Anda di halaman 1dari 40

PROF. K. H.

ANWAR MUSADDAD
BIOGRAFI, PENGABDIAN, DAN PEMIKIRAN
ULAMA INTELEKTUAL
Dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Agama

Kelompok 1:

Rima Ardianti 1706110


Tina Maryana 1706086

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayat Allah swt. Penulis telah


menyelesaikan makalah tentang Biografi, Pengabdian dan Pemikiran Ulama
intelektual Prof. K.H. Anwar Musaddad.

Makalah ini merupakan hasil rangkuman sebagian dari buku cetak Prof. K.H.
Anwar Musaddad yang di tulis oleh Ibu Yies Sa’adiyah. Berkat buku beliaulah
penulis bisa menyelesaikan makalah tentang Biografi Prof. K. H. Anwar Musaddad
untuk memenuhi tugas perkuliahan Agama.

Tak lupa juga penulis haturkan terimakasih kepada Dra. Hj. Yies Sa’adiyah,
M. Pd (Penulis Buku Biografi Prof. K.H. Anwar Musaddad) dan Bapak. Syauqi
Mubarok (yang telah meminjamkan buku Biografi Prof. K.H. Anwar Musaddad).

Mohon maaf bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan makalah
ini, Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua amin.

Garut, 23 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I RIWAYAT HIDUP
A. Masa Kecil …..………........................................................................................... 1
B. Jenjang Pendidikan………..................................................................................... 1
C. Kehidupan Keluarga............................................................................................... 5
BAB II PENGABDIAN DAN SEMANGAT BERKHIDMAT
A. Jurnalis dan Anak Angkat H.O.S. Tjokroaminoto ............................................... 12
B. Guru Bahasa Inggris di Madrasah Al-Falah Mekah ............................................ 14
C. Ketua Kokesin ….............. ……….......................................................................14
D. Tokoh Agama di atas kapal tatkala pulang kembali ketanah air.......................... 16
E. Ulama Populer dan Guru di Normaalschool ........................................................ 16
F. Pimpinan Pasukan Hizbullah................................………....................................18
G. Pimpinan KUA tingkat Karesidenan Priangan……….........................................19
H. Menentang Kartosoewidjo, Tokoh DI/TII ........................................................... 20
I. “Pimpinan Program” Pendirian PTAIN Yogyakarta............................................20
J. Mengusahakan Beasiswa Mahasiswa Baru di PTAIN ......................................... 20
K. Mutowif Haji Presiden Soekarno .........................................................................20
L. Tokoh PB Nahdlatul Ulama .................................................................................21
M. Dosen Pada Berbagai Perguruan Tinggi ..............................................................22
N. Pendidikan Masyarakat, Mubaligh Nasional dan Internasional........................... 23
O. Anggota Badan Wakaf UII ...................................................................................23
P. Anggota DPR RI .................................................................................................. 24
Q. Anggota Penyusunan Kitab Terjemah dan Tafsir Alqur’an kementerian Agama24
R. Mendirikan dan Membangun IAIN Sunan Gunung Djati Bandung ....................25
S. Penerjemah Al-Qur’an Bahasa Sunda .................................................................25
T. Penguji Calon Doktor IKIP Bandung ..................................................................26
U. Memperoleh anugerah Guru Besar IAIN SGD Bandung dan Anugerah
Penghargaan dariDepartemen Agama RI ............................................................. 26
V. Membangun Lembaga Pendidikan dan Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah......27

iii
BAB III KONSEP DAN PEMIKIRAN INTELEKTUAL
A. Ilmu Ahlak Tasawuf ............................................................................................ 30
B. Ilmu Perbandingan Agama................................................................................... 30
C. Metodologi Pendidikan ........................................................................................ 31
D. Pendidikan Bahasa Arab ...................................................................................... 32
E. Pendidikan Keluarga ............................................................................................ 32
F. Metode Dakwah ................................................................................................... 33
G. Managemen dan Leadership ................................................................................ 33
H. Gagasan Pesantren Luhur..................................................................................... 34

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
RIWAYAT HIDUP

A. Masa Kecil

Nama kecil Anwar Musaddad adalah Dede Masdiad, lahir di Garut pada 3
April 1909. Dari seorang ayah bernama Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir, dan
ibunya bernama Marfuah binti Kasriyo. Kasriyo adalah salah seorang keturunan
pejuang pengikut pangeran diponegoro dari mataram yang dikejar-kejar Belanda,
dan mengungsi di Garut. Dari pernikahanya dengan Hajjah Salha, lahirlah Marfuah,
ibunda Anwar Musaddad. Kakeknya dari pihak ayah adalah Haji Abdul Kadir,
keturunan Kyai Nurkalan Kalijaga, salah seorang keturunan Syek Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati Cirebon, yang menikah dengan keturunan
Sunan Kalijaga. Jadi, dalam diri Anwar Musaddad mengalir darah dua kesultanan
yaitu Mataram dan Cirebon.

Ketika Dede Masdiad berumur 4 tahun, ayahandanya wafat pada tahun 1913.
Dalam keyatiman itu, beliau dibesarkan oleh ibunda tercinta Marfuah, yang
berwirausaha memproduksi dodol Garut bermerk dagang “Kuraetin”. Nama ini
diambil dari nama putri bungsunya. Hajjah marfuah juga menjadi pengusaha batik
Garut tulis yang sekakarang telah berkembang dengan ciri khas berwarna gading
dan dibuat sangat rapi.

B. Jenjang Pendidikan

Sejak kecil, Dede Masdiad memperoleh pendidikan islam dari guru ngaji
yang tidak jauh dari rumahnya. Sesudah memasuki usia sekolah, orang tuanya ingin
memasukan ke sekolah yang dianggapnya pantas pada waktu itu yaitu HIS
pemerintah Belanda. Oleh karena bukan ambtenar, ia tidak diterima bersekolah
disana. Akhirnya dipilihlah sekolah dasar milik lembaga pendidikan nasrani (HIS
Christeljik) karena tidak ada sekolah lain yang dianggap “lebih baik”. Sebagai
seorang siswa, ia harus mengikuti berbagai peraturan yang ketat, termasuk harus

1
2

mengikuti kegiatan di gereja setiap hari Minggu. Beliau berhasil mengikuti sekolah
HIS-nya itu dengan sangat baik pada 1992 atau sekitar usia 12 tahun.

Setelah lulus HIS, beliau ke sekolah MULO Christeljik di sukabumi selama


belajar di sukabumi, beliau mempelajari nilai-nilai keislaman dan mengaji kepada
Ustadz Sachroni. Disini ustadz sachroni berperan mengembalikan keyakian Dede
Masdiad terhadap islam ajaran protestan yang diperoleh dibangku sekolah hanya
sampai level pengetahuan dan menjadi dasar yang kuat bagi perteumbuhan jiwanya
yang toleran terhadap moderat. Pendidikan di MULO Christeljik sukabumi itu
diselesaikan pada 1925 dan dinobatkan sebagai pelajar teladan, Dede Masdiad
ditawari beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke AMS di Jakarta tawaran beasiswa
itu dimanfaatkan olehnya dengan sangat antusisas.

Menempuh pendidikan di AMS Cristeljik Jakarta. Disekolah ini semua


pelajar wajib tinggal diasrama milik lembaga pendidikan kristen itu, tepatnya di Jl.
Kramat Raya No. 47 Jakarta Pusat. Memasuki tahun kedua belajar di AMS,
ibundanya menyurh kembali ke Garut setelah mendapat informasi tentang
pendidikan di AMS Cristeljik yang berusaha memperngaruhi keimanan para peserta
didiknya termasuk putra tercinta dan ibundanya khawatir akan keimanana putranya
sebagai seorang muslim. Pihak pemimpin sekolah berusaha keras untuk
mempertahankan agar beliau tetap melanjutkan sekolah di AMS sampai selesai.
Terjadi tarik menarik anatar keinginan mengikuti kehendak ibunda tercinnta, dan
keinginannya untuk teta belajar di Jakarta. Keluarganya berhasil membawa kembali
dan beliaupun akhirnya meninggalkan Jakarta kembali pulang ke Garut.

Terlepas dari persoalan pengajaran agama kristen katolik, belajar di AMS


ternyata memberi nilai poSitif bagi pembentukan dan perkembangan kedisiplinan
pribadinya kelak pada kemudian hari. Selama 10 tahun beliau belajar disekolah
kristen katolik tersebut membawanya pasih berbahas Belanda. Dan bahasa inggris.
Beliau sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, tepat waktu, pemikiran rasional dan
selalu menjaga image penampilan sebagai seorang terpelajar, rapi, bersih, dan
mencintai ilmu pengetahuan. Selain itu beliau juga mendapatkan pemahaman
tentang agama kristen katolik yang sangat baik. Pemahaman tentang agama kristen
3

katolik inilah yang kelak menjadi embrio pemikiranya tentang ilmu perbandingan
agama.

Menjadi santri di pondok pesantren cipari, wanaraja, selama 2 tahun (1926-


1928). Pesantren ini sangat terkenal karena keberaniannya menentang kezhaliman
pemerinta kolonial Belanda. Pimpinan pondok pesantren cipari, wanaraja disaat itu
adalah Kyai Haji Yusuf Tauziri. Beliau merupakan salah seorang tokoh pejuang
Garut yang ditetapkan sebagai Kyai pejuang pada tahun 1923.

Jiwa perjuangan untuk berjihad di jalan Allah, dan semangat nasionlisme


yang ada didalam diri Kyai Haji Yusuf Tauziri itu sangat membekas didalam diri
Dede Masdiad maka, dengan sungguh-sungguh dan tekun, Dede Masdiad belajar di
pondok pesantren perjuangan itu dan berganti nawa menjadi Anwar Musaddad,
nama “Musaddad” dipilih olehnya sebagai bentuk penghormatan atas keluhuran
seorang perawi hadis yang sangat mashyur bernama Musaddad ibn Musarhad ibn
Arandal, salah seorang guru imam bukhori. Adapun, “Anwar” berarti “Cahaya”
bentuk jamak ada kata “Nur”. Dipesantern Cipari Wanaraja beliau mendalami
agama islam dibawah bimbingan Kyai Haji Yusuf Tauziri dan Kyai Haji Harmaen.

Menjadi siswa madrasah Al-Ikhlas Jakarta untuk memenuhi keinginannya


mempelajari ilmu-ilmu agama islam dengan baik, beliau menyadari pentingnya
penguasaan bahasa arab sebagai bahasa alquran dan ilmu pengetahuan agama
lainya. Seletah 2 tahun menjadi santri wanaraja, pada tahun 1919 beliau
mempelajari bahasa arab secara insentif di madrasah Al-Ikhlas Jakarta. Agar lebih
fokus belaupun mondok di rumah Haji oemar said tjokroaminoto, salah seorang
pemikir muslim dan tokoh politik Indonesia yang sangat disegani pada masa
penjajahan Belanda dengan partainya yang terkenal “Radikal” H.O.S
Tjokroaminoto bersama serikat islam (SI) berhasil menumbuhkan semangat
perlawanan rakyat Indonesia terhadap dominasi penjajahan Belanda inilah awal
perkenalanya dengan tokoh pergerakan nasional tersebut.

Setelah menuntut ilmu dengan H.O.S Tjokroaminoto Musaddad menuntut


ilmu di madrasah alfalah di mekkah. Sesudah merasa cukup menguasi bahasa arab
4

yang di pelajarinya selama 2 tahun tumbul hasratnya untuk mendalami ilmu agama
dari sumbernya yang asli maka pada usia 21 tahun pada tahun 1930 Anwar
Musaddad berangkat ketanah suci, mekkah al mukaroham,bersama ibu dan
neneknya dengan menggunakan kapal laut selamat kurang lebih setengah bulan
pemuda Anwar Musaddad mempelopori berbagai kegiatan keagamaan di kapal laut
sebagai bagian dari syiar islam, antara lain, memberi contoh keteladanan dalam
praktek ibadah sesuai dengan ajaran syariat islam.

Selama menjadi santri di madrasah alfalah, di mekkah, pemuda Anwar


Musaddad menyandang dua predikat secara bersamaan: santri dan ustadz. Dalam
hal ini, Anwar Musaddad menjadi ustadz untuk mengajarkan mata pelajaran bahasa
inggris dan kemampuan tersebut diperolehnya secara otodidak. Pendididkan di
madrasah alfalah, yang memiliki jenjang kelas sampai 9 dapat diselesaikannya
dalam 2 tahun ini terjadi karena beliau diterima pada jenjang ketujuh. Pada 1934,
beliau memperoleh syahadah (ijazah), langsung diangkat sebagai guru tetap untuk
mengajar disekolah tersebut. Keberadaannya di tanah suci selama 11 tahun telah
mendorongnya untuk mendalami kajian agama islam langsung dari sumbernya
yang asli berbagai ulama dan guru besar di tanah yang diberkahi allah dijadikan
olehnya sebagi guru mursyid. Sebagai santri, beliau menimba ilmu dari beberapa
ulama terkemuka saat itu, syyaid alwi al-maliki, syeh umar hamdan, dan syyaid
amin kutubi yang saat itu menjadi guru-guru utama di masjid al-harram. Beliau juga
berguru kepada syeeh jananan toyib al-padangi, mufti tanah harram kelahiran
padang, sumatra barat dan kepada syeh abdul muqoddasi, ulama asal solo jawa
tengah, yang juga menjadi mufti di mesjid al harram. Sebagai guru, beliau mengajar
bahasa inggris dan sesudag menguasai ilmu-ilmu agama beliau mentransfer ilmu
yang diperolehnya di madrasah al falah kepada siswanya. Banyak sekali murid yang
belajar kepada beliau. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah syekh muhsin
bachrum, pengusaha penerbitan buku di jeddah, dan zakky al-yamani mantan
mentri perminyakan saudi arabia yang terkenal karena kerja kerasnya mendirikan
OPEC sebagai organisasi negara-negara penghasil minyak dunia.
5

Pada 1941, keadaan semakin panas dan instabilitas menjelang perang dunia
dua. Hati Haji Siti marfuah, ibunda Anwar Musaddad, merasa gundah dan khawatir
akan keselamatan putra kesayanganya dan mengirim surat agar Anwar Musaddad
segera pulang ke tanah air. Untuk memenuhi permintaan ibundanya itu, beliau
melakukan solat istikhoroh untuk memohon petunjuk allah swt. Sollat istikhoroh,
merupakan “warisan amalan“ dari ibunda tercintanya yang terbiasa dilakukan oleh
Haji Siti marfuah. Melalui solat istikhoroh, banyak doa dan permohonan yang
dikabulkan oleh allah salat istikhoro merupakan cara terbaik untuk mendapatkan
jalan dan solusi yang terbaik tentang suatu masalah. Alasan utamanya adalah
ketidaktauan tentang sebuah pilihan, apakah sebuah pilihan itu baik atau buruk.

Setelah melakukan solat istikhoroh beliau merasa telah memperoleh petunjuk


melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, beliau memperoleh izajah dari madrasah al
falah bernomor 11 yang diberikan oleh gurunya syekh ridwan al maki. Pemberian
izajah inilah yang menjadi pertanda bahwa Anwar Musaddad mendapat izin
(keridhoan) allah untuk meninggalkan tanah suci. Dengan azam yang kuat dan
tawakal kepada allah, beliau pulang ke tanah air terutama memenuhi panggilan
ibundanya yang sudah sangat merindukannya. Anwar Musaddad pulang
keIndonesia bersama dengan sekitar 1500 orang mukmin yang menggunakan kapal
ss Garut milik roteerdamsch lyiod. Kepulangannya keIndonesia bersama para
mukimin merupakan hasil usaha majelis islam ‘ala Indonesia (MIAI) yang
mendesak pemerintahan hindu Belanda untuk memulangkan para mukimin di
mekkah.

C. Kehidupan Keluarga

pada tahun 1934, beliau menikah dengan maskatul millah, putri H. Sarochsyi
(seorang mukimin asal ciparay Bandung) pada usia 25 tahun. Pernikahan ini tidak
berlangsung lama setelah beliau memperoleh syahadah (ijazah) dari Madrasah al-
falah, dan langsung diangkat sebagai guru tetap. Dari hasil pernikahan dengan istri
pertamanya beliau dikaruniai dua orang putra: Hadijah yang meninggal tatkala
masih kecil dimekah, dan sulaiman meninggal pada tahun 1980. Pada tahun 1941,
K.H Anwar Musaddad titimpa musibah karena ditinggal wafat istrinya, maslakatul
6

millah, setelah menderita sakit. Setahun setelah wapat istrinya yang pertama,
tepatnya pada tahun 1942, beliau menikahi nyi hj. Rd Siti Atikah, pada usia 15
tahun, putri kiyai hj qurtubi dan hj fatimah disaat beliau berusia 32 tahun.

Kyai Haji Syafei yang kharismatis ini berpesan kepada Anwar Musaddad
bahwa kelak murid kesayangannya itu akan menikah dengan cucunya ditanah air.
Ucapan Ktai Haji Syafei ini adalah ucapan dari seorang yang hatinya taqurrub
kepada Allah. Ucapan ini adalah salah satu nur Allah yang diberikan kepada hamba-
Nya yang ahli ibadah dan dengan izin Allah, perkataan ini menjadi kenyataan.

Suatu saat, di Garut, Kiyai Haji Anwar Musaddad bertemu dengan salah
seorang sahabat dan muridnya tatkala di Mekkah, yaitu Mohammad Jamhur dan
mengundangnya untuk menyampaikan dakwah dalam acara keagamaan di pondok
pesantren Andir Bayongbong Garut yang jaraknya kira kira 15 km ke arah selatan
kota Garut dan dapat ditempuh dengan menggunakan kereta api. Saat itu, K.H
Anwar Musaddad disertai ibundanya, Hj.Marfuah. Di dalam gerbong kereta beliau
bertemu dengan seorang ibu yang disertai putrinya yaitu Rd. Siti Atikah. Setelah
bertegur sapa ternyata mereka mempunyai tujuan yang sama untuk menghadiri
acara di pondok Pesantren Andir Bayongbong. Tampaknya, gadis cantik yang
berusia lima belas tahun itu memikat hati Anwar Musadda da beliau berbisik
kepada ibndanya tentang gadis yang telah memikat hatinya itu.

Untuk memantapkan pilihannya, dengan selalu menjadikan Allah sebagai


tempat bertanya dan menjadi sandaran atas setiap keputusan penting, beliau
melakukan sholat istikhoroh untuk memohon petunjuk kepada Allah tentang
masalah yang dihadapinya dan keputusan yang akan diambilnya. Dalam mimpinya,
beliau bertemu dengan Kiyai Haji Syafei, salah seorang gurunya di Masjidil Haram.
Beliau tidak tahu siapa gadis yang telah memikat hatinya di gerbong kereta. Teryata
Nyi Rd.Siti Atikah binti K.H. Qurtubi itu adalah Kiyai Haji Syafe’i. setelah bangun
beliau teringat akan pesan gurunya itu yang pernah mengatakan bahwa kelak akan
menikah dengan cucunya di tanah air, demikianlah kehendak Allah terjadi dan
pernikahan yang dirahmati Allah pun terjadi dan dilaksanakan pada 10 Februari
1942 di Lewo, Malangbong,Garut. Jelaslah, apa yang dipesankan oleh Kiyai Haji
7

Syafei itu menjadi kenyataan, karena Kiyai Haji Syafei adalah ayahanda dari Kiyai
Haji Qurtubi yang mempunyai puteri bungsu yang bernama Nyi Rd. Siti Atikah,
yang dinikahi oleh K.H. Anwar Musaddad.

Sebagai suami dari Nyi Rd. Siti Atikah binti Qurtubi yang cukup matang
dengan pengalaman , beliau membimbing istrinya yang kala itu masih remaja
dengan penuh kehangatan dan kasih saying yang tulus. Beliau tetap sabar, bersikap
mesra, dan tekun untuk terus membimbing agar kelak menjadi seorang wanita yang
siap dan tegar, menjadi pendamping hidupnya. Usaha yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh tersebut membuahkan hasil. Rd. Siti Atikah bukan hanya
menjadi wujud seorang istri shalihah dan ibu bagi putra-putri kandungnya yang
berjumlah 16 orang, tetapi juga sosok seorang wanita pendamping yang sangat
bijaksana. Beliau termasuk wanita yang sangat pandai, kritis, penuh dedikasi, dan
setia.

Pada awalnya, posisi Ibu Hj. Rd. Atikah Musaddad “hanya” ditugaskan
sebagai mubalighah badal (pengganti) bila K.H. Anwar Musaddad berhalangan
hadir, terutama untuk memenuhi undangan pengajian kaum ibu. Posisi ini semakin
mendorong Atikah untuk lebih mendalami ilmu-ilmu agama islam. Karena gaya
rerorikanya yang memikat, Ibu Hj.Rd. Siti Atikah pun berkembang menjadi seorang
mubaligh yang handal. Tatkala beliau tinggal di Yogyakarta, nama beliau harum
dan terkenal di wilayah propinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Beliau sering
diundang untuk memberikah pengajian di berbagai dinas instansi dan organisasi
kemasyarakatan. Beberapa instansi yang pernah mengundangnya adalah Akademi
Militer Nasional (AMN) Magelang, dan Akademi Angkatan Udara (AAU) Lanud
Adisucipto Yogyakarta. Beliau berceramah agama dihadapan istri-istri para
instruktur.

Selain itu beliau juga sering memberikan ceramah dibeberapa Negara


tetangga, seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Ini terjadi ketika beliau
menyertai suaminya, K.H. Anwar Musaddad, ketika harus memberi ceramah ke
berbagai daerah dan keluar negeri, antara lain, Singapura, Malaysia dan Brunai
Darussalam. Disana, Ibu Hj. Rd. Siti Atikah pun turut tampil sebagai ustadzah
8

(mubalighah) yang sangat dihormati. Kemampuan bahasanya yang memikat dalam


berceramah menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum ibu di Negeri Jiran tersebut.
Ibu Hj. Rd. Siti Atikah tampil menjadi seorang mubalighah yang disegani, dan
dicintai oleh mustami’nya. Dengan keluasan wawasannya, uraian dari gaya
retorisnya memikat karena materi ceramahnya disampaikan dengan sistematis,
ilmiah, dan menyentuh perasaan. Beliau juga seorang tokoh organisasi
kemaasyarakatan yang sukses dibidang politik dan pendidikan.

Selain mengasuh secara langsung putra-putrinya dan memberi ceramah


keagamaan, Ibu Hj. Rd. Siti Atikah juga aktif dibeberapa organisasi
kemasyarakatan, antara lai, menjadi Konsulat Fatayat NU Jawa Tenga tahun 1955,
dan Ketua Muslimat NU Daerah Istimewa Yogyakarta sampai tahun 1965.
Aktivitas itulah yang membawanya ke pentas politik praktis untuk mewakili Partai
Nahdatul Ulama dan menjadi anggota DPRD Tk 1 Daerah Isimewa Yogyakarta
tahun 1962-1966.

Di bidang peningkatan kebahagiaan keluarga, Ibu Hj. Rd. Siti Atikah turut
berperan aktif sebagai anggota penasihat perkawinan yang tergabung dalam BP4.
Lembaga ini berperan aktif untuk membantu para wanita yang belum menikah dan
yang akan bercerai agar mereka memahami dengan baik dunia pernikahan melalui
pelatihan tentang pernikahan. Di BP4, beliau juga menjadi konselor pernikahan.
Seluruh aktivitas itu dilakukan olehnya dengan penuh dedikasi, keikhlasan, dan
kesadaran tentang petingnya keutuhan keluarga yang bahagia. Keluarga seperti
inilah, baginya, yang menjadi tempat persemaian putra –putri bangsa yang kokoh
untuk menyongsong mas adepannya. Lalu, bersama Ibu Nyai Fathurahman Kafrawi
beliau menggagas dan mendirikan Panti Pengobatan Muslimat bagi warga yang
membutuhkan dan memerlukan uluran tanganya di Pajeksan, Yogyakarta. Lembaga
ini menjadi “rumah sehat” bagi keluarga tidak mampu, dan memberikan pelayanan
kesehatan secara terjangkau.

Tidak hanya mengurusi keumatan, khususnya di kalangan perempuan,


aktivitas dakwahnya semakin luas. Banyak warga masyarakat, khususnya kalangan
Nahdatul Ulama, yang mengundangnya untuk menjadi penceramah. Kali ini, beliau
9

harus merambah wilayah Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Ini terjadi saat
beliau harus menyertai suaminya, K.H. Anwar Musaaddad pindah ke Kota Bandung
untuk mendirikan IAIN Bandung dan menjadi rektor IAIN Sunan Gunung Djati
Bandung pada 1967. Selain tugas utamanya sebagai istri dan ibu, Ibu Hj. Rd. Siti
Atikah memimpin Perwanida Kota Bnadung tahun 1968-1974 dengan aktivitas
dakwah tetap aktif menjadi penceramah tetap diorganisasi muslimat NU Jawa
Barat. Kemampuan intelektualnya yang terus berkembang dan didukung oleh ruhul
jihad yang tulus ikhlas tanpa batas, seangat rela berkorbannya bagi umat serta restu
suami yang senantiasa mendorong dan membangkitkan semangatnya untuk
berjihad, yang menjadikan beliau seorang aktivis politik perempuan yang disegani
dan dihormati.

Untuk kedua kalinya beliau menjadi wakil rakyat. Kali ini, pada pemilu 1971,
beliau terpilih menjadi anggota DPRD DT I Jawa Barat. Pada saat yang sama,
bersama ibu-ibu dri organisasi wanita lainnya yang bergabung dalam BKOW dan
BKSWI Jawa Barat, berusaha meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan kaum
wanita melalui program yang dapat menyentuh keluarga tidak mampu, antara lain,
mendirikan balai pengobatan. Balai pengobatan inilah yang kelak berkembang dan
berubah nama menjadi Rumah Sakit Al-Islam Bandung yeng terletak di Jl.
Soekarno Hatta Bandung. Kesibukan beliau dilembaga legislatif tidak menggangu
atau menghentikan kegiatan dakwahnya. Beliau tetap meyelenggarakan kegiatan
pengajian rutin bersama suaminya membina kuliah subuh di Masjid Agung
Bandung (kini, Masjid Raya Jawa Barat yang berpusat di alun-alun Kota Bandung)
yang hingga kini masih tetap dilaksanakan dan diteruskan oleh putra-putrinya.

Seiring dengan usia yang terus beranjak, kesehatan Ibu Hj. Rd. Siti Atikah
pun mulai berkurang. Namun, semangat dakwah tidak pernah mundur. Terbukti,
pada 1989, beliau masih berkesempatan memimpin muslimat NU Jawa Barat
sebagai ketua. Ibu Hj. Rd. Siti Atikah tetap melakukan berbagai pelatihan untuk
kemajuan organisasi. Tetapi, karena alasan usia yang mulai uzur, berbagai dakwah
dan
10

Ibu Hj. Rd. Siti Atikah wafat pada tanggal 23 maret 1994 dalam usia 67 tahun.
Sekalipun demikian, keharuman nama dan jasadnya tidak akan pernah hilah
dibenak umat. Cintanya yang mendalam kepada istri mendorong prof. K.H . Anwar
Musaddad untuk selalu mendoakannya. Setia selesai solat subuh, beliau selalu
menziarahi makam istrinya sekalipun dengan menggunakan kursi roda. Beliau tidak
mungkin melupakan jasa-jasa dan peranan ibu Atikah dalam mendapingi hidup
istrinya selama 52 tahun.

Dari istrinya nyi rd.Atikah beliau mendapatkan 16 putra- putri, 9 laki-laki dan
7 perempuan adapun putra putrinya adalah

1. Drs. Moh cholil (Alm) Peminpin Pondok Pesantren Nurul Iman Musadadiyah.
2. Dra. Yies Sa’diyah, Mpd dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dan STAI
AL- Musaddadiyah Garut dan Peminpin Pesantren Pembina Yayasan Al-
Musadadiyah Garut.
3. Prof. Dr. Ummu Salamah, M.si dosen UNPAS Bandung, dan UNIGA Garut.
4. Aminah ( Alm ) pernah menjadi anggot DPRD TKI 1 jawa barat (2004-2009).
5. Ir. Abdullah Margani (Alm) pendiri STTG Garut dan pinpinan program
pembangunan kampus AL- Musadadiyah Garut.
6. Maemunah (Alm) pernah menjadi Pimpinan Koperasi Bina Hasanah Al-
Musadadiyah Garut.
7. K.H. Cecep Abdul Halim, lc. Ketua badan pengurus yayasan Al- Musadadiyah
Garut, pernah menjadi Ketua STAI Al-Musadadiyah Garut.
8. Dra. Titin fatimah, Wakil Ketua Yayasan Al- Musadadiyah di Bandung.
9. K.H. Tontowi Jauhari MA, Pimpinan Pondok Pesantren AL- Wasilah Garut.
10. Nur Jamil, wiraswasta
11. Dr. Aldurahman. MS.C. MT. (Alm)
12. Drs, Saepuddin. M. Pd.i Kepala Sekolah SMP IT CILEDUG Garut, Dosen
UNIGA.
13. Atik mardiati, bendahara yayasan AL-Musadadiyah
14. Ir, Buyamin, MT, (Alm) pernah menjadi Dosen STTG Garut.
11

Usia Prof. K.H Anwar Musaddad pun semakin beranjak tua. Dalam usia tua
seperti ini, prof K.H Anwar Musaddad sangat membutuhkan adanya seorang yang
bisa dan mampu merawatnya setiap saat. Pada saat yang sama, anak-anak beliau
tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mengurus beliau secara langsung dengan
optimal karena berbagai tugas masing-masing yang harus mereka laksanakan.
Diusia 85 tahun keadaan fisiknya yang sanagt melemah telah mendorong untuk
menukah lagi, yang diharapkan dapat menjadi perawat pribadinya. Dengan ijin
allah melalui knyai Haji Khoer Affandi, dari pondok pesantren manonjaya
tasikmalaya, prof,. K.H Anwar Musaddad dipertemukan dengan seorang
perempuan yang kemudian menjadi isrtrinya yaitu tini rostina yang merawat dan
mendapingi seluruh kebutuhanbeliau sampai akhir hayatnya, dan wafat pada hari
jumat tgl 21 juli 2000. Dan dimakamkan di pondok pesantren AL- Musadadiyah
jayaraga kecamatan tarogong kidul.
BAB II
PENGABDIAN DAN SEMANGAT BERKHIDMAT

