Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Liquidity

Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018, hlm. 27-32

PENILAIAN LIKELIHOOD RISIKO FRAUD DALAM


MANAJEMEN PEMERINTAH

Mustofa Kamal
Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP
Email:kamalopek@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the likelihood level of fraud risk in the planning, organizing,
actuating, controlling (POAC) aspects of government agencies and gives an example of
fraud risk ranking list. Qualitative research method used with survey technique to 83
respondents of training participants in education center and supervision training of
BPKP. Respondents rated likelihood on fraud risk in the POAC aspect. The results show
that 8 fraud risks in POA with likelihood levels are frequent/often occurring and 31 fraud
risks in POAC with likelihood levels have occurred. This suggests there is an increase in
the likelihood of POA fraud risk, often occurring, from previous studies (BPKP, 2004),
have occurred.

Kata Kunci: risk fraud, likelihood

PENDAHULUAN juga dapat menggunakan 2 cara untuk iden-


tifikasi risiko yaitu dengan cara prospektif dan
Risiko merupakan sebagai suatu kejadian cara retrospektif.
yang mungkin terjadi dan apabila terjadi akan
memberikan dampak negatif pada pencapaian Risiko prospektif adalah identifikasi risiko
tujuan instansi pemerintah (PP 60/2008). Risiko yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi
fraud adalah tingkat kerentanan yang dihadapi beberapa waktu yang akan datang
organisasi/entitas terkait dengan terpenuhinya (Nurharyanto, 2010). Cara ini memerlukan
salah satu unsur dalam segitiga fraud yaitu pemikiran yang imajinatif dan pengalaman
motif/niat, kesempatan dan rasionalisasi yang tepat (AS/NZS 4360:2004). Identifikasi
melakukan perbuatan fraud, yang jika menjadi risiko prospektif dapat dilakukan dengan
insiden akan berdampak pada kerugian ke- metode antara lain survei staf atau klien untuk
uangan, kinerja dan reputasi organisasi/entitas identifikasi isu atau problem yang diantisipasi
baik secara langsung maupun tidak langsung (Nurharyanto dan Mirza, 2009). Proses iden-
(Nurharyanto, 2016). tifikasi risiko dapat disusun dengan skema
dalam Gambar 1.
Organisasi dapat mengembangkan proses
identifikasi risiko dengan menggunakan kom- Kemungkinan deteksi fraud dipengaruhi
binasi dari survei internal, wawancara dengan oleh efektivitas deteksi fraud melalui on going
berbagai karyawan dan asistensi dari konsultan monitoring activity dan whistle blowing,
(Bugall, Kallman, & Narvaez, 2015). Organisasi efektivitas deteksi fraud oleh auditor internal

27
dan eksternal, efektivitas investigasi dan (Gambar 2).
penuntutan kasus korupsi oleh aparat penegak
hukum, efektivitas pengadilan kasus korupsi,
serta efektivitas sanksi bagi koruptor (Kastowo,
2016). Kemungkinan keterjadian risiko fraud
dapat diukur dengan menggunakan skala likert
(Nurharyanto dan Mirza, 2009).
Gambar 2. Skema Proses Identifikasi Risiko

masukan/ input metode & teknik keluaran/output Sumber: KPK, 2018; diolah
Gambar 2. Tren Jumlah Korupsi yang
•dokumen acuan •metode: •daftar risiko &
(pedoman dan •pemeriksaan penanggung Ditangani KPK
referensi lain) risiko umum jawab risiko
•data historis •berdasarkan •informasi untuk
penilaian risiko
•para pemangku
kepentingan
skenario
•teknik : lebih lanjut Kondisi diatas menunjukkan fenomena
•tinjauan •curah pendapat bahwa likelihood atau tingkat keterjadian risiko
internal/eksternal •kuesioner
•survei fraud bukan lagi di level “pernah terjadi” seperti
•daftar periksa hasil penelitian BPKP tahun 2004 tapi
Sumber: diolah
Sumber: diolah dari Nurharyanto
dari Nurharyanto dan Mirza (2009)dan Mirza,
dan Tim Penyusun2009,
Materi dan LKPP,
SKKNI (2016) cenderung meningkat. Sehingga muncul
2016 pertanyaan penelitian; bagaimana level
Gambar 1. Skema Proses Identifikasi Risiko likelihood risiko fraud tahun 2018? Pertanyaan ini
perlu dijawab melalui penelitian tentang
Pada tahun 2004, Puslitbang BPKP melaku- likelihood risiko fraud di aspek POAC. Sementara
kan penelitian tentang “Etika dan itu, ada mandatori penilaian risiko (termasuk
Kewaspadaan terhadap Fraud dalam risiko fraud) di instansi pemerintah (PP
Pemerintahan” melalui teknik survei dengan 60/2008) namun belum banyak yang
responden 246 para pejabat pada unit-unit melakukannya. Bahkan penelitian di bidang
pemerintah daerah, 36 Dewan Perwakilan manajemen risiko sektor pemerintahan juga
Rakyat Daerah (DPRD), dan 7 media massa/ masih sedikit.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa fraud di
pemda berhasil diidentifikasi di aspek POAC
dan dapat dikelompokkan berdasarkan TUJUAN PENELITIAN
intensitas terjadinya (likelihood), nilai-nilai yang
dianut, serta kepedulian responden terhadap
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah
kejadian fraud. Secara umum responden
untuk mengetahui potret terkini, 2018, level
mengakui bahwa fraud “pernah terjadi” pada
likelihood risiko fraud di aspek POAC instansi
keempat aspek POAC pemerintah daerah
pemerintah dan memberi contoh daftar
dengan intensitas yang cukup tinggi berupa
peringkat risiko fraud (fraud risk register) yang
“meninggikan anggaran dalam pengajuan/-
dapat dikembangkan sebagai daftar risiko di
usulan kegiatan” dan “menggunakan barang
instansi pemerintah.
milik daerah untuk kepentingan pribadi”
(Puslitbang BPKP, 2004).

Di sisi lain, Indek Persepsi Korupsi (IPK)


Indonesia selama 11 tahun (2004 ke 2014)
METODE
menunjukkan peningkatan yang belum signifi-
kan yaitu hanya meningkat 1,4 dari angka 2 Penelitian ini menggunakan metode
menjadi 3,4 (TI, 2014). Hasil ini diperkuat penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang
dengan tren peningkatan atas 688 kasus korupsi temuan-temuannya tidak diperoleh melalui
yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
Korupsi (KPK) selama periode 2004-2017 (Gunawan, 2015). Teknik yang digunakan

28 Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018, hlm. 27-32


adalah survei (LKPP, 2016) dengan responden pelaksana
Struktural;
83 peserta diklat di Pusdiklatwas BPKP. eselon IV
1
Sub jumlah 34 34
Calon auditor 3
Responden diminta untuk menilai Auditor
7
pertama
kemungkinan keterjadian (likelihood) risiko Auditor muda 1
fraud. Sumber data daftar risiko fraud berupa Manajemen Auditor
4
2 Risiko di madya
hasil penelitian dari Pusat Penelitian dan Kemenaker Struktural;
16
Pengembangan (Puslitbang) BPKP tahun 2004. eselon IV
Struktural;
Kemungkinan keterjadian risiko fraud akan eselon III
2
diukur dengan menggunakan skala likert 1 – 5 Sub jumlah 33 27
JFA muda dari Auditor
(Kemenkeu, 2016, dan LKPP, 2016), dengan 3
Kemenpupera Pertama
22 22
makna skor 1 berarti hampir tidak pernah Jumlah 89 83
terjadi, 2 berarti pernah terjadi, 3 berarti sering Sumber: data diolah, 2018
terjadi, 4 berarti sangat sering terjadi, 5 berarti
hampir pasti terjadi (LKPP, 2016). Proses Hasil survei menunjukkan bahwa
penelitian digambarkan sebagai berikut. mayoritas level likelihood risiko fraud cenderung
meningkat. Rinciannya sebagai berikut:

1. Fraud Risk in Planning Likelihood

Ada 13 risiko fraud dalam perencanaan


dengan hasil survei likelihood dan peringkat
risikonya sebagai berikut:

