PELAYANAN NICU
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pelayanan Unit
NICU Rumah Sakit Graha Hermine ini dapat selesai disusun.
Buku Pedoman ini merupakan Pedoman kerja bagi seluruh staf Rumah Sakit dalam
menjalankan program NICU di Rumah Sakit Graha Hermine.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang Petunjuk pelaksanaan Pelayanan NICU di Graha
Hermine.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Unit NICU
Rumah Sakit Graha Hermine.
Tim Penyusun
3
RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE
Komplek Ruko Asih Raya No. 06-15 Batu Aji, Batam
Telp : (0778) 363 318, 363 127. Fax (0778) 363 164. Email : graha_Hermine@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RS GRAHA HERMINE
Nomor: 007/I/Dir/SK/RSGH/X/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN NICU
RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE
Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka pelayanan Nicu di RS Graha Hermine, maka telah
disusun kebijakan pelayanan Nicu.
b. Bahwa perbaikan seperti yang dimaksud pada butir a di atas, perlu
diberlakuakan dengan Surat Keputusan Direktur RS Graha Hermine.
Mengingat :
4
MEMUTUSKAN
KETIGA : Segala biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan dibebankan pada
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
Ditetapkan di : Batam
PadaTanggal : 1 Desember 2019
Direktur
RS. Graha Hermine
5
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
A. Tujuan............................................................................................................ 11
B. Tata Laksana Logistik.................................................................................... 11
C. Perencanaan................................................................................................... 11
D. Pemesanan...................................................................................................... 11
E. Penggunaan.................................................................................................... 12
F. Penarikan....................................................................................................... 12
A. Pengertian ..................................................................................................... 13
B. Tujuan ........................................................................................................ 13
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien ............................................................. 13
6
D. Pelaporan Insiden, Analisa, Dan Solusi .................................................... 15
A. Pengertian .................................................................................................. 17
B. Tujuan ........................................................................................................ 17
C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 17
D. Prosedur ..................................................................................................... 17
A. Pengertian .................................................................................................. 19
B. Indikator .................................................................................................... 19
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi di antara negara Asean. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2002-2003, angka kematian sebesar
35 per 1000 kelahiran hidup. Milenium Development Goals 2015 diharapkan turun
menjadi < 20 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian neonatus di Indonesia
adalah BBLR (29%), Asfiksia (27%), Tetanus neonatorum (10%), masalah pemberian ASI
(9,5%), masalah Haematologi (5,6%), dan infeksi (5,4%).
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya derajat
sosial ekonomi masyarakat Indonesia juga menambah tuntutan mutu pelayanan pada bayi
baru lahir yang semakin tinggi.
Rumah Sakit Graha Hermine dan lebih khusus Neonatus Intensive Care Unit berusaha
senantiasa meningkatkan pelayanan dengan melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada
pasien. Berbekal panduan dasar serta ditambah beberapa referensi maka disusunlah
pedoman ini.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur, dan segala proses di
bidang pelayanan intensive di Rumah Sakit Graha Hermine
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan neonatus yang bermutu dan mengutamakan keselamatan
pasien dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
b. Terlaksananya manajemen pelayanan neonatus dari aspek administrasi &
manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di RS
c. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan neonatus
d. Pembinaan dan pengawasan pelayanan neonatus di RS
8
perawatan intensif dengan kemampuan memberikan alat bantu nafas menggunakan CPAP
(Continuos Positive Airway Pressure).
D. Batasan Operasional
1. Gangguan respirasi
2. Gangguan kardiovaskuler
3. Skor APGAR kurang dari 4
4. Berat lahir sangat rendah (>1500 gram)
5. Kurang bulan dengan umur kehamilan > 32 minggu
6. Neonatus dengan gangguan susunan saraf pusat seperti kejang dan ensefalopati hipoksik
iskemik
7. Gangguan saluran cerna berat, seperti EKN dan perdarahan saluran cerna
8. Bayi dari ibu Diabetes
9. Bayi yang lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan komplikasi
10. Gawat nafas yang tidak memerlukan ventilasi bantuan
11. Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
12. Sepsis neonatorum
13. Hipotermi
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah
Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
6. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
7. KepMenKes No. 938/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan
9
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
10
B. Distribusi Ketenagaan
Jenis Ketenagaan Jumlah
Dokter Spesialis On Call 24 jam
Anak
Ahli manajemen 1 setiap shift jaga
laktasi
Rasio perawat 1:2-4
pasien
C. Pengaturan Jaga
Hal yang berkaitan dengan pengaturan jaga mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Untuk mendukung misi pelayanan di NICU yaitu pelayanan yang cepat tepat dan
akurat, maka perlu disiapkan tenaga dokter, tenaga perawat, tenaga laborat, dan
tenaga administrasi keuangan secara penuh 24 jam pelayanan.
2. Diberlakukan jam kerja sebagai berikut :
Shift I : 07.30 – 14.30
Shift II : 14.30 – 21.30
Shift III : 21.30 – 07.30
11
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
1. Persyaratan Fisik Bangunan
a. Unit berada diujung lorong dan harus jauh dari tempat lalu lintas barang dan
pengunjung
b. Ada jarak 1 meter antar inkubator atau tempat tidur bayi
c. Lantai tertutup poselen
d. Dinding tertutup porselen
e. Pembatas dari porselen memiliki ketinggian 10 cm
f. Langit-langit di cat dengan cat yang bisa dicuci
g. Tersedia 1 wastafel dengan campuran air panas dan dingin, kran dapat dibuka
dengan siku
12
2. Sarana
No. Ruang Keterangan (Saat Ini)
1. Ruang Perawatan Ada
2. Kulkas Ada
3. Ruang Penyimpanan obat Ada
3. Prasarana
a. Peralatan Medis
Perlengkapan Jumlah
Inkubator 4 set
Fototerapi 2 buah
Monitor 7 buah
Pulse Oxymetri 7 buah
Syringe Pump 3 set
Radiant Warmer 1 set
Sumber Oksigen 6 tabung
Suction Pump 3 set
CPAP 4 set
NeoPuff 1 set
Infus Pump 4 set
Box bayi 7 buah
Stetoskop bayi 2 buah
Laringoskop 1 set
Termometer digital 6 buah
Timbangan bayi 1 buah
Standar infus 5 buah
b. Perangkat Resusitasi
Perlengkapan Jumlah
Ambubag + PEEP Valve 1 buah
Bedong 20 buah
Laringoskop 1 set
Pulse Oxymetri 7 buah
13
Bak instrumen
- Kassa 1 buah
- Gunting 2 buah
- Klem Koher 4 buah
Stetoskop bayi 2 buah
Glove steril 1 pasang
Klem umbilikal 2 buah
Vit K 3 ampul
c. Obat-obatan
Obat-obatan Stok Minimal
Vit K 3 ampul
Lidocain 1 ampul
14
Baju bayi Tersedia
Bedong bayi Tersedia
Popok bayi Tersedia
15
BAB IV
16
D. Penggunaan Alat Medis (Terlampir di SPO)
- Neopuff
- Inkubator
- CPAP
- Syringe Pump
- Suction
- Cuve
17
BAB V
LOGISTIK
A. Tujuan
Tujuan dari pengadaan logistik sendiri adalah untuk menunjang operasional
harian agar dapat berjalan dengan lancar demi keamanan dan keselamatan pasien
dan petugas.
B. Tata Laksana Logistik
Ketersediaan logistik di pelayanan NICU menjadi tanggung jawab dari seluruh
staff yang bertugas. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh setiap staff adalah
pergerakan dari setiap barang yang ada dengan cara melakukan inventarisasi setiap
hari. Pengawasan dilakukan oleh kepala ruangan, dan jika terjadi
ketidakseimbangan antara barang masuk dan keluar dilakukan penelusuran terhadap
hal tersebut. Setiap bulannya dilakukan analisa pemakaian barang.
C. Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang disesuaikan jenis barang. Untuk pengadaan
barang fix asset dilakukan rencana budgeting pada setiap akhir tahunnya. Barang
dengan permintaan untuk POP menggunakan form LPO (Lembar Permintaan Obat)
dilakukan pada hari Senin dan Kamis.
D. Pemesanan
Jenis pemesanan dapat berupa:
1. Fix asset
Pemesanan barang yang sifat barangnya tidak habis pakai (menjadi
asset) baik yang terdaftar sebagai budget tahunan maupun permintaan di luar
budget (jika ada perluasan, permintaan barang baru yang sifatnya tidak bisa
ditunda)
2. Purchasing request
Bagian purchasing akan memproses pemesanan setiap permintaan
barang baik fixxed asset maupun non fixed asset
18
3. LPO
Pemesanan barang melalui LPO. Barang yang sudah dipakai (bahan
habis pakai) dapat berupa service unit yang menjadi beban unit.
E. Penggunaan
Penggunaan barang disesuaikan dengan kebutuhan. Agar tidak terjadi
kerusakan, staff harus memelihara alat/ barang dengan sebaik mungkin. Barang
harus dilakukan perawatan harian, pengecekan berkala oleh petugas bio medik dan
jadwal kalibrasi. Penggunaan barang harus efektif dan efisien. Seluruh staff
memiliki tanggung jawab terhadap alat/ barang yang ada di area kerjanya.
F. Penarikan
Jika terjadi kerusakan alat/ barang dilakukan proses pengajuan work order dan
jika barangnya tidak dapat diperbaiki dan harus diganti maka dilakukan mutasi
barang. Untuk barang-barang yang kadaluarsa dilakukan proses retur.
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh staff dengan
mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi pasien serta untuk mencegah cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat menjalankan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Tercapainya International Patient Savety Goals
21
Obat-obatan high alert tersimpan di lemari terkunci, sedangkan untuk vaccine
tersimpan di lemari es yang terkunci.
d. Pastikan pembedahan dengan benar lokasi, benar prosedur, benar pasien yang akan
dilakukan tindakan.
Untuk penandaan dan time out dilakukan pada pasien yang akan dioperasi.
e. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan di Rumah Sakit.
Untuk menunjang keberhasilan ini dilakukan dengan melaksanakan program 5
momen cuci tangan yaitu:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum tindakan aseptik
3) Sesudah kontak dengan pasien
4) Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan pasien
Prinsip-prinsip mencuci tangan:
1) Kedua tangan harus dicuci berdasarkan 5 momen cuci tangan
2) Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan pembersih tangan
yang mengandung alkohol, sabun cair atau cairan antiseptik. Pilihan cairan
tergantung aktivitas yang dilakukan.
3) Semua staf harus mengikuti kebijakan dan panduan mencuci tangan, jam
tangan dan perhiasan/ cincin harus dilepaskan saat cuci tangan.
4) Kuku harus dipotong pendek (≤0,5 cm). Kuku palsu dan pewarna kuku tidak
boleh dipakai saat kontak langsung dengan pasien.
5) Luka sayat dan luka lecet harus ditutup dengan plester kedap air.
f. Mengurangi risiko pasien terjatuh
Untuk di Medical Center resiko pasien jatuh dilakukan penilaian saat pengkajian
awal pasien. Jika ditemukan pasien beresiko jatuh maka dilakukan penanganan/
pengawasan ekstra terhadap pasien tersebut dan dikomunikasikan kepada keluarga
dan dokter.
22
penanganan bahan berbahaya & beracun (B3), untuk dilakukan analisis penyebab,
rekomendasi, solusi, dan bisa dijadikan pembelajaran untuk kemudian hari.
Setiap terjadi insiden staff harus membuat laporan insiden yang kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan action plan. Laporan insiden dikirim ke unit manajemen risiko serta
dilaporkan juga kepada kepala unit kemudian diteruskan ke kepala perawatan.
Setiap terjadi insiden baik yang terjadi di layanan NICU maupun yang terjadi di unit
lain, dilakukan breafing kepada staf NICU agar hal yang serupa tidak terjadi kembali, atau
jika diperlukan re-sosialisasi.
23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan dan peningkatan
derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan
rehabilitasi.
B. Tujuan
Menurut mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari kesehatan dan keselamatan
kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
C. Ruang Lingkup
1. Lingkungan misalnya lantai tidak licin
2. Cukup pencahayaan
3. Peralatan siap pakai, dilakukan tes fungsi sebelum menggunakan peralatan
4. Fasilitas terkait tersedia, misalnya safety box untuk membuang jarum
5. Terdapat APD yang sesuai
6. Tidak terpapar infeksi airborne misalnya menggunakan masker jika batuk atau pilek
D. Prosedur
1. Terdapat prosedur pemakaian APD
2. Prosedur penanggulangan kebakaran
24
3. Prosedur penanggulangan bencana
4. Prosedur pelaporan Incident Report
5. Prosedur penanganan tumpahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
B. Indikator
Indikator mutu pelayanan NICU ada dua yaitu:
1. Kepatuhan staff dalam melakukan hand hygiene sesuai 5 momen pedoman WHO
2. Kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi pasien dengan benar
Untuk mengetahui kepatuhan staff terhadap kedua indikator mutu pelayanan di NICU
maka dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang indikator mutu
2. Sosialisasi tentang 5 momen hand hygiene
3. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan hand
hygiene
4. Sosialisasi tentang identifikasi pasien
5. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan
identifikasi pasien dengan benar
6. Sosialisasi dan simulasi tentang teknik hand hygiene yang benar
7. Couching conceling kepada staff yang tidak patuh
8. Breafing oleh Karu/ representatif setiap bulan mengenai indikator mutu unit
9. Evaluasi pencapaian mutu tiap bulan
26
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit Graha Hermine ini
diharapkan dapat menjadi panduan atau acuan bagi seluruh staff yang bekerja di NICU
sehingga pelayanan kesehatan paripurna kepada pasien dan keluarga dapat diwujudkan.
Pedoman ini juga menjadi acuan kepada seluruh staff yang bekerja di NICU baik staff
lama ataupun staff yang baru bergabung. Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini akan dapat
memberikan gambaran pekerjaan yang akan dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan
kepada pasien, keluarga serta customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan
kepada pelanggan tercapai dengan sebaik-baiknya.
Demikian Pedoman Pelayanan Neonatus Intensive Care Unit ini disiapkan, agar
operasional pelayanan berjalan dengan lancar. Pedoman ini dapat dilakukan revisi sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
27