Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tanaman Cabai

Cabe atau Capsicum sp.merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

dibudidayakan secara komersial di Negara tropis. Tercatat berbagai spesies cabe yang telah

didomestikasi,namun hanya Capsicum annum L. dan C. frutescens L. yang memiliki

potensi ekonomis(Sulandari, 2004). Cabe rawit atau Capsicum frutescens L. merupakan

salah satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buahkecil dengan rasa

yang pedas

.Menurut jurnal agrosains karya Mahrus Ali, Produksi tanaman cabe rawit ini

daritahun ke tahun terus meningkat, tahun 2009 produksinya sebesar 591.294 ton,

sedangkan pada tahun 2010 produksinya sebesar 521.704 ton.(Ali, 2015).Setahun terakhir

produksi tanaman cabe rawit mengalami penurunan sebanyak 69.590 ton (Anonymous,

2011).

Selain berguna sebagai bahan penyedap masakan, cabe juga mengandung zat gizi yang sangat

diperlukan oleh tubuh manusia. Cabe mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium

(Ca),fosfor (P), besi (Fe), vitamin (salah satunya adalah vitamin C) dan mengadung

senyawa senyawa alkaloid, seperti capsaisin, flavonoid, dan minyak esensial

(Prajnanta,2007). Capsaicin termasuk metabolit sekunder golongan alkaloid.Capsaicin

10
11

adalah suatu kristal alkaloid yang diproduksi oleh kelenjar yang terdapat diantara plasenta

dan dinding kulit buah cabe. Senyawa capsaicin tersebar tidak merata didalam kulit buah

dan ditemukan dengan konsentrasi tinggi pada jaringan plasenta (Aisyah,2009).

Capsaicin dapat ditingkatkan dengan pemupukan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Campbell et al dalam Kusumawati (2004) bahwa peningkatan dosis pupuk nitrogen akan

meningkatkan kandungan total alkaloid. Peningkatan produksi dan kualitas dapat tercapai

melalui tindakan budidaya seperti pemupukan, terutama nitrogen, fosfor dan kalium yang

merupakan unsur hara makro. Selain untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman,

pemupukan juga dimaksudkan untuk menjaga kesuburan tanah (Wiroatmodjo dan Henny

Soesilawati,1991).

2.2. Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Tanaman cabai rawit tumbuh di tanah dataran rendah sampai menengah. Untuk

tumbuhan yang optimal tanaman cabai membutuhkan intensitas cahaya matahari sekurang-

kurangnya selama 10-12 jam. Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih cabai

adalah 25-30 0C, sedangkan untuk pertumbuhannya 24-28C.

2.2.2. Sinar Matahari

Penyinaran yang dibutuhkan adalah penyinaran secara penuh, bila penyinaran tidak

penuh pertumbuhan tanaman tidak akan normal.


12

2.2.3. Curah Hujan

Walaupun tanaman cabai tumbuh baik di musim kemarau tetapi juga memerlukan

pengairan yang cukup. Adapun curah hujan yang dikehendaki yaitu 800-2000 mm/tahun.

2.2.4. Suhu dan Kelembaban

Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun

suhuyang cocok untuk pertumbuhannya adalah siang hari 210C-280C, malam hari 130C-

160C,untuk kelembaban tanaman 80%.

2.2.5. Angin

Angin yang cocok untuk tanaman cabai adalah angin yang berhebus perlahan, angin

berfungsi menyediakan gas CO2 yang dibutuhkan oleh tanaman cabai rawit.

2.2.6. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk penanaman cabai adalah adalah dibawah 1400 m dpl.

Berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1400 m dpl). Di

daerah dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi tidak mampu berproduksi secara

maksimal.

2.3. Tanah Yang Baik Untuk Tanaman Cabai

Tanaman cabai akan tumbuh baik pada tanah yang kaya humus, subur, gembur

danterang serta pH antara 5-6. Tanaman cabai tidak tahan pada kondisi tanah yang becek

karenaakan mudah terserang penyakit layu dan pernafasan akar akan terganggu. Tanaman
13

cabai rawit tumbuh baik pada tanah yang : Berstruktur remah/gembur, lempung berpasir

dan kaya bahan organik; pH 5,0-7,0 optimal 6,0-6,5. Bila pH dibawah 5,0 perlu

ditambahkan kapursebanyak 2-4 ton/ha. Penambahan kapur sangat tergantung dari pH

tanah yang dikehendaki.Contoh pH tanah awal 5,0 sedang pH yang diinginkan 5,5 maka

