Anda di halaman 1dari 5

I.

Kompetensi Guru
1. Kompetensi Pedogogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi. Antara lain :
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran,.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa
berinteraksi dengan human (manusia) lain, seperti:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika
tugas tidak ditempatkan di daerah asal.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi
dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Dengan indikatornya sebagai
berikut:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
II. Ketrampilan belajar gurudan siswa

Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk menghadapi tantangan revolusi


industri 4,0 menyangkut 4 kompetensi :

1. Melakukan penilaian secara komprehensif


2. Kompetensi Abad 21
3. Pembuatan literatur berbasis digital
4. Penyajian pembelajaran inovatif

1. penilaian komprehensif
Penilaian komprehensif mengacu pada peniliaian yang berdasarkan pada
keunggulan masing peserta didik. Penilaian mengacu pada aspek pengetahuan
ketrampilan dan karakter.
Guru masa kini harus mampu merancang instrumen penilaian yang menggali semua
aspek yang menyangkut siswa, baik pengetahuan, keterampilan dan karakter. Semua
aspek tersebut harus tergali, terasah dan terevaluasi selama proses pembelajaran di
kelas. Selain perancangan instrumen penilaian, guru masa kini pun harus mampu
membuat laporan penilaian yang menggambarkan keunikan dan keunggulan setiap
siswa. Laporan penilaian ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dan orang
tuanya sebagai bagian dari feed back untuk terus meningkatkan hasil capaian
pendidikannya.

2. Kompetensi abad 21

Aspek kompetensi abad 21 ada aspek karakter, ketrampilan dan literasi.

Karakter
Karakter yang dimaksud dalam kompetensi abad 21 terdiri dari karakter yang bersifat
akhlak (jujur, amanah, sopan santun dll) dan karakter kinerja (kerja keras, tanggung
jawab, disiplin, gigih dll).
Dalam jiwa dan keseharian soerang guru masa kini sangat penting tertanam karakter
akhlak, dengan karakter akhlak ini lah seorang guru akan menjadi role model bagi
semua peserta didiknya. Pembelajaran dengan keteladan dari seorang guru akan
lebih bermakna untuk para peserta didik.
Selain karakter akhlak, guru masa kini pun harus memiliki karakter kinerja yang akan
menunjang setiap aktivitas dan kegiatan yang dilakukannya, baik ketika pembelajaran
di kelas maupun aktivitas lainnya.
Keterampilan
Keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru masa kini untuk menghadapi peserta didik
abad 21 antara lain kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
Keterampilan-keterampilan tersebut penting dimiliki oleh guru masa kini, agar proses
pendidikan yang berlangsung mampu menghantarkan dan mendorong para peserta
didik untuk menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan perubahan zaman.
Literasi,
Kompetensi abad 21 mengharuskan guru melek dalam berbagai bidang. Setidaknya
mampu menguasai literasi dasar seperti literasi finansial, literasi digital, literasi sains,
literasi kewarnegaraan dan kebudayaan.
Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang, modul yang digunakan
dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan modul konvensional seperti modul
berbasis paper.
Guru masa kini harus mampu menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang
bisa diakses secara online oleh para peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa
dijadikan oleh guru sebagai sarana untuk mengembangkan modul berbasis online.
Namun demikian ketersediaan fitur untuk modul online ini harus dibarengi dengan
kemampuan guru dalam mengemas fitur-fitur tersebut. Kombinasi antara
pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional) dan pembelajaran online ini dikenal
dengan istilah blended learning.

3. Pembuatan literatur berbasis digital

Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang, modul yang


digunakan dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan modul konvensional seperti
modul berbasis paper.
Guru masa kini harus mampu menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul
yang bisa diakses secara online oleh para peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa
dijadikan oleh guru sebagai sarana untuk mengembangkan modul berbasis online.
Namun demikian ketersediaan fitur untuk modul online ini harus dibarengi
dengan kemampuan guru dalam mengemas fitur-fitur tersebut. Kombinasi antara
pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional) dan pembelajaran online

4. Penyajian pembelajaran inovatif

Sekolah bukan tempat isolasi para peserta didik dari dunia luar, justru sekolah
adalah jendela untuk membuka dunia sehingga para siswa mengenali dunia. Untuk
menjadikan sekolah sebagai jendela dunia bagi para peserta didik, guru harus
memiliki kompetensi penyajian pembelajaran yang inovatif.
Pembelajaran yang disajikan harus mengarah pada pembelajaran yang joyfull and
inovatif learning, yakni pembelajaran yang memadukan hands on and mind
on, problem based leraning dan project based learning.
Dengan pengemasan pembelajaran yang joyfull and inovatif learningakan menjadikan
peserta didik lebih terlatih dan terasah dalam semua kemampuannya, sehingga
diharapkan lebih siap dalam menghadapi perkembangan zaman.

III. Strategi pengembangan guru berkelanjutan?


Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti berikut ini.
a. Sarana dan prasarana
Pemerintah diharapkan memfasilitasi guru dan siswa untuk akses internet seluas-
luasnya sehingga kegiatan proses belajar dan mengajar selalu terkait dengan internet
b. Pendidikan dan Pelatihan
1. In House Training (IHT).
2. Kemitraan sekolah.
3. Belajar jarak jauh.
4. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus.
5. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya.
6. Pembinaan internal oleh sekolah.
7. Pendidikan lanjut.
c. Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan
1. Diskusi masalah pendidikan.
2. Seminar.
3. Workshop.
4. Penelitian.
5. Penulisan buku berbasis online E Book
6. Pembuatan media pembelajaran. baik secara nyata maupun demonstrasi tampilan
menggunakan program Aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai