumah tangga ber-PHBS di
desa/kelurahan digunakan rumus sebagai berikut:
22
tatanan lain. Oleh sebab itu, kemajuan dalam pembinaan PHBS di tatanan lain
tersebut dan di tatanan rumah tangga harus dipantau. Pemantauan pembinaan
PHBS di tatanan lain dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan
memanfaatkan data dari sistem Informasi PHBS yang terintegrasi dalam sistem
Informasi Kementerian terkait, yaitu:(4)
1. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan institusi pendidikan menggunakan
data dari sistem informasi PHBS tatanan institusi pendidikan yang terintegrasi
dalam Sistem Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kementerian Agama
2. Pemantauan pembinaan PHBS di tempat kerja menggunakan data dari sistem
informasi PHBS tatanan tempat kerja yang terintegrasi dalam sistem informasi
kementerian tenaga kerja dan transmigrasi
3. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan tempat umum menggunakan data
dari sistem informasi PHBS tatanan tempat umum yang terintegrasi dalam
sistem informasi kementerian kebudayaan pariwisata dan ekonomi kreatif,
kementerian perhubungan dan kementerian perdagangan
4. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan fasilitas kesehatan menggunakan
data dari sistem informasi PHBS fasilitas kesehatan yang terintgrasi dalam
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
5. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga dilaksanakan dengan
memanfaatkan kegiatan lomba desa dan kelurahan yang berlangsung setiap
tahun dan berjenjang. Pantia lomba desa dan kelurahan diberi tugas tambahan
untuk mengevaluasi pembinaan PHBS di rumah tangga. Di samping itu juga
melalui pencatatan dan pelaporan PHBS dalam SIKNAS dari kementerian
kesehatan dan data profil desa dari kementerian dalam negeri
Selain menggunakan data dari sistem informasi PHBS, pemantauan juga
dapat dilakukan dengan melaksanakan supervisi dan bimbingan secara berkala
dan sewaktu-waktu. Dengan supervisi dan bimbingan, kesulitan-kesulitan yang
dihadapi di tingkat pelaksanaan dapat segera diatasi.(4)
G. Evaluasi
23
Evaluasi dilakukan terhadap dampak pembinaan PHBS, yaitu yang berupa
perubahan perilaku masyarakat di tatanan rumah tangga. Evaluasi dilakukan
beberapa tahun sekali dengan menyelenggarakan survai secara nasional terhadap
masyarakat. Oleh karena survai secara nasional memerlukan biaya yang cukup
besar, maka evaluasi terhadap keberhasilan pembinaan PHBS diintegrasikan
dengan survai-survai yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan yaitu
Riset Kesehatan Dasar dan oleh Badan Pusat Statistik seperti: Susenas, SDKI dan
lain-lain. Frekuensi evaluasi pembinaan PHBS dengan demikian mengikuti
frekuensi penyelenggaraan survei-survei tersebut.(4)
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) menyatakan bahwa
pengasapan (fogging) bukan strategi yang utama dalam mencegah demam
berdarah dengue (DBD). Fogging tidak dilakukan secara rutin, hanya dilakukan
saat terjadi kasus di suatu wilayah, sehingga daerah di sekitarnya melakukan
fogging untuk memberantas nyamuk sebagai vektor penyakit DBD.
24
Pencegahannya itu bukan melalui fogging, tetapi bagaimana kita menjaga
kebersihan dan menghilangkan jentik nyamuk.
1. Pasal 3 :
a. PSN 3M Plus;
b. PJB;
c. surveilans;
d. sosialisasi.
2. Pasal 4 :
25
4) Kegiatan PSN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3)
3. Pasal 5 :
4. Pasal 9 :
26
a. Penyelidikan Epidemiologi;
b. Penanggulangan Fokus;
5. Pasal 10 :
6. Pasal 11 :
7. Pasal 12 :
27
2) Selain Puskesmas, pengasapan atau fogging dapat dilakukan oleh
Masyarakat
lingkungan masing-masing.
8. Pasal 13 :
9. Pasal 14 :
28
10. Pasal 15 :
11. Pasal 16 :
2.2.3Tujuan
29
desa
e. Memberikan penghargaan kepada
pelaksana terbaik 3M Plus di rumah
tangga tingkat desa.
2.2.4 Sasaran
a. Sasaran Pembinaan
Usia lanjut
Pengasuh anak
b. Sasaran Penilaian
Sasaran penilaian 3M Plus di rumah tangga adalah seluruh desa/kelurahan
yang telah melaksanakan kegiatan pembinaan 3M plus di rumah tangga minimal
satu tahun.
2.2.5 Manfaat
30
- Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
31
menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota yang baik
- Biaya yang tadinya dialokasikan untuk
menanggulangi masalah-masalah kesehatan dapat
dialihkan untuk pengembangan lingkungan yang
tertata rapi dan sehat serta penyediaan sarana
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
- Provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan pusat
pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
3M Plus di rumah tangga.
32
Selain itu ditambah dengan cara lainnya (plus) yaitu:
33
2.3 Demam berdarah(9)
2.3.1.Pengertian
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik
Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever
(DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue shock sindrom (DDS).
2.3.2 Etiologi
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu
arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Vector utama
penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes
albopictus (didaerah pedesaan). Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih
dan tergenang, telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila
kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian
untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa
yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100 butir.
Gejala klinis utama pada DBD adalah demam dan manifestasi perdarahan baik
yang timbul secara spontan maupun setelah uji torniquet.
b. Manifestasi perdarahan
34
c. Hepatomegali
d. Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau nadi
tak teraba, kulit dingin, dan anak gelisah.
2.3.4 Klarifikasi :
2.3.5 Patofisiologi
35
mekanisme hemostatis secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan
perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masavirus
dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari.
