Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keganasan

Keganasan adalah kanker, neoplasma, atau tumor yang tumbuh secara tidak
normal, dan dapat menyerang jaringan di dekatnya dan bermetastasi, atau
menyebar, ke area lain dari tubuh. Secara umum sel kanker didefinisikan sebagai
sel yang tidak terkendali. Sel kanker tidak peduli dengan keterbatasan zat
makanan, ruang dan fakta kalau mereka harus berbagi dengan sel-sel normal yang
ada di sekitarnya. Sel kanker ditandai oleh tiga ciri yang khas, yaitu pengendalian
pertumbuhan yang menurun atau tidak terbatas, penyebaran atau metastasi
kebagian tubuh yang lain.

2.2 Pengertian Neoplasma

Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma,


sesuai definisi Willis adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta
terus demikian walaupun rasangan yang memicu perubahan tersebut telah
berhenti”. Sel neoplastik disebut mengalami transformasi karena membelah diri,
tampaknya tidak peduli terhadap pengaruh regulatorik yang mengendalikan
pertumbuhan sel normal. Selain itu, neoplasma berperilaku seperti parasit dan
bersaingan dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan
metaboliknya.

Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering disebut


sebagai tumor, dan ilmu tentang tumor disebut onkologi (dari oncos “tumor” dan
logos “ilmu”). Dalam onkologi pembagian neoplasma menjadi kategori jinak dan

3
4

ganas. Pembagian ini didasarkan pada penilaian tentang kemungkinan perilaku


klinis neoplasma.

Sel tumor dikatakan jinak (benigna) apabila gambaran mikroskopi dan


makroskopiknya dianggap relatif “tidak berdosa”, yang mengisyaratkan bahwa
tumor tersebut akan tetap terlokalisasi, tidak dapat menyebar ketempat lain, dan
pada umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal; pasien umumnya
selamat. Pada kondisi ini, sel-sel tua tidak mati walaupun sudah saatnya, dan sel-
sel baru akan terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya,
kumpulan sel-sel tambahan ini akan membentuk suatu massa, atau yang biasa
disebut dengan tumor.

Tumor ganas (maligna) secara kolektif disebut kanker, yang berasal dari kata
latin untuk kepiting tumor melekat erat ke semua permukaan yang dipijaknya,
seperti seekor kepiting. Ganas, apabila diterapkan pada neoplasma, menunjukkan
bahwa lesi dapat ,menyerbu dan merusak struktur didekatnya dan menyebar
ketempat jauh (metastasis) serta menyebabkan kematian. Tidak semua kanker
berkembang sedemikian mematikan sebagian ditemukan secara dini dan berhasil
dihilangkan, tetapi sebutan ganas menandakan bendera merah.

2.3 Klasifikasi Tumor

.3.1 Atas Dasar Sifat Biologik Tumor

Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang
bersifat jinak (tumor jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan
tumor yang terletak antara jinak dan ganas yang disebut “s”.

a. Tumor jinak atau beligna

Tumor jinak atau beligna tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai


simpai (kapsul) tidak tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan di
sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh.
Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempuran kecuali
5

yang mensekresi hormon atau yang terletak pada tempat yang penting,
misalnya di sumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplegia
atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak. Contohnya adenoma,
papiloma, polip, dan kristadenoma.
b. Tumor ganas atau maligna
Tumor ganas (maligna) atau yang sering disebut kanker adalah
pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan di
sekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker
pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan sekitarnya.
Di samping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe atau
aliran darah dan dapat menimbulkan kematian.
Kanker terjadi karena profilerasi sel tak terkontrol yang terjadi tanpa
batas dan tanpa tujuan bagi pejamu. Sel akan menjadi kanker karena
perubahan genetik secara krusial. Di antaranya, mendorong pertumbuhan
sel, menginaktivasi gen yang normalnya tumbuh lambat, membiarkan sel
tetap membelah sehingga bersifat immortal (tidak mati), dan membiarkan
sel tetap berada dalam kondisi abnormal yang menyebabkan kematian sel
(apoptosis). Selain itu, perubahan genetik harus memungkinkan sel kanker
merekrut sel normal untuk menunjang dan mengembangkan strategi agar
sistem imun tidak menghancurkan sel kanker.
Adapun konsep patofisiologis pada kanker, yaitu:
1) Reproduksi sel yang tidak terkontrol
Sel kanker menjalani siklus lebih sering dibandingkan dengan sel
normal yang menyebabkan munculnya sel abnormal yang
berlebihan. Reproduksi sel tidak terkontrol jika sel terbebas dari
sinyal kontrol pertumbuhan normal. Sel kanker dapat mengabaikan
sinyal ini dengan tidak menghasilkan reseptor membran yang
6

mengikat sinyal penghambat pertumbuhan atau dengan tidak


mengaktifkan pengantar kedua yang tepat menyampaikan informasi
penghambat ke inti sel. Dalam penelitian in vitro, sel kanker secara
agresif tumbuh di atas sel kanker lain dan menghasilkan lapisan sel
yang tidak teratur, yang mengabaikan tidak hanya sinyal kimia tetapi
cenderung melanggar batasan sel di sekitarnya.
2) Anaplasia
Anaplasia adalah regresi suatu sel yang telah berdiferensiasi ke
stadium yang kurang berdiferensiasi. Sel kanker memperlihatkan
berbagai tingkatan anaplasia. Dengan mengalami anaplasia, suatu sel
kanker kehilangan krmampuannya untuk melakukan fungsi yang
sebelumnya dapat dilakukan dan menjadi kurang mirip dengan
jaringan asalnya. Adanya sel sel yang sangat anaplastik dapat
mengganggu respon imun pejamu terhadap tumor dan biasanya
menandakan kanker yang sangat agresif karena sistem imun kurang
berespon terhadap anti gen embrionik.
3) Hilangnya penghitung waktu sel
Banyak sel kanker mensekresi enzim tolomerase yang berperan
menggantikan ujung tolomer kromsom yang memendek pada setiap
pembelahan sel. Hal ini menyebabkan penghancuran sistem
penghitungan sel dan imortalitas sel. Penggantian tolomer tidak
hanya memungkinkan sel kanker terus membelah dan
memperbanyak diri, tetapi memberi kesempatan sel untuk
mengakumulasi lebih banyak mutasi. Sebagian di antaranya dapat
meningkatkan kemampuan sel untuk menyerang sistem imun atau
menghasilkan faktor perangsang pertumbuhannya yang baru dan
lebih potensial menyerang sistem imun.
7

4) Kelainan inti dan sitoplasma


Sel kanker sering memperlihatkan berbagai kelainan atau
kerusakan ini sel, organel sitiplasma, dan sitoskeleton. Inti sel sering
membesar dan tidak berbentuk, disertai pemutusan, delesi,
penambahan dan translokasi kromosom. Kecepatan mitosis biasanya
meningkat. Pada sitoplasma, struktur-struktur intra sel
memperlihatkan disorganisasi dan perubahan dalam ukuran dan
bentuk. Perubahan pada mikrotubulus, yang menunjang sel dan
penting untuk mengontrol hampir semua fungsi intrasel, memiliki
dampak besar. Mitokondria mengalami disorganisasi dan tidak
berbentuk.
Dilansir dari National Cancer Institute, kanker terbagi menjadi
lima kategori menurut asal sel kanker:
 Karsinoma: Kanker yang mulai berkembang dari kulit atau
jaringan yang melapisi organ tubuh bagian dalam.
 Sarkoma: Kanker yang mulai berkembang dari tulang, tulang
rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaringan
penyambung atau jaringan pendukung di dalam tubuh.
 Leukimia: Kanker yang mulai berkembang dari jaringan tubuh
yang berfungsi memproduksi darah seperti tulang sumsum.
 Limphoma dan myeloma: Kanker yang mulai berkembang di
dalam sel-sel imunitas tubuh.
 Kanker sistem saraf pusat (Glioma): Kanker yang mulai
berkembang dari jaringan-jaringan di dalam otak dan batang
otak.
8

c. Tumor intermediate

Di antara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat


invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian
disebut tumor yang agresif local atau tumor ganas berderajat rendah.
Contohnya yaitu karsinoma sel basal kulit.

.3.2 Atas Dasar Sel atau Jaringan

Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar jaringan dasar sel
tumor, yaitu:
a) Berasal dari sel totipoten

Sel totipoten adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis
sel tubuh. Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin.
Paling sering ditemui pada gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi
retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal.
b) Berasal dari sel embrional pluripoten

Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan


sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai
contoh ialah tumor sel embrional pluripoten yang berasal dari anak ginjal,
disebut nefroblastoma, sering berdeferensiasi ke dalam struktur yang
menyerupai tubulus ginjal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan
atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya dapat terdapat pada
retinoblastoma, hepatoblastoma, embrional rhabdomisarcoma.
c) Berasal dari sel yang berdeferensiasi

Jenis sel dewasa yang bederensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat
tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia
terbentuk dari sel berdeferensiasi.
9

2.4 Tata Nama Tumor

Tumor Jinak. Secara umum, tumor jinak diberi nama dengan tambahan
akhiran –oma ke jenis sel asal tumot tersebut. Suatu tumor jinak yang berasal dari
jaringan fibrosa adalah fibroma; tumor tulang rawan yang jinak disebut
kondroma. Tumor ini kadang-kadang diklasifikasikan berdasarkan pola
mikroskopik dan makroskopik. Yang lain dikasifikasikan berdasarkan asal sel.

Tumor Ganas. Tata nama tumor ganas pada dasarnya mengikuti tata nama
tumor jinak, dengan penambahan dan pengecualian tertentu. Neoplasma ganas
yang berasal dari jaringan mesenkim atau turunannya disebut sarkoma. Kanker
yang berasal dari jaringan fibrosa disebut fibrosarkoma, dan neoplasma ganas
yang terdiri atas kondrosit disebut kondrosarkoma. Sarkoma diberi nama
berdasarkan sel yang membentuknya. Berikut merupakan tabel tata nama tumor.

