Anda di halaman 1dari 5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pekerjaan Pasangan Setengah Bata


Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pekerjaan
pasangan batu kali dan pengecoran beton ( foot plate, sloof, kolom, balok, pelat
lantai selesai. Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang
lazim dilakukan serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar
diproleh hasil pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal
maupun vertikal, setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis
dan pada tumpuan bentang lebih dari 1 m’ diberi balok latei demikian pula halnya
dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi
yang digunakan untuk pasangan batu bata adalah 1pc : 5ps, untuk pasangan rollag
dan ruang kedap air adalah 1pc : 2ps.

Gambar 1 Tata cara Pemasangan Dinding Bata Merah

 Pekerjaan pemasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½
dan 1 batu pada seluruh detail yang disebutkan/ditujukan pada gambar dan sesuai
dengan petunjuk Direksi/konsultan pengawas.
 Semua pasangan tembok dibuat tebal kurang lebih 14 cm. Pekerjaan dinding harus
dipatok (diukur) dan dibangun sesuai dengan ukuaran, ketebalan dan ketinggian yang
tercantum dalam gambar-gambar.

3
 Batu bata pc atau batu cetak dipasang dengan loncatan ½ bata untuk tembok. Siar-
siar tebal 10 mm dan merata padat.
 Tiap tahap pemasanan dinding tidak boleh dilaksakan lebih dari ketinggian 1 m.

2.2 Pekerjaan Plesteran dan Acian


A. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Syarat-Syarat Memplester Tembok
a. Tembok yang akan diplester harus datar
b. Sebelum memulai memplester tembok harus digaruk dengan
c. sapulidi dan dibersihkan dengan air tawar (air minum)
d. Tebal lapis plester hanya 1 @ 1,5 cm
e. Adukan yang dipakai : 1 kapur : 1 tras : 3 pasir, bila perlu dapat
f. dibuat 1 semen: 3 pasir

2. Pelaksanaan Memplester Tembok


a. Tembok yang akan diplester dibagi dalam beberapa bagian (petakpetak).
b. Pada keempat sudut petak tembok dipasang paku dengan kepala menonjol
.± 3 cm dari bidang tembok, untuk merentangkan benang.
c. Jarak benang dari sisi tembok 1,5 cm dan bila ada tembok yang menempel
pada benang, maka temboknya harus dipahat dulu supaya didapat plester
sama tebal dan rata.
d. Di tempat-tempat tertentu yaitu pada paku dan rentangan benang dibuat
plester utama yang berhimpit dengan benang-benang tadi, sebagai standar
tebal plester.
e. Plester utama yang vertikal ini dibuat tiap-tiap jarak 1,00 meter. Setelah ini
selesai, benang dapat dilepas.
f. Diantara 2 lajur plester utama di isi penuh dengan adukan, kemudian
digores dengan penggaris besar dan lurus mulai dari bawah ke atas untuk
memperoleh bidang yang rata.
g. Kemudian bidang yang paling luar dilapisi dengan lapisan encer (kapur +
semen merah + air) sambil digosok dengan papan gosok supaya permukaan
standar yang rata, ini disebut mengaci.

4
h. Rusuk-rusuk dan sudut pertemuan plester tembok harus merupakan sudut
siku ( = 90°) dan ini harus diplester dengan adukan 1 semen : 3 pasir supaya
tahan benturan-benturan ringan.
i. Setelah lapis ini betul-betul kering, bidang permukaannya disapu dengan
kapur tohor sebanyak 3 kali, dan agar terlihat indah kapur ini dicampur
dengan zat pewarna yang sesuai dengan selera pemilik bangunan

3. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan


a. Bahan adukan plester seperti pasir, tras dan kapur yang telah dicampur rata
harus diayak dulu, supaya butiran-butiran kasar tidak ikut bercampur.
b. Usahakan jangan menggunakan adukan bekas tembok lama karena daya
lekatnya kurang.
c. Pada pekerjaan mengaci, bila dalam ember kapur tadi air kapumya sudah
habis, hanya tinggal butiran-butiran kasar yang harus dibuang dan diganti
dengan campuran yang sarna dan baru.

