Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN

PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN


SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN
TUNGGAKAN PAJAK
(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-2012)

Mala Rizkika Velayati,


Siti Ragil Handayani,
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
mala.rizq@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan kontribusi
tindakan penagihan pajak aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagai
pencairan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-
2012. Fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: tindakan penagihan pajak aktif
dengan Surat Teguran dan Surat Paksa berupa realisasi dan target penerbitan serta
realisasi target pencairan tunggakan pajak Surat teguran dan Surat Paksa tahun 2010-
2012; data total penerimaan pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu tahun 2010-
2012. Hasil penelitian dengan menggunakan rumus efektivitas menunjukkan bahwa
efektivitas Surat Teguran tergolong tidak efektif. Efektivitas Surat Paksa pada tahun
2010 dan 2012 tergolong tidak efektif tetapi di tahun 2011 dikategorikan sangat efektif.
Penilaian tingkat kontribusi dengan menggunakan Rasio Penerimaan Tunggakan Pajak
(RPTP) menunjukkan Surat Teguran dan Surat Paksa masuk kategori sangat kurang.

Kata kunci : Surat Teguran, Surat Paksa, pencairan tunggakan pajak, efektivitas,
kontribusi

1. PENDAHULUAN berkesinambungan serta merata di


Negara Republik Indonesia adalah seluruh tanah air yang bertujuan untuk
negara hukum berdasarkan Pancasila dan meningkatkan kehidupan bangsa dan
Undang-Undang Dasar 1945. Di dalam negara secara adil, makmur dan merata
negara hukum, setiap aspek tindakan di seluruh lapisan rakyat Indonesia.
pemerintahan baik dalam lapangan Kendala dana yang tidak sedikit
pengaturan maupun dalam lapangan merupakan salah satu hambatan yang
pelayanan harus didasarkan pada mengganggu tercapainya tujuan
peraturan perundang-undangan serta pembangunan nasional. Pajak
dijiwai dengan pembangunan hukum merupakan alternatif yang sangat
nasional. Pembangunan hukum nasional potensial dalam rangka peningkatan
merupakan bagian dari pembangunan dana. Berdasarkan hal itu maka
nasional yang perlu dilaksanakan secara peningkatan kesadaran masyarakat

1
dalam hal perpajakan harus didukung memberikan penekanan yang lebih pada
dengan peningkatan peran aktif dalam keseimbangan antara kepentingan
melaksanakan peraturan perundang- masyarakat, Wajib Pajak dan
undangan perpajakan. kepentingan negara.
Sistem pemungutan pajak di dunia Perkembangan keadaan yang
ada 3 jenis, self assessment, official terjadi di masyarakat dan didukung
assessment, dan withholding tax. adanya reformasi, Undang-Undang
Indonesia menganut sistem self Nomor 19 Tahun 1997 diperbarui
assessment berdasarkan UU No. 28 menjadi Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Tahun 2000, tetapi kenyataannya hutang
dan Tata Cara Perpajakan khususnya pajak yang belum dilunasi oleh Wajib
ayat 1 dan 2. Berdasarkan ketentuan Pajak masih menjadi hambatan yang
tersebut, maka Wajib Pajak wajib untuk besar. Hutang pajak yang belum dilunasi
melakukan kegiatan menghitung, sering dihadapi karena peningkatan
membayar dan melaporkan melalui Surat jumlah tunggakan pajak masih belum
Pemberitahuan. Kepercayaan yang telah bisa diimbangi oleh kegiatan pencairan.
diberikan oleh pemerintah terhadap Telah dilakukan berbagai tindakan
Wajib Pajak dalam sistem self penagihan pajak oleh fiskus terhadap
assessment system ini seharusnya dapat Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak
berjalan sesuai rencana. Wajib Pajak dengan penagihan pasif maupun aktif.
mampu melaksanakan kewajiban Penagihan pasif dilakukan sebelum
perpajakannya secara baik tanpa adanya tanggal jatuh tempo melalui himbauan,
kelalaian, kesengajaan, maupun baik dengan surat maupun dengan
ketidaktahuan atas kewajibannya telepon atau media lainnya. Penagihan
tersebut. Upaya untuk meminimalisasi aktif dilakukan setelah tanggal jatuh
adanya tindakan tersebut maka perlu tempo dengan diterbitkannya Surat
adanya penegakan hukum (law Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah
enforcement) atas kepatuhan Wajib Melakukan Penyitaan hingga
Pajak. Kepatuhan dalam hal ini pelaksanaan penjualan barang yang
contohnya adalah kewajibannya dalam disita melalui lelang barang milik
membayar pajak yang terutang tetapi Penanggung Pajak.
dibayar terlambat ataupun belum Efektivitas yang berarti
dibayar. keberhasilan dalam mencapai tujuan atau
Negara Indonesia memberikan target dari suatu aktivitas tertentu.
tanggung jawab kepada Direktorat Efektivitas merupakan pencapaian hasil
Jenderal Pajak (DJP) untuk bertindak yang sesuai dengan target yang telah
sebagai law enforcement agent. Hal ditentukan sebelumnya. Kontribusi
tersebut dilakukan Direktorat Jenderal adalah suatu tindakan untuk ikut serta
Pajak untuk mengoptimalisasi bertindak aktif dengan mengoptimalkan
penerimaan pajak yang masih terhalangi kemampuan yang bertujuan memberikan
oleh oleh beberapa kendala. Law manfaat bagi masyarakat.
enforcement (penegakan hukum) dalam Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
perpajakan harus dilaksanakan secara Pratama Batu mempunyai perkembangan
konsisten (Rusjdi, 2007:10). Produk tunggakan pajak tahun 2010-2012 yang
hukum berupa peraturan perpajakan terjadi di KPP Pratama Batu
yang lebih baik diharapkan dapat memperlihatkan adanya fenomena

2
peningkatan jumlah tunggakan pajak kenaikan yang tercantum dalam Surat
yang terjadi pada tahun 2010 sampai Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya
2012 pada KPP Pratama Batu. Pada berdasarkan ketentuan peraturan
tahun 2011 telah terjadi penurunan perundang-undangan perpajakan.”
tunggakan pajak sebesar (Kurniawan & Pamungkas, 2006:1)
Rp5.529.500.016,00. Di tahun 2012
terjadi peningkatan jumlah tunggakan 2.1.3 Pengertian Penagihan Pajak
pajak sebesar Rp171.524.782.573,00. Penagihan pajak adalah
Tunggakan pajak yang sulit serangkaian tindakan agar Penanggung
tertagih tersebut seharusnya Pajak melunasi utang pajak dan biaya
ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya penagihan pajak dengan menegur atau
tindakan penagihan pajak yang memperingatkan, melaksanakan
mempunyai kekuatan hukum bersifat penagihan seketika dan sekaligus,
memaksa. Tindakan penagihan pajak memberitahukan Surat Paksa,
aktif merupakan solusi terakhir dalam mengusulkan pencegahan, melaksanakan
pemegang peranan penting dalam penyitaan, melaksanakan penyanderaan,
penegakan hukum di bidang perpajakan. menjual barang yang telah disita
Inilah yang mendasari ketertarikan (Kurniawan & Pamungkas, 2006:1).
peneliti untuk mengangkat ke dalam
penelitian yang berjudul “Analisis 2.1.4 Dasar Penagihan Pajak
Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Dasar yang digunakan dalam
Penagihan Pajak Aktif dengan Surat penagihan pajak sesuai Pasal 18
Teguran dan Surat Paksa sebagai Undang-Undang KUP, penagihan pajak
Pencairan Tunggakan Pajak (Studi secara aktif akan dilakukan yaitu:
pada Kantor Pelayanan Pajak a. Surat Tagihan Pajak (STP)
Pratama Batu Tahun 2010-2012)”. b. Surat Ketetapan Pajak (SKP), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar
2. KAJIAN PUSTAKA (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak
2.1 Pajak Kurang Bayar Tambahan
2.1.1 Pengertian Pajak (SKPKBT)
Pajak adalah kontribusi wajib c. Surat Keputusan Pembetulan
kepada negara yang terutang oleh orang d. Surat Keputusan Keberatan
pribadi atau badan yang bersifat e. Putusan Peninjauan Kembali
memaksa berdasarkan Undang-Undang (banding). (Waluyo, 2010:57-58).
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk 2.1.5 Tahapan dan Jadwal Waktu
keperluan negara bagi sebesar-besarya Penagihan Pajak Aktif
kemakmuran rakyat (Undang-Undang Tahapan-tahapan dalam pelaksa-
No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan naan tindakan penagihan pajak aktif
Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU adalah sebagai berikut:
KUP)). a. Surat Teguran
Apabila utang pajak yang tercantum
2.1.2 Pengertian Utang Pajak dalan Surat Tagihan Pajak, Surat
“Utang pajak adalah pajak yang Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
masih harus dibayar termasuk sanksi Ketetapan Pajak Kurang Bayar
administrasi berupa bunga, denda, atau Tambahan, tidak dilunasi sampai

3
melewati tujuh hari dari batas waktu oleh Penanggung Pajak setelah lewat
jatuh tempo. waktu dua kali 24 jam sejak Surat
b. Surat Paksa Paksa diberitahukan kepadanya, maka
Apabila utang pajak tidak dilunasi pejabat segera menerbitkan Surat
setelah 21 hari dari tanggal Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
Teguran maka akan diterbitkan Surat (SPMP).
Paksa yang disampaikan oleh Juru Sita d. Jika utang pajak dan biaya penagihan
Pajak Negara dengan dibebani biaya yang masih harus dibayar tidak
penagihan paksa sebesar Rp25.000,00 dilunasi oleh Penanggung Pajak
(dua puluh lima ribu rupiah), utang setelah lewat 14 hari sejak tanggal
pajak harus dilunasi dalam waktu 2x24 pelaksanaan penyitaan, maka pejabat
jam. segera melakukan pengumuman
c. Surat Sita lelang.
Apabila utang pajak belum juga e. Pejabat segera melakukan penjualan
dilunasi 2x24 jam dapat dilakukan barang sitaan Penanggung Pajak
tindakan penyitaan atas barang-barang melalui kantor lelang apabila utang
Wajib Pajak dengan dibebani biaya pajak dan biaya penagihan yang masih
pelaksanaan sita Rp75.000,00 (tujuh harus dibayar tidak dilunasi oleh
puluh lima ribu rupiah). Penanggung Pajak setelah lewat
d. Lelang waktu 14 hari sejak tanggal
Dalam waktu 14 hari setelah tindakan pengumuman lelang.
penyitaan, utang pajak belum dilunasi f. Terhadap Penanggung Pajak dapat
maka dilanjutkan dengan tindakan dilakukan penagihan seketika dan
pelelangan melalui Kantor Lelang kepada Penanggung Pajak yang
Negara. Dalam hal ini biaya penagihan bersangkutan dapat diterbitkan Surat
paksa dan biaya pelaksanaan sita belum Paksa tanpa menunggu lewat
dibayar maka akan dibebankan tenggang waktu 21 hari sejak Surat
bersama-sama dengan biaya iklan untuk Teguran diterbitkan.
pengumuman lelang pada saat
pelelangan (Suandy, 2006:45). 2.2 Efektivitas
Jadwal waktu pelaksanaan Efektivitas adalah kemampuan
penagihan aktif yang dilakukan oleh untuk menentukan tujuan yang memadai,
Direktorat Jenderal Pajak ditentukan do the right things, dan efektivitas
sebagai berikut: berhubungan dengan pencapaian tujuan
a. Penerbitan Surat Teguran sebagai tertentu (Molan, 2003:169).
awal tindakan pelaksanaan penagihan Formula untuk mengukur
pajak dilakukan segera setelah tujuh efektivitas yang terkait dengan
hari sejak jatuh tempo pembayaran. perpajakan adalah perbandingan antara
b. Apabila jumlah utang pajak yang realisasi pajak dengan target pajak
masih harus dibayar tidak dilunasi (Halim, 2001).
oleh Penanggung Pajak setelah lewat
21 hari sejak diterbitkannya Surat
Teguran, maka pejabat segera
menerbitkan Surat Paksa (SP). Berikut adalah indikator untuk
c. Apabila jumlah utang pajak yang mengetahui seberapa tingkat efektivitas
masih harus dibayar tidak dilunasi

4
dari hasil menghitung formula atau kenaikan yang tercantum dalam
efektivitas. Surat Ketetapan Pajak atau srat
Tabel 1 Klasifikasi Pengukuran sejenisnya berdasarkan ketentuan
Efektivitas Peraturan Perundang-Undangan
Persentase Kriteria Perpajakan” (Kurniawan &Pamungkas,
>100% Sangat efektif 2006:1).
90-100% Efektif
80-90% Cukup efektif 3. METODOLOGI
60-80% Kurang efektif Jenis penelitian yang digunakan
<60% Tidak efektif dalam penelitan ini adalah metode
Sumber: Depdagri, Kepmendagri penelitian deskriptif. Melalui metode
No.690.900.327 Th. 1996 deskriptif maka akan dideskripsikan,
digambarkan, atau pun dilukiskan
2.3 Kontribusi fenomena-fenomena yang terjadi.
Kontribusi adalah sesuatu yang Fenomena tersebut adalah penagihan
diberikan bersama-sama dengan pihak pajak aktif dengan Surat Teguran dan
lain untuk tujuan biaya atau kerugian Surat Paksa dalam pencairan tunggakan
tertentu atau bersama (Guritno, pajak. Hal ini akan dibandingkan
1992:76). keefektifannya dan nilai kontribusinya
Menghitung kontribusi penerimaan terhadap penerimaan pajak di Kantor
pajak yang berasal dari pencairan Pelayanan Pajak yang dimulai pada
tunggakan dengan rumus Rasio tahun 2010 hingga 2012. Penggunaan
Penerimaan Pajak Tunggakan Pajak metode deskriptif maka akan didapatkan
(RPTP): gambaran perbandingan mengenai
tingkat efektivitas dan kontribusi
penagihan pajak aktif dengan Surat
Teguran dan Surat Paksa dalam
Untuk menginterpretasikan rasio pencairan tunggakan pajak.
pencairan tunggakan pajak terhadap
penerimaan pajak digunakan kriteria 3.1 Fokus Penelitian
sebagai berikut. a. Tindakan penagihan pajak aktif yang
Tabel 2 Klasifikasi Kriteria Kontribusi berupa Surat Teguran dan Surat Paksa
Persentase Kriteria berupa realisasi dan target penerbitan
0,00-10% Sangat kurang Surat Teguran dan Surat Paksa pada
10,10-20% Kurang tahun 2010-2012 serta realisasi dan
20,10-30% Sedang target pencairan tunggakan pajak
30,10-40% Cukup baik Surat Teguran dan Surat Paksa.
40,10-50% Baik b. Data total penerimaan pajak Kantor
>50% Sangat baik Pelayanan Pajak Pratama Batu tahun
Sumber: Depdagri, Kemendagri No 690.900.327 2010-2012.
Tahun 1996
3.2 Teknik Analisis
2.4 Tunggakan Pajak a. Mengklasifikasikan laporan kegiatan
“Tunggakan pajak adalah pajak penagihan pajak aktif tahun 2010-
yang masih harus dibayar termasuk 2012 berdasarkan penerbitan Surat
sanksi administrasi berupa bunga, denda Teguran dan Surat Paksa serta

