Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. Identifikasi Masalah
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan
oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak
adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk
dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila
disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila
cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak
terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat
dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak.
Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak
dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam
kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada
Balita. sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS)
padabalita.
Di Indonesia, rubella merupakah salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama
lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia
<15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di
Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000
terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu
40-44 tahun. Sedangkan perhitungan modelling di Jawa Timur diperkirakan 700
bayi dilahirkan dengan CRS setiap tahunnya
II. Pengantar
Topik : Imunisasi Rubella
Sub Topik : Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Rubella
Sasaran : Ibu Balita yang Datang ke Posyandu
Jam : 09.00 Wib - selesai
Hari / Tanggal : Selasa / 29 Agustus 2017
Waktu : 20 menit
Tempat : Kampus Akademi Kebidanan Aisyiyah Pontianak

III. Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan
keluarga mengerti dan memahami tentang imunisasi.

IV. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang imunisasi rubella, diharapkan
ibu dapat :
1. Menjelaskan pengertian imunisasi MMR
2. Menjelaskan tujuan imunisasi MMR
3. Jadwal pemberian imunisasi MMR
4. Pengertian Rubella
5. Cara penularan rubella
6. Gejala Rubella
7. Akibat jika tidak imunisasi rubella

V. Materi
A. Terlampir
VI. Media
Metode yang digunakan adalah:
A. Materi SAP
B. Leaflet

VII. Metode
A. Ceramah
B. Tanya jawab

VIII. Pelaksanaan Kegiatan

No KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU


1. Menjawab salam 3 menit
1. Memberi salam
1 Pembukaan 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan
memperhatikan
2 Kegiatan inti 1. Menjelaskan 15 menit
1. Mendengarkan dan
pengertian imunisasi
memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
2. Mendengarkan dan
imunisasi
memperhatikan
3. Menyebutkan
3. Mendengarkan dan
penyakit yang dapat
memperhatikan
dicegah dengan
4. Mendengarkan dan
imunisasi
memperhatikan
4. Menjelaskan jadwal
5. Mendengarkan dan
pemberian imunisasi
memperhatikan
5. Menjelaskan akibat
6. Bertanya dan menjawab
jika anak tidak
pertanyaaan
diimunisasi
6. Tanya jawab

3 Penutup 1. Menutup penyuluhan 1. Mendengarkan dan 7 men


dan menyimpulkan memperhatikan
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
penutup

IX. Evaluasi
A. Metode evaluasi : Tanya jawab
B. Jenis pertanyaan : Lisan
C. Jumlah soal : 3 soal
X. Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN
IMUNISASI RUBELLA

1. Pengertian Imunisasi MMR

Imunisasi MMR merupakan imunisasi yang termasuk dalam kelompok


imunisasi yang dianjurkan yaitu sejumlah Imunisasi yang tidak termasuk ke
dalam program imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah namun dianjurkan
untuk diberikan kepada bayi atau balita.
Imunisasi MMR ini dianjurkan untuk diberikan mengingat burden of disease
atau beban penyakit yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, artikel ini akan
memberikan penjelasan mengenai jadwal, manfaat serta efek samping pemberian
imunisasi MMR bagi anak.
Imunisasi MMR merupakan imunisasi yang dapat diberikan sebagai
alternatif untuk imunisasi campak biasa. MMR adalah singkatan dari tiga
penyakit yaitu Mumps, Measles, Rubella, hal ini berarti vaksin MMR yang
digunakan merupakan vaksin yang didalamnya terdiri dari kombinasi tiga
komponen vaksin yaitu Mumps (gondong), Measles (campak), dan Rubella
(campak jerman).

2. Tujuan Imunisasi MMR


Tujuan pemberian imunisasi MMR adalah untuk merangsang terbentuknya
imunitas atau kekebalan terhadap penyakit gondong, campak, dan campak
jerman. Gondong adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat
mengakibatkan terjadinya demam, nyeri sendi, sakit kepala dan pembengkakan
pada kelenjar parotis yang terletak di bagian bawah telinga.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat
mengakibatkan terjadinya demam, nyeri sendi, batuk, pilek, mata merah, dan
bercak –bercak berwarna merah pada kulit. Campak Jerman adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus yang dapat mengakibatkan terjadinya demam, nyeri
sendi, batuk, pilek, pembengkakan kelenjar di sekitar leher, dan bercak – bercak
berwarna merah pada kulit. Manfaat pemberian imunisasi MMR adalah untuk
memberikan perlindungan terhadap ketiga penyakit tersebut pada saat yang
bersamaan.

3. Jadwal Imunisasi MMR


Jadwal pemberian imunisasi MMR dilakukan pada saat seorang anak
berusia antara 15 – 18 bulan dan pemberian imunisasi MMR tambahan dilakukan
pada saat anak berusia 6 tahun. Pemberian imunisasi MMR dilakukan dengan
interval atau jarak pemberian minimal 6 bulan setelah pemberian imunisasi dasar
campak (pada saat anak berusia 9 bulan) dan minimal 1 bulan sebelum
pemberian imunisasi lain.
Apabila seorang anak sudah mendapatkan imunisasi MMR pada saat anak
tersebut berusia 15 – 18 bulan dan imunisasi MMR tambahan pada saat anak
berusia 6 tahun, maka pemberian imunisasi dasar campak tambahan pada saat
anak berusia 5 - 6 tahun tidak perlu diberikan lagi.

4. Pengertian Rubella
Rubella atau di kenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit
menular yang di sebabkan oleh Virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh
melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuh
lebih cepat di bandingkan orang dewasa. Rubella virus adalah virus RNA dari
keluarga togavirus ukuran c.60 nm, struktur ikosahendral, memiliki amplop
virus, sensitif terhadap eter pathogen kausatif rubella. Transmisi: mungkin
infeksi tetes. Kultur: pada kultur telur (korioallantois), di lakukan pertama kali
oleh Anderson ( Melbourne, 1955). Serologi: immunitas sepanjang hidup bebas
dari cacar air dan gondok. Pada eksperimen dengan binatang, biasa
ditransmisikan ke kera.
Rubella adalah penyakit infeksi akut oleh virus yang di tandai dengan
demam ringan dan bintik dan berkas merah pada seluruh badan mirip dengan
campak.
Congenital rubella syndrome terjadi pada kehamilan trimester ke tiga yang dapat
menyebabkan cataract, microphtalmia, microcephaly, mental retardation.
hepatomegaly, glaucoma, kelainan pada katup jantung dan tulang. Perlu di
lakukan diferesial diagnosis dengan measles dan erisepalas. Distribusi penyakit
dan prevalensi penyakit tersebar di seluruh dunia dan bersifat endemis.
Penyakit rubella atau seringkali di sebut campak jerman (campak 3 hari) adalah
infeksi virus akut yang menyebabkan gangguan kesehatan ringan pada anak-
anak, namun cenderung lebih berat pada orang dewasa.
Rubella berbeda dengan (campak rubeola), meskipun kedua penyakit ini
cenderung memiliki karakteristik yang sama seperti ruam merah yang khas.
Rubella di sebabkan oleh virus yang berbeda dari campak dan tidak separah
campak. Rubella yang mengenai ibu hamil terutama pada trimester pertama dapat
mengakibatkan kompikasi serius pada janin seperti kecacatan lahir bahkan
kematian janin. Rubella pada saat hamil juga menjadi penyebab paling umum
dari tuli kongenital.
Virus rubella memiliki waktu inkubasi 3 sampai dengan 5 hari. 1-7 hari
biasanya 1-3 hari dan ada juga yang memakan waktu 2-3 minggu, atau 14-17
hari kisaran antara 14-21 hari.

5. Penularan Rubella
Cara penularan rubella melalui sekret nasofaring dari orang terinfeksi.
Infeksi terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita. Pada
lingkungan tertutup seperti asrama calon prajurit, semua orang yang rentan dan
terpajan bisa terinfeksi. Bayi dengan CRS mengandung virus pada sekret
nasofarin dan urin mereka dalm jumlah besar, sehingga menjadi sumber infeksi.
Penularan juga terjadi melalui kontak dengan cairan yang berasal dari
nasopharynx penderita. Virus ini juga menular melalui partikel udara. Rubella
biasanya di tularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya di sarankan untuk
melakukan tes rubella sebelum hamil.
Penularan virus rubella dapat terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk atau
bersin atau menular melalui kontak langsung dengan sekret pernapasan (seperti
lendir) orang yang terinfeksi. Rubella juga dapat di tularkan dari wanita hamil ke
janinya melalui aliran darah. Orang yang terinfeksi rubella juga dapat
menularkan penyakitnya bahkan sebelum gejalanya muncul. Rubella di tularkan
dari orang ke orang.

6. Gejala
Gejala-gejala rubella sebagai berikut:
- Pembekakan pada kelenjar getah bening
- Demam di atas 38o C
- Mata terasa nyeri
- Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh
- Kulit kering
- Sakit pada persendian
- Sakit kepala
- Hilang nafsu makan
- Wajah pucat dan lemas
- Terkadang di sertai dengan pilek
Gejala rubella terutama pada anak-anak tanda atau gejala rubella
seringkali sangat ringan sehingga sulit untuk di identifikasikan. Jika memang
tanda dan gejala terjadi, umunya baru akan muncul antara 2 atau 3 minggu
setelah terpapar virus. Gejala-gejala umum dari rubella antara lain:
- Ruam merah (di mulai dari wajah lalu menjalar ke leher dan ekstremitas kaki
dan tangan yang berlangsung sekitar 3 hari)
- Demam ringan 38,9o C atau lebih rendah
- Pembesaran kelenjar getah bening (di dasar tengkorak, bagian belakang leher
dan belakang telinga).
- Mata merah
- Hidung tersumbat atau meler
- Nyeri sendri terutama pada wanita muda
- Sakit kepala
Gejala rubella bisa berbeda-beda pada tiap orang dan gejalanya juga mirip
dengan gejala penyakit atau kondisi kesehatan lain.
Anak yang mengalami rubella pertama kali datang dengan ruam eritematosa,
makulopapular dan pruritik yang di mulai pada wajah dan menyebar ke
ekstremitas. Ruam biasanya berlangsung selama 3 hari, dengan bagian yang
pertama kali bersih adalah wajah. Orang dewasa dapat datang dengan gejala
prodromal (demam, malaise, batu, nyeri tenggorokan dan limfadenopati).
Beberapa hari sebelum timbul ruam, limfadenopati berlangsung sekitar 1 minggu
dan paling menonjol pada aurikular posterior, suboksipital dan rantai servikal
posterior. Artralgian dan asrtritis yang jarang terjadi pada anak, lebih sering
terjadi pada remaja dan orang dewasa terutama perempuan.

7. Akibat Jika Tidak Di Imunisasi Rubella


Menurut Dr. dr. Toto Wishnu Hendrarto, SpA(K), DTM&H, sindrom
rubella kongenital merupakan beban penyakit yang dapat memberatkan negara
jika tidak dicegah sedini mungkin. Dari data WHO atau Organisasi Kesehatan
Dunia, terdapat 326 ribu kasus sindrom rubella kongenital per tahun di dunia.
Sementara di Indonesia, terdadat 5.000 - 6.000 kasus per tahun.
Program imunisasi ini untuk memutus mata rantai penularan, bukan hanya
pada yang diimunisasi saja tapi juga janin pada ibu-ibu hamil. Selama ini masih
ada mispersepsi, bahwa pencegahan pada anak padahal yang kita sasar adalah
janin-janin yang akan dilahirkan," jelas Toto saat seminar media Hari Anak
Nasional di Gedung IDAI, Jakarta, Kamis 27 Juli 2017.
Untuk mengetahui pentingnya imunisasi MR ini, lanjut Toto, harus dilihat
bagaimana beban penyakit dari MR ini. Measles atau campak, harus dieliminasi
karena dua hal. Pertama dan paling utama, penyakit ini tidak menular ke binatang
dan hanya ada di manusia.
"Karena ada di manusia, kalau kita kontrol manusianya, maka proses infeksi pada
manusia bisa dikontrol dan bisa dieliminasi penyakitnya," terang Toto.
Alasan kedua kenapa campak harus dieliminasi adalah karena penyebabnya
adalah virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus, kata Toto, hingga saat ini
belum ada obat yang efektif menanganinya. Karenanya, paling bagus adalah
dengan mencegah jangan sampai sakit.
Begitu pula dengan rubella, pencegahan penting dilakukan karena pada rubella
ada penularan vertikal. Ini bisa jadi masalah.
"Khusus bagi rubella, karena tidak ada obatnya, saat menginfeksi dia akan masuk
ke dalam sel. Itu akan dapat menetap sehingga suatu saat bisa reaktivasi virus.
Makanya diusahakan jangan sampai masuk badan. Terutama ke anak
perempuan," ujar Toto.
Karena itulah, pencegahan dini terutama pada perempuan sangat penting
dilakukan karena jika ada sel ini di dalam diri perempuan, suatu saat dia hamil
dan terjadi reaktivasi akan terjadi sindrom rubella kongenital. Anak yang
dikandung bisa mengalami cacat seperti tuli, penyakit jantung bawaan, bahkan
hingga kematian.
DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Y. (2002). “Buku Ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak”. Jakarta: EGC
Saccharin, R.M. (1996). “Prinsip Dasar Keperawatan Pediatrik”. Edisi 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai