BAB II
PEMBAHASAN
A. PELURUHAN ALFA ( α )
Peluruhan alfa adalah emisi partikel alfa (inti helium) yang dapat
dituliskan sebagai 4
2 He atau 4
2 . Ketika sebuah inti tidak stabil
mengeluarkan sebuah partikel alfa maka noor atom berkurang dua dan
noor massanya berkurang empat.
Peluruhan alfa ini diasumsikan dan neutron dan dua proton yang
berada dalam inti yang membentuk partikel alfa. Dua proton dan neutron
ini bergerak terus di dalam inti, yang kadang-kadang bergabung dan
terkadang terpisah. Di dalam inti partikel alfa terikat oleh gaya inti yang
sangat kuat. Tetapi jika partikel alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari
inti ia akan segera merasakan tolakan gaya Coulomb.
Dalam peluruhan alfa, sebuah inti tidak stabil meluruh menjadi 2
inti ringan dan sebuah partikel alfa (sebuah inti 4He), menurut reaksi
A
Z X N ZA24 X ' N 2 24 He 2
X dan X’ menyatakan jenis inti yang berbeda.
Jenis peluruhan seperti ini membebaskan energy, karena inti hasil
peluruhan terikat lebih erat daripada inti semula. Energy yang
terbebaskan, yang muncul sebagai energi kinetik partikel alfa dan inti
“anak” (daughter) X’:
Q m X m X ' m c 2
jadi, kita dapat menggunakan saja massa atom). Karena energi yang
terbebaskan muncul sebagai energi kinetik, maka:
Q K X ' K
dengan anggapan kita telah memilih suatu kerangka acuan dalam mana
inti X diam. Momentum linear juga kekal dalam proses peluruhan ini,
1
Pendahuluan Fisika Inti
p p X '
eliminasikan 𝑝𝑥′ dan 𝐾𝑥 ’, karena biasanya kita tidak mengamati inti anak
dalam laboratorium (sebuah partikel alfa dapat bergerak dalam suatu
bahan relatif lebih jauh daripada suatu inti berat). Karena energi khas
peluruhan partikel alfa adalah beberapa MeV, maka energi kinetik alfa
dan inti anak kecil sekali dibandingkan terhadap energi diam masing-
masingnya. Jadi, kita dapat menggunakan mekanika tak relativistik untuk
menghitung energi kinetik partikel alfa yang memberikan hasil:
A4
K Q
A
Peluruhan alfa merupakan salah satu contoh dari efek terobos
halang. Partikel alfa terikat dalam inti atom oleh gaya inti. Begitu ia
bergerak melewati jari-jari inti R, ia merasakan tolakan Coulomb dari inti
anak. Tinggi potensial halang dalam inti berat adalah 30 hingga 40 MeV.
Khasnya, partikel alfa memiliki energi 4 hingga 8 MeV. Jadi, tidaklah
mungkin bagi partikel alfa untuk melewati penghalang inti; satu-satunya
cara partikel alfa dapat muncul keluar adalah dengan “menerowong”
penghalang.
Probabilitas per satuan waktu λ bagi partikel alfa untuk muncul di
laboratorium adalah probabilitas menerobos potensial halang dikalikan
dengan banyaknya partikel alfa menumbuk penghalang per detik dalam
2
Pendahuluan Fisika Inti
usahanya untuk keluar. Jika partikel alfa bergerak dengan laju v di dalam
sebuah inti berjari-jari R, maka selang waktu yang diperlukannya untuk
menumbuk penghalang bolak-balik di dalam inti adalah 2R/v. Dalam inti
berat R~6 fm, partikel α menumbuk “dinding” inti sebanyak 10²² kali per
detik.
3
Pendahuluan Fisika Inti
4
Pendahuluan Fisika Inti
b. Ionisasi
5
Pendahuluan Fisika Inti
238
Gambar 9. 13 spectrum alfa dari U
92
A A1
diskrit dari tingkat dasar inti Z X ke tingkat dasar inti Y teori
Z 2
6
Pendahuluan Fisika Inti
Inti dari gambar di atas adalah agar partikel alfa dapat lolos daro\i
inti, maka ia harus memilii energy minimal 25 MeV (setara dengan
membawa partikel alfa dari jarak tak hingga ke dekat initi tapi masih di
luat jangkauan gaya Tarik inti). Namun peluruhan alfa hanya memiliki
energy sekitar 4-9 MeV, sehingga terjadi kekurangan enenrgi sebesar 16-
21 MeV untuk meloloskan diri dari inti.
Persoalan kekurangan energy tersebut dapat dijawab secara
mekanika kuantum oleh Ganow, Gurney dan Condon. Ada 3 prinsip yang
dikemukakan untuk menjawabnya:
a. Partikel alfa bias ada sebagai partikel di dalam inti
b. Partikel semacam ini terus menrus dalam inti oleh rintangan
potensial yang melingupinya
7
Pendahuluan Fisika Inti
Konstanta peluruhan v .T
Dimana v adalah frekuensi tumbukan dan T adalah peluang partikel alfa
menembus rintangan potensial.
v
Frekuensi tumbukan partikel v
2R0
Dimana v adalah kecepatan partikel alfa dan R0 adalah jari-jari nuklr.
Karena v > K, maka dalam fisika klasik terjadi transmisi adalah
tidak mungkin (T=0). Sedangkan secara mekanika kuantuk partikel alfa
bergerak dipandang sebagai gelombang dengan peluang transmisi T.
Gamow, Gurney, dan Candon pada tahun 1982 secara terpisah
berhasil menjelaskan peristiwa peluruhan alfa dengan menggunakan
perhitungan mekanika kuantum. Mereka mengasumsikan bahwa zarah
alfa berada dalam inti dilingkupi oleh sebuah potensial inti. Potensial
dalam inti tersebut diasumsikan sama dengan nol untuk mensimulasikan
efek coulomb di dalam inti.
Secara semi klasik, probabilitas peluruhan persatuan waktu sama
dengan jumlah tumbukan perdetik dimana zarah alfa menumbuk dinding
dikalikan dengan probabilitas P zarah untuk menembus potensial
perintang.
v
P
R
Dengan v menyatakan kecepatanzarah alfa di dalam inti.
Pendekatan yang lain yakni dengan menggu akan probabilitas P secara
klasik:
P e
Dengan diberikan oleh persmaan ze pada muatan zarah alfa
8
Pendahuluan Fisika Inti
2 zZ t e 2
b
2M o Q dr
h R r
Jarak b disebabkan adanya efek pentalan dari inti turunan pada
saat peluruhan maka terjadi reduksi massa zarah alfa yakni:
m mt
M0
m mt
4 zZ t e2
h
cos 1 y y 1 y
1/ 2
Dengan v menyatakan kecepatan relative zarah alfa terhadap inti
turunan
R Q
y
b b
Selanjutnya untuk energy peluruhan zarah alfa dapt dirumuskan
sebagai berikut:
1 zZ e 2
Q M 0v 2 t
2 b
Dengan b menyatakan titik balik, sehingga diperoleh konstanta
peluruhan alfa dalam potensial yang tebal adalah:
4Zt e 2 8
v
exp
Z t e 2 M 0 R 1 / 2
R hv h
Soal:
Jawab:
Peluruhan alfa adalah emisi partikel alfa (inti helium) yang
dapat dituliskan sebagai 4
2 He atau 24 . Ketika sebuah inti tidak stabil
mengeluarkan sebuah partikel alfa maka noor atom berkurang dua dan
noor massanya berkurang empat. Peluruhan alfa ini diasumsikan dan
neutron dan dua proton yang berada dalam inti yang membentuk
9
Pendahuluan Fisika Inti
partikel alfa. Dua proton dan neutron ini bergerak terus di dalam inti,
yang kadang-kadang bergabung dan terkadang terpisah. Di dalam inti
partikel alfa terikat oleh gaya inti yang sangat kuat. Tetapi jika
partikel alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari inti ia akan segera
merasakan tolakan gaya Coulomb.
Jawab:
226
88 Ra138 Rn136 +
222
86
Q 226Ra m( 222Rn ) m( ) c 2
226,025406u 222,0175574u 4,002603u 931,5MeV / u
4,871 MeV
A4 222
K Q ( )4,871 MeV
A 226
4,785 MeV
B. PELURUHAN BETA ( β )
10
Pendahuluan Fisika Inti
negatif (β-) atau bermuatan positif (β+). Partikel (β-) identik dengan
elektron, terjadi ketika inti memiliki terlalu banyak neutron relatif
terhadap proton. Sedangkan partikel (β+) identik dengan elektron yang
bermuatan positif (positron), terjadi ketika inti memiliki terlalu sedikit
neutron relatif terhadap proton.
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif yang
identik dengan elektron. Sinar beta ini bermuatan negatif dan bermassa
sangat kecil yaitu 5,5 10 4 satuan massa atom atau amu, diberi symbol
beta atau e. Sifat-sifat sinar beta yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki daya tembus yang jauh lebih besar dari pada sinar alfa
(dapat menembus lempeng timbel setebal 1 mm).
b. Daya ionisasinya lebih lemah dari sinar alfa.
c. Bermuatan listrik negatif, sehingga dalam medan listrik dibelokkan
ke arah kutub positif
d. Kecepatannya antara 0,32 sampai 0,7 kali kecepatan cahaya,
sedangkan energinya mencapai 3 MeV .
e. Didalam bahan radioaktif, lintasan sinar beta berbelok-belok karena
hamburan elektron dalam atom.
11
Pendahuluan Fisika Inti
11 Na10 Ne e
Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan
energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki
massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan
radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar β adalah berkas elektron yang
berasal dari inti atom sehingga dapat membelok ke kutub pisitif dalam
medan magnet. Partikel β bermuatan -1 C dan bermassa 5,5 X 0,00001
sma sangat kecil, dianggap tidak bermassa.
Daya tembus sinar β lebih besar daripada sinar α, sedangkan daya
ionisasi sinar β lebih kecil dari pada sinar α. Sinar β paling energik dapat
menembus 300 cm dari udara kering, dapat menembus lempengan timbel
alumunium yang cukup tebal. Sinar β disebut juga elektron berkecepatan
tinggi. Partikel beta adalah elektron atau positron yang berenergi tinggi
yang dipancarkan oleh beberapa jenis nukleus radioaktif seperti kalium -
40. Partikel beta yang dipancarkan merupakan bentuk radiasi yang
menyebabkan ionisasi, yang juga disebut sinar beta. Produksi partikel
beta disebut juga peluruhan beta.
12
Pendahuluan Fisika Inti
6 C 14 1 e 0 7 N 14 v
v disebut antineutrino yang merupakan partikel netral dengan
kelajuan c dan tidak mempunyai massa. Energi dari antineutrino
bersifat kinetik. Energi yang dilepas pada saat peluruhan yaitu:
Q m x mY c 2
Pada gambar 1 merupakan gambar spektrum energi peluruhan beta
yang berbentuk spektrum kontinu.
13
Pendahuluan Fisika Inti
c. Penangkapan Elektron
14
Pendahuluan Fisika Inti
2.4 Neutrino
15
Pendahuluan Fisika Inti
semesta - dan dari dalam proses energi tinggi yang paling dahsyat dan
sejauh yang kita tahu, ada tiga jenis neutrino, masing-masing jenis
berkaitan dengan partikel bermuatan seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
16
Pendahuluan Fisika Inti
23 23
4. Inti Ne meluruh ke inti Na dengan memancarkan beta negative.
Berapakah energy kinetic maksimum yang dipancarka?
Jawab:
23
10 Ra18 11
23
Rn12 + e v
Q m 23
Ne m( 23Na) c 2
(22,994466u 22,989770u )931,5 MeV / u
4,374 Mev
C. PELURUHAN GAMMA ( γ )
Ada tiga proses utama yang dapat terjadi apabila radiasi gamma
melewati bahan yaitu efek fotolistrik, hamburan Compton, dan produksi
pasangan. Ketiga proses tersebut melepaskan electron yang selanjtutnya
dapat mengionisasi atom-atom dalam bahan.
Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan bahan
ditentukan oleh absorbs linear (µ). Karena penyerapan intensitas
gelombang elektromagnetik melalui tiga proses utama, maka nilai (µ)
juga ditentukan oleh peluang terjadinya ketiga proses tersebut, yaitu f
t f c pp
17
Pendahuluan Fisika Inti
nyatakan bahwa semakin besar massa jenis bahkan kecil ketebalan bahan
yang dibutuhkan untuk mereduksi intensitas sinar gamma. Karena hal
inilah maka biasanya logam berat seperti besi dan timbal digunakan
sebagai perisai sinar gamma dan sinar X.
Interaksi sinar gamma denga bahan sangat berbeda dengan yang
terjadi pada partikel alfa dan partikel beta. Perbedaan ini nampak dari
daya tembus sinar gamma yang jauh lebih besar dan hukum absorbsinya.
Sinar gamma yang merupakan radiasi gelombang elektromagnetik
menunjukkan karakteristik absorbsi eksponensial terhadap bahan dan
tidak mempunyai range tertentu tidak seperti yang terdapat pada partikel-
partikel bermuatan. Partikel-partikel bermuatan terutama partikel berat
akan kehilangan energinya saat terjadi tumbukan dengan atom-atom
elektron bahan. Proses kehilangan energi terjadi dalam beberapa tahapan
kecil dan partikel secara teratur menjadi lambat sampai akhirnya berhenti
bersama dan diserap. Akan tetapi, saat beras sinar gamma hanya
menumbuk keeping enyerapan yang tipis, maka setiap foton yang
dipndahkan dari berkas akan berpindah-pindah sendiri dalam satu
kejadian. Kejadian tersebut dapat berupa proses absorbs sebenarnya
dimana dalam hal itu foton hilang atau foton dihamburkan keluar berkas.
Sifat inilah yang menyebabkan mengapa proses absorbsinya terjadi
secara eksponensial.
Tiga proses penting yang menyebabkan terjadi absorbsi sinar
gamma yaitu efek fotolistrik, hambatan Compton oleh elektron dalam
atom dan pembentukan pasang elektron dalam atom dan pembentukan
pasangan electron-positron sebagai hasil interaksi antara sinar gamma
dengan medan listrik inti atom. Dengan mekanika kuantum, probabiitas
kejadian dari setiap proses dapat ditentukan dan biasany dinyatakan
dalam koefisien absorbs. Jadi koefisien absorbsi (µ) merupakan
penjumlahan koefisien absorbs masing-masing proses. Masalahnya
koefisien absorbsi tidak dapat dinyatakan dalam suatu persamaan saja
atau satu kurva range energy saja. Karena koefisien absorbsi setiap
18
Pendahuluan Fisika Inti
proses tergantung pada energy sinar gamma yang datang dan sifat bahan
yang menyerapnya. Koefisien absorbs sebagai fungsi energy dapat
dinyatakan dengan.
E E E K E
Dimana : 𝜇 (𝐸) = koefisien absorbsi total, 𝜏 (𝐸) = koefisien absorbsi
akibat fotolistrik dan 𝜎 (𝐸) = koefisien absorbsi akibat efek hamburan
Compton serts 𝐾 (𝐸) = koefisien absorbsi akibat efek pembentukan
pasangan
Pada proses fotolistrik hf dari foton yang datang ditransfer ke
elektron terikat sehingga elektron tersebut keluar dari atom dengan
energy kinetic.
T hf I
Dimana I adalah potensial ionisasi elektron.
Jika energi foton naik, hamburan Compton menggantikan posisi
fotolistrik. Dalam hamburan Compton foton yang datang dihamburkan
oleh satu elektron. Foton menyimpang dari arah gerakan awalnya dengan
energi yang lebih rendah akibatnya foton dipindahkan dari berkas sinar
gamma yang datang.
19
Pendahuluan Fisika Inti
1
mvm hf hf 0
2
2
1 c c
mvm h h
2
2 0
h
1 cos ............................... (2.6)
me c
20
Pendahuluan Fisika Inti
Energi tiap foton adalah beda energi antara kedaan awal dan akhir
inti, di kurangi pula dengan sejumlah kecil bagi energi pental inti.
Energi-energi ini khasnya berada dalam rentang 10 keV hingga beberapa
MeV. Inti dapat pula di eksitasikan dari keadaan dasar ke suatu keadaan
eksitasi dengan menyerap foton dengan energi yang tepat, dalam serupa
dengan penyerapan resonans oleh keadaan atom.
