Anda di halaman 1dari 9

JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 261

Peningkatan Hasil Belajar Fisika Melalui Metode Eksperimen


Berbasis Kooperatif Pada Siswa Kelas XI IPA4
SMA Negeri 14 Makassar
Sri Marlina
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar
E-mail: sweet.inha@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Clasroom Action research) yang bertujuan meningkatkan
hasil belajar Fisika siswa kelas kelas XI IPA4 SMA Negeri 14 Makassar,melalui Melalui Metode
Eksperimen Berbasis koopertif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI IPA 4 SMA Negeri 14
Makassar pada semester ganjil tahun pelajaran 2011 /2012 yang terdiri dari 41 siswa. Penelitian
dilaksanakan dua siklus yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Pada siklus I dilaksanakan selama empat kali pertemuan dan pada siklus dua
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, tes akhir belajar pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Data yang
terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis kuantitatif data hasil belajar fisika
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tergolong tuntas belajarnya pada siklus I hanya 60,97% dan
pada siklus II mencapai 78,04% atau terjadi peningkatan sebesar 17,07%. Hasil analisis kualitatif
menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran fisika melalui
Pendekatan Metode Eksperimen Berbasis kooperatif. dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci :Hasil Belajar, Metode Eksperimen Berbasis kooperatif kuantitatif, kualitatif, dan observasi.

ABSTRACT

This research is a classroom action research (Clasroom Action research) aimed at improving student
learning outcomes physics class XI classes IPA4 14 SMA Makassar, through Method Through
Experiment Based koopertif. The subjects were students of class XI classes IPA4 SMAN 14 Makassar
semester of academic year 2011/2012 consists of41 students. The experiment was conducted two cycles
consisting of four activities, namely: planning, action, observation and reflection. In the first cycle
conducted over four sessions and two cycle held three meetings. Data collection was performed using the
results of study observation sheet, the final test at the end of the first cycle study and the end of the second
cycle. The collected data were analyzed quantitatively and qualitatively. The results of the quantitative
analysis of data from physics study showed that the number of students classified as learning completed
in the first cycle and only 60,97% in the second cycle reaches 78,04%oranincreaseof 17,07%. The results
of the qualitative analysis showed an increase in activity of the students during the learning process
approach physics through experiments based cooperative method.canimprove student learning out comes

Keywords: Learning Outcomes, experiment-based cooperative method of quantitative, qualitative, and


observation.

I. PENDAHULUAN Kholiq untuk beribadah.Kunci pembangunan


masa mendatang bagi bangsa Indonesia ialah
Pendidikan merupakan salah satu
pendidikan. Oleh sebab itu diharapkan setiap
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia
individu dapat meningkatkan kualitas
yang memikirkan bagaimana menjalani
keberadaannya dan mampu berpartisipasi
kehidupan ini untuk mempertahankan hidup
dalam gerak pembangunan.
manusia yang mengemban tugas dari Sang
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 262

