13 Bab Iv
13 Bab Iv
40
41
Visi Kantor Pelayanan Pajak PMA Satu sesuai dengan Visi DJP yaitu
”Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan
manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibangakan
masyarakat”. Dari penggalan kalimat visi yang pertama menegaskan bahwa
DJP ingin menjadi suatu institusi pemerintah yang menjalankan sistem
administrasi perpajakan modern, efektif, efisien, dan dipercaya
masyarakat.Efektif dan efisien artinya bahwa DJP melakukan pengukuran dan
pertanggungjawaban terhadap sistem modern yang dijalankan
tersebut.Dipercaya oleh masyarakat memiliki arti yaitu DJP memastikan
masyarakat yakin bahwa sistem administrasi perpajakan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, bangsa, dan negara.Modern,
efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat mengacu kepada penyelenggaraan
sistem dimana dibutuhkan peran dari sumber daya manusia sebagai subjek
penyelenggaran sistem tersebut.
a. Misi Fiskal
Misi fiskal dari KPP PMA Satu adalah menghimpun penerimaan dalam
negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan
pemerintah berdasarkan UU perpajakan dengan tingkat efektivitas dan
efisiensi yang tinggi.
42
b. Misi ekonomi
c. Misi Politik
d. Misi Kelembagaan
Kepala Kantor
Kelompok Jabatan
Fungsional
Gambar 4.1
Wilayah kerja KPP PMA Satu meliputi Wajib Pajak yang terdiri atas
Wajib Pajak Penanaman Modal Asing yang tidak masuk bursa dan melakukan
kegiatan di sektor Industri kimia dan barang galian non logam.Sesuai
karakteristik KPP PMA dalam struktur organisasi modern, pembagian
pengawasan wajib pajak dibagi berdasarkan wilayah kerja dimana di KPP
PMA Jakarta dibagi menjadi empat Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Sesuai
dengan data Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak per Desember 2013
adalah berjumlah 42 account representative.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu
Berikut ini adalah tabel Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP
Penanaman Modal Asing Satu Jakarta Selatan untuk tahun 2012-2016.
Tabel 4.1
Rencana Dan Realisasi Penerimaan Pajak
di KPP Penanaman Modal Asing Satu tahun 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Analisis data yang digunakan dalam pembahasan peneitian ini adalah analisis
deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan tunggakan pajak dengan surat
teguran pada KPP Penanaman Modal Asing Satu Jakarta Selatan tahun 2012-2016
terhadap pencairan tunggakan pajak dan analisis rasio untk mengetahui tingkat
efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran, maka rumusnya membandngkan
penagihan tunggakan pajak pada tahun yang bersangkutan dengan penagihan
tunggakan pajak pada tahun sebelumnya. Penagihan tunggakan pajak dengan surat
teguran pajak merupakan tindakan jurusita pajak menyampaikan surat teguran pajak
kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajak.
60000000000
50000000000
40000000000
JURUSITA 1
30000000000 JURUSITA 2
JURUSITA 3
20000000000
10000000000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 4.2
Tindakan Penagihan Pajak Dengan Surat teguran Pajak
KPP Penanaman Modal Asing Satu tahun 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Berdasarkan gambar 4.2 penagihan pajak dengan surat teguran pajak pada
tahun 2012 ke 2013 mengalami peningkatan pada nilai nominal yang tertera dalam
surat teguran. Sedangkan tahun 2013 ke 2014, tahun 2014 ke 2015 dan tahun 2015 ke
2016 mengalami penurunan pada nominal yang tertera dalam surat teguran.
48
Total tindakan penagihan dengan surat teguran pada tahun 2012 sebesar Rp.
75.891.584.183, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 29.288.137.598,
jurusita 2 sebesar Rp. 19.157.458.982, dan jurusita 3 sebesar Rp. 27.445.987.603.
sedangkan pada tahun 2013 total penagihan dengan surat teguran sebesar
Rp. 94.851.980.230, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 36.610.171.998,
jurusita 2 sebesar Rp. 23.946.823.728, dan jurusita 3 sebesar Rp. 34.294.984.504
berati adanya penambahan sebesar Rp. 18.960.296.047 yang terjadi ditahun 2013.
Untuk tahun 2014 total pengihan sebesar Rp. 93.564.738.542, dimana jumlah
penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 28.252.700.996, jurusita 2 sebesar
Rp. 35.395.372.879, dan jurusita 3 sebesar Rp. 39.916.664.667 mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 1.287.241.688. Untuk tahun 2015 total
pengihan sebesar Rp. 89.995.825.445, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar
Rp. 30.237.629.625, jurusita 2 sebesar Rp. 21.851.477.032, dan jurusita 3 sebesar
Rp. 17.906.708.786 tahun ini juga mengalami penurunan sebesar Rp. 3.568.923.097.
Dan untuk tahun terakhir 2016 total penagihan sebesar Rp. 83.744.136.011, dimana
jumlah penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 42.234.936.586, jurusita 2 sebesar
Rp. 13.139.616.397, dan jurusita 3 sebesar Rp. 28.369.583.028. Di tahun terakhir
mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar Rp. 6.251.679.434.
25000000000
20000000000
15000000000 JURUSITA 1
JURUSITA 2
10000000000 JURUSITA 3
5000000000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 4.3
Penerimaan Tunggakan Pajak Dengan Surat teguran Pajak
KPP Penanaman Modal Asing Satu tahun 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Total penerimaan tunggakan pajak dengan surat teguran pada tahun 2012
sebesar Rp. 28.624.578.475, dimana jumlah penerimaan jurusita 1 sebesar Rp.
8.879.921.866, jurusita 2 sebesar Rp. 8.112.189.143, dan jurusita 3 sebesar Rp.
11.632.467.466. sedangkan pada tahun 2013 total penerimaan dengan surat teguran
sebesar Rp. 35.780.710.592, dimana jumlah penerimaan jurusita 1 sebesar Rp.
11.099.889.833, jurusita 2 sebesar Rp. 10.140.236.427, dan jurusita 3 sebesar Rp.
14.540.584.332 berati adanya penambahan sebesar Rp. 7.156.132.117 yang terjadi
ditahun 2013. Untuk tahun 2014 total penerimaan sebesar Rp. 28.045.733.710,
dimana jumlah penerimaan jurusita 1 sebesar Rp. 15.204.868.350, jurusita 2 sebesar
Rp. 8.058.259.513, dan jurusita 3 sebesar Rp. 4.782.605.847 mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.7.734.976.882. Untuk tahun 2015 total
penerimaan sebesar Rp. 38.978.096.101, dimana jumlah penerimaan jurusita 1 sebesar
Rp. 19.644.649.851, jurusita 2 sebesar Rp. 14.501.977.610, dan jurusita 3 sebesar Rp.
4.831.468.640 tahun ini juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar
Rp.10.932.362.391. Dan untuk tahun terakhir 2016 total penagihan sebesar Rp.
25.312.129.156, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 10.878.927.591,
50
60000000000
50000000000
40000000000
JURUSITA 1
30000000000 JURUSITA 2
JURUSITA 3
20000000000
10000000000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 4.4
Tindakan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Pajak
KPP Penanaman Modal Asing Satu tahun 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Berdasarkan gambar 4.4 penagihan pajak dengan surat teguran pajak pada
tahun 2012 ke 2013, tahun 2013 ke 2014, tahun 2014 ke 2015 mengalami peningkatan
pada nilai nominal yang tertera dalam surat teguran. Sedangkan tahun 2015 ke 2016
mengalami penurunan pada nominal yang tertera dalam surat teguran.
Total tindakan penagihan dengan surat paksa pada tahun 2012 sebesar Rp.
15.220.036.941, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 7.198.654.067,
jurusita 2 sebesar Rp. 8.021.382.874, dan jurusita 3 sebesar Rp. 170.753.891.
sedangkan pada tahun 2013 total penagihan dengan surat paksa sebesar Rp.
51
25000000000
20000000000
15000000000
10000000000
5000000000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 4.5
10000000000
9000000000
8000000000
7000000000
6000000000 JURUSITA 1
5000000000 JURUSITA 2
4000000000 JURUSITA 3
3000000000
2000000000
1000000000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 4.6
Tindakan Penagihan Pajak Dengan Surat perintah melaksanakan penyitaan
KPP Penanaman Modal Asing Satu tahun 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Rp. 1.884.521.636. sedangkan pada tahun 2013 total penagihan dengan surat teguran
sebesar Rp. 2.846.000.000, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar
Rp. 1.646.000.000, jurusita 2 sebesar Rp. 700.000.000, dan jurusita 3 sebesar
Rp. 500.000.000 berati adanya penurunan sebesar Rp. 9.057.807 yang terjadi ditahun
2013. Untuk tahun 2014 total pengihan sebesar Rp. 14.480.162.020, dimana jumlah
penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 923.057.910, jurusita 2 sebesar Rp. 527.513.572, dan
jurusita 3 sebesar Rp. 13.029.590.538 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp.11.634.162.028. Untuk tahun 2015 total penagihan sebesar
Rp. 65.701.599.246, dimana jumlah penagihan jurusita 1 sebesar Rp. 59.821.315.498,
jurusita 2 sebesar Rp. 4.997.441.773, dan jurusita 3 sebesar Rp. 882.841.975 tahun ini
juga mengalami peningkatan drastis sebesar Rp.51.221.437.234. Dan untuk tahun
terakhir 2016 total penagihan sebesar Rp. 589.941.188, dimana jumlah penagihan
jurusita 1 sebesar Rp. 1.848.292.686, jurusita 2 sebesar Rp. 77.701.882, dan jurusita 3
sebesar Rp. 512.239.306. ada tahun terahir mengalami penurunan yang sangat drastis
sebesar Rp. 65.111.658.068.
5000000000
4500000000
4000000000
3500000000
3000000000
2500000000
2000000000
1500000000
1000000000
500000000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 4.7
Penerimaan Tunggakan Pajak Dengan Surat perintah melaksanakan penyitaan
KPP Penanaman Modal Asing Satu tahun 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Total penerimaan tunggakan pajak dengan surat perintah melaksanakan
penyitaan pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.344.990.411, dimana jumlah penerimaan
jurusita 1 sebesar Rp. 660.140.580, jurusita 2 sebesar Rp. 680.039.580, dan jurusita 3
sebesar Rp. 2.004.810.251. sedangkan pada tahun 2013 total penerimaan dengan surat
perintah melaksanakan penyitaan sebesar Rp. 6.953.483.194, dimana jumlah
penerimaan jurusita 1 sebesar Rp. 4.955.992.197, jurusita 2 sebesar Rp.
1.843.020.997, dan jurusita 3 sebesar Rp. 354.470.000 berati adanya penambahan
sebesar Rp. 3.608.492.783 yang terjadi ditahun 2013. Untuk tahun 2014 total
penerimaan sebesar Rp. 5.188.805.769, dimana jumlah penerimaan jurusita 1 sebesar
Rp. 923.057.915, jurusita 2 sebesar Rp. 527.513.527, dan jurusita 3 sebesar Rp.
3.738.234.282 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar
Rp.1.764.677.425. Untuk tahun 2015 total penerimaan sebesar Rp. 4.206.708.257,
dimana jumlah penerimaan jurusita 1 sebesar Rp. 1.088.843.160, jurusita 2 sebesar
Rp. 1.339.962.425, dan jurusita 3 sebesar Rp. 1.777.902.672 tahun ini juga
mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar Rp.982.097.512. Dan untuk tahun
terakhir 2016 total penagihan sebesar Rp. 2.413.682.906, dimana jumlah penagihan
56
jurusita 1 sebesar Rp. 1.848.492.686, jurusita 2 sebesar Rp. 77.701.882, dan jurusita 3
sebesar Rp. 487.488.388. Di tahun terahir mengalami penurunan sebesar
Rp.1.793.025.351.
Efektivitas = x 100%
Tabel 4.2
Tingkat Efektivitas Pembayaran Surat Teguran
Di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Tahun ST Nilai ST Nilai Bayar Tingkat Efektivitas (%) Klasifikasi
2012 75.891.694.253 28.624.578.475 37,71% Tidak Efektif
2013 94.851.980.230 35.780.710.592 37,72% Tidak Efektif
2014 93.564.738.542 28.045.733.710 29,97% Tidak Efektif
2015 89.995.815.443 55.001.841.139 61,12% Kurang Efektif
2016 83.744.136.011 25.312.129.156 30,23% Tidak Efektif
Sumber : Data diolah
Ditinjau dari segi nilai nominalnya, pembayaran surat teguran pada tahun
2012, nilai surat teguran di KPP Penanaman Modal Asing Satu tercatat
Rp. 75.891.694.253 dan yang dibayar sebesar Rp 28.624.578.475 atau sekitar 37,71%.
Berdasarkan indicator pengukuran efektivitas penerbitan surat teguran tahun 2012
tergolong tidak efektif dikarenakan surat teguran yang terbit sebesar 1132 tidak sesuai
dengan nilai yang dibayarkan. Tahun 2013 mengalami peningkatan nilai surat
teguran sebanyak Rp 9.485.198.0230 dan yang dibayar sebesar Rp 35.780.710.592
57
atau sekitar 37,72%. Tingkat keefektifan di tahun ini masuk dalam golongan tidak
efektif dikarenakan surat teguran yang terbit sebesar 1415 lebih meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya akan tetapi nilai yang dibayarkannya lebih rendah
daripada nilai nominalnya. Tahun 2014 mengalami penurunan penerbitan surat
teguran sebanyak Rp 93.564.738.542 dan yang dibayar sebesar Rp 28.045.733.710
atau sekitar 29,97%. Berdasarkan indicator pengukuran efektivitas penerbitan surat
teguran tahun 2014 tergolong tidak efektif karena surat teguran yang terbit sebesar
1007 tidak sesuai dengan nilai yang dibayarkan. Tahun 2015 mengalami penurunan
pnilai surat teguran sebanyak Rp 89.995.815.443 dan yang dibayar meningkat
sebesar Rp 55.001.841.139 atau sekitar 61,12%. Berdasarkan indikator pengukuran
efektivitas penerbitan surat teguran tahun 2014 tergolong kurang efektif karena surat
teguran yang terbit sebesar 1251 walau nilai nominal sedikit meningkat namun nilai
yang dibayarkannya masih kurang memenuhi target sehingganya tahun ini
dikatagorikan kurang efektif. Tahun 2016 mengalami penurunan penerbitan surat
teguran sebanyak Rp 83.744.136.011 dan yang dibayar sebesar Rp 25.312.129.156
atau sekitar 30,23%. Tingkat keefektifan di tahun ini masuk dalam golongan tidak
efektif. Alasan tahun ini mengalami tidak efektif karena surat yang terbit sebesar 1522
meningkat dari tahun sebelumnya kana tetapi nilai yang dibayarkan jauh lebih rendah
daripada nilai nominalnya. Dampak dari nilai yang dibayarkannnya tidak sesuai
dengan nilai nominalnya maka jurusita akan melakukan ketahap berikutnya dalam
tindakan penagihan pajak sehingganya penanggung pajak mau melakukan
kewajibannya membayar pajak. Rendahnya tingkat efektivitas yang terjadi melalui
surat teguran dikarenakan:
1. Wajib pajak tidak mengakui adanya utang pajak.
2. Penanggung Pajak tidak bisa diidentifikasi keberadaanya.
3. Wajib Pajak yang mendaftarkan diri sebagai WP karena sedang menangani
proyek,beralasan sudah tidak menangani lagi proyek tersebut.
4. Penanggung Pajak mengaku tidak pernah menerima Surat Teguran yang
dikirimkan oleh kantor pajak.
5. Penanggung pajak mengajukan keberatan atas jumlah tunggakan pajaknya.
6. Penanggung pajak tidak mampu dalam melunasi utang pajaknya.
7. Penanggung pajak sudah membayar utangnya tapi belum melapor ke
Kantor Pajak
58
Efektivitas = x 100%
Tabel 4.3
Tingkat Efektivitas Pembayaran Surat Paksa
Di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Tahun SP Nilai SP Nilai Bayar Tingkat Efektivitas (%) Klasifikasi
2012 15.390.790.832 11.629.427.100 75,56% Kurang Efektif
2013 35.504.556.169 13.960.419.042 39,32% Tidak Efektif
2014 65.889.722.756 23.147.908.860 35,13% Tidak Efektif
2015 137.530.030.279 40.482.569.735 29,44% Tidak Efektif
2016 59.765.591.236 7.339.969.120 12, 28% Tidak Efektif
Sumber : Data diolah
Ditinjau dari segi nilainya pembayaran surat paksa pada tahun 2012,
penerbitan surat paksa di KPP Penanaman Modal Asing Satu tercatat Rp
15.390.790.832 dan yang dibayar sebesar Rp 11.629.427.100 atau sekitar 75,56%.
Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas penerbitan surat paksa tahun 2012
tergolong kurang efektif dikarenakan surat paksa yang terbit sebesar 506 tidak sesuai
dengan nilai yang dibayarkan. Tahun 2013 mengalami peningkatan penerbitan surat
paksa sebanyak Rp 35.504.556.169 dan yang dibayar sebesar Rp 13.960.419.042atau
sekitar 39,32% . Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas penerbitan surat paksa
tahun 2013 tergolong tidak efektif dikarenakan surat paksa yang terbit sebesar 372
tidak sesuai dengan nilai yang dibayarkan. Tahun 2014 mengalami peningkatan
59
Efektivitas = x 100%
Tabel 4.4
Tingkat Efektivitas Pembayaran SPMP
Di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Tahun SPMP Terbit SPMP Bayar Tingkat Efektivitas (%) Klasifikasi
2012 2.855.057.807 3.344.990.411 117,16% Sangat Efektif
2013 2.846.000.000 6.953.483.194 244,32% Sangat Efektif
2014 6.635.262.869 1.978.085.059 29,81% Tidak Efektif
2015 12.336.320.676 4.206.708.257 34,1% Tidak Efektif
2016 2.438.433.874 2.413.682.906 98,98% Sangat Efektif
Sumber : Data diolah
61
Ditinjau dari segi nilainya pembayaran SPMP pada tahun 2012, nilai SPMP di
KPP Penanaman Modal Asing Satu tercatat Rp 2.855.057.807 dan yang dibayar
sebesar Rp 3.344.990.411 atau sekitar 117,16%. Berdasarkan indicator pengukuran
efektivitas penerbitan SPMP tahun 2013 tergolong sangat efektif. Karena SPMP yang
terbit sebesar 11 sesuai dengan nilai yang dibayarkan. Tahun 2013 mengalami
penurunan nilai SPMP sebanyak Rp 2.846.000.000 dan yang dibayarkannya
meningkat sebesar Rp 6.953.483.194 atau sekitar 244,32%. Berdasarkan indikator
pengukuran efektivitas penerbitan surat paksa tahun 2013 tergolong sangat efektif.
Karena SPMP yang terbit sebesar 14 sesuai dengan nilai yang dibayarkan Tahun 2014
mengalami peningkatan nilai SPMP sebanyak Rp 6.635.262.869 akan tetapi nilai
yang dibayar mengalami penurunan sebesar Rp 1.978.085.059 atau sekitar 29,81%.
Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas penerbitan surat paksa tahun 2014
tergolong tidak efektif. Karena SPMP yang terbit sebesar 33 tidak sesuai dengan nilai
yang dibayarkan. Tahun 2015 mengalami peningkatan nilai SPMP sebanyak Rp
12.336.320.676 dan yang dibayar sebesar Rp 4.206.708.257 atau sekitar 34,1%.
Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas penerbitan surat paksa tahun 2015
tergolong tidak efektif. Karena SPMP yang terbit sebesar 92 tidak sesuai dengan nilai
yang dibayarkan. Tahun 2016 mengalami penurunan nilai surat paksa sebanyak Rp
2.438.433.874 dan yang dibayar sebesar Rp 2.413.682.906 atau sekitar 98,98%.
Untuk tahun 2016 pengukuran efektivitas penerbitan surat paksa tergolong efektif.
Karena SPMP yang terbit sebesar 7 sesuai dengan nilai yang dibayarkan.
Penyebab rendahnya tingkat efektivitas yang terjadi melalui surat paksa
dikarenakan:
1. Penanggung pajak takut bila utan ajaknya terblow up di media massa.
2. Penanggung Pajak takut jika barang-barang miliknya yang berharga akan
dilelang di muka umum.
