Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa dengan segala keagungan-Nya, yang telah
memberikan kami nikmat sehat dan iman, sehingga kami kelompok 1 dapat
menulis makalah ini dengan baik dan benar. Serta sholawat dan salam kami
curahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dunia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang, semoga kita semua mendapat
syafaat diakhir kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas UTS Teknik Pengambilan Keputusan.
Sebuah keputusan memiliki peranan yang sangat penting terhadap kehidupan
seseorang, baik secara pribadi, kelompok maupun kepentingan bisnis. Dampak
yang dihasilkan pun sangat besar dan terasa oleh semua elemen masyarakat,
termasuk dalam keputusan bagi pelaku ekonomi di Indonesia. Karena materi
Teknik Pengambilan Keputusan luas, maka penulis meringkasnya dalam makalah
yang berisi beberapa sub materi mata kuliah Teknik Pengambilan Keputusan,
yaitu Jenis & Kategori Pengambilan Keputusan, Fungsi & Tujuan Pengambilan
Keputusan, serta Teori & Pendekatan Pengambilan Keputusan. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat pada kami pribadi dan masyarakat umum, tentang
pemahaman kita terhadap mata kuliah Teknik Pengambilan Keputusan.

Jember, April 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................2

BAB I .........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN .....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................................3

1.4 Manfaat.............................................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

PEMBAHASAN .......................................................................................................................4

2.1 Teori - Teori Pengambilan Keputusan .............................................................................4

2.2 Pendekatan Pengambilan Keputusan ...............................................................................7

2.3 Jenis - Jenis Pengambilan Keputusan.............................................................................11

2.4 Kategori Pengambilan Keputusan ..................................................................................15

2.5 Fungsi & Tujuan Pengambilan Keputusan .....................................................................17

BAB III ....................................................................................................................................19

PENUTUP ...............................................................................................................................19

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19

3.2 Saran ...............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup dalam mempertahankan kehidupannya tidak lepas dari
suatu masalah. Untuk menyelesaikan suatu masalah tersebut dibutuhkan
keputusan yang tepat. Dalam penyelesaiannya dibutuhkan pertimbangan
faktor-faktor untuk mengambil keputusan yang adil. Dalam pembahasan
organisasi tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang
manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap
konsep diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan
lingkungan usahanya atau intern saja, namun juga harus bisa mengantisipasi
lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Untuk mencapai tujuan orgaisasi
tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi. Dalam pembahasan organisasi
tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manajer. Perbedaan
dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep diambil. Banyak yang
mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang
manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Kebijakan adalah
suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh
seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan
para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya
bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan cara
mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang
ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis dan kategori keputusan?
2. Apa saja fungsi dan tujuan pengambilan keputusan?
3. Apa saja teori dan pendekatan dalam pengambilan keputusan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis dan kategori keputusan
2. Untuk mengidentifikasi fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
3. Untuk menganalisis teori dan pendekatan dalam pengambilan keputusan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori – Teori Pengambilan Keputusan

A. Teori Rasional Komprehensif


Barangkali toari pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan
diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif yang
mempunyai beberapa unsur
a) Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang
dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai
sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain
(dapat diurutkan menurut prioritas masalah)
b) Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat
keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c) Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara
saksama.
d) Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk
menentukan prioritas.
e) Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk
membandingkan dengan alternatif lain.
f) Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai
tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi
dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu
sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan
tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap
akar permasalahan.
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional
dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil
keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga
mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada,

4
serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan
banyak masalah yang saling berkaitan
Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara
nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena
teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat
dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara
fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti
Indonesia untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa
alasan yaitu
- Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa
dipakai untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan
terjadi sebuah keputusan yang kurang tepat.
- Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara
berkembangekologi budanyanya berbeda.
- Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur
rasional dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara
berkembang kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak
rasional.

B. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari
banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang
sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail
keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a) Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang
diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b) Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa
alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan
alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau
marjinal
c) Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi
sebab dan akibatnya.

5
d) Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara
teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih
dapat ditanggulangi.
e) Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalah.Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis
yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f) Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan.
Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat
diterapkan bagi negara-negara yang memiliki struktur mejemuk. Keputusan
dan kebijakan diambil dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak
sehingga secara politis lebih aman. Kondisi yang realistik diberbagi negara
bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan para pengambil keputusan
dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup waktu, kurang
pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk analsis
secara komprehensif.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang
membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima.
Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini
- Keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau
mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga
kepentingan kelompok lemah terabaikan.
- Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan
tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain
- Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang
inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan
perubahan yang besar dan mendasar.
- Menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat
keputusan cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status
quo

6
C. Teori Pengamatan Terpadu
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti
yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu
pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk
mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.

Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan


melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah
keputusan-keputusan itu tercapai.

Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para


pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori
inkremental pada situasi yang berbeda-beda.

Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan


pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional
komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

2.2 Pendekatan – Pendekatan Pengambilan Keputusan


Pendekatan-pendekatan pengambilan keputusan (Leonard J Brooks : 330)

1. Pendekatan filosofi

a. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi

Pelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat


yang dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu
tindakan itu benar secara moral jika dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan
manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis
jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar daripada konsekuensi yang
merugikan. Utilitarianisme klasik berkaitan dengan utilitas keseluruhan,
mencakup keseluruhan varian, dan karenanya hal ini hanyalah sebagian manfaat
dalam pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis, profesional dan

7
organisasi. Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir
dari tindakan, maka disebut juga Teleological.

b. Deontologi

Berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus pada kewajiban dan


tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada
konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada pertimbangan
kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi professional, direktur, dan
eksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya. Menambah
konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus termasuk perlakuan
yang adil akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan apa
pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk
membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.

c. Virtue Ethics

Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari tindakan atau
tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan
kebiasaan moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter
moral yang ditunjukkan oleh pengambil keputusan.

Stakeholder Impact Analysis – alat untuk menilai keputusan dan tindakan

Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan yang


diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan mengevaluasi
hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional didasarkan
pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang
saham. Biasanya, dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang terjadi,
karena keuntungan telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin dimaksimalkan
oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah dalam dua
jalan. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan
hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit. Kedua,
hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti pekerja,
konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang

8
mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu
sendiri, statusnya diakui dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan
modern sekarang akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-
pemegang saham, yang keduanya menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa
respon perusahaan ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan dalam jangka
waktu lebih dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok
pemangku kepentingan dan kepentingannya.

2. Pendekatan 5 pertanyaan

Kerangka 5-pertanyaan adalah pendekatan berguna untuk pertimbangan tertib


masalah tanpa banyak eksternalitas dan di mana fokus khusus yang diinginkan
oleh perancang proses pengambilan untuk pengobatan yang diperluas dari
pendekatan ini.

Pendekatan 5 pertanyaan opsional dirancang untuk memfokuskan proses


pengambilan keputusan pada relevansi isu tertentu untuk organisasi atau
pengambil keputusan yang terlibat.

3. Pendekatan standar moral

Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun


langsung pada tiga kepentingan mendasar dari stakeholder. Hal ini agak lebih
umum dalam fokus dari pendekatan 5-pertanyaan, dan memimpin pengambil
keputusan untuk analisis yang lebih luas berdasarkan keuntungan bersih bukan
hanya profitabilitas sebagai tantangan pertama dari keputusan yang diusulkan.
Akibatnya, ia menawarkan sebuah kerangka yang lebih cocok untuk pertimbangan
keputusan yang memiliki dampak signifikan di luar korporasi dari kerangka kerja
4-pertanyaan.

Pertanyaan berfokus pada keadilan distributif, atau keadilan, ditangani dengan


cara yang sama seperti dalam pendekatan 5-pertanyaan.

9
MORAL STANDARD QUESTION OF PROPOSED
DECISION

Bermanfaat

Maximaize bersih manfaat bagi apakah tindakan memaksimalkan


masyarakat secara keseluruhan manfaat sosial dan meminimalkan
cedera social

hak-hak individual

Menghormati dan melindungi adalah sction yang konsisten dengan


hak setiap orang?

Keadilan

Distribusi manfaat yang adil dan beban akan memimpin untuk ajust distribusi
manfaat dan beban?

Semua standar moral harus diterapkan ada: tidak ada adalah tes cukup dengan itu
sendiri

4. Pendekatan pastin

Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan


bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai
fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika
keputusan dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan bahwa
disenchamtment atau relatiation akan terjadi. Sayangnya, hal ini dapat
menyebabkan pemecatan seorang karyawan yang bertindak tanpa pemahaman
aturan dasar etika baik dari organisasi pengusaha yang terlibat. Dalam rangka
untuk memahami aturan dasar yang berlaku untuk benar mengukur komitmen
organisasi untuk proposal dan untuk melindungi pembuat keputusan., Pastin
menunjukkan bahwa pemeriksaan keputusan masa lalu atau tindakan dibuat. Ia

10
menyebut ini pendekatan reverse engineering keputusan, karena upaya ini
dilakukan untuk mengambil keputusan masa lalu terpisah untuk melihat
bagaimana dan mengapa mereka dibuat. Pastin menunjukkan bahwa orang sering
dijaga (secara sukarela atau tanpa sadar) tentang mengekspresikan nilai-nilai
mereka, dan bahwa reverse engineering menawarkan cara untuk melihat, melalui
tindakan masa lalu, apa nilai-nilai mereka.

Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan


bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai
fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika
keputusan dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan bahwa
disenchamtment atau relatiation akan terjadi.

2.3 Jenis - Jenis Pengambilan Keputusan

Jenis -jenis keputusan dalam organisasi dibagi menjadi 4 berdasarkan sifatnya :

1. Berdasarkan program dan regularitas :


1. Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur Yaitu pengambilan
keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya
telah ditentukan. Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk
menyelesaikan masalah terstruktur melalui :
a ). Prosedur : yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang
harus diikuti oleh pengambil keputusan

b ). Aturan : yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak
boleh dilakukan oleh pengambil keputusan

c ). Kebijakan : yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat


keputusan

2. Pengambilan keputusan tidak terprogram (tidak terstruktur) Adalah


pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga
memerlukan pemecahan khusus.

11
2. Berdasarkan tingkat kepentingannya

Pada umumnya suatu organisasi memiliki hierarki manajemen. Secara klasik


hierarki ini terdapat tiga tingkatan, yaitu :

1. Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat


strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan yang
diambil adalah keputusan strategis.
2. Manajemen menengah, yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan
yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi. Pada
manajemen menengah ini keputusan yang diambil adalah keputusan
administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya.
3. Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional
(kegiatan operasi harian). Keputusan yang diambil pada manajemen
operasional disebut keputusan operasional.

3. Berdasarkan tipe persoalan :


1. Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan rutin/operasional, seperti pembelian bahan baku, penentuan jadwal
produksi.
2. Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
permasalahan organisasional, seperti perombakan struktur organisasi,
perubahan departemen.
3. Keputusan eksternal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang waktu
yang relatif pendek, seperti mencari subkontrak untuk suatu permintaan
khusus.
4. Keputusan eksternal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan
semua persoalan dengan linkungan dengan waktu yang relatif panjang, seperti
merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.

12
4. Berdasarkan lingkungannya :
1.Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan
dimana berlangsung hal-hal :
a ). Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil.
Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan
pasti.

b ). Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap,


sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang
dilakukan.

c ). Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang.

d ). Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah


rutin, karena kejadian tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.e ).
Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang
bersifat deterministik.

e). Teknik penyelesainannya/pemecahannya biasanya menggunakan antara lain :


teknik program linier, model transportasi, model penugasan, model inventori,
model antrian, model network.

2. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan


dimana berlangsung hal-hal :

a ). Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.

b ). Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.

c ). Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan


terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.

13
d ). Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui
dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.

e ). Pada kondisi ini ada informasi/data yang akan mendukung dalam membuat
keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan.

f ). Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model


keputusan probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilisti.

3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan keputusan


dimana :

a ). Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.

b ). Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya


berbagai kondisi atau hasil yang keluar.

c ).Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap


mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.

d ). Hal yang diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.

e ). Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan cara :

– Mencari informasi lebih banyak

– Melalui riset atau penelitian

– Penggunaan probabilitas subjektif

14
f ). Teknik pemecahannya adalah menggunaka beberapa metode /kriteria, yaitu
metode maximin, metode maximax, metode Laplace, metode minimax regret,
metode relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel).

4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan


dimana :

a ). Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam


situasi persaingan.

b ). Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya


yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut.

c ). Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.

d ). Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.

2.4 Kategori Pengambilan Keputusan

a. Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)


Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap,
maka keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti (terdapat kepastian). Dengan
kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat hasil
dari tindakan (action). Misalnya dalam persoalan linear programming, kita dapat
mengetahui berapa jumlah keuntungan (profit) maksimum yang bisa diperoleh
setelah kita mengetahui persediaan setiap jenis bahan dan kebutuhan input bagi
masing-masing jenis produk. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
keputusan yang kita ambil dalam keadaan ada kepastian. Kita tahu dengan pasti
arah untuk berangkat ke kantor, restoran favorit, atau obat yang mujarab. Hal-hal
semacam itu sudah rutin kita laksanakan sehingga tidak perlu pemikiran yang
mendalam. Permasalahan akan berbeda ketika pemerintah harus mengatur ekspor
non-migas dari sektor pertanian agar jumlah penerimaan devisa hasil ekspor
maksimal dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Misal, luas lahan
yang tersedia, jumlah petani, jumlah benih dan modal yang tersedia, dan jumlah
permintaan.

15
Berbagai teknik Operation Research (OR) yang tergolong ada kepastian antara
lain linear programming(LP), persoalan transportasi, persoalan penugasan, net
working planning. Pemecahan mengenai pemngambilan keputusan dalam keadaan
/ situasi adanya kepastian bersifat deterministik.

b. Keputusan dalam keadaan resiko (risk)


Resiko terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat diketahui
dengan pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya (probabilitas).
Misalnya, anda ingin memutuskan membeli barang. Setiap barang dibungkus
dengan rapi sehingga anda tidak dapat membedakan barang yang dalam keadaan
bagus maupun cacat. Seandainya penjual tersebut jujur dan anda diberitahu bahwa
barang tersebut berjumlah 100 buah dan barang yang dalam keadaan rusak
berjumlah 99 buah. Kemudian anda harus memutuskan apakan membeli barang
tersebut atau tidak.
Bila anda termasuk orang yang normal, mungkin anda tidak akan membeli barang
tersebut, sebab resikonya terlalu besar. Kemungkinan memperoleh barang rusak
sebesar 99%. Namun jika sebaliknya, jumlah barang yang rusak hanya ada 1
buah. Kemungkinannya adalah anda akan membeli barang tersebut, sebab
kemungkinan untuk mendapatkan barang rusak hanya 1%.

c. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)


Adalah suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan keputusan karena
belum pernah terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan ini kita perlu
mengumpulkan informasi sebanyak-banyak tentang suatu pemasalahan. Dengan
informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa alternatif-alternatif keputusan
sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya. Dengan diperolehnya nilai
probabilitas baik berdasarkan informasi yang anda peroleh maupun berdasarkan
pendapat anda secara subjektif. Permasalahan ini sudah tidak lagi berada dalam
ketidakpastian, melainkan berada dalam kepastian karena resiko yang akan
diterima telah diketahui. Walaupun nilai probabilitas yang anda peroleh cukup
kasar (roughly estimate). Pohon keputusan (decision tree) bisa dipergunakan
untuk memecahkan persoalan dalam ketidakpastian.

16
d. Keputusan dalam keadaan konflik (conflict)
Terkadang dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancar. Banyak
permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat
menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua
pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi
yang kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam
suatu permainan (game). Sebagai contoh, pengambil keputusan (sebut A)
memperoleh keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan (course of action).
Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan yang lain (sebut B) juga
mengambil tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision analisys),
pengambil keputusan atau pemain tidak hanya tertarik pada apa yang secara
individual dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan
B). Oleh karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing
akan saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau negatif
(merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu, misalnya
perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif, pengembangan produk
baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.
Walaupun kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi ada konflik sering kali
dalam praktiknya menjadi sangat kompleks (ruwet). Misalnya, kita dihadapkan
pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya tindakan pihak lawan yang
bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang dipertimbangkanmenjadi
lebih banyak. Keputusan dalam situasi ada konflik bisa dipecahkan dengan teori
permainan (game theory).

2.5 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi
yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Menurut
Iqbal Hasan (2002: 2-3), pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari
cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik

17
secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,
masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.

Sedangkan tujuan dari pengambilan keputusan itu sendiri dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan yang bersifat tunggal Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat
tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu
masalah, artinya bahwa sekali diputusakan, tidak ada kaitannya dengan masalah
lain.
2. Tujuan yang bersifat gandaTujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak
kontradiktif.

18
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan memiliki jenis dan kategori tersendiri sesuai kebutuhan
dan situasi kondisi yang sedang dihadapi. Pengambilan keputusan yang baik harus
memperhatikan pendekatan-pendekatan yang ada. Teori – teori yang sering
dipakai yaitu teori rasional komprehensif, inkremental dan teori pengamatan
terpadu. Ketiga teori ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai
pengambilan keputusan terbaik. Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengambilan
keputusan adalah adanya nilai-nilai di dalamnya yaitu nilai politik, nilai
organisasi, nilai individu, nilai ideologi dan nilai kebijakan.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti
dan memahami tentang teknik-teknik pengambilan keputusan. Semoga makalah
ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau mahasiswa,
dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa kami
kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas
tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan
jauh lebih baik lagi

19
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2009. Teori Pengambilan Keputusan.

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi
Aksara

Dermawan, Rizky. 2004. Pengambilan Keputusan, Landasan Filosofis Konsep


dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Supranto, Johannes. (2005). Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka


Cipta

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sumaryanto-mkes/4-upaya-
pengambilan-keputusan-yang-tepat.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai