Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Ade Setiawan
NIM A1C016037
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
III. METODOLOGI................................................................................................7
A. Hasil ............................................................................................................. 8
B. Pembahasan ................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 12
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membutuhkan air seperti pengairan atau irigasi. Ketersediaan air bagi pertanian
menjadi salah satu faktor pembatas karena jumlahnya yang sangat terbatas.
Ketersediaan air yang terbatas dapat diakibatkan oleh faktor dari dalam dan luar.
Ketersediaan air akibat faktor dari dalam seperti adanya proses transpirasi,
penguapan. Sedangkan dari faktor luar seperti adanya perubahan iklim ,evaporasi,
dan kenaikan suhu. Kebutuhan air haruslah tercukupi untuk tanaman, karena
apabila tanaman mengalami kekurangan air maka akan terjadi penghambatan pada
produktivitas tanaman tersebut dan dapat menurunkan nilai ekonomi dari segi
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam
tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi
apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media
1
yang mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat
kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber
kehidupan.
secara langsung.
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
penyaluran dan pemakaian air irigasi harus dilakukan secara lebih efektif dan
efisien. Air yang mengalir dari saluran primer ke saluran sekunder dan tersier
menuju ke sawah sering terjadi kehilangan air sehingga dalam perencanaan selalu
dianggap bahwa seperempat sampai sepertiga dari jumlah air yang diambil akan
hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan air yang terjadi erat
terbalik. Bila angka kehilangan air naik maka efisiensi akan turun dan begitu pula
sebaliknya. Efisiensi irigasi menunjukkan angka daya guna pemakaian air yaitu
merupakan perbandingan antara jumlah air yang digunakan dengan jumlah air
yang diberikan. Sedangkan kehilangan air adalah selisih antara jumlah air yang
pertanian. Dalam pengelolaan irigasi diperlukan jaringan irigasi yang terdiri dari
jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama merupakan jaringan irigasi
yang berada dalam satu sistem irigasi mulai dari bangunan utama, saluran
lainnya. Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama
3
ke saluran sekunder dan ke petak – petak tersier yang diairi. Saluran sekunder
adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke saluran tersier dan petak
– petak tersier yang diairi. Sedangkan jaringan tersier merupakan jaringan irigasi
yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri
dari saluran pembawa disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut
alami dan saluran buatan. Saluran terbuka dapat berbentuk saluran, talang,
terjunan, dan sebagainya. Bentuk penampang saluran yang biasa dipakai untuk
saluran tanah yang tidak dilapis adalah bentuk trapesium. Bentuk persegi panjang
biasa dipakai untuk saluran yang dibangun dengan bahan yang mantap seperti
pasangan batu padas, logam, dan kayu. Penampang segitiga dipakai untuk saluran
lingkaran dipakai untuk saluran pembuang air kotor dan gorong-gorong yang
Aliran yang diterima detecting unit akan terbaca pada counter unit, yang
terbaca pada counter unit dapat merupakan jumlah putaran dari propeller maupun
memasukkan dalam rumus yang sudah dibuat oleh pembuat alat untuk tiap – tiap
4
masing-masing alat bersangkutan. Propeler pada detecting unit dapat berupa :
mangkok, bilah, dan sekrup. Bentuk dan ukuran propeler ini berkaitan dengan
Hal ini berkaitan dengan penentuan kecepatan aliran yang dapat dianggap
mewakili rata-rata kecepatan pada bidang tersebut. Dari hasil penelitian “United
Stated Geological Survey” aliran air di saluran (stream) dan sungai mempunyai
berada antara 0,05 s/d 0,25 h kedalam air dihitung dari permukaan aliran. c)
Pelampung merupakan salah satu alat untuk mengukur debit air yang
memiliki tingkat ketelitian yang relatif kecil. Metode ini dapat dengan mudah
dilakukan walaupun keadaan permukaan air tinggi, dan selain itu karena dalam
terhanyutkan, maka cara inilah yang sering digunakan. Tempat yang sebaiknya
dipilih untuk pengukuran kecepatan aliran yaitu bagian sungai atau saluran yang
lurus dengan dimensi seragam, sehingga lebar permukaan air dapat dibagi dalam
5
beberapa bagian dengan jarak lebar antara 0,25 m sampai 3 m atau lebih
permukaan dan (ii) pelampung tangkai. Tipe pelampung tangkai lebih teliti
pelampung dipilih bagian sungai yang lurus dan seragam, kondisi aliran seragam
ada angin. Pada bentang terpilih (jarak tergantung pada kecepatan aliran, waktu
yang ditempuh pelampung untuk jarak tersebut tidak boleh lebih dari 20 detik)
alat pengukur kecepatan aliran, apabila yang diperlukan adalah besaran kecepatan
aliran dengan tingkat ketelitian yang relatif kecil. Walaupun demikian, cara ini
utama yakni primer dan sekunder dari bendung sampai ke sadap tersier, dan dapat
𝑊𝑓
dihitung dengan rumus: EC= 𝑊𝑟 x 100 %
Dimana :
Ec = Efisiensi penyaluran
6
III. METODOLOGI
1. Alat tulis
2. Kertas
3. Modul praktikum
5. Meteran
6. Stopwatch
B. Prosedur Kerja
2. Mengukur lebar dan ketinggian dari saluran air yang akan dilewati
pelampung.
3. Pelampung dilepaskan dari salah satu lintasan ke ujung lintasan yang telah
Q=AxV
Dimana :
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Titik 1
t air = 20 cm = 0,2 m
b. Titik 2
t air = 25 cm = 0,25 m
c. Waktu
t1 = 4,69 s
t2 = 4,74 s
t3 = 4,40 s
s=3m
2. Perhitungan
a. Luas penampang
4,7+4,25
A1 = x 0,2
2
= 0,895 m2
8
4,4+4,1
A2 = x 0,25
2
= 1,0625 m2
𝐴1+𝐴2
Arata-rata = 2
0,895+1,0625
= 2
= 0,97 m2
b. Volume
V = Arata-rata x s
= 0,97 x 3
= 2,91 m3
c. Debit
𝑉
Q1 = 𝑡1
2,91
= 4,69
= 0,62 m3/s
𝑉
Q2 = 𝑡2
2,91
= 4,74
= 0,61 m3/s
𝑉
Q3 = 𝑡3
2,91
= 4,40
= 0,66 m3/s
𝑄1+𝑄2+𝑄3
Qrata-rata = 3
0,62+0,61+0,66
= = 0,63 m3/s
3
9
d. Efisiensi saluran irigasi (Eff)
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 4
EFF1 = 𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 2 x 100%
0,67
= x 100%
0,63
= 106%
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 6
EFF2 = 𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 4 x 100%
0,96
= x 100%
0,67
= 143%
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 8
EFF3 = x 100%
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 6
0,43
= x 100%
0,96
= 45%
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 10
EFF4 = x 100%
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙 8
0,66
= x 100%
0,43
= 153%
B. Pembahasan
10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/s).
Q=AxV
Dimana :
permukaan aliran sungai untuk jarak tertentu dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik pengamatan ke
titik pengamatan lain yang telah ditentukan. Besarnya kecepatan aliran sungai
Dimana :
11
B. Saran
Efisiensi Saluran Irigasi sudah berjalan lancar akan tetapi masih terdapat beberapa
sulit, suasana pada saat praktikum kurang kondusif serta penggunaan waktu yang
kurang efisien.
12
DAFTAR PUSTAKA
13