5
pencairan yang disebabkan Surat 3.959.947.514,00 dengan pencairan
Teguran dan Surat Paksa sebesar Rp 44.697.025,00 atau sekitar
b. Menghitung efektivitas penagihan 1,13%. Tingkat keefektifan di tahun
pajak aktif dengan Surat Teguran dan ini masuk dalam golongan tidak
Surat Paksa periode 2010-2012 efektif.
dengan menggunakan rumus: Pada tahun 2011, tingkat
efektivitasnya sebesar 8,97% dengan
nilai nominal Surat Teguran yang
diterbitkan Rp 498.109.828,00 dan
yang cair adalah Rp 44.691.181,00.
Nilai tingkat efektivitas tahun ini
tergolong kategori tidak efektif.
Pada tahun 2012, nilai nominal
yang berasal dari penerbitan Surat
c. Menghitung kontribusi penerimaan Teguran adalah Rp
pajak yang berasal dari pencairan 22.050.774.335,00 dengan pencairan
tunggakan dengan Surat Teguran dan Rp 242.612.315,00 atau sekitar
Surat Paksa periode 2010-2012 1,10%. Berdasarkan indikator
dengan rumus Rasio Penerimaan pengukuran efektivitas penerbitan
Pajak Tunggakan Pajak (RPTP): Surat Teguran selama tahun 2013
tergolong tidak efektif.
Terdapat beberapa alasan
tingkat efektivitas pencairan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tunggakan pajak dengan Surat
4.1 Efektivitas dalam Pencairan Teguran adalah sebagai berikut:
Tunggakan Pajak 1) Wajib Pajak lalai dalam
a. Dengan Surat Teguran melaksanakan kewajibannya untuk
Berikut ini adalah tabel yang melunasi utang pajaknya
menunjukkan pembayaran Surat 2) Wajib Pajak tidak mampu untuk
Teguran dan tingkat efektivitas melunasi utang pajaknya
penagihan pajak dengan Surat 3) Wajib Pajak tidak dapat diakses
Teguran. kembali tempat tinggalnya
Tabel 3 Pembayaran Surat Teguran di
KPP Pratama Batu Tahun 2010-2012 b. Dengan Surat Paksa
Tingk. Berikut ini adalah tabel yang
ST Terbit ST Cair
Th
(Rp) (Rp)
Efektivit menunjukkan penerbitan Surat Paksa,
as pembayaran Surat Paksa, serta tingkat
2010 3.959.947.514 44.697.025 1,13% efektivitas penagihan pajak aktif
2011 498.109.828 44.691.181 8,97%
2012 22.050.774.335 242.612.315 1,10%
dengan Surat Paksa.
Sumber: data sekunder Tabel 4 Pembayaran Surat Paksa di KPP
Pratama Batu Tahun 2010-2012
Berdasarkan Tabel 3, ditinjau
SP Terbit SP Cair Tingk.
dari segi nilai nominalnya, Th
(Rp) (Rp) Efektivitas
pembayaran dengan Surat Teguran 2010 2.144.515.573 1.021.015.110 47,61%
pada tahun 2010, penerbitan Surat 2011 1.409.504.194 1.428.206.518 101,33%
Teguran di Kantor Pelayanan Pajak 2012 57.130.565 33.587.728 58,79%
Pratama Batu tercatat Rp Sumber: data sekunder diolah

6
Berdasarkan Tabel 4, ditinjau Tabel 5 Perbandingan Pencairan
dari segi nominal, pembayaran Surat Tunggakan Pajak Surat Teguran terhadap
Paksa pada tahun 2010, penerbitan Penerimaan Pajak KPP Pratama Batu
Surat Paksa di KPP Pratama Batu Tahun 2010-2012
Pencairan Penerimaan
tercatat sebesar Rp 2.144.515.573,00 Tunggakan Pajak
Tingk.
dan berhasil dicairkan Rp Th Kontrib
Pajak (Rp dalam
1.021.015.110 sehingga telah usi
(Rp) ribuan)
didapatkan tingkat efektivitas sebesar 2010 44.697.025 75.125.020 0,06%
47,61%. Nilai di tahun ini masuk 2011 44.691.181 76.618.550 0,06%
dalam kategori tidak efektif karena 2012 242.612.315 69.838.520 0,35%
<60%. Sumber: data sekunder diolah
Tahun 2011, penerbitan Surat Berdasarkan Tabel 5, pencairan
Paksa mempunyai jumlah nominal tunggakan pajak dengan Surat
sebesar Rp 1.409.504.194,00 dan Teguran terhadap penerimaan pajak
pencairannya adalah sebesar Rp di KPP Pratama Batu di tahun 2010
1.428.206.518,00 atau sekitar mempunyai tingkat kontribusi sebesar
101,33%. Dengan nilai ini, tahun 0,06%. Nilai tersebut didapat
2011 dapat dikategorikan sangat berdasarkan perhitungan pencairan
efektif karena >100%. tunggakan pajak dengan Surat
Penerbitan Surat Paksa pada Teguran sebesar Rp 44.697.025,00
tahun 2012 masing-masing adalah dengan penerimaan pajak yang
sebesar Rp 57.130.565,00 dan Rp sebesar Rp 75.125.020.000,00. Nilai
33.587.728,00 atau sekitar 58,79%. kontribusi di tahun ini tergolong
Nilai di tahun 2012 ini masuk dalam kriteria sangat kurang dalam
kategori tidak efektif karena kurang penerimaan pajak di KPP Pratama
dari 60%. Batu.
Beberapa hal yang Pada tahun 2011, nilai
menyebabkan tidak bisa seluruhnya kontribusinya sama dengan tahun
pencairan tunggakan pajak dengan sebelumnya yaitu sebesar 0,06%.
Surat Paksa antara lain: Nominal pencairan tunggakan pajak
1. Wajib Pajak tidak mengakui sebesar Rp 44.691.181,00 dengan
bahwa memiliki utang pajak penerimaan pajak Rp
2. Wajib Pajak tidak lagi mampu 76.618.550.000,00. Nilai kontribusi
melunasi utang pajak yang hanya 0,06% masuk dalam
3. Kelalaian Wajib Pajak kategori sangat kurang.
4. Wajib Pajak mengajukan Kenaikan nilai kontribusi di
permohonan angsuran pembayaran tahun 2012 meningkat yaitu sebesar
atau mengajukan keberatan 0,35%. Nilai nominal pencairan
tunggakan pajak Rp 242.612.315,00
4.2 Kontribusi Penagihan Pajak dengan penerimaan pajak Rp
a. Dengan Surat Teguran 69.838.520.000,00. Berdasarkan
Perbandingan antara pencairan klasifikasi kriteria kontribusi, nilai
tunggakan pajak dengan Surat kontribusi di tahun ini masih
Teguran terhadap penerimaan pajak tergolong sangat kurang.
di KPP Pratama Batu disajikan dalam Hal-hal yang menyebabkan
Tabel 5. Surat Teguran tidak dapat dilunasi
antara lain:

7
1. Surat Teguran tidak dapat nominal pencairan tunggakan pajak
disampaikan ke Wajib Pajak Rp 33.587.728,00 dengan penerimaan
2. Kesadaran Wajib Pajak masih pajak Rp 69.838.520.000,00.
kurang dalam pelunasan tunggakan Berdasarkan klasifikasi kriteria
pajak dengan Surat Teguran kontribusi, nilai kontribusi di tahun
ini masih tergolong sangat kurang.
b. Dengan Surat Paksa Hal-hal yang menyebabkan
Perbandingan antara pencairan Surat Paksa tidak dapat dilunasi
tunggakan pajak dengan Surat Paksa antara lain:
terhadap penerimaan pajak di KPP 1. Surat Paksa tidak dapat
Pratama Batu disajikan dalam Tabel disampaikan ke Wajib Pajak
6. karena pindah alamat atau tidak
Tabel 6 Perbandingan Pencairan Tunggakan melapor ke kantor pajak
Pajak Surat Paksa terhadap Penerimaan 2. Kesadaran Wajib Pajak masih
Pajak KPP Pratama Batu Tahun 2010-2012 kurang dalam pelunasan tunggakan
Penerimaa pajak dengan Surat Paksa.
Pencairan Tingk.
n Pajak
Th Tunggakan Kontri
(Rp dalam
Pajak (Rp) busi 7. KESIMPULAN
ribuan)
2010 1.021.015.110 75.125.020 1,36% 1. Penagihan pajak aktif dengan Surat
2011 1.428.206.518 76.618.550 1,86% Teguran di Kantor Pelayanan Pajak
2012 33.587.728 69.838.520 0,05% Pratama Batu dari tahun 2010-2012
Sumber: data sekunder diolah tergolong tidak efektif baik dilihat
Berdasarkan Tabel 6, pencairan dari jumlah lembar maupun nilai
tunggakan pajak dengan Surat Paksa nominal yang tertera dalam Surat
terhadap penerimaan pajak di KPP Teguran. Penyebabnya antara lain
Pratama Batu di tahun 2010 Wajib Pajak lalai dalam
mempunyai tingkat kontribusi sebesar melaksanakan kewajibannya untuk
1,36%. Nilai tersebut didapat melunasi utang pajak, tidak mampu
berdasarkan perhitungan pencairan untuk melunasi utang pajak, dan
tunggakan pajak dengan Surat Paksa tempat tinggal Wajib Pajak tidak
sebesar Rp 1.021.015.110,00 dengan dapat ditemui.
penerimaan pajak yang sebesar Rp 2. Penagihan pajak aktif dengan Surat
75.125.020.000,00. Nilai kontribusi di Paksa di tahun 2010 dan 2012
tahun ini tergolong kriteria sangat termasuk kategori efektivitas yang
kurang dalam penerimaan pajak di tidak efektif dan kemudian pada
KPP Pratama Batu. tahun 2011 tingkat efektivitasnya
Pada tahun 2011, nilai tergolong dalam kategori sangat
kontribusinya sebesar 1.86%. efektif dalam hal nilai nominal
Nominal pencairan tunggakan pajak maupun nilai yang tertera dalam Surat
sebesar Rp 1.428.206.518,00 dengan Paksa. Pencairan tunggakan pajak
penerimaan pajak Rp dengan Surat Paksa belum bisa
76.618.550.000,00. Nilai kontribusi tercapai sepenuhnya dikarenakan
yang hanya 1,86% masuk dalam adakalanya Wajib Pajak mengajukan
kategori sangat kurang. keberatan ataupun angsuran
Penurunan nilai kontribusi di pembayaran atas utang pajak tersebut.
tahun 2012 yaitu sebesar 0,05%. Nilai

8
3. Kontribusi penagihan pajak aktif pemahaman dan kesadaran
dengan Surat Teguran dan Surat masyarakat untuk membayar pajak.
Paksa di Kantor Pelayanan Pajak 3. KPP Pratama Batu dapat bekerjasama
Pratama Batu di tahun 2010-2012 dengan pihak-pihak lain yang lebih
tergolong dalam kriteria sangat kompeten untuk terus
kurang terhadap penerimaan pajak. menindaklanjuti proses penagihan
Penagihan pajak aktif mempunyai aktif yang terhambat tanpa melihat
tingkat kontribusi dengan persentase perbedaan status sosial. Hal ini
kurang dari 10%. dilakukan sebagai bagian penegakan
4. Tingkat efektivitas maksimal dengan hukum secara sungguh-sungguh (law
Surat Teguran terjadi pada tahun enforcement).
2011 dan tingkat kontribusi maksimal 4. KPP Pratama Batu juga harus
dengan Surat Teguran terjadi pada melakukan sosialisasi undang-undang
tahun 2012. Tingkat efektivitas pajak kepada pihak ketiga yang akan
maksimal dengan Surat Paksa ada diajak bekerja sama. Dengan cara ini
pada tahun 2011 dan tingkat diharapkan pihak ketiga akan lebih
kontribusi maksimal dengan Surat memahami hak dan kewajibannya
Paksa terjadi pada tahun 2011. Jadi, serta dapat memberikan bantuannya
belum tentu jika tingkat efektivitas secara optimal.
maksimal suatu tahapan di tahun
tertentu maka akan mempunyai DAFTAR PUSTAKA
tingkat kontribusi yang maksimal Kurniawan, Panca dan Bagus
dengan tahapan dan tahun yang sama. Pamungkas. 2006. Penagihan
Pajak di Indonesia, Edisi
8. SARAN Pertama, Bayumedia Publishing,
Adapun saran-saran yang penulis Malang.
berikan untuk KPP Pratama Batu di Rusjdi, Muhammad. 2007. PPSP
tahun-tahun berikutnya, antara lain: Penagihan Pajak dengan Surat
1. KPP Pratama Batu sebaiknya terlebih Paksa. Jakarta:Macanan Jaya
dahulu melakukan penelitian Cemerlang.
lapangan, yaitu pada saat wajib pajak Suandy, Erly. 2006. Perpajakan. Edisi 2.
mendaftarkan diri untuk memperoleh Jakarta:Salemba Empat.
NPWP. Hal ini sangat penting untuk Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia.
dilakukan agar alamat wajib pajak Jakarta:Salemba Empat.
yang sebenarnya dapat diketahui Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia.
dengan lebih mudah. Jakarta:Salemba Empat.
2. KPP Pratama Batu sebaiknya Zuraida, Ida dan L. Y. Hari Sih
melaksanakan kegiatan penyuluhan Advianto. 2011. Penagihan
perpajakan yang lebih efektif dan Pajak: Pajak Pusat dan Pajak
efisien untuk mensosialisasikan Daerah. Bogor: Ghalia
perundang-undangan perpajakan Indonesia.
kepada masyarakat KPP Batu dapat
pula bekerjasama dengan pihak lain
untuk menyelenggarakan acara yang
menarik dan dapat meningkatkan

Anda mungkin juga menyukai