Jaringan asal Jinak Ganas


Jaringan ikat dan turunannya Fibroma Fibrosarkoma
Lipoma Liposarkoma
Kondroma Kondrosarkoma
Osteoma Sarkoma Osteogenik
Pembuluh darah Hemangioma Angiosarkoma
Pembuluh limfa Limfangioma Limfangiosarkoma
Sinovium Sarkoma sinovium
Mesotelium Mesotelioma
Selaput otak Meningioma Meningioma invasif
Sel hematopoietik Leukemia
Jaringan limfoid Limfoma
Otot polos Leiomioma Leiomiosarkoma
Otot serat-lintang Rabdomioma Rabdomiosarkoma
Skuamosa berlapis Papiloma sel skuamosa Karsinoma
epidermoid
Sel basal kulit atau adneksa Karsinoma sel basal
Lapisan epitel kelenjar (duktus) Adenoma Adenokarsinoma
Papiloma Karsinoma papilar
Kistadenoma Kistadenokarsinoma
Saluran napas Adenoma bronkus Karsinoma
bronkogenik
Epitel ginjal Adenoma tubulus ginjal Karsinoma sel ginjal
10

Sel hati Adenoma sel hati Karsinoma


hepateselular
Epitel saluran kemih (transisional) Papiloma sel transisional Karsinoma sel
transisional
Epitel plasenta Mola hidatidiformis Koriokarsinoma
Epitel testis (sel germinativum) Seminoma
Karsinoma embrional
Tumor melanosit Nevus Melanoma maligna
Kelenjar liur Adenoma pleomorfik Tumor WIlms
(tumor campuran yang
berasal dari kel. Liur)
Sel totipotensial di gonad atau embryonic Teratoma matur, kista Teratoma imatur,
rests dermoid teratokarsinoma

2.5 Pertumbuhan dan Penyebaran Tumor

Pertumbuhan dan penyebaran pada tumor terjadi secara metastatis. Metastasis


adalah penyebaran sel kanker dari suatu organ tubuh ke organ yang lain seperti
otak, tulang, paru-paru atau hati. Sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor
utama, masuk ke aliran darah, ikut bersirkulasi dalam aliran darah dan tumbuh di
jaringan normal yang jauh dari tumor aslinya. Metastatis biasanya terjadi melalui
penyebaran sel-sel kanker dari tempat awal (primer) di darah atau dari limfe ke
tempat baru (sekunder). Istilah keganasan (malignancy) mengacu kepada potensi
tumor bermetastatis.

Langkah-langkah yang terjadi ada metastatis suatu tumor primer ke tempat


lain adalah infiltrasi, pelepasan, penyebaran (diseminasi), dan penyamaian
(seeding).

a. Infiltrasi
Infiltrasi agar dapat bermetastatis, suatu tumor harus menginfiltrasi
pembuluh-pembuluh darah atau limfe lokal. Agar dapat menembus dinding
pembuluh-pembuluh tersebut dan memiliki akses ke sirkulasi, sel-sel tumor
mengeluarkan enzim-enzim spesifik yang menyerang integritas pembuluh.
Salah satu dari enzim tersebut yang dihasilkan oleh tumor adalah kolagenase
tipe IV. Kolagenase tipe IV sangat efektif untuk penyebaran sel-sel kanker,
11

karena pembuluh baru yang terbentuk sebagai respon terhadap faktor


aniogenesis tumor relatif tipis dan mudah ditembus.
b. Pelepasan (detachment)
Pelepasan sekali memiliki akses ke darah atau limfe, maka sel-sel tumor
harus lepas dari sekelompok asalnya. Sel-sel kanker hanya memiliki sedikit
afinitas terhadap jenis jaringan mereka sendiri, sehingga pelepasan mudah
dilakukan. Seiring dengan makin banyak sel yang lepas dan masuk ke sirkulasi,
kemungkinan untuk dapat bertahan dalam perjalanan di darah dan tumbuh di
tempat lain semakin besar.
c. Penyebaran dan Penyemaian
Pergerakan sel-sel tumor di dalam darah atau di limfe disebut penyebaran.
Akhirnya dan terutama apabila berpindah secara berkelompok sebagian sel
tumor akan terperangkap disuatu kapiler atau jaringan di limfe di sebelah hilir
dari tempat primernya. Walaupun banyak sel yang mati, sebagian kecil sel
tumor akan dapat betahan hidup ditempat baru dan mulai tumbh ditempat
tersebut. Apabila tempat sekunder tersebut telah mencapai ukuran kritis, maka
sel-sel tumor akan kembali membentuk faktor angiogenesis tumor dan akan
terbentuk pembuluh pembuluh darah baru untuk menunjang pertumbuhan di
tempat sekunder ini.

Sel-sel tumor biasanya bermetastasis ke jaringan limfe atau kapiler sebelah


hilir yang terdekat dari tempat primer. Sebagai contoh, sel-sel kanker dari saluran
cerna dan pankreas sering bermetastasis melalui sistem aliran darah porta hepatik
ke hati. Paru, yang menerima semua darah vena sistemik, sering menjadi tempat
metastasis. Metastasis sering dievakuasi dengan mengamati adanya tempat
sekunder dikelenjar limfe terdekat, dan kemudian secara progresif semakin jauh
dari tempat primer tumor. Penanganan sel tumor secara kasat selama evakuasi
atau pembedahan dapat menyebabakan lepasnya sel-sel kanker dari tempat primer
sehingga menyebabkan kemungkinan metastasis.
Pertumbuhan dan penyebaran tumor sring dideskripsikan secara klinis.
Sebagian istilah yang digunakan, yaitu:
12

a. Derajat (grading) : Penilaian tumor berdasarkan derajat anaplasia yang


diperlihatkannya.
b. Stadium : keputusan klinis yang berkaitan dengan ukuran tumor, derajat infasi
lokal yang telah terjadi, dan derajat penyebarannya ke tempat-tempat jauh
pada seseorang.
c. Waktu : waktu penggandaan (doubling time : perkiraan jumlah waktu rerata
yang diperlukan untuk pembelahan sel-sel tumor. Yang cepat membelah
memiliki waktu penggandaan yang singkat.

