Anda di halaman 1dari 3

Unicorn merupakan istilah yang sangat familiar di dunia perusahaan rintisan atau startup.

Unicorn
memiliki definisi, yakni istilah yang digunakan untuk mengatergorikan startup yang memiliki nilai
valuasi lebih dari US$1 miliar.

Tahukah Anda bahwa istilah unicorn ini pertama kali dilontarkan oleh Aileen Lee yang merupakan
pendiri Cowboy Ventures. Melansir dari TechCrunch, Istilah itu pertama kali muncul ketika Cowboy
Venturesmembangun dataset perusahaan teknologi yang berbasis di AS saat Januari 2003. Seja k
membangun dataset tersebut, ditemukan 39 perusahaan yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$1
miliar di AS, sehingga Lee menyebutnya sebagai unicorn sebab telah memenuhi kriteria. \

Berbicara mengenai kriteria unicorn, suatu startup dapat masuk ke dalam golongan
unicorn jika memiliki nilai valuasi lebih dari US$1 miliar. Nilai itu bisa didapatkan baik dari
investor pasar publik maupun swasta. Merujuk data dari TechCrunch, Lee mengatakan,
rata-rata membutuhkan waktu selama tujuh tahun lebih sebelum peristiwa likuiditas bagi
perusahaan. Co-founder startup yang berpendidikan tingggi dan berusia tiga puluhan
ternyata juga bisa menjadi faktor pendukung untuk menjadikan perusahaannya
membangun banyak kesuksesan dan masuk ke dalam kategori unicorn secepatnya.
Bukan hanya di luar negeri saja, di Indonesia juga sudah ada empat startup yang sudah
dinobatkan sebagai unicorn. Keempat startup tersebut adalah Tokopedia, Go-Jek,
Traveloka, dan Bukalapak.

Startup Indonesia yang pertama kali menyandang predikat unicorn adalah Go -Jek. Saat ini Go-
Jek memiliki nilai valuasi sekitar US$4,8 miliar. Keberhasilannya itu semakin meroket setelah Google,
Tencent, dan JD melipatgandakan investasi mereka.

Selain Go-Jek, ada Tokopedia yang belum lama ini mendapatkan suntikan dana dari
investornya sehingga ia menjadi startup dengan top valuasi di Indonesia, yang bernilai
sekitar $7 miliar. Startup besutan Fery Unardi, Traveloka telah menduduki nilai valuasi
lebih dari US$ 2 miliar atau setara dengan Rp26,6 triliun, namun terhembus kabar pula
bahwa Traveloka sudah bertambah menjadi Rp61 triliun.
Dan yang keempat adalah Bukalapak, startup besutan Achmad Zaky ini baru masuk ke
dalam kategori unicorn setelah mendapatkan suntikan dana dari investor d an memiliki nilai
valuasi di atas US$1 miliar. (https://www.wartaekonomi.co.id/read216051/apa-itu-
unicorn.html)
Mengutip Tech In Asia, penghitungan valuasi startup dan perusahaan konvensional sebenarnya tidak
jauh berbeda.
Valuasi perusahaan konvensional mempertimbangkan beberapa aspek termasuk nilai perusahaan di
bursa saham, nilai dari jenis saham lain yang dimiliki perusahaan, utang perusahaan, dan uang tunai
yang dimiliki perusahaan.

Sementara bagi startup yang sejak tahap awal berdiri bisnis belum mendapat pemasukan atau
keuntungan. Pendiri perusahaan atau calon investor akan mempertimbangkan aspek-aspek seperti
jumlah dan nominal transaksi, jumlah pengguna, teknologi produk, kualitas tim, dan kompetitor.

Perusahaan yang mengantongi status unicorn berdasarkan penilaian yang dikembangkan oleh
pemodal ventura dan investor yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan. Semua unicorn sejatinya
adalah startup, hanya nilainya dinilai berdasarkan potensi pertumbuhan dan perkembangan bisnis.

Mengutip laporan Corporate Finance Institute (CFI), penilaian untuk dicap sebagai unicorn tidak ada
kaitannya dengan kinerja keuangan masing-masing perusahaan atau data fundamental lainnya.

Perlu dicatat tidak sedikit perusahaan teknologi dunia yang sudah mengantongi status unicorn namun
belum menghasilkan keuntungan.

Untuk mengantongi status unicorn merupakan proses yang melibatkan berbagai pertimbangan dari
banyak faktor. Termasuk perkiraan pertumbuhan bisnis satu perusahaan dalam jangka panjang.

i samping itu, pemodal kapital dan investor kerap mempertimbagkan aspek rumit lainnya termasuk
soal keberlangsungan satu model bisnis. Terlebih jika satu bisnis menjadi perusahaan pertama di
suatu industri yang membuat proses penilaian menjadi semakin kompleks.

Berdasarkan riset CB Insight, hingga Januari 2019 ada lebih dari 300 unicorn di seluruh dunia.
Beberapa unicorn bahkan sudah 'naik kelas' dengan mengantongi status sebagai decacorn (valuasi
US$10 miliar) dan hectocorn (valuasi US$100 miliar).

Kelima perusahaan dengan valuasi tertinggi di dunia menurut CB Insight yakni Toutiao atau
Bytedance (US$75 miliar), Uber (US$72 miliar), Didi Chuxing (US$56 miliar), WeWork (US$47 miliar),
dan Airbnb (US$29,3 miliar).

Sementara di Asia Tenggara sejauh ini ada tujuh unicorn dengan empat diantaranya berasal dari
Indonesia. Keempat startup unicorn tersebut antara lain Bukalapak, Gojek, Traveloka, dan Tokopedia.
(https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190218014809-185-370201/mengenal-istilah-unicorn-
dalam-dunia-startup)

Anda mungkin juga menyukai