Anda di halaman 1dari 92

Buku Pete

Versi 6

3 April 2015
MENGUNGKAP MISTERI BUAH PETE

Tulisan berikut ini telah saya upload di Facebook page "Pete


Therapy 4 Love' (PT4L) dalam sejumlah posting­an. Kumpulan
tulisan itu kemudian saya tambahkan Pembuka dan Penutup
dan saya taruh di blog Wordpress. Selanjutnya kumpulan
tulisan ini saya jadikan buku Pete Versi 6 ini.

Pembuka: Mengungkap Misteri Buah Pete


Artikel #1 Stinky Evil Smelling Beans
Artikel #2 Makan Pete Tak Bau Pesing
Artikel #3 Herbal, Obat Dari Alam
Artikel #4 Menu Masakan Berbahan Pete
Artikel #5 Obat Bagi Yang Percaya KepadaNYA
Artikel #6A Penelitian Pete Selama 15 Tahun
Artikel #6B Penelitian Pete Selama 15 Tahun
Artikel #7 Sosialisasi Terapi Pete
Artikel #8 Keberhasilan Terapi Pete
Artikel #9 Rahasia Pete – Gaib
Penutup: Mengungkap Misteri Buah Pete

Sebetulnya kumpulan tulisan tersebut merupakan tulisan


"PERANTARA" dari buku Terapi Pete V.5 menuju buku Terapi
Pete versi paling akhir yaitu versi 7 yang lebih lengkap dan
lebih tebal. Jadi tulisan yang ada di buku ini, yang ditampilkan
di page PT4L ataupun di blog merupakan ringkasan dari buku
versi 7, kecuali Artikel #9 Rahasia Pete ­ Gaib yang tidak saya
masukkan kedalam buku versi 7, karena hal ini tidak mudah
diterima orang banyak (awam).

i
Artikel #9 itulah yang menjadi misteri utama dari buah pete,
inilah salah satu rahasia yang tersembunyi di buah pete. Satu
hal yang sangat berbeda, jauh dari jangkauan logika, rasio,
nalar yang biasa, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya. Inilah rahasia kebesaran YMK.

Silahkan dicoba, digunakan untuk keperluan Anda dalam


menghadapi berbagai situasi yang serupa. Jangan lupa untuk
meminta perlindungan kepada YMK, karena soal berhasil atau
tidaknya usaha kita, merupakan keputusan YMK. Saya hanya
menyampaikan hal hal yang pernah saya uji coba, yang saya
alami sendiri atau berdasarkan pengalaman dari orang orang
yang telah menjalankan berbagai cara penggunaan buah pete,
baik untuk menangani penyakit biasa ataupun hal hal terkait
gaib.

Terima kasih atas kesedian Anda untuk membaca tulisan saya,


mohon maaf apabila ada salah salah kata.

Jakarta, 3 April 2015

ii
Daftar Isi
i Mengungkap Misteri Buah Pete
1 Pembuka: Mengungkap Misteri Buah Pete
4 #I Stinky Evil Smelling Beans
6 #2 Makan Pete Tak Bau Pesing
9 #3 Herbal, Obat Dari Alam
12 #4 Menu Masakan Berbahan Pete
16 #5 Obat Bagi Yang Percaya KepadaNYA
23 #6A Penelitian Pete Selama 15 Tahun
26 Makan buah pete dan minum air rebusan kulit pete
29 #6B Penelitian Pete Selama 15 Tahun
29 Uji Coba Minum Jus Pete Mentah
31 Kesimpulan dari penelitian 15 tahun
33 #7 Sosialisasi Terapi Pete
33 3010/2011: Mulai sosialisasi terapi pete
42 #8 Keberhasilan Terapi Pete
51 Trauma Otot Saraf dan Sendi
52 Paska Stroke
53 Bangun Berdua, si Otong Bangun Duluan
57 Tidak Sembuh Dengan Obat Biasa, Bisa Dengan Terapi
Pete
57 Penyakit Rajasinga
58 Warisan Leluhur
58 Merebus Pete Menggunakan Kendil Tanah
59 Cell Regenerative
60 Tambahan u/ Mengungkap Misteri Buah Pete ­8:
61 Terapi Pete untuk Diaree dan Chikungunya
61 Buah pete untuk menyembuhkan diaree
62 Terapi pete untuk menyembuhkan chikungunya
64 #9 Rahasia Pete ­ Gaib
64 Air Pete Untuk Penangkal Tuyul
65 Menangkal Gangguan Gaib

iii
66 4 Cerita Terkait Hal Gaib
73 Resume dari cerita saya kali ini
75 Gaib, Mahluk Gaib
76 Menangkal Serangan Gaib
77 Menolak serangan gaib
77 Membersihkan diri dari sisa sia gaib
80 Penutup: Membuka Misteri Buah Pete

iv
PEMBUKA: MENGUNGKAP MISTERI BUAH PETE
Kita sering menjumpai benda­benda yang memiliki sifat yang
tidak disukai banyak orang, kita tidak berani menyentuhnya,
kita berusaha menjauhi benda itu, dan kepada orang­orang
yang kebetulan suka akan benda itu, maka orang itu
dinyatakan sebagai orang aneh yang perlu di jauhi ... seperti
buah pete, dikatakan buah kampungan, tidak berkelas, ndeso,
stinky (bau pesing!), evil smelling bean, dlsb. Ditambah dengan
mitos­mitos pete yang menyesatkan, yang setengah benar juga
setengah salah, menyebabkan buah pete dijauhi banyak orang.

Atau kotoran sapi (ternak), benda yang bau dan menjijikkan,


ternyata bisa digunakan untuk memasak!? Bukan langsung
dicampurkan kedalam makanan! Kotoran sapi itu dimasukkan
ke dalam silo, tabung semacam septic­tank, mungkin diberi
tambahan bakteri pembusuk, maka dari lubang yang dibuat
khusus akan mengeluarkan gas, disalurkan ke kompor gas,
dinyalakan dan digunakan untuk memasak.

Saya belum mencari info lebih lanjut, apakah gas yang keluar
itu masih berbau kotoran sapi atau tidak, atau dapur itu
menjadi berbau kotoran sapi ... saya belum punya pengalaman
untuk itu.

[Ternyata di majalah "New Internationalist" edisi January /


February 2015, halaman 11, Artikel: "'Poo' bus leaves no
waste", ada bus ('Bio­Bus') antara kota Bristol ­ Bath (di
Inggris) yang menggunakan bahan bakar biomethane berasal
dari food ... human waste (kotoran manusia).]

Yakinlah, masih ada banyak benda yang biasanya tidak


disukai, kurang disukai atau bahkan dibenci orang, padahal
1
benda itu punya suatu manfaat yang berguna bagi kehidupan
kita. Kita perlu mencari, mengungkap misteri yang ada dibalik
benda­benda itu. Setiap benda, tidak akan hanya menjadi
sesuatu yang tak berarti, tidak mungkin YMK menciptakan
suatu benda tanpa ada sebab­akibat, aksi­reaksi, ada
keterkaitan satu sama lain, secara langsung ataupun tidak
langsung, pasti ada suatu manfaat yang dikandung setiap
benda.

Nah, berkat keisengan dan keingin­tahu­an (rasa penasaran)


saya di tahun 1995, saya berhasil mengungkap manfaat yang
ada terkandung didalam buah pete dan kulit pete. Ada banyak
hal yang bisa diungkap dari penelitian (atau pengamatan) saya
selama 15 tahun itu, ada ber­ragam kemampuan buah pete, air
rebusan kulit pete, untuk kesehatan, untuk menyembuhkan
impotensi, sebagai 'SLOW VIXGRX', untuk menangkal atau
membersihkan hal gaib. Saya berhasil mengungkap misteri
buah pete, dan mungkin saja apa yang saya temukan itu belum
seluruh misteri, ada juga peserta yang dengan iseng ataupun
tak sengaja berhasil menemukan resep yang lain. Itulah
adanya.

Tulisan 'Mengungkap Misteri Buah Pete' ini sudah saya upload


ke internet, di Facebook Page 'Pete Therapy 4 Love' (PT4L).

'Pete Therapy 4 Love' adalah sebuah Facebook Page, sebuah


web­site dibawah naungan Facebook. Di Page itu saya tuliskan
banyak informasi terkait pete, herbal, kesehatan dll. Silahkan
berkunjung ke page itu ... mungkin ada manfaat yang bisa
diambil dari sana.

Tulisan 'Mengungkap Misteri Buah Pete' saya upload ke Page


'Pete Therapy 4 Love' sebagian­sebagian, sebagai cerita
2
bersambung agar pembaca tidak bosan. Tidak banyak orang
Indonesia yang suka membaca buku serius, meski senang
sekali chatting (BBM­an, twitter, FB, dll), jadi saya ikuti saja
trend itu. Dengan melepas sepotong demi sepotong, saya tidak
perlu menunggu satu buku selesai semuanya, tetapi bisa
diselesaikan bagian demi bagian. Bagian yang selesai bisa
langsung di­upload, sementara bagian yang lain masih terus
direvisi. Tulisan ini merupakan cikal­bakal buku Terapi Pete
versi 6.

Buku ini akan saya jadikan ebook dalam bentuk PDF, agar
lebih mudah disebar­luaskan.

Jakarta, 14 Mei 2014

3
#1 STINKY EVIL SMELLING BEANS
Pete (Latin: Parkia speciosa) dikenal di mancanegara dengan
banyak nama, pete, petai, India: yongchaa, yongchaak,
Belanda: Stinkboon, Thailland: Sator Dan, Jepang: Nejire
Fusamame, Philipina: U'pang, Jerman: Gestangbohnen, dll.
Dalam bahasa Inggris ada 2 nama untuk pete: stink bean dan
evil smelling beans, berarti kacang berbau tak sedap dan
kacang berbau setan.

Jadi jelas sekali, pete menjadi terkenal karena baunya yang tak
sedap itu, bau pesing, bau yang dibenci banyak orang!

Beberapa tahun terakhir ini, ternyata di dunia maya (internet)


pete begitu gencar diceritakan orang di mancanegara, ada
begitu banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pete. Pete
dapat digunakan untuk menghadapi banyak macam masalah
kesehatan, dari diabetes, asam urat, rhematik, darah tinggi,
menambah tenaga, melawan kanker, impotensi, dlsb. Di
internet kita bisa membaca ada banyak Informasi tentang pete,
ada yang cerita tentang cara memasak jenis masakan
menggunakan pete, banyak yang cerita tentang manfaat pete,
dan ada ribuan penelitian untuk mengetahui kemampuan pete.

Data pencarian di Internet: per 29 Januari 2015

* terkait "buah pete": Mei 2012: ribuan pages, 29/01/15:


16,100 pages (0.34 seconds),
* terkait "Parkia speciosa": Juli 2013: 44.100 pages,
29/01/15: 84,400 pages (0.25 seconds),
* terkait "terapi pete": April 2014: 397 results (0.20 seconds),
29/01/15: 733 pagess (0.51 seconds).

4
Pages (web­site) terkait "buah pete" itu jelas blog berbahasa
Indonesia yang kebanyakan merupakan copy paste dari blog
yang lain, atau hasil alih bahasa dari blog berbahasa asing.
Sementara pada pages (web­site) terkait "Parkia speciosa" ini
merupakan tulisan, report, laporan, dari berbagai lembaga
penelitian mancanegara yang menampilkan berbagai manfaat
zat yang dikandung pete (Parkia speciosa), ada cara budidaya
pete, cara pengemasan sampai bagaimana merawat pohon
pete.

Meski sudah ada begitu banyak berita tentang kemampuan


pete untuk menyehatkan itu ... semua tulisan di internet masih
tetap menyebut pete sebagai biang bau tak sedap! Stinky! Evil
Smelling Bean! .... ternyata para peneliti mancanegara itu
belum tahu kenapa pete menghasilkan bau tak sedap dan juga
tidak tahu bahwa makan pete bisa tidak selalu menyebabkan
bau tak sedap pada ke­esok­an harinya.

Mereka belum tahu bagaimana (cara) mengkonsumsi pete


untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit.
Mereka belum menemukan resep terapi pete, baik resep terapi
buah pete dan atau resep terapi air kulit pete.

Jumat, 2 Mei 2014, 13:00 diupload ke PT4L

5
#2 MAKAN PETE TAK BAU PESING
Saya berani bilang ... makan pete tak menyebabkan bau
pesing, BAB atau pipis tidak akan bau pesing!!! .... kalau
Anda menjalankan terapi pete selama 4 hari berturut, maka
pada hari ke­5 saat pagi Anda BAB atau pipis, puff dan urine itu
sudah tidak bau pesing lagi! Bila Anda lanjutkan terapi pete ini,
maka pagi hari berikutnya tidak berbau lagi, badan terasa lebih
segar, lebih sehat dari saat sebelum ikut terapi. Saat Anda
jalankan terapi selama 2 minggu berturut turut, maka ... darah,
pembuluh darah, organ pencernaan dan badan Anda
dibersihkan dari berbagai toxin/poison/dirt (TPD) yang telah
Anda konsumsi selama bertahun­tahun (bisa puluhan tahun
lho!) sebelumnya, lalu Anda berhenti terapi selama seminggu
dan saat Anda makan pete lagi, keesokan harinya BAB dan
urine tetap tidak berbau ... karena badan Anda sudah bersih,
sudah dibersihkan oleh pete. Saya perhatikan pada diri saya
sendiri, setelah selang sebulan tidak makan pete, kemudian
makan pete, BAB dan urine tetap tidak bau.

* Puff dan urine tidak akan bau pesing selama badan Anda
bersih dari TPD.
* Bau pesing itu adalah hasil kerja pete mengeluarkan TPD
yang bercokol selama ini.
* Jadi, makan pete tidak selalu identik dengan bau pesing.
Cobalah ...

Saat saya tawarkan pete atau Terapi Pete kepada masyarakat,


banyak saya temui penolakan dengan alasan adanya bau tak
sedap itu. Ada yang menolak dengan halus, ada yang melotot
marah karena merasa direndahkan dengan tawaran itu ...
ibaratnya: orang kota kaya berpendidikan berkelas kok ditawari
makan buah bau pesing kampungan, ndeso, kelas rendah, tak
6
berkelas ... maka marahlah mereka. Ada yang secara spontan
memperlihatkan kemarahannya, ada yang tidak berkata
apapun tetapi roman mukanya berubah drastis menjadi merah
padam, ada yang berubah sinis sambil menyeringai, ada yang
melengos pergi tanpa ba­bi­bu, dlsb.

Bagi kebanyakan orang, pete cuma stinky, evil smelling bean


yang selalu diasosiasikan (dikaitkan) dengan bau pesing, bau
setan, makanan kelas rendah, makanan untuk orang kampung,
makanan kampungan tak berkelas, ndeso, dst. Pete dipandang
rendah dan dibenci oleh sebagian orang. Ledekan (kata­kata
sinis merendahkan) dan hinaan mudah ditampilkan orang yang
tidak mengerti manfaat pete ... dan memang ada begitu banyak
orang yang tidak mau mengerti atau belum mengerti manfaat
pete.

Tidak hanya orang kaya berpendidikan tinggi yang menolak


ajakan terapi pete, yang miskin tak berpendidikan sedang
sakit­sakit­an dan tidak punya uang untuk ber­obat pun sulit
untuk diajak ikut terapi pete. Kedua kelompok itu sama­sama
tidak peduli akan tawaran saya, karena kebencian akan bau
pesing itu, rasa malu bila terlihat makan pete, dan banyak
alasan yang lain.

Dari dulu saya tidak begitu tertarik dengan pete, tapi saya tidak
pernah punya pemikiran negatif tentang pete, saya tidak extra
mencari pete di dalam masakan yang disuguhkan, tidak
memisahkan pete bila ada di menu makanan yang
dihidangkan. Tahun 1995 saya membaca sebuah artikel dari
Prof. Hembing yang menyatakan pete bagus untuk
membersihkan darah. Saya langsung tertarik untuk menguji
dan melakukan penelitian tentang pete yang terus berlanjut
sampai sekarang. Saya masih terus mencari pembuktian dan
7
kebenaran akan kemampuan pete.

Sabtu, 3 Mei 2014, 22:36 diupload ke P4TL

8
#3 HERBAL, OBAT DARI ALAM
Beberapa hari lalu, saya mendapatkan satu ayat dari Al­qur'an:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik


bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia
amat buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui". (QS. Al­Baqarah : 216)

Kenapa kita tidak menyukai sesuatu yang sebenarnya memiliki


begitu banyak manfaat untuk kehidupan, kesehatan,
kebahagiaan dan kesejahteraan orang banyak. Segala sesuatu
pasti sudah diciptakan untuk suatu alasan (manfaat) yang
mungkin belum kita ketahui adanya.

Itulah adanya, semua sudah disiapkan oleh YMK, sudah


disediakan. YMK, Yang Maha Kuasa, Sang Pencipta telah
menciptakan alam semesta dalam keseimbangan .... ITU
PASTI!!! YMK telah menciptakan alam semesta beserta isinya,
ada berbagai mahluk hidup dan ada benda mati, ada hewan,
ada tumbuhan, ada bakteri, virus dan penyakit ... maka pasti
YMK juga Yang Maha Baik, Maha Pengasih, Maha Penyayang
... pasti sudah menyediakan obat untuk berbagai penyakit itu,
sudah tersedia di alam semesta ciptaanNYA ini, bisa dalam
bentuk tanaman, hewan atau mineral ... semua ada dalam
keseimbangan. ITU PASTI!!!

Jauh sebelum ada pabrik farmasi, berdasarkan catatan yang


pernah ditemukan, berasal dari 3000 tahun yang lalu (atau
sebelum Masehi!?), diketahui waktu itu sudah ada obat­obat­an
herbal. Obat dari bagian tanaman, hewan atau mineral alam
yang digunakan oleh para 'dukun' penyembuh. Dulu kan belum
ada dokter, belum ada apotik, belum ada obat farmasi, tetapi
9
masyarakat zaman dulu sudah menggunakan obat­obat­an dari
ALAM untuk mengobati bermacam penyakit. Para leluhur
setiap bangsa pasti sudah punya bermacam­macam obat­obat­
an dari alam dan sudah pasti juga ilmu pengobatan itu mereka
wariskan secara turun­temurun baik secara tertulis maupun
lisan. Apalagi di Indonesia yang punya potensi alam dengan
begitu banyak macam tanaman, hewan dan mineral, pasti
leluhur kita punya ilmu pengobatan untuk berbagai macam
penyakit ataupun ilmu untuk meningkatkan daya tahan tubuh ...
cuma saja, warisan itu sulit untuk ditemukan, mungkin tidak
disimpan atau tidak dilestarikan ... atau sengaja dihancurkan!?.
Berbeda dengan negara China yang saat ini punya catatan
ribuan macam bahan tanaman, hewan dan mineral yang dapat
digunakan sebagai obat, mereka punya banyak shinshe (ahli
peracik obat) dan saat ini para mahasiswa kedokteran di China
mendapatkan mata kuliah wajib menulis resep obat herbal.