B. PEKERJAAN ACIAN
Pekerjaan berikutnya adalah mengaci, untuk menutupi adanya keretakan alami
akibat penguapan. Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan
penyiraman agar acian mudah melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai
maka perlakuannya sama dengan pekerjaan plesteran. Acian didiamkan beberapa hari
agar kadar airnya mengering. Setelah terjadi pengeringan, akan timbul secara alami
keretakan yang disebut retak-retak rambut.
Setelah proses pengacian selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menutupi pari-pari
atau retak-retak rambut. Secara umum arang akan memakai wall sealer (plamur
tembak). Plamur tembak diencerkan dengan air secukupnya. Kemudian diratakan pada
permukaan dinding dengan alat perata. Plamur tembak dapat dijumpai di setiap taka-
taka bangunan dengan berbagai merek. Secara umum bahan ini lebih banyak dipakai di
peru mahan perkampungan. Plamur tembak tipe ini agak sedikit mahal karena
pengerjaannya akan banyak memakan waktu sehingga menambah biaya pelaksanaan.
Selain itu, pada waktu akan dilakukan pengecatan, dinding harus diamplas terlebih
dahulu. Di sini banyak dijumpai adanya bilur-bilur bekas guratan alat perata (kape atau
alat perata lainnya) sehingga pengamplasannya juga akan memakan waktu Teknik 80
Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana serta banyak memakai kertas amplas. Bagi

5
mereka yang tetap akan memakai plamur tembok jenis ini ada beberapa cara yang
cukup baik untuk membuat plamur tembok yang lebih murah dan mudah dibuat sendiri.
Cara lain untuk melapisi keretakan acian adalah memakai plamur tembok jenis
lainnya yang disebut under coat (Iapisan dasar). Bahan ini diproduksi oleh pabrik cat
terkenal dengan berbagai merek. Secara teknik pemakai bahan tipe ini akan lebih
menguntungkan, karena pelaksanaannya memakai rol cat dinding. Bahannya harus
dibuat seencer mungkin sehingga bidang sasaran akan jauh lebih banyak. Pengerjaannya
pun bisa lebih cepat. Keuntungannya akan dapat menekan biaya pelaksanaan. Dibuat
encer bertujuan agar seluruh bahan tersebut dapat sempurna mengisi celah-celah retak
rambut acian. Bila dibuat kental, akibatnya pada saat mengering bahan tersebut akan
naik ke permukaan celah-celah yang retak. Selain itu, lebih boros pemakaian bahannya.
Jadi, pekerjaan pengamplasan akan lebih lama dan boros kertas amplas serta menambah
biaya pengerjaan.

2.3 Pekerjaan Pasangan Keramik


 Dalam pekerjaan keramik sudah termasuk pekerjaan pasta di bawah keramik, nat
keramik dan bonbon keramik. Sebelum pekerjaan keramik teras, tanah dibawahnya
harus dalam kondisi benar-benar padat. Pemadatan menggunakan stamper dengan
pemadatan berlapis.
 Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
 Permukaan lantai dan dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air.
 Tentukan kepala pasangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan/tangga/dinding yang ada. Peamasangan keramik lantai atau dinding
dimulai dari kepala pasangan ini
 Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih
dahulu.
 Setiap jalur pemasangan harus ditarik benang dan rata air.
 Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar
maupun di badan belakang keramik lantai dan dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah : untuk lantai,

6
semen : pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata-rata 2 – 4 cm, untuk dinding, semen :
pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata-rata 2 cm
 Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai 4 – 5 mm dan dinding 2 mm, dengan
campuran pengisi nat (grout) semen atau bahan khusus yang ada dipasaran. Bagi
area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
 Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat dipergunakan
bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah
itu segera bersihkan dengan air bersih.
 Karena sifat alamiah dari produk keramik yang disebabkan proses pembakaran
pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa
dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan
golongan ukuran yang sama

Anda mungkin juga menyukai