Anda di halaman 1dari 15

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENDIDIKAN KESEHATAN TEKNIK MENYUSUI

Disusun oleh :
1. Novia Ayu
2. Irvan Fatoni
3. Fitri Nur
4. Gia Putri S

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
PENDIDIKAN KESEHATAN TEKNIK MENYUSUI

Topik / masalah : Mengajarkan Teknik Menyusui yang Benar


Tempat : Di Bangsal Rawat Gabung
Hari/ tanggal : Jum’at/ 06 Oktober 2018
Waktu : 09.00-10.00
Sasaran : Ibu menyusui dan keluarga

A. LATAR BELAKANG
a. Data
 Literature
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu
yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian
dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah
selalu mudah (Utami Roesli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu
yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis
bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-
gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup
faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth
Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat
sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan
yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain.
Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam
merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya
terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani
seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan
dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan
pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).
b. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari teknik menyusui ?
2. Apakah fungsi menyusui yang benar ?
3. Bagaimana langkah – langkah menyusui yang benar ?
4. Berapa lama dan frekuensi menyusui ?
5. Bagaimana upaya memperbanyak ASI ?
6. Bagaimana tanda – tanda menyusui yang benar ?

B. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 60 menit diharapkan peserta
dapat mengetahui tentang cara menyusui yang benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang teknik menyusi selama 1 x 60
menit diharapkan peserta dapat:
1. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan teknik menyusui dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
2. Menyebutkan fungsi menyusui secara benar.
3. Menjelaskan langkah – langkah menyusui yang benar.
4. Menyebutkan lama dan frekuensi menyusui.
5. Menyebutkan upaya memperbanyak ASI.
6. Menjelaskan tanda – tanda menyusui yang benar.

C. BAHASAN
1. Pokok Bahasan : Teknik Menyusui yang Benar
a. Sub Bahasan :
1. Pengertian teknik menyusui
2. Fungsi menyusui yang benar
3. Langkah – langkah menyusui yang benar
4. Lama dan frekuensi menyusui
5. Upaya memperbanyak ASI
6. Tanda – tanda menyusui yang benar

D. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
3. Demonstrasi

E. MEDIA/ ALAT
1. Leaflet
2. Poster
3. Power Point
4. Laptop
5. Proyektor

F. MATERI : Terlampir
1. Pengertian teknik menyusui
2. Fungsi menyusui yang benar
3. Langkah – langkah menyusui yang benar
4. Lama dan frekuensi menyusui
5. Upaya memperbanyak ASI
6. Tanda – tanda menyusui yang benar

G. PENGORGANISASIAN
Penanggungjawab : Winarsih Nur A, S Kep, Ns, ETN, M Kep
Moderator : Gia Putri Sunarta
Penyaji : Hanifah Dwi Saputri, Debby Clara Sinta, Lailatul Fitria R,
Mar’atus Sholihah, Tutik Paridah
Tugas dan tanggungjawab organisasi:
1. Penanggungjawab : bertanggungjawab atas jalannya acara mulai dari awal sampai
akhir.
2. Moderator : memandu jalannya penyampaian materi.
3. Penyaji :menyajikan / menyampaikan materi yang telah disiapkan.
4. Fasilitator : memfasilitasi perlengkapan yang dibutuhkan.
5. Observer : mengobservasi / mengoreksi rangkaian acara.
H. SETTING TEMPAT

Moderator Penyaji

p p
e e
s s
e e
r r P
t t
a Peserta a J
t
a

I. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Media Metode
1 Pendahuluan 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab - Ceramah
(5 menit) 2. Menjelaskan cakupan salam.
materi. 2. Mendengarkan. - Ceramah
3. Menanyakan
pengetahuan tentang 3. Menjawab - Ceramah
proses persalinan pertanyaan.

