Anda di halaman 1dari 3

Faktor Risiko Osteoarthritis

- Perbedaan ras

Perbedaan ras menunjukkan distribusi sendi OA yang terkena, misalnya rata-rata wanita
dengan Ras Afrika-Amerika terkena OA lutut lebih tinggi daripada wanita ber ras
Kaukasia. Ras Afrika hitam, China, dan Asia-Hindia menunjukkan prevalensi OA panggul
dari pada ras Eropa-Kaukasia. Osteoarthritis juga lebih banyak ditemukan lebih sering
pada orang amerika asli. Pada usia >65 tahun, osteoarthritis lebih sering ditemukan di
orang dengan kulit putih daripada kulit hitam

- Usia

Gejala dan tanda pada radiologi OA lutut sangat banyak dideteksi sebelum usia 40 tahun.
Bertambahnya usia, insiden OA juga semakin meningkat. Insiden meningkat tajam pada
usia sekitar 55 tahun, namun pada sumber lain dikatakan juga bahwa orangd ewasa dengan
umur >65 tahun 80 -90% lebih beresiko untuk mengalami osteoarthritis. Hal ini
dikarenakan alterasi dari kolagen dan proteoglikan yang disbabkan karena penambahan
usia sehingga kekuatan dari kartilago menurun serta penurunan nutrisi ke kartilago.

- Jenis kelamin

Wanita lebih sering terkena OA lutut, OA banyak sendi dan pada DIP jari tangan., dan
lelaki dan lebih sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan,
dibawah 45 tahun frekuensi OA kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita, tetapi diatas
50 tahun (setelah menopause) frekuensi OA lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal
ini menunjukkan adanya peran hormonal pada pathogenesis OA. Perbandingan antara
perempuan dan laki – laki adalah 1,7 : 1 untuk mengalami osteoarthritis lutut, sedangkan
untuk osteoarthritis erosive, perbandingan perempuan dan laki – laki adalah 12 : 1.

- Faktor genetik

Faktor genetik merupakann faktor penting. Anak perempuan dengan ibu yang memiliki
OA berisiko lebih tinggi dari pada anak laki-laki karena OA diwariskan diwariskan kepada
anak perempuan secara dominan sedangkan pada laki-laki diwariskan secara resesif. Selain
itu genetik menyumbang terjadinya OA pada tangan sebanyak 65%, OA panggul sebanyak
50%, OA lutut sebanyak 45%, dan 70% OA pada cervical dan spina lumbar.

- Obesitas

Obesitas merupakan faktor penting terkait perkembangan OA pada lutut tetapi hubungan
ini lebih kuat pada wanita. Risiko terjadinya OA dua kali lebih besar pada orang dengan
berat badan berlebih dari pada kelompok orang dengan berat badan normal, karena
peningkatan berat badan akan menyebabkan peningkatan stress pada persendian sehingga
resiko osteoarthritis menjadi lebih tinggi. Selain itu dilihat dari perubahan radiologis,
obesitas merupakan prediktor ketidakmampuan yang progresif. Tetapi hubungan ini tidak
jelas pada OA panggul dan OA tangan.

- Riwayat bedah lutut atau trauma

Trauma pada sendi merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit OA. Hal ini
dikarenakan kemungkinan adanya kerusakan pada mayor ligamen, tulang pada sekitar
sendi tersebut. Trauma merupakan faktor risiko pada OA lutut karena kerusakannya bisa
menyebabkan perubahan pada meniskus, atau ketidakseimbangan pada anterior ligamen
krusial dan ligamen kolateral.

- Aktivitas berat yang berlangsung lama

Penggunaan sendi dalam aktivitas berat yang berlangsung lama menjadi faktor risiko
berkembangnya penyakit OA. Pekerjaan seperti kuli angkut barang, memanjat
menyebabkan peningkatan OA lutut, hal ini biasanya terjadi pada laki-laki. Selain itu
kebiasaan yang membungkuk terlalu lama seperti petani, atau tukang cuci meningkatkan
risiko terjadinya OA panggul. Altet olahraga wanita ataupun lelaki menunjukkan faktor
risiko besar terjadinya OA lutut dan panggul (Sambrook et. al, 2005).

- Kelainan pertumbuhan
Kelainan congenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Perthes dan dislokasi
congenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda. Mekanisme
ini juga diduga berperan pada lebih banyaknya OA paha pada laki-laki dan ras tertentu.
- Faktor-faktor lain
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meninngkatkan resiko timbulnya OA. Hal ini
mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi jadi
lebih mudah robek. Faktor ini diduga berperan pada lebih tingginya OA pada orang gemuk
dan pelari (yang umumnya mempunyai tulang yang lebih padat) dan kaitan negative antara
oesteoporosis dan OA. Merokok dilaporkan menjadi faktor yang melindungi untuk
timbulnya OA, meskipun mekanismenya belum jelas.

Daftar pustaka
Soeroso J., Isbagio H., Kalim H., Broto R., Pramudiyo R., 2007. Osteoarthritis, Dalam
A.W Sudoyo, B.Setyohadi, I Alwi, M. Simadibrata, S. Setiati, editor, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai