Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMK Negeri 1 Pangkalan Kerinci


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Bangunan
Paket Keahlian : Teknik Gambar bangunan
Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan
Kelas / Semester : X / Genap
Alokasi Waktu : 7 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
B. Kompetensi Dasar
1.1. Menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur
kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan ilmu
bangunan.
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi.
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan akan ilmu
bangunan sebagai cerminan kehidupan dan pergaulan di bermasyarakat
3.10. Menyimpulkan penggunaan macam pondasi berdasarkan spesifikasi
teknis dan kebutuhan
4.10 Menalar penggunaan macam pondasi sesuai spesifikasi teknis dan
kebutuhan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi, dalam perbedaan strategi
berpikir memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah dalam
pelajaran konstruksi bangunan.
2. Mampu mentransformasikan diri dalam berprilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah kritis dan disiplin dalam melakukan belajar tentang
pengertian konstruksi bangunan.
3. Menunjukkan sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku
peduli lingkungan dalam belajar pengertian tentang konstruksi bangunan.
4. Memahami pengertian pondasi dan jenis-jenis pondasi.
5. Memahami pengertian daya dukung tanah.
6. Memahami pemilihan pondasi berdasarkan jenis tanahnya.
7. Memahami Jenis-jenis pondasi dangkal.
8. Memahami jenis-jenis pondasi dalam.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa mampu:
1. Bekerjasama dan toleran terhadap perbedaan yang terjadi pada
kehidupan.
2. Melalui kegiatan diskusi dan kelompok siswa dapat menalar penggunaan
macam pondasi sesuai spesifikasi teknis dan kebutuhan.
3. Memahami dan menjelaskan pengertian pondasi dan jenis-jenis pondasi.
4. Memahami dan menjelaskan pengertian daya dukung tanah.
5. Memahami dan menjelaskan pemilihan pondasi berdasarkan jenis
tanahnya.
6. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis pondasi dangkal.
7. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis pondasi dalam.

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan
dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya
tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Untuk
memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu
cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu
memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal
kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya (upperstructure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang
bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah
antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah
terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis
tanah sama.Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-
masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan
demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan
dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya
bangunan tersebut.Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik,
karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian
yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi,
yakni :
1) Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat
pengaruh luar.
2) Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3) Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
2. Jenis-jenis Pondasi
a. Pondasi Batu Kali
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanaha
slinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi antara 60-80 CM.
dengan lebur tapak sama dengan tingginya. Kebutuha baha baku untuk
pondasi ini adalah :
 Batu belah (batu kali/ gunning)
 Pasir pasang
 Semen PC (abu abu)
Kelebihan :
 Pelaksanaan pondasi muda
 Waktu pengerjaan pondasi cepat
 Batu belah muda di dapat
Kekurangan :
 Batu balah di daerah tertentu sulit di cari
 Membuat pondasi ini memerlukan COST besar (bila sesuai kondisi
pertama)
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah
bertingkat
b. Pondasi tapak (foot plate)
Pondasi yang biasa di gunakan untuk bangunan bertingkat atau
bangunan diatas tanah lembab.Pondasi ini terbuat dari beton bertulang
dan letaknya tepat dibawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai
pada tanah keras.
Pondasi ini dapat di kombinasikan dengan batu belah atau kali.
Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof
beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding.
Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan ditah sempit yang
akan di kembangkan keatas.
Kebutuhan bahannya adalah :
 Batu pecah / spilt (2/3)
 Pasir beton
 Besi beton
 Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)
c. Pondasi pelat beton lajur
Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas
penampang yang menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar.
Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara
memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.
Pondasi ini lebih kuat jika dibandingkan dua jenis pondasi dangkal
lainnya.Ini disebabakan seluruhnya terbuat dari beton
bertulang.Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu
kali untuk rumah bertingkat.
d. Pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor
ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah
sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini
dimulai dengan menggali tanah berdiameter 60-80 CM seperti menggali
sumur.Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 Meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi
pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi
pembangunannya jauh sehinnga tidak kemungkinan dilakukan
transportasi untuk mengangkut tiang pancang. Walaupun lokasi
pembangunan kemungkinan, pondasi jenis ini jarang digunakan.Selain
boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan
pengontrolan hasil cor beton ditempat yang dalam.

3. Daya Dukung Tanah


Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam memikul beban di
atasnya tanpa terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam beban per satuan
luas. Beban kontra adalah beban pemberat yang ditempatkan di atas meja
beban. Bahan uji yang digunakan merupakan tanah dasar yang akan
digunakan sebagai tumpuan pondasi, sedangkan bahan beban merupakan
profil baja, karung berisi pasir, tiang angker baja atau beton tangki berisi air.
Peralatan yang digunakan adalah: meja beban, dongkrak, pelat dukung,
arloji ukur penurunan dan arloji ukur beban yang sudah dikalibrasi serta alat
penunjang.
Sistem pembebanan yang digunakan dapat berupa sistem beban
kontra yaitu berupa meja beban yang diatasnya ditempati tumpukan beban
dan sistem angker, yaitu berupa tiang angker dari baja atau beton yang
tertanam dalam tanah yang ditempatkan di sekitar tanah uji. Beratnya
beban kontra sekurang-kurangnya dua kali dari beban desain. Prosedur
pengujian dilakukan melalui 4 (empat) tahapan, yaitu:: 1) tahap pemilihan
lokasi dengan ketentuan mewakili daerah yang akan diuji daya dukungnya,
uji beban dilakukan pada elevasi dan kondisi yang direncanakan, dan
penempatan pelat dukung pada elevasi yang dipilih dan pada kedalaman
yang relatif sama untuk tumpuan pondasi; 2) pembuatan sumur uji
sekurang-kurangnya tiga lokasi pengujian dengan kedalaman mencapai
kedalaman lapisan tanah yang akan diuji, dan lindungi tempat sumur uji
dari gangguan perubahan kadar air; 3) penyediaan meja beban dan catat
seluruh berat peralatan yang digunakan serta pasang arloji ukur penurunan
dan alat pengukur lainnya; dan (4) tahap pengujian dimulai dari
penempatan peralatan, pemberian beban, dan pencatatan pengurangan
penurunan sampai deformasi berhenti.
Dalam tahapan pembangunan suatu struktur bangunan dibutuhkan
data besaran daya dukung tanah perlu diketahui untuk menghitung dan
merencanakan dimensi pondasi yang dapat mendukung beban struktur
yang akan dibangun
Apabila daya dukung tanah tidak mampu menerima beban dari struktur
yang direncanakan, dengan daya dukung tanah yang telah diketahui kita
dapat melakukan perlakuan tertentu.Agar nilai daya dukung tanah dapat
mencapai nilai yang diinginkan.
Penimbunan dan pemadatan merupakan salah satu perlakuan tertentu
untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah. Dibeberapa kota
besardiindonesia data daya dukung tanah menjadi salah satu syarat teknis
untuk mendapatkan IMB(Izin mendirikan bangunan). Tidak hanya struktur
yang besar yang diharuskanmelakukan penyelidikan tanah. Contoh
“ruko,rumah lantai 2,dan bangunan gedung lainnya”.
Pada umumnya penyelidikan tanah yang dilakukan adalah uji SPT untuk
penyelidikan tanah yang dalam (>20m) dan sondir untuk mengetahui daya
dukung tanah dangkal (<20m).kedua alat tersebut menggunakan alat yang
cukup banyak dan berat,pembacaan alatnya pun masih secara manual.