Tidak hanya negara Republik Rakyat China yang menerapkan


teknologi kesehatan dari warisan leluhur mereka,
menggunakan catatan ribuan macam obat herbal,
menggunakan berbagai cara penyembuhan alternatif. Negara­
negara maju di Eropa dan Amerika juga mencoba mempelajari
dan menggunakan berbagai alternatif penyembuhan itu, seperti
acupuncture, acupressure (massage, pijat), resonansi
(dengung gong), terapi panas­dingin, dan berbagai terapi
lainnya; mereka mempelajari berbagai obat­obat­an herbal dan
menggunakannya. Begitu banyak negara­negara di dunia yang
mencoba kembali ke alam, kembali ke terapi pengobatan
warisan leluhur.

Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pasti sudah


menyediakan obat­obat­an dari alam, itulah obat­obat­an asli,
original ciptaanNYA, ORI ­ KWalitas UTAMA, boleh kita sebut
10
KW­1. Nah obat herbal yang diproduksi di pabrik itu masih
dekat dengan yang original, tetapi sudah mendapatkan bahan
tambahan agar bisa diproduksi, dikemas dan tahan lama, apa
yang ditambahkan atau dicampurkan itu tidak bisa kita
(masyarakat) ketahui, jadi yang ini bisalah disebut sebagai KW­
2, sementara yang tiruan dari obat original, dibuat serupa tapi
tak sama dengan aslinya, cuma imitasi dibuat di pabrik, itu
saya sebut sebagai KW­3.

Nah, kita boleh memilih sendiri, mau ambil yang KW­3 atau
KW­2 atau KW­1 (ORI)??? Terserah pada keinginan sang
manusia itu sendiri! Mau yang mana!? Silahkan saja.

.... Lho ... kalau ada yang ORIGINAL (KW­1) kenapa ambil
yang KW­KW­an sih!?

Saya yakin, yang ORI itu pasti tidak membawa efek samping
yang membahayakan kesehatan apalagi jiwa, sementara yang
lain itu, entahlah ... mungkin mengobati sekaligus meracuni!?

Boleh jadi kita menyukai yang KW­3 padahal ada banyak hal
negatif didalamnya yang tidak kita ketahui ... dan boleh jadi kita
tidak menyukai pete padahal itu benda yang bermanfaat dan
sangat positif. Sooooo itu semua terserah Anda ...

Minggu, 4 Mei 2014, 00:25 diupload ke PT4L

11
#4 MENU MASAKAN BERBAHAN PETE
Cobalah Anda searching "buah pete" atau "Parkia speciosa" di
internet, Anda bisa mendapatkan banyak informasi tentang
buah pete (Parkia speciosa), ada banyak yang membeberkan
manfaat pete, ada puluhan ribu penelitian pete, dll. Coba lihat
di Wikipedia, disitu ditulis banyak hal terkait pete yang punya
hubungan dengan Indonesia. Ada banyak menu masakan
Indonesia yang sudah dikenal di mancanegara, ada nasi
goreng pete, ada nasi goreng kambing + pete, ada sambel
pete, ada sambel goreng hati + pete, sambel goreng udang
juga + pete, ada rendang + pete, balado terong + pete, sambal
hijau + pete, dlsb. Disebutkan juga dimana pete itu bisa
tumbuh, ada beberapa nama negara tetangga Indonesia atau
bagian dari negara tetangga, tetapi di Indonesia ternyata pulau
Sumatra dan Jawa disebut secara khusus, karena ada banyak
menu makanan berbahan pete yang populer di mancanegara,
berasal dari kedua pulau itu.

Ada banyak blog yang menuliskan: ada banyak pelancong


(traveller, wisatawan) dari berbagai belahan dunia yang khusus
mengejar bermacam masakan yang mereka bilang lezat dan
harus dirasakan sekali seumur hidup, dan ternyata ... menu
masakan berbahan pete termasuk didalam daftar buruan
mereka. Mereka saling berbagi informasi tentang makanan
yang mereka bilang perlu untuk dirasakan dan pete meski bau
dikatakan sebagai makanan yang tidak hanya lezat tetapi
bermanfaat untuk kesehatan dan perlu dicari. Ada masakan
berbahan pete dari Thailand, Malaysia, Indonesia, India, dlsb
yang mereka tulis sebagai makanan yang harus dicoba sekali
se­umur hidup, kalau belum pernah merasakan makanan itu,
serasa belum lengkap hidup ini.

12
Nah, saat searching masakan dari pete di internet, muncul
bermacam masakan menggunakan pete ... ada aneka sambal:
sambal pete, sambal pete teri asin, sambal udang pete, sambal
pete ebi, telur sambal pete, sambal (balado) terong pete, ayam
goreng sambal pete, sambal pete jambal nasi, sambal pete
papaya dan teri, sambal cumi pete, sambal terasi udang pete,
sambal goreng udang pete, sambal goreng ati­ampela pete,
sambal goreng tempe pete dlsb. Kemudian ada sayur pete (!?),
sayur lodeh pete, sayur daun singkong teri pete, sayur labu
ikan cucut asap pete, sayur tahu campur pete, sayur teri pete,
sayur ketupat, dlsb.

Khusus di Indonesia, setiap hari raya seperti Lebaran ataupun


Tahun Baru China, banyak keluarga yang menyiapkan
masakan khusus berbahan pete, seperti sayur + pete + ketupat
/ lontong dan sambal goreng ati ampela pete. Kedua masakan
itu hampir tidak boleh ketinggalan di setiap hari raya.

Pete merupakan bahan makanan yang mendapat tempat


khusus dalam menu masakan Indonesia terutama di pulau
Sumatra, Jawa dan Sunda. Untuk pulau­pulau lain di
Indonesia, belum sempat saya teliti.

Wisatawan pemburu makanan itu mengatakan pete


bermanfaat untuk kesehatan, mereka datang dari negeri yang
tidak punya pohon pete, mereka datang dari seberang lautan,
dari benua lain untuk mencicipi masakan berbahan pete,
karena kelezatan dan manfaatnya.

Ada beberapa artikel dari luar negeri, mereka katakan: "sering­


seringlah makan pete, maka Anda akan dijauhkan dari para
ahli kesehatan itu...". Ada yang menulis, dengan sering makan
pete, Anda punya peluang sekian puluh % risiko lebih rendah
13
dari kematian akibat serangan jantung ... untuk hal ini belum
saya dapatkan sumber aslinya, tapi ada beberapa artikel yang
menyatakan demikian. Melihat pengamatan saya selama ini,
dari hasil yang dicapai oleh para peserta terapi pete,
kemungkinan terhindar dari kematian akibat serangan jantung
itu terlihat benar adanya, karena pete telah membersihkan
darah, membersihkan pembuluh darah dari toxin/poison/dirt
(TPD), menghancurkan granula dan kolesterol yang
sebelumnya menumpuk akibat gaya hidup yang sembrono
yang dijalani banyak orang saat ini, hampir semua orang mau
tak mau, sadar ataupun tidak sadar menjalani gaya hidup itu.
Mereka terpaksa mengkonsumsi makanan yang mengandung
TPD selama puluhan tahun sedikit demi sedikit. Dengan
kemampuan pete membersihkan darah, membersihkan
pembuluh darah, meregenerasi sel­sel, kemungkinan besar
pete memang bisa menghindarkan seseorang dari serangan
jantung.

Sejak dulu, saya tidak anti pete, setiap Lebaran pasti ada
paling tidak 2 menu masakan yang berisi pete yang
disuguhkan, saya hanya makan masakan berbahan pete itu
secukupnya, pete yang ada tidak saya sisihkan, saya makan
sekedarnya. Tetapi setelah penelitian pete itu, kami sekeluarga
selalu berebut mengambil dan memilih pete yang ada di
masakan itu. Makanan enak dan sehat, kenapa takut. Soal bau
saat BAB dan pipis sudah sangat jarang kami temui, karena
kami sudah begitu sering membersihkan TPD dengan terapi
pete.

Belakangan, saya kadang memakan pete yang direbus 2­3


menit itu begitu saja, seperti lalapan, diberi saus 'Thousend
Island', mustard dan mayonese ... jadilah salad pete. Kadang
kala, kalau terlambat memasak pete atau setelah makan baru
14
teringat ada pete yang tidak termakan ... saya makan pete itu
begitu saja, jadi camilan. Ada teman yang makan pete dengan
saus kecap, anak saya yang tidak suka pete, terpaksa mengiris
pete menjadi potongan kecil­kecil agar tidak terasa seperti
makan pete.

Bagi mereka yang tidak sempat menjalankan terapi pete,


paling tidak Anda bisa membeli aneka menu masakan
berbahan pete, sedikit banyak akan membantu menjaga
kesehatan Anda.

Kalau Anda memasak masakan berbahan pete di rumah,


jangan buang kulitnya, rebus kulit pete selama 15 menit,
kemudian didinginkan, lalu air rebusan itu diminum.

Kemis, 8 Mei 2014, 11:40 diupload ke PT4L

15
#5 OBAT BAGI YANG PERCAYA KEPADANYA
Yang percaya kepadaNYA pasti mau mencoba herbal
Meski sudah diterangkan berkali­kali, dengan bukti­bukti yang
nyata, tetap saja banyak orang yang tidak percaya kalau pete
bermanfaat. Sudah dibujuk dan dirayu untuk mencoba, tetapi
tetap kukuh tidak percaya kepada obat herbal. Banyak orang
lebih percaya obat farmasi yang buatan manusia dari luar
negeri yang resepnya ditulis oleh spesialis kesehatan ternama
berkelas yang harganya mahal ... mereka tidak mau mencoba
obat herbal yang jelas­jelas ciptaanNYA.

Kalau seseorang hanya percaya kepada obat buatan manusia


dan tidak percaya sama sekali dengan apa yang telah YMK
sediakan ... boleh jadi sebenarnya orang itu tidak percaya
kepada kebesaran YMK, mungkin tidak yakin bahwasanya
YMK Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menciptakan
segala sesuatu dalam keseimbangan, ada bagus ada jelek,
ada panas ada dingin, ada penyakit pasti ada obatnya.
Mungkin saja orang itu masih meragukan rencana­
rencanaNYA, karena pada setiap kejadian pasti ada suatu
maksud yang perlu kita cari, perlu kita jalani. Seperti juga
keadaan sakit yang menghampiri seseorang, pasti ada sesuatu
yang perlu diperbaiki, sesuatu yang menyebabkan orang itu
terkena penyakit. Mungkin orang itu terlalu banyak makan fast
food, kurang makan sayur, terlalu banyak makan lemak, tidak
peduli akan keberadaan TPD yang ada dalam makanan ... atau
kurang olahraga, kurang bergerak, terlalu malas, terlalu sibuk,
kurang istirahat, dlsb. Atau kurang gizi!?

Kalau sampai kurang gizi, kurang makan atau terjadi


kelaparan, itu bukan penyakit perorangan ... tetapi penyakit
kelompok orang, penyakit masyarakat luas, masyarakat suatu
16
daerah, suatu bangsa ... masyarakat dunia. Sungguh ironis,
kenapa di negara­negara tertentu ada begitu banyak orang
bisa makan, makan dan makan sampai badan mereka tambun­
tambun (overweight, obesitas) sementara di daerah­daerah lain
ada begitu banyak yang kelaparan tidak punya makanan!?
Saat ini ada 1 milyar penduduk dunia pergi tidur dalam
keadaan perut kosong ... alias kelaparan! Ini penyakit
masyarakat dunia dan itu tugas PBB untuk menyelesaikannya
... sudah bertahun­tahun tidak juga selesai!? Soal kurang gizi
ini tidak akan saya bahas lebih lanjut ... tetapi bisa dijadikan
bahan renungan kita semua.

Saat saya menceritakan terapi pete atau herbal lain, banyak


muncul pertanyaan:
* Herbal apa untuk penyakit anu!?
* Apa terapi pete bisa menyembuhkan penyakit anu!?
* Bukankah herbal anu bisa untuk penyakit anu?
* Apa kelebihan terapi pete dibandingkan herbal yang
lainnya?
* Bisakah terapi pete menambah stamina dan power,
menambah gairah, dan menyembuhkan penyakit ke­tidak­
mampu­an pria?
* dan pertanyaan­pertanyaan lainnya.

Terapi pete memang bisa membantu mengatasi banyak


masalah kesehatan, tetapi tetap saja bukan segalanya. Pete
hanya satu dari sekian banyak karya ciptaanNYA, masih ada
banyak herbal yang lain yang bisa kita pergunakan untuk
menjaga kesehatan atau menyembuhkan suatu penyakit. Tidak
semua penyakit bisa dijawab dengan satu macam herbal, bisa
jadi beda penyakit beda herbalnya. Beda herbal beda
manfaatnya.

17
Kita perlu mencoba meneliti segala pemberian YMK, yang
sudah ada di sekitar kita, mungkin tanaman herbal di kebun
samping rumah (masih punya kah!?), atau di taman kota
(adakah!?) atau di hutan kota (mimpi!!), ... atau mungkin di
hutan tropis yang jauh dari tempat tinggal kita. Adakah hutan
tropis alami yang penuh dengan sumber daya herbal
(hortikultural) itu masih dipertahankan, atau malah dibakar
habis, dibabat habis, demi menanam pohon mono­kultur
semacam kelapa sawit guna mendapatkan minyak goreng,
demi meraih devisa!?

Hanya demi devisa, hanya demi pemenuhan nafsu perut dan


bawah perut sekelompok orang saja, hutan tropis yang
mengandung potensi bermacam herbal itu telah dibumi­
hanguskan, dihancurkan, ditiadakan ... ada begitu banyak
potensi herbal yang ikut hilang bersama hilangnya hutan tropis
itu.

Jangankan meneliti, mempertahankan sumber tanaman herbal


itu pun tidak dilakukan! Yang ada cuma penghancuran alam,
sekali lagi ... penghancuran alam hanya demi memenuhi nafsu
perut dan bawah perut segelintir orang yang menyebut diri
mereka pemimpin negara!

Mereka membiarkan orang­per­orang mengurus kesehatan


dirinya sendiri­sendiri, sementara itu, mereka melalui
departemen terkait terus membiarkan bisnis farmasi itu
mengeruk untung. Omset penjualan obat farmasi per tahun di
Indonesia (tahun 2014) sebesar 50­60 trilliun rupiah, dan harga
obat di Indonesia termasuk yang termahal di dunia! Siapa yang
mengambil keuntungan dari ke­sakit­an rakyat? Satu kelompok
orang yang saling berpegang tangan membentuk rantai
panjang penikmat keadaan (keberadaan) ke­sakit­an rakyat,
18
mulai dari yang paling ujung si penjual obat, rumah penjualan
obat, si penulis resep, si pengecer obat, si agen besar obat, si
pabrikan di luar sono sampai ke oknum­oknum pemberi izin
penjualan obat.

Masih mau berharap dari sistem kesehatan yang ada!? ...


pejabat­pejabat itu kalau sakit malah pergi ber­obat ke luar
negeri! Mereka mempersiapkan undang­undang yang
menjamin perawatan kesehatan para pejabat boleh dilakukan
di luar negeri dan biayanya ditanggung negara!. Beberapa
tahun yang lalu, presiden kemana­mana selalu disertai dengan
mobil ambulans berisi dokter ahli kepresidenan, lengkap
dengan suster­perawat, lengkap dengan peralatan canggih dan
tentu penuh dengan obat­obat­an khusus. Presiden­nya saja
tidak percaya dengan sistem kesehatan yang dia rancang
sendiri ... juga berobat ke luar negeri! Dan terakhir di bulan
September 2014, saya melihat kendaraan khusus yang mirip
seperti mobil ambulans masih mengiringi konvoi sang presiden,
berwarna hijau dengan kaca gelap.

Mungkin oknum­oknum itu tidak percaya kalau kita punya


banyak herbal untuk berbagai jenis penyakit, pasti ada dan
sudah disediakan oleh Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Orang­orang itu tidak percaya kepada ciptaanNYA. Mereka
tidak peduli akan keberadaan berbagai herbal itu, bukan hanya
tidak percaya kepada ciptaanNYA itu, tetapi ... sekali lagi,
mereka lebih mendahulukan pemenuhan keinginan besar
mereka untuk terus mengejar keuntungan pribadi demi
pemenuhan nafsu perut dan bawah perut mereka ... dengan
berjualan obat dan perawatan kesehatan, dan juga berjualan
izin perubahan fungsi hutan heterogen menjadi hutan
monokultur!

19
Apa sih sebutan bagi orang yang tak percaya kepada
karya YMK itu?

Tidak percaya kepada karyaNYA, tentu sekaligus tidak


percaya kepada NYA ...!?

Sungguh berbeda dengan masyarakat di utara sana, mereka


disebut penganut komunis, dikatakan tidak beragama ... tetapi
mereka terus menggunakan obat­obat­an herbal, mereka
membuat dan memelihara catatan obat­obat­an herbal warisan
leluhur mereka, mereka persiapkan mahasiswa kedokteran
mereka agar mengenal obat­obat­an herbal, para ahli
kesehatan harus menulis resep herbal, ... kemudian ... ada
banyak sinshe pembuat/peracik obat­obat­an herbal. Ada rasa
kasih dalam diri penguasa negeri itu, ada kepercayaan yang
sangat besar kepada obat­obat­an herbal ... lalu ... bukankah
itu rasa percaya kepada kebesaran YMK!? Padahal mereka
disebut sebagai komunis ... 'yang tidak berTuhan' .. !?

***

Banyak juga pejabat departemen terkait negara ini yang


berwisata-kesehatan ke negeri komunis itu ... ironis
kan!?

***

Masyarakat negara komunis itu dibenci karena dianggap 'tak


berTuhan' ternyata masih punya rasa kasih satu sama lain ...
nah bagaimana pandangan kita kepada para penguasa negeri
ini yang menyatakan dirinya begitu agamis tetapi tidak punya
kasih sama sekali kepada rakyatnya. Kok bisa!?... jauh banget
perangai para oknum negeri ini dibanding para politbiro di
20
negeri komunis itu!? Jadi oknum­oknum itu jauh lebih jahat
daripada para komunis itu!?

Saya yakin pembaca page "Pete Therapy 4 Love" ini


tidak seperti mereka (para oknum itu). Bukankah
b e gi t u ?

Anda percaya kepadaNYA, akan kebesaranNYA, pasti percaya


kepada herbal dan tentu percaya akan manfaat yang ada
terkandung di dalam buah pete. Segala sesuatu pasti
mengandung maksud tertentu ... kita hanya perlu menelitinya,
mencarinya, membuktikannya dan tentu dengan senang hati
menggunakannya demi kehidupan, kesehatan, kebahagian dan
kesejahteraan kita bersama.

Dengan menggalakkan penggunaan herbal dari bagian


tanaman, bagian binatang dan mineral yang ada di Indonesia,
akan membangun kegiatan swasembada rakyat dalam
penyediaan bahan­bahan obat herbal untuk menghadapi
berbagai macam penyakit, memberikan kesempatan lebih luas
bagi rakyat dalam budidaya tanaman herbal yang tentu saja
akan membangun kesejahteraan rakyat Indonesia. Kita berada
di katulistiwa, dengan tanah yang subur, dengan hutan tropis
yang memiliki potensi hortikultura terbesar (semoga!?
masihkah!?) dibanding negara lain. Jadi kita punya potensi
untuk menjadi penyedia (supplier) obat­obat­an herbal bagi
penduduk dunia.

Negara, dalam hal ini pemerintah melalui departemen terkait


harus lebih banyak melakukan sosialisasi penggunaan obat­
obat herbal, menggencarkan penelitian manfaat tanaman
herbal, penelitian budidaya tanaman herbal, pembibitan,
penanganan hama, panen, pengolahan, distribusi, dan
21
penyiapan mata kuliah penggunaan herbal untuk kesehatan,
mengharuskan para ahli kesehatan untuk menuliskan resep
obat herbal ... memperbanyak pelatihan budidaya, pengolahan
dan penyiapan obat herbal. Kalau pemerintah melakukan
kegiatan tersebut diatas ... maka terlihatlah mereka percaya
kepada YMK. Kalau tidak!? ... paling cuma sekelompok orang
tak beragama (ATHEIS!) yang mengejar nafsu perut dan
bawah perut mereka semata!

Minggu, 11 Mei 2014, 11:24 diupload ke PT4L

22
#6A PENELITIAN PETE SELAMA 15 TAHUN
Kembali ke pete, si buah yang dibenci karena bau, dianggap
kampungan, tak berkelas, dslb itu. Pete sebenarnya
mengandung banyak manfaat buat menjaga kesehatan dan
bisa menyembuhkan bermacam penyakit, terutama yang
berada dalam tubuh manusia, yang terkait dengan darah,
terkait dengan penurunan unjuk kerja organ tubuh karena
adanya TPD atau karena usia yang cukup lanjut. Tetapi, sekali
lagi, pete bukan segalanya. Penyakit yang berada di luar
tubuh, di permukaan kulit atau karena cacad akibat kecelakaan
memang tidak bisa dibantu, karena hal itu berasal dari luar
badan, seperti penyakit panu, atau exeema, dan sejenisnya,
karena itu datang dari luar. Sementara gatal­gatal di kulit
karena salah makan, seperti allergie itu, berdasarkan
pengalaman beberapa peserta, bisa dibantu­sembuhkan
dengan air rebusan kulit pete.

Pete mungkin termasuk "sesuatu yang dibenci padahal amat


baik bagimu", seperti yang dimaksud dalam surah Al­
Baqarah:216 itu ... mungkin saja!?

Tahun 1995, kata Professor Hembing dalam satu artikel yang


saya baca: "...pete bisa digunakan untuk mencuci darah",
hanya itu yang tertulis, jadi saya yang penasaran segera
mencoba makan pete, yang terus berlanjut selama 15 tahun
(1995­2010) saya menguji coba dengan berbagai kemungkinan
bukan hanya sekedar makan pete:
* berawal dari rasa penasaran setelah membaca artikel
Professor Hembing, saya langsung mencoba merebus pete
selama 2­3 menit, siang 1 papan (lanjar) dan malam 1
papan, selama beberapa hari. Setelah beberapa hari,
terasa ada perubahan, badan terasa lebih segar, lebih
23
bertenaga, tidak mudah capek, saat bekerja keras dan
berkeringat terasa segar, terapi makan pete terus berlanjut,
selang seling antara makan dan tidak,
* selanjutnya saya mengajak istri yang waktu itu sudah
terkena asam urat, terasa sakit dan berat saat bangun dari
duduk apalagi dari posisi jongkok, sangat menyakitkan,
saya ajak makan pete selama seminggu siang dan malam,
gangguan asam urat berangsur menghilang, dan akhirnya
sembuh. Setelah bebas, dia tidak perlu lagi menjalankan
diet berpantang makanan penyebab asam urat, dia bebas
makan apa saja. Sampai sekarang, dia tidak perlu
berpantang makanan lagi,
* kemudian terapi ini saya uji­coba kan kepada pembantu,
anak­anak, saudara dan teman­teman dekat,
* selama 15 tahun jumlah peserta terapi memang masih
terbatas, hanya dari lingkup keluarga sendiri, saya, istri,
anak­anak, pembantu, teman dekat, saudara/kerabat
dekat, hanya orang­orang yang ada di lingkungan
kehidupan terdekat saja. Saya belum berani membawa
terapi ini ke masyarakat luas, saya harus meyakinkan diri
saya lebih dulu, bahwa terapi ini benar bisa memberikan
manfaat bagi kesehatan,
* selama 15 tahun itu, jenis penyakit yang bisa saya kaitkan
dengan terapi pete masih terbatas, hanya beberapa
penyakit yang kebetulan menerpa peserta yang terbatas
itu,
* jadi selama 15 tahun itu, kemampuan pete yang terungkap
juga terbatas,
* selama periode itu, saya melihat dan merasakan bahwa
terapi itu benar bisa menyembuhkan (bermacam) penyakit
dari asam urat, rhematik, diabetes, diaree, darah tinggi,
gangguan urat saraf,
* dari awal percobaan, saya sudah menduga kalau pete bisa
24
mencuci darah, kemungkinan besar juga membersihkan
pembuluh darah, dengan kemampuan menghilangkan
kolesterol, granula, TPD yang ada di darah, di pembuluh
darah, dan juga di berbagai organ tubuh. Kalau darah,
pembuluh darah sudah dibersihkan, maka aliran darah
yang membawa oksigen dan makanan itu akan tersalurkan
dengan lebih baik, lebih lancar dan bisa mencapai ke
seluruh tubuh dengan maksimal, jantung akan memompa
darah dengan optimal ke organ tubuh vital pria di saat­saat
tertentu, dan menjaga tekanan itu dalam kondisi maksimal
selama yang dibutuhkan,
* memang ada kemampuan istimewa yang berhasil saya
temukan yaitu kemampuan menambah stamina dan power
untuk berolahraga dan saat­saat romantis, saya sangat
yakin akan hal itu, setelah menjalankan beberapa
experimen berikut ini,
* saya mencoba sendiri terapi ini selama beberapa tahun,
kemudian saya sampai kepada pertanyaan: bagaimana
terapi pete bisa menjaga kesehatan, berapa lama terapi itu
masih bisa menjaga kesehatan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan bila tidak menjalankan terapi sampai kondisi
badan begitu terasa menurun, kemampuan apa saja yang
akan menurun setelah jangka waktu tertentu berhenti
makan pete. Untuk menjawab pertanyaan itu, saya
mencoba beberapa kali berhenti terapi dalam jangka
tertentu dengan kombinasi waktu yang berbeda: berhenti
tidak makan pete selama 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun
dan 1,5 tahun. Ternyata, setelah rutin menjalankan terapi
untuk waktu yang cukup lama kemudian berhenti selama 1
bulan, 3 bulan sampai 6 bulan tidak menunjukkan
penurunan daya tubuh, baru saat berhenti terapi selama 1
tahun penurunan itu mulai terlihat, apalagi setelah
percobaan 1,5 tahun tidak makan pete sama sekali,
25
penurunan itu terasa sangat jelas, badan terasa loyo tak
bertenaga apalagi di saat­saat romantis sangat terasa
kehilangan daya ... nah, begitu saya tahu saya kehilangan
stamina dan power, badan lesu, loyo dan mulai terasa tidak
sehat, langsung saya jalankan terapi pete untuk waktu 2
minggu berturut. Saya merasakan perubahan dalam diri
saya, terasa sekali daya tahan tubuh kembali membaik di
segala bidang. Saya kembali rutin menjalankan terapi untuk
beberapa bulan, sambil terus menguji berhenti 1 bulan, 3
bulan dan 6 bulan, kemudian saya lakukan lagi uji coba
berhenti selama 1,5 tahun, kembali saya merasakan
penurunan yang jelas. Kembali saya jalankan terapi pete 2
minggu, saya merasakan kesehatan kembali membaik. 3
kali saya uji coba berhenti makan pete selama 1,5 tahun ...
cukup untuk meyakinkan saya bahwa terapi ini benar benar
mempengaruhi daya tahan tubuh, benar bisa digunakan
untuk menjaga kesehatan, menyehatkan, menambah
kekuatan daya tahan dalam segala bidang.

Setelah 15 tahun (1995 ­ 2010) saya menjadi kelinci percobaan


terapi pete, saya yakin terapi pete ini benar bisa menyehatkan,
bisa menambah kekuatan daya tahan tubuh, bisa memberikan
kebahagiaan dan saya yakin pete bisa menyejahterakan rakyat
Indonesia bila nanti banyak orang tahu akan kemampuan pete
dan mau menanam pohon pete. Saya harus segera melepas
terapi pete ini kepada masyarakat umum.

Makan buah pete dan minum air rebusan kulit pete

Pada awal penelitian, memang saya hanya menguji makan


buah pete yang direbus 2 (atau 3) menit, baru setelah berjalan
10 tahun, saya mulai dengan minum air rebusan kulit pete yang
26
2 menit itu, dan ternyata benar, ada hal baru yang saya
dapatkan: air rebusan pete yang 2 menit itu merupakan obat
pencahar cacing (obat cacing). Saya minum sehari sekali
selama 4 hari, terasa benar khasiat pencahar cacing itu. Saya
tidak akan menceritakan bagaimana kondisi cacing­cacing itu
setelah saya minum air rebusan 2 menit itu. Silahkan mencoba
sendiri.

Saya semakin penasaran dengan air rebusan kulit pete itu.


Setelah merebus pete 2 menit, kulit pete tidak saya buang,
saya gunting kulit pete itu tipis­tipis dan merebusnya selama 11
menit ... ternyata saya menemukan lagi satu khasiat pete,
tangan kiri yang sudah lama mengalami 'gejala rematik' atau
entah apa namanya, yang tidak bisa ditekuk ke belakang
punggung itu, bisa sembuh! Saya minum rebusan 11 menit itu:
sehari sekali dalam 4 hari berturut. ... Air (kulit) pete itu TELAH
MENYEMBUHKAN lengan­tangan kiri saya! Saya terbebas dari
handicap yang telah lama saya alami, saya bebas
menggerakkan lengan­tangan kiri itu ke belakang punggung,
bisa menggaruk punggung ... padahal sebelumnya gerakan
lengan­tangan kiri itu terbatas sampai ke pinggang saja. Dulu
waktu kecil pernah keseleo di lengan kiri itu, diurut dukun pijat
dan bisa bebas. Setelah usia semakin bertambah tua, lengan­
tangan kiri itu mulai terasa mengalami pembatasan gerak, dan
sekitar tahun 2000­an terasa sangat terbatas. Selama
beberapa tahun itu saya mencoba bermacam cara (obat) untuk
membebaskan lengan­tangan kiri itu dari pembatasan gerak
itu. Baru setelah minum air rebusan kulit pete yang 11 menit
itulah saya terbebas dari pembatasan gerak itu.

Selanjutnya, air kulit pete saya sebut sebagai air pete.

Perhatian, buat pemula terapi pete yang sehat, jangan


27
gunakan waktu 11 menit untuk merebus kulit pete ... gunakan
cara­cara yang disebutkan di bagian RESEP TERAPI PETE.
Air pete yang 11 menit itu hanya untuk penderita hipertensi,
dan biasanya hanya 4 hari pertama, setelah itu gunakan air
pete yang 15 menit atau 20 menit.

Minggu, 29 Juni 2014, 20:40 diupload ke PT4L

28
#6B PENELITIAN PETE SELAMA 15 TAHUN
Uji coba minum jus pete mentah
Saya sering mendengar dari orang­orang tentang ke­enggan­
an mereka memakan buah pete, rasa tidak enak saat
mengunyah buah pete. Saya setuju soal itu, tapi ... saya yakin
(waktu itu), pasti ada cara sederhana menkonsumsi pete ... jus
pete!

Usaha membuat jus pete ... ternyata malah mendapatkan


pengetahuan tentang kemampuan pete yang lain.

Di tahun 2010 uji­coba ini dilakukan, saya tidak ingat secara


pasti. Karena ingin mempermudah menkonsumsi pete, saya
mencoba membuat jus pete. Waktu itu, saya membuatkan jus
lobak untuk anak yang sakit batuk. Setelah disaring, masih
tersisa sedikit jus lobak dan ampas lobaknya. Jadi saya pikir,
kenapa tidak mencoba membuat jus pete ­ lobak saja. Maka
saya ambil 4 butir pete mentah, saya masukkan kedalam jus
lobak itu, sekali lagi saya hidupkan mesin pembuat jus
(blender) itu.

Jus pete­lobak langsung saya minum, pelan­pelan, karena


saya ingin mengenal rasa/sensasi jus pete­lobak itu. Dalam
hitungan detik, saya merasakan seluruh bagian mulut, lidah
dan gusi terasa tebal/baal, seakan gigi­gigi akan copot (lepas).
Sensasi ini mirip seperti saat dulu sebelum operasi cabut gigi
geraham, saat setelah diberi suntikan anastesi untuk
menghilangkan sakit. Saya segera minum banyak air, kumur­
kumur agar bisa menghilangkan sensasi tebal/baal itu. Saya
curiga hal itu bukan ulah lobak tetapi ulah pete!

Untuk meyakinkan diri, saya coba lagi seminggu kemudian,


29
hanya 4 butir pete mentah dan sedikit air, di­jus dan diminum
pelan pelan, ternyata sensasi tebal/baal seakan gigi­gigi akan
copot itu kembali lagi. Masih belum yakin juga, seminggu
kemudian saya ulangi lagi! Dan benar sensasi itu muncul
kembali.

Cukup 3X uji­coba jus pete mentah! Saya tahu kekuatan pete


mentah, saya yakin pete bisa melunakkan daging (gusi), inilah
kekuatan pete. Saya juga yakin kekuatan pete lebih dari daun
pepaya yang biasa digunakan untuk melunakkan daging
sebelum dimasak / dijadikan sate. Tapi saya tidak berani
mencoba jus daun pepaya, rasanya pasti lebih tidak enak
daripada jus pete. Pasti pahitnya!

Dari pengalaman jus pete mentah inilah saya menjadi lebih


yakin akan kekuatan pete untuk membersihkan darah,
membersihkan badan, menghancurkan granula dalam
pembuluh darah, ataupun menghancurkan kolesterol yang ada
dalam darah. Saya berfikir bagaimana merendahkan kekuatan
si pete tetapi meng­optimal­kan/mengintensifkan
kemampuannya: pete direbus 2 menit, tetapi volumenya
diperbanyak dan frekuensinya diperbanyak, didapatkan: makan
1 lanjar siang, 1 lanjar malam, selama 2 minggu. Hasilnya:
TERAPI PETE ini.

Pesan saya, jangan makan pete mentah terlalu banyak apalagi


selama beberapa hari berturut­turut. Kurangi kekuatannya,
rebuslah 2 ­ 3 menit.

Soal mempermudah mengkonsumsi buah pete dengan


menjadikannya jus­pete, tetap boleh dilakukan asalkan pete itu
telah direbus dulu. Dan, memang ada beberapa orang yang
tidak begitu suka makan buah pete, tetapi ingin menjalankan
30
terapi pete, mereka minum jus­pete (rebus).

Kesimpulan dari penelitian 15 tahun


Setelah menjalankan sendiri terapi pete ini selama 15 tahun,
dengan berbagai kondisi yang di­uji­coba­kan, dengan
beberapa kombinasi waktu percobaan antara makan dan tidak
makan pete, antara makan buah pete dan minum air pete, dst.
Saya bisa menarik kesimpulan, bahwa terapi ini benar
bermanfaat.

Terapi pete benar bisa membersihkan darah, bisa membuang


berbagai TPD yang ada di dalam sistem pencernaan, di dalam
darah, di dalam pembuluh darah. Setelah makan pete, akan
muncul bau pesing pada pagi hari setelahnya, bau pesing itu
merupakan indikasi adanya TPD yang dikelola oleh pete,
ditangkap dan dihancurkan oleh pete kemudian dikeluarkan
melalui puff, urine dan keringat. Bau pesing itulah tanda
keluarnya TPD yang selama ini ditimbun di dalam badan. Bau
puff, urine dan keringat akan berkurang dari hari ke hari dan
menghilang apabila kita menjalankan terapi itu selama 4 hari
berturut. Setelah saya menjalankan terapi selama seminggu
(atau 2 minggu), lalu saya berhenti makan pete selama
seminggu atau 2 minggu, kemudian saya kembali makan pete,
puff, urine dan keringat tetap tidak berbau pesing ... kecuali bila
saya sengaja mengkonsumsi makanan (masakan) yang berisi
TPD. Dan kondisi itu juga sudah beberapa kali saya uji­coba.

Toxin dan poison itu bisa berupa bermacam bahan pengawet,


bahan penyedap, zat pewarna textil, insektisida, pestisida, dll.
Kotoran itu seperti bahan makanan kadaluarsa, yang sudah
rusak, basi, busuk dll yang dicampurkan oleh para pengusaha
bahan pangan yang tidak jujur.

31
Darah yang bersih tentu dapat mengikat oksigen, nutrisi
dengan lebih optimal, sementara pembuluh darah yang bersih
menjamin kelancaran peredaran darah sampai ke saluran yang
paling kecil dan paling jauh dengan mudah, maka jantung tidak
perlu bekerja terlalu keras untuk mendorong stamina dan
power pada saat­saat yang dibutuhkan, jantung bisa bekerja
optimal tanpa paksaan. Pete memberikan tenaga tambahan,
baik untuk berolahraga, kerja fisik, ataupun menghadapi saat­
saat romantis bersama istri. Pete bisa menghancurkan
kolesterol, granula, TPD yang ada di dalam pencernaan, di
darah, di pembuluh darah dan kemungkinan besar juga
menghancurkan timbunan­timbunan TPD yang terbawa dan
tersimpan di berbagai organ tubuh, maka dari itu saya yakin
pete bisa menyembuhkan bermacam penyakit, seperti asam
urat, gejala rhematik, darah tinggi, diabetes, impotensi, dlsb.

Dari 1995 sampai 2010/2011, 15 tahun lamanya saya menguji


coba terapi pete, antara rutin makan pete dan tidak makan pete
dalam beberapa kombinasi waktu tersebut diatas, akhirnya
saya yakin akan kemampuan pete, saya memutuskan untuk
mulai menyebarkan terapi ini secara luas dan terbuka agar
terapi ini bisa digunakan oleh banyak orang untuk menjaga
kesehatan dan menyembuhkan bermacam penyakit. Untuk
sehat tidak harus mahal, tidak harus sulit, tidak harus berbelit­
belit, tidak harus berlama­lama ... bisa murah, mudah,
sederhana dan singkat saja ... TERAPI PETE!

Sabtu, 12 Juli 2014, 13:13 diupload ke PT4L

32
#7 SOSIALISASI TERAPI PETE
2010/2011: Mulai sosialisasi terapi pete

Saya hanya ingat sosialisasi terapi pete mulai dijalankan di


tahun 2010/2011. Soal kapan tepatnya, bulan apa, atau tahun
pastinya, sudah tidak perlu dinyatakan, yang penting adalah
sosialisasi segera dimulai, sama seperti di tahun 1995 saat
memulai terapi pete.

Di tahun 2010 itu, setelah menjalankan penelitian terapi pete


selama 15 tahun (1995­2010), saya anggap penelitian itu
sudah cukup meyakinkan. Sudah cukup lama dan cukup bukti.
Sudah tiba waktunya untuk disebar­luaskan secara terbuka
untuk membantu banyak orang, baik di Indonesia maupun
dunia.

Uji coba selama 15 tahun dalam kalangan terbatas sudah


cukup meyakinkan, sudah ada beberapa penyakit yang bisa
dibantu­sembuhkan dengan pete dan terapi pete terutama
Diabetes mellitus cs (DM, penyakit gula, kencing manis berikut
kawanan penyakit yang datang bersama DM). Maka, terapi
pete ini harus segera disebarkan, sekaligus melanjutkan
penelitian dan menguji­coba­kan kepada kalangan yang lebih
luas lagi, dengan jenis penyakit yang lebih bervariasi.

Tentu saja tidak semua penyakit bisa dibantu­sembuhkan


dengan terapi pete ini, ... tetapi asalkan penyakit itu
berhubungan dengan darah atau kelemahan fungsi organ
karena usia atau karena TPD, saya kira akan bisa dibantu
dengan terapi pete, kecuali penyakit yang sama sekali tidak
berhubungan dengan darah atau kelemahan fungsi organ,
seperti sakit yang menyerang dari luar tubuh dan hanya berada
33
di permukaan kulit, seperti sakit panu. Tetapi kalau sakit gatal
di kulit karena alergi makanan, saya pastikan hal ini masih bisa
dibantu dengan terapi pete. Hanya sakit yang satu ini: 'sakit
hati' yang pasti tidak akan bisa dibantu.

Beberapa penyakit yang berhasil diuji selama 15 tahun


pertama: asam urat, rhematik, hipertensi, Diabetes mellitus
(DM), impotensi, kelumpuhan karena stroke.

Khusus Diabetes mellitus (DM) merupakan satu penyakit yang


dianggap no 7 di dunia yang paling mematikan. DM dapat
dibantu­sembuhkan dengan terapi pete bukan hanya dibantu
kontrolkan kadar gula darah. Memang, kata para ahli
kesehatan dunia, DM tidak bisa disembuhkan, hanya bisa
dikontrol saja. Penderita DM di dunia saat ini ada sekitar 350
juta orang yang terdiagnosa, dan dalam jumlah yang sama
yang tidak atau belum terdiagnosa karena memang tidak
mendapatkan perawatan atau pengawasan dari pemerintah
negaranya. Jumlah total kemungkinan terkena diabetes bisa
saja sudah sekitar 10% dari penduduk dunia atau sekitar 700
juta jiwa!, dan jumlah ini terus bertambah besar setiap tahun.
Lihat tulisan "347 JUTA PENDERITA DIABETES MELLITUS
(DM)" yang saya pasang di blog, berisikan uraian penyakit DM
dan penyakit bawaan akibat DM, seperti penyakit hipertensi,
penyakit jantung, disfungsi ereksi, dll. Jadi kalau bisa
mengalahkan DM, maka penyakit yang lain itupun bisa
disingkirkan.

Pertimbangan saya, setelah terapi ini disosialisasikan lebih


luas, maka akan semakin banyak orang ikut menjalankan
terapi untuk menghadapi bermacam penyakit mereka, maka
pembuktian demi pembuktian akan kemampuan pete akan
tampil dengan sendirinya.
34
Uji coba selama 15 tahun dalam kalangan terbatas, dengan
beberapa orang peserta sebagai kelinci percobaan, termasuk
saya sendiri, sudah memperlihatkan bahwa terapi ini bisa
membantu­sembuhkan bermacam penyakit. Terapi ini hampir
tidak punya efek samping karena terapi ini menggunakan
bahan alami, dan kekuatannya telah direndahkan (pete
direbus 2­3 menit). Jadi terapi ini aman untuk disebar­luas­kan.

Setelah penelitian di kalangan terbatas, diperlukan penelitian


lebih lanjut dalam skala yang lebih besar untuk mengetahui
kebenaran terapi ini, diperlukan uji coba dalam ruang yang
lebih luas dengan jumlah peserta yang jauh lebih banyak dan
jenis penyakit yang bermacam­ragam, maka terapi ini perlu
disosialisasikan kepada masyarakat luas. Setiap orang yang
bersedia menjalankan terapi ini, akan menjadi pasien (peserta)
sekaligus menjadi kelinci percobaan baru, untuk membuktikan
kebenaran kemampuan pete membantu sembuhkan jenis
penyakit yang pernah diuji dalam kalangan terbatas maupun
menguji kemampuan pete menghadapi jenis penyakit yang
belum pernah diuji. Semua peserta akan membuktikan
kebenaran keampuhan terapi pete sekaligus menjadi pionir
dalam percobaan penyembuhan jenis penyakit yang belum
pernah diuji dengan terapi pete.

Jadi... sebenarnya terapi pete ini milik banyak orang, bukan


milik saya sendiri, karena saya hanya sebagai inisiator saja.
Ada begitu banyak orang yang telah terlibat dalam uji coba
terapi pete ini selama ini, hampir 19 tahun sejak 1995 s/d 2014.
Mereka dengan sukarela mau menyisihkan sedikit uang
belanja untuk membeli pete dan menjalankan ritual proses
persiapan memasak pete/merebus kulit pete, sebagian dari
mereka dengan sukarela menyampaikan informasi

35
keberhasilan terapi pete ini kepada saya dan banyak di antara
mereka yang giat menyebarkan terapi ini kepada masyarakat
secara aktif (sengaja) ataupun pasif (tidak sengaja).

Jadi, untuk kesediaan mereka mencoba dan menguji pete itu,


saya perlu mengucapkan banyak terima kasih kepada setiap
orang yang telah ikut menjalankan terapi pete ini, terutama
kepada mereka yang telah dengan berani mencoba
menerapkan terapi ini dalam kurun waktu 15 tahun pertama,
dan terima kasih kepada mereka yang ikut terapi sejak
sosialisasi 2010/2011, karena mereka percaya kepada saya,
mereka mau menerapkan terapi ini, ikut membuktikan
kemampuan terapi ini dan tentu juga kepada mereka yang
berani menguji terapi ini untuk menghadapi berbagai jenis
penyakit yang sebelumnya tidak pernah diuji dalam kurun
waktu 15 tahun pertama.

Pada awal sosialisasi, cara penyampaian terapi ini dilakukan


secara lisan mengajak teman, saudara, dan orang­orang yang
ditemui dalam berbagai kesempatan, kemudian mencetak buku
resep dan membagikannya pada setiap kesempatan ...
kemudian penyebaran dilakukan melalui internet, email, blog di
wordpress, facebook, facebook page "Pete Therapy 4 Love",
dll. Sebagian di antara peserta juga melakukan penyebaran
dari mulut ke mulut, terjadi getok tular dari satu orang kepada
banyak orang yang kemudian peserta baru itu melanjutkan
menceritakan keberhasilan mereka kepada orang lain
(saudara, teman, kerabat, dll) ... terus sambung menyambung.

Untuk menyebarkan secara lebih luas, saya tulis buku Terapi


Pete, dan dengan harapan buku Terapi Pete ini bisa mencapai
warga di kota/daerah lain yang tidak tersentuh penyebaran per
internet, buku ini saya coba tawarkan ke beberapa penerbit
36
untuk diterbitkan dan dijual di toko buku, tetapi tidak ada yang
bersedia menerbitkannya. Jadi saya putuskan menjadikan
buku­buku Terapi Pete sebagai ebook (pdf dan epub) yang
dapat diunduh oleh siapapun dari pelosok manapun
menggunakan komputer, tablet ataupun HP. Setiap orang boleh
mengunduh buku­buku itu, boleh mencetaknya, boleh
memberikan file ebook itu kepada orang lain. Bebas, free,
gratis!

Saat buku Terapi Pete versi 1 dilepas, bulan Mei ­ Juni 2012,
peserta terapi baru sekitar 600 orang. Kemudian saya
mengajak 2 orang teman yang biasa memberikan bantuan
penyembuhan (pengobatan) alternatif, pak Agung di
Rawamangun dan pak M Nasro SH di Kendal. Pak Agung (PA)
biasa mengobati 30­50 orang pasien perhari, hampir semua
pasien bisa diberikan jalan keluar dengan terapi pete. PA
sebagai penyembuh alternatif itu biasa menolong banyak orang
menghadapi bermacam penyakit, tetapi dia sendiri waktu itu
sering sakit, katanya sih punya gejala sakit jantung, beberapa
kali saya mendapat info kalau dia tidak buka praktek karena
sakit ... sebetulnya sudah beberapa tahun sebelumnya saya
tahu akan hal itu tapi saya belum bisa menawarkan terapi pete
kepada PA, karena dia berprofesi penyembuh alternatif, saya
kira dia pasti tahu obatnya, ternyata untuk dirinya sendiri hal itu
tidak berlaku, dia terus sakit­sakit­an, lalu suatu hari saya
tawarkan terapi pete, dan setelah beberapa lama terapi, dia
terlihat sehat, bukan hanya ikut terapi sekedar makan pete 1
atau 2 lanjar per hari, dia malah terobsesi dengan pete, dia
makan pete 3 X 10 butir sehari. Setelah dia sembuh, saya
anjurkan ke PA untuk memberikan terapi pete kepada pasien­
pasiennya. Kemudian, beberapa kali saya menanyakan kondisi
pasien­pasien yang dia anjurkan terapi pete ... banyak pasien
yang merasakan perubahan kesehatan mereka, sembuh dari
37
bermacam penyakit, merasakan penambahan daya dalam
kegiatan romantis mereka, lebih bertenaga dan punya daya
tahan lebih baik.

Bersama 2 teman itu, kami berhasil menyebarkan terapi pete


kepada banyak orang. Dari puluhan peserta menjadi ratusan
dan selanjutnya ribuan orang yang ikut terapi.

Saat buku versi 4 dilepas, 26 September 2012, kami bertiga


memperkirakan jumlah peserta terapi pete sudah lebih dari
2000 orang.

Saat buku versi 5 dilepas, 30 Juli 2013, kami perkirakan jumlah


peserta sudah lebih dari 10.000 orang. Bagaimana mungkin
jumlah peserta menjadi begitu banyak?

Itu bisa terjadi, karena sistem getok tular. Pengalaman saya,


satu saat saya pernah mengajak 20 orang ikut terapi, dan pada
setahun pertama sosialisasi, saya bisa mengajak sekitar 600
orang. Setelah mengajak 2 teman penyembuh alternatif, jumlah
peserta itu naik dengan lebih cepat lagi. Penyebaran itu tidak
hanya kami bertiga, tetapi banyak peserta terapi juga
melakukan penyebaran di lingkungan mereka. Memang yang
berhasil mereka ajak itu bervariasi, ada yang hanya mampu
menularkan terapi ini kepada 3 ­ 5 orang saja, tetapi ada juga
yang berhasil menularkan kepada ratusan orang lebih dalam
masa 3 bulan, dan itupun dilakukan secara pasif. Ada yang
begitu mudah menularkan terapi ini, tetapi ada juga yang
begitu sulit untuk mengajak orang lain untuk ikut terapi.

Contoh: Seorang ibu (initialnya: BL) penjual minuman di depan


SMP 3 Manggarai, dia ikut terapi sekitar 6 bulan yang lalu
(sekitar Februari 2014). Usia BL sekitar 50 tahun. Saat saya
38
melihatnya, dia terlihat tidak sehat, berjalan lamban, berat dan
tidak fit. Jadi saya tanya kepada BL perihal kesehatannya, dia
pun bercerita, waktu itu merasa berat saat berjalan, susah
tidur, kaki sering kesemutan dan sulit bangun dari duduk di
lantai. BL kemudian ikut terapi, dalam waktu seminggu dia
berhasil sehat, gerakannya lincah, berjalan cepat dengan
mudah, bangun dari duduk tidak ada halangan, tidak ada rasa
sakit yang menghambat. Semakin hari semakin sehat dan hal
itu jelas terlihat oleh orang lain yang mengenalnya, dengan
mudah terlihat ada perbedaan dalam gerakannya. BL setiap
minggu ikut pengajian dengan peserta pengajian sekitar 400
orang dimana usia ibu­ibu pengajian itu sekitar 50 ­ 60 tahun.
Dia bercerita, sekitar 3 bulan yang lalu ada ibu­ibu yang
melihat perubahan dirinya, terlihat sehat, berjalan ringan, dan
mudah saja untuk bangun dari duduk di lantai saat pengajian,
sementara hampir semua ibu­ibu itu perlu 'menyeringai'
kesakitan dulu saat akan bangun dari duduk. Ibu­ibu teman
pengajian mempertanyakan hal kesehatan dirinya, apakah
minum jamu atau berobat ke ahli kesehatan? ... BL pun
bercerita soal minum air rebusan kulit pete. Teman teman
pengajian itu semula heran, kok bisa. BL hanya mengatakan:
"Coba saja sendiri" ... dan menceritakan resep pengolahan kulit
pete. Seminggu kemudian, mereka yang telah ikutan minum air
rebusan kulit pete, saling bercerita ... ternyata benar. Seperti
biasa, ibu­ibu tentu senang bergosip, mereka meneruskan
cerita keberhasilan itu kepada teman yang lain, tentu kepada
keluarganya juga. Hampir setiap pengajian, ada saja teman
pengajian yang kembali bertanya kepada BL ... dia pun disebut
sebagai 'provokator' kesembuhan. Beberapa hari lalu saya
bertanya kepada BL, apakah banyak dari peserta pengajian
yang ikut terapi pete, dari 400 orang peserta itu apakah masih
ada yang terlihat masih kesulitan saat bangun dari duduk di
lantai? ... BL menjawab, masih ada, tetapi sudah jarang terlihat.
39
Dari pengalaman si ibu ini, memperlihatkan hasil terapi yang
jelas terlihat orang lain, langsung terlihat dengan mata
telanjang, ternyata lebih efektif dalam meyakinkan banyak
orang untuk ikut terapi pete. BL dalam 3 bulan bisa
menyebarkan terapi pete kepada ratusan teman pengajian
secara pasif, hanya memperlihatkan keadaan dirinya yang
terlihat sehat, dia berhasil menularkan terapi pete kepada
ratusan orang.

Sejak sosialisasi 2010/2011, banyak orang ikut menjalankan


terapi, mereka membuktikan kebenaran kemampuan terapi
pete, sebagian di antara mereka juga mencoba meneruskan
terapi ini kepada orang lain di lingkungan kehidupan mereka,
kepada sanak keluarga, teman, tetangga atau orang yang
ditemui. Hanya sebagian kecil dari para peserta itu yang bisa
saya pantau secara langsung, mereka memberikan pernyataan
(pengakuan) akan kemampuan terapi pete, juga ada banyak
hal­hal baru yang saya terima dari mereka.

Selain membuktikan kemungkinan/kemampuan yang sudah


pernah saya jelaskan, mereka juga penasaran mencoba terapi
itu untuk menghadapi hal­hal baru yang mereka dan saya juga
belum tahu sebelumnya, bahkan ada teman yang mencoba
menyembuhkan binatang peliharaannya dengan air rebusan
kulit pete dan berhasil.

Saya sudah tidak bisa membuat perkiraan berapa banyak


peserta terapi pete, entah sudah berapa banyak. Penyebaran
melalui internet juga mencapai ke mancanegara, dan ada
seorang profesor bernama Mr. Dr. Thohe Pou M.A. Ph.D,
(Assistant Professor of Geography in National Defence
Academy (NDA), Pune. Dia berasal dari Senapati District,
Manipur) dia minta agar buku Terapi Pete diterjemahkan ke
40
bahasa Inggris. Sudah saya terjemahkan, 2 buku.

Pengunjung mancanegara berasal dari: United States,


Malaysia, Singapore, Germany, Canada, Australia, Israel,
Switzerland, Thailand, Saudi Arabia, Japan, Hong Kong,
Taiwan, Timor­Leste, United Arab Emirates, Republic of Korea,
United Kingdom, Ukraine, Norway, Netherlands, Peru,
Morocco, Brunei Darussalam, Italy, New Zealand, Spain,
Serbia, Brazil, Russian Federation, China, France, Philippines,
Iceland, Jordan.

Warga United States (of America) berkunjung sebanyak 913


kali, dari Malaysia 121 kali, Singapore 47 kali, Germany 37 kali
... dst.

Ada juga penyebaran di antara peserta pria yang lebih


mengandalkan kepada manfaat terapi ini dalam hal kegiatan
4X4, efek Slow Vixgrx itu. Kalau sudah bicara kegiatan 4X4 ini,
mudah sekali membuat para pria tergiur untuk ikutan, hanya
dengan menceritakan 'success story behind the curtain' ...
padahal itu sebenarnya merupakan efek sampingan dari terapi
pete, anggap saja bonus.

Ada beberapa cerita penyebaran akan ditulis di "#8


Keberhasilan Terapi Pete", berisi testimoni para peserta terapi.

Jumat, 29 Agustus 2014, 13:11 diupload ke PT4L

41
#8 KEBERHASILAN TERAPI PETE
Dari penelitian (atau sekedar pengamatan!?) selama 15 tahun
(1995 – 2010) dalam kalangan terbatas, saya mendapatkan
informasi kemampuan pete membantu­sehatkan beberapa
penyakit yang dimiliki para peserta yang terbatas itu. Kemudian
di masa sosialisasi 4 tahun (2010­2014), yang sebenarnya
merupakan masa uji kebenaran hasil temuan pada penelitian
yang 15 tahun pada kalangan yang lebih luas, dengan jenis
penyakit yang lebih bervariasi.

Kalau di masa penelitian jumlah peserta hanya beberapa puluh


orang, di masa sosialisasi jumlah peserta mencapai ribuan
orang. Lihat di “#7 Sosialisasi Terapi Pete”.

Di masa sosialisasi itu, tidak hanya menunjukkan kebenaran


perkiraan saya di masa penelitian: penyakit asam urat,
osteoprosis, trauma otot, darah tinggi, Diabetes, dll, sampai
impotensi, benar bisa berhasil disembuhkan dan khusus
impotensi bahkan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, ada
yang dalam waktu satu malam sudah berubah total. Kemudian
ada informasi baru yang muncul dalam masa sosialisasi,
seperti cell­regerative, mengembalikan fungsi organ tubuh
menjadi normal, kulit menjadi halus mulus bercahaya, otot
kembali lentur dan kenyal, pembuluh darah kembali mengecil,
lentur dan terlihat samar di permukaan kulit, buah dada
kembali mengencang dan kenyal, tubuh yang tadinya gombyor
kembali langsing, nafsu makan yang muncul pada awal terapi
ternyata benar merupakan bagian dari proses penyeimbangan
metabolisme tubuh, kemudian nafsu makan kembali normal
dan tubuh perlahan meramping, terlihat berotot, yang terkena
stroke bisa berjalan kembali dalam waktu 7 hari, yang lemah
lunglai (lumpuh) karena diabetes bisa kembali beraktivitas
42
normal dalam waktu 2 minggu, dst. Ada lebih banyak lagi
informasi yang berhasil dihimpun pada masa sosialisasi. Bukan
hanya penyakit biasa bisa dibantu­sehatkan, juga hal hal gaib
ditemukan dalam kegiatan sosialisasi. Untuk hal yang gaib
akan ditampilkan di “#9 Rahasia Pete ­ Gaib”.

Pete benar bisa meningkatkan stamina dan kesehatan. Air pete


bisa mengatasi impotensi bahkan meningkatkan daya tahan
sampai 3 kali lipat. Pete benar bisa menyembuhkan asam urat
cs. Pete bisa menurunkan kadar gula darah dan bisa
menyembuhkan Diabetes. Dan seterusnya.

Bukan hanya untuk penyakit, air pete bisa digunakan untuk


membersihkan metal, uji coba saya lakukan pada berbagai
benda metal: untuk membersihkan velg mobil, kitchen sink
(tempat cuci piring dari stainless steel), membersihkan
kacamata, membersihkan kaca kacamata, dll. Hasilnya barang­
barang itu bersih dan berkilap.

Warna air pete bisa menunjukkan kalau air yang dipakai itu
mengandung bahan kimia chlor, kaporit, atau memang air
murni jernih dari gunung. Air pete yang disimpan di wadah
plastik akan cepat berubah gelap, sementara yang disimpan di
wadah beling (kaca, gelas) akan tetap atau hampir tidak
berbeda meski disimpan selama seminggu atau 2 minggu. Air
pete ber­reaksi dengan plastik, dengan metal, tetapi tidak
dengan gelas atau kaca.

Memang penelitian (atau pengamatan) yang saya lakukan itu


tidak sampai ke pengujian test darah di laboratorium dimana
darah diambil dan diuji sebelum ikut terapi dan kemudian
dilakukan test lagi setelah ikut terapi.

43
Saya tidak melakukan uji laboratorium, saya hanya melakukan
pengamatan dari kejadian­kejadian, gejala­gejala yang dialami
peserta terapi pete sebelum terapi, selama menjalankan terapi
dan sesudah terapi.

Saya membuat catatan dari pertanda (sinyal) yang terlihat


pada beberapa peserta sebelum dan setelah mengikuti terapi
dan atau rasa yang dirasakan peserta sebelum dan sesudah
terapi yang disampaikan peserta kepada saya. Memang tidak
banyak yang bisa dicatat, hanya mereka yang kebetulan
berada didalam batasan kemampuan komunikasi saja yang
bisa dicatat. Banyak informasi tergali dari peserta yang berasal
dari lingkungan tempat tinggal saya, atau dari orang­orang
yang sering saya temui, atau beberapa teman­teman yang bisa
saya hubungi melalui komunikasi telepon, ada juga yang
berasal dari luar Jakarta yang bisa saya hubungi lewat telepon,
email atau via blog.

Ada beberapa test darah yang dilakukan oleh beberapa


peserta, salah satunya: seorang teman dari Jerman, HR, usia
60 tahun, yang sebelum terapi sudah mengalami penurunan
kondisi kesehatan, beberapa kali kena stroke, mengalami
penurunan unjuk kerja jantung dan ginjal ... dan ternyata
setelah 4 bulan rutin makan buah pete dan minum air rebusan
kulit pete, dia cek ke laboratorium, dia mendapatkan
perubahan positif bahkan hasil test menunjukkan kondisi
jantung dan ginjal berubah dari sisi negatif menjadi positif ...
maaf saya tidak mendapatkan hasil lab (jantung dan ginjal) itu,
dan lupa nilai sebelum dan sesudahnya. Secara umum,
kolesterol, asam urat, dll itu baik kecuali jumlah sel darah putih
yang jauh melebih ambang batas atas ... yang kemudian
berhasil dikembalikan ke nilai aman dengan makan buah
nanas.
44
Dari pengalaman sosialisasi terapi pete, memang lebih mudah
menawarkan terapi ini kepada orang orang yang sudah
memiliki gejala keadaan tidak sehat, seperti rasa sakit (nyeri)
yang amat sangat saat bangun dari duduk, apalagi saat
bangun dari duduk di lantai (penyakit akibat asam urat akut),
rasa sakit di sendi lutut saat berjalan atau akan berjalan
(dikatakan sebagai rhematik, osteoporosis, saraf kejepit, sendi
kehilangan pelumas), tidak bisa menekuk jari­jari tangan, rasa
pusing di kepala (migren, pusing sebelah) karena tekanan
darah tinggi atau malah karena gejala darah rendah, gejala
susah tidur sukar bangun dari tidur, sering pipis sedikit sedikit
di waktu malam, tidak bisa bangun paska stroke, dlsb.

Peserta terapi yang saya ketahui, mulai dari umur 15 tahun


sampai umur 78 tahun, kebanyakan berada di usia 30­60
tahun, di atas 60 tahun jauh lebih sedikit dari usia 30­60 tahun,
dan yang berusia dibawah 30 tahun hanya sedikit sekali, tidak
sampai 1%. Tingkat ekonomi peserta juga bervariasi, lebih
banyak dari kelas menengah bawah, hanya sedikit dari kelas
menengah atas. Warga menengah bawah itu lebih mudah
diajak untuk ikut menjalankan terapi pete dibanding warga
kelas menengah atas.

Karena sudah cukup lama mengawasi banyak orang, membuat


perkiraan kondisi kesehatan orang yang saya temui, saya bisa
sedikit banyak membedakan yang sehat dan yang sedang
menderita penyakit. Dengan melihat dari gejala­gejala yang
terlihat, saya bisa tahu kalau seseorang memiliki hambatan
kesehatan, hal ini dapat dilihat secara sepintas, terlihat di
wajah mereka, terlihat dari gerakan orang itu, terlihat dari
bentuk postur tubuhnya, juga dari pola makannya. Biasanya,
bila mungkin, saat saya melihat seseorang dengan gejala­

45
gejala hambatan kesehatan, saya langsung bertanya akan
kondisi kesehatan orang itu. Biasanya, orang itu akan bercerita
tentang kondisinya ... klop ... lalu saya tawarkan terapi pete,
dan kalau kebetulan ada peserta terapi pete yang dikenal
orang itu, saya beritahu ... si anu di jalan anu, jualan anu,
punya gejala anu, sudah ikutan dan sudah sembuh. Setelah
dia mau menjalankan terapi, saya berusaha mengikuti
perkembangan kesehatan orang itu, sesekali mampir untuk
mengobrol dan bertanya.

Ada banyak orang dari kalangan bawah yang saya dekati dan
berhasil diajak ikut terapi pete, ada penjual minuman, penjual
mie ayam, penjual majalah, penjual barang loak, penjual kue
keliling, penjual kue ranggi, pedagang sayur keliling. Sebagian
dari mereka memang punya hambatan kesehatan, sebagian
lagi sebenarnya masih sehat dan pria!

Ada 2 kelompok orang yang saya coba dekati dengan


pendekatan yang berbeda: kelompok orang yang punya
penyakit (hambatan kesehatan) dan kelompok yang sehat.
* Kelompok yang punya hambatan memang mudah diajak
ikut serta untuk menguji terapi pete dalam menyembuhkan
bermacam penyakit yang mereka miliki ... dan
* kelompok yang sehat terutama para pria saya berikan
iming­iming 'Slow Vixgrx'. Kelompok pria sehat itu,
biasanya antusias saat mendengar ada efek SV di terapi
pete.

Orang­orang yang sudah memiliki hambatan cukup besar


tetapi belum terlalu sukar untuk bergerak, alias belum sakit
parah, menderita asam urat, osteophorosis, merasa berat saat
melangkah atau saat bergerak dan sudah mencoba berbagai
obat tanpa hasil atau hanya mendapatkan sedikit perubahan
46
setelah pengobatan konvensional dalam waktu panjang,
mendapatkan sedikit perubahan kemudian hambatan itu
kembali datang, berulang ulang, biasanya mau mencoba terapi
pete.

Tetapi buat mereka yang sudah terlanjur sakit parah dan sudah
tergantung dengan obat farmasi dan lebih percaya kepada ahli
kesehatan konvensional, mereka sulit untuk diajak ikut terapi.

Didalam masa penyebaran, ada banyak keberhasilan


mengajak orang­orang ikut menjalankan terapi ... dan ada
banyak juga kegagalan dalam mengajak seseorang untuk ikut
terapi pete, begitu sulit meyakinkan mereka, bahkan bila orang
itu seorang kerabat yang cukup dekat atau seorang teman
dekat (sahabat) sekalipun.

Ada banyak faktor yang menghalangi orang itu untuk percaya


akan terapi ini. Ada yang berdalih sudah berobat di ahli
kesehatan anu, sudah mendapat obat anu keluaran pabrik anu
di luar negeri.

Hambatan atau alasan yang paling sederhana: tidak percaya


sama sekali akan manfaat obat herbal ... apalagi terhadap
pete, si biang bau, stink bean, si evil smelling bean!

Sering saya bertemu dengan orang­orang yang lebih memilih


menggunakan obat farmasi daripada herbal, berapapun
mahalnya obat farmasi mereka tetap bertahan, dan penawaran
obat herbal semurah apapun, tidak menggoyahkan iman
mereka. Bayangkan saja: walau mereka sudah menghabiskan
biaya ber­obat jutaan, ratusan juta rupiah saja belum tentu bisa
sembuh ... lalu ditawari terapi dengan buah pete si biang bau
murahan kampungan kelas bawah, lalu dikatakan buah ini
47
punya manfaat begitu hebat!?

Sudah begitu adanya, kebanyakan di antara kita selalu melihat


kemasan bukan isi, kita melihat darimana datangnya obat itu,
dari negeri antah berantah penuh kemilau atau dari hutan
(gunung) tak jelas?

Keberhasilan terapi pete ini bisa dilihat secara langsung pada


kelompok yang memang punya hambatan. Saya tawarkan
terapi ini kepada mereka, lalu saya usahakan untuk bertemu
mereka, melihat perubahan dalam kegiatan sehari­hari orang­
orang itu. Orang yang sebelumnya berjalan dengan berat,
penuh penderitaan yang terlihat di wajah mereka, kemudian
setelah ikut terapi terlihat begitu santai, berlenggang bebas
tanpa beban, tidak terlihat rasa sakit di wajah mereka.
Perbedaan itu langsung terlihat. Perasaan senang telah
berhasil dengan uji coba terapi pete, telah mendapatkan bukti
kebenaran terapi ini, dan rasa senang telah membebaskan
seseorang dari hambatan hidupnya.

Diantara peserta ada yang belum memiliki hambatan


kesehatan, masih cukup sehat. Orang yang demikian, setelah
menjalankan terapi, tidak melihat perubahan signifikan dalam
segi kesehatan, karena memang masih sehat. Mereka
mengatakan tidak merasakan perubahan apa­apa, tetapi
biasanya mereka mengatakan: mereka jadi tidak mudah capek
saat bekerja keras, saat mereka kerja lembur, saat mereka
harus begadang sampai pagi, mereka merasa tidak mudah
sakit, tenaga terus tersedia, seakan­akan tidak pernah
kekurangan tenaga.

Ada 2 kasus ketidak­taat­an peserta mengikuti resep yang


saya berikan, merupakan bentuk improvisasi yang salah:
48
Yang pertama terjadi di tahun 2012, BR usia sekitar 35 tahun,
dia begitu terobsesi dengan terapi pete, dia sudah merasakan
perubahan kesehatan, dan menemukan pertambahan unjuk
kekuatan yang lumayan besar (stamina dan power) untuk
kegiatan romantisnya ... BR melakukan improvisasi atas
inisiatifnya sendiri, dia makan buah pete dan minum air
rebusan kulit pete di pagi hari sebelum sarapan! Beberapa hari
dia lakukan itu, dan ternyata ... perutnya kalah!!! Dia terpaksa
pergi ke ahli kesehatan untuk mengobati maag­nya. Setelah
sehat, BR protes ke saya, kenapa maag­nya jadi sakit!? Saya
jelaskan kalau saya tidak pernah mengijinkan makan buah pete
dan minum air pete di pagi hari terutama kalau hal itu dilakukan
sebelum sarapan! Saya selalu memberikan informasi kepada
setiap orang agar makan buah pete dan minum air rebusan itu
dilakukan di siang hari atau malam hari ... jelas setelah perut
diisi makanan. Tidak di pagi hari, karena perut masih kosong!!!

Kasus kedua terjadi di tahun 2011, PM usia sekitar 60 tahun,


seorang pedagang minuman di depan SMP 3 Manggarai. Saya
tahu PM sudah berumur cukup tua, dan pasti mengalami
penurunan kesehatan, jadi saya tawarkan terapi pete kepada
PM. Seperti biasa, saya berikan resep terapi pete, saya
tuliskan di atas kertas bagaimana menjalankan terapi, sehari 1
lanjar (lonjor, papan) direbus 2­3 menit. PM mengatakan, dia
sudah cukup repot dengan kegiatannya berdagang minuman,
setiap pagi dia harus belanja persediaan dan menyiapkan
berbagai barang dagangan, dia mengajukan tawaran,
bagaimana kalau setengah lanjar saja siang dan setengahnya
lagi saat makan malam ... saya tetap mengatakan, sebaiknya
direbus! Ternyata itupun sulit untuk dia kerjakan, dia kembali
menawar, dia bilang setengah lanjar mentah siang hari dan
setengah lagi direbus malam hari ... saya anggap itu masih

49
cukup aman, setengah lanjar mentah di siang hari saat makan
siang dan setengahnya lagi tetap direbus dan dimakan malam
hari. PM menjalankan terapi dengan cara baru itu.

Saya yakin dia merasakan perubahan kesehatan, karena dia


terus rajin menjalankan terapi dengan resep yang dimodifikasi
itu.

Permasalahan baru muncul saat sekolah libur panjang. PM pun


pulang kampung, dan di kampung dia melakukan improvisasi
extrim. Disana pete tersedia banyak, dan dia begitu ingin
mendapatkan kesehatan dan mempercepat proses, jadi dia
makan pete mentah 3 kali sehari, pagi ­ siang ­ malam, 3 lanjar
sehari! Setelah beberapa hari dia lakukan itu ... perutnya kalah.
Dia terpaksa di rawat di rumah orang sakit selama seminggu.
Maag­nya akut. PM merasa itu kesalahan saya, memberikan
resep yang salah.

PM tidak pernah memberitahu saya soal sakit maag itu, dia


bercerita ke BR soal itu dan menyatakan itu salah saya yang
memberikan resep yang salah. BR yang bercerita kepada
saya, dan saya jawab, saya tidak pernah mengijinkan makan
pete mentah dalam jumlah banyak, dan dalam resep yang saya
berikan, paling banyak 1 lanjar siang dan 1 lanjar malam
makan pete yang direbus 2­3 menit agar kekuatan pete itu
diturunkan lebih dulu ... bukan makan mentah 1 lanjar pagi, 1
lanjar siang dan 1 lanjar malam.

PM pasti sudah mendapatkan perubahan kesehatan pada saat


dia hanya makan 1/2 lanjar siang dan 1/2 lanjar malam, dan dia
ingin mempercepat proses dengan makan 3 lanjar perhari –
mentah!

50
TRAUMA OTOT SARAF dan SENDI
Seorang teman, ZR, umur sekitar 58 tahun, berhasil
menyembuhkan trauma otot (saraf) di lengan kiri, pinggul kiri
dan engsel lutut kaki kiri. Dimasa SMA dia dulu atlet yudo dan
mengalami kecelakaan dibanting keras dalam satu pertarungan
sehingga sendi lengan ke bahu tergeser (mungkin lepas),
pinggul kiri dan lutut kaki tergeser. Waktu itu dia ditangani
seorang shinshe yang berhasil mengembalikan sendi, pinggul
dan engsel lutut kiri itu. Setelah sembuh dia hidup normal,
berjalan normal. bisa menggerakan lengan dan kaki kiri tanpa
halangan, tetapi 4 tahun terakhir (sekitar 2009) dia mulai
mengalami halangan untuk menggerakkan lengan kiri dan
mulai berjalan pincang. Hari demi hari hambatan itu semakin
parah, lengan kiri itu akhirnya tidak bisa digerakkan dengan
bebas, terbatas dari posisi terbawah paling tinggi hanya sejauh
90derajat dan kalau dipaksakan lebih keatas dia merasakan
ngilu yang sangat menyakitkan, dia bisa berteriak dan
berkeringat dingin. 3 tahun lamanya dia merasakan hidup
terasa begitu berat, begitu menyiksa. Untuk memakai dan
melepas kemeja sudah penuh penderitaan, apalagi memakai
dan melepas t­shirt (kaos) harus dibantu istri atau anaknya. Dia
sudah mencoba berbagai metode pengobatan, dari dokter
sampai ke dukun, uang habis sudah banyak, tapi jauh dari
pulih malah hari demi hari rasa sakit itu semakin parah.

Kebetulan di tahun 2013 dia datang ke rumah, kami mengobrol


panjang lebar dan saya bercerita tentang terapi pete yang bisa
mengobati bermacam penyakit. Dia tidak suka makan buah
pete, tapi ingin mencoba jadi saya anjurkan untuk minum air
rebusan kulit pete saja.

Kebetulan salah satu tetangga rumahnya seorang pengusaha

51
catering, yang kebetulan menyiapkan hidangan makanan
berbahan buah pete, jadi dia minta kulit pete yang akan
dibuang, gratis. Kemudian dia buat rebusan kulit pete 11 menit.
Ternyata dia tidak tahan dengan rebusan 11 menit itu, dia tidak
bercerita kalau punya gejala darah rendah. Hari pertama dia
minum air rebusan 11 menit itu dia merasakan jantung
berdebar keras, berkeringat dingin. Dia langsung menelpon
saya, menceritakan keadaannya setelah minum air rebusan itu.
Saya langsung tahu kalau dia punya gejala darah rendah dan
benar adanya. Jadi saya anjurkan untuk merebus kulit pete itu
selama 20 menit.

Dia minum air rebusan kulit pete 7X (7 hari berturut), hari ke­
4/ke­5 lengan kiri mulai bisa digerakkan sampai 180 derajat
dan setelah 7 hari, lengan kiri itu bebas lepas bisa digerakkan
sampai ke belakang punggung, demikian juga dengan
pinggang dan engsel lutut kiri ... sembuh!

Dia bebas dari handicap yang pernah menjeratnya selama 3


tahun lamanya. Dia merasa mendapatkan kesempatan HIDUP
BARU, hidup yang terbebas dari siksaan ngilu. Sekarang dia
malah sudah ikutan makan buah pete tidak hanya minum air
rebusan kulit pete.

PASKA STROKE
Satu teman, HR usia sekitar 62 tahun terserang stroke 2 kali
dalam setahun di tahun 2013, dia ikut terapi pete, dan setelah
sekitar 4 bulan rutin makan buah pete dan minum air rebusan
kulit pete, dia memeriksakan kesehatannya di laboratorium,
ternyata dia berhasil memperbaiki banyak hal, termasuk
jantung dan ginjalnya telah pulih, dia sehat dan bertenaga
tetapi satu hal yang belum berhasil diperbaiki, darah putihnya
52
masih terlalu tinggi ...
Bangkit dari lumpuh karena stroke:

Sejak sosialisasi sampai saat ini, sudah ada 3 orang yang


berhasil bangun dari kelumpuhan akibat stroke, satu wanita
usia 74 tahun, satu wanita berumur sekitar 70 tahun, dan
seorang pria bernama Agustam berumur 60 tahun. Ketiga
orang itu berhasil bangkit dari lumpuh dengan minum air
rebusan kulit pete. Ke­dua wanita itu tidak mampu mengunyah
buah pete yang cukup kenyal itu, jadi hanya diberikan air
rebusan kulit pete. Si Agustam sebenarnya agak saya tipu
sedikit, saya tawarkan air jamu dan tidak saya katakan kalau
air di botol C­1000 itu adalah air rebusan kulit pete. Hari ke­2
dia sudah bisa duduk di kursi roda, hari ke­4 tangannya sudah
bisa bergerak dan mengepalkan jari tangan, hari ke­7 dia mulai
bisa berjalan perlahan. Baru pada hari ke­9 atau ke­10 saya
extra menemui dia, saya katakan kalau air itu sebenarnya air
rebusan kulit pete. Saat itu saya bawakan 4 lanjar pete dan
buku resep terapi pete dan saya anjurkan untuk melanjutkan
terapi. 3 minggu kemudian (April 2014) dia berjalan kaki
menuju tempat pemungutan suara di TPS 021 tempat saya
bertugas sebagai panitia.

