Sap Teknik Menyusui
Sap Teknik Menyusui
Disusun oleh :
1. Novia Ayu
2. Irvan Fatoni
3. Fitri Nur
4. Gia Putri S
A. LATAR BELAKANG
a. Data
Literature
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu
yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian
dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah
selalu mudah (Utami Roesli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu
yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis
bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-
gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup
faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth
Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat
sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan
yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain.
Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam
merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya
terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani
seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan
dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan
pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).
b. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari teknik menyusui ?
2. Apakah fungsi menyusui yang benar ?
3. Bagaimana langkah – langkah menyusui yang benar ?
4. Berapa lama dan frekuensi menyusui ?
5. Bagaimana upaya memperbanyak ASI ?
6. Bagaimana tanda – tanda menyusui yang benar ?
B. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 60 menit diharapkan peserta
dapat mengetahui tentang cara menyusui yang benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang teknik menyusi selama 1 x 60
menit diharapkan peserta dapat:
1. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan teknik menyusui dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
2. Menyebutkan fungsi menyusui secara benar.
3. Menjelaskan langkah – langkah menyusui yang benar.
4. Menyebutkan lama dan frekuensi menyusui.
5. Menyebutkan upaya memperbanyak ASI.
6. Menjelaskan tanda – tanda menyusui yang benar.
C. BAHASAN
1. Pokok Bahasan : Teknik Menyusui yang Benar
a. Sub Bahasan :
1. Pengertian teknik menyusui
2. Fungsi menyusui yang benar
3. Langkah – langkah menyusui yang benar
4. Lama dan frekuensi menyusui
5. Upaya memperbanyak ASI
6. Tanda – tanda menyusui yang benar
D. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
3. Demonstrasi
E. MEDIA/ ALAT
1. Leaflet
2. Poster
3. Power Point
4. Laptop
5. Proyektor
F. MATERI : Terlampir
1. Pengertian teknik menyusui
2. Fungsi menyusui yang benar
3. Langkah – langkah menyusui yang benar
4. Lama dan frekuensi menyusui
5. Upaya memperbanyak ASI
6. Tanda – tanda menyusui yang benar
G. PENGORGANISASIAN
Penanggungjawab : Winarsih Nur A, S Kep, Ns, ETN, M Kep
Moderator : Gia Putri Sunarta
Penyaji : Hanifah Dwi Saputri, Debby Clara Sinta, Lailatul Fitria R,
Mar’atus Sholihah, Tutik Paridah
Tugas dan tanggungjawab organisasi:
1. Penanggungjawab : bertanggungjawab atas jalannya acara mulai dari awal sampai
akhir.
2. Moderator : memandu jalannya penyampaian materi.
3. Penyaji :menyajikan / menyampaikan materi yang telah disiapkan.
4. Fasilitator : memfasilitasi perlengkapan yang dibutuhkan.
5. Observer : mengobservasi / mengoreksi rangkaian acara.
H. SETTING TEMPAT
Moderator Penyaji
p p
e e
s s
e e
r r P
t t
a Peserta a J
t
a
I. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Media Metode
1 Pendahuluan 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab - Ceramah
(5 menit) 2. Menjelaskan cakupan salam.
materi. 2. Mendengarkan. - Ceramah
3. Menanyakan
pengetahuan tentang 3. Menjawab - Ceramah
proses persalinan pertanyaan.
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Perlengkapan dan tempat siap.
b. Materi telah siap.
c. Ada Lembar balik dan leaflet
d. Peserta siap mengikuti penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Membaca buku referensi tentangnyeri pada persalinan
b. Memberi penyuluhan tentang manajemen nyeri persalinan
c. Melakukan demonstrasi cara manajemen nyeri persalinan
d. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
e. Peserta aktif dalam kegiatan pendidikan kesehatan
3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan kembali apa yang dimaksud dengan nyeri persalinan dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
b. Memahami penyebab nyeri saat persalinan
c. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri
d. Menjelaskan cara menangani nyeri saat persalinan
e. Mendemonstrasikan cara menejemen nyeri persalinan dengan tepat
K. PENUTUP
Dengan diadakannya penyuluhan pada ibu menyusui dan keluarga
mengenai teknik menyusui yang benar diharapkan pada saat menyusui ibu dapat
melakukannya dengan baik dan benar agar pemberian ASI pada bayi bisa
maksimal.
L. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Maribeth Hasselquist. 2006. Kendala Menyusui. Dibuka pada website
www.MaribethHasselquist.com.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Argriwidya.
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.
LAMPIRAN
MATERI
I. PENGERTIAN
Cara menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI
setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur
antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam
sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008).
Posisi menyusui yang benar :
Posisi Dekapan (The Cradle)
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono ,2008; h. 34).
Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya
atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi
dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu
(Saryono, 2008; h; 35).
Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan
caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari
pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas
(Saryono, 2008; h. 35).
Saddle Hold
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk menyusui dengan posisi duduk.
Ini juga bekerja dengan baik jika bayi anda memiliki pilek atau sakit telinga.
Caranya, bayi anda duduk tegak dengan kaki mengkangkangi anda sendiri.
The Cross Cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang lain mendukung kepala, mirip
dengan posisi dudukan, tetapi Ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala
bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting
payudara kecil.
12. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
13. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi