Metode ini digunakan untuk memprediksikan prakiraan besarnya air larian. Metode ini
berlaku untuk suatu wilayah sub daerah aliran sungai kecil (kurang dari beberapa ratus hektar)
dengan komponen tata halan utama adalah pertanian. Persamaan matematik metode rasional
untuk memperkirakan air larian adalah Q = 0,0028 C i A (Asdak. 2007: 160).
Q adalah debit aliran air larian puncak yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Biasannya menghitung curah hujan harian kemudian dicari rata-rata curah hujan bulanan dan
rata-rata curah hujan tahunan. Metode ini hanya menunjukan besarnya air larian
puncak (Qp)debit dan debit rata-rata (Qave). Metode ini paling praktis karena terbukti untuk
merancang bangunan pencegah banjir, erosi, dan sedimentasi (Asdak,1995:161) .
Koefisien air larian atau sering disingkat C adalah bilangan yang menunjukan
perbandingan antara besarnya air larian terhadap besarnya curah hujan (Asdak. 2006: 157).
Prakiraan besar kecilnya angka koefisien C untuk berbagai macam vegetasi di wilayah DAS
menunjukan laju infiltrasi, keadaan pentup tanah dan intensitas hujan.
Koefisien aliran atau C untuk kawasan hutan adalah 0,10 artinya 10% dari total curah
hujan menjadi air larian. Secara matematis dapat dijabarkan sebagai berikut:
Koefisien Air Larian ( C ) = Air Larian (mm)
(A1 + A2 + A3 + ...An)
Keterangan:
1.3.Intensitas Hujan ( I )
Suatu fungsi dari lama waktu hujan dengan jumlah hujan, analisis nilai i menggunakan
rumus mononobe (Jepang). Menentukan intensitas hujan i bedasarkan lama waktu aliran
permukaan. Manfaat dari data stasiun pengamat hujan setempat atau gunakan atlas frekuensi
hujan tertentuuntuk periode ulang dan lama waktu hujan tertentu. Mengkonverensi anka hujan
dalam unit milimeter menjadi milimeter per jam.
I =
Keterangan:
Tc = 0,0195 k 0,77
Keterangan:
Tc = waktu konsentrasi