BANGUN BERDUA, si OTONG BANGUN DULUAN


Terapi air pete mujarab untuk membangunkan si Otong, teman
baik para pria. Ada banyak pengalaman terapi pete (air pete)
terkait si Otong ini. Ada yang berhasil memperoleh kenaikan
stamina & power sampai 3 kali lipat, sampai ada peserta pria
yang dijuluki hypersex oleh istrinya setelah menjalankan terapi,
nempel (bersentuhan) sedikit dengan istri langsung minta
ditemani jalan jalan. Ada yang sebelum ikut terapi cuma
berhasil mengukur prestasi 4X4 sebanyak 2 – 3 kali sebulan,
53
setelah terapi meningkat mencapai 2 – 3 kali seminggu dan
yang dijuluki hypersex itu mengukur rekor bisa setiap hari.

Tetapi pemecahan prestasi seperti diatas cuma bisa diperoleh


peserta pria berumur dibawah 45 tahun. Buat yang diatas itu,
peningkatan prestasi masih cukup lumayan, tetapi tidak
sehebat para pria muda itu.

Buat yang lebih tua, mendekati usia 60 tahun, banyak yang


sudah masuk dalam tahapan 'perjuangan hidup', untuk bisa
hidup sudah susah banget, karena faktor umur, faktor penyakit
seperti Diabetes mellitus yang menghambat kehidupan si
Otong. Si Otong sudah tidur panjang. Tapi justru pada
beberapa orang pada umur ini, dari rasa pasrah menerima
keadaan itu, tiba tiba suatu pagi bisa bangun berdua bersama
si Otong, sebuah pengalaman sensational.

* pak Soleh, tahun 2012 berumur 67 tahun ikut terapi pete,


dia bercerita bagaimana rasanya menjalani terapi pete.
Hari ke­5 puff dan urine sudah tidak bau seperti yang sudah
saya ceritakan, dan ... ini yang menarik, dia cerita sejak
hari ke­7 dia bangun pagi selalu berdua. Saya bingung juga
dengan ceritanya waktu itu, apa maksud bangun berdua
itu. Dia bilang, si Otong bangun duluan setiap pagi sejak
hari ke­7. Saya tanya lagi, apa memang selama ini si Otong
selalu tidur lelap ... iya, kata pak Soleh.

* pak Ulun, tahun 2013 berumur 61 tahun, dia datang diajak


ZR silaturahmi ke rumah, dan saat makan siang saya
perlihatkan cara memasak pete dan merebus kulit pete.
Saya tawarkan 1 sloki (30­35 ml, sekitar 7 sendok makan)
air rebusan kulit pete kepada pak Ulun, dia ragu­ragu dan
terus berdalih agar tidak dipaksa minum air itu. Tapi
54
menjelang pulang, sekitar jam 16 akhirnya dia mau
meminum air itu. Keesokan pagi dia langsung menelpon
ZR, teman yang mengajak dia ke rumah saya, pak Ulun
bercerita bagaimana dia merasakan tidur nyenyak yang
sebelumnya susah dia dapatkan ... tetapi, kata pak Ulun
ada yang tidak dia suka dengan air pete itu, pagi itu si
Otong yang sudah belasan tahun tidur lelap ternyata
bangun duluan!!! Itu yang dia tidak suka, katanya.

* Seorang teman SMA, AH, umur sekitar 58 tahun setelah


mendengar penjelasan langsung tertarik. Dia langsung
menjalankan terapi air pete. Suatu siang dia mengirim
SMS, mengatakan dia sudah minum air pete. Siang ke sore
itu dia intensif berkirim SMS bertanya kapan reaksinya.
Saya menjawab, baru juga siang ini minum, kok sudah
berharap si Otong menjawab panggilan. Tunggulah sehari
dua hari, atau beberapa hari, kan masih berproses.
Ternyata keesokan paginya, dia sudah teriak di jaringan
sosial media, dia bilang pagi ini sudah bangun berdua! Si
teman bersitegang dan bersikeras! Hebat, pasti sensational
untuk pria seusia itu mendapatkan keadaan ini, sampai
heboh begitu.

Dengan bangun berdua, dan kembali aktifnya si Otong tidak


selalu mendatangkan kegembiraan bagi pria se­usia tersebut
diatas. Mereka mempertimbangkan kondisi pasangan mereka
yang biasanya sudah se­umur­an, terus gimana? Inilah salah
satu alasan beberapa teman pria se­usia itu tidak suka akan
kehadiran si Otong dalam kehidupan mereka, mau apa lagi!?

Ada beberapa tahapan kehidupan si Otong:


* bayangan hidup, bagi pria muda, baru membayangkan saja
sudah hidup,
55
* pandangan hidup, pria muda, saat melihat yang sesuai,
sudah bisa hidup,
* pegangan hidup, sudah agak lebih tua, membayangkan
atau melihat saja masih belum bisa hidup, harus disentuh
baru bisa hidup,
* perjuangan hidup, sudah cukup tua, untuk bisa hidup harus
berjuang keras, ada yang memaksakan diri minum obat
khusus untuk menghidupkan, terutama yang masih ingin
keintiman.
* kenangan hidup, sudah tak bisa bangun, tinggal kenangan
saja.

Menurut majalah pria dewasa, Penthouse Jerman edisi


September 2007, 50% pria yang berkeluh kesah soal
perjuangan hidup itu ber­usia 20­30 tahun! Untuk bisa hidup
harus minum obat khusus untuk itu. Akibat gaya hidup,
makanan cepat saji (fast food), stress, penyakit gula, dlsb.

Selain itu, penderita Diabetes mellitus saat ini juga semakin


muda, ada yang belasan tahun sudah terpapar penyakit ini,
dan saya lihat di internet, anak­anak di India sudah mulai
periksa darah untuk mengetahui kadar gula mereka,
mengetahui sedini mungkin.

Buat pria yang sudah diatas 50 tahun, bisa berada di tahapan


perjuangan hidup, karena kekurangan testosteron, rasa ingin
itu muncul tetapi si Otong tak bergairah. Untuk itu, air pete ini
tidak begitu saja bisa membantu, perlu ada doping testoterone
dengan mengkonsumsi terong ungu atau semangka berbiji.
Maaf, untuk hal ini tidak saya taruh di Misteri Pete, tetapi ada di
buku Terapi Pete. Silahkan download bukunya, cari dengan
Google dengan kata kunci “terapi pete”, pilih blog saya, disana
ada 5 buku, ambil yang buku Terapi Pete yang full.
56
TIDAK SEMBUH DENGAN OBAT BIASA, BISA DENGAN
T E R AP I P E T E
Seorang ahli kesehatan yang sudah cukup senior pada
awalnya membantah keras kemampuan pengobatan dengan
terapi pete, tetapi dia punya sakit maag yang tak kunjung
sembuh. Akhirnya, berbekal buku resep dari istrinya yang
didapatkan dari ZR, sang ahli itu mulai memasak pete sendiri,
meski terbata­bata toh akhirnya dia berhasil mengatasi
penyakit yang sudah lama dia derita. Sang istri bercerita
kepada ZR kalau suaminya telah ikut terapi pete ... tetapi
jangan membahas hal ini, sang suami bisa marah besar. Sang
ahli kesehatan senior itu tetap tidak mau mengakui di depan
umum, dia cuma mengatakan kepada ZR: "... jangan bahas
soal itu lagi, nggak penting!".

Adi seorang teman tinggal di Bogor, dia berhasil meyakinkan


seorang Professor ahli kesehatan agar ikut terapi pete untuk
menyembuhkan hipertensi. Sang Professor setelah beberapa
hari hanya bilang .... "Kok begitu sederhana!?". Dia berhasil
mengatasi hipertensinya dalam waktu singkat, murah dan
mudah ... sederhana saja. Selain sang Professor, dia berhasil
meyakinkan 2 orang ahli kesehatan lainnya. Menurut Adi, sang
Professor berjanji akan meneliti pete dan akan memberikan
informasi tentang hal itu.

PENYAKIT RAJASINGA
Ada peserta yang mengatakan dirinya sembuh dari penyakit 'si
raja singa', pengobatan penyakit itu berjalan mulus tanpa dia
sadari dan ternyata dia bebas setelah beberapa lama
menjalankan terapi pete ... sebelumnya dia harus berkunjung

57
ke ahli kesehatan dan setiap minggu dia harus mengeluarkan
biaya 500 ribu rupiah, dan setelah kehabisan dana toh tidak
sembuh, dia beralih ke terapi pete .... dia sembuh tanpa
disadari.

WARISAN LELUHUR
Adi berhasil menemukan informasi lebih jauh tentang pete. Dia
cerita tentang pertemuannya dengan seorang wanita berumur
90 tahun yang begitu gembira mendengar terapi pete ini, sang
nenek pun bercerita kalau penggunaan pete untuk kesehatan
itu merupakan warisan leluhur dan saat sang nenek masih kecil
sudah mendapatkan wejangan (nasihat) dari neneknya,
tentang pete dan berbagai manfaatnya untuk kesehatan dan
perawatan tubuh.

MEREBUS PETE MENGGUNAKAN KENDIL TANAH


Merebus pete bisa menggunakan mug (10, 12 cm), panci atau
kendil tanah berikut tutupnya agar penguapan bisa dibatasi.

Teman dari seorang teman menganjurkan menggunakan kendil


tanah liat, karena mug besi atau panci besi apalagi yang
memiliki lapisan teflon akan mempengaruhi khasiat pete atau
air rebusan pete yang akan berinteraksi dengan bahan besi /
teflon tersebut. Saran yang masuk akal, jadi saya beli kendil di
Slawi Tegal saat saya dan keluarga liburan ke Guci.

Ternyata penguapan yang terjadi saat merebus pete di kendil


itu bisa dikurangi, dan besaran api kompor gas yang besar itu
bisa ditahan oleh tanah liat sedemikian rupa dan hal inilah yang
mengurangi penguapan itu. Saat merebus menggunakan mug
atau panci, kita harus mengecilkan api kompor sekedar cukup
58
panas untuk mendidihkan air rebusan saja. Pada kompor yang
cukup bagus, besar­kecilnya api bisa diatur sedemikian rupa,
tetapi pada kompor­kompor yang tidak cukup presisi, besaran
api itu tidak bisa disetel pas tepat pada suhu pendidihan,
sehingga pergolakan air akan terjadi cukup keras dan
penguapan terjadi cukup cepat, meski mug atau panci itu
ditutup. Pada kondisi seperti itu, kendil memberi solusi yang
cukup baik. Api yang besar tidak membuat pergolakan keras,
penguapan bisa dikurangi.

Banyak peserta mengeluhkan jumlah air rebusan yang tersisa,


mungkin karena mereka menggunakan panci tidak bertutup,
atau bisa saja pancinya terlalu luas, atau kompornya tidak bisa
disetel agar apinya cukup kecil sekedar membuat rebusan itu
mendidih. Untuk mengatasi masalah penguapan yang
berlebihan itu, sebaiknya memasak menggunakan kendil
tanah. Cari yang ukuran sedang berdiameter sekitar 15 cm,
tinggi sekitar 15 cm berikut tutupnya.

CELL REGENERATIVE
Dari penelusuran di internet, ada satu kemampuan pete yang
cukup penting untuk diketahui, yaitu 'Cell Regenerative' sebuah
kemampuan untuk meregenerasi sel­sel tubuh, memperbaiki
fungsi organ tubuh, memperbaiki trauma otot atau sendi dan
ternyata benar adanya dan itu saya buktikan sendiri, dan
banyak peserta lainnya,

Kemis, 22 Januari 2015, 22:51 diupload ke PT4L

***

59
Tambahan u/ Mengungkap Misteri Buah Pete -8:

Buah pete yang dimakan akan bekerja membersihkan sistem


pencernaan, sementara air pete yang diminum akan langsung
disalurkan ke peredaran darah, dan diedarkan ke seluruh
tubuh.

Karena penumpukan TPD (Toxin, Poison dan Dirt) itu terjadi di


sistem pencernaan, maka lebih afdol kalau peserta terapi
memulai dengan makan buah pete lebih dulu, atau bersamaan
dengan minum air pete. Kalau hanya minum air pete, proses
pembersihan itu tidak tuntas, tidak menyeluruh, meski memang
air pete yang diminum itu bisa langsung beredar ke seluruh
tubuh, dan dalam hitungan detik bisa langsung merubah
kondisi (status) organ tubuh, tetapi tetap tidak tuntas, tidak
sempurna pembersihan itu, karena TPD itu masih bertumpuk di
sistem pencernaan, tanpa makan buah pete, maka tumpukan
TPD itu tetap ada, dan setiap kali akan kembali disalurkan ke
darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Memang, saya tidak bisa memaksakan kehendak saya agar


setiap peserta menjalankan Terapi Full, makan buah pete dan
minum air pete. Itu keputusan atau kehendak pribadi setiap
orang, dan hal ini bisa dimaklumi, karena banyak orang tidak
suka buah pete. Maka dari itu saya berikan solusi untuk hanya
menjalankan terapi air pete.

Ada banyak peserta yang pada awalnya hanya berani minum


air pete, dan setelah mereka menemukan manfaat terapi (air)
pete ini, mendapatkan perubahan drastis dalam kesehatan
mereka, kemudian mereka malah berani makan pete, menjadi
doyan pete, yang sebelumnya anti pete, menjadi getol makan
buah pete dan minum air pete.
60
Memang itulah strategi saya, berikan saja kemungkinan untuk
menjalankan terapi (air) pete, nanti setelah merasakan
perubahan kesehatan, saya berharap peserta itu berani makan
buahnya juga. Berhasil juga sih stategi itu, ada banyak yang
akhirnya berani makan buahnya walau sebelumnya sangat anti
pete.

Jumat, 23 Januari 2015, 15:04 diupload ke PT4L


***

Terapi pete untuk Diaree dan Chikungunya


Selain beberapa penyakit umum yang bisa dibantu­
sembuhkan, seperti asam urat cs, hipertensi, Diabetes mellitus,
dkk itu, saya sudah menguji buah pete untuk mengatasi
serangan diaree dan juga penyakit Chikungunya.

Buah pete untuk menyembuhkan diaree


Khusus untuk menangani diaree, ambil 4 butir mentah buah
pete, kunyah sampai halus agar bercampur dengan air liur,
kemudian telan sekaligus pete yang sudah lumat itu. Rasakan
sendiri bagaimana si pete berperang melawan bakteri diaree,
feel it! Test it, taste it.

Kalau diaree itu agak bandel, setelah 3 ­ 4 jam biasanya diaree


kembali lagi, lakukan sekali lagi, ambil 4 butir mentah pete,
kunyah dan telan. Ada beberapa serangan diaree cukup
dengan 2 kali makan pete, tetapi yang parah sekali, dengan 3
kali makan pete dengan jarak 3 ­ 4 jam berhasil menghentikan
serangan diaree.

Kenapa tidak sekaligus 1 lanjar pete mentah?


Saya tidak berani, kekuatan 1 lanjar pete itu terlalu kuat, tetapi

61
lain waktu kalau saya terserang diaree lagi, akan saya coba
dengan 1 lanjar pete mentah. Coba coba dan coba coba,
hasilnya nanti saya lepas lagi disini. Atau ada yang mau
mencobanya sendiri, silahkan saja.

Uji coba menggunakan pete mentah dengan cara diatas sudah


saya lakukan sebanyak 5 kali. Sebelum 2014 ada 3
kesempatan uji coba, di tahun 2014 ada 2 kesempatan. Saya
berhasil bebas dengan mudah dari diaree.

Rasanya, cara pengobatan ini tidak hanya untuk diaree, tetapi


bisa juga untuk menghadapi MUNTABER. Tapi saya belum
pernah mendapatkan kesempatan terpapar muntaber, malah
berharap tidak pernah terpapar . . . kalau ada yang mau
mencoba, silahkan.

Terapi pete untuk menyembuhkan Chikungunya


Anak saya yang pertama, dia sering minum air pete, dia tidak
suka makan buah pete.

Di bulan September 2014 dia terkena serangan demam


kemudian muncul bintik­bintik di kulit hampir di seluruh tubuh
setelah pulang berlibur. Saat awal demam saya kira itu DBD,
saya buatkan ramuan air jambu biji, tetapi setelah muncul
bintik­bintik di kulit, saya curiga itu adalah demam
chikungunya. Saya suruh dia minum air pete sehari 2 kali dan
saya haruskan makan buah pete agar lebih cepat sehat.

Dia siapkan sendiri buah pete sedemikian rupa, 10 butir buah


pete di­potong­potong kecil jadi saat dimakan terasa seperti
makan kacang tanah. 2 hari dia demam, kemudian bintik­bintik
di tubuh perlahan menghilang, hari ke­3 dia sudah masuk kerja
meski bintik­bintik itu masih ada, terapi berjalan terus, makan
62
buah pete dan minum air pete. Hari ke­5 dia sehat.

Sejak itu dia sering makan buah pete dengan caranya sendiri.
Dan sejak Desember 2014, dia sudah berani makan pete tanpa
dipotong potong lebih dulu. Dia sudah menyukai buah pete.

Sederhana saja untuk mengatasi diaree dan chikungunya.

Sabtu, 24 Januari 2015, 14:54 diupload ke PT4L

63
#9 RAHASIA PETE - GAIB
Buat mereka yang percaya hal gaib, saya bukakan satu
rahasia pete terkait masalah gaib.

Buah pete dan air pete bisa digunakan untuk menangkal


serangan gaib, bisa digunakan untuk menolak serangan gaib,
untuk membersihkan diri dari sisa sisa gaib yang pernah
bersarang dalam diri seseorang, baik karena pernah mengisi
atau diisi dengan hal hal gaib atau karena terkena 'spliter­an',
terpapar hal gaib karena tidak disengaja.

Apa yang dimaksud menangkal, menolak, membersihkan,


terkena 'spliter­an' dan terpapar hal gaib akan diterangkan di
akhir cerita.

AI R P E T E U N T U K P E N AN G K AL T U Y U L
Di Kendal, tahun 2012, seorang teman pernah membawa
seorang tetangganya ke seorang Kyai untuk minta bantuan
menangkal serangan tuyul yang setiap hari mengambil uang
lembaran 50ribu atau 100ribu rupiah dari lemari yang terkunci.
Ternyata sang Kyai malah memberi nasihat menggunakan pete
untuk menangkal serangan tuyul itu.

Ini caranya:
Ambil pete 1 lanjar (buah + kulit), hancurkan atau lumatkan,
boleh diiris iris, boleh ditumbuk, masukkan ke ketel air, isi
dengan air sampai penuh, aduk aduk agar air dan pete itu
bercampur. Lalu bacakan doa, terserah doa apa yang dihafal.
Tuangkan air itu di tanah (di halaman rumah) mengelilingi
rumah, dari satu titik awal, keliling rumah sampai kembali
bertemu dengan titik awal. Semacam lingkaran air pete.
64
[Rumah si tetangga di Kendal memang cukup luas, masih ada
halaman di sekitar rumah.]

Ternyata hal ini berhasil menangkal si tuyul. Sejak itu sang


tetangga tidak kehilangan uang lagi.

MENANGKAL GANGGUAN GAIB


Cara yang hampir sama (seperti diatas) dilakukan seorang
teman saat dia bertugas di Cerenti, Riau.

Seorang nenek yang kebetulan punya kemampuan


supranatural, setiap malam merasa diajak oleh seseorang
(gaib) untuk ikut ke laut. Entah ada perjanjian apa si nenek
dengan gaib yang mengajaknya itu. Setiap malam si nenek
harus dijaga, kalau lengah, si nenek dalam keadaan tidak
sadar, seperti berjalan dalam keadaan tidur, dia akan berjalan
menuju ke jalan raya dan terus berjalan mengarah ke laut.
Padahal jarak Cerenti ke laut itu cukup jauh, mungkin 2 hari
perjalanan dengan mobil.

Para tetangga sudah maklum akan hal ini, dan mereka yang
sedang ronda malam, sudah beberapa kali mendapatkan sang
nenek sedang berjalan di tengah malam, dan saat ditemukan
dan ditanya mau kemana si nenek, si nenek selalu
mengatakan dia diajak si Datuk anu (nama sang pengajak)
mau ke laut anu.

Sang teman, di tahun 2014 bertugas di Cerenti dan menyewa


kamar di salah satu rumah keluarga sang nenek, dia
mendengar soal panggilan malam itu dari sang pemilik rumah.
Dia ingat akan cerita air pete untuk menangkal serangan tuyul.
Dia ingin mencoba prosesi sederhana itu. Lalu dia ambil pete
65
dan juga bengle. Bengle, sejenis kunyit, sama sama berwarna
kuning tetapi baunya agak berbeda, biasanya oleh orang
zaman baheula (dulu) digunakan untuk menjaga bayi yang
baru lahir dari gangguan gaib. Sepotong (satu sayatan) bengle
dipasang dengan peniti ke baju si bayi.

Pete dan bengle ditumbuk sampai halus, dimasukkan ke ketel


air, ditambahkan air, diaduk aduk, dan dituangkan ke halaman
rumah mengelilingi rumah dari satu titik kembali ke titik semula.
Ternyata berhasil! Sejak itu sang nenek tidak lagi menerima
panggilan malam, dia tidak diganggu lagi. Alhamdulilah! Satu
lagi rahasia manfaat pete (juga bengle!).

4 CERITA TERKAIT HAL GAIB


Cerita 1) dan 2) hampir mirip.

1) Seorang paman dari istri, sejak usia muda sering melakukan


perjalanan spiritual ke berbagai tempat keramat di Jawa dan
Sumatra. Dari perjalanan spiritual itu dia mendapatkan
pengetahuan soal gaib. Didalam dirinya telah menumpang satu
gaib dan itu dia sadari. Dengan gaib itu dia mengerjakan
banyak pekerjaan terkait hal hal gaib juga.

Apa saja yang dia kerjakan, saya tidak pernah bertanya, tapi
saya tahu itu bukan hal yang tidak baik adanya. Saya yakin
akan hal ini.

Sebagai seorang ahli spiritual dia memang ahli, tetapi sebagai


manusia biasa, dia punya penyakit kencing manis, kadar gula
darah sudah pernah mencapai angka 500. Di tahun 2013 saya
tawarkan si paman untuk ikut terapi pete.

66
Khusus untuk itu saya bawakan pete untuk dia gunakan
menjalankan terapi pete selama beberapa hari. Beberapa
lanjar pete berikut mug besi saya kirim ke rumah dia biasa
tinggal di daerah Jakarta Selatan. Beberapa hari kemudian
saya tanyakan langsung bagaimana hasilnya. Dia bilang belum
sempat. Sampai satu hari saya bertemu dia, dia bilang dia tidak
bisa makan buah pete itu, dia muntah muntah. Besoknya dia
coba lagi, kembali muntah muntah. Saya sarankan mencoba
air pete saja. Dia mencoba lagi, cuma minum air pete, kembali
muntah muntah lagi.

Saya cukup kaget dengan keadaan dia, biasanya orang yang


punya sakit maag kemudian ikut terapi pete, tidak ber­reaksi
seperti itu malah bisa sembuh dari penyakit itu, jadi saya yakin,
ini bukan maag, ini bukan hal biasa.

Saya ingat reaksi air daun sirih untuk membersihkan diri dari
serangan gaib, juga bisa menyebabkan muntah muntah. Saya
langsung bilang, itu yang ikut numpang di dirinya tidak tahan
dengan pete ataupun air pete, 'dia' menolak terapi pete.

Jadi saya bilang, tolong diusahakan agar 'dia' cuti dulu, minta
supaya 'dia' beberapa hari pergi dulu, dan selama cuti itu
jalankan terapi pete, setelah sembuh 'dia' bisa kembali lagi. Si
paman bilang, dia baru bisa mencutikan si kakek yang
menumpang di badannya itu nanti, kira kira beberapa bulan
lagi, karena si paman ada banyak jobs terkait masalah gaib.

Setiap ada kesempatan saya usahakan untuk bertanya,


apakah sudah mengambil cuti dari masalah gaib? Si paman
bilang, belum sempat, masih ada jobs!

Ternyata sang paman tidak pernah berhenti mengejar jobs. Dia


67
sendiri akhirnya mengambil cuti panjang, dia telah berpulang
pada tanggal 31 Desember 2014 lalu.

Saya cuma bisa bilang, selamat jalan, semoga amal ibadahnya


diterima Sang Maha Kuasa. Terima kasih atas banyak hal.

2) Desember 2014, seorang pria berinitial DA menghubungi


saya lewat telpon, dia ingin ikut terapi pete, dia punya darah
tinggi. Usianya sekitar 35 tahun. Dia trauma melihat ibunya
yang meninggal karena darah tinggi, sementara dia sendiri
sudah punya gejala darah tinggi, dia begitu sering terserang
rasa pusing, boleh dikatakan tiada hari tanpa rasa pusing, dia
trauma dan ingin berobat.

Cerita punya cerita, setelah beberapa kali pembicaraan per


SMS, lewat LINE (online), terungkaplah kalau dia pernah
mengisi dirinya dengan ilmu gaib. Itulah kenapa pada awal
terapi pete dia muntah muntah terus. Memang pada awalnya
dia tidak bercerita tentang hal gaib ini, tetapi saya berikan
pengertian kalau seseorang yang pernah mengisi dirinya
dengan hal gaib, berdasarkan keinginan sendiri ataupun
karena guru spiritualnya yang menginginkan hal itu, tetap sama
saja, gaib yang diisikan akan menolak terapi pete, akan
muntah muntah.

Meski isi gaib itu telah dikeluarkan, seperti cerita DA, dia sudah
melakukan upaya membuang isi itu beberapa tahun yang lalu.
Tetapi ... di dalam badan (wadag) orang yang telah mengisi diri
dengan hal gaib, ada semacam rongga, di rongga itulah
diisikan sesuatu dan rongga itu akan terbuka saat isinya
dikeluarkan, dan setiap saat tanpa kita ketahui, sesuatu yang
gaib lainnya bisa masuk dan mengisi rongga itu tanpa disadari.
68
Saya tekankan kepada DA, kalau dia ingin membersihkan
badannya dari hal gaib yang numpang di rongga itu, jalankan
saja terapi pete, biarpun muntah muntah, jalankan saja terus.
Jalankan terapi pete sambil berdoa ...

DA cukup bertekad, dia jalankan terus, dan akhirnya dia


berhenti muntah muntah, mungkin sang gaib penumpang gelap
itu yang muntah muntah akhirnya menyerah. Semoga saja
begitu. DA bilang dia sudah mulai sehat, pusing pusing yang
sering menghantui setiap hari sebelumnya telah berangsur
hilang, dia sudah cukup lega.

Semoga saja, DA akan terus menjalankan terapi pete, paling


tidak seminggu sekali, untuk refill, menjaga diri dari sang
penumpang gelap (gaib) itu.

3) Seorang ipar, Profesor dokter ahli saraf, tinggal di Bali.


Saya lupa pastinya, di bulan Juli atau Agustus tahun 2014 dia
dan istrinya datang ke rumah, saya langsung memberikan
presentasi terapi pete, bagaimana mengolah pete menjadi obat
herbal, dia langsung mencoba minum air pete. Kemudian saya
bawakan 2 botol kecil air pete. Keesokan harinya dia pulang ke
Bali dengan pesawat malam, dia bawa 2 botol air pete itu.

Di Bali, dia coba minum air pete itu, dan dia muntah muntah.
Dicoba lagi, kembali muntah muntah. Dia pun berhenti minum
air pete. Istrinya menceritakan hal itu, dan mengira itu karena
perut sang suami tidak kuat dengan air pete, dia bilang
mungkin maagnya kambuh.
Saya tidak bisa bilang apa apa, saya sih yakin, itu bukan
karena maag akutnya kambuh. Tapi saya tidak berani bilang,

69
kalau itu bukan karena maag. Saya tidak berani cerita kalau
ada kemungkinan itu karena ulah kiriman gaib alias santet, dan
itu berasal dari Bali. Memang mereka sedang ada masalah
keluarga, soal tanah waris yang dikuasai oleh adik sang
profesor.

Saat si profesor minum air pete di rumah saya, dia tidak


muntah sama sekali, tetapi saat di Bali, dia minum langsung
muntah muntah. Perlu diketahui, santet itu biasanya tidak bisa
menyeberang pulau, jadi santet di Bali akan menyerang kalau
sang target berada di Bali. Saya tidak berani membukakan hal
ini, mereka di Bali saya di Jakarta, tidak enak rasanya untuk
menceritakan hal ini by phone, harus langsung tatap muka.

Ternyata di bulan Oktober 2014, si professor terkena serangan


stroke ringan, dan saya khusus terbang kesana untuk
membantu, tapi saya tetap tidak berani menceritakan soal
serangan gaib itu. Si professor masih lemah, berbahaya kalau
saya bukakan hal itu. Jadi saya cuma membantu beberapa
hari, dengan memberi pijatan agar dia agak merasa enak.
Sebelum memberi pijatan (massage), tentu saja saya bacakan
doa, dan mintakan agar serangan itu pergi. 2 hari saya disana,
si professor sudah bisa berdiri, bisa jalan jalan, dan sudah
mulai menandatangani surat menyurat urusan kantornya.

Saya pulang tanpa sempat bercerita. Harus mencari


kesempatan lain, mungkin di bulan Februari yad.

4)Penggunaan beras + bengle + garam + pete


Adik (perempuan) seorang teman punya masalah, sejak
pertengahan Desember 2014 selalu meracau, berteriak teriak,
dan terus membaca doa. Diperkirakan si adik ini 'ketumpangan'
70
gaib dan menurut beberapa orang 'pintar' dikatakan ada jin
Islam yang numpang di wadag si adik.

Sudah beberapa kali dicoba dirawat dan dirujuk ke rumah sakit


di Cawang. Ternyata semua pasien di kamar itu memiliki gejala
yang sama, mereka dikatakan kehilangan kesadaran, meracau,
berteriak teriak. Setelah beberapa hari dirawat, meski diberi
obat penenang tetap tidak ada pengaruh apapun, dia tetap bisa
meracau, mengajak semua anggota keluarga ikut membaca
doa, dan membaca doa tanpa henti. Pihak rumah sakit tidak
bisa berbuat apa apa, kecuali memberi obat penenang yang
tidak berfungsi itu.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, pihak rumah sakit


mengatakan kalau pagu (batasan) jaminan kesehatan sudah
terlewati, pasien diminta untuk pulang dulu, dan nanti setelah 3
hari terlewati bisa kembali menjalankan proses perawatan dari
awal lagi. Kembali ke pusat perawatan kesehatan paling dasar,
minta rujukan ke rumah sakit dan kembali masuk perawatan
lagi. Perawatan orang sakit juga bisa cuti dulu! Cuti 3 hari.
Inilah adanya.

Sang teman sudah mencoba minta bantuan beberapa orang


pintar, baik semacam dukun ataupun ahli agama, ada yang
didatangkan ke rumah, ada yang dimintakan air 'suci', entah air
apa. Setiap kali diproses oleh orang pintar memang bisa reda,
si adik berhenti meracau, tetapi begitu si orang pintar itu pergi,
atau setelah air itu terminum habis, beberapa waktu kemudian
si adik kembali meracau seperti semula. Ada orang pintar yang
tahu keadaan itu, tidak mau membantu, ada yang malah
berkata, si adik akan begitu terus, biarkan saja, dia akan
meninggal dalam keadaan begitu. Tega nian.

71
Selasa, tanggal 13 Januari 2015, sang teman menceritakan
keadaan adiknya dan minta bantuan untuk menangani masalah
adiknya.

Saya suruh dia membeli bengle 2 potong sebesar jempol orang


dewasa, dan garam kasar.

Bengle pun dibersihkan, diparut, garam sebanyak 3 sendok


sayur, beras 5 sendok sayur ditambahkan ke parutan bengle.
Lalu saya ambilkan ampas kulit pete sisa proses pembuatan air
pete. Kulit pete (dari 4 lanjar pete) itu sudah dihancurkan
(diblender), lalu disaring, ampas kulit pete itu kemudian
dimasukkan ke campuran bengle + garam + beras. Diaduk
sampai tercampur rata, berwarna kuning (bengle).

Campuran itu lalu dijemur.

Campuran beras + bengle + garam + ampas kulit pete itu


kemudian sore itu saat magrib tiba disebarkan sejumput demi
sejumput di setiap sudut rumah, di lahan sebelah rumah dan
dilemparkan ke atap rumah. Sebelum disebar dibacakan doa
dulu. Setelah penyebaran campuran itu, si adik masih meracau
tapi tidak separah sebelumnya.

Hari Kemis siang tanggal 15, si teman datang ke rumah


menceritakan keadaan si adik yang sudah mulai tenang. Tapi
saya ingat, besok itu hari Jumat (16­01­15) adalah Kliwon, itu
masa kritis. Jadi saya minta hari Kemis sore itu saat magrib
kembali campuran itu ditebarkan di setiap sudut rumah dst.
Dan saya beri pesan, kalau Kemis malam Jumat Kliwon ini
tidak mereda, masih terus meracau, saya minta dia menjemput
saya, nanti saya bantu upayakan semampu saya.

72
Ternyata dia tidak datang menjemput. Saya tidak tahu apakah
berhasil atau tidak, karena memang malam itu saya ada
keperluan dan pulang larut malam dan si teman juga tidak
menelpon.

Selasa tanggal 20 Januari, dia datang ke rumah, dan saya


tanyakan keadaan adiknya. Si adik pada Kemis malam Jumat
Kliwon sudah berhenti meracau, sudah tenang. Hanya saja
kondisi kesehatannya yang lemah, perlu ditingkatkan, setelah
beberapa minggu meracau tak mau makan, dan si adik tidak
mau makan banyak.

Ternyata campuran beras, bengle, garam dan ampas kulit pete


itu manjur menjadi benteng penangkal gaib. Sukurlah.

***

Resume dari cerita saya kali ini

Anda mau sehat, jalankan terapi pete, jangan terlambat. Lebih


baik preventif (berjaga jaga) daripada harus mencari
pengobatan setelah terserang penyakit.

Begitu juga, buat siapa saja yang punya kans untuk


mendapatkan serangan gaib, lebih baik segera mengisi diri
dengan pertahanan (terapi pete) daripada terlambat. Kalau
sudah kena serangan, mahal biayanya! Tidak hanya uang,
tetapi nyawa bisa melayang.

Saya anggap, inilah rahasia pete yang utama.

Sesuatu yang tidak kita duga, sesuatu yang tidak dipandang,


dianggap sekedar "Stink bean" atau "Evil
73
smelling bean" ternyata punya manfaat besar untuk
menjaga diri dari serangan penyakit dan dari serangan gaib.

Perlu diingat, kita hidup di alam fana yang penuh iri, dengki,
cemburu dan kebencian yang bisa membuat seseorang yang
membenci kita akan tergiur untuk bersekutu dengan gaib jahat
untuk mencelakakan diri kita.

Demikianlah, inilah akhir dari Misteri Buah Pete.

***

Selama beberapa bulan saya tangguhkan untuk melepas cerita


Misteri Buah Pete ke­9 ini. Saya pertimbangkan baik buruknya
rahasia yang satu ini, akhirnya saya pikir hal ini penting untuk
diketahui oleh masyarakat, ada lebih banyak kebaikan
daripada keburukan saat saya melepaskan cerita ini. Jadi saya
lepaskan saja, maka lepas juga beban saya menyimpan misteri
ini. Selanjutnya terserah kepada para pembaca, mau percaya
boleh, tidak percaya juga tak apa apa.

Sekali lagi, untuk mengingatkan kita ...

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik


bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia
amat buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui". (QS. Al­Baqarah : 216)

* Tambahan Informasi *

Apa maksud menangkal, menolak, membersihkan, terkena


'spliter­an', terpapar hal gaib, dll.

74
G a i b , m a h l u k ga i b
Tidak banyak orang yang tidak percaya akan adanya gaib,
mahluk gaib . . . karena hanya ada sedikit orang yang tak
percaya adanya TUHAN, hanya sedikit orang yang
mengatakan dirinya ATHEIST. Jadi jelas, ada banyak yang
bilang dirinya beragama, mengatakan percaya adanya TUHAN,
Sang Maha Gaib, percaya adanya berbagai gaib, adanya
berbagai mahluk gaib seperti malaikat, setan, jin, iblis, dedemit,
kuntilanak, tuyul, memedi, dlsb.

Memang ada yang begitu tegas mengatakan dia beragama,


percaya adanya TUHAN, tetapi tegas mengatakan tidak
percaya adanya berbagai mahluk gaib itu . . . mungkin dia tidak
pernah bisa melihat mahluk gaib itu, maka dia tidak percaya
akan adanya mahluk gaib itu . . . tetapi dia percaya adanya
TUHAN!? Sang Maha Gaib!

Jadi, saya berani mengatakan, seseorang yang begitu taat


menyembah Sang Maha Gaib, pasti juga percaya adanya gaib
atau mahluk gaib itu.

Manusia dan berbagai mahluk gaib itu sama sama hidup,


dalam dimensi yang berbeda, tetapi ruang waktu yang sama.
Seharusnya sih, tidak saling mengganggu, tetapi ada orang­
orang yang mampu berkomunikasi dengan berbagai mahluk
gaib bahkan bisa menggunakan kekuatan mahluk gaib untuk
melakukan sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan manusia
biasa, bisa digunakan untuk mengganggu seseorang, untuk
mencelakai seseorang, untuk mempengaruhi seseorang, untuk
membunuh seseorang . . . itulah hal hal yang biasa disebut
santet.

Masih tidak percaya adanya santet???


75
Pemerintah dan DPR saja akan menyetujui UU Anti Santet!!!

Saya tidak mengikuti permainan mereka dalam hal pembuatan


UU Anti Santet, apakah sudah disetujui, atau dibatalkan, tetapi
jelas itu sudah ada dibuat mereka.

Jelas, gaib, mahluk gaib, santet itu ada! Undang undang anti
santet mungkin satu satunya di dunia, ada di Indonesia. So,
mau tidak mau, kita harus percaya adanya hal hal itu.
Presiden, pemerintah dan DPR yang ahli ahli itu percaya
adanya santet . . . kok Anda tidak percaya!?