perlu ditambahkan kapur sebesar 2 ton/ha, sedangkan jika pH yang diinginkan 6,0 maka

perlu ditambahkan kapur sebesar 4 ton/ha; Paling cocok ditanam pada dataran dengan

ketinggian 0-500 meter dpl.Curah hujan 600-1.250 mm/tahun. Suhu udara rata-rata tahunan

berkisar antara 18 –30 C. Kelembaban 60-80%. Cabai sangat sesuai ditanam pada tanah

yang datar. Dapat juga ditanam pada lereng-lereng gunung atau bukit. Tetapi kelerengan

lahan tanah untuk cabai adalah antara 0-10 (kemiringan). Tanaman cabai juga dapat

tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir

hingga tanah liat (Harpenas,2010).akan tetapi tanah yang cocok adalah tanah yang

mengandung unsur-unsur pokok yaitu unsure N dan K, Pertumbuhan akan terhambat jika

suhu harian di areal budidaya terlalu dingin. (Tjahjadi,1991) mengatakan bahwa tanaman

cabai dapat tumbuh pada musim kemarau apabila dengan pengairan yang cukup dan teratur.

2.4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman cabe banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan

lainnya , serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun

cercospora, busuk buah , daun keriting


14

2.4.1. Kutu daun Aphis gossypii

Kutu daun terdapat dimana-mana dan makan segala macam tanaman. Kutu daun

menyerang daun yang masih muda dan tunas muda. Daun muda yang dihisap ,

pertumbuhan tidak normal, kerdil berkerut dan keriting. Kutu apis ini dapat menularkan

penyakit virus ,daun menjadi kerinting .Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila

jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan

secara kimia dapat menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga

dilakukan pengendalian biologidengan menggunakan predator seperti kumbang macan .

Dapat pula menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke

balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi.

2.4.2. Thrips tabacci

Thrips menyerang hampir semua tanaman misal cabe, tomat, sayuran daun, kentang

,tembakau dll. Thrips menghisap cairan pada permukaan daun dan bekasnya berwarna

putihseperti perak. Bila serangan hebat akan terdafat banyak bercak dan warna daun

menjadi putih. Daun yang diserang hama ini akan menggulung, bentuknya tidak normal dan

menjadikeriting. Karena thrips menjadi vektor virus, maka seringkali kelihatan ada mosaik

padadaun yang diserang hingga pertumbuhan menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan

keriting. Thrips pada umumnya bersembunyi dibalik daun sambil menghisap cairan.
15

Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu

dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan

insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian biologi

dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula menggunakan kertas

aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik (bawah ) daun tempat hama

bersembunyi.

2.4.3. Lalat buah Dacus dorsalis

Buah cabe yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik dan ada

benjolan. Buah cabe akhirnya terkena cendawan sehingga menjadi busuk . Buah cabe yang

terserang sering dikira terserang penyakit. Untuk membuktikannya sebaiknya buah dibelah

dan bila terdapat larva kecil putih berarti diserang lalat buah. Pengendalian dengan

menggunakan sex pheromon seperti metil eugenol untuk memikat lalat jantan. Kalau

lalat jantan berkurang maka keturunannya juga akan berkurang.

2.4.4. Antraknosa

Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum capsicci yang tersebar dimana ada

pertanaman cabe. Penyakit ini bisa timbul di lapangan atau pada buah yang sudah dipanen.

Mula – mula pada buah yang sudah masak terdapat bercak kecil cekung kebasahan yang

berkembang sangat cepat dan terdapat jaringan cendawan berwarna hitam. Buah
16

berubahmenjadi busuk lunak, berwarna merah kemudian menjadi coklat muda seperti

jerami. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara biji didesinfiksi menggunakan thiram 0,2

%(Benlate), dan jangan menanam biji dari buah yang sakit serta dapat menggunakan

fungisida berbahan aktif mankozeb, propineb dan zineb.

2.4.5. Daun keriting chilli

Daun cabe yang terserang menjadi keriting dan warnanya menguning, bila serangan

hebat pertumbuhan menjadi kerdil. Tanaman cabe yang terserang ruas-ruasnya menjadi

pendek, daun menjadi kecil dan tepi daun melengkung ke atas. Penyakit ini

banyak menyerang di musim kemarau. Cabe yang telah terserang tanaman ini harus dicabut

dan dibakar, gulma harus dibersihkan dan dapat diberikan insektisida sistemik secara rutin

dengan dosis anjuran sebelum tanaman terserang.

2.4.6. Pasca Panen

Tanaman cabe rawit dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sesudah disemai.

Panenan berikutnya dapat dilakukan 1-2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan

tanaman. Untuk tanaman cabe rawit bila dirawat dengan baik dapat mencapai umur 1-

2tahun, apabila selalu diadakan pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman

dipanen. Pemupukan kembali dapat memberikan pupuk Cabe yang disimpan dengan suhu
17

sekitar 4oC dengan kelembaban 95-98 % dapattahan sekitar 4 minggu dan pada 10 o C

masih dalam keadaan baik sampai 16 hari.

2.5. Pengeringan

Pengawetan dalam keadaan segar waktunya tidak akan lama, tetapi kalu

dikeringkan waktu simpan bisalama. Cabe yang akan dikeringkan harus dipilih yang

berkualitas baik, tangkai dibuang dan kemudian cabe dicuci bersih. Kemudian dimasukkan

dalam air panas beberapa menit, lalu didinginkan dengan cara dicelupkan dalam airdingin.

Selanjutnya ditiriskan diatas anyaman bambu atau kawat kasa sehingga airnya keluar

semua. Kemudian dijemur pada panas matahari sampai kering,biasanya kurang lebih

selama satu minggu. Diletakkan pada wadah yang dibuat dari bambu atau kardus. Ukuran

wadah sebaiknya tidak terlalu besar yaitu antara 10 x 25 x 25 cm sampai 35 x 50 x 40 cm.

Setiap sisi wadah diberi lubang dengan garis tengah 1 cm dan jarak antar lubang 10cm

2.6. Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi

bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman adalah sebagai berikut: C, H, O (ketersediaan di alam melimpah),

N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro). Pupuk dapat
18

diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang tanaman. Jenis pupuk ada bentuk

padat maupun cair.

Berdasarkan proses pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam dan

pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam, contohnya fosfat

alam, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos. Jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung

di dalamnya sangat bervariasi. Sebagian dari pupuk alam dapat disebut sebagai pupuk

organik karena merupakan hasil proses dekomposisi dari material mahluk hidup seperti,

sisa tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain.

Sedangkan pupuk buatan adalah pupuk yang dihasilkan dari proses pembuatan

pabrik. Kadar, hara, jenis hara, dan komposisi hara di dalam pupuk buatan sudah ditentukan

oleh produsen dan menjadi ciri khas dari penamaan/merek pupuk. Berdasarkan ragam hara

yang dikandungnya, pupuk buatan dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang mengandung satu macam unsur hara,

misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau pupuk K (kalium) Pupuk tunggal yang

mengandung unsur N dikenal pupuk urea, ZA atau zvavelvuure ammonium biasa disebut

ammonium sulfat. Pupuk yang mengandung unsur P yaitu TSP (triple superphosfat) dan

SP-36. Pupuk tunggal tersebut sudah ditetapkan SNI-nya. Suatu pupuk disebut urea bila

kandungan Nitrogen dalam pupuk tersebut sekitar 45-46% N, bila pupuk nitrogen lain yang

mengandung N selain 45-46% N tidak bisa disebut urea. Contoh lain adalah SP-36 adalah
19

pupuk P yang kandungan P2O5 sebesar 36%. Pupuk yang mengandung unsur K ialah

pupuk KCl, K2SO4 (ZK).

Pupuk buatan yang mengandung lebih dari satu unsur hara disebut pupuk majemuk,

misalnya pupuk NP, NK, dan NPK. Pupuk NP adalah pupuk yang mengandung unsur N

dan P. Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur 3 hara yaitu N, P, dan

K. Perbandingan kandungan hara dalam setiap pupuk majemuk berbeda-beda.

Besarnya kandungan unsur hara tertentu di dalam pupuk dinyatakan dalam persen.

Semakin tinggi persentase semakin tinggi kandungan haranya. Misal pupuk ZA (amonium

sulfat) persentase kandungan N sebesar 21 % artinya setiap 100 kg pupuk ZA mengandung

45 kg N. Kandungan ini lebih rendah dibandingkan dengan kandungan N didalam pupuk

urea mengandung 45 % N. Untuk itu, dalam menghitung takaran pupuk bagi penelitian

kesuburan tanah atau penelitian di rumah kaca, harus dilakukan dengan benar dan harus

memperhitungkan jenis sumber pupuk yang digunakan. Kesalahan dalam menghitung

pupuk akan merubah perlakuan yang sudah ditentukan, menurunkan tingkat ketelitian dan

selanjutnya berakibat terhadap hasil dan kesimpulan penelitian.

Sebenarnya tumbuhan tidak memerlukan pupuk. Karena tumbuhan mampu

mengambil unsur hara yang tersedia di lingkungan hidupnya. Pada lahan yang tidak terusik

manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terjadi pelonggokan materi dan energi

di tempat tersebut. Mineral dari jeluk yang lebih dalam diangkut ke daun dan digugurkan

ke permukaan tanah. Gas-gas di udara terutama CO2 dijerat dan digunakan sebagai
20

penyusun tubuh tumbuhan. Tumbuhan selalu hidup bersama dengan lelembut (mikrobia).

Serasah tumbuhan menjadi makanan dan sumber energi bagi lelembut tersebut untuk terus

bekerja. Hasil perombakan digunakan kembali oleh tumbuhan. Interaksi mineral dan bahan

organik yang terus menerus itu, akan diikuti ketersedian hara dan lengas yang makin besar,

sehingga memberikan lingkungan yang terbaik bagi tumbuhan.

Semakin berkurang usikan manusia terhadap suatu lahan, maka lahan tersebut akan

bertambah subur. Sebaliknya, semakin banyak usikan semakin banyak pula masukan yang

harus diberikan agar lahan tetap subur. Semakin intensif lahan dikelola, semakin banyak

pula pupuk yang diperlukan. Bahan pupuk selain mengandung hara tanaman umumnya

mengandung bahan lain, yaitu:

 Zat pembawa atau karier (carrier). Double superfosfat (DS): zat pembawanya

adalah CaSO4 dan hara tanamannya fosfor (P).

 Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurities) atau campuran bahan lain dalam

jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA atau zwavelzuure amoniak sering mengandung

kotoran sekitar 3% berupa khlor, asam bebas (H2SO4) dan sebagainya.

 Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk

mempunyai nilai lebih baik misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya

menjadi lebih rendah dan mungkin agar lebih menarik. Bahan yang digunakan

untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax dan sebagainya. Pupuk yang

bermantel harganya lebih mahal dibandingkan tanpa mantel.


21

 Filler (pengisi). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering

diberi filler agar ratio fertilizer nya dapat tepat sesuai dengan yang diinginkan, juga

dengan maksud agar mudah disebar lebih merata.

Dalam praktek perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering digunakan dalam

pupuk antara lain ialah:

 Mutu pupuk atau grade fertilizer artinya angka yang menunjukkan kadar hara

tanaman utama (N,P, dan K) yang dikandung oleh pupuk yang dinyatakan dalam

prosen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk Rustika Yellow 15-10-12 berarti

kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O 12%.

 Perbandingan pupuk atau ratio fertilizer ialah perbandingan unsur N,P dan K yang

dinyatakan dalam N total, P2O5 dan K2O merupakan penyederhanaan dari grade

ferilizer. Misalnya grade fertilizer 16-12-20 berarti ratio fertilizernya 4:3:5.

 Mixed ferilizer atau pupuk campuk ialah pupuk yang berasal dari berbagai pupuk

yang kemudian dicampur oleh pemakainya. Misalnya pupuk Urea, TSP dan KCl

dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu sesuai dengan mutu yang

diinginkan. Hal ini berbeda dengan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mempunyai

dua atau lebih hara tanaman dibuat langsung dari pabriknya.


22

2.7. Fungsi Pupuk

Secara umum pupuk berfungsi sebagai sumber zat hara untuk mencukupi kebutuhan

nutrisi tanaman dan memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk pada media tanam dapat

meningkatkan kadar hara dan kesuburan. Aktifitas pertanian yang secara terus menerus

dilakukan mengakibatkan tanah kehilangan unsur hara. Oleh sebab itu untuk

mengembalikan ketersediaan hara pada media tanam diperlukan pemberian pupuk.

Secara umum pupuk digolongkan menjadi2 jenis antara lain ; Pupuk Organik dan

Pupuk Anorganik. Pupuk juga dapat digolongkan berdasarkan kandungan, bentuk fisiknya,

cara aplikasi dan cara melepaskan unsur hara.

1. Berdasarkan Sumber Bahannya

 Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman,

hewan dan bahan alam lainnya. Baik yang diproses secara alami maupun melalui

rekayasa manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat maupun cair. Yang termasuk

pupuk organik antara lain ; Pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau, humus dan

pupuk organik buatan.

 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk buatan maupun pupuk alam yang terbuat dari bahan

kimia. Misalnya Pupuk NPK, ZA, Urea, TSP dan lain-lain.


23

2. Berdasarkan Bentuk Fisik

 Pupuk Padat

Pupuk padat adalah pupuk dengan bentuk fisik padatan bukan cair. Misalnya

pupuk dalam bentuk butiran/granul, tablet atau tepung. Pada umunya pupuk padat

adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro.

 Pupuk Cair

Pupuk cair adalah pupuk yang diproduksi dalam bentuk cair. Pupuk cair

biasanya adalah pupuk dengan unsur hara mikro. Namun demikian ada beberapa

jenis pupuk makro yang berbentuk cair.

3. Berdasarkan Jenis Unsur Hara yang Dikandungnya

 Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk dengan kandungan unsur hara satu macam. Biasanya

berupa unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsur N

(nitrogen).

 Pupuk Majemuk

Pupuk Majemuk adalah pupuk dengan kandungan unsur hara lebih dari satu

macam. Misalnya NPK yang mengandung unsur N, P dan K atau diamonium

phospat dengan kandungan nitrogrn dan fosfor.

4. Berdasarkan Cara Aplikasinya

 Pupuk Daun
24

Pupuk daun merupakan jenis pupuk yang khusus diaplikasikan dengan cara

disemprotkan pada daun. Biasanya pupuk daun memiliki kandungan unsur hara

mikro.

 Pupuk Akar

Pupuk akar adalah pupuk yang cara pengaplikasiannya dengan cara

ditaburkan pada media semai atau disekeliling tanaman. Pupuk akar biasanya adalah

pupuk dengan kandungan unsur hara makro. Misalnya urea, NPK, TSP dan lain-

lain.

5. Berdasarkan Cara Melepaskan Unsur Hara

 Fast Release Adalah jenis pupuk yang kandungan unsur haranya mudah dan cepat

diserap oleh tanaman. Pupuk jenis ini jika ditebarkan ke media tanam dalam waktu

yang relatif singkat unsur hara yang dikandungnya akan dapat dimanfaatkan

langsung oleh tanaman. Jenis pupuk fast release misalnya urea, ZA dan KCl.

 Slow Release Sering disebut juga pupuk controlled release (lepas terkendali), pupuk

jenis ini melepaskan unsur hara yang dikandungnya secara perlahan. Pupuk jenis

slow release melepaskan unsur hara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan

tanaman. (https://sawitnotif.pkt-group.com/2017/12/15/pengertian-pupuk-fungsi-

pupuk-dan-jenis-jenis-pupuk/)
25

2.8. Pupuk Kompos

Gambar 1. Pupuk Kompos

Sumber: sajadah.co

Pupuk kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari

proses pembusukan sisa-sisa bahan organik seperti tanaman maupun hewan. Proses

pengomposan dapat berlangsung secara aerobik yaitu melibatkan oksigen dan anaerobik

atau tanpa menggunakan osigen di dalam prosesnya. Proses dekomposisi atau penguraian

inilah yang menjadikannya disebut sebagai pupuk kompos. Sedangkan arti dari proses

pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
26

khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber

energi.

Membuat kompos berarti mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar

kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang

seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator

pengomposan.

Sebagai pupuk alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk

memperbaiki kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara.

2.8.1. Jenis Jenis Kompos

Seperti sudah dijelaskan di awal, pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan

bahan utama sampah. Ada dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Kita harus

memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Yang bisa dijadikan bahan kompos adalah jenis

sampah organik. Ada 2 tipe sampah organik, yaitu sampah coklat dan sampah hijau.

Sampah coklat terdiri dari : daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu,

sekam, jerami, kulit jagung, kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran.

Sampah hijau terdiri dari sayuran, buah-buahan, potongan rumput segar, daun segar,

sampah dapur, ampas teh/kopi, kulit telur, pupuk kandang.


27

Sampah coklat kaya kandungan karbon (C) yang merupakan sumber energi

makanan untuk mikroba. Sampah hijau mengandung nitrogen (N) yang diperlukan oleh

mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak.

Sedangkan yang masuk kelompok sampah anorganik adalah plastik, stereoform,

kertas (mengkilat), logam, dan kaca. Selain itu ada bahan-bahan yang sebaiknya tidak

dibuat kompos yaitu:

- Daging, ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak/minyak, ampas kelapa, sisa sayuran

yang bersantan (menyebabkan munculnya belatung).

- Kotoran anjing & kucing (kemungkinan membawa penyakit).

- Tanaman yang berhama (hama dan bijinya masih terkandung dalam kompos jadi).

- Ranting, dahan, dan batang kayu yang tidak mudah hancur dalam kompos (mengundang

rayap).

2.8.2. Keunggulan dan Kekurangan Kompos

Pupuk organik mempunyai sangat banyak kelebihan namun juga memiliki kekurangan

bila dibandingkan dengan pupuk buatan atau kimia (anorganik).

Kekurangan:

1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan

harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.

2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional

untuk pengangkutan dan implementasinya.


28

3. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara,

pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban

biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian

pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan.

Keunggulan:

1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun

unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).

2. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic,

hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi

tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.

3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai

pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis

tanah.

4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.

5. Menjadi penyangga pH tanah.

6. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.

7. Membantu menjaga kelembaban tanah

8. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun

9. Tidak merusak lingkungan.


29

2.8.3. Manfaat Kompos

Sebagai salah satu pupuk organik yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah

tanaman, sampah pasar dan lain-lain, pupuk kompos mempunyai beberapa manfaat, antara

lain:

a. menambah kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyerap pupuk tambahan

lainnya. Selain itu kompos juga menciptakan lingkungan yang baik bagi kehidupan

jasad renik sehingga tanah menjadi subur. Hal ini akan membantu pertumbuhan

tanaman.

b. mengurangi kepadatan massal pada tanah bertekstur halus (tanah liat, tanah liat

loam), meningkatkan kerapuhan (workability) dan porositas, dan meningkatkan

permeabilitas gas dan air, sehingga mengurangi erosi.

c. mengurangi timbunan sampah dan nilai estetika lingkungan, mempertahankan

kualitas lingkungan di sekeliling, dan alternatif lapangan kerja bagi penduduk.

Kompos merupakan bahan yang apabila berubah, tidak dapat kembali ke keadaan

semula (Ireversible). Apabila kompos mengering, unsur hara yang terkandung didalamnya

akan ikut hilang bersama dengan air dan apabila kompos ditambahkan air kembali maka

unsur hara yang hilang tadi tidak dapat kembali lagi. Demikian juga dengan pengaruh air

hujan. Apabila kompos kehujanan, unsur hara akan larut dan terbawa air hujan.

Kompos apabila sudah jadi, sebaiknya disimpan sampai 1 atau 2 bulan untuk mengurangi
30

unsur beracun, walaupun penyimpanan ini akan menyebabkan terjadinya sedikit kehilangan

unsur yang diperlukan seperti Nitrogen. Tetapi secara umum kompos yang disimpan dahulu

lebih baik.

Ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah:

1. Warna; warna kompos biasanya coklat kehitaman

2. Aroma; kompos yang baik tidak mengeluarkan aroma yang menyengat, tetapi

mengeluarkan aroma lemah seperti bau tanah atau bau humus hutan

3. Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpa

4. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.

2.9. Cara Membuat Kompos

Ada beberapa alternatif cara membuat pupuk kompos yang bisa dipilih sesuai

kondisi lingkungan sekitar. Pada daerah yang banyak terdapat sampah kota dan desa yang

telah mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang cukup lama di alam terbuka,

dapat menerapkan cara sebagai berikut:

- Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah

- Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk

- Jemur sampai kering, lalu ayak

- Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.


31

2.9.1 Wadah untuk Pembuatan kompos.

Wadah ini biasa disebut dengan komposter. Macam-macam jenisnya, ada yang

terbuat dari batako, gentong plastik, ada yang namanya keranjang takakura, bahkan bila

mau bisa beli jadi yang harganya sampai ratusan ribu.

Alternatif pembuatan pupuk kompos sederhana, anda bisa memanfaatkan karung bekas.

2.10. Cara Mengaplikasikan Pupuk Kompos

Pupuk kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak

ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih

banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan

untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah

dengan perbandingan 1: 3, satu bagian kompos dan tiga bagian tanah. Kompos dapat

diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah

pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar

tanaman dapat tumbuh lebih baik.

Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk

kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos. Kompos

dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura,

perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman:

padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit,
32

kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-

lain.(https://www.jurukebun.com/2016/12/pengertian-pupuk-kompos-dan-jenis-jenis.html)

Anda mungkin juga menyukai