36
2.3.6 Komplikasi
Dehidrasi
Pendarahan
Jumlah platelet yang rendah
Hipotensi
Bradikardi
Kerusakan hati
g.esnepalopati dengue
kelainan ginjal
oedem paru
2.3.7 pemeriksaan
Pemeriksaan diagnostic
Langkah - langkah diagnose medik pemeriksaan :
a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria 40-
50%; wanita 35-47%.
b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan
systole dan diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-
anak. Positif ada butir-butir merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.
c. Tes serologi (darah filter) : ini diambil sebanyak 3 kali dengan memakai kertas
saring (filter paper) yang pertama diambil pada waktu pasien masuk rumah sakit,
kedua diambil pada waktu akan pulang dan ketiga diambil 1-3 mg setelah
pengambilan yang kedua. Kertas ini disimpan pada suhu kamar sampai menunggu
saat pengiriman.
d. Isolasi virus: bahan pemeriksaan adalah darah penderita atau jaringanjaringan
untuk penderita yang hidup melalui biopsy sedang untuk penderita yang
meninggal melalui autopay. Hal ini jarang dikerjakan.
37
2.3.8 Tatalaksana
b. Derajat II: peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan hemaesis.
Perawat: bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon sementara,
bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak tetapi bila terjadi
hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi kepala dimiringkan agar tidak
terjadi aspirasi, bila perut kembung besar dipasang maag slang, sedapat mungkin
membatasi terjadi pendarahan, jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai
dengan intruksi dokter, perhatikan teknik-teknik pemasangan infus, jangan
menambah pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila keadaan
memburuk segera lapor dokter.
38
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi atas izin
dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin perhatian kebersihan kulit
juga pakaian bersih dan kering.
b. Tanpa insektisida Caranya adalah: Menguras bak mandi, tempayan dan tempat
penampungan air minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7
– 10 hari); Menutup tempat penampungan air rapat-rapat; Membersihkan halaman
rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan
nyamuk bersarang.
39
BAB III
DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS KELURAHAN
MENTENG DALAM
40
Wilayah Kelurahan Menteng Dalam 60% adalah wilayah yang padat
penduduk dari lingkungan pemukiman yang belum teratur dan terencana
dengan baik. Di wilayah Kelurahan Menteng Dalam ditemukan satu Rukun
Warga (RW), sebagi daerah Gerdu Taskin (Gerakan Terpadu Pengentasan
Kemiskinan) yaitu RW 013. Tidak ada daerah rawan banjir.
Jumlah Penduduk di Kelurahan Menteng Dalam sampai dengan Bulan
Desember 2018 adalah 43.310 Jiwa terdiri dari 217.867 laki-laki dan 21.443
perempuan dan 8.029 Kepala Keluarga (KK).
41
10 45-49 1.286 1.029 2.315 19 - 19 2.334
1 01 335 5.221
2 02 448 5.101
3 03 735 4.086
4 04 635 2.843
5 05 653 1.967
6 08 433 1.984
7 09 702 3.242
42
9 011 448 4.365
43
b. Fasilitas kesehatan
Tabel 5. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Menteng Dalam.
NO. JENIS FASILITAS JUMLAH
1. Puskesmas Kelurahan 1
2. Balai Pengobatan 1
3. Apotik 2
4. Bidan Swasta 2
5. Praktek Dokter Umum 9
6. Praktek Dokter Gigi 6
7. Praktek Dokter Spesialis 2
8. Klinik Bersama / 24 Jam -
9. Posyandu 21
10 Laboratorium -
11. Optik 1
12. Toko Obat 3
44
3.1.3.2 Visi dan Misi Puskesmas
VISI PUSKESMAS
Menjadi Puskesmas unggulan menuju jakarta sehat untuk semua.
MISI PUSKESMAS
• Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal sesuai
standar mutu.
• Meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana pendukung.
• Menjamin kesehatan dan kesejahteraan seluruh karyawan.
• Menyelenggarakan pelayanan berbasis teknologi informasi.
• Membangun masyarakat mandiri, berbudaya dan peduli kesehatan melalui
kerjasama lintas sektoral.
45
- Membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatannya.
Membandingkan cakupan kehiatan dari daerah binaan dengan targetnya. Serta
tersusunnya rencana kerja bulan berikutnva.
d. Pembinaan pegawai
Melakukan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintah Puskesmas
kelurahan Menteng Dalam yang dilakukan Diktat Provinsi DKI Jakarta maupun
unsur pelatihan terkait lainnya. Pemantauan pelaksanaan program/kegiatan, Pada
Program Kerja Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam yang Clisesuaikan dengan
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 169 Tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta.
f. Pengendalian program/kegiatan
Kegiatan pelaksanaan program kerja Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam
dilakukan dengan skala prioritas pada warga masyarakat yang dirasakan harus
didahulukan dengan dilakukan penyaringan dan verifikasi, sehingga program
pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan efektif
g. Evaluasi kinerja pegawai/organisasi.
Melakukan penilaian terhadap seluruh pegawai yang ada di Puskesmas Kel.
Menteng Dalam setiap bulannya dan melaporkan hasil kinerjanya ke Puskesmas
kecamatan Tebet.
Lantai I :
- 1 ruang Loket
46
- 1 ruang Ka.Puskesmas kel./ruang periksa gigi
- 1 ruang tamu
- 1 ruang tunggu
- 1 ruang periksa umum
- 1 ruang Obat
- 1 ruang KB / KIA
- 2 buah Km.Mandi
- 1 ruang dapur
- 1 ruang Gudang Obat
- l ruang Gudang Barang
47
3.1.3.6 Fasilitas Penunjang
Jumlah 15
a. 3. Pelayanan Kia
a. 4. Pelayanan KB
a. 2. Pemberantasan
Penyakit Menular
a. 3. Penyakit
Bersumber Binatang
(P2B2)
48
kesehatan kerja isi ulang
c. 2. Status gizi
c. 3. Vit a
d. Perawatan d. 1. Kegiatan
Kesehatan Puskesmas
Masyarakat
d. 2. Follow up Kasus
e.Penyuluhan e. 1. Penyuluhan
Keseehatan didalam dan luar
gedung
f. Uks f. 1. Pembinaan
Sekolah
f. 2. Skrining Sekolah
f. 3. Imunisasi pada
anak sekolah
g. 2. Kegiatan Lansia
g. 3. Penyakit Pada
Lansia.
49
III. 4 Perbaikan a. Penyelenggaraan a. 1. Verifikasi data
kebijakan & BPJS kesehatan BPJS
manajemen
a. 2. Pelayanan BPJS
b. penerapan, b. 1. AMI
pemeliharaan SMM
b. 2. Tinjauan
Manajemen
b. 3. Adult Surveilans
c. 1. Pemeliharaan
Jaringan Net
c.Pemeliharaan
sarana & prasarana c. 2. Kalibrasi alat
50
(80,2%), kunjungan neonatus (81,5%), dan kunjungan balita (89,9%). dan
kunjungan bumil K4 (96,4%).Sedangkan program yang cakupan kegiatannya
sudah mencapai target adalah kunjungan MTBS (100%), kunjungan bayi
(103,5%), kunjungan bumil K1 (108,5%), pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan (119,8%), KN 1 (119,8%).
Pencapaian
Indikator Target (%) Penilaian
(%)
Tidak
Kunjungan bumil K4 100 96.4
Tercapai
Pertolongan persalinan
100 119.8 Tercapai
oleh tenaga kesehatan
Tidak
Kunjungan nifas 100 80.2
Tercapai
Tidak
CPR (KB aktif) 100 68.8
Tercapai
Tidak
KN 100 81.5
Tercapai
Tidak
Kunjungan Balita 100 89.9
Tercapai
Kunjungan Balita
100 100 Tercapai
MTBS
51
Tidak
SDIDTK 100 80
Tercapai
Target
Indikator Pencapaian (%) Penilaian
(%)
52
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan program ini adalah meningkatkan gizi seluruh anggota
masyarakat terutama pada sasaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.
Kegiatan yang dilakukan antara lain pembinaan dan pelayanan gizi dengan
jalan melakukan monitoring status gizi masyarakat pada kegiatan Puskesmas
dan di Posyandu, yang meliputi penimbangan balita, pemberian tablet vitamin
A dosis tinggi pada anak balita di Posyandu dan murid taman kanak-kanak,
pemberian tablet Besi pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan, dan
memberikan penyuluhan.
Pencapaian
Indikator Target (%)
(%)
53
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya
atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana
dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.
Monitoring TP2M
Monitoring TTU
Monitoring Air Bersih
Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Monitoring TPS (Tempat Pembuangan Sampah) sementara
Monitoring KepadatanVektor
PSN DBD
a. Pencatatan jumlah kasus
b. Penyelidikan Epidemiologi
c. Tindakan pencegahan
54
e. Promosi Kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan
yang menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat
melalui upaya-upaya pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat
melalui media penyuluhan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Frekuensi Pengunjung
Pengunjung
Program Dalam
Luar Gedung
Gedung
AIDS - - -
Hepatitis 4 30 140
ISPA - - -
Keganasan, kanker - - -
Penyakit Degeneratif - - -
TBC 4 54 245
55
Kesehatan Gigi dan Mulut 2 29 400
Kesehatan Mata - - -
Kesehatan Kerja - - -
Cacingan - - -
Lain-lain 3 54 210
56
Tabel 14. Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan di Puskesmas
Kelurahan Menteng Dalam periode Tahun 2018
Umum 20.532
TOTAL 25.565
57
3. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta
berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak
sekolah
5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh
buruk narkotika, rokok, alcohol dan obat-obatan berbahaya
lainnya
Program Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam pada kegiatan UKS
mencangkup pembinaan sekolah, skrining sekolah, imunisasi pada anak
sekolah, pembinaan dokter kecil.
Tabel 15. Tindakan di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Kelurahan Menteng
Dalam periode Tahun 2018
No. Keterangan Jumlah
3. CTP 66
4. Scalling 237
58
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam periode Tahun 2018
c. UpayaKesehatanUsiaLanjut
Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas Kelurahan Menteng Dalam
berupa penyuluhan kesehatan rutin, pemeriksaan tekanan darah, senam,
pembinaan mental, keterampilan, dan rekreasi.
Tabel 16. Jumlah Peserta Upaya Kesehatan Lansia Kelurahan Menteng
Dalam periode Tahun 2018
Laporan Kegiatan Jumlah
Total 332
1 Gangguan Jiwa 67
2 Epilepsi 1
Jumlah 68
59
3.1.6 Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Menteng
Dalam
4 Hipertensi 1.725
6 Diare 664
60
3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang
buka atau memberi pelayanan setiap hari.
4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) surveilens berbasis
masyarakat, (b) penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, (c)
penyehatan lingkungan.
5. Tercakupnya pendanaan untuk pengembangan Kelurahan Siaga Aktif
dalam Anggaran Pembangunan Kelurahan serta dari masyarakat dan
dunia usaha.
6. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam
kegiatan kesehatan di Kelurahan Siaga Aktif.
7. Peraturan tingkat kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Kelurahan Siaga Aktif.
8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga di
kelurahan
3.2.2 Pentahapan
Atas dasar kriteria Kelurahan Siaga Aktf yang telah ditetapkan, maka
perlu dilakukan pentahapan dalam pengembangan Kelurahan Siaga Aktif,
sehingga dapat dicapai tingkatan-tingkatan atau kategori Kelurahan Siaga
Aktif sebagai berikut;
A. Kelurahan Siaga Aktif Pratama, yaitu kelurahan yang;
1. Sudah memiliki forum masyarakat kelurahan, tetapi belum berjalan.
2. Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan
Desa/Kelurahan Siaga Aktif minimal 2 orang.
3. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
4. Sudah memiliki posyandu, tetapi UKBM lainnya tidak aktif.
5. Sudah ada dana untuk pengembangan Kelurahan Siaga Aktif dalam
anggaran pembangunan kelurahan tetapi belum ada sumber dana
lainnya.
61
6. Ada peran aktif dari masyarakat namun belum ada peran aktif
organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Belum memiliki peraturan di tingkat kelurahan yang melandasi dan
mengatur pengembangan Kelurahan Siaga Aktif.
8. Kurang dari 20 persen rumah tangga di kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
B. Kelurahan Siaga Aktif Madya, yaitu kelurahan yang;
1. Sudah memiliki Forum Masyarakat Kelurahan yang berjalan, tetapi
belum secara rutin setiap triwulan.
2. Sudah memiliki Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan
Kelurahan Siaga Aktif antara 3-5 orang.
3. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
4. Sudah memiliki Posyandu dan 2 (dua) UKBM lainnya yang aktif.
5. Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Kelurahan Siaga
Aktif dalam anggaran pembangunan kelurahan serta satu sumber
dana lainnya baik dari masyarakat ataupun dunia usaha.
6. Sudah pada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari satu ormas
dalamm kegiatan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Sudah memiliki peraturan di tingkat kelurahan yang melandasi dan
mengatur pengembangan Kelurahan Siaga Aktif, tetapi belum
direalisasikan.
8. Minimal 20 persen rumah tangga di Kelurahan mendapat pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
C. Kelurahan Siaga Aktif Purnama, yaitu kelurahan yang;
1. Sudah memiliki Forum Masyarakat Kelurahan yang berjalan secara
rutin, setiap triwulan.
2. Sudah memiliki kader pemberdayaan masyarakat/kader kesehatan
Kelurahan Siaga Aktif antara 6-8 orang.
3. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
62
4. Sudah memiliki Posyandu dan 3 UKBM lainnya yang aktif.
5. Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Kelurahan Siaga
Aktif dalam anggaran pembangunan kelurahan serta mendapat
dukungan dana dari masyarakat dan dunia usaha.
6. Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari dua ormas
dalam kegiatan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Sudah memilki peraturan formal (tertulis) di tingkat Kelurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Kelurahan Siaga Aktif.
8. Minimal 40 persen rumah tangga di Kelurahan mendapat pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
D. Kelurahan Siaga Aktif Mandiri, kelurahan yang;
1. Sudah memiliki forum masyarakat kelurahan yang berjalan rutin
setiap bulan.
2. Sudah memilki kader pemberdayaan pemberdayaan
masyarakat/kader kesehatan Kelurahan Siaga Aktif lebih dari 9
orang.
3. Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
4. Sudah memiliki Posyandu dan lebih dari UKBM lainnya yang aktif
dan berjejaring.
5. Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan Kelurahan Siaga
Aktif dalam anggaran pembangunan kelurahan serta mendapat
dukungan dana dari masyarakat dan dunia usaha.
6. Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari lebih dari dua
ormas dalam kegiatan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Sudah memilki peraturan formal (tertulis) di tingkat Kelurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Kelurahan Siaga Aktif.
8. Minimal 70 persen rumah tangga di Kelurahan mendapat pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Dalam bentuk matriks, pentahapan perkembangan Kelurahan Siaga
Aktif tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
63
Tabel 19. Pentahapan Kelurahan Siaga Aktif.
Kriteria Pertahapan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
64
3.2.3 Indikator Keberhasilan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kelurahan
a. Keberadaan dan keaktifan forum kelurahan
b. Adanya kader pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan dan kelurahan
Siaga Aktif
c. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang
buka atau memberikan pelayanan setiap hari
d. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan, surveilens berbasis masyarakat serta
penyehatan lingkungan.
e. Adanya pendanaan untuk pengembangan kelurahan Siaga Aktif dari
anggaran kelurahan, masyarakat dan dunia usaha.
f. Adanya peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
dalam kegiatan kesehatan di Kelurahan Siaga Aktif.
g. Adanya peraturan di kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan kelurahan siaga aktif.
h. Adanya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Kriteria Keterangan
Forum Desa/Kelurahan Ada
KPM/Kader Kesehatan Ada
Kemudahan Akses Pelayanan
Ada
Kesehatan Dasar
Posyandu dan UKBM lainnya
Ada
aktif
Dukungan dana untuk
kegiatan kesehatan di Desa
dan Kelurahan : Belum diketahui
- pemerintahan desa dan
kelurahan
65
- Masyrakat
- Dunia usaha
Peran serta masyrakat dan
Tidak Ada
organisasi kemasyarakatan
Tidak Ada Peraturan
Peraturan kepala desa atau
di Tingkat
peraturan Bupati/Walikota
Kelurahan
Pembinaan PHBS di rumah
Tidak Ada
tangga
66
c. Menentukan Kegiatan
Setelah tujuan ditetapkan, selanjutnya ditentukan kegiatan yang
akan dilakukan. Caranya adalah membuat beberapa alternatif
kegiatan, kemudian dipilih kegiatan yang dapat dilakukan
dikaitkan dengan ketersediaan sumber daya.
d. Menyusun Jadwal Kegiatan
Setelah ditentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian
disusun jadwal kegiatan selama jangka waktu tertentu, misalnya
satu bulan, dua bulan, enam bulan atau satu tahun sesuai dengan
ketersediaan sumber daya. Jadwal kegiatan ini sebaiknya dibahas
pada pertemuan bersama dengan warga, tokoh masyarakat,
selanjutnya di ajukan ke kelurahan agar diperoleh kesepakatan
bersana.
3.3.3 Penggerakan dan Pelaksanaan
Penggerakan dan pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan sesuai
dengan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan:
1. Menggerakan anggota keluarga (bapak, ibu, remaja) agar mempunyai
tanggung jawab sosial untuk lingkungannyta, seperti: menjadi kader
posyandu, aktif pada kelompok yang peduli kesehatan.
2. Peningkatan pengetahuan keluarga/masyarakat melalui berbagai
kegiatan
3. Mengupayakan dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa
dan kelompok potensial dalam bentuk komitmen dan sumber daya
67
Pemantauan kegiatan dapat dilakukan dalam pertemuan bulanan
kelompok dengan topik bahasan adalah kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan jadwak yang telah ditetapkan. Waktu
pemantauan disesuaikan dengan rencana yang telah disepakati.
Dalam pertemuan tersebut dibahas juga berbagai kendala yang
ditemukan, serta pemecahannya. Cara pemantauan dapat
dilaksanakan dengan melakukan kunjungan rumah atau melihat
pencatatan pelaksanaan kegaitaan.
- Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan formulir/kartu PHBS di
rumah tangga yang telah dirancang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Penilaian dilakukan terhadap indicator masukan, proses
kegiatan dan kelurahan atau hasil kegiatan. Penilaian dapat
dilakukan melalui cara pemantauan ulang, pengamatan di lapangan,
wawancara dan diskusi dengan masyarakat.
68
BAB IV
1.Identifikas
i masalah
7.
2.
Monitoring
Penentuan
& evaluasi
prioritas
hasil
masalah
penerapan
6.
3. Memilih
Penyusunan
penyebab
rencana
yang paling
untuk
mempengaru
memperbaik
hi masalah
i masalah
4.
5. Penetapan Menentukan
pemecahan alternatif
dari masalah pemecahan
dari masalah
69
intervensi terhadap masalah tersebut dan hasil kegiatan, monitoring dan
evaluasi diserahkan kepada pihak puskesmas.
70
KN1 100% 119,8%
KN 100% 80%
Kunjungan bayi 100% 77%
Kunjungan balita 100% 29%
SDIDTK 100% 80%
TB
Case detection Rate (CDR) 100% 20%
Angka keberhasilan 100% 28%
pengobatan TB (Succes Rate)
DBD
Rumah bebas jentik 100% 45,2%
HIV/AIDS
Kepatuhan ODHA 100% 86%
mengambil ARV
KPLDH
Cakupan pendataan 600 Jiwa 100% 65%
per bulan
71
Polio 4 100% 102,2% 0%
Campak 100% 97,7% 2,3%
DO DPT Hb-HIB 0% 93% 0%
DO Campak 0% 97% 0%
Kesehatan Ibu
Cakupan K1 100% 108,5% 0%
Cakupan K4 100% 96,4% 3,6%
Penanganan 100% 74% 26%
komplikasi pada ibu
hamil
Persalinan tenaga 100% 90% 10%
kesehatan
Kunjungan nifas 100% 80,2% 19,8%
KB
KB aktif (CPR) 100% 68,8% 31,2%
Kesehatan Anak
KN1 100% 119,8% 0%
KN 100% 80% 20%
Kunjungan bayi 100% 77% 23%
Kunjungan balita 100% 29% 71%
SDIDTK 100% 80% 20%
Penyakit Menular
Angka Keberhasilan 100% 20% 80%
pengobatan TB
(Success Rate)
Case Detection Rate 100% 28% 72%
(CDR)
Kesehatan
lingkungan
Rumah bebas Jentik 100% 45,2% 54,8%
HIV/AIDS
Kepatuhan ODHA 100% 86% 14%
mengambil ARV
KPLDH
Cakupan pendataan 100% 65% 35%
600 jiwa per bulan
72
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase pencapaian
hasil kegiatan dengan pencapaian sesuai dengan target
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 19
= 1+ 3,3 (1.27)
= 5.21 dibulatkan menjadi 5
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 100%
terkecil 0%
Interval : Nilai terbesar – Nilai terkecil
K
: 20
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah
kolom/kelas:
Tabel 23. Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 0 – 20 1
Skala 2 21 – 40 2
Skala 3 41 – 60 3
Skala 4 61– 80 4
Skala 5 81 – 100 5
73
Langkah 5 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
1 Pembinaan PHBS X 5
5 Polio 4 X 1
6 Campak X 1
7 DO DPT Hb-HIB X 1
8 DO Campak X 1
9 Cakupan K1 X 1
10 Cakupan K4 X 1
11 Penanganan komplikasi X 2
pada ibu hamil
12 Persalinan tenaga X 1
kesehatan
13 Kunjungan nifas X 1
14 KB Aktif X 2
15 KN1 X 1
74
16 KN X 1
17 Kunjungan bayi X 2
18 Kunjungan balita X 4
19 SDIDTK X 1
20 Angka Keberhasilan X 4
pengobatan TB
(Success Rate)
21 Case Detection Rate X 4
(CDR)
22 Rumah bebas jentik X 3
23 Kepatuhan ODHA X 1
mengambil ARV
24 Cakupan pendataan 600 X 2
Jiwa perbulan
.
Kriteria B: Kegawatan Masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya
masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang
dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mendesak :5
b. Mendesak :4
c. Cukup mendesak :3
d. Kurang mendesak :2
e. Tidak mendesak :1
75
b. Gawat :4
c. Cukup gawat :3
d. Kurang gawat :2
e. Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/meluas :5
b. Mudah menyebar/meluas :4
c. Cukup menyebar/meluas :3
d. Sulit menyebar/meluas :2
e. Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency)
dinilai sebagai berikut :
a. Sangat banyak :5
b. Banyak :4
c. Cukup banyak :3
d. Kurang banyak :2
e. Tidak banyak :1
76
4 DPT Hb-HIB3 1 1 1 1 4
5 Polio 4 1 1 1 1 4
6 Campak 1 1 1 1 4
7 DO DPT Hb- 1 1 1 1 4
HIB
8 DO Campak 1 1 1 1 4
9 Cakupan K1 2 2 3 3 10
10 Cakupan K4 1 1 2 3 7
11 Penanganan 2 3 2 4 11
komplikasi pada
ibu hamil
12 Persalinan tenaga 1 1 1 4 7
kesehatan
13 Kunjungan nifas 2 2 3 2 9
14 KB Aktif 2 2 3 3 10
15 KN1 2 3 3 2 10
16 KN 2 2 3 3 10
17 Kunjungan bayi 2 1 2 4 9
18 Kunjungan balita 2 1 1 3 7
19 SDIDTK 1 1 1 2 5
20 Angka 3 3 3 3 12
Keberhasilan
pengobatan TB
(Success Rate)
21 Case Detection 3 3 4 3 13
Rate (CDR)
22 Rumah bebas 2 2 3 5 12
jentik
23 Kepatuhan 2 2 2 3 9
ODHA
77
mengambil ARV
24 Cakupan 1 1 1 5 8
pendataan 600
Jiwa perbulan
78
6 Campak 2
7 DO DPT Hb- 2
HIB
8 DO Campak 2
9 Cakupan K1 2
10 Cakupan K4 3
11 Penanganan 3
komplikasi pada
ibu hamil
12 Persalinan tenaga 3
kesehatan
13 Kunjungan nifas 2
14 KB Aktif 2
15 KN1 2
16 KN 2
17 Kunjungan bayi 2
18 Kunjungan balita 2
19 SDIDTK 2
20 Angka 3
Keberhasilan
pengobatan TB
(Success Rate)
21 Case Detection 3
Rate (CDR)
22 Rumah bebas 4
jentik
23 Kepatuhan 4
ODHA
mengambil ARV
24 Cakupan 5
79
pendataan 600
Jiwa perbulan
80
5 Polio 4 1 1 1 1 1 1
6 Campak 1 1 1 1 1 1
7 DO DPT Hb- 1 1 1 1 1 1
HIB
8 DO Campak 1 1 1 1 1 1
9 Cakupan K1 1 1 1 1 1 1
10 Cakupan K4 1 1 1 1 1 1
11 Penanganan 1 1 1 1 1 1
komplikasi
pada ibu hamil
12 Persalinan 1 1 1 1 1 1
tenaga
kesehatan
13 Kunjungan 1 1 1 1 1 1
nifas
14 KB Aktif 1 1 1 1 1 1
15 KN1 1 1 1 1 1 1
16 KN 1 1 1 1 1 1
17 Kunjungan 1 1 1 1 1 1
bayi
18 Kunjungan 1 1 1 1 1 1
balita
19 SDIDTK 1 1 1 1 1 1
20 Angka 1 1 1 1 1 1
Keberhasilan
pengobatan
TB (Success
Rate)
21 Case Detection 1 1 1 1 1 1
Rate (CDR)
81
22 Rumah bebas 1 1 1 1 1 1
jentik
23 Kepatuhan 1 1 1 1 1 1
ODHA
mengambil
ARV
24 Cakupan 1 1 1 1 1 1
pendataan 600
Jiwa perbulan
82
4.5 Penentuan prioritas masalah
Setelah nilai dari kriteria A,B,C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam
formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk
menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
2 Ibu hamil 1 11 3 1 36 36 IX
yang
mendapat
tablet
tambah
darah (TTD)
minimal 90
tablet selama
kehamilan
3 Ibu nifas 1 12 3 1 39 39 VII
mendapat
kapsul
vitamin A
4 DPT Hb- 1 4 2 1 10 10 XX
83
HIB3
5 Polio 4 1 4 2 1 10 10 XXI
6 Campak 1 4 2 1 10 10 XXII
7 DO DPT 1 4 2 1 10 10 XXIII
Hb-HIB
8 DO Campak 1 4 2 1 10 10 XXIV
9 Cakupan K1 1 10 2 1 22 22 XIV
10 Cakupan K4 1 7 3 1 24 24 X
11 Penanganan 2 11 3 1 39 39 VIII
komplikasi
pada ibu
hamil
12 Persalinan 1 7 3 1 24 24 XI
tenaga
kesehatan
13 Kunjungan 1 9 2 1 20 20 XVIII
nifas
14 KB Aktif 2 10 2 1 24 24 XII
15 KN1 1 10 2 1 22 22 XVII
16 KN 1 10 2 1 24 24 XIII
17 Kunjungan 2 9 2 1 22 22 XV
bayi
18 Kunjungan 4 7 2 1 22 22 XVI
balita
19 SDIDTK 1 5 2 1 12 12 XIX
20 Angka 4 12 3 1 48 48 V
Keberhasilan
pengobatan
TB (Success
Rate)
84
21 Case 4 13 3 1 51 51 IV
Detection
Rate (CDR)
22 Rumah 3 12 4 1 60 60 I
bebas jentik
23 Kepatuhan 1 9 4 1 40 40 VI
ODHA
mengambil
ARV
24 Cakupan 2 8 5 1 50 50 III
pendataan
600 Jiwa
perbulan
85
Tabel 29. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Belum Tercapainya
Program PHBS dari Faktor Input.
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN - Adanya pemegang program - Kurangnya pemahaman
pembinaan 3M plus dan peran pemegang
- Tersedia petugas puskesmas program pembinaan 3M
(petugas promkes, dokter, Plus dalam menjalankan
perawat, bidan) program pembinaan 3M
Plus
MONEY - adanya dana khusus
puskesmas terkait
kegiatan pembinaan
PHBS
METHOD 1. Penyuluhan tentang 3M - Kurangnya sosialisasi
Plus rumah tangga dan penyuluhan tentang
2. Menggunakan indikator rumah tangga dengan
penilaian rumah tangga ber- 3M Plus
3M Plus
3. Menggunakan pedoman
program pembinaan 3M Plus
oleh Departemen Kesehatan
4. Melakukan pendataan
rumah tangga dengan 3M
Plus untuk evaluasi
MATERIAL - Tersedianya sarana (tempat - Kurangnya edukasi
untuk melakukan promosi kegiatan 3M
penyuluhan, media promosi) Plus
86
kemasyarakatan kader tentang 3M
- Dilakukan pembekalan plus
kepada perangkat desa - Kurangnya
khususnya kader pendekatan kepada
sebelum pendataan kepala lurah dan
- Koordinasi kader tokoh masyarakat
dengan petugas untuk memperoleh
kesehatan dalam dukungan dalam
pendataan rumah pembinaan rumah
tangga dengan 3M plus tangga sehat
- Mengupayakan
dukungan tokoh agama, Lintas Program
kepala desa, dan lurah - Tidak adanya pelatihan
dalam membuat bagi KPM/kader
gerakan 3M Plus kesehatan, lembaga
kemasyarakatan, yang
menjadi petugas dan
pelaksana pembinaan
3M plus
- Kurangnya aktifnya
KPM/Kader kesehatan,
dan masyarakat
terhadap pembinaan 3M
plus
Lintas Sektoral
- Kelurahan selaku PIC
kurang memahami
program pembinaan
PHBS
87
dengan kali yang kotor
88
INPUT
Kurangnya peran pemegang program
Dana puskesmas terkait kegiatan pembinaan PHBS
pembinaan 3M plus dalam menjalankan
program pembinaan 3M plus MONEY tersedia PHBS
MATERIAL
MAN Kurangnya edukasi promosi kegiatan 3M Plus
•
3M plus
Kurangnya pendekatan kepada kepala lurah
LINGKUNGAN
-Belum adanya pengingat pelaksanaan 3M plus
P3 dan tokoh masyarakat untuk memperoleh
dukungan dalam pembinaan rumah tangga
• Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk melaksanakan 3M plus
-Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian sehat
3M plus rumah tangga dan tindak lanjut hasil di • Kurangnya antusiasme masyarakat
tingkat kelurahan Lintas Sektoral
Kelurahan selaku PIC kurang memahami program dalam berperilaku hidup bersih dan
pembinaan PHBS sehat
89
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah
selanjutnya yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini
adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada:
90
alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus M x I x V/ C
91
BAB V
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
92
5.4 Target Sasaran Evaluasi Program
5.4.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik alternative non random
sampling
Keterangan:
n : Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan.
Zα : Tingkat kemaknaan dikehendaki adalah 95%, dengan nilai .
p : Persentase PHBS di Jakarta yaitu 72,4% (0,724)
q :1-p didapatkan 0,2584.
d : Kesalahan absolut yang dapat diterima, berdasarkan pustaka yang ada
pada studi ini digunakan 5% atau 0,05.
N : Jumlah kepala keluarga di wilayah RW X di kelurahan Menteng Dalam
yaitu X KK
93
5.5 Analisis Komunitas dan Tabel Plan of Action
Data hasil kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Menteng
Dalam kemudian dianalisis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Masalah pada evaluasi program ini merupakan hasil kegiatan dengan
pencapaian yang kurang dari target yang sudah ditentukan berdasarkan SPM.
Dari beberapa masalah tersebut dilakukan upaya pemecahan dengan
menerapkan metode algoritma problem solving cycle, yaitu setelah dilakukan
identifikasi masalah maka selanjutnya ditentukan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Setelah didapatkan prioritas
masalah maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hal-hal apa saja
yang menjadi penyebab terjadinya masalah dengan menggunakan diagram
fishbone berdasarkan pendekatan sistem dan ditentukan alternatif pemecahan
masalahnya. Setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah maka
ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode
kriteria matriks. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria matriks maka
didapatkan prioritas pemecahan masalah dan akan melakukan diagnostik
komunitas
94
Tabel 32. Plan of Action untuk Pembinaan PHBS Rumah Tangga
Penangung Pelaksan Kriteria
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Waktu Dana Metode
Jawab a Keberhasilan
Semua kader
Dokter
Untuk menambah mampu
Dokter Muda,
pengetahuan kader meakukan
Muda, dokter
agar bisa Semua penyuyluhan dan
Pelatihan 3M dokter pembimb April –
mensosialisasikan kader di RW 13 pelatihan kepada
1 kepada kader pembimbin ing, Mei Pribadi Penyuluhan
kepada warga RW RW 13 warga RW 13
g, dokter dokter 2019
13 Kelurahan Kelurahan
puskesmas puskesm
Menteng Dalam Menteng Dalam
as
secara mandiri
dan berkala
Semua kader
mampu
melaksanakan
Kader melakukan
penyuluhan
penyuluhan secara Seluruh
Penyuluhan secara mandiri,
mandiri dan warga warga RW
3M plus yang Dokter April – dan warga
mendapat 13 RPTRA Dokter
2 dilakukan oleh Muda Mei - Penyuluhan mendapat
pengetahuan Kelurahan Rasamala muda
kader 2019 pengetahuan
tentang 3M plus Menteng
serrta mampu
Dalam
melaksanakan
3M secara
mandiri
95
Meningkatk
Warga mampu
Semua rumah an
menanam
tangga di RW 13 kepedulian Kader, Semua
tanaman anti
Pelatihan Kelurahan masyarakat Dokter warga
nyamuk dan
menanam Menteng Dalam tentang Muda, RW 13 April -
RPTRA menjaga nya di
3 tanaman anti bisa menanam keindahan dokter Keluraha Mei - Pelatihan
Rasamala setiap rumah di
nyamuk tanaman anti dan fungsi pembimbin n 2019
RW 13
nyamuk tanaman anti g Menteng
Kelurahan
nyamuk Dalam
Menteng Dalam
Kader,
Pelatihan
Dokter
Meningkatnya pengelolaan Warga mampu
Semua Muda,
pengetahuan dan Kader, sampah, dan mengelola
warga RW dokter
Pelatihan kesadaran Dokter mendaur sampah dan di
13 penangg April –
pengelolaan masyarakat akan RPTRA muda, Dana ulang lingkungan sudah
4 Kelurahan ung Mei
sampah sampah dan Rasamala Dokter swadaya sampah tidak ada sampah
Menteng jawab, 2018
mengetahui cara pembimbin anorganik berserakan
Dalam dokter
mengelola g dan organik
puskesm
menjadi
as
pupuk
96
Lampiran 2. Kuisioner Penilaian PHBS
I. DATA RESPONDEN
1. NAMA / USIA :
2. ALAMAT :
3. PENDIDIKAN :
4. PENDAPATAN KELUARGA : ............................................PER BULAN
5. SUKU / AGAMA :
II. PENGETAHUAN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dengan tepat dan benar sesuai dengan yang
ibu ketahui!
1. Menurut ibu, mana yang sesuai dengan indikator PHBS di rumah tangga
adalah: *jawaban bisa lebih dari satu
a. Menggunakan jamban sehat
b. Makan sayur dan buah setiap hari
c. Tidak merokok dalam rumah
2. Menurut ibu, yang menolong ibu melahirkan seharusnya adalah: *jawaban
bisa lebih dari satu
a. Bidan
b. Dokter
c. Dukun beranak
3. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif:
a. Memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan selama 6 bulan
b. Memberikan ASI serta makan tambahan
c. Memberikan ASI sampai 2 tahun
4. Menurut ibu, keunggulan ASI dibandingkan susu formula adalah: *jawaban
bisa lebih dari satu
a. Untuk perkembangan dan kecerdasan bayi
b. Mengandung zat kekebalan
c. Melindungi bayi dari risiko alergi
5. Apa tujuan dilakukan penimbangan balita setiap bulan:
a. Untuk memantau pertumbuhan balita
b. Untuk dapat makanan tambahan
c. Karena balita sakit
6. Syarat air bersih adalah:
a. Air yang berbau dan berwarna
b. Air yang mengandung bahan kimia
c. Air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, dan tidak berwarna
7. Menurut ibu, mencuci tangan sebaiknya menggunakan:
a. Air bersih
b. Air bersih mengalir
c. Air bersih mengalir dan sabun
97
8. Menurut ibu, kegunaan mencuci tangan sesudah dan sebelum melakukan aktivitas
yaitu untuk: *jawaban bisa lebih dari satu
a. Supaya tangan bersih
b. Untuk mencegah penularan penyakit
c. Untuk membunuh kuman penyakit yang dapat menyebabkan penyakit
9. Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi sayur & buah:
a. 1 porsi sayur atau buah 2 hari sekali
b. 1 porsi sayur atau buah 1 minggu sekali
c. 1 porsi sayur dan 1 porsi buah setiap hari
10. Menurut ibu, tujuan dari melakukan aktivitas fisik setiap hari selama 30 menit adalah:
*jawaban bisa lebih dari satu
a. Agar terhindar dari penyakit stroke
b. Agar tubuh sehat bugar dan bertenaga
c. Agar berat badan terkendali
11. Menurut ibu, dampak merokok di dalam rumah adalah: *jawaban bisa lebih dari satu
a. Anggota keluarga berisiko terkena penyakit akibat racun rokok
b. Dapat menularkan penyakit TBC
c. Susah bernafas
12. Menurut ibu, yang dimaksud dengan perokok pasif adalah:
a. Orang yang merokok dan menghirup asap rokok bersama dengan perokok
lainnya
b. Orang yang berada di ruangan tertutup bersama orang yang sedang merokok
c. Orang yang tidak merokok dan memiliki anggota keluarga lain yang merokok
13. Salah satu syarat jamban sehat adalah tidak mencemari sumber air. Jarak sumber air
dengan septic tank sebaiknya adalah:
a. 3 meter
b. 5 meter,
c. >10 meter
14. Menurut ibu, jenis jamban yang memenuhi persyaratan kesehatan adalah:
a. Septic tank dengan leher angsa
b. Cubluk / cemplung tanpa septic tank
c. Langsung ke empang / kali / sungai
15. Menurut ibu, penyakit apa saja yang bisa ditularkan melalui nyamuk: *jawaban bisa
lebih dari satu
a. Demam berdarah
b. Malaria
c. Kaki gajah
16. Salah satu memberantas nyamuk adalah dengan 3M plus, yang dimaksud 3M plus
adalah: *jawaban bisa lebih dari satu
a. Menguras dan menutup rapat tempat-tempat penampungan air
b. Menghindari gigitan nyamuk dengan cara memakai kelambu atau obat
nyamuk ketika tidur
c. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas
98
III. SIKAP
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dengan tepat dan benar sesuai dengan yang ibu ketahui!
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERTANYAAN SS S TS STS
Setiap rumah tangga harus melakukan perilaku hidup
1.
bersih dan sehat
2. Persalinan boleh dibantu oleh dukun beranak
Bayi sebaiknya hanya diberikan ASI saja sampai 6
3.
bulan tanpa tambahan makanan atau susu formula
Balita perlu dibawa ke posyandu setiap bulan untuk
4. ditimbang
Ibu dan anggota keluarga selalu mencuci tangan pakai
5. sabun sebelum dan setelah melakukan aktivitas
Agar sehat keluarga perlu makan buah dan
6. sayur setiap hari
7. Aktivitas fisik tidak berpengaruh pada kesehatan
Di rumah tangga perlu tersedia air bersih untuk
8.
kebutuhan sehari-hari
Ibu dan anggota keluarga mengkonsumsi air
9. bersih yang memiliki ciri tidak bewarna, tidak
berasa, dan tidak berbau
10. Ibu menguras bak mandi sekali seminggu
Ibu memeriksa tempat perkembangbiakan nyamuk
11.
(bak mandi, vas bunga, talang air) secara berkala
Fogging atau pengasapan merupakan cara yang
12.
efektif untuk memberantas jentik nyamuk
Buang air besar sebaiknya di jamban keluarga
13.
(sendiri) yang memakai septic tank & leher angsa
14. Anggota keluarga tidak boleh merokok
Perokok aktif lebih berbahaya daripada perokok
15.
pasif
99
IV. PERILAKU
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Persalinan ditolong tenaga kesehatan
Ibu membawa balita untuk ditimbang
2
setiap bulan ke posyandu
3 Ibu memberikan ASI eksklusif
Ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah
4
melakukan aktivitas
Ibu melakukan 3M plus setiap 1 minggu
sekali:
Membersihkan tempat-tempat
5 penampungan
Mengubur barang-barang bekas
Tidak menggantung baju
Menghindari gigitan nyamuk
Ibu dan anggota rumah tangga melakukan
6 olahraga / aktivitas fisik selama 30 menit
setiap hari
Ibu dan anggota rumah tangga
7
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
Ibu dan anggota rumah tangga tidak
8
merokok di dalam rumah
Ibu dan anggota rumah tangga
9 menggunakan air bersih untuk keperluan
rumah tangga
Ibu dan anggota rumah tangga
10
menggunakan jamban sehat (pribadi)
100
V. PEMBINAAN PHBS RUMAH TANGGA
NO PERTANYAAN YA TIDAK
Ada pembentukan forum kelurahan untuk
1.
meningkatkan PHBS
Ada pembinaan bagi individu untuk
2.
meningkatkan PHBS
Ada pembinaan bagi keluarga untuk
3.
meningkatkan PHBS
4. Ada pemuka masyarakat sebagai pembina PHBS
5. Terdapat kader di RT ini
Ada pengurus RT / RW yang menjadi panutan
6.
agar terciptanya PHBS rumah tangga
Ada pengurus PKK yang menjadi panutan
7.
agar terciptanya PHBS rumah tangga
Ada pengurus organisasi pemuda yang menjadi
8.
panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga
Ada organisasi kemasyarakatan tingkat
Kelurahan
9.
yang berperan dalam meningkatkan PHBS rumah
tangga
Ada penyandang dana dalam membantu
10.
upaya pembinaan PHBS rumah tangga
Kader yang melakukan pendataan menggunakan
11.
kartu / pencatatan PHBS
Kader melakukan penyuluhan perorangan /
12.
kelompok untuk melaksanakan PHBS
Kader mengembangkan kegiatan yang
13. mendukung
terwujudnya rumah tangga ber-PHBS
Kader memantau kemajuan pencapaian rumah
14. tangga
ber-PHBS setiap tahun melalui pencatatan PHBS
Kader melakukan pendekatan dengan Kelurahan
15. untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan
PHBS
101
DAFTAR PUSTAKA
7. Ariyati IS. Hubungan Antara Perilaku PSN (3M PLUS) dan Kemampuan
Mengamati Jentik dengan Kejadian DBD di Kelurahan Tembalang. Semarang:
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. 2015
8. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pengendalian
Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. 2007
102
103