2.6 Pembentukan Tumor Ganas


.6.1 Inisiasi Kanker

Tahap ini menggambarkan perubahan genetik dalam sebuah sel somatik


normal tunggal via mutasi dan masuk ke dalam jalur atau mekanisme
perkembangan abnormal yang berpotensi neoplastik. Sel target proses ini
umumnya mempunyai karakteristik sel seperti sel stem dan terjadi dalam
waktu singkat. Sel terinisiasi antara lain karena mutasi titik pada DNA atau
kerusakan yang lebih besar pada kromosom seperti dilesi, duplikasi,
translokasi atau aneuploidi.

Kerusakan DNA yang berakhir pada mutagenesis. Sel yang telah


berubah ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sel normal di
sekitarnya. Pada tahap ini proses mutasi akan mengaktivasi atau menghambat
proto-onkogen. Yang mengubah fungsi proto-onkogen dan tumor suppressor
gene antara lain adalah karsinogen yang mengubah struktur DNA, radiasi
yang memicu pembentukan spesies kimia reaktif dan radikal bebas, dan virus.
Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa hari.

.6.2 Tahap Promosi Kanker

Promosi kanker yang merupakan perkembangan awal sel yang


terinisiasi membentuk klon melalui pembelahan; berinteraksi melalui
komunikasi sel ke sel; stimulasi mitogenik, faktor diferensiasi sel, dan proses
mutasi dan non mutasi (epigenetik) yang semuanya mungkin berperan dalam
tahap awal pertumbuhan pra-neoplastik. Pada tahap ini sel mengalami
13

sejumlah perubahan tambahan dalam genom yang berpotensi mengakselerasi


ketidakstabilan genom sel. Promosi membutuhkan waktu beberapa tahun.

Tahap promosi berlangsung lama bisa lebih dari sepuluh tahun. Suatu
proses panjang yang disebabkan oleh kerusakan yang melekat dalam materi
genetik di dalam sel. Melalui mekanisme epigenetik akan terjadi ekspansi sel-
sel rusak membentuk premalignansi dari populasi multiseluler tumor yang
melakukan proliferasi. Senyawa-senyawa yang merangsang pembelahan sel
disebut promotor atau epigenetik karsinogen.

.6.3 Tahap Progresi Kanker

Tahap ini diawali dari transformasi malignansi yang menggambarkan


perubahan genomik yang cepat dimana populasi klonal sel yang berevolusi
akan mengarah pada perkembangan malignansi atau keganasan jika tidak
dihambat oleh lingkungan mikro dalam sel. Progresi malignansi sebagai fase
karsinogenik dengan perbanyakan sel yang telah mengalami transformasi
yang relatif tertunda sampai mengalami peningkatan keganasan dan mampu
untuk bermigrasi ke jaringan normal di sekitarnya dan yang lebih jauh
(metastasis). Kanker yang dapat dideteksi secara klinis membutuhkan waktu
beberapa tahun bergantung pada perkembangan vaskularisasi kanker, proses
inflamasi dan interaksi dengan lingkungan mikro dan komunitas seluler di
sekitar sel transforman berada. Progresi adalah tahap karsinogenesis yang
paling dekat dengan data klinis.

Pada tahap perkembangan (progression), terjadi instabilitas genetik


yang menyebabkan perubahan-perubahan mutagenik dan epigenetik. Proses
ini akan menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas
proliferasi, bersifat invasif (menyerang) dan potensi metastatiknya meningkat.
Selama tahapan ini, sel-sel maligna berkembang biak menyerbu jaringan
sekitar, menyebar ke tempat lain. Jika tidak ada yang menghalangi
pertumbuhannya, akan terbentuk dalam jumlah yang cukup besar untuk
mempengaruhi fungsi tubuh, dan gejala-gejala kanker muncul. Tahap terakhir
14

ini berlangsung selama lebih dari satu tahun, sehingga seluruh karsinogenesis
dapat berlangsung selama dua puluh tahun.

2.7 Protoonkogen dan Onkogen

Protoonkogen adalah gen selular yang berfungsi untuk mendorong dan


meningkatkan pertumbuhan normal dan pembelahan sel. Gen tersebut ditunjukkan
oleh tiga nama yaitu c-myc atau erb-B1. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi
dari gen ini disebut onkogen dan memiliki kemungkinan yang besar untuk
berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel dalam jumlah yang terbatas.
Onkogen ketika bermutasi menjadi onkogen karsinogenik, protoonkogen normal
akan menjadi aktif dan mengakibatkan multiplikasi sel yang berlebihan.
Istilah onkogen berasal dari bahasa Yunani “oncos” yang berarti tumor.
Protoonkogen yang mengkode berbagai komponen dalam jalur diferensiasi dapat
bermutasi menjadi onkogen (menghasilkan onkoprotein yang abnormal) yang
tetap mengaktifkan jalur tersebut secara terus menerus ketika sebaliknya alirannya
berhenti. Onkoprotein abnormal, yang menyerupai produk onkogen normal tanpa
elemen pengaturan penting dan produksinya tidak bergantung pada faktor
pertumbuhan atau sinyal eksternal lain. Dapat mengakibatkan produksi yang
berlebihan dari faktor pertumbuhan, membanjiri sel tersebut dengan sinyal
replikasi, stimulus jalur intermedial yang tidak terkontrol atau menggerakkan
faktor faktor pertumbuhan yang tidak terkendali dengan meningkatkan kadar
faktor transkripsi. Onkogen, dapat dipindahkan dari generasi ke generasi jika
mutasi protoonkogen dalam satu garis.

2.8 Kecepatan Pertumbuhan Tumor


Setiap tumor tumbuh pada kecepatan tertentu bergantung pada sifat pejamu
dan tumor itu sendiri.
a. Sifat pejamu yang mempengaruhi kecepatan petumbuhan tumor

Sifat-sifat penting yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tumor


adalah usia, jenis kelamin, dan status kesehatan dan gizi dari pejamu. Status
15

sistem imun pejamu juga penting. Orang yang mengalami imunosupresi


mungkin tidak mampu mengenali tumor sebagai suatu benda asing, atau tidak
mampu berespons terhadap tumor yang telah dikenalinya.

b. Sifat tumor yang mempengaruhi kecepatan petumbuhan tumor

Sifat-sifat penting pada tumor yang mempengaruhi kecepatan


pertumbuhannya adalah letaknya di dalam tubuh dan suplai darah. Derajat
anaplasia sel dan ada tidaknya faktor pertumbuhan tumor juga penting. Untuk
pertumbuhannya, banyak tumor yang bergantung pada faktor-faktor
pertumbuhan yang dihasilkannya sendiri atau berasal dari sirkulasi. Dengan
demikian, tumor yang paling cepat tumbuh sering meiliki banyak reseptor di
membran permukaannya untuk faktor-faktor ini. Selain itu sebagian sel tumor
menghasilkan bahan kimia yang menyebabkan lingkungan lokal lebih kondusif
bagi pertumbuhan mereka. Salah satu contoh dalah sekresi faktor angiogenesis
oleh tumor.

2.9 Perbedaan Tumor Jinak dan Tumor Ganas

Tumor jinak hanya tumbuh pada satu bagian tubuh dan tidak menyebar atau
menyerang bagian lain. Sementara tumor ganas atau yang sering disebut kanker
adalah tumor yang dapat menyerang jaringan di sekitarnya, masuk ke pembuluh
darah, dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tumor jinak juga biasanya tidak
akan tumbuh lagi setelah diangkat, sedangkan tumor ganas memiliki
kemungkinan untuk kambuh.

Tumor jinak Tumor Ganas


Serupa sel asal Tidak sama dengan sel asal
Tepian licin (bersimpai) Tepian tidak rata
Menekan Menyusul
Tumbuh perlahan Tumbuh cepat
Sedikit vaskuler Vaskuler/sangat vaskuler
Jarang timbul ulang Sering residif setelah dibuang
Jarang nekrosis dan ulserasi Umumnya nekrosis dan ulserasi
16

Jarang efek sistemis Umumnya efek sistemik


Neoplasma endokrin

2.10 Gejala-Gejala Tumor dan Kanker


.10.1 Gejala-Gejala Tumor
Tumor dapat menyebabkan berbagai gejala. Beberapa gejala dan
tanda klinis umumnya bisa berupa:
a. Sering merasa tidak sehat.
b. Merasa sangat lelah.
c. Demam dan menggigil.
d. Tidak nafsu makan.
e. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
f. Berkeringat pada malam hari.

Meski demikian, tiap tumor memiliki indikasi berbeda-beda


tergantung jenis dan lokasi pertumbuhannya. Contohnya, tumor otak dapat
menyebabkan gejala sakit kepala tidak tertahankan, muntah-muntah secara
mendadak, serta kejang-kejang . Sementara gejala tumor paru jinak dapat
berupa batuk yang berkelanjutan dan bertambah parah hingga akhirnya
menjadi batuk darah, sesak napas, rasa nyeri di dada serta kelelahan. Ada
juga jenis tumor ganas yang bahkan tidak menyebabkan gejala hingga
mencapai stadium lanjut, misalnya kanker serviks serta kanker hati.

.10.2 Gejala-Gejala Kanker

Gejala dari kanker tergantung dari jenis kanker, dan lokasi


penjalaran kanker tersebut di dalam tubuh. Gejala umum dari kanker bisa
dilihat sebagai berikut:

a. Penurunan berat badan.


b. Perubahan warna kulit menjadi lebih hitam.
c. Terdapat perdarahan secara spontan di bagian tubuh. Perdarahan ini
tergantung dari lokasi kanker yang muncul. Contohnya, kanker serviks
perdarahan dari vagina bisa muncul di luar siklus menstruasi.
d. Batuk lama lebih dari tiga bulan.
e. Perubahan suara menjadi serak.
17

f. Pembesaran kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem


pertahanan tubuh.
g. Terdapat benjolan.

2.11 Penanda Sel Tumor


Sebagian sel kanker mengeluarkan penanda-penanda (marker) sel. Penanda-
penanda tersebut adalah zat spesifik yang dikeluarkan oleh tumor ke dalam darah,
urin, atau cairan spinalis pada seseorang yang mengidap kanker. Penanda sel
tumor merupakan anti gen spesifik yang terdapat di sel kanker. Sebagian anti gen
tumor serupa dengan anti gen janin dan disebut anti gen onkofetal (“onko” berarti
tumor). Karena sering tidak merangsang respon imun, maka anti gen-anti gen
janin tersebut sering menyamarkan tumor dari sistem imun pejamu.
Penanda sel tumor secara klinis sangat penting karena dapat dijadikan alat
unuk mendeteksi kanker tertentu, dan perkembangannya dapat diikuti sebelum,
selama, dan setelah pengobatan. Misalnya, apabila ditemukan adanya penanda sel
tumor spesifik pada seorang pasien, maka eleminasi penanda tersebut setelah
radiasi atau kemo terapi mengisyaratkan bahwa pada pasien tersebut kankernya
berada dalam remisi.
Adapun contoh-contoh penanda sel tumor, yaitu:
a. Alfa-fetoprotein untuk kanker hati dan yolk-sac (ovarium dan testis).
b. Antigen karsiinoembrionik untuk kanker kolorektum.
c. Gonadotropin korionik manusia (human cho-rionik gonadotropin, HCG)
untuk banyak tumor, termasuk koriokarsinoma (biasanya kanker rahim).
d. Fospatase asam dan antigen spasifik – prostat (prostate-specifik antigen,
PSA) untuk kanker prosfat.
e. Imunoglobulin monoklonal (satu subtipe antibodi) untuk mieloma multipel.
f. CA125 sebagai penanda untuk kanker ovarium.

Walaupun adanya penanda sel tumor mengisyaratkan adanya atau


kekambuhan kanker. Masing-masing penanda sel tumor tersebut kadang-kadang
meningkat pada orang sehat tanpa kanker. Misalnya, wanita hamil mengalami
peningkatan kadar gonadrotopin korionik manusia. Demikian juga, tidak
terdeteksinya penanda sel tumr tidak berarti bahwa individu yang bersangkutan
bebas kanker.
18

Penanda metabolik pada keganasan terlihat melalui pengukuran kimia


standar dalam serum yang memperlihatkan kelainan yang berkaitan dengan suatu
keganasan dan metastasisnya di antaranya adalah:

a. Penurunan jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit dalam darah.


b. Proliferasi sejumlah besar sel tumor, menyebabkan pembebasan asam urat
dalam jumlah besar dari perputaran asam nukleat, sehingga kadar asam urat
dalam serum meningkat (terutama jika terjadi lisis sel tumor, akibat nuekrosis
atau khemoterapi).
c. Penurunan kadar albumin, kadar kolestrol dan trigliserida serum akibat dari
pembebasan zat nekrosis tumor atau TNF (Tumor Nekrosis Factor/ kakektin)
oleh monosit. TNF dapat nmenyebabkan kakeksia dan menghambat
metabolisme melalui inhibitisi lipoprotein lipase.

2.12 Diagnosis dan Pengobatan Tumor

Selain menanyakan riwayat penyakit, gejala, dan memeriksa kondisi fisik,


dokter akan menyertakan beberapa jenis pemeriksaan untuk memastikan diagnosis
pasien. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di antaranya adalah:

a. Tes darah lengkap dan evaluasi fungsi organ.


b. CT, MRI atau PET scan. Langkah ini berfungsi mengonfirmasi letak serta
tingkat penyebaran tumor.
c. Rontgen dada.
d. Biopsi atau pengambilan sampel tumor. Pemeriksaan ini digunakan untuk
memastikan ganas atau tidaknya tumor yang diidap. Biopsi dilakukan dengan
mengambil sebagian jaringan dengan alat khusus di daerah yang mengalami
penonjolan. Jaringan ini akan diperiksa di laboratorium menggunakan suatu
alat yang dinamakan mikroskop. Hasil dari biopsi akan menentukan apakah
benjolan tersebut termasuk tumor jinak atau tumor ganas.
e. Apabila terdiagnosis positif mengidap tumor tertentu, dokter akan membantu
pasien dalam menentukan langkah pengobatan yang sesuai. Metode
19

penanganan tumor yang akan dijalani tergantung pada jenis, lokasi


tumbuhnya tumor, dan tingkat keganasan tumor.

Terdapat sejumlah metode penanganan untuk mengatasi tumor ganas.


Langkah yang umumnya dianjurkan meliputi:

a. Operasi pengangkatan.

b. Kemoterapi. Kemoterapi merupakan pengobatan yang menggunakan obat


keras (beracun/kimia) untuk merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh
dengan cepat. Tujuan dari kemoterapi adalah menghambat atau menghentikan
pertumbuhan sel-sel kanker pada tubuh pasien. Untuk mengetahui diagnosa
dari tumor ini diperlukan pemeriksaan fisik secara langsung dengan dokter
spesialis bedah.
c. Radioterapi. Terapi radiasi bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker,
mengurangi ukuran kanker, dan menghilangkan gejala serta gangguan yang
menyertainya.
d. Terapi biologis.
e. Terapi target yang hanya mencari dan menyerang sel-sel kanker.

Pasien umumnya membutuhkan kombinasi dari 3 metode, yaitu operasi


pengangkatan, kemoterapi, dan radioterapi. Jika tumor ganas masih berada pada 1
lokasi dan belum menyebar, kanker tersebut biasanya akan diangkat melalui
prosedur operasi. Tumor jinak juga umumnya dapat diangkat. Namun apabila
tidak mengganggu kinerja organ dan tidak berdampak buruk pada kesehatan sama
sekali, tumor jinak terkadang tidak perlu diangkat. Makin dini tumor terdeteksi,
kemungkinan pasien untuk sembuh juga makin tinggi.

2.13 Faktor Penyebab Risiko Tumor


.13.1 Faktor Penyebab Tumor Secara Umum
Hingga saat ini, penyebab tumbuhnya tumor masih belum diketahui
secara pasti. Tumor jinak dan ganas memiliki penyebab dan faktor risiko
yang hampir sama, antara lain:
a. Merokok
20

Merokok seringkali dikaitkan dengan berbagai jenis kanker seperti


kanker sel darah putih (leukimia), serta kanker pada berbagai organ lain
seperti kerongkongan (esofagus), paru, mulut, pankreas, ginjal, dan
lambung. Di Amerika Serikat tercatat bahwa merokok bertanggung jawab
terhadap 30% dari seluruh kematian akibat kanker.

b. Infeksi

Ada sejumlah virus dan bakteri memiliki kemampuan untuk


menyebabkan kanker, antara lain:

1) Human papillomavirus (HPV) yang meningkatkan risiko kanker


mulut rahim (serviks), penis, vagina, anus, dan orofaring.
2) Virus hepatitis B dan hepatitis C yang meningkatkan risiko kanker
hati.
3) Epstein-Barr virus yang meningkatkan risiko limfoma Burkitt.
4) Helicobacter pylori yang meningkatkan risiko kanker lambung.

c. Radiasi

Terdapat dua jenis radiasi yang diduga berpotensi meningkatkan risiko


kanker, yakni radiasi ultraviolet dari sinar matahari serta radiasi ion dari
peralatan medis seperti sinar-X, CT scan , fluoroskopi, dan radiasi terapi
nuklir.

d. Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh

Obat-obatan jenis ini digunakan pada kondisi tertentu, seperti pada


pasien yang baru saja mendapatkan transplantasi organ. Obat-obatan ini
dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker karena menurunkan
kemampuan tubuh untuk melawan pertumbuhan sel-sel kanker.

e. Pola makan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan dan


sayuran dapat menurunkan risiko kanker kolorektal, serta berfungsi
melindungi tubuh dari kanker di mulut, kerongkongan, lambung, dan paru-
21

paru. Selain itu, pola makan yang tinggi lemak, protein, kalori, dan daging
merah diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal,
meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikannya.

f. Konsumsi alkohol

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi alkohol


berkaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker mulut, kerongkongan,
payudara, hati, dan kolorektal.

g. Aktivitas Fisik

Sejumlah penelitian berkesimpulan bahwa orang yang aktif secara fisik


memiliki risiko yang lebih rendah untuk menderita kanker kolorektal
dibanding mereka yang tidak aktif. Beberapa penelitian lain juga
menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat membantu melawan kanker
endometrium dan kanker payudara pada wanita pasca-menopause.

h. Kelebihan berat badan atau obesitas

Berbagai jenis kanker yang mungkin terjadi akibat obesitas antara lain
adalah kanker payudara pasca-menopause, kanker kolorektal, rahim,
esofagus, ginjal, dan pankreas. Namun, belum ada bukti jelas apakah
penurunan berat badan pada pengidap obesitas mampu menurunkan risiko
terjadinya kanker.

i. Diabetes

Diabetes dan kanker memiliki faktor risiko yang hampir sama, yaitu
usia tua, obesitas, merokok, pola makan yang tidak sehat, serta kurangnya
aktivitas fisik. Karena itu, sulit ditentukan apakah faktor risiko kanker
meningkat akibat diabetes atau karena faktor-faktor risiko tersebut.

j. Faktor risiko lingkungan


22

Paparan terhadap berbagai bahan kimia di lingkungan telah banyak


dikaitkan dengan risiko terjadinya kanker. Misalnya, risiko kanker paru
akan meningkat akibat asap rokok, polusi udara, dan asbestos. Air minum
yang mengandung tembaga dalam jumlah cukup tinggi akan meningkatkan
risiko kanker pada kulit, paru, dan saluran cerna.

k. Genetik atau keturunan

Tidak semua jenis kanker bersifat keturunan. Namun pada beberapa


kasus, mutasi gen dapat diturunkan ke anggota keluarga, misalnya gen
BRCA1. Wanita yang sejak awal memiliki gen BRCA1 punya
kemungkinan 80 persen untuk menderita kanker payudara. Jenis kanker
lain yang dapat diturunkan pada anggota keluarga meliputi kanker
ovarium, rahim, prostat, melanoma, retinoblastoma, limfoma Hodgkin, dan
limfoma non-Hodgkin.

.13.2 Faktor Penyebab Tumor Jinak

Penyebab dari tumor jinak tidak diketahui sampai saat ini, namun
perkembangan dari tumor mempunyai kaitannya dengan beberapa faktor
berikut ini.

a. Genetik atau faktor keturunan.


b. Faktor lingkungan seperti paparan (terekspos) dengan sinar radiasi.
c. Diet
Asupan makanan yang tidak teratur, kurangnya asupan sayur dan buah
dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya tumor jinak di dalam tubuh.
d. Stres
Adanya peningkatan kadar stres dapat memicu terjadinya tumor jinak di
berbagai bagian dari tubuh.
e. Trauma atau luka
Trauma atau luka pada tubuh yang tidak ditangani dengan baik akan
memicu terjadinya tumor jinak.

.13.3 Faktor Penyebab Tumor Ganas (Kanker)


23

Berikut beberapa faktor penyebab lain dari terjadinya kanker secara


umum dari beberapa penelitian terkait penyakit kanker dari dunia
kedokteran:

a. Umur
Semakin usia kita bertambah maka risiko mengidap tumor ganas juga
akan meningkat. Dilansir dari National Cancer Institute risiko terjadi
kanker payudara meningkat saat seseorang berumur di atas 50 tahun
(www.cancer.gov, 24 September 2012).

b. Faktor lingkungan
Seperti paparan bahan kimia atau zat beracun contohnya benzena,
asbes, nikel, dan rokok. Paparan sinar radiasi seperti sinar ultraviolet dari
matahari, sinar radiasi radiologi, sinar radiasi seperti jenis sinar alpha,
gamma, dan beta. Sinar alpha, sinar gamma dan sinar beta adalah jenis
sinar radiasi yang biasa digunakan pada praktik kedokteran radiologi.

Dilansir dari jurnal penelitian dari Badan Penelitian Kanker


Internasional, WHO yaitu IARC Monographs on the Evaluation of
Carcinogenic Risks to Humans, vol 89 Smokeless Tobacco and Some
Tobacco-specific N-Nitrosamines, Lyon, France, 2007, sebuah Evaluasi
atas risiko pencetus kanker, menyebutkan bahwa mengunyah, menghisap
tembakau juga dapat meningkatkan risiko terjadi kanker mulut, kanker
esophagus dan kanker pankreas.

c. Keturunan; beberapa jenis kanker dipengaruhi oleh faktor keturunan


(genetik) seperti kanker payudara, kanker kulit, kanker rahim, kanker
kolorektal (usus besar-anus) dan kanker prostat (www.cancer.gov, 15
Mei 2000).
d. Pemilihan Menu Makanan; Sedangkan menurut sebuah penelitian
mengenai penyebab dan gejala kanker yang diterbitkan oleh Cancer
Research UK, diet yang meningkatkan faktor risiko kanker adalah
terlalu banyak makan daging berwarna merah, kurang asupan serat,
24

terlalu banyak konsumsi garam, dan tidak makan sayur dan buah setiap
hari (www.cancer.gov, 15 Mei 2000).
e. Gangguan sistem imun; Seseorang yang mengalami gangguan sistem
imun akan berisiko untuk memicu terjadinya kanker. Berikut beberapa
gangguan sistem imun yang berpotensi terkena tumor ganas:
1) Seseorang yang mendapatkan donor organ tubuh dan terapi
pengobatan yang berfungsi untuk menekan sistem imun untuk
mencegah penolakan organ baru tersebut di dalam tubuh.
2) Terinfeksi HIV (sebuah nama virus yang dapat menyebabkan
AIDS).
3) Gangguan penyakit yang merusak sistem imunitas yang didapatkan
sejak lahir.

Infeksi bakteri Helicobacteria pylori yang dapat menyebabkan


infeksi pada lambung. Helicobacteria pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis pada manusia.
Menurut penelitian kanker lambung tahun 2011 oleh Helicobacter and
Cancer Collaborative Group, sebuah analisis gabungan dari 12 studi
kasus, infeksi dari bakteri ini dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker lambung.

f. Jenis Kelamin. Menurut penelitian mengenai kesenjangan jenis kelamin


pada angka kematian dan kelangsungan hidup penderita kanker dari
Michael B. Cook, divisi kanker epidemiologi dan genetika, Badan
Kanker Nasional Amerika Serikat tahun 2011, menyebutkan pria lebih
banyak mengalami kanker dibandingkan dengan wanita, namun hal ini
sifatnya relatif dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk
mendukung hal ini. (www.cebp.aacrjournals.org, 12 Juni 2011).

2.14 Langkah Pencegahan Tumor

Tidak ada metode pencegahan yang dapat memberikan perlindungan total


dari munculnya tumor. Tetapi ada sejumlah langkah sederhana yang dapat
25

dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker. Langkah-langkah tersebut


meliputi:

1) Berhenti merokok.
2) Berolahraga secara teratur.
3) Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, seperti meningkatkan
konsumsi makanan berserat (terutama sayuran) dan mengurangi konsumsi
makanan berlemak atau yang mengandung bahan pengawet.
4) Menjaga berat badan yang sehat agar terhindar dari obesitas.
5) Membatasi konsumsi minuman keras.
6) Menghalau pajanan sinar matahari, contohnya dengan menggunakan tabir
surya.
7) Meminimalisasi pajanan senyawa kimia yang mengandung racun, misalnya
dengan mengenakan masker saat naik kendaraan umum.
8) Meminimalisasi pajanan terhadap radiasi.
9) Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
10) Menjalani vaksinasi yang dibutuhkan untuk mencegah kanker, seperti vaksin
HPV.

Untuk mempermudah mengingat hal apa saja yang perlu diingat untuk
mengurangi risiko kanker, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
membuat sebuah singkatan, yakni “ CERDIK ”.

C : Cek kesehatan secara berkala.

E : Enyahkan asap rokok.

R : Rajin aktivitas fisik.

D : Diet sehat dengan kalori seimbang.

I : Istirahat yang cukup.

K : Kelola stres.

Anda mungkin juga menyukai