A. Jurnalis dan Anak Angkat H.O.S Tjokroaminoto

Dua tahun menjadi santri menimba ilmu-ilmu agama Islam di Pondok


Pesantren Wanaraja Garut (1926-1928), merupakan kesempatan yang sangat
berharga. Keinginannya mempelajari ilmu-ilmu agama islam telah mendorong
untuk Islam. Karena mendalami bahasa Arab sebagai bahasa alqur’an dan berbagai
Ilmu-Ilmu Agama. Karena itu, beliau mempelajari bahasa Arab secara intensif di
Madrasah al-Ikhlas Jakarta. Agar lebih fokus beliau pun mondok di rumah haji
Oemar Said Tjokroaminoto. (1928-1929). Salah seorang pemikir muslim dan tokoh
politik Indonesia yang sangat disegani pada masa penjajahan. Dengan partainya
yang terkenal “radikal”, H.O.S Tjokrroaminoto bersama Syarikat Islam (SI)
berhasil menumbuhkan semangat perlawanan rakyat Indonesia terhadap dominasi
penjajahan Belanda.
Seiring dengan semakin seringnya kiontak langsung antara pemuda Anwar
Musadad dengan H.O.S Tjokroaminoto, semakin memberikan kesadaran
kepadanya tentang hakikat perjuangan melawan dominasi penjajah Belanda. Ruhul
jihadnya terus bergolak. Secara langsung, pemuda Anwar Musadad digembleng
oleh Ilmuwan dan pelaku gerakan politik, H.O.S Tjokroaminoto. Pemuda Anwar
Musadad telah dikenal baik sebelumnya oleh H.O.S Tjokroaminoto sejak beliau
sering ke Garut untuk membina Syarikat Islam. Ikatan kekeluargaan dan organisasi
di lingkungan Syarikat Islam menjadikannya rajin mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan oleh Syarikat Islam.
Setahun tinggal bersama H.O.S Tjokroaminoto (1929-1930). Pemuda Anwar
Musadad dibawa dan diarahkan pada pandangan baru tentang perjuangan bangsa.
Saat itu, tujuan utama pergerakan organisasi adalah mengusir penjajah dari bumi
Nusantara. Sebagaimana semangat guru dan ayah angkatnya, H.O.S Tjokroaminoto
yang sangat menyayanginya, Anwar Musadad diamati oleh H.O.S Tjokroaminoto
sebagai seorang pemuda yang memiliki ketajaman berfikir dan fasih berbahasa

12
13

Belanda. Pembentukan kepribadian yang langsung ditempa oleh tokoh pergerakan


nasional itu telah menjadikan pemuda Anwar Musadad sebagai Individu yang
berpengalaman dan handal dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, termasuk
ilmu politik.
Sejak awal pemuda Anwar Musadad memiliki kemampuan berbahasa
Belanda dengan reading habit yang sangat baik. Kemampuannya tersebut diakui
oleh ayah angkatnya dan telah mengantarkannya pada posisi seorang jurnalis dan
author. Pada saat yang sama, H.O.S Tjokroaminotosedang membangun jaringan
dakwah nasional, bahkan Internasional. Tentu saja jaringan dakwah itu memerlukan
sarana publikasi yang memadai untuk menyebarkan pemikirannya dan
mempublikasikan seluruh kegiatan dakwahnya.
Sebagai pemimpin public yang menguasai Ilmu-ilmu keislaman, H.O.S
Tjokroaminoto sangat membutuhkan bantuan dan kontribusi Anwar Musadad,
terutama di bidang Jurnalistik dan media, saat itu, H.O.S Tjokroaminoto sudah
menerbitkan surat kabar Fajar Asia yang berskala nasional. Surat kabar inilah yang
menjadi alat perjuangan yang penting bagi partai Islam yang dipimpinnya. Melalui
kemampuan bahasanya, pemuda Anwar Musadad bertugas sebagai penerjemah
(translater) atas berita dan naskah berbahasa belanda ke dalam Bahasa Indonesia.
Keterlibatannya secara langsung dalam kancah persurat kabaran, semakin
menumbuhkan semangat Anwar Musadad bahwa surat kabar ( mesia masa)
merupakan alat propaganda politik yang sangat menentukan bagi pembangkitan
semangat juang umat.
Sebagai jurnalis, anwar musadad diminta untuk menjadi asisten dan
menggantikan posisi H.O.S Tjokroaminoto, terutama sebagai mubaligh pada saat
sang guru berhalangan hadir. Pengelamannya hidup setahun dengan tokoh
pergerakan nasional yang terkenal tersebut merupakan peristiwa yang tak
terlupakan. Beliau memperoleh berbagai hikmat yang sangat penting artinya bagi
perjalanan hidupnya. Melalui pergaulan intensif dengan tokoh dan pemimpin
masyarakat islam terkemuka itu, pemuda anwar musadad menjadi lancer dalam
berbahasa belanda dan bahasa inggris, hasanah kosakatanya semakin luas, bahasa
arabnya semakin pasih, penguasaan bahasa Indonesia dalam lisan dan tulisan
14

menjadi lebih baik, keterampilan jurnalistiknya semakin terasah, cakrawala berpikir


politiknya semakin terarah, keterampilan berbicara di depan umum semakin
meningkat dan bernas, dan dapat mengenali dari dekat tokoh – tokoh pergerakan
secara langsung.

B. Guru Bahasa Inggris Di Madrasah Al-Falah Mekah

Sebagaimana selalu diceritakan oleh beliau kepada kami anak-ankanya


bahwa selama menjadi santri dimadrasah al-falah di mekah, pemuda anwar
musadad menyandang dua predikat secara bersama yaitu santri dan ustadz. Dalam
hal ini, anwar musadad menjadi ustadz untuk mengajarkan mata pelajaran bahasa
inggris pendidikan di madrasah al-falah, yang memiliki jenjang kelas sampai
sembilan, dapat diselesaikan dalam dua tahun. Ini terjadi karena beliau diterima
pada jenjang ketujuh.
Pada Sembilan belas tiga empat, beliau memperoleh syahadah atau ijazah dan
langsung diangkat sebagai guru tetap untuk mengajar disekolah tersebut. Salah
seorang muridnya di madrasah al-falah mekah adalah bustani abdul ghani yang
kelak menjadi mitranya sebagai dosen di IAIN dan bersama-sama sebagai anggota
penerjemah al-qu’an dan tafsir al-qur’an kementrian agama RI.

C. Ketua Kokesin (Komite Kesengsaraan Mukimin Indonesia)

Pada 1939, kondisi dunia dalam situasi keadaan yang sangat gawat, terutama
di daratan Eropa dan sebagai wilayah Asia. Situasi yang sangat genting ini terjadi
karena ambisi kekuasaan penguasa Jerman Hitler. Menjelang Perang Dunia II,
dibawah Hitler Jerman mencaplok dan menguasai wilayah Polandia dan memicu
ambisinya untuk dapat menguasai negara-negara Eropa Timur lainnya. Daratan
Eropa pun menjadi neraka pertempuran yang sangat hebat. Keadaan tersebut
menimbulkan situasi politik,social,ekonomi yang tidak menentu terutama di
Negara-negara jajahan termasuk Indonesia yang saat itu menjadi daerah penjajahan
Belanda.
Keadaan yang tidak pasti tersebut menimbulkan kecemasan terutama pada
keluarga yang mempunyai kaum kerabat di rantau dan kondisi perekonomian yang
15

labil. Pada saat yang sama, para mukimin ditanah Arab Saudi yang berasal dari
Indonesia mengalami kesulitan hidup yang berat. Mereka menghadapi kesulitan
ekonomi untuk tetap bisa belajar dan bermukim di Arab Saudi. Nasib dan
kehidupan mereka tidak menentu. Jangankan untuk bisa kembali tanah air, untuk
perbekalan hidup sehari-hari pun sudah tidak bisa mencukupi.
Di tengah-tengah penderitaan sesame warga Negara Indonesia di negeri
orang, pemuda Anwar Musadad merasakan nasib yang lebih baik, karena anwar
musaddad menjadi guru dengan pendapatan yang memadai dan kegiatan mengajar
menjadi profesi yang sangat dinikmatinya. Baginya, profesi sebagai guru
memberikan nasib lebih baik daripada kaum mukimin lainnya. Melihat keadaan itu
timbul rasa peduli dan rasa senasib sepenanggungan dengan sesama perantau dan
muncul keinginan untuk menolong penderitaan mereka. Lalu yimbul gagasannya,
untuk membentuk komite kesengsaraan mukimin Indonesia yang disingkat
Kokesin.
Kokesin berusaha keras mengatasi kesulitan dan mencari solusi terbaik
bagipara mukimin Indonesia antara lain dengan mencari sumber
pendanaan(funding resourch) atau sumbangan yang tidak mengikat. Lembaga
pertama yang didatanginya adalah Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Dengan
mengetuk semangat kepedulian kepada sesame muslim, diharapkan Pemerintah
Kerajaan Arab Saudi dapat memberikan pekerjaan atau kebutuhan Sandang pangan
kepada kaum mukimin disana. Kokesin ini terlibat aktif membantu memecahkan
permasalahan yang dihadapi para mukimin.
Selain kepada pemerintah dan masyarakat setempat, kokesin bersama
masyarakat asal Indonesia yang bermukim di Arab Saudi turut serta dalam mencari
jalan atau solusi terbaikuntuk meringankan penderitaan sesame di perantauan.
Salah seorang tokoh pergerakan po;itik nasional Wondo Amiseno dari Syarikat
Islam (SI) adalah orang yang turut membantu Kokesin, khusunya dalam hal
pencarian dana yang di gagas dan dikomandani oleh Anwar Musaddad. Usaha-
usaha tersebut berhasil dengan baik, dan mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat. Kokesin berhasil memulihkan kehidupan ekonomi kaum mukimin
Indonesia yang pernah terlantar di Tanah Suci dan dapat mengembalikan semangat
16

belajar mereka. Kelak, mereka inilah yang menjadi pemuda pergerakan di tanah air,
dan berperan besar dalam pencapaian kemerdekaan RI.

D. Tokoh Agama di atas kapal tatkala pulang kembali ketanah air

Pada 1941, menjelang perang dunia II. Hati Hj. Siti Marfuah, ibunda Anwar
Musaddad segera pulang ke tanah air. Di atas kapal yang membawanya pulang
kembali ketanah air dengan menggunakan kpal laut SS Garut, rasa cemas
menyelimuti seluruh awak dan penumang karena kapal sewaktu-waktu dapat
menjadi sasaran tembak dari pasukan yang sedang berperang karena disangka
membawa pasukan asing yang membahayakan posisi mereka. Kecurigaan itu
mendorong pasukan dari negara-negara yang sedang berperang untuk menyerang
kapaal penumpang sipil yang sedang belayar itu,Situasi Perang Dunia II, tidak saja
mengacaukan kehidupan dan perjalanan darat,tetapi juga perjalanan di
laut,terutama pemakai jasa angkutan laut internasional.

Perjalanan pulang pemuda Anwar Musaddad berbarengan dengan bulan suci


Ramadhan. Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab terhadap Allah,para
penumpang dan awak kapal melakukan ibadah shaum,sungguhpun terpaan badai
ombak yang sangat ganas terus menggerus kapal. Dengan banyaknya jamaah dan
awak kapal yang beragama islam, kapal penumpang itu laksana sebuah masjid yang
terapung di tengah lautan lepas “Subhanallah”, Para penumpang sadar benar bahwa
tidak ada tempat memohon pertolongan dan keselamatan perjalanana, selain kepada
Allah awt.

E. Ulama Populer dan Guru di Normaalschool

Kepulangannya dari Tanah Suci, tidak sekedar membawa istri dan juga
ananya, tetapi juga membawa pengetahuan agama (tafaquh fiddin) yang sangat
luas, tajam dan semakin matang,kemampuan pemguasaan berbagai ilmu khususnya
ilmu agama menjadikannya sosok pribadi yang sangat dihormati. Ilmu yang disera
dari kota suci Mekkah dan kota kelahiran Nabi Muhammad Saw dirasakan sangat
bermanfaat bagi krhidupan umat. Rahul jihadnya untuk menyebarkan islam
17

bergelora di Dalam batinnya. Beliau bertablig,mengajar,dan mendidik ulama


(Kurang lebih 3000 orang). Kader ulama yang sudah ditempati dengan berbagai
ilmu agama islam itu ke mudian disebar luaskan keseluruh polosok daerah. Mereka
inilah yang menjadi murid-murid dan penerus perjuangan K.H.Anwar Musaddad
kelak.

Karena kekayaan ilmu dan keluasan wawasannya,masyarakat sekelilingnya


dn di beberapa tempat lainnya, bahkan lintas-negara bangsa memanggil beliu
dengan tambahan panggilan Syekh Kiyai,dan Ajengan di depan nama Anwar
Musaddad. Nama beliau semakin populer di berbagai daerah, terutama di Garut dan
sekitarnya. Undangan untuk menyapaikan ceramahpun berdatangan dari berabgai
daerah. Umat merasa kehausan akan penyampaian ajaran Islam yang menyejukan
hati dan membangkitkan optimisme,

Selain kajian berbagai kItab tafsir Al-Qur’aan dan Hadits,beliau secara


khusus terus mendalami beberapa kitab tasawuf. Kitab yang menjadi sering rujukan
utama (term of reference) yang diajarkannya olehnya kepada pada kader ulama
yang adalah Ihya ‘Ulummuddin karya imam abu Hamid al-Ghazali.Kitab inilah
yang menjadi sumber inspirasi dan referensinya bagi pengembangan dan pendakian
ruhani. Melalui kitab ini,beliau menjalani

Pada awal Mei 1943 Jepang mengumumkan akan menyelenggarakan Latihan


kiai di Jakarta. Kegiataan yang dikoordinasi dan diawasi secara langsung oleh
Shumubu tersebut akan diikuti oleh para kiayi dari setiapSyu dengan tujuan hendak
“menyuntikan semangat baru” di Kalangan kiayi. Semangat baru yang disuntikan
itu berupa pengetahuan di luar ilmu keagamaan, seperti sejarah islam,ekonomi,dan
politik. Untuk merealisai rencana itu, para pejabat Shumubu melakukan
pembicaraan dengan para pemuka islam di Hotel Des Indes.Dalam pertemuan itu,
desepakati bahwa latihan ulama akan diselenggarakan tanggal 1 Juli 1943 dengan
peserta para kiai dari seluruh syu (keresidenan) di Pulau Jawad an Madura.

Dalam latihan ulama (Koersoes Kyai Kosyukai) angakatan pertama


itu,Priangan Syu diwakili oleh tiga orang kyai dari Graut,Bandung dan Sumedang.
18

H Anwar Musaddad menjadi pesera latihan ulama mewakili Garut karena


aktivitasna sebagai pengajar di sekolah Normal islam dan pihak Jepang telah
mengetahui kemampuannya di bidnag dakwah. Dalam lahitan ulama itu,H Anwar
Musaddad bersama-sama dengan kyai lainnya mendapat bimbingan dari K.H
Ahmad Sansuri, H,Agus Salim, Dr. Amrullah, Dr Prijono, Mr. Ahmad Soerbardjo,
dan Hoesein Iskandar yang didampingin para pengajar berkebangsaan Jepang.

F. Pimpinan Pasukan Hizbullah menentang penjajah Belanda

Karena bombardier yang dilakukan terus menerus oleh tentara sekutu,


pasukan jepang mengalami penurunan mental yang sangat derastis. Kekuatan
mereka mulai rontok satu persatu. Kondisi ini dimafaatkan secara maksimal oleh
para pejuang dan oemuda Indonesia. Kekuatan militer jepang yang muali menurun
itu memudahkan para pejuang kemerdekaan untuk mengambil alih berbagai
lembaga strategis dan isnstalasi Jepang didaerah pendudukan. Pada saat yang sama,
tentara sekutu berusaha keras utuk merebut keduduka Jepang sebagai penjajah di
Indonesia Sementara itu kekalahan Jepang dari sekutu yang mengkhiri perang dunia
II di jadikan sebagai momentum yang paling tepat bagi bangsa Indonesia untuk
segera memproklamasi-kan Kemerdekaanya. Ketika proklamasi kemerdekaan RI
di kumandangkan pada 17 Agsutus 1945, di saat yang sama, K.H. Anwar Musaddad
sedang dirawat di rumah sakit swasta di bandung karena kakinya terluka parah jatuh
dari sepedah motor tatkala melakukan perjalanan dakwah. Setelah kondisi
kesehatannya sudah membaik dan pulih, beliau kembali ke Garut untuk beristirahat.

Berkat pengalaman politiknya yang piawai, gerakan dakwah dan militer, K.H
Anwar Musaddad berhasil menjalankan fungsi gandanya, sebagai ulama dan
pejuang. Peran ganda ini tentu saja menimbulkan ketidak senangan Belanda
kepadanya, Imperialis Belanda meyakini bahwa peran dan kontribusi K.H Anwar
Musaddad sebagai ulama telah berhasil membangkitkan semangat juang rakyat
utuk menentang kezhaliman. Karena itu., tidak sedikit pemuda yang bergabung
dengan pasukan Hizbullah untuk mengusir kehadiran kembali imperialis Belanda.
19

Sebagai pejuang beliau maju ke medan laga untuk berperang melawan


penjajah bersama K.H Mustofa Kamil.Bersama kyai yang juga kharismatik ini,Kyai
Haji Anwar Musaddad melatih keprajuritan sekitar 200 orang pemuda yang
tergabung dalam pasukan Hizbullah. Dalam ertempuran dengan Ghurka (tentara
inggris asal India), pasukan Hizbullah yang di pimpin oleh K.H.Anwar Musaddad
dan K.H Mustofa Kamil meraih kemenangan gemilang. Pasukan ini berhasil
menahaan bberapa prajurit Ghurka. Namun,sebagai orang yang memahami niai-
nilai Al-Qur’an,seluruh tahanan asing tersebut diperlakukan dengan sangat baik.
Delapan orang tahanan dari pasukan Ghurka yang sudah mengenal agama islam di
negrinya (India), akhirnya di ajak untuk masuk islam. Mereka menerima degan
sepenuh kesadaran, tanpa paksaan sama sekali. Lalu, mereka di khitan di kediaman
K.H. Anwar Musaddad. Sebagai ulama beliau memperlakukan tawanan perang
dengan baik karena pemahaman yang benar tentang konsep al-Qur’an. Bahkan,
mereka menjadi saudara seiman dengan hubungan batin yang erat.

G. Pimpinan KUA tingkat Karesidenan Priangan

Pada 1946, saat agresi militer Belanda II, Kota Garut yang berada di Selatan
Bandung dikukuhkan sebagai ibu kota karesidenan Priangan. Kota ini juga menjadi
pusat pemerintahan. Di kota inilah Kantor Urusan Agama Keresidenan Periangan
berada K.H Anwar Musaddad di angkat menjadi kepala KUA Tingkat keresidenan
yang berkantor di rumah tinggalnya, Jl.Ciledug No. 105 Garut sebagai bentuk
pengabdian formal dan kiprah social beliau bagi negara dan bangsa.

Sebagai Kepala KUA dengan wakilnya Sulaeman Amir, K.H Anwar


Musaddad memiliki kewenangan dan otoritas untuk mengangkat nasib sebagai
petugas yang mencatat dan melakukan perkawinan serta urusan kemasyarakata
lainnya. Selain berutas sebagai pengambil kebijakan untuk tingkat dibawahnya,
beliau juga tetap menjalankan fungsi utamanya, yakni mendidik para guru agama.
Jbatan tersebut memberikan keleluasaan dalam memelihara dan meningkatka
kehidupan agama islam. Dalam prakteknya, pelaksaan dakwah islam menghadapi
20

berbagai rintangan,terutama dari imperilasi Belanda yang ingin berkuasa kembali


di Indonesia

Karena ambisi itu, berbagai tindakan teror Belanda terus dilaksanakan dalam
bentuk aksi polisional yang meresahkan kehidupan masyarakat masa itu.
Gempuran-gempuran pasukan Belanda ditunjukan kearah markas pejuang
Indonesia dan banyak penduduk sipil yang tidak berdosa menjadi korban.

H. Menentang Kartosoewirjo, Tokoh DI/TII


Selain tindakan teror impreriaris Belanda, berbagai gangguan dari gerakan
pengacau keamanan yang dilakukan atas nama DI/TII dengan tokohnya
kartosoewirjo terus berlangsung. Gerakan kartosoewirjo ini ingin membentuk
negara islam Indonesia K.H Anwar musadad mendapat tawaran untuk bergabung
tetapi, dengan bijaksana beliau menolaknya.

I. ‘’Pimpinan Program ‘’ Pendirian PTAIN di Yogyakarta

J. Mengusahakan Beasiswa Bagi Mahasiswa Baru di PTAIN

K. Mutowif Haji Presiden Soekarno

Keterampilan dalam berdakwah dan penguasaan ilmu pengetahuan keagaam


yang mendalam, yang diproleh dari studi keilmuan selama 11 tahun ditanah suci
diakui oleh banyak tokoh dan candikiawan nasional. Kepiawaiannya dibidang
jurnalistik dan pemahaman strategi kemiliteran yang sangat baiktatkala meminpin
hizbulah masa revolusi fisik, merebut dan mempertahankan kemerdekaan juga
diakui sebagai pribadi dengan talenta yang diatas rata-rata.beliau mampu
menguasai bahasa inggris dan dan Belanda lisan dan tulisan. ‘’Seabrag’’ talenta
yang istimewa inilah yang menjadiakn beliau memperoleh kedudukan yang
terhormat diantara ulama dikalangan NU. Beliau juga merupakan salah seorang
Kyai yang sangat disegani.

K.H Masykur yang ketika menjadi materi agama RI , memperkenalkan K.H


Anwar musadad kepada presiden RI soekarno. Saat itu pula, beliau ditunjuk sebagai
mufhowif (pebimbing Haji) presiden RI soekarno dalam menjalankan ibadah Haji
21

pada tahun 1956. Pada mulanya, ditugaskan untuk membingbing pelatih manasik
Haji presiden RI dan rombongannya, selama sebulan sebelum musim Haji tiba,
beliau melatih manasik seluruh rombongan dengan tekun di istana. Beliau
beranggapan, kegiatan pembimbing itu merupakan kegiatan yang sangat
menyenangkan dan penuh kenangan. Betapa tidak seorang presiden RI yng sanagt
sibuk menghadapi berbagai problematika kenegaraan didalam dan luar negri masih
sempat meluangkan waktunya untuk mempelajari manasik dengan penuh
kesungguhan.

L. Tokoh PB Nahdatul Ulama

K.H Anwar Musaddad yang selalu berinteraksi dengan masyarakat, akhirnya


memutuskan untuk berkiprah di bidang organisasi kemasyarakatandengan aktif di
Partai Nahdatul Ulama keterlibatan langsungnya dalam organisasi kemasyrakatan
diawali di MuktamarPartai NU yang diselenggarakan di Palembang pada tahun
1952. Dalam muktamar ini beliau dipercaya sebagai anggota innti PBNU dan
memimpin bagian Al-ma’arif (pendidikan), sementara itu beliau juga harus
menunaikan tugas utamanya sebagai dosen di PTAIN Yogyakarta untuk mengajar
bahasa Arab, fikih ddan metode Dakwah.
Selama menetap di Jakarta beliau tinggal di rumah sahabatnya, Prof R.H.A
Sunarjo, SH di jalan Imam Bonjol no 26 yang waktu itu menjabat sebagai Menteri
Agraria. Tidal lama setelah itu, beliau tinggal di rumah K.H Idham Chalid di Jl.
Mangunaskoro 51 yang saat itu menjabat sebagai ketua umum PBNU dan menjadi
Wakil Perdana Menteri III. Karena kedekatannya dengan Ulama NU Kharismatis
ini, beliau sering diminta untuk menyertai kunjungan K.H Idham Chalid ke
berbagai daerah, bahkan keluar negeri kunjungan keluar negeri yang pernah
dilakukannya antara lain ke palestina. Disana, beliau berdakwah dan berkesempatan
pula untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa dan shakhrarya (Batu Besar Bergantung)
yang dikenal dengan nama “the doe of the Rock”
K.H Fuad Hasyim (Alm) Pimpinan Pondok pesantren Buntet Cirebon
menyatakan : Prof. K.H.Anwar Musaddad adalah salah seorang tokoh ulama NU
yang sangat disegani. Sebagai seorang tokoh ulama, Prof K.H Anwar Musaddad
22

sejak muda remaja, saat menjadi masih “mahasantri” di mekah, beliau telah bergaul
dengan tokoh-tokoh “mahasantri” lainnya yang kelak dikenal sebagai tokoh-tokoh
pendiri NU seperti K.H Abd Wahab Hasbullah. K.H Bisry Syansuri, K.H A Wahid
hasyim, K.H ahmad Ghona”im al Mashry, Prof K.H anwar Musaddad sangat
mengenal dan mengetahui watak dan karakter mereka. Beliau juga sangat paham
tentang akhlak dan ketulusan hati para senior yang menjadi inspiratory dan pendiri
NU seperti Hadlotu Syeikh K.H hasyim Asy’ari, dan K.H A. Asnawi Qudus.
Selepas dari almamaternya di mekah dan pulang ke tanah airnya, pemuda Anwar
Musaddad tidak ragu lagi untuk memilih NU sebagai wadah perjuangan hidmatnya
kepada Agama dan Umat islam.
Sebagai seorang tokoh ulama yang seiring dengan NU sepanjang sejarahnya,
kecintaan dan kesetiannya kepada organisasi ulama ini acapkali membuat orang
berdecak kagum, keikhlasan beliau dalam perjuangan (Khidmah) melalui dan untuk
NU sungguh merupakan contoh ideal bagi generasi pelanjut. Ada beberapa contoh
yang pernah menjadi ujian bagi kesetiaannya sebagai warga nahdhiyyin.

M. Dosen pada berbagai Perguruan Tinggi

Di tenagh-tengah kesibukannya yang sangat padat, sebagai dosen di PTAIN


yang menjadi IAIN di Yogyakarta. Beliau masih sempat mendirikan Qulliyatul
Qodlo di solo dan mengajar Ilmu agama di PTPG (IKIP) dan UNPAD Bandung.
Menurut Prof DR. Ahmad Sanusi : Peran K.H Anwar Musaddad yang sangat
penting lainnya adalah peran sertanya dalam pendirian LPPD (Lembaga Pendidikan
Post-Doctoral) IKIP, sekarang fakultas pasca sarjana UPI Bandung , saat itu saya
kebetulan menjadi Rektor IKIP Bandung, pada mulanya, LPPD hanya memiliki tiga
jurusan :Administrasi pendidikan, Guidance Counselling, dan kurikulum. Untuk
Guidance Counselling LPPD Ikip Bandung belum mempunyai banyak dosen
sehingga serig meminta bantuan K.H Anwar Musaddad untuk memberi kuliah
umum (stadium general) tentang pendidikan agama sementara itu dengan
keberadaannya di Jakarta sebagai anggota DPR RI. Beliau berkesempatan untuk
menjadi dosen tamu Universitas Indonesia dengan mengajar bahasa Arab dan
menjadi penceramah tetap di Rohis TNI Angkatan Darat.
23

N. Pendidik Masyarakat, Mubaligh Nasional, dan Internasional

Sekalipun tugas utamanya menjadi dosen di Perguruan Tinggi, beliau tidak


pernah melupakan panggialn nuraninya yang sudah dirintis sejak dulu ketika Masih
di garut, bahkan sejak di tanah suci, yaitu melakukan kegiatan I umat melalui
dakwah keagamaan. Pada awal kedatangannya di Yogyakarta pada tahun 1951
beliau menyelenggarakan pengajian bagi kaum ibu dan bapak di tempat kediaman
seorang tokoh polotok dan pergerakan nasional, Wondoamiseno di jl. Gondolayu
No 8 Yogyakarta.

Setelah masjid Syuhada berhasil dibangun di kotabaru Yogyakarta pada tahun


1954, beliau merintis kegiatan kuliah subuh.kegiatan mudzakarah tentang ilmu-
ilmu agama pun mulai dilakukan. Bahkan, beliau menjadi Imam Besar masjid
Syuhada yang didirikan untuk mengenang jasa para syuhada pahlawan
kemerdekaan, diresmikan dan dibukaoleh presiden soekarno masjid ini merupakan
sakah satu masjid yang terindah waktu itu. Salah seorang muridnya adalah dr.K.O
Gajah Nata seorang tokoh keagamaan dan dokter putra Palembang yang sampai
akhir hayatnya merasa terinspirasi mengembangkan agama islam melalui ilmu yang
diperolehnya dari K.H Anwar Musaddad tatkala mengikuti kuliah subuh di Masjid
Syuhada.

O. Anggota Badan Wakaf UII

Selain mengajar di PTAIN K.H Anwar Musaddad juga turut berkiprah di


Perguruan Tinggi Islam Swasta yaitu UII, di Universitas islam yang tertua di
Indonesia, beliau menjadi anggota badan wakaf UII sampai akhir hayatnya.
Bersama buya hamka dan prof. hasbi Assiddiqi selain melakukan dakwah bersama
ke riau ddan Bengkulu, ketiga ulama kharismatisini dipercaya mengurusi tanah
wakaf pulau bulan yang diserahkan kepada UII. Hasil komoditas Pulau Bulan yang
berupa hutan karet diserahkan kepada lembaga ityu. Menurut Prod. Dr.
ZainiDahlan, pada Desember 1997, saya bertemu beliau di siding pleno badan
wakaf Universitas islam Indonesia pada waktu itu beliau berusia 88 tahun.
24

Senyumnya masih khas seperti dahulu. Teguh sapanya masih sama dengan 45 tahun
yang lalu, meskipun kalau berjalan harus sudah ada yang membantunya. Beliau
adalah anggota pleno badan wakaf sejak puluhan tahun yang lalau. Beliau selalu
setia menghadiri rapat pleno, meskipun harus naik mobil dari garut, beliau adalah
anggota pleno tertua yang sangat kami hormati. Selama beliau masih hidup, UII
Yogyakarta sangat engharapkan fatwa dan arahan beliau, serta restu dan doanya
agar universitas yang didirikan oleh tokoh-tokoh nasional tahun lalu, termasuk Prof
K.H Anwar Musaddad mampu berkembang menjawab tuntutan zaman.

P. Anggota DPR RI

Posisi dan kedudukan structural yang sangat strategis sebagai salah seorang
ketua PBNU bagian al ma’arif beliau mendorong dibangunnya lembaga ma’arif di
berbagai daerah di Indonesia yang banyak berkiprah di bidang pendidikan formal
maupun nonformal. Selain itu juga menghimpun dan mengkonsolidasikan pondok
pesantren yang dikelola oleh warga NU di Indonesia. Untuk itu beliau selalu
berkeliling ke berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia baik sebagai
pimpinan PBNU lembaga ma’arif ataupun sebagai mubaligh handal dan
menghimpun serta mengkonsolidasikan pondok pesantren yang dikelola oleh warga
NU di Indonesia sebagai kekuatan strategis pendidikan Ulama dan keumatan.
Selanjutnya atas dorongan teman sejawatnya, beliau mulai terjun ke dunia politik
praktis. Pada pemilu pertama yang diselenggarakan pada th 1995, K.H Anwar
Musaddad terpilih menjadi anggota DPR RI mewakili Partai nahdatul Ulama dari
daerah pemilihan Jawa tengah. Saat itu, partai nahdatul Ulama merupakan salah
satu partai islam besar bersama Masyumi.

Q. Anggota Penyusunan Kitab Terjemah dan Tafsir Alqur’an kementerian


Agama

Selain sebagai pendidik yang berjiwa lembur, Prof K.H. Anwar Musaddad
juga dikenal sebagai ahli tafsir. Beliau memang menjadi salah seorang anggota tim
penerjemah dan tafsir al Qur’an yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI.
Proses pengerjaan terjemah dan tafsir alqur’an ini merupakan proyek yang
25

dilaksanakan oleh kementerian agama RI dilandasi oleh komitmen kementerian


agama RI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia d bidang pengadaan
kitab suci, terjemah dan tafsirnya. Setelah alqur’an dan terjemahnya dicetak untuk
pertama kalinya pada 1965. Kementerian agama RI kemudian menggagas
penyusunan alqur’an dan tafsirnya. Penyusunan tafsir dan terjemah sulit dipisahkan
dan harapan umat islam untuk lebih dekat dan lebih dapat memahami kandungan
isi kitab suci al qur’an. Bagaimana mungkin bisa mengaplikasikan muatan perintah
dan larangan al qur;an dalam kehidupan jika tidak memahami makna dan pesan dari
alqur;an.

R. Mendirikan dan Membangun IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pada 9 mei 1960, PTAIAN secara resmi dimekarkan menjadi IAIN (institut
Agama Islam Negri). Pemekaran ini dilakukan berdasarkan peraturan presiden no
11/1960 yang ditandatangi oleh ie. H. Djuanda selaku pejabat RI . dengan demikian,
IAIN tumbuh berkembang dengan sangat cepat dan dibuka hampir disetiap ibukota
provinsi diseluruh tanah air. Dari satu iain kemudian berdirilah beberapa IAINbaru
diberbagai kota diIndonesia seperti tanjung karang lampung, padang sumatra barat,
jambi, pekanbaru, medan, banda aceh, banjarmesin, dan ujung pandang.

S. Penerjemahan al-Qur’an Bahasa Sunda

Pada tahun 1978, gubernur jawa barat, letjeng aang kunaefi menggagas
penerbitan tafsir alqur’an menggunakan bahasa daerah. Itu, gubernur meminta
kepala kantor wilayah depertemen agama RI provinsi jawa barat untuk segera
menerbitkan terjemahan dan tafsir AL-qur;an bahasa sunda. Untuk mewujudkan
permintaan itu, kanwil depag RI jabar segera mengunjungi beberapa knyai
terkemuka yang mumpuni dibidangnya. Beberapa nama ilama yang ikut terlibat
dalam kegiatan pembuatan yafsir al-qur’an bahasa sunda ini adalah K.H. Anwar
musadad, K.H. moch romli, K.H. hambali ahmad, K.H./l. Zainuddin, dan k. Moch
salmon.
26

T. Penguji calon Doktor di IKIP Bandung

Tatkala ikip Bandung berencana mendirikan LPPD (lembaga pendidikan


post-doktoral) yang kemudian menjadi fakultas pascasarjana, K.H. Anwar
Musaddad sering di minta untuk memberikan stadiun general dibidang pendidikan
agama. Bahkan, pada satu kesempatan, ujian calon doktor di ikip Bandung, beliau
diminta untuk melakukan pengujian konfrehensip tererampilan bahasa arab yang
dipilih oleh peserta. Salah satu adalah H.M djawad dahlan untuk keterampilan
bahasa arab. K.H Anwar musadad merasa kagum kepadanya, karena ketika kitab
bahasa arab disodorkan kepadanya, H.M Djwad dahlan mampu membacanya kitab
gundul itu dan mampu pula menjawab seluruh pertanyaan yang diajuakn oleh beliau
sehingga kepadanya. Itulah kekaguman K.H Anwar musadad kepada kepandaian
H.M. Djawiad Dahlan. Atas dasar itu, beliau memberi angka kelulusan yang
terbaik.

U. Memperoleh anugerah Guru Besar IAIN SGD Bandung dan Anugerah


Penghargaan dari Departemen Agama RI

Pada 1974, setahun sebelum pensiun, melalui mentri agama RI Prof. Dr. H.A
mukti ali, presiden RI Menganugrahkan gelar guru besar IAIN sunan gunung djati
Bandung dibidang ilmu perbandingan agama kepada K.H Anwar Musaddad .
setelah pensiun beliau mendapatkan anugerah penghargaan oleh dapertemen agama
RI yang disampaikan oleh mentri agama RI saat itu, H. Munawir syadzali MA.

Meskipun sudah pensiun secara resmi pada 1975, namun, beliau tetap
memberikan kuliah di AIAN SGD Bandung sebagai dosen. Sesudah kesehatannya
sudah berkurang dan usiapun sudah mulai sepuh (80 tahun), beliau tidak lagi untuk
mengajar di IAIN SGD Bandung. Namun, beberapa kegiatan resmi di AIAN SGD
Bandung seperti dies natalis atau silaturahmi, apabila kesehatannya mengizinkan,
beliau masih kesempatan untuk hadir. Kini, lembaga yang dulu di dirikannya
dengan ikhlas dan tanpa pamrih apapun telah memberikan berbagai kenangan suka
dan duka, serta pengalaman indah yang tidak terlupakan telah menjadi lembaga
27

yang megah dan merubah sudah menjadi universitas islam negri (UIN) tempat
ribuan mahasiswa belajar meraih masa depannya membangun umat.

V. Membangun Lembaga Pendidikan dan Pondok Pesantren Al-


Musaddadiyah Garut

Sebagai ulama dan guru besar yang bnayak trlibat dalam dunia pendidikan
tinggi, K.H Anwar Musaddad ikut pula membuka era baru, yaitu upaya integrasi
model perguruan tinggi dan pondok pesantren. Integrasi ini sangat penting karena
sistem pendidikan dan kelembagaannya merupakan mekanisme alokasi posisional
yang sanagt menentukan bagi peningkatan kualitas sumber daya umat. Pendirian
yayasan AL- Musaddadiyah pun tidak lepas dari idealisme itu. Sistem pendidikan
dan kelembagaan itu ternyata mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat ,
tidak sedikit dari mereka dari mempercayakan pendidikan pada putra putrinya
kelembaga tersebut dan bangga menjadi bagian dari keluarga besar AL-
Musaddadiyah Garut.

Usia senja saat mendidrikan yayasan AL-Musaddadiyah Garut pada tahun


1975 waktu itu beliau sudah berusia 66 tahun dan sudah pensiun dari dosen di AIAN
sunan gunung djati Bandung bukanlah penghalang yang berarti bagi beliau.
Sungguh usia beliau pun mulai senja, beliau tetap bersemangat membakar jiwa
juang generasi muda melalui lembaga yang didirikannya.

Gagasan beliau tentang integrasi tersebut relevan denagn kenyataan


pendidikan yang kini dirasakan oleh masyarakat luas. Dalamhal ini, sekolah tinggi
agama islam AL- Musaddadiyah hendak diposisikan sebagai perintis konsep hal
berikut:

1. Sistem pendidikan dan kelembagaan yang digagas dan dilaksanakan


merupakan cerminan kebutuhan masyarakat. Secara nyata saat sekarang ini
untuk mengintisipasi pengaruh negatif dari globalosasi, menghendaki
integritas pendidikan baik menengah maupun pendidikan tinggi dengan
pndok pesantren sebagai satu kesatuan. Ternyata jalur institusional itu dapat
berjalan dengan baik dan mendapatkan kepercayaan publik. Setiap tahun
28

ajaran baru, warga masyarakat banyak yang mengantarkan putra-purtinya


untuk masuk ke lembaga pendidikan mulai dari paud, SDIT, pendidikan
menengah hingga perguruan tinggi AL- Musaddadiyah Garut.
2. Lembaga pendidikan berupa sekolah, perguruan tinggi dan pindok
pesantren AL- Musadadiyag memiliki kemampuan untuk dapat
menyalurkan lulusannya sesuai denagn harapan masyarakat. Keberadaan
dan kehadiran sangat kuat. Beliau menyakini bahwa semakin besar sekolah,
perguruan tinggi dan pondok pesantren mengantarkan peserta didik (
mahasiswa) menduduki posisi dan kemasyarakatan yang terpandang dan
menjadi manusia intelektual yang bermanfaat bagi umat, semakin besar pula
arus peserta didik memasuki sekolah , perguruan tinggi dan pesantren
twrsebut.
a. Bertolat dari kenyataan sistem pendidikan yang dirintis oleh prof.
K.H. Anwar musadad iyu, posisi dan peran leembaga pendidikan
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi AL-Musaddadiyah
Garut sudah diakui oleh berbagai kalangan masyarakat. Keberadaan
dan kehadiran prof. K.H. Anwar musadad dibidang pendidikan
islamdan bentuk pondokpesantren madrasah sekolah- sekolah dan
perguruan tinggi yang terintegritas dalam satu kompleks (boarding
scool) hampir mendekati harapan umat. Lembaga pendidikan AL-
Musaddadiyah dapat digambarkan dengan model dan kiblat
pembaharuan sistem bembaharuan ala timur tengah, amerika, eropa,
asia. Panduan itu sedikit demi sedikit terpola dengan jelas dengan
tidak sekedar program perubahan dan kebijaksaan, tetapi juga
merespon dengan baik kecenderungan yang terjadi dengan
kebutuhan masyarakat akan perlunya lembaga pendidikan yang
berkualitas dan terpadu.
Sampai saat ini yayasan AL- Musaddadiyah telah berkembang pesat
dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pondok pesantren dan lembaga
sosial kemasyarakatan meliputi:
29

1. Taman penitipan anak, dan kelompok bermain PAUD Marfuah


Musaddadiyah
2. TK/RA AL- Musaddadiyah
3. SDIT Atikah AL-Musaddadiyah
4. SMP Ciledug A- Musaddadiyah
5. MTs AL-Musaddadiyah
6. SMA Ciledug AL-Musaddadiyah
7. MA AL-Musaddadiyah
8. SMK Ciledug AL-Musaddadiyah
9. Sekolah Tinggi Teknologi Garut
10. Sekolah Tinggi AL-Musaddadiyah Garut
11. Majelis Ta’lim AL-Musaddadiyah
12. Poliklinik AL-Musaddadiyah
13. Koprasi Bina Hasanah AL-Musadadiayh
14. Pondok Pesantren AL-Musaddadiyah.
BAB III
KONSEP DAN PEMIKIRAN INTELEKTUAL

A. Ilmu Akhlak Tasawuf

Ilmu Akhlak (termasuk disiplin ilmu tasawuf) merupakan salah satu bagian
dari pembahasan aksiologis, yakni upaya menyusun kriteria dan nilai baik-buruk.
Kemuliaan Akhlak merupakan refleksi dari totalitas pemahaman seseorang atas
ajaran islam. Akhlak juga merupakan wujud nyata kualitas keberagaman seseorang.
Ia bukan sekedar ilmu yang dipelajari sebagaimana ilmu lainnya. Akhlak
merupakan keadaan (hal-ahwal) yang melekat di dalam jiwa. Dari jiwa, lahirlah
perbuatan (amal) jika diukur dengan syara’ mencerminkan kebaikan dan
mendatangkan pujian (al-Mahmudah), perlu untuk selalu menghindari perbuatan
buruk dan tercela (akhlak al-Madzmumah), termasuk segalam perbuatan yang sia-
sia.
Ilmu Tasawuf ilmu yang kurang diminati oleh kalangan muda. Tetapi, di
tangan KH. Anwar Musaddad ilmu ini menjadi salah satu ilmu yang sangat
digemari. Banyak kawan saya yang ingin mendalami ilmu ini bila ia membuat tesis
atau disertasi kelak. Bagi saya, tasawuf yang beliau ajarkan tidak semata-mata
teori, tetapi juga dikemukakan beberapa hikayat pelaksanaannya sehingga menjadi
sangat menarik. Teori tasawuf, menurut beliau, tidak banyak memberi manfaat,
kecuali bila dapat dihayati dan diamalkan secara tekun dan bertahap. Dengan
cara begitu, ia akan dapat menemukan keindahan dan kelezatan tasawuf.