Kita tidak bisa menghindar atau menafikan hal hal itu, paling
tidak kita harus tahu bagaimana menangkal, menolak,
membersihkan diri dan menjaga agar tidak terkena permainan
mereka.

Menangkal serangan gaib:


Menangkal disini adalah memasang satu benteng (dinding)
penahan serangan gaib, memasang pagar agar gaib itu tidak
bisa masuk ke rumah, ke halaman rumah.

Ada banyak cara untuk membentengi rumah kita dari


kunjungan gaib tak diundang. Saya pernah mendengar banyak
cara untuk itu, ada yang menanam telur angsa busuk, ada
yang menanam kertas dengan rajah atau tulisan doa, atau
benda lain, dll. Maaf saya bukan ahli soal benteng
membentengi rumah dari serangan gaib.

Salah satu cara yang paling mudah: buah pete dan air pete ...
bisa!

76
M e n o l a k s e r a n ga n ga i b :
Ada banyak cara untuk menolak serangan gaib, yang paling
manjur (kata orang!) adalah mendekatkan diri ke Sang Maha
Gaib, dengan rajin, disiplin menjalankan ritual agama, rajin
berdoa (berbicara) kepada Yang Maha Kuasa, rajin tirakat, rajin
mewirid, selalu ingat kepada YMK.

Salah satu yang paling sederhana: isilah diri dengan buah pete
dan air pete. Secara alami badan kita membentuk daya tolak
dari berbagai gaib itu. Tapi doa dan ritual tetap harus dijalankan
yaaaa!

Membersihkan diri dari sisa sisa gaib:


Sudah banyak warga yang berguru kepada ahli spiritual yang
kemudian memasang atau menanam sesuatu yang gaib dalam
diri sang murid, sebagai benteng dari berbagai iri, dendam,
cemburu, benci orang lain, sebagai benteng dari gaib yang
disuruh seseorang yang iri, punya dendam, cemburu, atau
penuh kebencian.

Maksud baik si guru itu bukan tidak ada konsekuensi (risiko),


karena sejak itu sang murid punya pantangan pantangan yang
tidak boleh dilanggar, bila dilanggar maka isi yang gaib itu akan
pergi, dan dalam wadag sang murid tertinggal sebuah rongga
gaib, yang bisa diisi oleh gaib yang tidak pernah diinginkan,
gaib yang memang iseng, gaib yang diutus seseorang, dlsb.

Untuk membersihkan diri juga tidak susah, paling cuma muntah


muntah saja. Gunakan saja terapi pete untuk membersihkan
diri.

77
Kemudian ada 'spliter­an', terpapar hal gaib karena tidak
disengaja. Seseorang bisa saja terkena 'spliter­an' atau
terpapar hal gaib karena suatu kondisi, keadaan tertentu, itu
bisa saja terjadi. Yang dituju mungkin suami atau istri
seseorang, tetapi saat dikirim yang dituju tidak ada di lokasi itu,
yang ada Anda, dan bisa saja karena order sudah dibayar,
maka pekerjaan harus dituntaskan, kiriman hadiah itupun
diarahkan kepada Anda.

Bisa saja yang dituju itu orang lain, Anda kebetulan berada di
ruangan yang dipasangi gaib, dan Anda tidak cukup dekat
dengan YMK, Anda bisa kena 'spliter­an', itu kena sedikit, atau
malah terpapar radiasi gaib cukup berat.

Untuk menghindarkan diri dari 'spliter­an' agar tak terpapar


saat Anda kesasar ke tempat angker, jalankan terapi pete.
Sederhana saja.

Dan bisa saja, Anda terlihat seperti sakit­sakit­an, dan para ahli
kesehatan telah mencari dengan segala cara untuk
menemukan jenis penyakit apa yang bersarang dalam diri
Anda, tetapi tidak satu obat atau diagnosa yang tepat yang
menyembuhkan. Anda malah menjadi bahan uji coba berbagai
obat, barangkali obat ini bisa, barangkali obat itu bisa, dst.
Padahal mungkin saja Anda sudah terkena 'spliter­an' atau
terpapar tak sengaja, atau memang sengaja diarahkan ke
Anda. Cuma saja si ahli kesehatan itu tidak mau berterus
terang, kalau itu bukan bagian profesi dia, mereka senang
senang saja, menjadikan Anda sebagai bagian coba coba, uji
coba obat­obat itu.

Obatnya tentu sederhana, bersihkan dengan buah pete atau air

78
pete, terapi pete!

Sekali lagi, lebih baik sedia payung sebelum hujan.

* End of Tambahan Informasi *

Semoga cerita Misteri Buah Pete ini bermanfaat bagi teman


teman semua. Inilah bukti betapa kuatnya Kuasa Tuhan, sudah
disediakan olehNYA berbagai hal bagi kehidupan manusia,
untuk bisa sehat, untuk bisa bahagia, untuk bisa sejahtera dan
untuk menjaga diri dari urusan gaib juga sudah tersedia.

Yakinlah dan berdoalah, berterima kasih kepadaNYA untuk


kemampuan buah pete, saya hanya sekedar membukakan
rahasia (misteri) buah pete. Tanpa ijinNYA, tak akan terbuka
rahasia ini.

Sementara ini, buku Terapi Pete V7 sedang dalam taraf


pemeriksaan di editor, semoga layak naik cetak dan bisa dijual
di toko buku. Saya mohon doa teman teman semua.

Hampir semua tulisan yang ada di Misteri Buah Pete ada di


buku "Terapi Pete V7", kecuali cerita Misteri Buah Pete ke­9 ini,
hanya ada di Facebook page "Pete Therapy 4 Love". Saya
tidak berani menaruh tulisan soal gaib ini di buku "Terapi Pete
V7".

Jakarta, 20 Januari 2015 jam 23:53


Sabtu, 24 Januari 2015, 20:25 diupload ke PT4L

79
PENUTUP: MEMBUKA MISTERI BUAH PETE
Segala sesuatu dalam hidup ini pasti ada manfaat, ada makna,
ada hal­hal yang belum tentu terlihat dengan begitu saja, ada
yang perlu digali, ada yang perlu diteliti, ada yang perlu
direnungkan, ditelaah, dicerna dalam pikiran, direnungkan,
dibicarakan, didiskusikan, dipertanyakan, disampaikan kepada
masyarakat, dicoba, dst. Itulah proses mencari jawaban atas
sesuatu hal yang ditemui dalam kehidupan ini. Kalau apa yang
saya ketahui ini kemudian hanya saya simpan sendiri, hanya
sekedar bermanfaat bagi diri sendiri, maka pengetahuan akan
sesuatu itu hanya bernilai rendah.

Saat suatu makna, arti penting dari sesuatu itu dimaklumatkan


kepada umum, disosialisasikan kepada khalayak ramai (orang
banyak, masyarakat), maka nilai makna sesuatu itu akan
meningkat tinggi sesuai dengan pengakuan manfaat orang
banyak atas sesuatu itu. Begitu juga dengan Terapi Pete ini,
jelas terbukti punya manfaat dan bukan hanya bernilai rendah,
tetapi bernilai tinggi. Sudah tidak bisa diperkirakan lagi berapa
banyak orang yang menjadi peserta terapi, entah berapa
banyak yang sudah tahu akan terapi ini? Yang mengetahui
akan adanya terapi ini jelas sudah cukup banyak, bahkan
sudah mencapai mancanegara, bisa diperkirakan sudah ada
warga dari 31 negara yang membaca tentang terapi ini. Hanya
tinggal menunggu waktu saja, dimana pete akan menjadi
komoditas internasional.

Kesederhanaan resep terapi pete ini jelas memudahkan


banyak orang untuk menjalankannya. Hanya perlu merebus
buah berikut kulit pete selama 2­3 menit, beberapa menit untuk
mendinginkan dan memisahkan buah dari kulitnya, kemudian
memotong motong kulit pete dan merebusnya paling lama 15­
80
20 menit. Buah pete dimakan, air pete diminum ... simple saja.
Hanya perlu dilakukan 2 minggu terapi utama, setelah itu
cukup sekali seminggu saja. Setelah setahun atau sesuai
kebutuhan boleh kembali menjalankan 2 minggu terapi utama.
Buat mereka yang masih sehat hanya perlu seminggu berturut
menjalankan terapi utama, yang sudah mulai punya penyakit
butuh 2 minggu, yang sudah punya kompilasi penyakit butuh
waktu bisa sampai 3 bulan menjalankan terapi utama.

Berdasarkan statistik kunjungan memang terlihat lebih banyak


pria yang mengakses page terapi pete, karena ada 'umpan'
SLOW VIXGRX (SV) itu. Dan berdasarkan pantauan secara
langsung, memang begitu mudah mengajak para pria ikut
terapi pete dengan tawaran SV itu. Bila satu pria terpancing,
berani mencoba, dan kemudian berhasil menemukan sensasi
SV, maka dengan cepat 'getok tular' terjadi, si peserta pria itu
akan segera 'sesumbar' akan pencapaian stamina & power
yang dia dapatkan. Dari satu pria menjalar kepada banyak pria
dan seterusnya menjadi multi level 'menjerumuskan'.

Sementara bagi wanita, terapi ini mudah diterima oleh mereka


yang berumur sekitar 40­60 tahun karena kemampuan
menghilangkan asam urat yang begiu simple, begitu mudah,
begitu cepat, hanya hitungan 3­4 hari saja, hanya dalam
seminggu seseorang bisa tampil berubah, dari gerakan lamban
penuh rasa nyeri, seminggu kemudian bisa tampil begitu
lincah, riang, bebas dari ancaman rasa nyeri. Seorang ibu
dengan inisial BL, berhasil dalam 3 (4) bulan membuat satu
kelompok pengajian dengan 400 (500) peserta wanita berumur
sekitar 50­60 tahun terbebas dari rasa nyeri asam urat. Di
bulan Januari 2015 saya kembali bertanya kepada BL, apakah
masih ada di antara para peserta pengajian (semua wanita!?)
yang terlihat menderita asam urat? BL mengatakan, dia tidak
81
melihat peserta yang masih menderita asam urat. Getok tular
berjalan begitu masiv, minggu demi minggu selama 12 sampai
16 minggu, para peserta pengajian saling bercerita
keberhasilan mereka lepas dari asam urat dengan resep yang
sederhana. Terapi air (kulit) pete!

Dari pengalaman saya dalam 4 tahun sosialisasi terapi pete,


saya menemukan banyak orang yang sebelumnya tidak berani
(suka) makan pete, tetapi berani minum air pete, kemudian
malah menjadi penikmat buah pete (rebus) setelah
mendapatkan kesehatan mereka, benar benar puas dengan
manfaat buah/kulit pete, mereka terus mencari pete, bahkan
tidak sedikit yang terobsesi dengan terapi ini, terutama para
pria di umur 30­45 tahun, dimasa masa mereka membutuhkan
stamina & power dalam urusan 4X4. Para peserta ini berhasil
membahagiakan pasangan mereka, para istri pun puas dengan
manfaat pete walau tidak secara langsung menjalankan terapi
ini, ada beberapa cerita dari para pria itu, sebelum ikut terapi
mereka sering bertengkar, dan setelah mereka berbahagia
terlihat perubahan sikap istri mereka, menjadi rukun, setiap
pagi dan sore menyiapkan kopi, ada yang dengan rajin
membelikan rokok, membelikan dan menyiapkan pete, dan
rajin melarang suami mereka agar tidak bertetangga sampai
malam. Karena itulah waktu bagi mereka bersatu padu
menggalang kebahagiaan.

Soal kesehatan jelas sudah terbukti dengan terapi ini, soal


kehidupan sudah bisa diterima kalau terapi ini benar benar
bermanfaat dalam kehidupan kita, soal kebahagiaan, itupun
sudah dibuktikan banyak peserta, banyak pasangan yang
merasakan kebahagian, hanya tinggal soal kesejahteraan yang
belum tercapai.

82
Pada awal sosialisasi, harga pete per lanjar (papan) berada
pada kisaran Rp3000­Rp5000, sesekali naik menjadi sekitar
Rp7000, di toko serba ada dijual pada harga Rp9500. Memang
pernah terjadi pete begitu langka sampai seorang peserta
berani membayar Rp25000 perlanjar, karena dia begitu ingin
menjalankan terapi. Belakangan ini, pete semakin mudah
didapat, harga pete pada kisaran Rp2000­Rp3000, di pasar
tertentu dijual Rp5000 untuk 3 lanjar.

Pada awal sosialisasi, saat masih beberapa ratus peserta,


dengan harga Rp3000­Rp5000, saya melihat lonjakan
kenaikan harga karena sesuai dengan teori pasar, ada supply
terbatas dan demand yang meningkat, sampai satu waktu
harga mencapai Rp25000 per lanjar, itupun masih tetap dibeli.
Memang normal, sesuai teori pasar, para penjual pasti
merasakan naiknya permintaan pete, semakin lama semakin
banyak peserta terapi yang mencari pete. Satu saat saya
memperkirakan sudah ada sekitar 10000 (sepuluh ribu) orang
peserta. Kebutuhan pete jelas meningkat, penjual berani
memasang harga tinggi, mereka terus meminta kepada para
agen alias pengepul pete untuk menyediakan pete lebih
banyak lagi. Pengepul tentu ingin memperbesar volume
ketersediaan pete, mereka merambah ke daerah daerah
potensi pete yang sebelumnya tidak mereka garap. Saya yakin,
jumlah pemain (pengepul) pete juga ikut berkembang, mereka
semakin jauh merambah daerah yang lebih jauh lagi. Pohon
pohon pete yang sebelumnya tidak dikomersilkan, tidak dilirik,
segera diserbu pengepul. Pengepul menggelontorkan pete ke
setiap pasar, dan seseuai teori pasar, supply membesar, harga
saat ini berada pada kisaran Rp2000­Rp3000.

Ada satu perubahan di satu kampung, di Ciampea Bogor.


Terjadi pada seorang pemilik 3 pohon pete. Setahun yang lalu
83
pada masa panen, orang ini masih menjual secara borongan
kepada pengepul, untuk setiap pohon diborong sekitar
Rp1.000.000,­ (satu juta rupiah), tetapi pada musim pete di
akhir 2014, dia tidak mau menjual borongan lagi, setiap hari dia
ambil saja sekitar 4­5 bendul (kelompok pete) berisi 20­25
lanjar pete yang cukup matang, dan dia jual keliling kampung
dengan harga Rp2000­Rp2500 per lanjar, sekitar 4 bendul dia
titipkan di warung di pinggir jalan raya. Sudah sekitar 6 minggu,
setiap hari dia mendapatkan sekitar RP200.000­Rp400.000.
Persediaan masih banyak di pohon pete untuk beberapa
minggu kedepan.

Banyak warga (pria) kampung ini yang berjualan bermacam


barang di Jakarta, mereka belakangan rajin pulang kampung
setiap akhir pekan berkat terapi air pete (alias SV!). Mereka
inilah yang menjadi penyebar terapi pete di kampung itu. Getok
tular terus terjadi, peserta semakin banyak, maka konsumsi
pete di kampung itu semakin hari semakin tinggi, demand
terbentuk ... maka si pemilik pohon pete tidak mau menjual
borongan lagi, jual saja pete itu keliling kampung. Semoga hal
ini juga terjadi di berbagai pelosok daerah lainnya.

Dari pantauan saya, beberapa peserta pete yang masih punya


lahan di kampung, mereka sudah menanam pohon pete, ada
yang menanam 3 pohon pada sekitar 4 tahun yang lalu, ada
yang menanam 6 pohon, ada juga yang menanam sampai 20
pohon. Ada diantara pohon pete itu yang sudah mulai belajar
berbuah.

Proses belajar demand & supply pete ini berlangsung terus.


Yang sudah tahu manfaat pete, dan mengerti akan
kemungkinan naiknya kebutuhan pete, mereka langsung
menanam pohon pete. Yang sebelumnya dijual borongan,
84
berubah menjadi penjual langsung. Pohon yang sebelumnya
tidak dipanen sudah mulai digarap para pengepul.
Pengetahuan warga di daerah akan hal ini akan merubah
perlakuan mereka terhadap pete yang sebelumnya diacuhkan,
ada satu kemungkinan pendapatan baru dari pete. Sekarang
mereka menjaga pohon pete setiap malam agar tidak dirampok
oleh tetangga (itu kenyataan!).

Secara internasional, pemberitahuan (sosialisasi) manfaat pete


masih terus berlangsung. Untuk meningkatkan demand
internasional, perlu penggarapan lebih lanjut. Sementara
supply di dalam negeri juga perlu dipersiapkan, pengetahuan
masyarakat akan budidaya pete perlu digalakkan,
pemberitahuan akan manfaat pete tetap perlu dilakukan, agar
warga di daerah mau menanam lebih banyak lagi pohon pete.
Pengalaman si pemilik pohon pete di Ciampea ini pasti akan
dialami banyak pemilik pohon pete di berbagai daerah.

Daya tarik di pihak pengguna dan daya tarik di sisi penyedia


sudah dibangun, tinggal menunggu waktu (masa
pembelajaran) bagi kedua pihak (sisi) ini, akan menjadikan
pete sebagai komoditas yang bernilai tinggi. Perlu diingat, saat
ini ada sekitar 10% penduduk dunia yang jelas terpapar
Diabete mellitus (penyakit kencing manis, gula darah), ada
sekitar 900 juta calon pembeli pete ada di mancanegara!
Potensi yang lumayan bagus untuk tataniaga pete secara
internasional.

Jebakan bonus SLOW VIXGRX ternyata cukup ampuh untuk


menjebloskan banyak warga menjadi peserta terapi pete aktif,
mereka menjadi pecandu pete (terobsesi), mereka
memaksakan diri untuk terus mengkonsumsi pete setiap hari,
mereka juga bergiat menjadi penyebar terapi, secara sukarela
85
mereka mengumbar cerita akan kemampuan pete ... (semoga
bukan mengumbar nafsu!?), mereka membuat permintaan pete
melonjak, dan membuka mata banyak pemilik pohon pete akan
adanya kebutuhan pete.

Saya yakin, soal KESEJAHTERAAN bisa tercapai dengan


adanya pete. Memang tidak semua orang akan menjadi pemilik
pohon pete, menjadi penjual pete, ikut dalam tataniaga pete,
ikut menikmati kesejahteraan secara langsung lewat tataniaga
ini. Tetapi bila ada begitu banyak keluarga di Indonesia yang
tahu akan manfaat pete, mereka bisa menjaga kesehatan
dengan biaya yang relatif rendah, terjadilan penghematan uang
secara nasional, dan uang itu bisa digunakan untuk membayar
keperluan lain.

Itulah proses pembelajaran masyarakat akan pete. Kepada


warga masyarakat diajarkan manfaat pete, permintaan akan
meningkat, sebagian warga yang punya lahan akan menanam
pete, supply akan terus berusaha mengimbangi demand,
sementara itu pasar internasional juga digarap, pembelajaran
demand ­ supply internasional dilakukan, sampai satu saat
terjadilah tataniaga pete secara internasional. Semoga saja,
saat demand internasional terbentuk, penyedia di berbagai
daerah sudah juga siap.

Jakarta, 18 Februari 2015


Jumat, 19 Februari 2015 diupload ke PT4L

86

Anda mungkin juga menyukai