Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha perkembangan perusahaan
dari waktu ke waktu, untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya dan
untuk menilai kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Maka dari itu diperlukan analisa agar terlihat
kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil yang dianggap baik kemudian hasil analisa tersebut
digunakan untuk membuat perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan untuk masa yang
akan datang. Laporan arus kas merupakan laporan yang menyediakan informasi yang relevan tentang
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa
mendatang. Oleh sebab itu, kas merupakan faktor penting yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Hanafi (2016:50) “Laporan arus kas menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar
bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan
pendanaan”. Menurut Baridwan (2010:40), “Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk
menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam
suatu periode tertentu.” Analisis laporan arus kas merupakan analisis finansial yang sangat penting
bagi seorang manajer keuangan suatu perusahaan disamping analisis finansial lainnya. Laporan arus
kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan
pada periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, investasi, dan
pendanaan selama satu periode tertentu. Carl, dkk (2000:45) dalam Octavianus (2015:14), banyak
investor dan kreditor beranggapan bahwa menilai kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari
besarnya laba yang dicapai perusahaan. Ketika laba tinggi maka kinerja keuangan perusahaan
tersebut sudah baik, tetapi itu sangat keliru karena laba yang tinggi belum dapat menjamin
perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dari kegiatan operasi
perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan laporan arus kas untuk dapat menilai kinerja keuangan
perusahaan. Dalam laporan arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
yang berasal dari aktivitas operasi dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangannya, serta membayar deviden.
Darsono dan Ashari (2005:218), untuk menilai kinerja keuangan perusahaan maka digunakan
analisis rasio arus kas sebagai berikut: rasio likuiditas arus kas dan rasio fleksibilitas arus kas. Rasio
likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek. Rasio fleksibilitas digunakan untuk membayar kembali kewajibannya di masa yang akan
datang dengan kas bersih dari aktivitas operasi.
Penilaian yang tepat atas kinerja perusahaan tidak hanya memperhatikan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba tetapi juga memperhatikan kemampuan arus kas positif dari kegiatan
operasinya. Jika perusahaan profitable tapi arus kasnya defisit maka perusahaan diindikasikan
mengalami masalah keuangan dan dikhawatirkan tidak mampu mengambalikan pinjaman kepada
investor maupun membayar deviden kepada investor. Jika perusahaan memiliki arus kas positif
namun laba yang diperoleh negatif, kondisi tersebut menjadikan investor tidak mempercayakan
invesasinya kembali kepada perusahaan karena dai kondisi laba yang negatif menjadikan tidak
adanya deviden.
2. RUMUSAN MASLAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
ini adalah:
 Analisis rasio laporan arus kas dalam mengelola dana PT. MNC Investama Tbk
 Kinerja keuangan PT. MNC Investama Tbk berdasarkan analisis rasio arus kas.

TINJAUAN PUSTAKA
 Pengertian Laporan Arus Kas
PSAK No.2 menyatakan bahwa wajib melaporkan laporan arus kas selama arus kas periode
tertentu juga diklasifikasikan mengikuti aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Diklasifikasikannya aktivitas memungkinkan informasi diberikan kepada pengguna laporan
keuangan untuk menilai keuangan posisi perusahaan juga jumlah kas dan setara kas berpengaruh
terhadap tiga aktivitas tersebut. Digunakan Informasi ini juga untuk menganalisa keterkaitan diantara
aktivitas ketiga tersebut.
Menurut Kieso (2008) laporan kas arus yaitu laporan suatu perusahaan yang memberitahu kas
penerimaan, kas pengeluaran, dan kas pada perubahan bersih yang bersumber dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan selama suatu periode dalam format yang merekonsiliasi saldo awal dan
saldo akhir kas.
Menurut Harahap (2010) dalam bukunya “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”
menyatakan bahwa: “Laporan arus kas memberitahu informasi revelan bahwa penerimaan dan
pembayaran kas suatu perusahaan pada periode tertentu akan diklasifikasikan transaksi dari kegiatan
operasi, pembiayaan dan investasi”. Berdasarkan maksud tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan
kas arus menghasilkan informasi arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktivitas operasi,aktivitas
investasi, dan aktivitas pembiayaan atau pendanaan.
 Tujuan Laporan Arus Kas
Disajikanya laporan arus kas tujuannya untuk memberikan infotrmasi keuangan kas
perusahaan diperiode tertentu bagi pihak berkepentingan seperti kreditur, investor dan manajemen.
Aktivitas operasi perusahaan, aktivitas investasi, dan aktivtas pendanaan termasuk perusahaan yang
aktivitasnya memberikan informasi terdiri dari arus masuk dan arus keluar kas serta kas bersih atau
selisih antara arus masuk dan keluar kas.
Martani (2015) berpendapat bahwa disusunya laporan arus kas tujuannya adalah untuk
memberikan informasi mengenai arus kas perubahan yaitu penerimaan dan pengeluaran kas dari
suatu entitas selama satu periode langsung. Informasi ini menunjukkan detail asal-usul perubahan
saldo awal kas dan saldo akhir kas perusahaan.
Wibowo dan Arif (2009) mengemukakan tujuan laporan arus kas adalah:
a. Memberikan informasi berkaitan penerimaan dan pengeluaran kas yang relevan untuk investor
dan kreditur,
b. Membantu para laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih (net
income) dengan penerimaan serta kas pengeluaran berkaitan pendapatan tersebut,
c. Menentukan aktivitas pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas
berpengaruh ke transaksi kas dan non kas.
 Kegunaan Laporan Arus Kas
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 (2014), laporan arus kas kegunaanya
yaitu: Apabila dikaitannya laporan lain keuangan, dapat memberikan informasi yang berguna untuk
pengguna sebagai perubahan dalam mengevaluasi aset neto entitas, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan untuk mempengaruhi kemampuan jumlah waktu arus kas dalam
rangka penyesuaian dengan perubahan peluang dan keadaan.
Menurut Martani (2015) laporan arus kas berguna dalam membantu para pengguna laporan
keuangan terutama kreditor dan investor, dalam menganalisis:

Kemampuan entitas dalam menghasilkan kas;

Kemampuan entitas dalam memenuhi seluruh kewajiban dan membayar dividen tunai;

Kemampuan entitas untuk mendanai ekspansi dan investasi;

Kemampuan entitas untuk memperoleh kas dari aktivitas operasional dan keterkaitannya dengan
laba (rugi) entitas.
 Klasifikasi Laporan Arus Kas
Menurut (IAI 2014) “Arus kas wajib dilaporkan didalam laporan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasikan dari aktivitas operasi, pembiayaan , dan investasi”. Sebagai berikut:
1. Arus Kas Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi ialah aktivitas penting pendapatan hasil perusahaan (principal
revenue-producing activities) dan bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan
(PSAK 2014).
Aktivitas dari operasi menentukan bisa atau tidak perusahaan cukup menghasilkan kas
untuk pinjaman dilunasi, membayar dividend dan tanpa mengandalkan sumber dari luar
pendanaan untuk melakukan investasi baru. Arus kas dari operasi biasanya peristiwa dan
transaksi lainnya yang laba ruginya ikut menentukan.
2. Arus Kas Aktivitas Investasi
Arus kas aktivitas investasi ialah aktiva jangka panjang dari pelepasan dan perolehan
serta investasi lain yang bukan setara kas, diantaranya memperoleh dan menagih utang,
pinjaman, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan produktif lainnya yang menggunakan
proses produksi (PSAK 2014).
Arus kas Investasi adalah arus kas yang menggambarkan penerimaan dan pembayaran
kas yang melibatkan asset tidak lancar berhubungan dengan sumber daya yang tujuannya
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas arus kas yang mengakibatkan berubahnya jumlah termasuk modal dan
pinjaman jangka panjang perusahaan disebut arus kas aktivitas pendanan (PSAK 2014). Arus kas
yang terkait didalam aktivitas pendanaan merupakan transakasi perubahan liabilitas jangka
panjang dan ekuitas perusahaan sebagai sumber pendanaan utama perusahaan (Martani 2015).
 Pelaporan Laporan Arus Kas
Ada dua metode pelaporan laporan arus kas dari aktivitas operasi (PSAK 2014) yaitu:
1. Metode langsung
Menghasilkan penyajian laporn penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Metode
langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas
bruto untuk kegiatan operasi. Penerimaan dan pengeluaran kas perbedaanya dari operasi kegiatan
dilaporkan sebagai bersih arus kas dari operasi aktivitas.
2. Metode tidak langsung
Penagguhan, pembayaran, penerimaan semua pengaruh dari penerimaan dan pembayaran kas
dapat diharapkan pada akan datang masa dihilangkan dan laba bersih yang diperhitungkan laba
rugi.
 Kinerja Keuangan
Kinerja yaitu prestasi perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
dicapainya kesehatan dari suatu perusahaan. Menurut Irham Fahmi (2012) kinerja yaitu menganalisis
untuk dilihat seberapa jauh suatu perusahaan sudah melakukan aturan keuangan dengan benar dan
baik. Didalam membikin suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar ketentuan SAK
(Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) dan lainnya.