2 Penyajian 1. Menjelaskan tentang : 1. Mendengarkan Power Ceramah


(35 menit) a. Pengertian teknik Point
1. emenyusui
b. nFungsi menyusui
iyang benar
c. tLangkah – langkah
)menyusui yang
benar
d. Lama dan frekuensi
menyusui
e. Upaya
memperbanyak ASI
f. Tanda – tanda
menyusui yang
benar
2. Memberikan 2. Bertanya - Tanya jawab
kesempatan peserta
untuk bertanya
3. Memberi kesempatan 3. Demonstrasi - Demonstrasi
keluarga untuk
mendemonstrasikan
cara menyusui yang
benar
3 Penutup 1. Evaluasi dengan a. Menjawab - Tanya jawab
(20 menit) mengajukan pertanyaan
kepada peserta
2. Menyimpulkan seluruh b. Memperhatikan - Ceramah
materi yang telah
disampaikan
3. Menunjukkan poster c. Memperhatikam Poster -
4. Membagikan leaflet d. Memperhatiakn Leaflet -
5. Menyampaikan ucapan e. Mendengarkan - Ceramah
terimakasih kepada
peserta
6. Menutup pertemuan
dengan mengucapkan f. Menjawab - -
salam. salam

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Perlengkapan dan tempat siap.
b. Materi telah siap.
c. Ada Lembar balik dan leaflet
d. Peserta siap mengikuti penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Membaca buku referensi tentangnyeri pada persalinan
b. Memberi penyuluhan tentang manajemen nyeri persalinan
c. Melakukan demonstrasi cara manajemen nyeri persalinan
d. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
e. Peserta aktif dalam kegiatan pendidikan kesehatan
3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan nyeri persalinan dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
b. Memahami penyebab nyeri saat persalinan
c. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri
d. Menjelaskan cara menangani nyeri saat persalinan
e. Mendemonstrasikan cara menejemen nyeri persalinan dengan tepat

K. PENUTUP
Dengan diadakannya penyuluhan pada ibu menyusui dan keluarga
mengenai teknik menyusui yang benar diharapkan pada saat menyusui ibu dapat
melakukannya dengan baik dan benar agar pemberian ASI pada bayi bisa
maksimal.

L. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Maribeth Hasselquist. 2006. Kendala Menyusui. Dibuka pada website
www.MaribethHasselquist.com.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Argriwidya.
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.
LAMPIRAN

MATERI

I. PENGERTIAN
Cara menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur
antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam
sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008).
Posisi menyusui yang benar :
 Posisi Dekapan (The Cradle)
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono ,2008; h. 34).
 Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya
atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi
dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu
(Saryono, 2008; h; 35).
 Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan
caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari
pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas
(Saryono, 2008; h. 35).
 Saddle Hold
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dengan posisi duduk.
Ini juga bekerja dengan baik jika bayi anda memiliki pilek atau sakit telinga.
Caranya, bayi anda duduk tegak dengan kaki mengkangkangi anda sendiri.
 The Cross Cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan, tetapi Ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala
bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting
payudara kecil.

II. FUNGSI MENYUSUI YANG BENAR


 Puting susu tidak lecet
 Perlekatan menyusu pada bayi kuat
 Bayi menjadi tenang
 Tidak terjadi gumoh

III. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR


1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun
2. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
3. Duduk dan berbaring dengan santai
4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja
5. Kepala dan tubuh bayi lurus
6. Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu
7. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
8. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat
kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian
besar areola ke mulut bayi)
9. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
10. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
11. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah

12. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
13. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi

Cara Menyendawakan Bayi :


Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan -lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) atau bayi ditengkurapkan dipangkuan .
IV. LAMA DAN FREKUENSI MENYUSUI
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap)
atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi
akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang
teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan 10 bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap
kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik.
Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama
masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga
payudara, tetapi tidak terlalu ketat. Gambar 10. Kutang (BH) yang baik untuk ibu
menyusui.

V. UPAYA MEMPERBANYAK ASI


 Untuk Bayi
1. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra
10-15 menit disetiap payudara
2. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
3. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
4. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.
 Untuk Ibu
1. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
2. Makan makanan yang bergizi
3. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
4. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22).

VI. TANDA-TANDA MENYUSUSI YANG BENAR


Perlekatan bayi ketika menyusui adalah keadaan menempelnya bayi
ke badan ibu ketika disusui. Perlekatan yang tidak benar akan menyebabkan
bayi mengalami masalah dalam menyusui, seperti kesulitan menghisap susu
dengan efisien dan masalah pada ibu seperti puting luka, belah, atau berdarah,
dan masalah-masalah lainnya.
Tanda-tanda perlekatan yang benar adalah :
1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6. Sebagian besar areola tidak tampak
7. Bayi menghisap dalam dan perlahan
8. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusui
9. Terkadang terdengar suara bayi menelan
10. Putting susu tidak terasa sakit atau lecet

Anda mungkin juga menyukai