21
Pendahuluan Fisika Inti
Soal:
Jawab:
6. Inti 12N meluruh beta ke suatu keadaan ekstasi dari 12C, yang sesudah
itu meluruh ke keadaaan dasarnya dengan memancarkan sinar gamma
4,43 MeV. Berapakah energy kinetic maksimum partikel beta yang di
pancarkan?
Jawab:
Unsure 12C memiliki massa = 12,0000000 u
4,42 MeV
12,000000 u 12,004756 u
931,5 MeV / u
Q (12,018613u 12,004756u 2 x 0,000549u )931,5 MeV / u
11,89 MeV
22
Pendahuluan Fisika Inti
D. REAKSI NUKLIR
23
Pendahuluan Fisika Inti
14
nitrogen, N, untuk menghasilkan sebuah proton, 1H, dan isotop dari
karbon, 14C, reaksinya bisa ditulis sebagai:
1
0𝑛 + 147𝑁 → 14
6𝑁 + 11𝐻
14
Terkadang reaksinya dapat disingkat sebagai N (n,p)14C.
sebuah bialngan keadaan kekekalan yang digunakan dari persamaan
reaksi:
1. Bilangan massa A dan nilai Z harus seimbang pada setiap bagian
dari hasil reaski.
2. Energi total sebelum reaksi harus sama dengan energi total setelah
reaksi. energi total yang memasukan partikel energi kinetic di
tambah energi yang dihasilkan dari massa partikel, E= mc2.
3. Momentum linear sebelum dan sesudah direaksikan harus sama.
Kaidah kuantum memerintahkan keseimbangan dari momentum sudut,
dan spin isotop dari level nuklir ( Herman dan Serber, 2003).
24
Pendahuluan Fisika Inti
neutron. Dimana kita bisa melihat beberapa jumlah kedua sisi dari
sebuah reaksi nuklir.
b) Harga, ini secara umum prinsip kekekalan dalam fisika, sah dalam
beberapa keadaan. Semat-mata pada reaksi nuklir di buat
penambahan jumlah dari nomor atom. yang mana bisa saja sama,
pada kedua sisi dari reaksi.
c) Energi dan momentum linear, ini merupakan dua dari beberapa
kegunaan prinsip dalam pembelajaran kinematika dari reaksi.
Melului itu, sudut dan kecepatan menghubungkan sebuah inisial
masalah parameter.
d) Momentum Sudut Total, ini selalu konstan dari gerak. Di dalam
reaksi
10
B + 4He 1
H +13C.
10
B adalah I = 3 dalam keadaan berbutar. Mengingat momentum
sudut partikel α nya adalah nol. Jika dalam penangkapan sebuah
gelombang (l1 = 0) lanjutan penambahan nucleus dalam keadaan
dengan Ic = 3. Kedua hasil akhir memiliki momentum sudut
instrinsik adalah ½. Karena itu, jumlahnya adalah 0 atau 1. Dengan
demikian momentum sudut relative dari hasil akhirnya menjadi lf =
2, 3 atau 4.
e) Keseimbangan, kekekalan dalam reaksi selalu di atur melalui
10
interaksi reaksi. Dala contoh senbelumnya, B, 4He dan protonnya
13
memiliki keseimbangan yang sama, walaupun C memiliki
keseimbangan taktetap. Akan tetapi, jika li = 0, kita perlu memiliki lf
= 3. Maka, orbit momentum dari hasil persamaan (1) untuk
mementukan kekekalan dari momentum sudut san keseimbangannya.
f) Spin isotop, merupakan sebuah perkiraan Hukum kekekalan itu
digunakan untuk cahaya nucleus. Dimana efek dari gaya Coulumb
sangat kecil. Sebuah reaksi nuklir menyertakan sebuah nucleus tidak
hanya Kekekalan z- penambahan dari spin isotop (sebuah
konsekuensi dari beban dan kekekalan angka baryonic) walaupun
25
Pendahuluan Fisika Inti
total spin isotop T. Reaksi itu menenpati keadaan yang baik bukan
nilai kekekalan dari Tyang kuat menghambat. Dalam sebuah contoh
reaksi d + 16O α + 14N, dimana keadaan yang baik O+, dengan
14
2,31 MeV, dari N hampir lebih seratus kali berada dari 1+
keadaannya. Kekekalan dari energi, momentum sudut dan
kesetimbangan tidak ditentukan larangan apa saja chanelnya, siapa
yang membenarkan dasar peristiwa dari kekekalan spin isotop.
Keadaan ground dari peserta nucleus dalam reaksi memiliki semua T
= 0 dan keadaanya 1+ dari 14N serta T =1 (Raciti, 2010).
26
Pendahuluan Fisika Inti
Reaksi (5.1) adalah contoh dari jenis (5.2). Perlu dicatat bahwa
jumlah neutron dan proton dipertahankan. Energik, kekekalan
momentum linear, Karena jumlah proton dalam reaksi tetap tidak
berubah, semua bobot dapat ditulis dalam bentuk massa atom, jika
elektron mengikat energi dari beberapa perbedaan eV diabaikan.
Konservasi energi, oleh karena itu, memungkinkan untuk reaksi.
𝑚𝑎 𝑐 2 + 𝑇𝑎 + 𝑀𝑥 𝐶 2 = 𝑀𝑎 𝐶 2 + 𝑇𝑏 + 𝑀𝑦 𝐶 2 + 𝑇 𝑦 ……. (5.5)
Di mana T adalah (lab.) energi kinetik setiap partikel. Bobot a dan
X keadaan dasar massa. Di sisi lain, banyak reaksi meninggalkan Y di
negara-negara bersemangat dalam kasus ini, My mewakili massa total
keadaan energi.