B. Ilmu Perbandingan Agama

Drs. H.A. Farichin Chumaedy, MA (Alm) mantan dekan fakultas Ushuluddin


IAIN Sunan Gunung Djati Bandung menyatakan sbb : bagi saya, yeng pernah
menjdai uridnya, beliau adalah seorang guru yang memiliki banyak sumbangan
pemikiran, termasuk pemikiran yang berkaitan dengan Ilmu Perbandingan Agama.
Selama ini, kemampuan belia tentang Ilmu Perbandingan Agama belum banyak
diketahui oleh orang. Padahal, pemikiran beliau tentang hal itu sangat mendasar.

30
31

Khazanah ilmiahnya sangat tinggi. Penguasaannya terhadap Bibel dan Al-Quran


juga sangat baik. Jika kita bisa mengikuti pemikirannya tentang perbandingan
agama, keraguan tentang keahliannya akan segera sirna dari ingatan kita.
Prof. Dr. Zaini Dahlan, MA, menyatakan bahwa dalam memegang mata
kuliah Perbandingan Agama Prof. K.H. Anwar Musaddad lebih menitik beratkan
bahwa keyakinan menurut Islam adalah benar. Dasar tauhid dalam ajaran Islam
adalah benar. Ia harus diresapi dan dihayati oleh para pemeluknya. Maka, upaya
mengenai dan mendalami pengertiannya sangat penting`.
Karena itu, Prof. K.H. Anwar Musaddad mewajibkan seluruh mahasiswa
untuk hapal asma-asama Allah (asma’ul-husna). Nama-nama yang baik bagi Allah
dilatih setiap memulai perkuliahan.

C. Metodologi Pendidikan

Bagi Prof. K.H. Ahmad Sanusi, S.H., MPA., Prof. KH. Anwar Musaddad
adalah figur yang sangat mengagumkan dari segi keluasan ilmu. Penguasaan materi
ilmunya integratif, baik ilmu agama maupun ilmu umum.
Peran keulamaannya sangat mengaumkan, terutama dalam akhlak.
Beliau juga membawakan ilmu-ilmu dengan penyampaian yang
piawai, baik di bidang oendidikan formal maupun informal. Bagi
saya, beliau adalah guru sejati. Beliau sudah berkiprah bagi umat sejak
zaman pendudukan Jepang pada 1943-1944. Saat itu, saya terdfatar
sebagai salah seorang pelajar di Madrasah al-Mukhtariyah. Kesan
yang sangat mendalam dari beliau adalah penguasaan ilmu agama
Islam yang sudah menjadi milik dan darah daging beliau. Ilmu
yang beliau miliki sudah terintegrasi dan sudah menjadi keyakinan
lahir batinnya.
Ini terbukti ketika beliau memberikan pelajaran, hamper ditalar seolah-olah “mata
beliau terpejam”. Beliau betl-betul menghayati apa yang disampaikannya, termasuk
bahasa Arab. Bahasa Arab yang dinazhamkan berasal dari kitab-kitab berbahasa
arab, dan beliau menguasai benar nazham itu. Dari aspek efektif, kognitif, dan
psikomotor, beliau memiliki nilai yang sangat tinggi. Saya sangat mengagumi cara
32

beliau dalam proses mengajar. Beliau tidak pernah menjaga jarak antara mahasiswa
dan beliau. Secara psikologis, beliau dan para siswa tidak ada distance. Beliau
memberi keluasan kepada mahasiswa untuk mencerna dan memahami apa yang
beliau sampaikan. Jika masih tidak mengerti atau tidak jelas, beliau memberi
kesempatan untuk bertanya, dan beliau pasti menjelaskannya. Dalam proses belajar
itu, beliau selalu mendorong partisipasi siswa sehingga tercipta suasana belajar
mengajar yang sangat demokratis.

D. Pendidikan Bahasa Arab

Dalam upaya menjadikan lulusan IAIN sebagai kaum intelek yang nyantri
dan santri yang inteletek,terhadap keinginan dari AnwarMusaddad,bahwa IAIN
harus menghasilkan para lulusan dengan kualifikasi kamapuan dan kepribadian
lokalnamundapat berkhidmat pada masyarakat nasional,regional,bahkan
internasional (syarifuddin, 2012: 204). Untuk itu sebagai kelajutan dari gagaanyah
tentang konsep pesantren luhur, para lulusan IAIN harus memiliki kemampuan
bahasa Asingk hususnya bahasa arab (Busyarui,1999:221). Alasannya, di harapkan
mereka kelak dapat memelihara aktivitas dan originalitas Agama (Islam) dapat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) modren. Bagiannya,
ddisitulah kunci seorang ulama. Kunci-kunci Agama harus dikuasai oleh seseorang
ulama. Untuk menguasai hal tersebut, seorang ulama harus merujuk pada sumber
ahlinya yangberbahasa Arab. Dengan demikian, bahasa Arab harus dikuasai oleh
seorang ulama (Syaripuddin, 2012:204).

E. Pendidikan Keluarga

Anwar Musaddad dipandang berhasil dalam membina keluaraga. Seluruh


putra dann putrinya berhasil ia didik menjadi Anak yang shalihah. Putra dan putri
Anwar Musaddad juga berhasil memperoleh gelar kesarjanaan hingga jenjang S2
dan S3 (Wawancara dengan Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Tanggal 21 Januari 2015
Di Jakarta). Mencermati keberhasilan
33

Pendidikan keluarga Anwar Musaddad salah satunya dilihat dari undangan


pusat pengajian Islam LPPM Universitas Islam Nusantara (UNINUS), dalam
kegiatan pengajian terkait masalah krisis ketahanan keluarga pada 1990. Dari
jumlah narasumber diundang, Anwar Musaddad diminta panitia diskusi untuk
menyajikan makalah pengalaman Mendidik Anak dan Santri

F. Metode Dakwah

Untuk masanya, Anwar Musaddad adalah seorang ulama sekaligus ilmuan


yang cukup berpengaruh. Kemampuannya dalam bidang ilmu-ilmu keislaman dan
bahasa Arab mengantarkannya menjadi seorang guru, dosen sekaligus dai yang
selalu ditunngu kehadirannya. Anwar Musaddad dikenal oleh para murid dang
penngikutnya sebagai orang yang mahir menggunakan bahasa populer dan mudah
dicerna oleh audien. Ia dikenal sebagai orator (Orang yang ahli berpidato) dan
menguasai retorika (Keterampilan bahasa secara efektif). Dalam setiap ceramahnya
ia jarang mengungkapkan dalil-dalil al-Quran dan Hadist, namun materinya sangat
ilmiah dan bahasa yanng digunakan sederhana. Materi ceramahnya pun jarang
menakut nakuti, misalnya mengenai Neraka. Ia pun dapat diakatakan jarang
menyinggung persoalan furu’iyah dalam fiqih (Wawancara dengan Jahja Umar,
Ph.D., Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tanggal 21 Januari 2015 di Ciputat,
Tanggerang).

G. Manajemen dan Leadership

Anwar Musaddad adalah tokoh dengan segudang talenta. Padanya pantas


disadangkan gelar ulama dai, Pendidikan , Pemimpimn dan politikus Gayanya
dalam bicara, sikapnya dalam mengungkapkan gagasan, mimik mukanya,
semuanya menggambarkan keikhlasan. Hal tersebut membuat siapapun teman
bicaranya akan merasa betah untuk berlama lama berbincang dengannya (Usman,
1999: 289; Wawancara dengan Prof.Dr. Nanat Fathah Natsir, Mantan Rektor UIN
Bandung, Taggal ;I 10 Febuari 2015 di Bandung).
34

H. Gagasan Pesantren Luhur


Dalam pandangan relasi dan kolega, kepribadian Prof. K. H. Anwar
Musaddad juga dikenal sebagai orang yang sangat konsisten terhadap ide yang
diyakininya. Beliau juga sangat komitmen pada tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Beliau sangat kaut adalm memegang prinsip, baik dalam unsuran
keluarga maupun masyarakat. Selain sebagai seorang pekerja keras, beliau juga
tampak sebagai orang-orang yang tidak pernah lelah untuk menjalankan tugas-
tugasnya, terutama tugas yang berkaitan dengam keulamaan dan tablig islam.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Prof. K.H. Anwar Musaddad merupakan guru yang sangat menjunjung


tinggi kedisiplinan, tepat waktu, pemikiran rasional dan selalu menjaga image
penampilan sebagai seorang terpelajar, rapi, bersih, dan mencintai ilmu. Sering
memberikan sumbangan pemikiran, termasuk pemikiran yang berkaitan dengan
Ilmu. figur yang sangat mengagumkan dari segi keluasan ilmu. Penguasaan materi
ilmunya integratif, baik ilmu agama maupun ilmu umum.

Beliau merupakan guru yang cukup bersahabat bagi para murid muridnya
karena beliau tidak memberikan jarak antara beliau dan muridnya untuk
berinteraksi dengan beliau. mahir menggunakan bahasa populer dan mudah
dicerna oleh audien. Juga merupakan tokoh dengan segudang talenta. Padanya
pantas disadangkan gelar ulama dai, Pendidikan , Pemimpimn dan politikus,
gayanya dalam bicara, sikapnya dalam mengungkapkan gagasan, mimik mukanya,
semuanya menggambarkan keikhlasan dan orang yang sangat konsisten terhadap
ide yang diyakininya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Hj. Yies Sa'diyah, M. (2018). Prof. K.H. Anwar Musaddad; Biografi,
Pengabdian, dan Pemikiran Ulama Intelektual. Garut: YMSI .

Anda mungkin juga menyukai