METODOLOGI PENELITIAN
 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskiptif dengan melakukan pendekatan
kuantitatif, yaitu memperoleh informasi dari laporan tahunan pada PT. MNC Investama Tbk Tahun
2016-2018.
 Sumber Data
Data yang digunakan dalam sumber data ini ialah sumber data sekunder. Menurut Sugiyono
(2010) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan sumber data kepada pengumpul
data seperti dari literatur dan buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan permasalahan
skripsi tersebut. Yang diperoleh dari data sekunder dengan cara mengumpulkan data laporan
keuangan tahunan perusahaan PT. MNC Investama Tbk tahun 2016-2018 yang sudah dipublikasikan.
 Metode Pengumpulan Data
 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2010) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa laporan keuangan, catatan keuangan, kebijakan,
profil perusahaan. Dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan laporan arus kas dari PT.
MNC Investama Tbk dari tahun 2016-2018.
 Sampel dan Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau
kejadian dimana penulis tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Objek
dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap PT. MNC Investama Tbk. Himpunan adalah bagian
dari populasi unit yang disebut dengan sampel. Penelitian didalam ini mengambil dari sampel
perusahaan laporan arus kas yang menerbitkan selama 3 periode yaitu 2016 sampai 2018.
 Metode Analisis Data
Menurut Darsono (2005), salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan laporan
arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen
dalam laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Adapun
rasio yang digunakan yaitu:
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban
lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.
Rumus yang digunakan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝐴𝐾𝑂 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Keterangan:
AKO = Arus Kas Operasi
Jika AKO > 1 = Baik
Jika AKO < 1 = Tidak Baik

2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)


Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna
membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dividen preferen). Rasio yang besar
menunjukan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup
komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Rumus yang digunakan:
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐶𝐴𝐷 =
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 + 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
Keterangan:
CAD = Cakupan Arus Dana
EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Tax)
Jika CAD > 1 = Baik
Jika CAD < 1 = Tidak Baik

3. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)


Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas
hutang yang telah ada. Semakin besar rasio ini menunjukan bahwa arus kas operasi mempunyai
kemampuan yang lebih baik dalam menutup biaya bunga sehingga kemungkinan perusahan tidak
mampu membayar bunga sangat kecil.
Rumus yang digunakan:
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐶𝐾𝐵 =
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
Keterangan:
CKB = Cakupan Kas terhadap Bunga
Jika CKB > 1 = Baik
Jika CKB < 1 = Tidak Baik

4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus
kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas opearasi ditambah dividen kas dibagi
hutang lancar. Rasio yang rendah menunjukan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi
dalam menutupi kewajiban lancar.
Rumus yang digunakan:
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝐾𝑎𝑠
𝐶𝐾𝐻𝐿 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Keterangan:
CKHL = Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar
Jika CKHL > 1 = Baik
Jika CKHL < 1 = Tidak Baik

5. Rasio Pengeluaran Modal (PM)


Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang
yang ada. Rasio yang rendah menunjukan kemapuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi
menunjukan kemampuan yang tinggi pula dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal.
Rumus yang digunakan:
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
Keterangan:
PM = Pengeluaran Modal
Jika PM > 1 = Baik
Jika PM < 1 = Tidak Baik

6. Rasio Total Hutang (TH)


Rasio ini menunjukan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua
arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio yang cukup rendah menunjukan
bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua
kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasional perusahaan.
Rumus yang digunakan:
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑇𝐻 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Keterangan:
TH = Total Hutang
Jika TH > 1 = Baik
Jika TH < 1 = Tidak Baik

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio ini digunakan untuk menghitung kecukupan arus kas operasi dalam membayar kewajiban
jangka pendek. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
 Tahun 2016
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 −357.754
𝐴𝐾𝑂 = = = −0,02
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 18.996.986
 Tahun 2017
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 513.724
𝐴𝐾𝑂 = = = 0,02
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 20.692.112
 Tahun 2018
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 2.745.730
𝐴𝐾𝑂 = = = 0,16
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 17.171.841
Tabel 1
Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi PT. MNC Investama, Tbk
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Tahun Jumlah Arus Kas Operasi Kewajiban Lancar Rasio AKO (%)
2016 Rp. -357.754 Rp. 18.996.986 -0,02
2017 Rp. 513.724 Rp. 20.692.112 0,02
2018 Rp. 2.745.730 Rp. 17.171.841 0,16
Rata – Rata Rasio AKO 0,053
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti
Dari hasil perhitungan rasio di atas menggambarkan bahwa kemampuan arus kas dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek (hutang lancar) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Rasio AKO PT. MNC Investama Tbk masih di bawah satu karena kewajiban lancarnya lebih besar
dari jumlah arus kas operasinya.

2. Rasio Pengeluaran Modal (PM)


Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang
yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal.
 Tahun 2016
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 −357.754
𝑃𝑀 = = = −0,22
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 1.615.143
 Tahun 2017
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 513.724
𝑃𝑀 = = = 0,18
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 2.816.393
 Tahun 2018
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 2.745.730
𝑃𝑀 = = = 1,02
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 2.700.011

Tabel 4
Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM) PT. MNC Investama Tbk
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Tahun Jumlah Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal Rasio PM
2016 Rp. -357.754 Rp. 1.615.143 -0,22
2017 Rp. 513.724 Rp. 2.816.393 0,18
2018 Rp. 2.745.730 Rp. 2.700.011 1,02
Rata – Rata Rasio PM 0,32
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio pengeluaran modal mengalami
kenaikan. Rasio PM paling baik terjadi di tahun 2018 yaitu 1,02 lebih dari satu karena jumlah arus
kas operasi perusahaan tinggi pada tahun 2018 yang artinya kemampuan perusahaan yang tinggi dari
arus kas dalam membiayai pengeluaran modal..

3. Rasio Total Hutang (TH)


Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui rasio
ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama perusahaan akan mampu membayar
hutang dengan menggunakan arus kas dari aktivitas normal perusahaan. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :
 Tahun 2016
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 −357.754
𝑇𝐻 = = = −0,01
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 31.129.457
 Tahun 2017
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 513.724
𝑇𝐻 = = = 0,02
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 32.437.621
 Tahun 2018
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 2.745.730
𝑇𝐻 = = = 0,08
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 31.925.209

Tabel 5
Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH) PT. MNC Investama Tbk
(Disajikan dalam jutaan rupiah)
Tahun Jumlah Arus Kas Operasi Total Hutang Rasio TH
2016 Rp. -357.754 Rp. 31.129.457 -0,01
2017 Rp. 513.724 Rp. 32.437.621 0,02
2018 Rp. 2.745.730 Rp. 31.925.209 0,08
Rata – Rata Rasio TH 0,03
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti
Dari hasil perhitugan diatas terlihat bahwa nilai rasio total hutang mengalami peningkatan.
Rasio TH paling kecil terjadi pada tahun 2016 karena jumlah arus kas operasi perusahaan lebih
rendah (bahkan minus) dibanding tahun 2017 & 2018.
SIMPULAN
Dari hasil analisis laporan arus kas terhadap tingkat likuiditas perusahaan pada PT. MNC
Investama Tbk selama kurun waktu tiga tahun, yaitu dari 2016-2018 dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil analisis rasio arus kas rata-rata PT. Indosat, Tbk adalah sebagai berikut :
 Rasio Arus Kas Operasi sebesar (AKO) sebesar 0,053%
 Rasio Pengeluaran Modal (PM) sebesar 0,32 kali
 Rasio Total Hutang (TH) sebesar 0,03%
Tingkat likuiditas yang dimiliki PT. MNC Investama Tbk jika dinilai dari rata-rata nilai Rasio
Arus Kas Operasi (AKO), Rasio pengeluaran modal (PM) dan Rasio Total Hutang (TH) dinilai
rendah atau dengan kata lain perusahaan tersebut dalam keadaaan tidak likuid karena nilainya di
bawah satu. Hal ini terlihat dari perhitungan rasio-rasionya berarti perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.

SARAN
Beberapa saran yang dapat peneliti berikan untuk perbaiakan atau peningkatan kinerja lebih lanjut
dimasa yang akan datang setelah menganalisis informasi arus kas dalam bentuk rasio adalah sebagai
berikut:
1. Dari perhitungan rasio likuiditas arus kas PT. MNC Investama Tbk dinyatakan tidak likuid. Hal ini
berarti terdapat kemungkinan PT. MNC Investama Tbk tidak mampu membayar kewajiban lancar.
Tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Untuk itu PT. MNC Investama Tbk harus lebih
mengupayakan peningkatan arus kas dari aktivitas operasinya. Sebaiknya perusahaan mengurangi
jumlah hutang dan pembelian aktiva tetap karena perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang
baik dalam membayar semua kewajiban dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal perusahaan.
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS
PADA PT. MNC INVESTAMA Tbk

Disusun Oleh :
Nama : Arif Rahman
NIM : 16010244M
Kelas : K02
Semester : VI (Enam)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BIMA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN AKADEMIK 2019

Anda mungkin juga menyukai