Berdasarkan informasi yang diperoleh didik sepenuhnya terlibat untuk menemukan


dari guru mata pelajaran fisika SMA 14 fakta dalam mengumpulkan data,
Makassar, khusunya kelas XI IPA4 bahwa mengendalikan variabel dan memecahkan
tingkat penguasaan siswa terhadap mata masalah yang dihadapinya secara nyata.
pelajaran fisika masih tergolong rendah bila Metode eksperimen mengandung
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. beberapa kelebihan antara lain Bahri (Aries,
Dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh 2008:16) sebagai berikut: 1)Membuat siswa
siswa kelas XI IPA4 tahun pelajaran lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan
2011/2012 hanya mencapai nilai 65,63 tidak berdasarkan percobaannya, 2)dapat membina
mencapai nilai KKM yaitu 71. Rendahnya siswa untuk membuat terobosan-terobosan
hasil belajar siswa disebabkan kurangnya baru dengan penemuan dari hasil
minat siswa untuk belajar sendiri akibat percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
rendahnya kemampuan siswa untuk manusia, 3)hasil percobaan yang berharga
mengaitkan informasi atau ide yang sudah di dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
terima dari pelajaran sebelumnya dengan manusia.
materi pelajaran yang belum diberikan (Sofan dan Iif khoiru, 2010:90).
sehingga dengan fenomena ini maka perlu Menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
diberikan strategi pembelajaran yang sesuai merupakan strategi belajar dengan sejumlah
untuk mengatasi masalah tersebut, data siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tersebut menunjukkan rendahnya hasil belajar tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
fisika, yang disebabkan oleh beberapa faktor, menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
diantaranya siswa merasa jenuh dengan cara siswa anggota kelompok harus saling bekerja
belajar yang digunakan bekerja sendiri-sendiri sama dan saling membantu untuk memahami
dan kurang kerja sama serta malu bertanya. materi pelajaran. Dalam pembelajaran
Salah satu alternatif untuk mengatasi kooperatif, belajar dikatakan belum selesai
masalah pembalajaran dan lebih jika salah satu teman dalam kelompok belum
mengutamakan keaktifan siswa serta memberi menguasai bahan ajar. Menurut (Sofan dan Iif
kesempatan pada siswa untuk khoiru, 2010:90) pembelajaran kooperatif
mengembangkan potensinya secara maksimal, adalah suatu strategi belajar mengajar yang
pembelajaran yang dimaksud adalah menekankan pada sikap atau perilaku
pembelajaran dengan menggunakan Metode bersama dalam bekerja atau membantu
Eksperimen Berbasis Kooperatif. diantara sesama dalam struktur kerjasama
Metode eksperimen sebagai metode yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
mengajar yang memberikan kesempatan dari dua orang atau lebih.
kepada anak didik untuk melatih melakukan Sedangkan menurut Anita Lie (Sofan
suatu proses secara langsung sehingga anak dan Iif khoiru, 2010:90) dalam bukunya
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 263

“Kooperatif”, bahwa dalam pembelajaran pelaksanaan observasi dianalisis secara


kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kualitatif, sedangkan hasil belajar siswa kelas
kelompok tetapi ada unsur-unsur dasar yang XI IPA4 SMA Negeri 14 Makassar. Dianalisis
membedakannya dengan pembagian secara kuantitaif dengan menggunakan
kelompok yang dilakukan asal-asalan statistik deskriptif. Yaitu: skor rata – rata, dan
Roger dan David Johnson (Sofan dan Iif presentase. Selain itu akan ditentukan pula
Khoiru, 2010:91) mengatakan bahwa tidak standar deviasi tabel frekuensi dan presentase
semua kerja kelompok dianggap Kooperatif nilai minimum dan maksimum yang siswa
Learning, untuk itu harus diterapkan lima peroleh pada setiap akhir siklus.
unsur model pemebelajaran gotong royong.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Diantaranya:saling ketergantungan positif,
tanggung awab peseorangan, tatap muka, A. Hasil Penelitian
kmunikasi antar anggota, dan evaluasi antar Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
kelompok. dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Pada siklus I dilaksanakan dalam 4 kali
II. METODE PENELITIAN
pertemuan dan pada siklus II dilaksanakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dalam 4 kali pertemuan. Dari kedua siklus
tindakan kelas (PTK) dengan tahapan-tahapan tersebut, maka dapat diketahui sejauh mana
yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011:38) tingkat keberhasilan peserta didik dalam
sebagai berikut: 1)Perencanaan, adalah hal pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran
yang perlu dilakukan dan direncanakan fisika melalui Metode Eksperimen Berbasis
setelah kita mengetahui masalah dalam Koopertif. Pada akhir tiap siklus dilaksanakan
pembelajaran. 2)Pengamatan (observing), evaluasi dan refleksi yang berkaitan dengan
adalah bentuk kontrol guru terhadap siswa. meningkatnya hasil belajar fisika peserta
3)Tindakan, adalah implementasi dari didik. Berdasarkan hasil dari kedua siklus
perencanaan, yang harus di wujudkan dengan tersebut yang selanjutnya dapat diuraikan
adanya tindakan dari guru, berupa solusi atau sebagai berikut:
perbaikan dari tindakan-tindakan Analisis Kuantitatif, Hasil tes akhir siklus
sebelumnya. 4)Refleksi, adalah bentuk I.
penyimpulan akan apa yang telah terjadi di Pada siklus ini dilaksanakan tes hasil
dalam kelas. 5)Evaluasi secara Berulang. belajar yang berbentuk ulangan harian setelah
Adapun subjek penelitian ini adalah selesai pemberian praktek tentang percobaan
siswa Kelas XI IPA4 dengan jumlah siswa 41 Menentukan Massa Badan dalam Newton di
yang diajar langsung oleh penulis. Penelitian Berbagai Planet dan Gaya Gesek. Dari
ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran analisis deskriptif skor hasil belajar fisika
2012/2013.Data yang diperoleh dari siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 14
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 264

Makassar setelah diajar melalui Metode maka diperoleh distribusi frekuensi yang
Eksperimen Berbasis Kooperatif dapat dilihat ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini.
pada Lampiran 4 dan disajikan pada tabel 1 Tabel 2. Frekuensi dan Skor Hasil Belajar
Fisika SiswaKelas XI IPA4 SMA
berikut ini.
Negeri 14 Makassar Pada Tes Akhir
Tabel 1. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Siklus I
Siswa Kelas XI IPA4 SMA Negeri Skor Frekuensi Presentase
14 Makassar Pada Tes Akhir Siklus 7–8 1 2,50
I 9 – 10 2 5,00
Statistik Skor 11 – 12 1 2,50
Subjek Penelitian 41 13 – 14 11 27,50
Skor Ideal 20 15 – 16 24 60,00
Skor Tertinggi 17 17 – 18 1 2,50
Skor Terendah 7
Rentang Skor 10 Pada siklus I ini ada 1 orang siswa yang tidak
Rata-Rata Skor 13,8 ikut, adapun siswa yang mendapat skor antara
Median 15 7 sampai 8 yaitu 1 (2,50%), siswa yang
Modus 15 mendapat skor antara 9 sampai 10 yaitu 2
Standar Deviasi 2,99 (5,00%), siswa yang mendapat skor antara 11
sampai 12 yaitu 1 (2,50%), siswa yang
Apabila skor hasil belajar siswa mendapat skor antara 13 sampai 14 yaitu 11
(27,50%), siswa yang mendapat skor antara
dikelompokkan ke dalam empat kategori,
15 sampai 16 yaitu 24 (60,00%), dan siswa
yang mendapat skor antara 17 sampai 18
yaitu (2,50%).
Tabel 3. Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Pada Siklus I
Kategori Ketuntasan Belajar Persentase
Daya Serap Siswa Frekuensi
Siswa (%)
0% - 70% Tidak tuntas 16 39,02
71% - 100% Tuntas 25 60,97

Hasil tes akhir siklus II Tabel 4. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas XI IPA4 SMA Negeri
Berdasarkan hasil tes yang diberikan
14 Makassar Pada Tes Akhir
kepada peserta didik pada akhir siklus II, Siklus II
maka diperoleh hasil analisis deskriptif Statistik Skor
Subjek 41
kuantitatif untuk skor hasil belajar fisika Skor Ideal 20
peserta didik kelas XI IPA4 SMA Negeri 11 Skor Tertinggi 17
Skor Terendah 9
Makassar terhadap konsep elastisitas bahan Rentang Skor 8
yang diajar melalui metode eksperimen Rata-Rata Skor 14,6
Median 15
berbasis kooperatif dalam proses Modus 15
pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Standar Deviasi 1,87

tabel berikut ini:


JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 265

Tabel 5. Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Pada siklus II ini mulai meningkat hal itu
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA4
dapat dilihat dari jumlah siswa yang
SMA Negeri 14 Makassar Pada Tes
Akhir Siklus II mendapat skor 9 sampai 10 yaitu 4 orang
Skor Frekuensi Presentase (9,75%), jumlah siswa yang mendapat skor 13
7–8 0 0
9 – 10 4 9,75 sampai 14 yaitu 6 orang (14,63%), jumlah
11 – 12 0 0 siswa yang mendapat skor 15 sampai 16 yaitu
13 – 14 6 14,63
15 – 16 28 68,29 28 orang (68,29%), jumlah siswa yang
17 – 18 3 7,32 mendapat skor 17 sampai 18 yaitu 3 orang
(7,32%).
Tabel 6. Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Pada Siklus II
Kategori Ketuntasan Belajar
Daya Serap Siswa Frekuensi Persentase (%)
Siswa
0% - 70% Tidak tuntas 9 21,95
71% - 100% Tuntas 32 78,04

Analisis Kualitatif, Analisis hasil observasi mengajar dalam tiap siklus dan diisi oleh
Selain peningkatan hasil belajar fisika, seorang observer, dalam hal ini guru bidang
selama penelitian pada siklus I dan siklus II studi fisika. Untuk mengetahui sikap, perilaku
tercatat sejumlah perubahan perilaku peserta peserta didik dan kemampuan peserta didik
didik. Perubahan tersebut merupakan data dalam proses belajar mengajar pada siklus I
kualitatif yang diperoleh dari lembar dan siklus II, dapat dilihat pada Tabel 7 hasil
observasi yang telah dibuat. Lembar observasi observasi yang dilakukan pada tiap pertemuan
ini digunakan setiap pertemuan proses belajar sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Siklus I
Pertemuan Rata – Persentase
No Komponen Yang Diamati
I II III Rata (%)
Siswa yang memperhatikan pada
1. saat guru menyampaikan tujuan 41 39 38 39,33 95,93
pembelajaran.
Siswa yang memperhatikan pada
saat guru mendemonnstrasikan
2. 40 39 40 39,67 96,74
keterampilan untuk menyajikan
informasi.
Siswa yang aktif pada saat
3. 37 37 35 36,33 88,61
pembagian kelompok
Siswa yang membutuhkan
5. bimbingan guru dalam melakukan 30 32 28 30,00 73,17
praktikum
Siswa yang aktif dalam
6. 8 37 37 37,33 91,05
eksperimen
Siswa yang mengerjakan LKS
7. 32 35 33 33,33 81,30
dengan benar
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 266

Tabel 8. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Siklus II


Pertemuan Rata – Persentase
No Komponen Yang Diamati
I II III Rata (%)
Siswa yang memperhatikan pada
1. saat guru menyampaikan tujuan 38 35 39 37,33 91,05
pembelajaran.
Siswa yang memperhatikan pada
saat guru mendemonstrasikan
2. 37 39 39 39,33 95,92
keterampilan untuk menyajikan
informasi.
Siswa yang aktif pada saat
3. 35 35 36 35,33 86,17
pembagian kelompok
Siswa yang aktif dalam
4 36 32 33 33,66 82,11
eksperimen
Siswa yang membutuhkan
5 bimbingan guru dalam 10 8 8 8,66 21,13
mengerjakan LKS
Siswa yang aktif dalam
6 eksperimen 20 22 25 22,33 54,47
Siswa yang mengerjakan LKS
7 37 39 40 38,66 94,30
dengan benar

Refleksi siklus I bimbingan sesuai kebutuhan peserta didik,


Pada akhir pertemuan siklus I diadakan khususnya peserta didik yang tidak tuntas
tes siklus yang berupa tes hasil belajar terdiri pada pertemuan sebelumnya. 3)Memberikan
dari 20 butir soal. Keberhasilan siswa dilihat perhatian khusus kepada peserta didik yang
pada perolehan nilai yang mencapai KKM sering mengganggu dan ribut selama proses
Fisika. KKM Fisika adalah 71. Setelah pembelajaran. 4)Menambah eksperimen.
dianalisis ternyata hasil yang diperoleh belum Refleksi siklus II
memenuhi indikator keberhasilan, siswa yang Setelah pelaksanaan tindakan siklus II
memperoleh nilai di atas KKM berjumlah 16 selesai, maka diakhir pertemuan dilakukan tes
orang siswa dengan persentase 39,02%. siklus II dengan memberikan tes hasil belajar
Persentase tersebut belum memenuhi fisika untuk melihat hasil belajar fisika
indikator kinerja yang harus dicapai yakni peserta didik. Hasil evaluasi yang diperoleh
60,87% siswa yang memperoleh nilai di atas dari siklus II ini merupakan kesimpulan yang
KKM sehingga penelitian ini dilanjutkan ke menggambarkan adanya peningkatan hasil
Siklus II. belajar fisika peserta didik kelas XI IPA4
Dengan demikian, maka penelitian SMA Negeri 14 Makassar setelah diajar
dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan melalui metode eksperimen berbasis koopertif
berbagai perbaikan sebagai berikut: pada konsep elastisitas bahan dengan
1)Menambah buku siswa serta LKS dan persentase ketuntasan belajar peserta didik
waktu pengerjaan LKS. 2)Memberikan menjadi 78,04% atau sebanyak 32 peserta
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 267

didik yang tuntas, hasil tersebut telah mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh
memenuhi indikator keberhasilan, sehingga gurunya. Hal ini terlihat dari masih
pelaksanaan tindakan hanya sampai pada banyaknya siswa yang memperoleh nilai yang
siklus II. rendah. Berdasarkan hasil tes siklus I yang
B. Pembahasan terlihat diperoleh jumlah dan persentase siswa
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan yang tuntas sangat kurang dan tidak mencapai
kuantitatif, menunjukkan bahwa pada indikator keberhasilan yang diharapkan.
dasarnya pelaksanaan Metode Eksperimen Sehingga harus dilanjutkan pada siklus II.
berbasis koopertif dapat memberikan Pada siklus II dilaksanakan selama 4 kali
perubahan kepada siswa. Hal ini ditandai oleh pertemuan. Pada dasarnya langkah-langkah
adanya perubahan tingkah laku dalam diri yang dilakukan dalam siklus II telah
siswa, perubahan tingkah laku tersebut memperoleh refleksi, selanjutnya
menyangkut perubahan dalam segi dikembangkan dan dimodifikasi tahapan-
penguasaan pengetahuan (kognitif), tahapan yang ada pada siklus I dengan
perubahan dalam segi sikap, mental, beberapa perbaikan dan penambahan sesuai
ketenangan, dan kesadaran (afektif), serta dengan masalah yang ditemukan.
perubahan dalam bentuk-bentuk tindakan Berdasarkan datapada tabel 5, dan tabel
motorik (psikomotorik). 6 tersebut di atas diperoleh bahwa
Hal tentang perubahan tingkah laku pembelajaran metode eksperimen berbasis
siswa dapat diatasi melalui suatu proses kooperatif dapat meningkatkan keaktifan dan
pembelajaran dimana pada proses minat belajar siswa karena siswa dituntut
pembelajaran tersebut dibagi menjadi dua menemukan jawaban sendiri. Setelah
siklus, siklus I dilaksanakan sebanyak 4, melakukan observasi dan refleksi untuk
membangun rasa percaya diri siswa dengan perbaikan pada siklus II selanjutnya keaktifan
jalan memotivasi siswa dengan cara dan hasil belajar fisika siswa semakin
membimbing secara langsung siswa yang meningkat.
kurang memahami cara melakukan praktikum Peningkatan terjadi karena pada siklus II
dan menjelaskan cara pembacaan timbangan dilakukan perbaikan-perbaikan berupa
badan dan neraca pegas, serta maksud dari (1)Memaksimalkan pemberian bimbingan
variabel manipulasi, respon dan kontrol. kepada siswa pada saat eksperimen,
Selanjutnya guru observasi siswa mana yang (2)Mengubah kelompok agar semua siswa
aktif dan yang tidak, karena masih ada aktif dalam melakukan ekperimen.
beberapa siswa yang tinggal diam atau (3)Membagikan buku siswa dan LKS yang
melakukan aktivitas lain saat temannya tadinya 1 buku siswa dan 1 LKS untuk 1
melakukan eksperimen seperti berbira dengan kelompok sekarang diberikan persiswa,
kelompok lain, mempermainkan alat dan diharapkan agar semua siswa lebih
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 268

memperhatikan ekperimen yang harus diterapkan diantaranya: saling


dilakukannya. (4)Memperhatikan siswa yang ketergantungan positif, tanggung jawab
rebut dan melakukan kegiatan lain seperti perseorangan, interaksi promotif, komunikasi
mempermainkan alat saat praktikum dan antaranggota, dan pemrosesan kelompok. Hal
memberi perlakuan khusus misalya yang sama dikemukakan oleh Slavin (Sofan
membimbingnya secara langsung ketika Amri dan Iif Khoiru 2010:93) tujuan dari
melakukan eksperimen. (5)Menambah jumlah pembelajaran kooperatif adalah menciptakan
eksperien. sistuasi dimana keberhasilan individu
Selain terjadi peningkatan hasil belajar dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
fisika siswa selama siklus I dan siklus II,
IV. PENUTUP
terjadi pula perubahan sikap siswa dalam
proses pembelajaran perubahan tersebut A. Kesimpulan
merupakan data kualitatif yang diperoleh Berdasarkan hasil analisis data dan
melalui lembar observasi pada setiap pembahasan maka dapat disinpulkan bahwa:
pertemuan selama dua siklus. Adapun Dengan menerapkan Metode Eksperimen
perubahan-perubahan yang dimaksud adalah: Berbasis Kooperatif dapat meningkatkan
1)Meningkatnya keaktifan siswa dari siklus I hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA4 SMA
ke siklus II dalam proses pembelajaran Negeri 14 Makassar. hal ini terlihat dari
seperti: siswa sudah memperhatikan materi persentase ketuntasan belajar fisika siswa
pelajaran yang diajarkan oleh guru. pada proses pembelajaran melalui Metode
2)Berkurangnya siswa yang melakukan Eksperimen Berbasis Kooperatif mengalami
kegiatan lain pada saat ekperimen. peningkatan dari siklus I ke seklus II. Untuk
Dari hasil analisis kualitatif (observasi) itu Metode Eksperimen Berbasis Kooperatif
dan analisis kuantitatif (hasil belajar fisika layak digunakan dalam pembelajaran di SMA
siswa) pada siklus I dan siklus II 14 Makassar.
menunjukkan peningkatan. Peningkatan hasil B. Saran
belajar siswa ditunjukkan dengan Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
meningkatnya skor yang diperoleh siswa pada yang telah dikemukakan di atas, maka
tes siklus II.Sehingga indikator keberhasilan beberapa saran yang dapat penulis
dari penelitian ini dapat tercapai. Hal ini kemukakan, diantaranya adalah sebagai
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh berikut: 1)Kepada guru fisika khususnya agar
David Johnson (Agus Suprijono 2012:58) dapat mencoba menerapkan Metode
yang mengatakan bahwa tidak semua belajar Eksperimen Berbasis Kooperatif dalam
kelompok bisa dianggap pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa di SMA 14
kooperatif. Untuk mencapai hasil yang Makassar. 2)Setiap LKS diharapkan agar
maksimal lima unsur pembelajaran kooperatif siswa mengerjakan dengan teman
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 269

kelompoknya agar dapat menyelesaikan Khaeruddin dan Erwin Akib. 2009.


Metodologi Penelitian. Makassar:
masalah yang ada dengan baik.
CV. Berkah Utami.
3)Memperbayak judul percobaan agar siswa
Sanjaya, wina. 2011. Penelitian tindakan
lebih mengerti tentang materi yang
Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
dipelajarinya. Media Group.

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik


PUSTAKA
Pendidikan. Jakrta: PT Rajagrafindo
Persada.
Amri,Sofan dan Ahmasi, Iif Khoiru. 2010.
Konstruksi Pemgembangan
Sudjana. Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Pustaka.
Baru Anglesindo.
Aries, Muhammad. 2008. “Upaya
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Melalui Metode Eksperimen pada
Siswa Kelas XA SMA Cokroaminoto
Sutrisno. 2002. Pemikiran Tentang kurikulum
Tamalanrea Makassar”. Makassar:
Pendidikan Tinggi Program
Skripsi. FMIPA UNM.
Akademis Bidang Matematika.
Bandung: Makalah. Jurusan Fisika
Boediono.2002. Pelaksanaan Kurikulum
ITB
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdinas.
Titin, Asni. 2012. Peningkatan Hasil Belajar
Geografi Melalui Penerapan Model
http://www.artikelbagus.com/2011/06/kelebih
Pembelajaran (TAI) Pada Kelas VII
an-dan-kelemahan-model.html
SMP Negeri 1 Kalaena Kabupaten
Luwu Timur. Makassar. Universitas
Eggen,Paul D dan Kouchak, Donald P.2012.
Negeri Makassar.
Strategi dan model pembelajaran.
Jakarta Barat: PT.Indeks.

Hinduan,Achmad.2002. Pengembagan
Kurikulum Program Sarjana Fisika
Berdasarkan Kompetensi. Bandung:
Makalah. UPI.

Anda mungkin juga menyukai