Tabel 2. Likelihood of Fraud Risk in Planning


Skala
No. Uraian Fraud Risk in Planning Kode
Likelihood
Meninggikan anggaran dalam FRP
1 2,77
pengajuan kegiatan 1
Sumber: Nurharyanto dan Mirza, 2009, dan LKPP, 2016
Membuat kebijakan yang cenderung FRP
Gambar 3. Proses Penelitian Likelihood 2
hanya menguntungkan pihak tertentu
2,22
2
Risiko Fraud Meminta fasilitas “konsumsi” dari
FRP
3 pihak tertentu saat penyusunan 2,11
3
maupun pembahasan kebijakan
Meminta fasilitas “oleh-oleh/cindera
mata/buah tangan” dari pihak tertentu FRP
4 2,04
saat penyusunan maupun pembahasan 4
HASIL DAN PEMBAHASAN kebijakan
Arisan tender untuk proyek-proyek FRP
5 1,99
pembangunan 5
Delapan puluh tiga responden merupakan
Membuat prosedur yang cenderung FRP
peserta diklat dari 3 diklat yang berbeda, terdiri 6
hanya menguntungkan pihak tertentu
1,96
6
dari; 34 peserta diklat jabatan fungsional
Meminta fasilitas “tempat
auditor (JFA) Ahli di Lingkungan APIP, 27 pembahasan” dari pihak tertentu saat FRP
7 1,93
peserta diklat substansi manajemen risiko penyusunan maupun pembahasan 7
kebijakan
sektor publik di lingkungan pegawai
Kemenaker dan 22 peserta diklat JFA Muda di 8
meminta imbalan tertentu dalam
menentukan kebijakan/keputusan
1,88
FRP
8
lingkungan Kemenpupera (Tabel 1).
Meminta fasilitas “penginapan” dari
FRP
9 pihak tertentu saat penyusunan 1,84
9
Tabel 1. Rincian Data Responden maupun pembahasan kebijakan
Jumlah (orang) Meminta fasilitas “uang
Peserta pada saku/transport” dari pihak tertentu FRP
Yang 10 1,83
No. Jabatan saat penyusunan maupun pembahasan 10
diklat populasi mengisi
kebijakan
survei
Meminta fasilitas “hiburan” dari pihak
JFA ahli dari Calon auditor 32 FRP
1 11 tertentu saat penyusunan maupun 1,82
berbagai APIP auditor 1 11
pembahasan kebijakan

Penilaian Likelihood Risiko Fraud dalam Manajemen Pemerintah 29


(Mustofa Kamal)
Pejabat yang terlibat dalam
FRP
tentu walau tidak sesuai kriteria” dengan rata-
12 pengesahan anggaran meminta 1,82
imbalan tertentu
12 rata skor skala 2,58 atau sering terjadi (tabel 3).
Membocorkan rencana kegiatan yang
Hasil ini lebih tinggi dari hasil penelitian
FRP
13 bersifat rahasia dengan memperoleh 1,58
13
Puslitbang BPKP (2004) yang mengungkap
imbalan tertentu
bahwa likelihood FRO 1 dalam skala “pernah
Sumber: data diolah, 2018
terjadi”

Hasil survei menunjukkan bahwa level 3. Fraud Risk in Actuating Likelihood


likelihood risiko fraud di aspek planning yang
tertinggi ada di risiko fraud berupa
Ada 8 risiko fraud dalam pelaksanaan
“meninggikan anggaran dalam pengajuan
(actuating) dengan hasil survei likelihood dan
kegiatan” dengan skor rata-rata skala 2,77 atau
peringkat risikonya sebagai berikut.
sering terjadi. Hasil ini lebih tinggi dibanding
dengan hasil penelitian Puslitbang BPKP (2004)
Tabel 4. Likelihood of Fraud Risk in Actuating
yang mengungkap bahwa likelihood FRP 1 Skala
No. Uraian Fraud risk in Actuating kode
dalam skala “pernah terjadi”. Likelihood

Menggunakan barang milik negara untuk FRA


1 2,80
2. Fraud Risk in Organizing Likelihood kepentingan pribadi 1

Menerima komisi/premi untuk


FRA
Terdapat 8 risiko fraud dalam peng- 2 kepentingan pribadi dalam pengadaan 2,23
2
barang/jasa
organisasian dengan hasil survei likelihood dan
peringkat risikonya sebagai berikut. 3
Menerima imbalan tertentu untuk
2,15
FRA
memperlancar pelaksanaan kegiatan 3

Memalsukan FRA
Tabel 3. Likelihood of Fraud Risk in Organizing 4
berkas/dokumen/tandatangan/kuitansi
1,97
4
Skala Melakukan transaksi/kegiatan/proyek FRA
No Uraian Fraud Risk in Organizing Kode 5 1,69
Likelihood fiktif 5
Meloloskan permintaan
penempatan/mutasi pegawai Memberi imbalan tertentu untuk bisa FRA
1 2,58 FRO 1 6 1,57
tertentu walaupun tidak sesuai mendapatkan penghargaan 6
kriteria
Meloloskan calon pegawai
tertentu (walau tidak memenuhi Memberi imbalan tertentu untuk bisa FRA
2 2,19 FRO 2 7 1,51
kualifikasi) dalam penerimaan mengikuti pendidikan dinas 7
pegawai
Pejabat berwenang meminta Menjual barang milik negara/daerah untuk FRA
3 imbalan/hadiah dalam hal 1,98 FRO 3 8 1,29
kepentingan pribadi 8
“menduduki jabatan tertentu”
Memperlambat pelayanan Sumber: data diolah, 2018
4 dengan tujuan menguntungkan 1,97 FRO 4
pihak tertentu
sering diminta memberikan Hasil survei menunjukkan bahwa dari
5
imbalan tertentu dalam
1,88 FRO 5 delapan risiko fraud aspek actuating yang
penentuan formasi eselon suatu
organisasi tertinggi ada di risiko fraud berupa
sering diminta memberikan “menggunakan barang milik negara untuk
imbalan tertentu dalam
6
negosiasi kelangsungan hidup
1,86 FRO 6 kepentingan pribadi” dengan skor rata-rata
organisasi skala 2,8 atau sering terjadi. Hasil ini lebih
Pejabat berwenang meminta
7 imbalan/hadiah dalam hal 1,76 FRO 7 tinggi dari hasil penelitian Puslitbang BPKP
“kenaikan pangkat” (2004) yang mengungkap bahwa likelihood
pejabat yang berwenang dalam
8 memberikan penugasan sering 1,67 FRO 8
FRA 1 dalam skala “pernah terjadi”.
meminta imbalan
Sumber: data diolah, 2018 4. Fraud Risk in Controlling Likelihood

Hasil survei menunjukkan bahwa dari Ada 11 risiko fraud dalam controlling
delapan risiko fraud di aspek organizing yang dengan hasil survei likelihood dan peringkat
tertinggi ada di risiko fraud berupa “meloloskan risikonya sebagai berikut.
permintaan penempatan/mutasi pegawai ter-

30 Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018, hlm. 27-32


Tabel 5. Likelihood of Fraud Risk in Controlling FRC 3(1,67), FRC 4(1,65),
FRC 5(1,58), FRC 6(1,54),
skala FRC 7(1,50), FRC 8(1,49),
No. Uraian Fraud Risk in Controlling Kode
lilelihood FRC9(1,48), FRC 10(1,48),
Pemeriksa sering meminta FRC FRC 11(1,45)
1 1,76 Sub jumlah 31
berbagai fasilitas “Makan” 1
Pemeriksa sering meminta FRC Sumber: data diolah, 2018
2 1,74
berbagai fasilitas “Transportasi” 2
Menyusun formasi tim audit yang
FRC
3 menguntungkan penyusunnya 1,67
3
secara pribadi

4
Memanipulasi angka dalam
laporan
1,65
FRC
4
KESIMPULAN
Pemeriksa menghilangkan temuan
audit dengan maksud FRC
5
“Melindungi manajemen obyek
1,58
5
Penelitian ini menunjukkan bahwa daftar
pemeriksaan” risiko fraud di POAC instansi pemerintah dapat
Pemeriksa menghilangkan temuan
6
audit dengan maksud
1,54
FRC dibuat dengan 2 level likelihoodnya. Delapan
“Melindungi korps objek 6
pemeriksaan” risiko fraud di POA dengan level likelihood
Pemeriksa menghilangkan temuan
FRC “sering terjadi” dan 31 risiko fraud di POAC
7 audit dengan maksud “Ditukar 1,50
7
dengan imbalan tertentu” dengan level likelihood “pernah terjadi”. Level
Membocorkan isi laporan yang
8 bersifat rahasia untuk kepentingan 1,49
FRC likelihood risiko fraud yang tertinggi, level
8
pribadi “sering terjadi”, berturut-turut berupa;
Pemeriksa sering meminta FRC
9
berbagai fasilitas “Penginapan”
1,48
9 “meninggikan anggaran dalam pengajuan
10
Pemeriksa sering meminta
1,48
FRC kegiatan”, “meloloskan permintaan penem-
berbagai fasilitas “Hiburan” 10
11
Pemeriksa sering meminta
1,45
FRC patan/mutasi pegawai tertentu walau tidak
berbagai fasilitas “Uang saku” 11
Sumber: data diolah, 2018 sesuai kriteria”, dan “menggunakan barang
milik negara untuk kepentingan pribadi”. Hal
Hasil survei menunjukkan bahwa dari ini berbeda dan menunjukkan ada peningkatan
sebelas risiko fraud aspek controlling, likelihood likelihood jika dibanding dengan hasil penelitian
yang tertinggi ada di risiko fraud berupa puslitbang BPKP (2004) yang menunjukkan
“pemeriksa sering meminta/menerima fasilitas
likelihood ketiga risiko tersebut ada di level
dari audit berupa jamuan makan” dengan skor
rata-rata skala 1,76 atau pernah terjadi (tabel 5). “pernah terjadi”.
Hasil ini senada dengan hasil penelitian
Puslitbang BPKP (2004) yang mengungkap Hasil penelitian ini memberi informasi
bahwa likelihood FRC 1 dalam skala “pernah bahwa peningkatan level likelihood risiko fraud
terjadi”. Secara keseluruhan daftar risiko fraud di aspek planning, organizing dan actuating
di aspek POAC dapat dibuat dengan peringkat antara tahun 2004 dan tahun 2018 seiring
sesuai level likelihoodnya sebagai berikut.
dengan tren peningkatan kasus tipikor dari
tahun 2004 sampai dengan 2017 (KPK, 2018).
Tabel 6. Daftar peringkat risiko fraud di POAC
Risiko fraud Uraian
Implikasinya, hasil ini dapat dipertimbangkan
No. POAC
Kode (skor) Σ likelihod
oleh instansi pemerintah dalam proses
FRP 1 (2,77), FRP 2 (2,22),
Planning 4
FRP 3 (2,11), FRP 4 (2,04) Sering membangun/mendesain manajemen risiko di
1 Organizing FRO 1 (2,58), FRO 2 (2,19), 2 terjadi
Actuating
FRA 1 (2,80), FRA 2 (2,23),
2
(diatas 2) instansi pemerintah.
FRA 3 (2,15)
Sub jumlah 8
FRP 5 (1,99), FRP 6 (1,96),

Planning
FRP 7 (1,93), FRP 8 (1,88),
FRP 9 (1,84), FRP 10 (1,83), 9
DAFTAR PUSTAKA
FRP 11 (1,82), FRP 12 (1,82),
FRP 13 (1,58) Pernah
FRO 3 (1,98), FRO 4 (1,97), terjadi
2
Organizing FRO 5 (1,88), FRO 6 (1,86),
FRO 7 (1,76), FRO 8 (1,67)
6 (diatas 1
sd 2)
Puslitbang BPKP, Etika dan Kewaspadaan
FRA 4 (1,97), FRA 5 (1,69), Terhadap Fraud dalam Pemerintahan; Suatu
Actuating FRA 6 (1,57), FRA 7 (1,57), 5
FRA 8 (1,51) Upaya Membangun Etika untuk Mencegah
Controlling FRC 1 (1,76), FRC 2(1,74), 11

Penilaian Likelihood Risiko Fraud dalam Manajemen Pemerintah 31


(Mustofa Kamal)
Fraud pada Pemerintah Daerah, Laporan Hasil Komunikasi Diklat Auditor, Edisi Januari
Penelitian Puslitbang BPKP, Jakarta, 2004 2016, Pusdiklatwas BPKP, Bogor, 2016
Bugall, Kallman, Narvaez, When you come to a Kastowo Marno, Pemodelan Tindakan Koruptif:
fork in the road, take it, The Journal of Analisis dengan pendekatan Teori Pilihan
Enterprise Risk Management, Volume 1, Rasional dan Dilema Keagenan, Karya Tulis
issue 1, 2015, Diakses dari Ilmiah, Majalah Kampus Pengawasan:
https://thegrcbluebook.com/wp- Media Komunikasi Diklat Auditor, Edisi
content/uploads/2015/03/Journal-of- Januari 2016, Pusdiklatwas BPKP, Bogor,
Enterprise-Risk-Management.pdf pada 13 2016
Februari 2018
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nurharyanto, Konsep dan Implementasi Risk nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Assessment, Modul Diklat Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Peserta diklat JFA Ahli (34 orang), Survei Risiko
Dasar, Pusdiklatwas BPKP, Bogor, 2010
Fraud di Planning Actuating Organizing
Nurharyanto dan Mirza Safari, Penilaian Risiko, Controlling (POAC), Diklat Sertifikasi
Modul 3, Diklat Sistem Pengendalian Intern Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Ahli
Pemerintah (SPIP) Dasar, Pusdiklatwas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
BPKP, Bogor, 2009 (APIP) di Hotel New Ayuda, Mega
Mendung Bogor, Pusdiklatwas BPKP,
Tim penyusun materi SKKNI, Mengelola
Bogor, 2018
Risiko, Unit Kompetensi 29, materi SKKNI
2016, Direktorat Pelatihan Kompetensi, Peserta diklat MR (27 orang), Survei Risiko Fraud
Deputi Pengembangan Pembinaan SDM, di Planning Actuating Organizing Controlling
LKPP, Jakarta, 2016 (POAC), Diklat Substansi Manajemen
Risiko Organisasi Sektor Publik bagi
Handbook Risk Management Guidelines
Pegawai Kemenaker di Pusdiklat
Companion to AS/NZS 4360:2004, diakses
Kemenaker Jakarta Timur, Pusdiklatwas
dari
BPKP, Jakarta, 2018
https://www.inxsoftware.com/media/tran
sfer/doc/hb_436_2004_guidelines_to_as_nz Peserta diklat JFA Muda (22 orang), Survei
s_4360_2004_risk_management_guidelines_ Risiko Fraud di Planning Actuating Organizing
companion_to_as_nzs_4360_2004.pdf, Controlling (POAC), Diklat JFA Muda di
tanggal 12 Februari 2018 Linkungan Kemenpupera di Hotel Puri
Ayuda, Mega mendung Bogor,
Gunawan Imam, Metode Penelitian Kualitatif,
Pusdiklatwas BPKP, Bogor, 2018
diakses dari http://fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2015/12/3_Metpen- Peraturan Menteri Keuangan Republik
Kualitatif.pdf, pada 1 Maret 2018 Indonesia Nomor 12/PMK.09/2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko di
World Economic Forum, 2015, The Global
Lingkungan Kementerian Keuangan
Competitiveness Report 2014-2015, Geneva
https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-
http://www.transparency.org
pidana-korupsi/tpk-berdasarkan-jenis-
http://acch.kpk.go.id/statistik-penanganan- perkara
tindak-pidana-korupsi-berdasarkan-instansi
Nurharyanto, Pendekatan Teori Permainan dan
Konsep Assesmen Risiko Fraud Untuk
Melakukan Pencegahan dan Pendeteksian Fraud
Pada Sektor Publik, Karya Tulis Ilmiah,
Majalah Kampus Pengawasan: Media

32 Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018, hlm. 27-32

Anda mungkin juga menyukai