3. Penanggung Pajak lebih perhatian terhadap utang pajaknya dan segera
berinisiatif
4. untuk membayar, saat jurusita sudah memblokir rekeningnya di bank.
5. Penanggung pajak menjaga kredibilitas dan nama baiknya.
62
RPTP = x 100%
Tabel 4.5
Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Teguran
Di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012-2016
(Dalam Rupiah)
sangat baik. Tahun 2013 pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran
terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu juga menunjukkan
hasil yang tidak jauh berbeda dengan tahun 2012 yaitu hanya sekitar 63,11%. Angka
tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp. 35.780.710.592 yang
meningkat dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp 56.694.612.828. Berdasarkan
kriteria kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap
penerimaan pajak di KPP KPP Penanaman Modal Asing Satu juga tergolong sangat
baik. Untuk tahun 2014 sebesar 52,75%. Angka tersebut diperoleh dari pencairan
tunggakan pajak sebesar Rp 28.045.733.710 dengan penerimaan pajak yang sebesar
Rp 53.171.727.629. Berdasarkan kriteria kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan
tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu
Periode 2014 sangat baik. Tahun 2015 pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan
surat teguran terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu hanya
sekitar 55,17%. Angka tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp.
55.001.841.139 yang meningkat dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp
99.691.119.131. Berdasarkan kriteria kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan
tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di KPP KPP Penanaman Modal Asing
Satu juga tergolong sangat baik. Untuk tahun 2016 sebesar 72,18%. Angka tersebut
diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp 25.312.129.156 dengan
penerimaan pajak yang sebesar Rp 35.065.781.182. Berdasarkan kriteria kinerja
keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di
KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2016 sangat baik. Dikatakan baik karena
kriteria kinerja keuangannya mencapai diatas 50%. Klasifikasi kelima tahun tersebut
dikatakan baik karena terdapat 3 (tiga) orang jurusitayang berperan aktif dalam
melaksanakan penagihan pajak. Hal tersebut yang menyebabkan penagihan aktif pada
saat itu memberikan kontribusi yang sangat baik terhadap total keseluruhan pencairan
tunggakan pajak.
signifikan terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu. Rumus
untuk Rasio Pencairan Tunggakan Pajak (RPTP) di Kantor Pelayanan Pajak adalah
sebagai berikut:
RPTP = x 100%
Tabel 4.6
Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa
Di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Tahun Pencairan Tunggakan Pajak Penerimaan Pajak Kontribusi (%) Klasifikasi
2012 11.629.427.100 43.598.995.986 26,67% Sedang
2013 13.960.419.042 56.694.612.828 24,62% Sedang
2014 23.147.908.860 53.171.727.629 43,53% Baik
2015 40.482.569.735 99.691.119.131 40,61% Baik
2016 7.339.969.120 35.065.781.182 20,93% Sangat Baik
Sumber : Data diolah
Besarnya pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran terhadap
penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012 sebesar
26,67%. Angka tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp
11.629.427.100 dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp 43.598.995.986.
Berdasarkan pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa terhadap
penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu tergolong sedang. Tahun
2013 pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan
pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu juga menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda dengan tahun 2012 yaitu hanya sekitar 24,62%. Angka tersebut diperoleh dari
pencairan tunggakan pajak sebesar Rp. 13.960.419.042 yang meningkat dengan
penerimaan pajak yang sebesar Rp 56.694.612.828. Berdasarkan pengaruh pencairan
tunggakan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman
65
Modal Asing Satu tergolong sedang. Untuk tahun 2014 sebesar 43,53%. Angka
tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp 23.147.908.860 dengan
penerimaan pajak yang sebesar Rp 53.171.727.629. Berdasarkan kriteria kinerja
keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di
KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2014 tergolong baik. Tahun 2015
pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak di
KPP Penanaman Modal Asing Satu juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan tahun sebelumnya yaitu hanya sekitar 40,61%. Angka tersebut diperoleh dari
pencairan tunggakan pajak sebesar Rp. 40.482.569.735 yang meningkat dengan
penerimaan pajak yang sebesar Rp 99.691.119.131. Berdasarkan kriteria kinerja
keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di
KPP KPP Penanaman Modal Asing Satu juga tergolong baik. Untuk tahun 2016
sebesar 720,93%. Angka tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar
Rp 7.339.969.120 dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp 35.065.781.182.
Berdasarkan kriteria kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak
terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2016
sangat baik. Dikatakan tidak baik karena kriteria kinerja keuangannya tidak mencapai
diatas 50%. Klasifikasi kelima tahun tersebut dikatakan baik karena terdapat 3 (tiga)
orang jurusita yang berperan aktif dalam melaksanakan penagihan pajak. Hal tersebut
yang menyebabkan penagihan aktif pada saat itu memberikan kontribusi yang sangat
baik terhadap total keseluruhan pencairan tunggakan pajak.
RPTP = x 100%
66
Tabel 4.7
Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak dengan SPMP
Di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012-2016
(Dalam Rupiah)
Tahun Pencairan Tunggakan Pajak Penerimaan Pajak Kontribusi (%) Klasifikasi
2012 3.344.990.411 43.598.995.986 7,67% Sedang
2013 6.953.483.194 56.694.612.828 12,26% Sedang
2014 1.978.085.059 53.171.727.629 3,72% Baik
2015 4.206.708.257 99.691.119.131 4,22% Baik
2016 2.413.682.906 35.065.781.182 6,88% Sangat Baik
Sumber : Data diolah
Besarnya pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan SPMP terhadap
penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012 sebesar 7,67%.
Angka tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp 3.344.990.411
dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp 43.598.995.986. Berdasarkan kriteria
kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan
pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2012 sangat kurang. Tahun 2013
pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan SPMP terhadap penerimaan pajak di
KPP Penanaman Modal Asing Satu juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan tahun 2012 yaitu hanya sekitar 12,26%. Angka tersebut diperoleh dari
pencairan tunggakan pajak sebesar Rp. 6.953.483.194 yang meningkat dengan
penerimaan pajak yang sebesar Rp 56.694.612.828. Berdasarkan kriteria kinerja
keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di
KPP KPP Penanaman Modal Asing Satu juga tergolong kurang. Untuk tahun 2014
sebesar 3,72%. Angka tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp
1.978.085.059 dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp 53.171.727.629.
Berdasarkan kriteria kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak
terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2014
67
tergolong sangat kurang. Tahun 2015 pengaruh pencairan tunggakan pajak dengan
SPMP terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu hanya
sekitar 4,22%. Angka tersebut diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar
Rp. 4.206.708.257 yang meningkat dengan penerimaan pajak yang sebesar Rp
99.691.119.131. Berdasarkan kriteria kinerja keuangan, maka pengaruh pencairan
tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di KPP Penanaman Modal Asing Satu
juga tergolong sangat kurang. Untuk tahun 2016 sebesar 6,88%. Angka tersebut
diperoleh dari pencairan tunggakan pajak sebesar Rp 2.413.682.906 dengan
penerimaan pajak yang sebesar Rp 35.065.781.182. Berdasarkan kriteria kinerja
keuangan, maka pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak di
KPP Penanaman Modal Asing Satu Periode 2016 tergolong sangat kurang. Dikatakan
sangat kurang karena kriteria kinerja keuangannya tidak mencapai diatas 50%.
Penagihan Aktif masih sangat kurang kontribusinya dalam membentuk penerimaan
pajak secara umum di KPP Penanaman Modal Asing Satu.
Tabel 4.8
Perbandingan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Sekarang
Surat Paksa
Tahun Tingkat Tingkat Efektivitas Tingkat Tingkat Kontribusi
Efektivitas Penelitian Sekarang Kontribusi Penelitian Sekarang
Penelitian Penelitian
Sebelumnya Sebelumnya
2012 19,27% 75,56% 0,14% 26,67%
(Tidak Efektif) (Kurang efektif) (Sangat Kurang) (Sedang)
2013 32,62% 39,32% 0,22% 24,62%
(Tidak efektif (Tidak efektif) (Sangat Kurang) (Sedang)
Sumber : Data diolah
68
Sumber :
1. Ferina Verodetha (2014) : Analisis Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi
Selatan.