Anda di halaman 1dari 5

33

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
Menurut Wijaya & Putri (2013), tanda dan gejala dari gagal jantung sebagai
berikut:
1) Gagal Jantung Kiri
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada
mekanisme kontrol pernapasan. Tanda dan gejalanya:
a. Dispnea
Dispnea sering disebut sebagai sesak napas, napas pendek,
breathlessness, atau shortness of breath. Dispnea adalah gejala subjektif
berupa keinginan penderita untuk meningkatkan upaya mendapatkan
udara pernapasan.
b. Orthopnea
Orthopnea adalah gangguan pernafasan pada pasien saat dalam posisi
berbaring, sehingga penderita harus mengambil posisi tegak atau duduk
agar pernafasannya normal kembali.
c. Batuk
Hal ini di sebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif,
tetapi yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan
sputum berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai dengan
bercak darah.
d. Mudah lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakan
untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan
batuk.
e. Gelisah dan cemas
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stress akibat kesakitan
bernafas dan jantung yang tidak berfungsi dengan baik.

33
34

2) Gagal Jantung Kanan


Menyebabkan peningkatan vena sistemik. Tanda dan gejalanya, yaitu:
a. Edema perifer
Edema perifer adalah pembengkakan yang diakibatkan oleh akumulasi
cairan dalam jaringan tubuh dan paling umum terjadi pada kaki,
pergelangan kaki, dan / atau tangan.
b. Peningkatan berat badan
c. Distensi vena jugularis
Distensibilitas vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya
perubahan volume dan tekanan di dalam atrium kanan. Vena jugular
merupakan salah satu vena yang terdapat di area leher.
d. Hepatomegali
Hepatomegali adalah istilah untuk menggambarkan adanya pembesaran
ukuran hati (liver). Ukuran hati normal sekitar 7,5 cm pada wanita dan
10,5 cm pada laki-laki. Hati terletak di daerah perut kanan atas,
terlindung oleh rusuk kanan. Jika terjadi hepatomegali, maka hati akan
teraba melewati rusuk kanan paling bawah.
e. Asites
Asites adalah penumpukan cairan (biasanya cairan benang dan cairan
serosa yang berwarna kuning pucat) di rongga perut. Rongga perut
terletak di bawah rongga dada, dipisahkan denga diafragma. Asites dapat
terjadi akibat berbagai kondisi seperti penyakit hati (liver), kanker, gagal
jantung kongestif, atau gagal ginjal.
f. Anoreksia
Gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk
mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan
terhadap peningkatan berat badan.
g. Mual
Berdasarkan data temuan, tanda dan gejala yang muncul yaitu dispnea
(sesak napas) dikarenakan pasokan oksigen dan nutrien yang dihantarkan darah
tidak mencukupi kebutuhan akibat jantung tidak mampu memompa darah ke
seluruh tubuh. Pada data hasil pengkajian juga ditemukan bahwa klien mengeluh
35

nyeri ulu hati tembus hingga ke bagian belakang. Dengan kriteria, P: Nyeri timbul
saat beraktivitas, Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: Nyeri di daerah ulu hati
tembus ke bagian dada, S: Skala nyeri 3 (ringan), T: Nyeri timbul ± 30 menit.
Berdasarkan analisa penulis terhadap teoritis dan membandingkannya
dengan temuan masalah yang di alami Ny. I maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa tidak ada kesenjangan antara data temuan pada klien dengan teoritis yang
diuraikan para ahli.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa merupakan penilaian klinik tentang respon – respon individu
terhadap masalah kesehatan yang aktual, resiko, potensial dari individu selama
perawatan. (Carpenito, 2010).
Menurut Muttaqin, 2011 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1) Pola nafas tidak efektif b.d kelemahan otot pernapasan
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas jantung
3) Penurunan perfusi jaringan b.d penurunan suplai darah ke jaringan
4) Kelebihan volume cairan b.d retensi natrium dan air
5) Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen
6) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Penulis membuat diagnosa berdasarkan data temuan yang didapatkan dari
hasil pengkajian pada klien yaitu: pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi
paru, nyeri akut b.d agen injury biologis.
Membandingkan kasus pada Ny. I dengan teori yang dipaparkan secara
teoritis terdapat beberapa diagnosa yang tidak diangkat mengingat tidak ada data
pendukung yang mengarah kepada hal tersebut.
Faktor penunjang dalam penegakkan diagnosa ini adalah petunjuk –
petunjuk yang diberikan selama pendidikan yang mengingatkan bahwa dalam
menegakkan suatu masalah tidak perlu terpaku pada teoritis. Yang terpenting
adalah bagaimana kita mampu mengembangkan teori yang ada berdasarkan
masalah yang ditemukan terlebih adanya dukungan yang sangat kooperatif dari
klien dan keluarganya.
36

4.3 Intervensi Keperawatan


Rencana keperawatan atau Intervensi keperawatan yang dirancang dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan ini disesuaikan dengan masalah dan etiologi
yang telah penulis analisa. Adapun perencanaan tersebut meliputi:
Diagnosa pertama: Nyeri akut b.d agen injury biologis. Perencanaan
tindakan keperawatan meliputi: Kaji adanya keluhan nyeri untuk mengetahui
derajat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan, Atur posisi
senyaman mungkin untuk memberikan rasa nyaman, Ajarkan klien teknik
relaksasi atau distraksi untuk mengurangi rasa nyeri, Anjurkan klien untuk
membatasi aktivitas sesuai kebutuhan untuk mengurangi timbulnya nyeri dari
aktivitas berlebih, Kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik untuk meredakan
rasa nyeri.
Diagnosa kedua: Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru.
Perencanaan tindakan keperawatan meliputi: Kaji tanda-tanda vital klien untuk
mengetahui keadaan umum klien, Beri posisi senyaman mungkin agar klien
merasa nyaman, Lakukan fisioterapi dada jika perlu untuk memperbaiki ventilasi
dan meningkatkan kerja otot, Kolaborasi dalam pemberian terapi O2 untuk
mengurangi sesak nafas klien.
4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan atau pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan
berdasarkan intervensi yang telah dibuat, dalam melakukan intervensi penulis di
bantu oleh keluarga klien serta bekerja sama dengan perawat lainnya.
Pada tanggal 5 November 2018 dilakukan tindakan keperawatan yaitu pada
Diagnosa pertama: Nyeri akut b.d agen injury biologis. Pelaksanaan tindakan
keperawatan meliputi: Mengkaji adanya keluhan nyeri, Mengatur posisi klien
senyaman mungkin, Menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas sesuai
kebutuhan, Kolaborasi dalam pemberian terapi analgetik.
Pada tanggal 5 November 2018 dilakukan tindakan keperawatan yaitu pada
Diagnosa kedua: Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru.
Pelaksanaan tindakan keperawatan meliputi: Mengkaji tanda-tanda vital klien,
Memberikan posisi senyaman mungkin, Kolaborasi dalam pemberian terapi O2.
37

4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan terhadap klien mengacu pada skala penilaian berupa tujuan dan
kriteria hasil yang ditetapkan dalam perencanaan keperawatan sebelumnya.
Pada diagnosa pertama, evaluasi tindakan keperawatannya: Pasien
mengatakan nyeri pada bagian ulu hati tembus ke bagian dada sudah berkurang
dan hilang. Masalah Nyeri akut teratasi.
Pada diagnosa kedua, evaluasi tindakan keperawatannya: Klien mengatakan
sesak nafasnya sudah berkurang. Masalah Pola nafas tidak efektif teratasi.

Anda mungkin juga menyukai