Nilai reaksi Q ditentukan sebagai perbedaan antara energi kinetik
akhir dan awal (bandingkan dengan Eq (4-77),
𝑄 = 𝑇𝑏 + 𝑇𝑦 − 𝑇𝑎 ………………(5.6)
𝑄 = (𝑀𝑎 + 𝑀𝑋 − (𝑀𝑏 + 𝑀𝑦 ))𝑐 2…………(5.7)
Jika Q adalah positif, reaksi dianggap eksoergik, jika Q adalah
negatif, itu endoergic. Reaksi tidak dapat berlangsung jika partikel b dan
Y timbul dengan energi kinetik positif. Itu adalah Tb + TY ≥ 0 atau
𝑄 + 𝑇𝑎 ≥ 0 ……………………………….(5.8)
Meskipun kondisi ini diperlukan, itu tidak cukup.
Nilai Q memainkan peran penting dalam reaksi nuklir dapat
ditentukan dari massa spektroskopi (Eq. (5.7)) atau dengan mengukur
energi kinetik. Kita dapat menunjukkan sebagai hasil dari kekekalan
momentum linear, hanya Tb dan sudut 0 dari b dalam kaitannya dengan
arah dan harus ditentukan dalam sistem lab.
𝑀𝑎 𝑣𝑎 = 𝑀𝑌 𝑣𝑌 𝑐𝑜𝑠∅ + 𝑀𝑏 𝑣𝑏 cos 0
0 = 𝑀𝑌 𝑣𝑌 𝑠𝑖𝑛∅ − 𝑀𝑏 𝑣𝑏 sin 0 …….(5.9)
Di dalam mengeliminasi φ, kita substitusikan 𝑀𝑣 = (2𝑀𝑇)1
untuk setiap partikel dan persamaannya.
(𝑀𝑎 𝑇𝑎 )1 − (𝑀𝑏 𝑇𝑏 )1 cos 0 = (𝑀𝑌 𝑇𝑌 )1 cos ∅
(𝑀𝑏 𝑇𝑏 )1 sin 0 = (𝑀𝑌 𝑇𝑌 )1 sin ∅…………….(5.10)
27
Pendahuluan Fisika Inti
28
Pendahuluan Fisika Inti
29
Pendahuluan Fisika Inti
Jumlah besar dari energi (lebih tinggi dari fisi) hasilnya dapat
digunakan pada energi reaksi fusi (reaksi deuterium-tritium). Sekarang
ini disini tidak komersial reactor fusi dan tidak terimpikan untuk bisa
terkumpul dari beberapa tahun. Bentuk asli reactor fusi di ketahui
sebagai ITER (internasional termonuklir ekperimen reactor) dibangun
di prancis dan di atur untuk menghasilkan plasma pertama di tahun
2018.
c. Energi radio isotope
238 210
Salah satu dari dua radio isotop (e.g Pu, Po) atau produk
85 90
fisi radioaktif (e.g Kr, Sr) bisa menghasilkan peluruhan dengan
menggunakan hasil tenaga listrik. Bentuk dari sumber kekuatannya
sebagian besar digunakan dalam penggunaan ruang yang jauh (Murty
dan Charit, 2013).
30
Pendahuluan Fisika Inti
Interaksi yang terjadi sebanding dengan fluks neutron, rapat atom, luas
target, dan ketebalan target. Pada saat neutron menembus bahan, neutron
akan mengalami hamburan dan serapan dengan tiga prensip mekanisme
seperti hamburan elastis, hamburan tak elastis dan penyerapan neutron.
Dalam menilai kemampuan bahan perisai menyerap neutron
biasanya digunakan koefisien serapan atomik atau penampang interaksi
mikro (tampang lintang mikroskopis) σ, yang menunjukkan
kemungkinan setiap atom bahan penyerap berinteraksi dengan neutron.
Untuk tenaga neutron yang berbeda maka akan mempunyai tempang
serapan yang berbeda pula. Satuan tampang lintang neutron adalah barn,
1 barn sama dengan 1024 𝑐𝑚2 . Pada gambar 1 berikut ini dapat dilihat
gambar penyerapan neutron dalam material dengan ketebalan x.
Dalam perhitungan teoritis ∆x dipilih sedemikian sehingga nA
∆x = 1, dengan demikian fluks zarah dapat dituliskan
1
= 𝑛𝑎 𝑣𝑎
𝐴
Dengan 𝑛𝑎 dan 𝑣𝑎 secara berurutan menyatakan jumlah zarah proyektil
persatuan volume, dan kecepatan relative zarah proyektil dengan inti
target.Jika penampang lintang inti diketahui maka dapat ditentukan yield
N dari hasil reaksi, yakni :
𝑁 = 𝑛σ∆x 𝑙
Disini diasumsikan bahwa ketebalan lempeng sangat tipis sehingga tidak
terjadi kehabisan berkas. Jika lempeng cukup tebal, maka asumsi tersebut
tidak berlaku, karena setiap reaksi menghabiskan satu berkas zarah.
Untuk ketebalan bahan dx, diperoleh :
dN = -dl = n σ ∆d l
Dengan mengintegralkan keseluruh ketebalan lempeng t, diperoleh :
𝐼𝑡 = 𝐼0 е−𝑛σt
Kuantitas 𝑛σ dikenal sebagai koefisien pelemahan (atenuasiI)
𝑙𝑡
berkas. Rasio dikenal sebagai transmisi keeping.Laju interaksi dapat
𝑙0
31
Pendahuluan Fisika Inti
𝑅 = 𝜎𝛷𝑛𝐴∆x
Dengan σ menyatakan tampang lintang target, Φ adalah fluks
neutron, n adalah banyaknya inti per cm3 , A massa atom dan ∆x jarak
yang ditempuh neutron. Tampang lintang mikroskopis tersebut
didefenisikan sebagai laju reaksi per atom dalam target persatuan berkas
neutron yang dating.
Tampang lintang total merupakan gabungan atau jumlah tampang
lintang berbagai jenis interaksi yang terjadi antara neutron dengan inti
atom. Secara matematis dapat ditulis :
𝜎𝑡 = 𝜎𝑖 + 𝜎𝑖𝑛 + 𝜎𝑓 + 𝜎𝛾 + 𝜎𝛼 + 𝜎𝑝
𝜎𝑎 = 𝜎𝑓 + 𝜎𝛾 + 𝜎𝛼 + 𝜎𝑝
𝜎𝑡 = 𝜎𝛼 + 𝜎𝑖 + 𝜎𝑖𝑛
∑ = 𝑁𝜎
𝜌
∑ = 𝑁𝜎
𝐴 𝐴 1
Dengan 𝜌 menyatakan kerapatan massa materi (gram/cm3 ), A
adalah massa atom, N adalah rapat atom yang dapat dihitung dari rapat
jenis bahannya dan 𝑁𝐴 bilangan Avogadro yaitu 6,023 x 1023
(atom/mol).
32
Pendahuluan Fisika Inti
Jarak dari reaksi cross section bergantung pada kerja dari reaksi
(elastic, tidak elastikk, endotermis,, tidak elastic esotermis) dan respon
interaksi untuk reaksi ( kuat, elektromagnetik, dan lemah). Apalagi, pada
energi lemah, reaksi kaku diantara ion positif menekan kuat pada
penghalang Coulumb. Didalam section kita meninjau kembali bagaimana
efek yang dinyatakan pada sebuah energi dan ketergantungan sudut dari
cross section.
a. Penyebaran elastisitas
33
Pendahuluan Fisika Inti
ℏ 𝑝2
besar dari kebalikan jarak r pada interaksi kuat, p > ( >
𝑟 2𝑚 𝑛
ℏ
> 1𝑀𝑒𝑉),cross section diturunkan untuk nilai lebih pada
𝑟2𝑚 𝑛
beban Z1 dan Z2. Pada sebuah kasus, cross section total yang tidak
elastic dibentuk apda geometri cross section πR2. Untuk energi <1
34
Pendahuluan Fisika Inti
35
Pendahuluan Fisika Inti
36
Pendahuluan Fisika Inti
eksklusif; nal yang sama produk dapat diperoleh, bagian dari peristiwa
pada satu langsung cara, bagian lain melalui formasi dan pelapukan dari
satu inti senyawa.
37
Pendahuluan Fisika Inti
38
Pendahuluan Fisika Inti
Model Optis
Pada satu teori yang menekankan yang pertama langkah dari
satu reaksi inti (gambarkan 5-1), interaksi dari partikel peristiwa
dengan inti dapat diwakili oleh satu potensial. Kalau batas serapan
ke dalam sistem senyawa adalah satu secara relatif akibat kecil, ini
dapat dipertimbangkan pada satu phenomenological cara dengan
menambahkan satu masa kompleks ke potensial efektif. Model optis
juga telah sukses di dalam menjelaskan pencapaian puncak maju dari
hamburan elastik diferensial neutron panampang-lintang, pada daya
lebih tinggi.
Model Interaksi Permukaan
Kita dapat memperlihatkan bahwa model akan memberikan bias
karakteristik memola untuk hamburan elastik. Satu pandangan
terlalu disederhanakan dari interaksi permukaan digurati di gambar
5.27. Kalau hanya titik A dan B pada inti diasumsikan untuk sebar
ulang gelombang peristiwa, campur tangan bersifat membangun
pada satu sudut memerlukan tersebut.
Pelepasan Reaksi Pakai
Kalau satu partikel membombardir kompleks berhadapan satu
inti, ini dapat jalir berdasarkan pada dampak demikian itu hanya satu
39
Pendahuluan Fisika Inti
bagian dari ini saling berinteraksi betul-betul dengan inti dan daun-
daun bagian lain dengan pada kenyataannya tidak ada interaksi.
Bukti untuk hal seperti itu proses telah ditemukan, terutama
untuk insiden deutrons dan lain secara relatif dengan bebas
membatasi struktur. Ini adalah satu fitur karakteristik dari reaksi ini
itu komponen noninteracting dari membombardir partikel
melaksanakan perjalanan batal sebagian besar pada arah maju, pada
arah dari palang peristiwa.
4.13 Pembelahan
Soal :
7. Jelaskan dari hokum kekekalan energy reaksi nuklir ?
Jawab:
Ada beberapa Hukum Kekekalan yang mungkin sebagai proses
tambahan dalam sebuah reaksi nuklir.
a) Bilangan Baryonic, ini bukan sebagai pembuktian fakta dari proses di
dalam pembentukan nuklea atau tampa menghilangkan bentuknya atau
dengan merusak anti nucleon. Kegunaan dari prinsip dasar reaksi
energi itu tidak terbatas. Melengguh penerima isyarat untuk
menghasilkan meson (~ 140 MeV), prosesnya tidak terhubung dengan
40
Pendahuluan Fisika Inti
41
Pendahuluan Fisika Inti
42
Pendahuluan Fisika Inti
43
Pendahuluan Fisika Inti
44
Pendahuluan Fisika Inti
45
Pendahuluan Fisika Inti
Gaya nuklir lemah adalah salah satu dari empat gaya dasar di
alam. Gaya nuklir lemah dikenal se-bagai perantara peluruhan radioaktif.
46
Pendahuluan Fisika Inti
Dalam model standar fisika partikel gaya ini adalah akibat pertukaran
boson W dan Z berat. Salah satu efeknya yang paling dikenal adalah
peluruhan beta (emisi elektron atau positron oleh neutron dalam inti
atom), dan radioaktivitas yang mengikutinya. Gaya ini disebut lemah
karena kuat medan tipikalnya adalah 10−11 kali kekuatan gaya
elektromagnetik dan 10−13 kali gaya nuklir kuat, saat semua gaya
tersebut dibandingkan pada partikel-partikel yang saling berinteraksi
dengan lebih dari satu cara. Meskipun begitu, gaya ini masih lebih kuat
daripada gaya gravitasi.
47
Pendahuluan Fisika Inti
Hal serupa ditemui pada inti, bahwa radius inti (inti dianggap
menyerupai bola) sebanding dengan A1/3 , sehingga kerapatannya
tidak bergantung pada ukuranya.
Energi ikat tiap molekul sama, sehingga energi yang diperlukan
untuk memisahkan semua molekul cairan itu sebanding dengan
jumlah molekulnya. Pada inti diketahui hal serupa, bahwa energi
ikat rata-rata per nukleon (fraksi ikat) konstan, yang berarti, energi
yang diperlukan untuk memisahkan semua nukleon sebanding
dengan jumlah nukleon.
Pada energi ikat tetes cairan tersebut di atas, dikenakan koreksi
efek permukaan, dikarenakan molekul cairan di permukaan kurang
terikat dibanding molekul di dalam tetes cairan. Untuk energi ikat
inti berlaku juga koreksi efek permukaan serupa.
Menurut model tetes cairan, inti berperilaku seperti layaknya
setetes cairan. Model ini termasuk model collective (model collective
yang pertama). Model tetes cairan mendasari rumus massa
semiempiris: suku avA menunjukkan energi ikat inti sebanding dengan
jumlah nukleon, suku asA2/3 menunjukkan efek permukaan. Model ini
dapat menjelaskan, contoh, munculnya keadaan resonansi pada reaksi
nukleon dan inti (ditandai oleh ‘peak’ pada grafik penampang lintang
total).
Model tetes cairan digunakan untuk menentukan massa real dari
suatu inti atom. Model ini mengasumsikan bahwa sifat-sifat inti atom
mirip dengan sifat-sifat yang terdapat dalam tetes cairan. Sifat-sifat
tetes cairan tersebut adalah kerapatannya adalah konstan, ukurannya
sebanding dengan jumlah partikel atau molekul di dalam cairan,
48
Pendahuluan Fisika Inti
49
Pendahuluan Fisika Inti
50
Pendahuluan Fisika Inti
51
Pendahuluan Fisika Inti
b. Model Kulit
52
Pendahuluan Fisika Inti
53
Pendahuluan Fisika Inti
Soal:
9. Apa yang dimaksud dengan gaya nuklir?
Jawab:
Gaya nuklir (atau interaksi nukleon-nukleon atau gaya kuat
residual) adalah gaya antara dua atau lebih nukleon. Gaya ini
bertanggung jawab atas ikatan proton dan neutron menjadi inti atom.
Gaya ini dapat dipahami sebagai pertukaran meson ringan virtual, seperti
pion.
54
Pendahuluan Fisika Inti
F. FISI NUKLIR
55
Pendahuluan Fisika Inti
adalah fisi nuklir. Meitner dan Otto Frisch menyerahkan agar istilah itu
dipakai. Penemuan Hahn ini dipelajari sungguh-sungguh di Amerika
Serikat hingga Amerika Serikat berhasil membuat bom atom pertama di
dunia.
Fisi nuklir adalah proses di mana inti yang besar terbagi menjadi
dua inti yang lebih kecil dengan pelepasan energi. Dengan kata lain,
reaksi fisi adalah proses di mana inti dibagi menjadi dua fragmen atau
lebih, dan neutron dan energi dilepaskan. Reaksi Fisi adalah reaksi
pembelahan inti atom berat menjadi beberapa inti atom ringan yang
disertai pelepasan energi yang besar. Energi yang dihasilkan dalam reaksi
fisi dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Namun untuk
dapat menggunakan energi tersebut, reaksi fisi harus berlangsung secara
terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaktor nuklir ini berfungsi
untuk mengontrol agar proses reaksi fisi berlangsung secara terkendali.
56
Pendahuluan Fisika Inti
57
Pendahuluan Fisika Inti
sebagai laju reaksi per atom dalam target persatuan berkas neutron yang
datang.
Penampang lintang total merupakan gabungan atau jumlah
tampang lintang berbagai jenis interaksi yang terjadi antara neutron
dengan inti atom. Secara matematis dapat ditulis :
𝜎𝑡 = 𝜎𝑖 + 𝜎𝑖𝑛 + 𝜎𝑓 + 𝜎𝛾 + 𝜎𝛼 + 𝜎𝑝
𝜎𝑎 = 𝜎𝑓 + 𝜎𝛾 + 𝜎𝛼 + 𝜎𝑝
𝜎𝑡 = 𝜎𝛼 + 𝜎𝑖 + 𝜎𝑖𝑛
dengan 𝜎𝑡 menyatakan tampang lintang interaksi total, 𝜎𝑖 adalah tampang
lintang hamburan elastic, 𝜎𝑖𝑛 tampang lintang hamburan inelastis, 𝜎𝛾
tampang lintang reaksi(n, 𝛾), 𝜎𝛼 tampang lintang reaksi (n, 𝛼 ),
𝜎𝑝 tampang lintang reaksi (n, p), 𝜎𝛼 tampang lintang reaksi serapan dan
𝜎𝑓 tampang lintang reaksi fisi.
Jika luas tampang lintang mikroskopis berlaku untuk penampang
satu inti atom, maka ∑ adalah parameter yang berhubungan dengan luas
penampang semua iti atom yang ada pada satuan volume materi. Oleh
karena itu ∑ didefenisikan sebagai tampang lintang makroskopis yang
besarnya :
∑ =𝑁𝜎
𝜌
∑ = 𝑁𝜎
𝐴 𝐴 1
dengan 𝜌 menyatakan kerapatan massa materi (gram/cm3 ), A adalah
massa atom, N adalah rapat atom yang dapat dihitung dari rapat jenis
bahannya dan 𝑁𝐴 bilangan Avogadro yaitu 6,023 x 1023 (atom/mol).
Dalam perhitungan secara teori maupun eksperimen tampang
lintang untuk reaktor nuklir sangat komplek sehingga untuk
memudahkan dalam perhitungan dapat digunakan table. Besarnya
tampang lintang mikroskopis selalu berubah terhadap besarnya tenaga
neutron dan temperaratur, harga ttampang lintang mikroskopis bernilai
58
Pendahuluan Fisika Inti
relatif besar pada tenaga neutron thermal (lambat) dan berniai relatif
kecil pada tenaga neutron cepat.
59
Pendahuluan Fisika Inti
60
Pendahuluan Fisika Inti
a. Reaksi Fisi
61
Pendahuluan Fisika Inti
62
Pendahuluan Fisika Inti
kinetik yang hilang ini berubah menjadi panas. Panas ini kemudian
dipakai untuk mendidihkan air dan uap yang dihasilkan dapat dipakai
untuk menggerakkan turbin guna membangkitkan energi elektrik.
Keistimewaan kedua dari reaksi fisi yang membuatnya
bermanfaat adalah bahwa jumlah neutron yang dihasilkan lebih
daripada satu, memungkinkan reaksi beruntun, tergantung pada
konstruksi reaktornya. Keistimewaan ketiga proses pecahan fisi adalah
satu-satunya yang memungkinkan seorang operator atau sistem
mekanis mengontrol reaksinya dan menjaganya berlangsung terlalu
cepat. Kedua neutron yang dipancarkan dalam proses pecahan fisi
dapat dilihat pada gambar berikut:
63
Pendahuluan Fisika Inti
pembelahan inti atom berat menjadi beberapa inti atom ringan yang
disertai pelepasan energi yang besar. Energi yang dihasilkan dalam
reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Namun
untuk dapat menggunakan energi tersebut, reaksi fisi harus
berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaktor
nuklir ini berfungsi untuk mengontrol agar proses reaksi fisi
berlangsung secara terkendali.
Fisi nuklir adalah proses di mana inti yang besar terbagi menjadi
dua inti yang lebih kecil dengan pelepasan energi. Dengan kata lain,
reaksi fisi adalah proses di mana inti dibagi menjadi dua fragmen atau
lebih, dan neutron dan energi dilepaskan. Perubahan massa dan
64
Pendahuluan Fisika Inti
Reaksi rantai proton-proton adalah salah satu dari dua reaksi fusi
yang mengubah hidrogen menjadi helium di dalam inti bintang, reaksi
lainnya adalah siklus CNO. Reaksi rantai proton-proton terutama terjadi
di dalam bintang-bintang seukuran Matahari atau lebih kecil.Umumnya
fusi proton-proton hanya dapat terjadi pada temperatur yang sangat tinggi
untuk membuat proton-proton memiliki cukup energi kinetik dalam
65
Pendahuluan Fisika Inti
66
Pendahuluan Fisika Inti
67
Pendahuluan Fisika Inti
nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom
yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron
bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang
dibutuhkan untuk menggabungkan mereka, sebuah reaksi eksotermik
yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya. Energi yang
dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia, karena
energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh, energi ionisasi yang
diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron
volt, lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi D-T
seperti Gambar 1 di bawah.
68
Pendahuluan Fisika Inti
69
Pendahuluan Fisika Inti
--------------------------------------------------------------- +
H1 -> He4 + 2Beta+ + 2Gamma + 2v + 24,64 MeV
Menurut Bethe, reaksi inti yang serupa reaksi fusi tersebut di atas,
dapat menghasilkan energi panas yang amat sangat dahsyat. Selain dari
itu, karena sebagian besar massa matahari tersebut tersusun oleh gas
Hidrogen (80%) dan gas Helium (19%), maka masih ada kemungkinan
terjadinya reaksi fusi lain berdasarkan reaksi rantai proton-proton sebagai
berikut:
H1 + H1 -> H2 + Beta+ + v
H1 + H2 -> He3 + Gamma
He3 + He4 -> Be7 + Gamma
Be7 + Beta+ -> Li7 + Gamma + v
------------------------------------------- +
Li7 + H1 -> He4 + He4
70
Pendahuluan Fisika Inti
1. Quarks
71
Pendahuluan Fisika Inti
2. Leptons
b. Fundamental Bossons
72
Pendahuluan Fisika Inti
Soal:
13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi fusi nuklir!
Jawab:
Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua inti
atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan
melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang
menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak. Senjata
nuklir adalah senjata yang menggunakan prinsip reaksi fisi nuklir dan
fusi nuklir. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk
menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan,
hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti
atom yang lebih berat dan neutron bebas, akan menghasilkan energi
73
Pendahuluan Fisika Inti
74