4. Perhitungan Perancangan Pondasi Terhadap Jenis Tanah


Secara umum perancangan pondasi dilakukan dengan beberapa
langkah penting.pertama perencanaan harus menghitung jumlah beban
efektif bangunan yang akan diterima pondasi yang kemudian diteruskan
ke dalam tanah.kedua adalah menentukan kapasitas daya dukung
izin,dan menentukan luas pondasi yang digunakan.dan yang ketiga
berdasarkan data yang diperoleh diatas maka dilakukan perencanaan
struktural dengan menghitung momen lentur dan gaya geser yang terjadi
pada pondasi
Jenis pondasi yang dipilih biasanya ditentukan oleh berat bangunan
berdasarkan pelimpahan beban.namun kondisi tanah dan biaya yang
tersedia juga mempengaruhi struktur pondasi.permasalahan yang paling
menonjol dalam pemilihan jenis pondasi adalah kondisi tanah,yaitu jenis
tanah seperti apa yang akan menjadi tempat berdirinya bangunan.karena
setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda,sehingga
penurunan yang terjadi pun beragam untuk mengatasi masalah
tersebut,pertimbangan yang dilakukan dalam perhitungan merancang
pondasi di tinjau berdasarkan jenis tanah
a. Pondasi Pada Tanah Pasir
Permasalahan yang sering terjadi perletakan pondasi diatas tanah
pasir adalah penurunan yang tidak seragam untuk itu perlu dilakukan
berbagai tes atau ujian tanah seperti uji soil penetresion Test (spt),uji
kerucut statis dan uji berat pelat.
b. Pondasi Pada Tanah Lempung
Pada tanah lempung perencanaan pondasi agak sulit di lakukan
karena jenis tanah ini menyatuh dengan air hingga tanah dengan
mudah menjadi jenuh air.pada tanah jenis ini disarankan
menggunakan pondasi yang dalam,sehingga tanah tidak mudah
terpengaruhi dengan iklim dan lingkungan di sekitarnya.
c. Pondasi Pada Tanah Lanau
Tanah lanau merupakan jenis tanah yang terdapat diperlihantara
pasir dan lempung.dalam kondisi alam,tanah jenis lanang ditemukan
dalam kondisi longgar dan kurang padat sehingga jika di jadikan
sebagai tempat perletakan pondasi maka akan terjadi penurunan
yang besar.
d. Pondasi Pada Tanah Organik
Tanah organik sangat tidak disarankan untuk dijadikan tempat
perletakan pondasi,karena jenis tanah ini dapat mengakibatkan
penurunan yang sangat besar
e. Pondasi Pada Tanah Timbunan
Tanah timbunan merupakan tanah yang diangkut dari daerah lain ke
lokasi pembangunan.tanah timbunan yang akan di jadikan dasar
pondasi harus di periksa terlebih dahulu kapasitas dukungannya dan
jika memang diharuskan menggunakan tanah timbunan untuk
tumpuan pondasi maka tanah timbunan harus didapatkan terlebih
dahulu.
f. Pondasi Pada Batu
Sebenarnya pondasi pada batu tidak perlu dikawatirkan karena sifat
batu yang keras dipastikan mampu menahan beban bangunan yang
baik.namun pada batuan berkapur dan memiliki lubang-
lubang,stabilitas bangunan yang harus diperhitungkan.karena akan
membahayakan bangunan.

5. Jenis-jenis Pondasi Dangkal


Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan
kedalaman tanah tidak lebih dari 3 meter atau sepertiga dari dari lebar alas
pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini diterapkan pada tanah yang keras
atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang tidak terlalu berat dan
tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter.
a. Pondasi Menerus
Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban
memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding
atau kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak
terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan
bahan pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau
bahan yang tersedia di daerah setempat. Bahan yang digunakan bisa
dari batu kali, batubata atau beton kosong/tanpa tulangan dengan
adukan 1 pc : 3 Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah
beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan
seluruh pondasi berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan
pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup besar, memakan waktu agak
lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.

b. Pondasi setempat
c. Pondasi konstruksi sarang laba-laba.

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi


antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem
perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai bagian dari
struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat
dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas
tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan pada tanah dengan
daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.

6. Jenis-jenis Pondasi Dalam


Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan
kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh
beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya
dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan
tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang,
dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi.
a. PondasiSumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi


dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan
pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada
kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 -
1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya
berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda
bebannya. Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya
membuat lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga
mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton
dengan ketebalan kurang lebih 10 cm dengan pembesian.
Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m,
diatas coran tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis
beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi
angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat
beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk
mengikat antar kolom yang disatukan oleh sloof beton. Pondasi
sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah
kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih
dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada
kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini
dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

b. Pondasi Bored Pile

Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun


di dalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di
tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman
yang disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting
yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi
yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap
lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya
dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi.
Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.
Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang
Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah
dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat
(memiliki daya dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan
sondir sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui
pada kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk
mendukung konstruksi diatas yang akan dipikul nantinya.
Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang
disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses
pembuatan pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar,
seperti pembuatan Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang
pemasangannya dilakukan dengan cara pukulan memakai beban /
hammer.

c. Pondasi Tiang Pancang


Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan
apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai
daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang
mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan
dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat
dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.Fungsi dan
kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau
mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan
tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle
pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal
seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai
oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan
pula dengan perencanaannya.
Tiang Pancang umumnya digunakan :
 Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah
kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam
hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.
 Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti
untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air
jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.
 Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas
lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan
getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar
kemudian.
 Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah
lapisan yang kemampatannya tinggi.
 Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari
sistem tersebut.
 Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan
dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang
potensial.

F. Pendekatan, Model dan Metode


Pendekatan : Saintifik ( Scientific ).
Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning
Metode : Kerjasama Kelompok (Cooperatif Learning) & Diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 ( 5 x 45 menit )

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
 Orientasi: 10 Menit
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdo,a untuk memulai pembelajaran.
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
 Apersepsi:
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik.
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
 Motivasi:
Pendahuluan  Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
berlangsung.
 Mengajukan pertanyaan
 Pemberian Acuan
 Memberikan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan cara
mengecek kefokusan dan konsentrasi peserta didik untuk
melakukan diskusi kelompok.

Mengamati : 205 menit


 Membaca bahan bacaan terkait dengan daya dukung tanah
 Membaca bahan bacaan terkait dengan dan jenis-jenis
pondasi baik dari buku referensi maupun internet.
 Melakukan observasi lapangan pekerjaan konstruksi pondasi

Menanya :
 Mengkondisikan siswa untuk secara aktif bertanya tentang
topik yang berkaitan dengan bermacam-macam pondasi dan
daya dukung tanah
Inti
Mengeksplorasi :
 Melakukan pengumpulan data tentang berbagai jenis pondasi

Mengasosiasi :
 Menganalisis hubungan antara karakteristik daya dukung
tanah dan jenis pondasi
Mengkomunikasikan :
 Mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan tentang
pekerjaan konstruksi pondasi
Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa
dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya
diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masaah, tanggung
jawab, rasa ingin tahu, dan peduli lingkungan.
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang 10 menit
Penutup sudah dipelajari dan didiskusikan.
2. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Ke-2 ( 2 x 45 menit )

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
 Orientasi: 5 Menit
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
Pendahuluan berdo,a untuk memulai pembelajaran.
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
 Pemberian Acuan
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan ulangan yang akan
dikerjakan.

Inti  Menyebutkan soal-soal ujian yang akan dikerjakan peserta 40 menit


didik.
 Peserta didik mengerjakan tes yang diberikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
 Mengajak siswa untuk mengamati pekerjaan pondasi pada 35 menit
bangunan yang sedang dikerjakan di lingkungan sekolah.

 Menyimpulkan hasil pengamatan di lapangan tentang jenis 10 menit


Penutup pondasi yang digunakan pada bangunan yang sedang
dikerjakan.

H. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

1) Pengamatan sikap 1. Lembar Pengamatan Sikap Dan Rubrik

2. Portofolio 2. Panduan Penyusunan Portofolio

3. Tes Tertulis 3. Tes Uraian


2) Lembar Pengamatan sikap

No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan

1. Memiliki rasa ingin tahu


2. Menunjukkan ketekunan dan tangungjawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu maupun
kelompok

3) Lembar Penilaian Sikap

No. Aspek yang Dinilai Keterangan

1. Memiliki rasa ingin tahu 3. Menunjukan sikap rasa


ingin tahu yang besar,
antusias, terlibat aktif
dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Menunjukan sikap rasa
ingin tahu namun tidak
terlalu antusias, dan
baru terlibat aktif ketika
diminta dan disuruh.
1. Tidak menunjukan
antusias dalam
pengamatan, sulit
terlibat aktif kegiatan
kelompok walaupun
telah didorong untuk
terlibat.
2. Menunjukkan ketekunan dan tangungjawab dalam 3. Tekun dalam
belajar dan bekerja baik secara individu maupun menyelesaikan tugas
kelompok dengan hasil terbaik
yang bisa dilakukan,
berupaya tepat waktu.
2. Berupaya tepat waktu
dalam menyelesaikan
tugas, namun belum
menunjukan upaya
terbaiknya.
1. Tidak berupaya
sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan
tugasnya tidak selesai.
4) Soal Uraian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1) Jelaskan pengertian pondasi.
2) Sebutkan apa yang dimaksud dengan daya dukung tanah.
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan pondasi dangkal dan tuliskan 3
macam pondasi dangkal.
4) Tuliskan jenis-jenis pondasi dalam.
5) Gambarkan konstruksi pondasi batu kali

 Kunci Jawaban
1) Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan
dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya
tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
2) Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah dalam memikul beban di
atasnya tanpa terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam beban per satuan
luas.
3) Pondasi yang dibuat pada tanah dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 3
meter atau sepertiga dari dari lebar alas pondasi. Dengan kata lain,
pondasi ini diterapkan pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung
struktur bangunan yang tidak terlalu berat dan tinggi, dengan kedalaman
tanah keras kurang dari 3 meter.
Contoh pondasi dangkal:
 Pondasi Menerus
 Pondasi setempat
 Pondasi konstruksi sarang laba-laba.
4) Jenis Pondasi dalam
 Pondasi Sumuran
 Pondasi Boared Pile
 Pondasi tiang pancang

5)
Pedoman Penskoran

Siswa menjawab benar semua 100


Skor Nomor 1 20
Skor Nomor 2 20
Skor Nomor 3 20
Skor Nomor 4 10
Skor Nomor 5 30

I. Media Dan Sumber BelajaR


1. Media :
 HP Android
 Buku catatan
2. Sumber Belajar:
 Frick, Heinz. Ir. 1980. Ilmu Konstruksi Banguna Kayu 1. Kanisius.
 Frick, Heinz. Ir. 1980. Ilmu Konstruksi Banguna Kayu 2. Kanisius.
 Frick, Heinz. Ir. 1980. Rumah Sederhana.. Kanisius.
 Gunawan, Rudy. Ir. 1978. Pengantar Ilmu Bangunan. Kanisius.
 Gunawan, Rudy. Ir. 1978 Menggambar Bangunan Kayu. Kanisius.
 Frick, Heinz. Ir dan Stiawan, Pujo 2002. Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan
Utilitas Bangunan . Penerbit Kanisius.
 Dian Ariestadi.2008. Teknik Struktur Bangunan.Jilid1-3.BSE PSMK Depdikbud.

Mengetahui Pangkalan Kerinci, Januari 2016


Kepala SMKN 1 Pangkalan Kerinci Guru Mata Pelajaran

NURASIA, M.Pd KAMAL MAJDI, S.Pd


NIP. 19730618 199806 2 001 NIP. 19740101 200502 1 001

Anda mungkin juga menyukai